KOMPOSISI PENYUSUN ALLOY menentukan sifat mekanik alloy sifat mekanik berbeda dengan logam murni MISAL: Alloy (50% Au+50% Cu) memiliki tensile strength yang lebih besar dari Au murni dan Cu murni
KLASIFIKASI ALLOY
BINARY (campuran 2 logam) TERNARY (campuran 3 logam) QUARTENARY (campuran 4 logam) DST Sistem Alloy berkaitan dengan persentase komposisi logam dasarnya Misal: Sistem Gold Silver (Au Ag) Terdiri dari segala kombinasi kedua bahan tersebut mulai dari 100% Au sampai 100% Ag
ALLOY BINARY
Dua logam dalam keadaan cair dicampur akan dihasilkan LARUTAN (Solution) : campuran yang homogen Pada proses pendinginan akan terjadi 3 kemungkinan, yaitu: Terbentuk suatu larutan padatan (solid solution) Kedua logam tidak bercampur secara sempurna dalam keadaan padat (jarang terjadi) Terjadi percampuran sebagian
Pada solid solution hanya ada 1 fase Solid Solution didapati dalam 2 tipe:
1. 2.
Solid solution umumnya lebih keras, lebih kuat dan memiliki batas keelastisan yang lebih tinggi dibandingkan logam murni penyusunnya.
Terbentuk bila 2 atom yang berbeda berada dalam posisi yang berbeda pada kisi kristal yang serupa.
SC : simple cubic BCC : body center cubic FCC : face center cubic
Atom-atom yang sangat kecil dapat masuk di sela-sela antara atom yang lebih besar Contoh: Karbon di dalam besi (C dalam Fe)
KURVA PENDINGINAN
T>TL alloy mencair semua TL<T<TS alloy mulai memadat T < TS alloy memadat sempurna
DIAGRAM FASE
GARIS ATAS:
Diperoleh dari menghubungkan titik plot nilai TL untuk berbagai komposisi. Disebut LIQUIDUS Di atas garis ini alloy mencair sempurna GARIS BAWAH Diperoleh dari menghubungkan titik plot nilai Ts untuk berbagai komposisi. Disebut SOLIDUS Di bawah garis ini alloy dlm keadaan padat sempurna Diantara garis liquidus dan solidus, alloy dlm keadaan padat sebagian