Anda di halaman 1dari 21

Pedoman Perilaku Jurnalis Indonesia

Tujuan dan Ruang Lingkup


Tujuan dari adanya Pedoman Perilaku ini adalah untuk memastikan jurnalis meliput berita seimparsial dan seobyektif mungkin, sesuai dengan prinsip-prinsip dan semangat jurnalisme dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang ditetapkan De an Pers! Pedoman perilaku ini juga untuk menjaga imparsialitas dan netralitas perusahaan media, termasuk integritas pemberitaannya! Jurnalis harus berusaha keras untuk menjaga standar etika jurnalistik tertinggi! Pada saat yang sama, perusaaan juga harus men"iptakan kondisi kerja yang bisa mendorong jurnalisnya untuk mematuhi kode etik, pedoman perilaku, dan standar profesional pekerjaan jurnalistik! Pedoman perilaku ini berlaku untuk semua jurnalis, baik yang berstatus karya an tetap atau tidak tetap! #"uan ini juga berlaku bagi jurnalis yang sedang mengambil "uti! Jurnalis yang dimaksud dalam pedoman ini meliputi reporter, fotografer, dan editor! Pelanggaran yang disengaja dapat diberikan sanksi, sesuai peraturan organisasi profesi, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang disepakati perusahaan dengan serikat pekerja! Dalam banyak hal, berpatokan pada common sense (nalar umum) saja bisa membantu jurnalis menjaga etika jurnalistiknya! $ebelum bertindak, misalya, jurnalis bisa bertanya pada diri sendiri, apakah tindakan itu akan merusak reputasinya atau media tempatnya bekerja! Tapi, dalam hal tertentu, nalar umum saja tak "ukup dijadikan modal membuat keputusan apakah tindakan tertentu itu akan melanggar etika atau tidak! %ntuk itu, diperlukan pedoman periaku yang medetail! $etiap jurnalis diharapkan memba"a pedoman perilaku ini dengan seksama dan berpikir bagaimana menjalankannya! Kekurangtahuan tak bisa dijadikan alasan atas sebuah pelanggaran! Tapi perlu juga dipahami bah a penjelasan yang tertulis dalam pedoman perilaku ini hanya dapat memberikan gambaran se"ara umum tentang prinsip dan beberapa "ontoh kasusnya! Tentu saja tak ada dokumen yang dapat mengantisipasi semua kemungkinan! Dokumen ini pun bukanlah sebuah buku pedoman yang dapat menjelaskan semua situasi! &ungkin ada situasi tertentu yang tak disebutkan di pedoman perilaku ini, namun tidak berarti panduan ini mengesempingkan situasi tersebut! Ke enangan untuk menafsirkan dan menerapkan panduan ini berada di tangan majelis etik di tngkat perusahaan, organisasi profesi, atau De an Pers!

Prinsip Independensi
$ikap independen jurnalis dapat ditunjukkan antara lain dengan sikap-sikap di ba ah ini' (! )eporter atau editor menghindari pengaruh pihak luar redaksi dalam menentukan topik, angle, narasumber, dan isi berita!

*! Jurnalis menghindari "ampur tangan pemilik terhadap isi fakta yang akan dimuatnya dalam berita +! Jurnalis menghindari pengaruh marketing,iklan dalam menentukan topik, angle, narasumber dan isi berita -! Jurnalis sebaiknya tidak men"ari iklan .! Jurnalis menghindari hubungan sosial yang terlalu intim dengan nara sumber atau pihak-pihak yang berpotensi menjadi narasumber, ke"uali untuk hubungan sosial yang la/im (seperti menghadiri undangan resepsi, melayat, dan sema"amnya) 0! Jurnalis tidak terlibat dalam kegiatan bisnis, politik, sosial dan budaya yang ia liput! 1! Jurnalis tidak menjadi pengurus partai politik 2! Jurnalis tidak menjadi anggota organisasi yang ia liput (ke"uali serikat pekerja dan organisasi profesi, atau organisasi lain yang tidak bertentangan dengan semangat jurnalisme)

Prinsip Imparsialitas
$ikap imparsialitas dapat ditunjukkan dengan "ara sebagai berikut' (! Dalam membuat berita, jurnalis tidak memihak pada salah satu subyek (baik itu dalam konflik politik, hukum, ekonomi dan sosial) *! 3aporan berita yang bersifat faktual tidak dibubuhi opini pribadi arta an +! Jurnalis tidak menggunakan bahasa yang bernuansa opini (misalnya sesuatu 4baik5,5buruk5, 4jahat5, 4gagal5, 4"antik5, 4bodoh5, 4sukses5, dll) -! 6arta an menghindari jargon atau gaya bahasa (eufimisme, sarkasme, dll) dan labeling,stigma yang digunakan subyek berita! &isalnya' istilah 4kafir5 untuk nonmuslim, istilah 4fundamentalis5, 47PK5, 4pela"ur5, 4penyesuaian harga 88&5 .! Jurnalis menghindari fa9oristisme pada salah satu tokoh, organisasi, artis, kelompok bola, dan sebagainya 0! Jurnalis tidak boleh menggunakan predikat yang bernuansa kultus indi9idu seperti 4habib5, 4ustad5, 4tokoh idola5, 4artis kesayangan5, 4pejuang5, dan sebutan-sebutan lainnya! 1! %ntuk menghindari bias, jurnalis bisa menggunakan istilah-istilah yang obyektif (terukur,dapat di9erifikasi)' berapa kira-kira tingginya seseorang, bukan menyebutnya dengan 4jangkung5 atau 4"ebol5! 2! Jurnalis menghindari pemilihan angle dan penggunaan istilah yang menimbulkan prasangka, baik itu suku agama, ras dan sebagainya! &isalnya' pria sipit, pria kriting, negro, dan sebagainya

Prinsip Fairness
Jurnalis harus menunjukkan sikap fair dalam bertugas, yang itu antara lain bisa ditunjukkan dengan "ara di ba ah ini' (! Jurnalis harus me a an"ari kedua pihak yang berkonflik,bersaing jika meliput suatu masalah yang terkait konflik,persaingan di segala bidang (politik, hukum, bisnis, sosial) *! $ubyek berita yang dituduh harus diberi kesempatan memberi bantahan atau pandangan berbeda mengenai tuduhan tersebut +! :arus ada minimal tiga upaya sungguh-sungguh5 untuk me a an"arai pihak yang dituduh atau dirugikan dalam suatu berita! %paya itu meliputi, menghubunginya melalui telpon, pesan pendek, mention di t itter, mengkonfirmasinya se"ara langsung di rumahnya! -! $ubyek yang dituduh harus diberi kesempatan memberi tanggapan atau klarifikasi jika ada berita yang memojokkannya!

.!

8alan"e dalam sebuah pemberitaan tidak harus dikutip sama panjangnya, namun yang utama adalah fakta-fakta dan opini yang substansial sudah dimasukkan! Dalam hal tidak ada konflik,persaingan, asas keseimbangan tetap diperlukan dengan "ara memberikan ruang untuk pandangan alternatif yang bisa berasal dari pengamat 0! 3iputan harus proporsional, tidak melebih-lebihkan hal-hal yang tidak rele9an atau di luar isu pokok, dan tidak menge"ilkan hal-hal yang penting untuk kepentingan publik 1! $etiap fakta harus ditempatkan dalam konteks yang benar 2! Jurnalis dilarang melakukan plagiarisme, termasuk praktik yang selama ini dikenal sebagai kloning! Jika mengutip atau mengambil bahan dari sumber lain, ia harus menyebut sumbernya se"ara jelas! ;! Jurnalis segera men"abut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat, bila perlu disertai dengan permintaan maaf kepada pemba"a, pendengar, dan atau pemirsa! :ak ja ab dan hak koreksi diberikan se"ara proporsional! (<! Peliputan yang dilakukan dengan "ara khusus, misalnya menggunakan hidden "amera melakukan rekonstruksi atas sebuah peristi a, atau "ara lain untuk liputan in9estigasi, jurnalis harus memberikan penjelasan dalam pemberitaannya

Prinsip Tidak Beritikad Buruk


Tidak beritikad buruk adalah salah satu pedoman penting yang harus diperhatikan jurnalis dalam menjalankan profesinya! $ikap itu antara lain bisa ditunjukkan dengan' (! Jurnalis tidak memberitakan hal-hal yang tidak jelas sumbernya *! Jurnalis tidak memberitakan hal-hal yang belum di9erifikasi kebenarannya +! Jurnalis tidak memberitakan hal-hal yang diketahuinya tidak terjadi,tidak ada, atau mengarang, atau menambah dan mengurangi fakta -! Jurnalis tidak menuduh seseorang melakukan sesuatu yang tidak ia lakukan tanpa didukung fakta dan sumber yang jelas .! Jurnalis tidak boleh berniat menjatuhkan seseorang atau lembaga dengan terusmenerus memberitakan se"ara negatif orang atau lembaga tersebut tanpa didukung fakta dan sumber yang jelas!

Prinsip Akurasi
#kurasi merupakan salah satu rukun dasar kerja jurnalistik! %ntuk menjaga akurasi, jurnalis harus mem9erifikasi semua informasi a al, menguji silang informasi dengan sumber lain, dan melakukan riset latar belakang,konteks informasi tersebut! $ebisa mungkin, jurnalis seharusnya mendapatkan informasi dari tangan pertama dengan berada langsung di lokasi kejadian, atau bila itu tak mungkin, dengan me a an"arai orang yang berada di lokasi kejadian (pelaku, korban, atau saksi mata)! 1. Mengejar akurasi. #kurasi tak selalu mudah di"apai! &edia tidak bisa mengandalkan informasi dari satu sumber! &edia,jurnalis harus membedakan sumber informasi tangan pertama dan tangan kedua! Kesalahan pada satu laporan sering kali didaur ulang pada laporan berikutnya! 8erita yang sudah terlanjur tayang bisa segera basi atau bahkan keliru, karena itu harus selalu diperbarui! %rusan ke"il seperti tanggal, nama, atau jabatan juga harus selalu di"ek ulang! #kurasi kerap kali lebih dari sekadar pertanyaan bagaimana memperoleh fakta degan

benar! #kurasi juga menuntut peyajian fakta dan informasi sesuai dengan konteksnya! Jika menyangkut isu kontro9ersial, perlu dipastikan bah a fakta dan opini yang rele9an telah dipertimbangkan! Jika yang dilaporkan ra an gugatan, reporter dan de an editor harus membayangkan bagaimana bisa mempertanggungja abkan laporan mereka di pengadilan! Ketika menyiarkan ulang berita dari kantor berita luar negeri, tak "ukup mengandalkan satu kantor berita! $oalnya, tingkat akurasi laporan kantor berita juga bergantung pada kapasitas dan kredibilitas kantor berita, biro, dan para reporter=korespondennya! 2. Mengoreksi kesalahan. Jurnalis harus berhati-hati agar tidak menerbitkan informasi >termasuk foto dan gambar-- yang keliru, menyesatkan, atau terdistorsi! Ketika kekeliruan fakta yang serius terjadi, media,jurnalis penting untuk se"epat mungkin mengakuinya dan mengoreksinya! &engatakan apa yang keliru dan memuat 9ersi koreksinya sekaligus merupakan "ara paling efektif dalam meralat kekeliruan! 8ila kasusnya ra an digugat atau dipidanakan, ralat yang segera dan proporsional bisa menjadi bahan pembelaan di pengadilan! . Bahasa !ang akurat. Dalam membuat laporan, jurnalis tak "ukup hanya menyajikan substansi yang benar! Jurnalis juga harus menggunakan bahasa se"ara jujur, misalnya dengan menghindari penggunaan kata,istilah yang melebih-lebihkan! $alah satu "aranya adalah dengan menghindari kata sifat seperti jahat, kejam, atau sadis! ". Melaporkan data statistik. Data dan laporan statistik harus digunakan se"ara hatihati dan sesuai konteks! &emang, perlu aktu untuk memahami konteks itu! Tidak mudah pula menyampaikan konteks dari angka statistik dengan kata-kata singkat! Perlu kerja keras reporter dan editor! $umber dan tahun data statistik juga harus di"antumkan dengan jelas, agar khalayak bisa memberi penilaian dan menge"ek ke sumber aslinya! #. Reka ulang kejadian. 3aporan,berita yang dibuat berdasarkan reka ulang kejadian harus diberi keterangan yang jelas! ?ni penting agar khalayak tak menganggap apa yang mereka lihat atau dengar sebagai urutan fakta yang benar-benar terjadi! )ekonstruksi juga tak boleh ditayangkan dengan "ara mendramatisasi peristi a atau dengan "ara sensasional! $. Menggunakan ilustrasi%in&ogra&is. 7ambar ilustrasi dan infografis sangat membantu pemba"a,pemirsa memahami peristi a atau kasus yang rumit! Tapi, penyederhanaan dalam bentuk ilustrasi,infografis jangan sampai menyesatkan khalayak seolah-olah mereka melihat adegan,peristi a yang riil! '. (omentar pengamat. Komentar atau pendapat ahli,pengamat kerap diperlukan untuk memberi konteks, memperjelas, atau memprediksi konsekuensi dari sebuah peristi a,kasus! Tapi, komentar apapun harus menghormati kebenaran faktual! Komentar atau pendapat ahli tak boleh dipakai untuk memanipulasi opini atau kesan khalayak! %ntuk itu, jurnalis harus memilih ahli,pengamat yang memiliki pengetahuan yang memadai atas sebuah peristi a serta memiliki data pendukung atas komentarnya!

)a&tar Periksa Akurasi Da9id @arnold, redaktur eksekutif San Jose Mercury News, membuat daftar pemeriksaan akurasi! $aat memeriksa tulisan, katanya, redaktur harus menja ab pertanyaan berikut' A #pakah alinea pertama (lead)--pernyataan utama dalam sebuah tulisan--sudah didukung oleh alinea-alinea berikutnyaB A #pakah seseorang telah memeriksa ulang, menelepon atau menghubungi sumber, alamat rumah, kantor, alamat situs eb yang ter"antum dalam tulisanB 8agaimana dengan nama dan gelarB #pakah materi latar belakang (ba"kground) diperlukan untuk memahami tulisan selengkapnyaB #pakah semua pihak yang terlibat dalam tulisan sudah diidentifikasiB #pakah pihak-pihak sudah dihubungi dan diberi kesempatan bi"araB #pakah tulisan memihak dan menghakimi se"ara tak kentaraB #pa ada sesuatu yang kurangB #pakah semua kutipan akurat dan sandangannya (atribusi) jelasB #pakah kutipan tersebut menangkap apa yang sesungguhnya dimaksudkan orang tersebutB akil

A A A A A

Di samping beberapa prinsip umumdi atas, berikut ini pedoman yang berkaitan dengan sejumlah isu penting dalam proses kerja jurnalistik!

*u+ungan dengan ,ara -um+er


Konflik kepentingan, yang tersirat atau tersurat, sangat mungkin mun"ul di banyak area! Konflik kepentingan bisa saja menyangkut hubungan antara jurnalis dengan publik, narasumber, kelompok ad9okasi, pemasang iklan, atau pesaing! Ketika pasangan (suami atau istri) jurnalis juga sama-sama meniti karir, keluarga juga bisa menjadi penyebab timbulnya konflik kepentingan!
(! Jurnalis menghormati pri9asi narasumber dengan tidak menanyakan hal-hal yang

berkaitan dengan masalah pribadinya dan tak ada hubungannya dg kepentingan umum, ke"uali narasumbernya tak kebberatan dan bersedia memberikan ja aban!
*! $ebagai bagian dari penghormatan terhadap pri9asi, jurnalis tak diperkenankan

memasuki ruangan, rumah atau properti nara sumber ke"uali mendapatkan persetujuan dari narasumber!
+! Jurnalis menghargai hak narasumber untuk menolak, tak bersedia di a an"arai,

atau tidak berpartisipasi dalam a"ara yang diselenggarakan perusahaan media!


-! Jurnalis tidak diperbolehkan mengan"am (dengan berbagai "ara) nara sumber yang

dianggap tidak kooperatif, dan juga tak boleh menjanjikan liputan yang baik sebagai imbalan kepada narasumber karena sikapnya!

.! Jurnalis tidak diperbolehkan membayar untuk mendapatkan

a an"ara atau

dokumen yang tidak dipublikasikan oleh pemiliknya!


0! Jurnalis mengungkapkan identitasnya kepada pihak-pihak yang di a an"arai, baik

melalui tatap muka atau tidak! Camun ia tak harus mengungkapkan identitas ketika men"ari informasi yang sudah tersedia untuk umum!
1! Jurnalis yang menulis ulasan teater, musik, seni, atau ang mengulas barang atau

jasa yang dita arkan kepada masyarakat, dapat menyembunyikan indentitasnya, tapi tidak boleh memberikan identitas palsu!
2! Jurnalis perlu mempertimbangkan kebutuhan untuk membuka atau tidak membuka

identitasnya saat menulis ulasan atas restoran atau kemungkinan menerima perlakuan khusus!

isata untuk menghindari

;! Jika jurnalis berusaha masuk ke negara yang 4tak ramah5 (misalnya, menolak

masuknya jurnalis asing), bisa berlindung dengan identitas 4ganda5 dan mengindentifikasi diri sebagai pekerja yang sedang melakukan perjalanan dinas atau turis!
(<! Jurnalis tak diperbolehkan bertindak seperti polisi, penga"ara, pengusaha, atau

profesi lainnya ketika sedang bertugas!


((! :ubungan dengan sumber didasarkan pada penilaian yang jelas dan disiplin diri

untuk men"egah kemungkinan adanya keberpihakan atau fa9oritisme! &enjaga hubungan dengan sumber biasanya dapat dilakukan dengan pertemuan informal di luar jam kerja! Jika memilih "ara itu, jurnalis harus peka bah a hubungan pribadi dengan sumber berita dapat mengakibatkan fa9oritisme, se"ara nyata atau tidak!
(*! Jurnalis perlu menyadari bah a narasumber berusaha untuk mengambil hati

arta an untuk kepentingan mereka! %ntuk itu, mempertahankan sikap profesional dan bebas dari bias!

penting

bagi

jurnalis

(+! Jurnalis menghormati kesepakatan yang dibuat dengan narasumber, berupa

pemberian informasi yang bersifat on the record, off the record , informasi latarbelakang, atau menjadi narasumber anonim! Jika dinyatakan on the record, pernyataannya bisa dimuat oleh mediaD off the record, maka pernyataan itu tak bisa dimuat dalam pemberitaanD informasi latarbelakang, informasinya bisa digunakan oleh jurnalis tanpa menyebutkan sumbernya! Jika narasumber ingin bersifat anonim, maka informasinya bisa dipakai tapi identitas narasumbernya disamarkan!
(-! :ubungan asmara dengan narasumber akan mengesankan keberpihakan! Karena

itu, jurnalis yang memiliki hubungan dekat dengan orang-orang yang mungkin dijadikan narasumber dalam pemberitaan yang dia liput, yang dia edit, atau dia tangani atau a asi, harus se"ara terus terang memberitahukan hubungannya kepada atasannya!
(.! Dalam beberapa kasus, tidak ada sanksi apapaun terhadap jurnalis yang memiliki

hubungan khusus itu! Camun dalam kasus tertentu, ia mungkin harus mengundurkan diri dari peliputan yang melibatkan 4pasangannya5 tersebut atau "ukup dipindah ke pos atau desk peliputan lain, untuk menghindari mun"ulnya konflik kepentingan!

(egiatan -ampingan
&emiiki pekerjaan sampingan juga bisa menempatkan jurnalis dalam konflik kepentngan! Tentu saja tidak semua kegiatan sampingan punya dampak seperti itu! &elakukan pekerjaan kehumasan, misalnya, baik itu dibayar atau tidak, jelas merupakan konflik kepentingan!
(! Jurnalis

tidak diperbolehkan memberikan saran kepada "alon pejabat publik, menulis atau mengedit laporan tahunan lembaga publik, dan sema"amnya! Camun ia diperbolehkan membantu lembaga lain, seperti sekolah anak-anak mereka atau organisasi nir-laba lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan semangat dan prinsip-prinsip profesinya dan kode etik! bayangan (ghost writers) atau penulis pendamping bagi indi9idu yang mungkin menjadi narasumber yang mereka liput, atau beritanya akan mereka edit!

*! Jurnalis tidak diperbolehkan mengambil pekerjaan sampingan sebagai penulis

+! Jurnalis juga tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan sebagai penulis, pengedit

laporan untuk organisasi yang bermasalah atau dapat memun"ulkan masalah!


-! Jurnalis tidak boleh terlibat dalam konseling keuangan di luar artikel yang mungkin

mereka tulis! &ereka tidak diperbolehkan mengelola keuangan orang lain, memberikan nasihat in9estasi, beroperasi atau membantu mengoperasikan perusahaan in9estasi apapun, dengan atau tanpa dibayar! Camun ia diperbolehkan membantu anggota keluarga dengan peren"anaan keuangan dan berfungsi sebagai pelaksana atau administrator untuk kerabat, teman, atau organisasi nir-laba!
.! Jurnalis tidak perlu datang ke suatu a"ara kelompok tertentu yang akhirnya dapat

memun"ulkan konflik kepentigan atau kemungkinan konflik kepentingan yang dapat merusak keper"ayaan publik terhadap imparsialitasnya atau media tempatnya bekerja!
0! %ntuk menghindari adanya bias atau fa9oritisme, jurnalis yang terlibat dalam

kepanitaan sebuah unjuk rasa, siaran, forum publik, atau diskusi panel, tidak diperbolehkan menulis atau mengedit artikel tentang kegiatan itu!
1! Jurnalis harus sangat peka terhadap kemungkinan adanya keberpihakan ketika

mereka berbi"ara atas nama kelompok yang mungkin mun"ul dalam artikel yang mereka liput, edit, tangani, atau a asi! $ebelum menerima undangan sema"am itu, staf harus berkonsultasi dengan editornya atau atasannya!
2! Jurnalis yang baru saja kembali dari sebuah penugasan di daerah konflik biasanya

diminta untuk berbi"ara di sebuah a"ara di organisasi nir-laba, itu tak jadi masalah! Camun ia tidak diperbolehkan datang dalam sebuah a"ara yang diadakan oleh kelompok yang pekerjaannya termasuk melakukan lobi-lobi!
;! Jurnalis tidak diperbolehkan menerima undangan untuk berbi"ara di depan suatu

perusahaan komersial ke"uali kemun"ulannya di a"ara tersebut tidak akan mempengaruhi imparsialitas medianya!

(<! Jurnalis sebaiknya tidak menerima undangan untuk berbi"ara di depan publik, bila

fungsi mereka adalah untuk menarik pelanggan ke a"ara yang memang bertujuan untuk mengambil keuntungan dengan "ara itu!
((! Jurnalis

diperbolehkan menerima bayaran, honor, dan penggantian biaya transportasi sebagai pembi"ara dalam jumlah yang pantas! Kepantasan ini menga"u kepada standar pemberian honor dan biaya pada umumnya! Jika nilainya di atas rata-rata, ia harus berkonsultasi kepada atasannya sebelum menerima honor tersebut! tahu atasannya tentang jad al dan tempat pelun"uran bukunya! ?a diperbolehkan menerima honor rutin dan uang lainnya dalam kegiatan promosinya, tetapi harus memastikan bah a pekerjaan itu sesuai dengan semangat panduan ini dan tidak mengganggu tugas utamanya!

(*! Jurnalis yang menulis buku dan ingin mempromosikan bukunya, ia harus memberi

(+! Jurnalis dilarang memberikan kesan bah a mereka didukung oleh perusahaannya

ketika berbi"ara di depan umum atau kegiatan luar lainnya (ke"uali mereka memang benar-benar memperoleh dukungan resmi)!

.ang/ Fasilitas/ dan *adiah


Jurnalis tidak diperbolehkan menerima pemberian dalam bentuk uang, barang, atau fasilitas apapun, ketika pemberian itu terjadi karena poisisi dia sebagai jurnalis (bukan masyarakat biasa)! Jika jurnalis tidak bisa menolak di tempat, pengembalian bisa dilakukan se"ara langsung atau melalui sekretaris redaksi kepada nara sumber yang bersangkutan!
(! Jurnalis tidak boleh menerima uang dalam bentuk apapun (tunai, "ek, giro, transfer

melalui bank, atau berbentuk asuransi) dari sumber berita!


*! Jurnalis tidak menerima pemberian dari sumber berita berupa barang atau sesuatu

yang senilai barang, di atas )p (<< ribu!


+! Jurnalis sebiasa mungkin yang membayar biaya ketika menjamu sumber berita

(termasuk para pejabat pemerintah) atau ketika melakukan perjalanan untuk meliput mereka! $ebisa mungkin, jurnalis harus menyarankan pertemuan untuk a an"ara di tempat di mana perusahaan media dapat membayarnya! Dalam beberapa situasi tertentu, menerima jamuan makan atau minum mungkin tak terhindarkan! $ebagai "ontoh, jurnalis tidak perlu menolak setiap undangan a an"ara dari seorang eksekutif dalam jamuan makan siang di ruang makan pribadi korporasi, di mana tak mungkin reporter tersebut dapat membayar makanannya!
-! Jurnalis sebaiknya tidak menerima uang transportasi dan penginapan gratis atau

diskon, ke"uali dalam keadaan terdesak! &isalnya ketika mengikuti ekspedisi militer atau ekspedisi ilmiah yang apabila dilakukan pengaturan se"ara pribadi malah tidak praktis! Eontoh lain adalah mengikuti penerbangan dengan pesa at milik perusahaan tertentu, ketika seorang eksekutif yang ingin di a an"arai terbang di dalam pesa at itu juga! Jurnalis harus berkonsultasi dengan atasannya ketika menghadapi keadaan tertentu seperti ini!

.! Jurnalis yang mengulas pertunjukan seni atau atletik atau akti9itas lainnya di mana

biaya masuknya tidak gratis, boleh menerima kartu bebas masuk (untuk pers) atau tiket, yang la/imnya disediakan! Tapi ia tidak boleh memba a orang lain untuk bisa menerima tiket gratis serupa!
0! Jurnalis dilarang menerima hadiah, tiket, diskon, penggantian biaya atau insentif lain

dari seseorang atau perusahaan atau organisasi yang diberitakan atau mungkin diberitakan! Penge"ualian dapat diberikan untuk sou9enir>yang tidak bisa dijual lagi--dengan nilai nominal di ba ah )p (<< ribu!
1! Jurnalis tidak boleh menerima pekerjaan atau kompensasi dalam bentuk apa pun

dari seseorang atau sebuah organisasi yang mun"ul atau akan mun"ul dalam pemberitaan yang mereka liput, edit, tangani, atau a asi!
2! Jurnalis tidak diperbolehkan menerima apa pun yang dapat ditafsirkan sebagai

pembayaran untuk mendapatkan pemberitaan yang baik atau bujukan untuk mengubah isi peliputan yang tak menguntungkan narasumber!
;! Jurnalis dapat menerima hadiah atau diskon yang itu tersedia untuk masyarakat

umum! ?a juga dibolehkan menerima diskon dari perusahaan tempatnya bekerja atau menerima tiket masuk gratis atau pelayanan lain yang memang diperuntukkan bagi semua karya an perusahaan media itu!
(<! Jurnalis

harus menyadari bah a diskon besar dapat men"iptakan kesan keberpihakan, terutama ketika media mereka meliput perusahaan atau industri yang mena arkan diskon tersebut! &isalnya, sebuah perusahaan properti mena arkan diskon kepada karya an perusahaan media! Jika ada diskon seperti itu yang akhirnya menimbulkan keraguan, jurnalis harus bertanya kepada atasannya atau organisasi profesi sebelum menerima diskon itu!

(ompetisi dan (ontes


(! Jurnalis dilarang mengikuti kompetisi yang disponsori oleh indi9idu atau kelompok

yang memiliki kepentingan langsung dengan peliputan medianya! Jurnalis juga tidak diperbolehkan bertindak sebagai juri untuk kompetisi tersebut atau menerima penghargaan dari indi9idu atau kelompok tersebut! Eontoh yang umum adalah kontes yang disponsori oleh asosiasi komersial, politik, atau profesional untuk menilai peliputan media tentang mereka! Penge"ualian diberikan jika pelaksananya dinilai memiliki independensi "ukup baik, seperti penghargaan dari kampus atau lembaga nirlaba!
*! Jurnalis dapat bersaing dalam kompetisi yang disponsori oleh kelompok-kelompok

yang seluruh anggotanya adalah jurnalis atau yang anggotanya terbukti tidak memiliki kepentingan langsung dengan peliputan perusahaan medianya! Jurnalis dapat bertindak sebagai juri untuk kompetisi tersebut dan menerima penghargaan dari mereka!
+! Jurnalis yang memenangkan penghargaan dari kelompok yang tidak memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan, harus menolaknya se"ara sopan!

-! Jurnalis diperbolehkan menerima gelar kehormatan, medali dan penghargaan

lainnya dari perguruan tinggi dan lembaga pendidikan! Camun mereka yang meliput tentang pendidikan tinggi atau yang menga asi peliputan tersebut harus peka terhadap setiap kemungkinan mun"ulnya kesan fa9oritisme!

Menggunakan *ak Berpolitik


(! Jurnalis

tidak diperbolehkan aktif di ranah politik! Jurnalis berhak untuk menggunakan hak politiknya untuk memilih,memberikan suara, tetapi ia tidak diperbolehkan melakukan apapun yang mungkin menimbulkan pertanyaan tentang netralitas dan profesionalitasnya! &isalnya, mereka dilarang berkampanye, menunjukkan keberpihakkannya, atau mendukung "alon, men"arikan tambahan suara dan sema"amnya! terlihat seperti partisan dalam politik! ?a harus mengingat bah a stiker yang tertempel pada mobil keluarga atau tanda kampanye di halaman rumah mereka mungkin diterjemahkan se"ara salah oleh pihak luar, tak peduli siapapun yang menempelkan stiker tersebut!

*! Jurnalis sebaiknya tidak memakai logo,pin atau atribut lain yang membuatnya

+! Jurnalis dilarang memberikan atau mengumpulkan dana untuk kandidat politik atau

kegiatan pemilu! &engingat kemudahan akses internet di era ini yang memungkinkan publik men"atat apapun yang dilakukan dan diu"apkan jurnalis di media sosial, ada risiko yang besar untuk mensiratkan kesan bah a ia memihak pihak tertentu!
-! Jurnalis dilarang menduduki jabatan publik! &en"ari atau menduduki posisi tertentu

di kantor publik jelas melanggar sikap profesional yang diharapkan ada dalam seorang jurnalis! $ituasi ini memungkinkan terjadinya pemaksaan pendapat dalam pemberitaan media dan menimbulkan ke"urigaan bah a media itu memiliki narasumber,departemen fa9orit dalam liputan politiknya!
.! Jurnalis harus peka bah a akti9itas politik pasangan, keluarga atau sahabat mereka

dapat menimbulkan konflik kepentingan atau kemungkinan mun"ulnya konflik! Ketika kemungkinan seperti itu mun"ul, jurnalis perlu memberitahu atasannya!
0! Jurnalis yang memiliki keraguan tentang kegiatan politik yang mereka hadapi, ia

harus berkonsultasi dengan atasan atau organisasi profesi! $ejumlah pembatasan sema"am ini semata-mata untuk melindungi misinya sebagai arta an!

Periklanan/ Pemasaran dan Promosi


(! Jurnalis harus menjaga imparsialitas dan obyekti9itasnya dengan menghindari

diskusi tentang target atau kebutuhan periklanan! Dalam kasus tertentu, departemen pemberitaan dan periklanan masih mungkin behubungan untuk mendiskusikan masalah teknis tata letak, konfigurasinya, dan spa"e di media!
*! Jurnalis dibolehkan mengambil bagian dalam sebuah komite untuk menyelesaikan

permasalahan yang mempengaruhi kerja departemen-departemen di perusahaan, termasuk departemen pemberitaan! Jurnalis harus sedapat mungkin memberikan persoalan periklanan pada yang menangani urusan bisnis!

+! Jurnalis dapat terlibat dalam a"ara yang diselenggarakan oleh perusahaan untuk

pemasaran atau promosi! Tapi ia tetap harus berbi"ara tentang hal-hal yang sesuai dengan keahliannya dan menahan diri untuk mengatakan sesuatu yang terdengar seperti promosi!

Pedoman Liputan Tematik


3iputan Pemilu 3iputan Ekonomi 3iputan Kriminaltas 3iputan #gama 3iptan Konflik :orisontal 3iputan Terorisme 3iputan 8en"ana dan Peristi a Traumatik

FFF Liputan Pemilihan .mum


&empertahankan objekti9itas, imparsialitas, dan keberimbangan merupakan tantangan sehari-hari bagi jurnalis professional! Tantangan itu makin besar selama perhelatan pemilihan umum, ketika kepentingan untuk memanipulasi media bisa datang dari dalam (manajemen,pemilik media) maupun dari luar media (peserta pemilu)! Pada saat pemilu, media dan jurnalis juga punya tanggung ja ab untuk menyajikan fakta, pendapat, dan ide yang penting dan rele9an bagi arga,pemilih agar tidak keliru dalam menentukan pilihan! Gakta yang disajikan harus komprehensif, degan memastikan bah a ideologi, 9isi, dan misi partai,kandidat utama (yang berpeluang memperoleh suara signifikan) bisa diketahui publik,pemilih! Pada saat yang sama, peran jurnalis,media penting untuk menjembatani pemilih dengan "alon pemimpin politik agar kepentingan orang biasa bisa didengar para pemimpin politik,"alon pemimpin politik!
(! $ebagai

arga negara, jurnalis punya hak untuk berpendapat dan memberikan suara dalam pemilu! Tapi, sepanjang menjalankan pekerjaan jurnalistiknya, jurnalis tidak boleh partisan (memihak pada salah satu partai atau kandidat tertentu)! %ntuk itu, jurnalis tidak boleh meliput,menulis,mengedit berita,opini tentang partai,kandidat yang kemungkinan besar akan dia pilih! dari opini politik dan iklan politik!

*! &edia,jurnalis memisahkan dengan jelas dan tegas berita,program,karya jurnalistik +! &edia,jurnalis menyediakan ruang liputan yang fair bagi semua partai dan kandidat

utama (yang berpeluang untuk meraih suara signifikan)! Partai gurem yang memiliki program yang jelas untuk kepentingan publik juga berhak mendapat ruang liputan!
-! &edia,jurnalis harus berhati-hati agar tidak menjadi "orong salah partai atau

kandidat tertentu! %ntuk itu, jurnalis harus selalu menguji setiap klaim atau janji kampanye kandidat,partai tertentu dan menyampaikan kepada khalayak se"ara gambling dan sesuai konteksnya! !
.! &edia,jurnalis berupaya mengungkap rekam jejak para kandidat (utama) dan

mengkritisi program,klaim partai,tim sukses sepanjang masa kampanye!

0! Jurnalis tidak boleh menjadi bagian (sebagai pemain) dalam semua tahapan pemilu,

dari menjadi kandidat, tim sukses, menjadi pembi"ara dalam kampanye, menggalang dana, memakai atribut terkait partai,kandidat tertentu!
1! %ntuk menghindari konflik kepentingan, jurnalis tidak meliput, menulis, mengedit

berita,opini tentang kandidat keluargaan dengan si jurnalis!

yang

memiliki

hubungan

persahabatan

atau

2! Jurnalis yang menjadi kandidat atau tim sukses salah satu kandidat harus non aktif

sebagai jurnalis sejak pendaftaran dirinya sebagai "alon,tim sukses!


;! Jurnalis tidak boleh men"ari,memfasilitasi iklan politik dari partai,kandidat yang

bersaing atau dari indi9idu,kelompok pendukung satu kandidat!


(<! Perusahaan media se"ara internal harus memberikan jaminan bagi jurnalisnya

untuk terlepas dari tekanan pemasang iklan politik! Jajak Pendapat 0Polling1%-ur2e! Jajak pendapat (polling) semakin popular dalam setiap pemilihan umum di ?ndonesia! &akin banyak saja lembaga yang menjarig opini publik tentag popularitas "alon,partai dan ke"edrungan pemilih! $epanjang proses pemilu, jajak pendapat tak bisa diabaikan begitu saja! Publik juga berhak mengetahui hasil jajak pendapat itu! Tapi, hasil jajak pendapat tidak boleh ditelan mentah-mentah! &edia,jurnalis harus memberitakan hasil sur9ey,polling politik se"ara kritis dan menyajikannya sesuai konteks! @ang perlu diingat, hasil polling bisa keliru! 8ahkan, tidak mustahil ada lembaga polling yang sengaja menyajikan informasi yang menyesatkan utuk keuntungan pihak tertentu! %ntuk itu, ada beberapa pedoman untuk memberitakan hasil polling!
(! Pilihlah lembaga polling,sur9ey yang kredibel dan punya rekam jejak yang bagus! *! Kenali mana lembaga polling yang bekerja se"ara indepeden dan mana lembaga +! -!

.! 0! 1! 2!

yang bekerja untuk pemenangan kandidat,partai tertentu! %sahakan tidak membuat berita anya berdasarkan hasil satu lembaga polling,! Eari pembanding! 3aporkan hasil polling dalam kontkes yang lebih besar atau dalam tren yang lebih panjang! Tren bisa dilihat dari hasil jajak pendapat sejumlah lembaga utama untuk periode tertentu! :asil polling yang menyimpang dari tren tanpa penjelasan yang meyakinkan harus di aspadai dan diperlakukan dengan skeptis! Jangan mengandalkan pada interpretasi lembaga polling, periksa daftar pertanyaan, bandingkan dengan hasilnya,dan tren hasil polling lain! 3aporkan aktu pelaksanaan jajak pendapat dan perhatikan peristi a penting yang kemungkinan besar mempengaruhi hasil jajak pendapat itu! 3aporkan metode jajak pendapat, "ara pengambilan sampel, keterbatasan, serta margin of error! Jelaskan profil lembaga pelaksana jajak pendapat, lebih baik bila bisa mengungkap siapa penyandang dananya!

Liputan 3konomi
Kegiatan jurnalistik meliput bidang ekonomi dan bisnis ra an terhadap pengaruh uang dan kekuasaan yang dapat mempengaruhi integritas dan kredibilitas jurnalis dan lembaga media ditempat dia bekerja! Kegiatan jurnalistik ini syarat dengan potensi konflik kepentingan bisnis, bagi sumber berita yang diliput, bagi kepentingan bisnis (termasuk periklanan) media tempat jurnalis bekerja, dan juga bagi kepentingan ekonomi pribadi (termasuk kesejahteraan) jurnalis! %ntuk mengantisipasi dan mengatasi konflik kepentingan, ada beberapa perilaku yang harus diterapkan oleh jurnalis ekonomi,bisnis,keuangan!
(! 4aji+ lapor kepemilikan saham%surat +erharga. A %ntuk mengurangi dan menghindari potensi

konflik kepentingan, jurnalis ekonomi,bisnis di ajibkan melaporkan se"ara tertulis kepada atasan,lembaga medianya seluruh kepemilikan saham dan surat berharga lainnya sebelum memulai penugasannya! 3aporan diperbarui setiap ada perubahan kepemilikan saham,surat berharga yang perlu dilaporkan! Jurnalis juga diharapkan melaporkan kepada atasan kalau ada penugasan yang mempunyai potensi konflik kepentingan dengan kegiatan in9estasi yang dilakukan oleh sanak keluarga,kerabatnya! Tujuan daripada ajib lapor ini untuk menjaga integritas dan kredibilitas jurnalis dan lembaga media dia bekerja serta hasil peliputan jurnalistiknya! Kalau ada kesan, seke"il apapun, suatu peliputan dipengaruhi oleh kepentingan bisnis,keuangan berdampak terhadap "itra jurnalis dan medianya! 6ajib lapor untuk kepentingan jurnalis dan lembaga medianya! Jurnalis dan media harus berada digaris depan dalam membangun transparensi, dimulai dengan dirinya sendiri! &ereka yang dikenakan ajib lapor adalah reporter lapangan serta seluruh jajaran redaktur bisnis,ekonomi,keuangan, dan juga jurnalis lepas,kontributor, penulis tajuk dan kolumnis, serta redaktur lain yang menangani berita,peliputan ekonomi,keuangan (misalnya redaktur halaman depan dan redaktur halaman opini)! 8erdasarkan laporan tersebut, redaksi tidak memberikan penugasan kepada jurnalis yang dapat menimbulkan konflik kepentingan! Penugasan diberikan kepada jurnalis lain, atau jurnalis yang bersangkutan dipindahkan ke bidang lain! 8atasan yang menyangkut kepemilikan saham sanak keluarga,kerabat bukan ditujukan untuk mengurangi hak mereka berin9estasi atau melakukan kegiatan bisnis, namun lebih untuk menjaga kredibilitas jurnalis agar dapat melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya! Jurnalis harus tahu kalau ada penugasan peliputan menyangkut saham perusahaan yang dimiliki oleh sanak keluarga,kerabat dan melaporkannya kepada atasan, dan bila perlu mengundurkan diri dari penugasan tersebut, atau melepaskan kepemilikan saham tersebut!

*! Larangan jual5+eli saham +agi jurnalis meliput +ursa saham A Khusus bagi jurnalis yang sehari-harinya meliput kegiatan bursa efek, dilarang

melakukan perdagangan saham yang sama dalam kurun aktu tiga bulan! :al ini untuk menghindari kesan adanya permainan spekulasi atau adanya penggunaan informasi oleh jurnalis yang tidak dimiliki oleh publik! A Peraturan ini berlaku bagi reporter lapangan dan jajaran redaksi bisnis,keuangan, penulis tajuk,kolumnis dan mereka yang terlibat dalam pembuatan,penyajian berita! 3embaga media mempersiapkan peralihan kepemilikan saham mereka yang terkena peraturan ini, agar mereka tidak dirugikan ketika melepas atau mengalihkan kepemilikan sahamnya!

+! Penggunaan in&ormasi pasar%+ursa A Jurnalis tidak boleh mendapatkan keuntungan dari transaksi saham menggunakan

informasi yang didapatnya tapi yang tidak dimiliki publik! Jurnalis tidak boleh berbagi informasi itu dengan pihak lain yang akan memberikan keuntungan finansil kepada mereka! Perdagangan berdasarkan insider-trading adalah tindakan kriminal! 3embaga media yang mempekerjakan jurnalis harus melaporkan kepada yang ber ajib apabila ada indikasi insider trading!
-! Promosi produk dan jasa A Jurnalis tidak memberikan promosi atau mengesankan memberikan promosi atas

produk atau jasa dalam peliputannya! Jurnalis dan redakturnya harus dapat menyaring berita yang bersifat iklan!
.! Pem+erian A Jurnalis tidak dibenarkan menerima hadiah dalam bentuk apapun, barang dan jasa,

sebagai imbalan atas peliputannya! $etiap pemberian bisa merusak integritas dan imparsialitas jurnalis dan lembaga medianya! A Jurnalis tidak boleh menerima hadiah, bagi dirinya atau bagi anggota keluarga,kerabatnya, yang berasal dari lembaga atau indi9idu dimana mereka pernah,akan berinteraksi dalam kapasitasnya sebagai jurnalis! :adiah yang dimaksud termasuk barang, diskon, jasa, uang tunai, pinjaman, dan hiburan yang berada diluar batas ke ajaran dalam melakukan kegiatan bisnis!

6666 Liputan (riminalitas


Kriminalitas adalah problem sehari-hari sehingga menjadi bahan berita reguler bagi hampir semua media massa! Camun harus juga disadari bah a media massa dikonsumsi oleh publik yang beragam, termasuk anak-anak! Karena itu, publikasi atas isu ini harus dipertimbangkan se"ara bijak! 8erita kriminal di satu sisi bisa memberikan efek berhati-hati bagi publik, namun di sisi lain juga bisa menjadi inspirasi bagi kejahatan serupa di masa mendatang! D? ba ah ini adalah sejumlah hal yang bisa menjadi pegangan bagi jurnalis yang meliput dan membuat berita isu kriminalitas!
(! Mem+eritakan se7ara proporsional. Pemberitaan kasus kriminal sebaiknya

mempertimbangkan aspek manfaatnya! #pakah pemberitaan kasus ini akan lebih memberikan dampak positif bagi publik atau justru sebaliknya!
*! Men!adari adan!a per+edaan antara nilai +erita dengan prioritas kor+an.

8eberapa nilai-nilai yang dipegang arta an dapat menimbulkan masalah bagi para korban, keluarga mereka dan teman-teman, dan pendukung korban dan penyedia layanan yang bekerja dengan mereka! Pengungkapan detail dari kasus kejahatan, terutama yang menimpa korban, bisa jadi akan menambah penderitaan tambahan bagi keluarga, korban atau orang-orang terdekatnya!
+! Tidak mengum+ar sadisme. Kasus kriminal merupakan soal sehari-hari yang

hampir

selalu

ada

di

media!

Camun

jurnalis

harus

mempertimbangkan

pengungkapan detail kasusnya, terutama peristi a rin"i dari kasus pembunuhan, pemerkosaan, atau kejahatan lainnya! Penggambaran detail dari pembunuhan sebaiknya menghindari kesan untuk mengumbar sadisme! Penggunaan kata-kata dalam liputan kriminal, selain tetap obyektif atau sesuai dengan fakta di lapangan, juga perlu menghindari penggunaan kata-kata yang menonjolkan aspek sadisme dari kasus kejahatan!
-! Mempertim+angkan pengungkapan detail dalam kasus kriminal. $ebuah detail

dari peristi a kriminalitas perlu mempertimbangkan aspek manfaatnya! Detail suatu peristi a, terutama kasus pembunuhan, kekerasan seksual, bisa memi"u trauma baru bagi korban, keluarga, atau orang terdekat! $elain itu, detail-detail tersebut juga bisa memberi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan kejahatan serupa! Detail dari peristi a bisa dipertimbangkan jika itu rele9an dengan upaya pengungkapan fakta!
.! Peman&aatan &oto se7ara +ijak. Goto atau ilustrasi dalam sebuah berita menjadi

salah satu daya tarik dari berita tersebut! Camun, seperti halnya teks, foto dan gambar juga memberi kesan yang bisa salah! &isalnya, menimbulkan kesan sadis! Jika foto itu terkait korban kejahatan yang sangat sadis, penggunaan ilustrasi perlu mempertimbangkan asas kepantasannya untuk dilihat publik!
0! Fokus pada pelaku kejahatan. Hrang-orang telah lama terpesona oleh kejahatan

dan kekerasan dan orang-orang yang melakukan tindakan keji! &engapa mereka melakukannyaB Hrang ma"am apa merekaB Kasus yang melibatkan orang terkenal bisa menaikkan oplah! Camun, jurnalis juga perlu mempertimbangkan korban, keluarga! Penekanan terhadap pelaku bisa menimbulkan rasa jijik! Tantangan bagi jurnalis adalah menemukan "ara untuk membuat "erita tentang korban sama-sama menarik tanpa menimbulkan kerugian tambahan!
1! (ejahatan !ang meli+atkan anak5anak. Jurnalis tidak boleh menyebutkan identitas

anak-anak yang menjadi pelaku kejahatan karena pertimbangan melindungi masa depannya! ?dentitas sesorang meliputi nama, alamat rumah, nama orang tua, keluarga, sekolah, dan informasi lainnya yang memudahkan publik mengenali anak yang bersangkutan! Jurnalis tidak boleh mejadikan popularitas atau keburukan reputasi orang tua, ali sebagai alasan pembenar untuk membuka identitas anak-anak yang menjadi pelaku kejahatan!
2! (or+an kasus asusila. Jurnalis tidak boleh menyebutkan identitas korban

kejahatan susila! ?dentitas itu meliputi nama jelas, alamat rumah, nama orang tua,keluarga, tempat bekerja, dan informasi lainnya yang memudahkan publik mengenali anak yang bersangkutan! Jika kejahatan seksual itu korbannya anak-anak, identitas pelakunya bisa disebutkan, tapi anak yang jadi korban identitasya harus disembunyikan! Jurnalis tidak boleh menggunakan istilah 4in"est5 dalam kejahatan susila yang korbannya memiliki hubugan darah dengan pelaku kejahatan, karena itu akan menjadi petunjuk untuk mengidentifikasi korban!

FFFFF

Liputan Agama
&asyarakat ?ndonesia menempatkan agama sebagai bagian sentral dalam kehidupannya sehari-hari! :ali ini terlihat dari pelaksanaan ritual agama oleh masyarakat dari agama manapun!Komunitas masyarakat dengan agama yang berbeda telah ratusan tahun hidup berdampingan di ?ndonesia, memeluk keper"ayaannya dan menjalankan ibadahnya masingmasing, serta membangun tempat beribadahnya! Konstitusi negara memang menjamin kebebasan beragama, dan hak masyarakat untuk mempraktekan agama sesuai dengan keper"ayaannya, termasuk dalam membangun tempat ibadah! Dalam sejarahnya, kehidupan beragama di ?ndonesia berjalan lan"ar, dan komunitas agama pada umumnya dapat hidup berdampingan se"ara damai, namun ?ndonesia tidak lepas dari tantangan ketegangan, konflik maupun perang antar-kelompok beragama! Jurnalis yang ditugaskan meliput isu agama, kehidupan beragama, dan hubungan antar kelompok beragama ,harus menangani berita ini dengan bijak agar tidak memperkeruh, menambah ketidaksalingpengertian,ataupun memanas-manasi hubungan antar komunitas beragama!

(! Jurnalis harus menghormati kebebasan beragama sebagai hak a/asi setiap indi9idu! Termasuk di sini hak setiap indi9idu untuk per"aya terhadap agamanya sesuai dengan tafsirnya, untuk menjalakan ibadah sesuai dengan keper"ayaannya, dan juga hak sebuah komunitas agama untuk membangun tempati badah! &engingat perkembangan masyarakat ?ndonesia yang modern,dan mengakui adanya sebagian masyarakat yang memilih untuk tidak mengikuti agama (ateisme), jurnalis harus menghormati pilihan,hak indi9idu tersebut! *! Jurnalis ajib menjelaskan dan men"ari tahu informasi mengenai semua agama dan ajarannya yang sedang diliput! Jurnalis tidak boleh sekedar mengandalkan informasi sumber ketiga dari luar kelompok agama tersebut! #gama dan keper"ayaan ini harus dijelaskan se"ara akurat, tidak boleh disalahartikan atau di"ela! +! Jurnalis harus bisa melepaskan diri dari pandangan agama,keper"ayaannya sendiri ketika melakukan peliputan mengenai agama, terutama yang menyangkut agama lain! Karena agama menyangkut masalah keykinana akan kebenaran, jurnalis harus menahan diri untuk tidak mem9onis benar atau salahnya suatu agama,sekte,ajaran!Penggunaan istilah 4aliran,ajaran sesat5 harus dihindari! -! Jurnalis tidak menyebarluaskan atau menambah pandangan masyarakat yang salah (stereotyping) terhadap kelompok agama tertentu yang dapat menambah keben"ian (prejudi"e) masyarakat terhadap kelompok agama tersebut! .! Jurnalis tidak terlibat dalam penodaan agama (blasphemy), mele"ehkan atau menghina agama,keper"ayaan, yang mayoritas maupun minoritas seke"il apapun

pemeluknya di ?ndonesia!Kritik terhadap agama, ajaran, dan pemeluknya dibolehkan, namun dalam konteks yang tepat dan ditangani se"ara bijak! 0! Jurnalis tidak terlibat dalam kegiatan penyebaran keben"ian terhadap kelompok agama apapun! 1! Jurnalis tidak terlibat dalam kegiatan penyebaran ajaran agama, dan harus menjaga agar peliputannya tidak digunakan untuk penyebaran agama apapun! 2! Jurnalis dalam peliputannya harus menjaga sensiti9itas agama,kelompok agama dalam penggunaan istilah dan simbol agama yang dapat menimbulkan protes atau pertikaian! ;! Jurnalis harus dapat men"ari keseimbangan antara kebebasan berekspresi (dan kebebasan pers) dan tugasnya meliput masalah agama,kehidupan beragama, dan sensiti9itas agama! FFFFF

Liputan (on&lik *orisontal


Keanekaragaman etnis dan agama telah membuat ?ndonesia menjadi negeri ra an konflik komunal! Data dari Iiolent Eonfli"t in ?ndonesian $tudies (IiE?$) menunjukan bah a sejak (;;2 hingga *<(* telah terjadi sekitar (+.,<<< konflik komunal di seluruh ?ndonesia! &edia bisa menjadi salah satu faktor yang mengobarkan, juga meredam, konflik komunal, seperti yang terlihat dalam kasus konflik komunal di &aluku pada tahun *<<<! Di ba ah ini adalah beberapa pedoman singkat untuk meliput konflik hori/ontal!
(! Dalam menulis atau menyiarkan berita soal konflik hori/ontal,konflik komunal,

semangat jurnalis adalah untuk mendorong ter ujudnya perdamaian, menghentikan konflik, berdasarkan rasa saling menghargai perbedaan-perbedaan yang ada di dalam masyarakat bersangkutan!
*! Dalam peliputan, penulisan serta penyiaran, jurnalis menghindari "ara peliputan,

penulisan serta penyiaran yang bisa diartikan memihak salahsatu kelompok yang bertikai!
+! Dalam

penulisan atau penyiaran, jurnalis menghindari gaya bahasa atau penggunaan kata yang justru bisa makin mengobarkan konflik! lebih figur tertentu sebagai me akili pandangan masyarakatnya yang sedang bertikai! Jangan sampai arta an diperalat oleh orang-orang tertentu, yang menjadikan konflik hori/ontal sebagai ajang men"ari popularitas atau memperjuangkan kepentingannya sendiri!

-! Jurnalis harus berhati-hati untuk tak gampang menyebut pendapat salahsatu atau

.! $edapat mungkin, jurnalis yang menulis berita itu tidak berasal atau berafiliasi pada

salahsatu kelompok masyarakat yang bertikai! 8erita konflik antara orang &adura dan Dayak di Kalimantan, misalnya sedapat mungkin ditulis oleh jurnalis yang bukan dari kedua kelompok etnis tersebut!
0! Demi integrasi bangsa, jurnalis tidak menyebut atribut agama, suku, ras dan pihak-

pihak yang terlibat dalam konflik hori/ontal!


1! Penulisan maupun penyiaran jumlah korban kerusuhan, baik baik berupa harta

benda atau ji a, harus menggunakan angka yang pasti dari sumber-sumber yang jelas! Penulisan korban tidak boleh menyebut kelompok, suku, golongan dan sebagainya!

Liputan Terorisme
$elain konflik komunal, tantangan lain yang dihadapi jurnalis adalah meliput isu terorisme yang tak bisa dielakkan menjadi an"aman nyata bagi negara ini! $ejak *<<< hingga kini telah terjadi ratusan kasus tindak pidana terorisme, mulai dari aksi pemboman, pembunuhan hingga perampokan! 3iputan terorisme adalah tantangan baru bagi jurnalis di ?ndonesia karena terorisme bisa dibilang fenomena baru!
(! Jurnalis harus menghindari pemberitaan yang se"ara langsung atau tak langsung

menjadi promosi atau memberi legitimasi terhadap terorisme!Jurnalis harus menghindari jebakan glorifikasi dalam pemberitaan terorisme! 7lorifikasi bisa menggiring persepsi masyarakat bah a para teroris adalah pahla an, padahal terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan!
*! Dalam menuliskan atau menyiarkan kasus terorisme, jurnalis harus berhati-hati agar

tidak memberikan atribut atau gambaran yang tidak rele9an! &isalnya dengan menyebut agama atau kelompok etnis yang dianut si pelaku!
+! Goto atau gambar korban terorisme seperti korban bom Jyang bisa memberikan

kesan mengerikan-tidak boleh dimuat atau disiarkan!


-! Jurnalis dilarang mengungkap detil rin"ian modus operandi tindak pidana terorisme

seperti "ara membuat bom yang bisa memberi inspirasi dan pengetahuan bagi para pelaku kejahatan potensial!
.! Jurnalis harus selalu menyebutkan

kata terduga terhadap orang yang ditangkap oleh aparat keamanan karena tidak semua orang yang ditangkap oleh aparat keamanan se"ara otomatis merupakan pelaku tindak pidana terorisme! atas keluarga mereka bisa menyebabkan diskriminasi dari masyarakat terhadap pihak keluarga yang belum tentu berdosa!

0! Jurnalis juga harus menghindari untuk meliput keluarga terduga teroris! Peliputan

1! Jurnalis harus menempatkan kepentingan keselamatan ji a diatas kepentingan

berita! Ketika meliput sebuah peristi a terorisme yang bisa mengan"am ji a, jurnalis harus membekali diri dengan peralatan yang bisa melindungi keselamatan ji anya! :arus disadari bah a nya a lebih penting dari berita!

2! Jurnalis harus menempatkan kepentingan publik diatas kepentingan jurnalistik!

Jurnalis yang mengetahui sebuah ren"ana tindak pidana terorisme harus melaporkannya kepada aparat keamanan! Tidak dibenarkan jurnalis menyembunyikan informasi itu dalam rangka mendapatkan liputan ekslusif! :arus selalu diingat bah a jurnalisme bekerja untuk kepentingan publik sehingga keselamatan nya a arga tak berdosa harus ditempatkan diatas kepentingan berita!
;! &edia penyiaran tidak boleh

menayangkan siaran langsung peristi a terorisme khususnya peristi a terorisme pengepungan para tersangka terorisme! $iaran li9e bisa memberikan informasi kepada para terduga teroris mengenai posisi dan lokasi aparat keamanan se"ara real time dan hal ini bisa membahayakan keselamatan petugas keamanan!

FFFF

Liputan Ben7ana dan Peristi8a Traumatik


&eliput ben"ana dan peristi a traumatik berbeda dengan meliput peristi a dalam situasi normal! 3iputan ben"ana dan peristi a traumatik menuntut kepekaan dan kepedulian jurnalis,media pada korban! Tapi, liputan yang sama tetap menuntut jurnalis untuk bersikap objektif, berjarak, tidak terjebak pada sikap sentimentil atau belas kasihan semata! Dalam meliput ben"ana atau peristi a traumatik, jurnalis harus betul-betul menerapkan prinsip minimizing harm (meminimalkan mudarat), terutama bagi para korban! ?ntinya, jurnalis tak boleh menambah penderitaan orang yang sudah menderita! #gar liputan ben"ana tidak menjadi ben"ana bagi jurnalis, media perlu membekali jurnalis dengan pengetahuan, keterampilan, dan perlengkapan untuk keselamatan diri dan bertahan di medan yang berat! (! Me8a8an7arai kor+an. Jurnalis tidak boleh memaksa meminta a an"ara korban tanpa kesediaan mereka! ?tu hanya akan menambah penderitaan korban yang sedang dalam tekanan,kesulitan! Pendekatan le at keluarga, kerabat, teman, dan penasihat pribadi korban akan lebih efektif! Pertanyaan dan "ara bertanya yang salah juga bisa menambah beban korban! Karena itu, jurnalis perlu bersikap sopan dan berempati atas kesulitan korban! &isalnya, a ali pertanyaan dengan kalimat, 4Kami turut prihatin atas musibah yang menimpa keluarga 8apak,?bu! #gar peristi a ini menjadi pelajaran bagi orang lain (pemba"a kami), apakah 8apak,?bu berkenan untuk berbagai ber"eritaB5 (! (or+an meninggal atau hilang. 8ila memungkinkan, jurnalis perlu memberi tahu dulu keluarga korban meninggal atau hilang, sebelum menayangkan berita tentang ben"ana dan ke"elakaan! $epanjang memungkinkan, keluarga terdekat korban sebaiknya tidak mengetahui kejadian yang menimpa anggota keluarganya untuk

pertama kali dari tayangan berita! Penge"ualian bisa diterapkan bila korbannya publik figur atau karena pertimbangan tertentu! Jurnalis,media juga menghindari penayangan gambar,foto korban yang menggambarkan kengerian atau kesadisan! $tandar kepantasan menurut khalayak serta perasaan dan trauma keluarga korban juga perlu dipertimbangkan! *! Pemakaman. Cormalnya, liputan pemakaman korban harus sei/in keluarga yang berduka! Perlu ada alasan kuat (menyangkut kepentingan publik) bila media tetap menayangkan pemakaman tanpa sei/in keluarga! ?tu pun, jurnalis harus menghindari prilaku yang mengganggu, misalnya menyorot se"ara "lose-up ajah anggota keluarga yang sedang menangis, meratap, atau berduka! +! Mena!angkan &oto atau gam+ar se7ara +erulang. :indari menayangkan ulang foto,gambar peristi a traumatik, terutama bila di dalamnya ada foto,gambar orang yang bisa dikenali! Goto,gambar ben"ana dan peristi a traumatik yang spesifik tidak boleh dipakai untuk ilustrasi ben"ana pada umumnya! ?tu hanya akan mengingatkan kembali korban pada peristi a traumatik yang mereka alami! 8ila hal itu terpaksa dilakukan, sebaiknya harus atas persetujuan korban yang masih hidup atau keluarganya! Perlu juga dipertimbangkan bah a pemirsa bisa jengkel atau marah ketika media terus menerus menayangkan penderitaan korban ben"ana, meski korbannya tidak keberatan ditayangkan dengan "ara seperti itu! $edikit penjelasan dalam pengantar tayangan berulang bisa men"egah kesalahpahaman!

Anda mungkin juga menyukai