Anda di halaman 1dari 47

MANUSIA DAN KETERKAITANNYA SEBAGAI INDIVIDU, KELOMPOK, DAN MASYARAKAT

KELAS MPKT-A 06 KELOMPOK HG-04 Akhmad muntako (1306368646) Annisa Chairiah N, (1306446906) Boby Rana Nugraha, (1306367164) Hari Gading, (1306402305) Nurul Fadhilla Izhar (1306447000) Pradhana Adhika, (1306405036) Riska Passa Yasti (1306446963)

Makalah Akhir bagi Pemicu Manusia sebagai Individu, Kelompok dan Masyarakat untuk Mata Kuliah Pendidikan Dasar Perguruan Tinggi

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

ABSTRAK

Boby.2014. Manusia dan Keterkaitannya sebagai Individu, Kelompok dan Masyarakat. Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Perkuliahan merupakan sebuah miniatur kecil dari kehidupan di masyarakat. Mahasiswa yang bertindak sebagai individu melakukan interaksi yang nantinya akan membentuk suatu kelompok. Kelompok tersebut kemudian berkembang menjadi kelompok yang lebih besar yang terdiri dari individu yang lebih beragam dari sebelumnya. Dalam makalah ini, kami akan mebahas keterkaitan manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat serta bentuk aplikasinya dalam kehidupan.

Kata Kunci: individu; kelompok; manusia; masyarakat.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Manusia dan Keterkaitannya sebagai Individu, Kelompok dan Masyarakat.Makalah ini diajukan sebagai tugas akhir dari materi ajar kedua mata kuliah MPKT-A mengenai Manusia sebagai Individu, Kelompok dan Masyarakat. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Depok, 10 April 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN BAB II : Pemaparan Materi Ajar II 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 .................................................................................................................... 6 .................................................................................................................... 12 .................................................................................................................... 22 .................................................................................................................... 26 .................................................................................................................... 28 .................................................................................................................... 36

BAB III : Keterkatian Materi dengan Kehidupan BAB IV : PENUTUP 4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 46 4.2 Saran ........................................................................................................... 46 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

Di dalam kehidupan, manusia akan berkomunikasi dan berinteraksi dengan individu lain. Hal ini karena sifat dasar manusia yang merupakan makhluk sosial sehingga manusia tidak dapat hidup sendiri. Karena itu dibutuhkan suatu interaksi dalam menjalaninya. Interaksi adalah tindakan yang saling memberi pengaruh antar sesama manusia. Salah satu bentuk interaksi adalah komunikasi.. Banyaknya definisi kompleks tentang individu, kelompok, dan masyarakat yang dipaparkan seringkali membuat kita bingung. Maka dari itu, di dalam makalah ini akan dibahas mengenai keterkaitan manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat serta contoh kasusnya di dalam kehidupan sehari-hari. Bermula dari latar belakang masalah tersebut, kami akan mencoba menyampaikan permasalahan antara lain : a. Apa definisi dariindividu, kelompok dan masyarakat? b. Apa keterkaitannya serta contohnya dalam kehidupan? Tujuan dari pembahasan tersebut adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh individu dalam pembentukan kelompok ataupun masyarakat serta keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan membahas lebih dalam tentang keterkaitan individu dan perannya di dalam kelompok ataupun masyarakat, kita sebagai mahasiswa yang nantinya akan bekerja dengan banyak orang, akan lebih mampu menempatkan diri kita di lingkungan tempat kita berinteraksi atau bekerja.

BAB II. PEMAPARAN MATERI AJAR II

2.1 Fungsi Otak dan Jenis Kecerdasan Tiga serangkai otak MacLean awalnya mengeluarkan pemikiranya pada tahun 1960 dan dikemukakan secara panjang lebar dalam bukunya 1990 The Triune Brain in Evolution. [1] tiga serangkai otak terdiri dari R-Complex , kompleks (paleomammalian system limbik ), dan neomammalian kompleks ( Neokorteks ). Menurutnya, otak berevolusi dalam tiga periode besar yang membentuk tiga lapisan: R-complex, Limbik System, dan Neocortex. Masing- masing lapisan memiliki karakter dan fungsi yang berbeda-beda namun saling berhubungan dan bekerja sama dalam menentukan perilaku yang akan ditampilkan oleh individu. . Namun, hipotesis ini tidak didukung oleh banyak ahli saraf. R-complex merupakan lapisan paling tua, terdiri atas batang otak dan cerebellum. Disebut juga Otak Reptil, karena pada reptilian otak inilah yang paling dominan. Fungsi R-complex yaitu mengendalikan semua gerakan involunter dari jantung, peredaran darah, reproduksi dan segala yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup makhluk. Otak Reptil juga bertanggung jawab bagi pola perilaku khas bawaan yang penting bagi pertahanan diri. Reaksi yang paling sering muncul untuk mempertahankan hidup adalah tempur atau kabur (fight or flight). Bagian berikutnya yang berkembang dalam evolusi otak adalah otak Paleomammalia. Otak ini terdiri atas sistem limbik yang terkait dengan batang otak. Disebut juga sebagai Otak Mamalia karena berkembang pada awal masa evolusi mamalia. Sistem limbik berfungsi jangka sebagai panjang ,

pengatur emosi , perilaku , motivasi , memori

dan penciuman . dan juga bertanggung jawab atas emosional, serta memiliki banyak hubungannya dengan pembentukan kenangan. Sistem limbik adalah himpunan otak struktur yang membentuk perbatasan bagian korteks. Komponenkomponen sistem limbik terletak di korteks serebral umumnya memiliki lapisan yang lebih sedikit daripada klasik 6-lapis dan biasanya diklasifikasikan sebagai allocortex atau archicortex . Dua struktur yang paling penting dalam

sistem limbik adalah amygdala dan hippocampus. Amygdala berfungsi membantu organisme untuk mengenali apakah sesuatu atau situasi yang dihadapinya itu berbahaya atau tidak, penting bagi kelangsungan hidup atau tidak, dan membantu individu untuk memahami ekspresi orang yang dihadapinya. Hippocampus berperan penting dalam mengintegrasikan berbagai rangsangan yang terkait dalam membangun ingatan jangka panjang. Periode terakhir evolusi otak menghasilkan Neocortex atau Otak Neomamalian. Neocortex adalah bagian dari otak dari mamalia . Ini adalah lapisan terluar dari belahan otak , dan terdiri dari enam lapisan, label I sampai VI (dengan VI yang terdalam dan I menjadi terluar).Pada manusia, ia terlibat dalam fungsi yang lebih tinggi sepertipersepsi sensorik , generasi perintah

motor , penalaran spasial , pikiran sadar dan bahasa Neocortex mengendalikan keterampilan berpikir abstrak, transendens, dan tidak terbatas pada hal- hal yang sedang dialami saat ini saja. Neocortex hanya dapat betul- betul berfungsi apabila sistem limbik berada dalam keadaan emosi terkendali. Sebab sistem limbik berperan seperti pemegang kunci, yang akan menetapkan pintu mana yang akan dibuka: pintu ke arah Otak Reptil atau Neocortex. Apabila sistem limbik tak dapat membuat organisme menjadi nyaman, maka Otak Reptil akan berperan dengan refleks- refleks pertahanan diri tanpa memikirkan secara mendalam bagaimana keadaan sebenarnya dan tindakan apa yang sebaiknya diambil. Oleh karena itu, sangat penting bagi sistem limbik untuk membuat organisme nyaman dan menjaga kesalahan Amygdala dalam menilai situasi dapat segera disadari. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan Neocortex dalam menilai dan menyadarkan sistem limbik bahwa ada cara yang lebih tepat untuk mengendalikan keadaan.

Dua Belahan Otak

Kemampuan berpikir manusia melebihi kemampuan hewan dikarenakan bagian luar otak yaitu cerebral cortex. Walaupun mamalia juga memiliki bagian ini akan tetapi kemampuan dimiliki oleh manusia pada bagian otak ini jauh lebih baik dibanding hewan. Bagian otak ini juga berkaitan dengan keutamaan karakter kebijaksanaan.

Di dua belah otak sejak zaman dahulu kala orang orang telah menyadari bahwa dua bagian otak mengendalikan tubuh secara silang. Otak bagian kiri mengendalikan tubuh bagian kanan dan juga sebaliknya. Selain itu juga ada beberapa fungsi yang berbeda untuk otak kiri dan otak kanan.Perbedaan dua fungsi otak sebelah kiri dan kanan akan membentuk sifat, karakteristik dan kemampuan yang berbeda pada seseorang. Perbedaan teori fungsi otak kiri dan otak kanan ini telah populer sejak tahun 1960an, dari hasil penelitian Roger Sperry. Otak besar atau cerebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak manusia adalah bagian yang memproses semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir, penalaran, mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan. Otak besar dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal dengan Otak Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ). Sementara itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya. Belahan otak mana yang lebih baik? Keduanya baik. Setiap belahan otak punya fungsi masing-masing yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi, menurut penelitian, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kirinya. Hal ini disebabkan oleh pendidikan formal (sekolah dan kuliah) lebih banyak mengasah kemampuan otak kiri dan hanya sedikit mengembangkan otak kanan. Orang yang dominan otak kirinya, pandai melakukan analisa dan proses pemikiran logis, namun kurang pandai dalam hubungan sosial. Mereka juga cenderung memiliki telinga kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga lebih tajam daripada tangan dan kaki kirinya. Sedangkan orang yang dominan otak kanannya bisa jadi adalah orang yang pandai bergaul, namun mengalami kesulitan dalam belajar hal-hal yang teknis. Ada banyak cara untuk mengetahui apakah seseorang dominan otak kanan atau dominan otak kiri. Misalnya dengan melihat perilaku sehari-hari, cara berpakaian, dengan mengisi kuisioner yang dirancang khusus atau dengan

peralatan Electroencephalograph yang bisa mengamati bagian otak mana yang paling aktif. Disekitar Anda pastinya ada orang yang pandai dalam ilmu pengetahuan, tapi tidak pandai bergaul. Sebaliknya ada orang yang pandai bergaul, tapi kurang pandai di sekolahnya. Keadaan semacam ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara otak kanan dan otak kiri. Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah seimbang dan semuanya berfungsi secara optimal. Orang yang otak kanan dan otak kirinya seimbang, maka dia bisa menjadi orang yang cerdas sekaligus pandai bergaul atau bersosialisasi. Untuk mengoptimalkan dan menyeimbangkan kinerja dua belahan otak, Anda bisa menggunakan teknologi Brainwave Entrainment atau yang dikenal dengan Terapi Gelombang Otak. Metode ini sangat mudah diikuti karena Anda hanya perlu mendengarkan semacam musik instrumental yang dirancang khusus untuk menyelaraskan dan mengaktifkan kedua belahan otak Anda. Kreativitas dapat dikatakan sebagai hasil kerjasama dua belah otak, ini dikarenakan otak kanan yang sifat bebas dan tidak teratur, akan tetapi otak kiri akan mengatur pemikiran kita sehingga terciptalah kreativitas tersebut. Biasanya orang yang memiliki kedua belah otak yang sama dominanya maka orang tersebut adalah orang yang unggul (eminent). Contoh nya yaitu Leonardo da Vinci dan Albert Einsten. Bagi kita penting untuk sama sama melatih otak kiri maupun otak kanan. Memang setiap orang ada yang memiliki sebagian belahan otak yang dominan namun melatih kedua belah otak sangat penting untuk kemampuan kita dalam hidup. Jenis-Jenis Kecerdasan Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia seperti perilaku kreativitas, bermusik, matematika, dan sebagainya merupakan hasil dari aktivitas bagian otak tertentu. Semua aktivitas tersebut dapat terjadi dan menjadi semakin baik sebagai hasil belajar. Proses belajar merupakan sebuah proses akibat fungsi intelegensi. Dengan begitu, tubuh manusia ini dapat dianalogikan dengan komputer. Otak adalah keping prosesor dan intelegensi adalah sistem operasi. Dengan mempersatukan keduanya memungkinkan kita untuk menginstall berbagai kemampuan, aktivitas, dan kreativitas Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kecerdasan, yaitu:

Faktor Bawaan atau Biologis

Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.

Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas

Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.

Faktor Pembentukan atau Lingkungan

Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi.

Faktor Kematangan

Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Faktor Kebebasan

Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.[3] Kecerdasan atau yang biasa dikenal dengan IQ (bahasa

Inggris: intelligence quotient) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti

kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan

masalah,

berpikir abstrak,

memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tesIQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis. Intelegensi seringkali didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan kognisi guna memecahkan masalah dan beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya yang dipelajari melalui pengalaman. Hasil pengukuran intelegensi biasanya disebut sebagai IQ (intelligence quotient)yang merupakan kemampuan analitikal. Pada awalnya bidang intelegensi dianggap hanya mencakup kemampuan analitikal. Seseorang

dianggap pandai apabila kemampuan analitikalnya tinggi. Namun, pandangan tersebut saat ini dianggap salah dan dikembangkan menjadi 3 macam, yakni kecerdasan analitikal, kecerdasan praktikal, dan kecerdasan kreatif. Kecerdasan analitikal banyak dikembangkan di sekolah dan kecerdasan praktikal dibutuhkan di kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, dibutuhkan keseimbangan dalam kedua kecerdasan tersebut supaya dapat terjun dan diterima dalam masyarakat. Kemudian, ada juga teori intelegensi majemuk, yakni kecerdasan linguistik, matematik-logikal, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal,

intrapersonal, dan naturalistik. Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa Inggris: emotional quotient) serta adalah kemampuan seseorang mengontrol emosi dirinya dan

untukmenerima, menilai, mengelola,

oranglain di sekitarnya.[1] Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan intelektual (IQ). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang. Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri. Orang yang intelegen seringkali disebut sebagai orang yang cerdas dalam aspek kognitifnya. Orang yang cerdas tersebut biasanya dianggap akan memiliki masa depan yang berhasil. Namun, pada kenyataannya tidak semua orang cerdas berhasil. Berbagai penelitian dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang ada di balik kegagalan tersebut dan yang paling populer di antara penelitian tersebut adalah kecerdasan emosional (EQ). Premis Goleman menyatakan kecerdasan emosional diperlukan kesadaran, pengendalian, dan penanganan yang efektif terhadap emosi agar dapat berhasil. Mengendalikan emosi serta mengarahkan penyaluran emosi agar sesuai dan dapat diterima oleh lingkungannya merupakan kemampuan yang dibangun berdasarkan kesadaran diri. Kemampuan

mengendalikan emosi akan mencegah reaksi spontan otak reptil dan memberi

kesempatan neo cortex untuk mengendalikan. Kecerdasan intelegensi (IQ) berkaitan dengan faktor kognitif, sedangkan kecerdasan emosional (EQ) berkaitan dengan faktor afektif. Dengan keseimbangan IQ dan EQ, manusia mampu memahami situasi dan menampilkan perilaku yang sesuai untuk menghadapinya. Kecerdasan spiritual atau yang biasa dikenal dengan SQ (bahasa Inggris: spiritual quotient) adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. SQ merupakan fasilitas yang membantu seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai dengan persoalannya itu.[2] Ciri utama dari SQ ini ditunjukkan dengan kesadaran seseorang untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna. Untuk menampilkan perilaku yang sesuai, selain EQ dan IQ dibutuhkan juga kecerdasan spiritual, untuk membuat mampu melakukan transendensi. Manusia memiliki kebutuhan dan kecenderungan untuk mencari dan terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya. Sesuatu yang dimaksud adalah Allah, Tuhan, Dewa, dll. Kecerdasan spiritual ini erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan walaupun tidak identik dengan keberagamaan. Dengan demikian, untuk menjalankan keagamaan dengan penuh kesadaran dan pemahaman dibutuhkan kecerdasan spiritual. Namun, kecerdasan spiritual sendiri tidak menjamin seseorang beragama.

2.2 Perbedaan Individual Setiap manusia adalah unik. Tidak ada orang yang benar-benar sama, sepasang kembar sekali pun. Perbedaan-perbedaan membawa pada keaneka ragaman cara dalam memandang sesuatu, dalam bertindak pada berbagai situasi, dalam menentukan sasaran, dalam menilai dan lain sebagainya Ada berbagai teori kepribadian yang berusaha membantu kita memahami keanekaragaman individu. Salah satunya adalah teori kepribadian Myers-Briggs yang mengidentifikasi dan mengkategorisasi kecenderungan perilaku individu

dalam empat demensi. Keempat dimensi ini tidak merupakan sesuatu yang mutlak (yang ini atau yang itu), melainkan mengestimasikan suatu titik dalam sebuah garis kontinum. (E) Exstraverts ____________________I___________________ Introverts (I) (S) Sensors _______________________I___________________ Intuitives(N) (T) Thinkers ____________________I___________________ Feelers(F) (J) Judgers ________________________I___________________ Perceivers(P) Seorang dengan tipe Extravert lebih tertarik dengan objek di luar dirinya. Umumnya mereka senang bergaul, bekerja dalam kelompok, dan berada dalam keramaian. Adanya orang-orang lain memberi semangat bagi dirinya, seperti energi yang membuatnya bersemangat dan bergairah. Seorang yang introvert lebih tertarik melakukan kegiatan-kegiatannya sendiri dalam ketenangan. Tetapi sebagaimana orang ekstravert mampu bekerja sendiri, maka orang-orang introvert walaupun lebih suka sendiri, bisa saja mempunyai kemampuan kerjasama yang baik. Namun, jika terlalu lama berada diantara orang banyak membuat energinya terkuras dan mereka merasa lelah. Individu yang cenderung feeling disebut Feelers, dan mereka sangat peka terhadap perasaan orang lain. Sebuah keputusan diambil setelah memperhitungkan dampaknya bagi orang lain dan mengikuti suara hatinya. Oleh karena itu Feelers bisa menerima kekecualian perlakuan, berbeda dari Thinkers yang bersikukuh dengan satu hukum atau aturan berlaku bagi semua. Orang yang termasuk judging disebut judger. Mereka cenderung hidup secara teratur dan lebih suka bila kehidupannya terstruktur dengan jelas. Mereka senang mengambil keputusan. Judgers mencari keteraturan dan senang

mengendalikan hidupnya, sedangkan mereka yang memiliki kecenderungan perceiving, yang biasa disebut perceivers lebih suka hidup secara spontan dan lebih menyukai kehidupan yang luwes. Mereka menyukai berbagai kemungkinan, dan lebih suka mencari apa makna dari kehidupan daripada mengendalikannya. Temperamen adalah gaya berperilaku, cara dan karakteristik yang ditampilkan oleh individu dalam merespon (King, 2011). Temperamen dapat juga diartikan sebagai sifat kepribadian yang dapat diamati. Keempat Temperamen tersebut diberikan nama yang disarikan dari kesamaannya. Penamaan keempat kelompok berdasarkan temperamen adalah sebagaimana disebutkan berikuti ini.

Guardians/Tradisionalists (SJ): ESTJ ISTJ ESFJ ISFJ Artisans/Experiencers (SP): ESTP ISTP ESFP ISFP Idealists (NF): ENFJ INFJ ENFP INFP Rationals/Conceptualizers (NT): ENTJ INTJ ENTP INTP

Setiap manusia yang diciptakan Tuhan di muka bumi ini, tak ada satupun yang benar-benar sama. Perbedaan-perbedaan itu membawa keanekaragaman dalam berbagai hal dalam dinamika kehidupan. Myers dan Briggs membangun sebuah instrument tes MBTI (Myers Briggs Type Indicator) yang mengidentifikasi dan mengkategorisasi kecenderungan perilaku individu dalam empat demensi, yaitu (E) Ekstraversion/Introversion (I), (S) Sensing/Intuition (N), (T) Thinking/Feeling (F), (J) Judging/Perceiving (P). Pada kesempatan kali ini hanya akan dibahas mengenasi dimensi (T) Thinking/Feeling (F), (J) Judging/Perceiving (P).

(T) Thinking/Feeling (F) merupakan dimensi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Individu yang memiliki kecenderungan thinking disebut Thinkers, biasanya mereka berpikir sungguh-sungguh dalam waktu yang lama sebelum mengambil keputusan. Benar salahnya, baik buruknya, aturan-aturannya, hal yang sekecil-kecilnya, semua dianalisis dengan cermat. Setelah pasti, baru menetapkan keputusannya. Ini berbeda dengan mereka yang memiliki kecenderungan Feeling. Individu yang cenderung feeling disebut Feelers, dan mereka sangat peka terhadap perasaan orang lain. Sebuah keputusan diambil setelah memperhitungkan dampaknya bagi orang lain dan mengikuti suara hatinya. Berbeda dari Thinkers yang bersikukuh dengan, satu hukum atau aturan berlaku bagi semua. Ada beberapa ciri-ciri yang dapat membedakan antara Thinkers dan Feelers seperti Thinkers lebih mengutamakan logika berpikir, sedangkan Feelers lebih mengutamakan dalam menggunakan perasaan. Thinkers menganggap lebih penting kebenaran daripada memikirkan cara menyampaikannya, berkebalikan dengan Feelers yang menganggap cara menyampaikan sesuatu sama pentingnya dengan kebenaran itu sendiri. Dimensi selanjutnya adalah (J) Judging/Perceiving (P). Dimensi ini membahas mengenai gaya hidup. Ada orang yang lebih suka hidup dengan cara yang teratur, ada pula yang lebih spontan. Orang yang termasuk judging disebut Judgers. Mereka cenderung hidup secara teratur dan lebih suka bila kehidupannya terstruktur dengan jelas. Mereka senang mengambil keputusan. Judgers mencari keteraturan dan senang mengendalikan hidupnya, sedangkan mereka yang memiliki kecenderungan perceiving, yang biasa disebut Perceivers lebih suka hidup secara spontan dan lebih menyukai kehidupan yang luwes. Mereka

menyukai berbagai kemungkinan, dan lebih suka mencari apa makna dari kehidupan daripada mengendalikannya. Ada beberapa ciri-ciri yang dapat membedakan antara Judgers dan Perceivers seperti Judgers akan paling bahagia bila keputusan sudah dibuat, hal ini berbeda dengan Perceivers yang lebih senang meninggalkan pilihan terbuka. Lalu Judgers yang memiliki etika kerja kerja dulu, bermain kemudian (itupun kalau sempat), berkebalikan dengan Perceivers yang memiliki etika bermain nikmati hidup sekarang, menyelesaikan tugas nanti (itupun kalau masih ada waktu). Judgers menetapkan sasaran dan berusaha untuk mencapainya, sedangkan Perceivers lebih suka mengganti-ganti sasaran bila mendapat informasi baru. Judgers lebih suka mengetahui apa yang akan dihadapinya terlebih dahulu baru bertindak, lebih berorientasi pada produk, mendapatkan kepuasan dalam menyelesaikan proyek dan melihat waktu sebagai sumberdaya yang pasti dan serius menanggapi tenggang waktu. Manusia memiliki banyak perbedaan dan keunikan karena tidak ada yang sama semua berbeda. Perbedaan-perbedaan membawa pada keaneka ragaman cara dalam memandang sesuatu, dalam bertindak pada berbagai situasi, dalam menentukan sasaran, dalam menilai dan lain sebagainya.

Temperamen Tempramen adalahsebuah pola dari perilaku karakteristik yang merefleksikan kecenderungan-kecenderungan alamiah dari individu (Baron, 1998). Mengenai bagaimana individu melihat dunia, apa nilai dan keyakinannya, bagaimana pikiran, tindakan dan perasaannya. Individu-individu dengan temperamen yang sama memiliki nilai utama yang sama, dan mereka memiliki banyak karakteristik

yang sama. Karena temperamen merupakan bawaan, bukan dipelajari, maka tindakan dan perilaku konsisten sudah tampak sejak individu masih sangat muda. Dengan menetapkan mana ciri dominan dari masing-masing dimensi, akan didapatkan tipe temperamen dari individu, Ada 16 kombinasi, yaitu :

ESTJ ISTJ ESFJ ISFJ ESTP ISTP ESFP ISFP ENFJ INFJ ENFP INFP ENTJ INTJ ENTP INTP

Keenambelas tipe ini memiliki ciri yang berbeda satu sama lain, namun berdasarkan penelitian bertahun-tahun pada berbagai budaya, David Keirsey (Tieger dan Barron-Tieger, 2001) berhasil mengelompokkan tipe-tipe dari MyersBriggs ke dalam empat temperamen yang berbeda. Keempat Temperamen tersebut diberikan nama yang disarikan dari kesamaannya. Penamaan keempat kelompok berdasarkan temperamen adalah sebagaimana disebutkan berikuti ini. Guardians/Tradisionalists (SJ) Artisans/Experiencers (SP) Idealists (NF) Rationals/Conceptualizers (NT) : ESTJ ISTJ ESFJ ISFJ : ESTP ISTP ESFP ISFP : ENFJ INFJ ENFP INFP : ENTJ INTJ ENTP INTP

Pembimbing/Tradisionalis (Sensing Judgers)

Para kaum Sensorspercaya pada fakta, data yang telah terbukti, pengalaman masa lalu, serta informasi yang ditangkap oleh pancainderanya. sedangkan Judgersmenyukai struktur serta keteraturan, dan ini akan mempengaruhinya saat mengambil keputusannya. Jadi Sensing Judger, adalah sebuah tipe pribadi yang menapak bumi dan tegas, yang disebut sebagai Pembimbing/Tradisionalis. Individu yang tradisionalis memiliki motto tidur cepat dan bangun pagi, karena tipe ini adalah orang-orang yang paling tradisional dari empat kelompok temperamen Keirsey.

Kekuatan dan Kelemahan Pembimbing/Tradisionalis Kekuatan, mereka adalah orang-orang yang praktis dan terorganisasi, teliti serta sistematis. Mereka sangat memperhatikan peraturan, kebijakan, kontrak, ritual, maupun jadwal. Mereka sangat hebat dalam memandu, memonitor, dan menjalankan aturan. Mereka selalu melaksanakannya dengan teliti. Dalam keadaan terbaiknya, mereka adalah orang-orang yang solid, bisa dipercaya dan diandalkan.

Kelemahan, mereka kadang-kadang terlalu cepat dalam mengambil keputusan. Mereka juga cenderung melihat hitam putih, sulit melihat area abu-abu. Ada risiko mereka sulit menghadapi perubahan dan lambat dalam menyesuaikan diri, cenderung enggan mencobakan pendekatan baru yang berbeda, apalagi yang belum teruji. Kemungkinan besar mereka akan minta bukti bahwa solusi baru itu bisa jalan, sebelum mereka bisa mempertimbangkan untuk menggunakannya.

Artis/Experiencers (Sensing, Perceivers) Sensing Perceiver adalah sebuah tipe individu yang responsive dan spontan, yang disebut temperamen Artis/Experiencers. Individu ini mrmiliki motto, yaitu Makan, minum, dan brgembiralah!. Mereka hidup untuk bertindak, mengikuti kata hati, dan demi masa ini. Fokusnya adalah pada situasi sesaat dan kemampuan untuk menetapkan apa yang harus dilakukan sekarang. Kekuatanmerekabisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi dan tangkas mengangkap kesempatan.

Idealis (Intuitive Feelers) Idealis merupakan temperamen yang ketiga setelah pembimbing/tradisional (sensing judgers). Bangsa Intuitif adalah orang-orang yang tertarik pada arti, hubungan dan kemungkinan-kemungkinan, dan Feelers cenderung membuat keputusan berdasarkan nilai pribadi. Bila digabung, kedua preferensi ini menghasilkan Intuitive Feeler, tipe yang peduli akan tumbuh kembang orang lain dan memahami dirinya maupun orang lain. Mereka biasa disebut sebagai Idealis. Idealis umumnya adalah orang yang karismatik, mau menerima gagasan baru dan bisa menerima orang lain apa adanya. Kekuatan yang lainnya antara lain : Tahu bagaimana mengeluarkan potensi dan cara memotivasi orang lain. Ahli dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan suatu masalah. Dapat membangun tim yang bisa bekerjasama dengan efektif.

Selain kelebihan diatas, kaum idealis juga memiliki kelemahan yaitu cenderungan mengambil keputusan berdasarkan perasaannya dan mudah larut pada masalah orang lain sehingga membuatnya kewalahan. Walaupun mereka memiliki kemampuan untuk mencela dirinya sendiri, Idealis kurang mampu mendisiplin ataupun mengkritik orang lain. Kadang-kadang mereka akan mengorbankan pendapatnya demi hubungan harmoni. Kelemahan terbesar adalah mereka bisa angin-anginan, tidak bisa diterka dan terlalu emosional.

Rasional/Konseptualis (Intuitive Thinkers) Intuitive cenderung mencari arti dari segala sesuatu dan fokus pada implikasinya, sedangkan Thinkers mengambil keputusan secara impersonal dan logis. Bila disatukan, kedua preferensi ini menghasilkan Intuitive Thinker, sebuah tipe yang intelektual dan kompeten, yang disebut Rasional/Konseptualis. Kekuatan Bangsa Konseptualis Dalam keadaannya yang terbaik Rasional/Konseptualis itu penuh percaya diri, tangkas, dan imajinatif. Memiliki visi dan bisa menjadi innovator yang hebat. Mudah mengkonseptualisasi perubahan-perubahan yang perlu di lingkungannya. Kemungkinan kelemahan

Kadang-kadang Rasional/Konseptualis bisa terlalu rumit untuk dipahami oleh orang lain. Mereka juga memiliki kecenderungan yang untuk mengabaikan detaildetail yang penting. Dalam bekerjasama Rasional/Konseptualis membutuhkan banyak kebebasan, keaneka-ragaman, banyak rangsangan intelektual, dan kesempatan untuk menghasilkan gagasan, dan harus melihat bahwa pekerjaannya menantang. Menurut beberapa ahli, ada dua dimensi yang membedakan manusia, yakni dimensi perbedaan primer dan dimensi perbedaan sekunder. Dimensi perbedaan primer merupakan faktor penyebab perbedaan yang dibawa sejak lahir, nantinya faktor-faktor ini akan mempengruhi proses sosialisasi manusia ke depannya. Sedangkan dimensi perbedaan sekunder adalah faktor yang didapat dan dipelajari seseorang dari lingkungannya. Faktor-faktor yang termasuk dalam dimensi perbedaan primer adalah sebagai berikut a. Suku dan Ras b. Gender c. Fisik d. Usia Untuk dimensi perbedaan sekunder mencakup faktor-faktor sebagai berikut a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Penghasilan d. Keyakinan e. Lokasi geografis

f. Pengalaman Hidup

2.3 Individu di dalam Kelompok Sebagai makhluk sosial, individu memiliki kebutuhan yang kuat untuk hidup bersama dalam kelompok agar dapat mengembangkan kemanusiaannya. Kelompok ialah kesatuan dari dua atau lebih individu, yang mengalami interaksi psikologik satu sama lain. Individu yang ada di dalam kelompok, melakukan interaks di antara mereka. Saat kita berbicara tentang kelompok, kita tidak akan terlepas untuk membahas mengenai bagaimana sebuah kelompok terbentuk, berkembang dan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sebuah kelompok.Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi pembentukan suatu kelompok, diantaranya:

Kedekatan Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.

Kesamaan Pembentukan kelompok tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Kesamaan yang dimaksud adalah

kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakterkarakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.

Pembentukan norma kelompok Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok. Ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok. Waktu dan zaman Kelompok tidak terbentuk dengan sendiri tetapi ada suatu proses di dalamnya dan mengalami modifikasi dari waktu ke waktu sehingga terbentuklah suatu kelompok yang kongkrit. Terbentuknya suatu kelompok membutuhkan waktu yang tidaklah sebentar (memengaruhi jenis kelompok yang akan terbentuk nantinya). Sebab dan tujuan Tujuan dari kelompok menjadi dasar terbentuknya kelompok tersebut dan juga mungkin menjadi simbol dari kelompok itu. Misalnya, kelompok belajar dibentuk agar meningkatkan pengetahuan individu yang ada di dalamnya. Sifat dari anggota kelompok Kelompok terbentuk dari kesamaan sifat, minat dan tujuan yang sama dari banyak

individu yang ingin mencari orang yang memiliki sifat yang sama, dengan tujuan mendapatkan interaksi yang sesuai dengan apa yang diinginkan individu tersebut, tidak merasa sendirian karena ada orang lain yang mempunyai suatu pola pikir yang sama. Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin communicare, yang berarti untuk membuat umum atau untuk berbagi.Komunikasi merupakan salah satu faktor pembentuk kelompok karena melalui komunikasi (yang dapat juga mengatasi hambatan geografis) orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh psikologik secara timbalbalik. Menurut Tuckman, kelompok tumbuh dan berkembang melalui serangkaian tahapan. Setiap tahap memiliki karakteristik pembeda dan menyajikan tantangan khusus bagi anggota dan ketua kelompok. Tahapan tersebut antara lain: Tahap Pembentukan (forming) Pada tahap ini, anggota kelompok belum mengenal antara satu dengan yang lain. Pada tahap pembentukan, beberapa anggota melakukan uji pera kepemimpinan, menemukan kesamaan kepribadian dan perbedaan, dan membuat beberapa pengungkapan awal.

Tahap Timbulnya Konflik (Strorming) Para anggotanya menerima keberadaan kelompok tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan-batasan yang diterapkan kelompok terhadap setiap

individu. Ketika tahap ini selesai, terdapat sebuah hierarki yang relatif atas kepemimpinan dalam kelompok tersebut.

Tahap Normalisasi Tahap ketiga adalah tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terdapat sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap normalisasi (norming stage) selesai ketika struktur kelompok menjadi solid.

Tahap Performing (Berkinerja) Pada titik ini struktur telah sepenuhnya fungsional dan diterima. Energi kelompok telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.

Tahap Adjourning (Pembubaran) Dalam tahap ini, kelompok mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas aktivitas. Respons dari anggota kelompok dalam tahap ini bervariasi. Beberapa merasa gembira, bersenang senang dalam persahabatan dan pertemanan yang didapatkan selama kehidupan kelompok kerja tersebut. Berdasarkan efektivitasnya, kelompok dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Kelompok pseudo: kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk bekerja bersama tetapi tidak berminat melaksanakannya. Biasanya ditandai dengan anggota yang bersifat individualis serta kompetitif di dalam satu kelompok 2. Kelompok tradisional: kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk bekerja sama tetapi berfikiran bahwa penilaian dilakukan secara individu. Hal ini menyebabkan ada anggota yang bersifat dominan dan ada pula anggota yang bersikap acuh 3. Kelompok efektif: kelompok yang anggotanya komit untuk memaksimalkan keberhasilan dirinya maupun keberhasilan anggota lainnya. Karakteristik kelompok ini adalah mampu menyatukan para anggota dan terjalinnya komunikasi dua arah 4. Kelompok kinerja tinggi: kelompok ini memenuhi seluruh kriteria kelompok efektif dengan tingkat komitmen dan keberhasilan yang lebih tinggi.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kelompok dapat memberi pengaruh baik dan buruk. Pengaruh baik suatu kelompok dapat berupa jangka waktu penyelesaian yang lebih singkat, terbentuknya kinerja yang lebih optimal, dan terbentuknya rasa kepedulian serta kepemimpinan. Pengaruh buruk kelompok dapat berupa terbentuknya peluang untuk melepas tugas ataupun terbentuknya masalah di dalam kelompok yang menghambat pekerjaan.

2.4 Komunikasi Komunikasi itu penting dalam kehidupan manusia. Mulai dari masa lalu dengan menggunakan lambang atau simbol, sampai adanya satelit yang

menghubungkan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, komunikasi tetap ada dan dilakukan oleh setiap manusia baik dengan verbal maupun non verbal. Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik. Kebudayaan merupakan suatu kode atau kumpulan peraturan yang dipelajari dan dimiliki bersama, untuk mempelajari dan memiliki diperlukan komunikasi, sedangkan komunikasi memerlukan kode-kode dan lambang-lambang yang harus dipelajari dan dimiliki bersama. Perbedaan kebudayaan berpotensi menimbulkan masalahmasalah dalam komunikasi. Maka, kesadaran akan variasi kebudayaan ditambah dengan kemauan untuk menghargai variasi tersebut akan sangat mendorong hubungan antar kebudayaan. Media elektronik merupakan salah satu pilihan untuk berkomunikasi jarak jauh yang dapat digunakan kapanpun dan dimanapun. Melalui komunikasi massa, media elektronik, informasi yang sama diterima banyak orang yang tersebar di banyak tempat, heterogen dan anonim secara serentak dan sesaat. Media elektronik dapat menjadi tempat menyalurkan informasi antar anggota. Sehingga membantu terciptanya kelompok yangt efisien. Media elektronik juga dapat membantu saat kita dihadapkan dengan hambatan dalam berkomunikasi. Namun, penggunaannya harus efisien dan wajar agar tidak menimbulkan kerugian dan dapat memudahkan kita bekerja secara individu maupun kelompok. Komunikasi itu sangat penting karena komunikasi itu sendiri adalah proses menggunakan pesan untuk menghasilkan makna. Komunikasi itu sendiri akan terhambat jika kita tidak tau bagaimana kita menghadapi individu-individu yang

memiliki karakteristik yang berbeda dengan kita. Contohnya saja, apabila kita tidak menjaga pembicaraan kita pada saat berkomunikasi dengan orang yang memiliki cacat fisik, maka komunikasi itu akan terhenti. Komunikasi itu akan terhenti atau tidak akan ada terjadinya komunikasi apabila orang yang kita hadapi itu memiliki tipe introvert atau pendiam. Apabila kita tidak memulai pembicaraan, maka komunikasi itu tidak akan terjadi. Jika hal ini terus terjadi maka pesan-pesan yang ada tidak akan tersampaikan. Fungsi dasar bahasa adalah sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Pada saat ini,kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu yaitu dipahami orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin akan gagasan kita bahkan membeli gagasan kita. Dan seiring dengan perkembangan bahasa, ikut berubah sesuai dengan kegiatan manusia, karena keterikatan dan keterkaitan bahasa.

2.5 Masyarakat dan Kebudayaan

Masyarakat Secara etimologi masyarakat berasal dari bahasa arab musyarak, yang berartiikut serta atau partisipasi. Masyarakat merupakan sebuah komunitas yanginterindependen ( saling tergantung satu sama lain ) Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli adalah : a. Selo Soemardjan, Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama danmenghasilkan kebudayaan.

b. Max Weber, Masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang padapokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya. c. Emile Durkheim, Masyarakat adalah suatu kenyataan objektifindividuindividu yang merupakan anggota-anggotanya. d. Karl Marx, Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita keteganganorganisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antarakelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.

Istilah masyarakat juga sering dipergunakan secara tumpang tindihdengan istilah lainnya dalam ilmu social dan budaya, yaitu komunitas,rakyat, warga, penduduk, suku bangsa, dan bangsa. Istilah-istilahtersebut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 2002 sebagaiberikut. a. Komunitas Komunitas adalah kelompok organism (orang dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi di dalam daerah tertentu; masyarakat; paguyuban. b. Rakyat Rakyat adalah penduduk suatu Negara (2002:924).Istilah rakyatberkaitan dengan negara.Dalam hal ini istilah masyarakat lebih luas dariistilah rakyat.Kita dapat menyebut masyarakat dunia namun tidakmungkin menyebut rakyat dunia. c. Warga Warga adalah anggota (keluarga, perkumpulan, dan sebagainya) atautingkatan dalam masyarakat (2002: 1268).Istilah warga lebih dekat

denganistilah rakyat, yaitu mengacu kepada anggota suatu lembaga atau kesatuanwilayah. d. Penduduk Penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat: kampung, negeri, pulau, dan sebagainya (2002:278). Istilah penduduk hampir sama dengan istilah warga. e. Suku Bangsa Suku bangsa adalah kesatuan social yang dapat dibedakan dari kesatuan social lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa (2002:1099). f. Bangsa Ada dua pengertian tentang bangsa yaitu: (1) Kelompok masyarakat yang bersamaan asal-usul keturunan, adat,bahasa, dan sejarahnya serta pemerintahan sendiri (2) Kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dankebudayaan dalam arti umum, dan menempati wilayah tertentu dimuka bumi (2002:102)

Fungsi Masyarakat Manusia menyadari bahwa mereka adalah makhluk yang terbataskemampuannya, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, merekamengembangkan kehidupandengan saling berinteraksi satu sama lain dan membentuk salingketergantungan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi masyarakat bagi individuadalah:

1. Sebagai wadah bagi individu individu berkumpul dan berinteraksi 2. Sebagai tempat dimana individu dapat menunjukkan eksistensinyadan menemukan dalam kehidupannya, melakukan reproduksi danregenerasi 3. Sebagai tempat individu berekspresi dan berkreasi mengembangkan kebudayaan

Pembentukan Masyarakat Bagaimana masyarakat terbentuk sudah ada sejak zaman Plato,seorang filosof Yunani yang hidup pada 429-347 SM. Menurut Plato (didalam Gazalba, 1976:6568), masyarakat terbentuk secara kodrati. Masyarakat tumbuh dan berkembang secara mandiri di dalam ketentramandan hukum alam yang terlepas dari tanggung jawab individu-individu didalam masyarakat itu.Seseorang individu dilahirkan di dalam masyarakatdan pertumbuhannya tidak terlepas dari pengaruh masyarakat. Bagaimanapola pikir individu, tingkah laku atau kebiasaannya, serta apa yang iahasilkan sangat dipengaruhi oleh pola pikir dan tingkah lakumasyarakatnya. Cara pandang ini lebih mementingkan masyarakat daripada individu, di mana kepentingan masyarakat (kepentingan bersama)berada di atas kepentingan individu, sehingga dikenal dengan paradigma kolektivitasme (Wuradji, 1987). Untuk menganalisa secara ilmiah tentang proses terbenruknyamasyarakat sekaligus problem-problem yang ada sebagai proses-prosesyang sedang berjalan atau bergeser, kita memerlukan beberapa konsep.

Konsep-konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisa proses terbentukdan tergesernya masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitianantropologi dan sosiologi yang disebut dinamik sosial (social dynamic), yaitu : 1. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri 1.1.Proses Internalisasi. Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen-nyauntuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat,nafsu, serta emosi kepribadiannya. Tetapi wujud darikepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macamstimulasi yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan budayanya. Maka proses internalisasi yang dimaksud adalahproses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai iahampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalamkepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yangdiperlukan sepanjang hidupnya. 1.2.Proses Sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajarkebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalamproses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masatuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengansegala macam individu di sekililingnya. 1.3.Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari danmenyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat,sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalamkebudayaannya. Kata enkulturasi dalam bahas Indonesia jugaberarti pembudayaan.

2. Proses Evolusi Sosial Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapatdianalisa oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secara detail(microscopic), atau dapat juga dipandang dari jauh hanya denganmemperhatikan perubahan-perubahan yang besar saja(macroscopic). Proses evolusi sosial budaya yang dianalisa secaradetail akan membuka mata seorang peneliti untuk berbagai macamproses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan sehariharidalam masyarakat di dunia. 3. Proses Difusi Penyebaran Manusia. Ilmu Paleoantropologi memperkirakanbahwa manusia terjadi di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur,dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat diterangkan dengan denganadanya proses pembiakan dan gerka penyebaran atau migrasimigrasiyang disertai dengan proses adpatsi fisik dan sosial budaya. 4. Akulturasi dan Pembauran atau Asimilasi Akulturasi adalahProses sosial yang timbul bila suatukelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkandengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan demikianrupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat launditerima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpamenyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itusendiri.Asimilasi adalah Proses sosial yang timbul bila adagolongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yangberbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensifuntuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongantadi masing-masing berubah

sifatnya yang khas, dan juga unsurunsurnyamasing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsurkebudayaan yang campuran. 5. Pembauran atau Inovasi Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaansumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru daritenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akanmenyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produkprodukbaru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologidan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkanproses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitudiscovery dan invention. Bentuk Masyarakat Masyarakat berdasarkan mata pencaharian dapat dibedakan menjadi: A. Masyarakat berburu dan meramu, dengan ciri-ciri : Mengandalkan alam Menggunakan teknologi dan peraltan sederhana Perempuan meramu dan laki laki berburu Ketergantungan berkisar pada distribusi makanan,perlindungan anggota.

B. Masyarkat hortikultural dan pastoral, dengan ciri ciri : Adanya kegiatan memelihara binatang tertentu Hidup nomaden dengan mengembala ternak Adanya teknologi dengan prealatan tangan untuk mengoleksihasil pertanian Teknologi baru dapat ditemukan

C. Masyarakat Agraris, dengan ciri ciri : Kegiatan cocok tanam berskala besar Ditemukan bajak, teknik irigasi, dan peralatan logam

Adanya spesialisasi kerja yang lebih rumit Adanya teknologi pembantu produksi manusia semisaltenaga kerja Tinggal menetap Ditemukan uang sebagai alat tukar

D. Masyarakat industri, dengan ciri ciri : Ditemukannya BBM Proses distribusi hasil semakin cepat dan ekstensif Berkembangnya teknologi transportasi

E. Masyarakat post industri, dengan ciri ciri : o Kegiatan produksi untuk menghasilkan informasi didukungadanya teknologi komputer o Produksi barang lewat tenaga manusia o Masalah sosial makin kompleks o Produksi bergantung pada komputer dan peralatan elektronik lain

2 Berdasarkan lingkungan A. Agraris, ciri ciri: Kegiatan ekonomi yang dijalankan berasaskan pertanian danpeternakan Kawasan penempatan terletak didaerah yang subur Masyarakat yang bercocok tanam Faktor pendukung utamanya kesuburan tanah dan cuaca

B. Maritim

Masyarakat yang tinggal di lingkungan maritim adalahmasyarakat yang mengandalkan lingkungan alam berupa lautsebagai sumber perekonomian. C. Masyarakat pedalaman Masyarakat pedalaman adalah masyarakat yang berada disuatutempat yang terisolasi.Cenderung mempertahankan peninggalanpeninggalan nenek moyang. 3. Berdasarkan tradisional dan modern A. Tradisional Masyarakat yang masih mempertahankan kebudayaan lama.Bertempat tinggal dikawasan yang sulit dijangkau. Dianggapsebagai penghambat proses pembangunan dan modernisasi. B. Modern Masyarakat yang telah menerima perubahan zaman yangdisertai kebudayaan kebudayaan baru yang lebih fleksibel

Kesimpulannya, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang hidup bersama, saling berinteraksi dalam waktu yang lama, serta bersama mereka membangun suatu kebudayaan. Fungsi massyarakat sendiri adalah sebagai tempat di mana individu saling berkumpul, dan menunjukkan eksistensinya. Suatu masyarakat akan membentuk suatu kebudayaan yang akan terus berkembang. Dengan adanya kebudayaan ini akan menciptakan keteraturan dalam kehidupan bersama. 2.6 Konsep Kebudayaan Definisi klasik kebudayaan seperti dikemukakan oleh Edward B. Taylor adalah keseluruhan kompleks dari pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat

istiadat dan semua kemampuan dan yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Atau secara sederhana bisa dikatakan kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat. (Horton dan Hunt,1991:58). Berdasarkan asal-usul katanya kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah (bentuk jamak). Bentuk tunggal : buddhi (budi atau akal). Jadi berdasarkan asal-usul katanya, kebudayaan diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Selo Sumarjan & Sulaeman Sumardi memberikan pengertian kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, cipta dan karsa masyarakat. (Soekanto, 1990:189). Karya (material culture) menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat dipergunakan oleh masyarakat. Cipta (immaterial culture) merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir yang menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Karsa merupakan kecerdasan dlm menggunakan karya, rasa dan cipta scr fungsional menghasilkan sesuatau yang bermanfaat bagi manusia. Kebudayaan dapat dibagi ke dalam dua bentuk yaitu kebudayaan materi dan nonmateri. Kebudayaan nonmaeri terdiri dari katakata yang dipergunakan orang, hasil pemikiran,m adat istiadat, keyakinan, dan kebiasaan yang diikuti anggota masyarakat. Kebudayaan materi terdiri atas bendabenda hasil karya. Kebuadayaan adalah sistem nilai dan norma, sementara masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mendiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memeliki kebuadayaan yang sama,

dan melakukan sebagain besar kegiatannya dalam kelompok tersebut. Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lain. Kebudayaan adalah suatu sistem nilai dan norma yang terorganisasi yang menjadi pegangan bagi masyarakat tersebut. Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan clam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu sendiri yang tidak selalu baik baginya. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut di atas, untuk sebagian besar dipenuhi olch kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar oleh karma kemampuan manusia adalah terbatas, dan dengan demikian kemampuan kebudayaan yang merupakan basil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan. Dalam tindakan-tindakannya untuk melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan, manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya. Taraf tersebut masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang hingga kini masih rendah taraf kebudayaannya. Keadaannya berlainan dengan masyarakat yang sudah kompleks, di mana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya manusia tersebut, yaitu teknologi, memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila mungkin menguasai alam. Perkembangan teknologi di negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Soviet Rusia, Perancis, Jerman dan sebagainya, merupakan beberapa contoh dimana masyarakatnya tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitar. Antropolog C. Kluckhohn di dalam sebuah karyanya yang berjudul Universal

Categories of Culture" telah menguraikan ulasan para sarjana mengenai hal itu. Inti pendapat-pendapat para sarjana itu menunjuk pada adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu: 1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi transpor dan sebagainya). 2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya). 3. Sistem kemasyarakatan (sistern kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan). 4. Bahasa (lisan maupun tertulis). 5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya). 6. Sistem pengetahuan. 7. Religi (sistem kepercayaan).

Cultural-universals tersebut di atas, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural aclivity. Sebagai contoh, cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan lain-lain. Kesenian misalnya, meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara dan lain-lain. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnya trait-complex. Misalnya, kegiatan pertanian menetap meliputi unsure-unsur irigasi, sistem mengolah tanah dengan bajak, sistem hak milik atas tanah dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex

mengolah tanah dengan bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi umpamanya hewan-hewan yang menarik bajak, teknik mengendalikan bajak dan seterusnya. Akhirnya sebagai unsur kebudayaan terkecil yang membentuk traits, adalah items. Apabila diambil contoh alat bajak tersebut di atas maka, bajak tadi terdiri dari gabungan alat-alat atau bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang dapat dilepaskan, akan tetapi pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Apabila salah-satu bagian bajak tersebut dihilangkan, maka bajak tadi tak dapat melaksanakan fungsinya sebagai bajak. Menurut Bronislaw Malinowski yang selalu mencoba mencari fungsi atau kegunaan setiap unsur kebudayaan, tak ada suatu unsur kebudayaan yang tidak mempunyai kegunaan yang cocok dalam rangka kebudayaan sebagai keseluruhan. Apabila ada unsur kebudayaan yang kehilangan kegunaannya, unsur tersebut akan hilang dengan sendirinya. Kebiasaan-kebiasaan serta dorongan, tanggapan yang didapat dengan belajar serta dasar-dasar untuk organisasi, harus diatur sedemikian rupa, sehingga memungkinkari pemuasan kebutuhan-kebutuhan pokok manusia. Kebudayaan berarti menyangkut aturan yang harus diikuti, maka kebudayaan menentukan standar perilaku. Sebagai contoh untuk bersalaman kita mengulurkan tangan kanan; untuk menggaruk kepala boleh menggunakan tangan kiri atau kanan. Karena kebudayaan kita tidak memiliki norma untuk menggaruk kepala. Istilah norma memiliki dua kemungkinan arti. Suatu norma budaya adalah suatu konsep yang diharapkan ada. Kadang norma statis dianggap sebagai kebudayaan yang nyata. Norma satis sering disebut sebagai suatu ukuran dari perilaku yang sebenarnya, disetujui atau tidak. Norma kebudayaan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan suatu citra kebuadayaan tentang bagaimana seharusnya

seseorang bersikap. Berbagai masyarakat telah mencoba berbagai macam pola yang dapat dilaksanakan. Sebagai contoh contoh suatu masyarakat sudah mencoba makan sambil berdiri, duduk di lantai, duduk di kursi atau jongkok di lantai; mereka boleh makan bersama, atau masing-masing sendiri; boleh menggunakan tangan, sendok; boleh memulai dengan minum anggur, makan soup atau tidak keduanya. Setiap cara merupakan sekumpulan sejumlah kemungkinan, yang semuanya dapat dikerjakan. Melalui coba-coba, situasi kebetulan, atau beberapa pengaruh yang tidak disadari suatu masyarakat sampai pada salah satu kemungkinan, mengulanginya dan menerimanya sebagai cara yang wajar untuk memenuhi kebutuhan tertentu, pakai baju batik, makan nasi dsb. Generasi baru menyerap kebiasaan tersebut. Mereka terus menerus melihat cara berperilaku tertentu, mereka yakin itulah cara yang benar. Kejadian itu diteruskan kepada generasi penerus sebagai salah satu kebiasaan. Folkways (kebiasaan) : cara yang lazim yang wajar dalam melakukan sesuatu oleh sekelompok orang. Ada dua kebiasaan yaitu (1) hal-hal yang seharusnya diikuti sebagai sopan santun dan perilaku sopan, (2) hal-hal yang harus diikuti karena yakin kebiasaan itu penting untk kesejahteraan masyarakat. Pandangan salah benar yang menyangkut kebiasaan disebut tata kelakuan (mores). Jadi mores (tata kelakuan) adalah gagasan yang kuat mengenai salah dan benar yang menuntut tindakan tertentu dan melarang yang lain. Biasanya anggota suatu masyarakat sama-sama merasakan keyakinan yang luhur bahwa pelanggaran pada tata kelakuan mereka akan menimbulkan bencana bagi anggota masyarakat tersebut. Namun kadang-kadang orang luar melihatnya sebagi

sesuatu yang tidak masuk akal. Kalau orang yakin bahwa perilaku tertentu merugikan, maka ia akan dikutuk oleh tata kelakuan. Tata kelakuan adalah keyakinan tentang salah dan benar dalam perilaku/tindakan. Ada dua jenis pandangan yang terjadi dalam penafsiran kebudayaan yang ada ditengah masyarakat Indonesia, yaitu : a. Etnosentrisme Etnosentrisme bisa diartikan sebagai pandangan bahwa kelompoknya sendiri adalah pusat dari segalanya dan semua kelompok lain dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelompok sendiri. Atau secara bebas bisa dikatakan etnosentrisme adalah kebiasaan setiap kelompok untuk menganggap kebudayaan kelompoknya sebagai kebudayaan yang paling baik. Etnosentrisme membuat kebudayaan kita sebagai patokan untuk mengukur baik buruknya, tinggi rendahnya dan benar atau ganjilnya kebudayaan lain . Ini sering dinyatakan dalam ungkapkan orang-orang terpilih, ras unggul, penganut sejati, dsb. b. Xenosentrisme Istilah ini berarti suatu pandangan yang lebih menyukai hal-hal yang berbau asing. Ini adalah kebailkan yang tepat dari etnosentrisme. Ada banyak kebanggaan bagi orang-orang tertentu ketika mereka membayar lebih mahal untuk barang-barang impor dengan asumsi bahwa segala yang datang dari luar negeri lebih baik.

Kita tidak mungkin memahami perilaku kelompok lain dengan sudut pandang

motif, kebiasaan dan nilai yang kita anut. Relativisme kebudayaan fungsi dan arti dari suatu unsur berhubungan dengan lingkungan atau keadaan kebudayaannya.

BAB III. KETERKAITAN MATERI DENGAN KEHIDUPAN Manusia selain sebagai makhluk individu (perseorangan) mempunyai kehidupan jiwa yg menyendiri namun manusia juga sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Manusia lahir, hidup dan berkembang dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Menurut Aristoteles (Yunani, 384-322 SM), bahwa manusia itu adalah ZOON POLITICON artinya bahwa manusia itu sbg makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yg suka bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut makhluk sosial. Terjadilah hubungan satu sama lain yang didasari adanya kepentingan, dimana kepentingan tersebut satu sama lain saling berhadapan atau berlawanan dan ini tidak menutup kemungkinan timbul kericuhan. Kepentingan adalah suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. Disinilah peran hukum mengatur kepetingan - kepentingan tersebut agar kepentingan masing-masing terlindungi, sehingga masing-masing mengetahui hak dan kewajiban. Pada akhirnya dengan adanya hukum masyarakat akan hidup aman, tentram, damai, adil dan makmur. Dimana ada masyarakat disitu ada hukum Hukum ada sejak masyarakat ada. Dapat dipahami disini bahwa hukum itu sesungguhnya adalah produk otentik dari masyarakat itu sendiri yang merupakan kristalisasi dari naluri, perasaan, kesadaran, sikap, perilaku, kebiasaan, adat, nilai, atau budaya yang hidup di masyarakat. Bagaimana corak dan warna hukum yang dikehendaki untuk mengatur seluk beluk kehidupan masyarakat yang bersangkutanlah yang menentukan sendiri. Suatu masyarakat yang menetapkan tata hukumnya bagi masyarakat itu sendiri dalam berlakunya tata hukum itu artinya artinya tunduk pada tata hukum hukum itu disebut masyrakat hukum. Masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan sendiri berarti hasil karya manusia untuk melangsungkan ataupun melengkapi kebutuhan hidupnya yang kemudian menjadi sesuatu yang melekat dan menjadi ciri khas dari pada manusia ( masyarakat ) tersebut. Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsurunsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok

sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. Skema hubungan individu, kelompok, dan masyarakat:
Kecerdasan Tahap Perkembangan

Otak

Interaksi Individu komunikasi Perbedaan masing-masing individu Kelompok

Interaksi Masyarakat komunikasi menghasilkan

Budaya

terbentuklah

Peradaban

BAB IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Masyarakat dan kebudayaan adalah dua konsep yang saling berhubungan. Di dalam masyarakatlah kebudayaan dihasilkan oleh manusia atau kelompok manusia dan dari kebudayaan yang dihasilkannya itulah suatu masyarakat dikenal dan dibedakan dengan masyarakat lainnya. Memahami masyarakat dan kebudayaan dapat membangun karakter saling bekerja sama dan berkompetisi, karena kemajuan dan kemunduran suatu masyarakat sangan tergantung pada individu-individu anggota masyarakat. Pemahaman diri sebagai individu, anggota kelompok, dan anggota masyarakat akan menjadi landasan dalam membangun masyarakat bangsa Indonesia. 4.2 Saran Untuk membangun masyarakat Indonesia ke arah yang lebih maju, tentu kita harus memahami peran kita sebagai individu, anggota kelompok, dan masyarakat. Setelah memahami, maka kita harus mengembangkan potensi yang ada pada diri kita agar tercipta inovasi-inovasi (hasil kebudayaan) baru yang dapat memajukan bangsa Indonesia,

DAFTAR PUSTAKA Evita E. Singgih, Miranda D.Z., Ade Solihat, Jossy P. Moeis. (2013). Buku Ajar II MPKT A. http://rags-shark-river.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-manusia http://stephen-stephenlucky.blogspot.com/2012/11/hubungan-kebudayaandengan-masyarakat.html

Anda mungkin juga menyukai