Pengantar
1. Pendahuluan
Suatu lembaga – entah itu lembaga dengan orientasi laba, entah nirlaba – mempunyai tiga macam
sumber daya,
b. sumber daya finansial uang untuk pembiayaan tenaga kerja, produksi, promosi, distribusi,
c. sumber daya manusia tenaga kerja yang menjalankan usaha baik di tingkat manajerial
maupun operasional dengan kontribusi tenaga, pemikiran, kecakapan dan ketrampilan mereka.
Dalam mencapai tujuan lembaga, lembaga melakukan dua kegiatan terhadap sumber daya manusia.
Pertama, berkaitan dengan administrasi dan perlakuan terhadap tenaga kerja (administrasi
belajar yang diadakan dalam jangka waktu tertentu guna memperbesar kemungkinan peningkatan
kinerja. Kegiatan ini dilakukan dengan sengaja, bertujuan dan dirancang. Bentuknya berupa
kegiatan belajar secara formal (kursus atau sekolah) dan dapat pula secara informal
menyeluruh tanpa dikaitkan dengan tugas khusus yang mereka emban. Berupa uraian-uraian
konsep teoritis. Proses ini berlangsung dalam jangka waktu antara tiga hingga duabelas bulan.
Berbentuk pengajaran, ceramah dan praktek. Pada umumnya diberikan pada pekerja tingkat
manajer. Proses pengembangan berkaitan dengan dua hal pokok. Yang pertama, berkaitan
dengan pekerjaan kongkrit yang menjadi tanggung jawab pekerja (mutasi dan promosi).
pertumbuhan pribadi, proses pengembangan meliputi pula adanya pengalaman yang didukung
oleh fasilitas konseling. Noe (dalam Yuwono, Ino ) menyebutkan bahwa dalam pengembangan
fokus terletak pada future, penyiapan karyawan untuk posisi yang lain (bisa lebih tinggi, bisa
b. pendidikan / education penyiapan pekerja untuk mengemban tugas baru dalam waktu dekat.
Proses ini dilakukan secara sengaja, sistematis, kontinyu dalam jangka waktu tertentu yang
sikap, nilai, kecakapan atau keterampilan yang dikehendaki. Proses ini secara sadar dilakukan
untuk mempersiapkan pekerja agar siap diserahi pekerjaan berbeda dalam waktu yang
singkat. Bentuk pendidikan dapat bersifat formal (belajar di perguruan tinggi, misalnya) dan
dapat pula non formal (kursus). Yang dikirim untuk mengikuti proses ini hendaknya dipilih
tingkat manajerial. Tergantung pada tujuan dan tingkat pekerjaan yang hendak diserahkan
c. pelatihan / training untuk meningkatkan kinerja pekerja dalam pekerjaan yang mereka
emban. Pelatihan ini dilangsungkan dalam jangka waktu pendek, antara 2-3 hari hingga 2-3
bulan. Dilaksanakan secara sistematis, sesui dengan prosedur yang sudah terbukti berhasil,
dengan metode yang sudah baku dan sesuai dan lebih inovatif dibandingkan dengan
Bagi seorang pekerja baru, pelatihan diberikan untuk mendapatkan dan menguasai kecakapan
dan keterampilan dalam bidang kerja (job orientation). Bagi seorang pekerja lama, pelatihan
diberikan jika ada tata kerja atau alat kerja baru. Tak jarang pula, pelatihan diberikan
kepada pekerja level manajerial. Kegiatan ini dilakukan terutama jika ada sistem menejemen
baru atau prosedur kerja baru sebagai akibat dari penggunaan teknologi kerja yang baru.
Pelatihan dapat juga berarti aktivitas formal dan informal yang memberikan kontribusi pada
Mencakup pembelajaran (tetapi, lebih dari pada itu sebenarnya) untuk mengerjakan sesuatu
dan jika berhasil, hasilnya terlihat dalam melakukan sesuatu dengan berbeda.
sebuah upaya remedial bagi semua masalah kinerja. --> pelatihan terbaik sekalipun tak
mampu mengubah karyawan yang tidak mampu atau tidak mau bekerja
sebuah alat bagi karyawan untuk menyempurnakan kinerja tugas --> dalam pelatihan,
karyawan harus belajar mengoreksi cara bekerja, mendapatkan jawaban atas pertanyaan
Sebuah pengganti atas buruknya supervisi --> pelatihan bukan perlengkapan dalam wilayah
supervisi.
Sesuatu yang mudah --> pelatihan memerlukan perencanaan dan pemikiran yang matang.
Sifat pelatihan
- menemukan cara yang memudahkan orang dewasa untuk miliki pola perilaku dan cara memandang
- memotivasi orang untuk belajar mempelajari agenda orang lain; mendorong eksperimen,
- menunjukkan bahwa pembelajaran merupakan hal yang relevan, penting, dan berharga bagi
- membawa perubahan perilaku yang cukup permanen dengan cara intervensi terbatas, untuk
Di dalam proses pelatihan – meski penekanannya pada perolehan kecapakan- namun selalu
berkaitan dengan pemahaman abstrak dan konsep-konsep teoritis. Di sisi lain, dalam proses
pengembangan, meski tekanan ada pada pemahaman abstrak dan konsep teoritis, tersangkut
3. Trainer
Trainer merupakan orang yang membantu peserta pelatihan untuk menambah pengetahuan,
mengubah perilaku menjadi lebih produktif, dan meningkatkan kecakapan serta keterampilan
melalui pelatihan. Trainer dapat berasal dari dalam lembaga yang bersangkutan, tetapi dapat pula
c. menyusun rancangan penyampaian training yang meliputi metode, strategi, dan teknik
2. menguasai teknik presentasi (bicara jelas, mampu mengelola pelatihan sesuai kemampuan
peserta, bersedia mengulangi poin-poin kunci, mengelola evaluasi pra dan pasca pelatihan.
3. kreatif dan imajinatif (peka pada tanda-tanda kebingungan, salah pemahaman, hilangnya minat,
mampu merubah metode pengajaran kalau perlu, mampu mendisain konsep alat bantu pelatihan,
menekankan masalah aktual untuk penekanan konsep pelatihan, mampu cari cara untuk ukur
6. mampu mengembangkan relasi personal (mampu mengembangkan suasana percaya diri di kelas
agar peserta terbantu menyerap materi pelatihan; mampu bekerja sama dengan trainer yang
lain dan bekerja lebih dari yang seharusnya; punya kepribadian yang memadai; trainer yang
ramah, kooperatif, tulus, dan kreatif akan memberikan kesan yang mendalam dalam diri
peserta; )
1. kompeten 5. sabar
2. kreatif 6. positif
3. peduli 7. konsisten
1. hasrat --> punya kepribadian yang seimbang antara emosi dan perilaku
2. jadi pemimpin -> tidak hanya urusan memimpin, tapi lebih pada seni memahami orang lain
3. rapi
5. adil
5. pelajari respon suara --> kecepatan bicara pengaruhi respon dan pemahaman peserta
7. tekankan kita dan Anda dibanding saya --> akan lebih menguntungkan untuk bentuk kerja sama
10. berikan hadiah psikologis --> dengan kata-kata bagus, sangat baik
1. reorientasi
2. upgrading keahlian
4. pengembangan sikap
personal dengan tujuan dan persyaratan organisasi, bekerja sama dengan trainer dan
Motivasi dalam hal ini merupakan kemauan individu untuk memenuhi kebutuhan personal dan
aspirasi personal dengan mengarahkan upaya dan bakat dalam mencapai tujan organisasi yang
spesifik.
Salah satu hal yang dapat menjadi motivator adalah hasrat untuk sukses,
1. kinerja tugas yang menyediakan alat untuk mencapai beberapa tujuan yang tidak berkaitan
2. kinerja dengan pemberian tugas yang dapat memberikan kepuasan intrinsik (peluang ekspresi
diri, dapat pengalaman baru, perasaan menentukan diri sendiri, prestasi diri dan harga diri).
- pengayaan kerja
4. Trainee
Trainee (peserta training) merupakan perorangan sehingga mereka perlu diperlakukan secara
!!! trainer harus mengenal trainee melalui data-data yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Harus
Peserta mempunyai peranan besar dalam pengembangan kekompakan kelompok dan penyelesaian
a. mendorong peserta lain untuk terlibat penuh dengan sikap hangat, bersahabat, tanggap,
b. ikut menetapkan pedoman untuk kebersamaan dan kerja sama antar peserta dengan
c. ikut mendukung pedoman dan keputusan yang sudah disepakati dengan melaksanakannya.
a. proaktif dalam penyampaian gagasan, saran dan usulan tentang yang harus dikerjakan
kelompok, masalah yang ada, pemecahan masalah atau prosedur kerja yang efektif
d. aktif terlibat dalam pengerjaan tugas bersama dan menyemangati peserta lain
Tujuan pelatihan dapat tercapai melalui pengembangan peserta dalam kelompok. Tahap-tahapnya :
b. penyusunan organisasi
b. menciptakan sistem hubungan dan komunikasi yang otentik, terbuka, bertanggung jawab
c. menguatkan faktor pemersatu dalam kelompok dengan mengusahakan adanya norma kelompok
d. mencegah perilaku yang merugikan kelompok, mampu mengelola konflik, bersedia mengambil
Daftar Pustaka
Suryana, Agus. (2006). Panduan Praktis Mengelola Pelatihan. Jakarta : EDSA Mahkota
Bacaan lanjut :
Risjawan Hendry.2007. Catatan kecil untuk para Trainer: Melatih dengan Hati dalam
http://www.trainersclub.or.id/