Laporan Perencanaan
Kata Pengantar
Sesuai dengan Kontrak Kerja Nomor : 074/038/VI/2006, tanggal 20 Juni 2006 antara Satuan Kerja Sementara BRR Perencanaan Umum, Perencanaan
Teknis dan Manajemen Rantai Pengadaan, Bappeda Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan PT.Wastuwidyawan - CV.Geubi Karya Konsultan tentang Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Ruang Desa (Village Planning dan DED) Di Kecamatan Prioritas Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Paket A (10 Desa), maka bersama ini kami sampaikan buku Laporan Akhir tentang :
Perencanaan dan Nota Perhitungan ( Desa Meunasah Cot Kec. Lhoong Kab. Aceh Besar )
Laporan Perencanaan dan Nota Perhitungan ini berisi tentang Latar Belakang Proyek, Survey Pendahuluan, Kriteria Perencanaan dan Analisa Perhitungan. Demikian Laporan Perencanaan dan Nota Perhitungan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.
Banda Aceh, Desember 2006 PT. Wastuwidyawan bekerjasama dengan CV.Geubi Karya Konsultan
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan
Laporan Perencanaan
Daftar Isi
Halaman Kata Pengantar .. Daftar Isi ... Daftar Tabel .. Daftar Gambar .. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran ... 1.3. Nama dan Organisasi Pengguna Jasa .. 1.4. Lingkup Pekerjaan .......... 1.4.1. Lingkup Wilayah .. 1.4.2. Lingkup Kegiatan .. 1.5. Keluaran / Pelaporan .. SURVEY PENDAHULUAN 2.1. Survey Topografi . 2.1.1. Umum . 2.1.2. Pemasangan Benchmark (BM) ... 2.1.3. Pengukuran Kerangka Horisontal (Poligon) .. 2.1.4. Pengukuran Kerangka Vertikal .. 2.1.5. Potongan Memanjang dan Melintang 2.1.6. Penggambaran 2.2. Survey DCP . 2.2.1. Latar Belakang ... 2.2.2. Maksud dan Tujuan ............ 2.2.3. Ketentuan-ketentuan Pelaksanaan .. 2.2.4. Alat yang Digunakan .. 2.2.5. Spesifikasi Alat .. 2.2.6. Prosedure Percobaan 2.2.7. Hasil dan Pembahasan 2.3. Survey LHR . 2.3.1. Tujuan .... 2.3.2. Lingkup Pekerjaan............ 2.3.3. Pelaksanaan Pengumpulan Data .. 2.3.4. Dasar Teori Perhitungan LHR.. 2.3.5. Komposisi Lalu Lintas.. 2.3.6. Volume Lalu Lintas Harian Rencana 2.3.7. Tipe Jalan .. 2.3.8. Bagian-bagian Jalan .. 2.3.9. Dasar Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa KRITERIA PERENCANAAN 3.1. Perencanaan Jalan . 3.1.1. Standar Teknis Jalan Desa ... 3.1.2. Definisi, Singkatan dan Istilah ... 3.1.3. Batas-Batas Penggunaan ... 3.1.4. Penggunaan . i ii vi viii
BAB II
II-1 II-1 II-1 II-1 II-2 II-2 II-2 II-3 II-3 II-3 II-3 II-4 II-4 II-4 II-5 II-6 II-6 II-6 II-7 II-8 II-10 II-10 II-11 II-11 II-13
BAB III
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan
ii
Laporan Perencanaan
Perkerasan Jalan ........ III-5 3.1.5.1. Tanah Dasar ... III-5 3.1.5.2. Lapis Pondasi Bawah. III-6 3.1.5.3. Lapis Pondasi. III-6 3.1.5.4. Lapis Permukaan .... III-6 3.1.6. Parameter Perencanaan .. III-7 3.1.6.1. Jumlah Jalur dan koefisien Distribusi Kendaraan .... III-7 3.1.6.2. Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan .. III-8 3.1.6.3. Lalu Lintas Harian Rata-rata dan Rumus-rumus Lintas Ekivalen .. III-8 3.1.7. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dan CBR. .. III-9 3.1.8. Faktor Regional (FR) .. III-10 3.1.9. Indeks Permukaan (IP) ... III-11 3.1.10. Koefisien Kekuatan Relatif (a) III-12 3.1.11. Batas-batas Minimum Tebal Lapis Perkerasan... III-14 3.1.12. Pelapisan Tambahan ......... III-15 3.1.13. Konstruksi Bertahap ......... III-15 3.1.14. Pertimbangan Drainase....... III-16 3.1.15. Geometri Jalan III-16 3.1.16. Tempat Persimpangan ........ III-17 3.1.17. Tanjakan Jalan III-17 3.1.18. Tikungan pada Tanjakan Curam. III-18 3.1.19. Bentuk Badan Jalan ......... III-19 3.1.20. Bentuk Badan Jalan di Daerah Curam .. III-20 3.1.21. Permukaan Jalan III-20 3.1.22. Bahu Jalan ......... III-21 3.1.23. Pemadatan Tanah III-22 3.1.24. Perlindungan Tebing III-22 3.1.25. Saluran Pinggir Jalan III-24 3.1.26. Gorong-gorong... III-25 3.1.27. Pembuangan dari Saluran Samping & Gorong-Gorong III-28 3.1.28. Stabilization III-28 3.1.29. Pembangunan Jalan di Daerah Rawa .. III-29 3.2. Perencanaan Drainase . III-31 3.2.1. Maksud dan Tujuan ........ III-31 3.2.1.1. Maksud ............ III-31 3.2.1.2. Tujuan .......... III-31 3.2.2. Ruang Lingkup .... III-31 3.2.3. Pengertian . III-31 3.2.4. Persyaratan-persyaratan . III-32 3.2.5. Ketentuan-ketentuan ........ III-32 3.2.5.1. Umum ............ III-32 3.2.5.2. Saluran Samping Jalan .............. III-32 3.2.6. Gorong-gorong Pembuang Air... III-34 3.2.7. Menentukan Debit Aliran... III-36 3.2.8. Penampang Basah Saluran Drainase dan Gorong-gorong.. III-43 3.2.9. Tinggi Jagaan Saluran Samping III-44 3.2.10. Kemiringan Saluran Samping dan Gorong-gorong III-45 3.2.11. Kemiringan Tanah III-45 3.3. Perencanaan Sistim Air Bersih III-46 3.3.1. Ruang Lingkup... III-46 3.3.2. Pengertian . III-46 PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan
3.1.5.
iii
Laporan Perencanaan
3.3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
3.8.
Ketentuan-ketentuan 3.3.3.1. Fungsi ......... 3.3.3.2. Pemasangan Pipa Distribusi ........... 3.3.4 Pekerjaan Galian ........................ 3.3.5. Pekerjaan Pengurugan.... 3.3.6. Pekerjaan pemasangan pipa. 3.3.7. Testing Pekerjaan Pipa... 3.3.8. Pekerjaan Penggelontoran atau Flushing 3.3.9. Lapisan pelindungan pipa ... 3.3.10. Trust block . 3.3.11. Pipa driving .. 3.3.12. Jembatan pipa.. 3.3.13. Alat Ukur .. 3.3.14. Pekerjaan Pemasangan Alat Pelengkap.. 3.3.15. Kriteria Perencanaan . Perencanaan Sanitasi/Sistim Air Kotor 3.4.1. Umum .. 3.4.2. Bangunan Atas ( Jamban ) 3.4.3. Septic Tank ( tangki septik ) 3.4.4. Kriteria Perencanaan . Perencanaan Persampahan ......... 3.5.1. Umum.......... 3.5.2. Pengertian .......... 3.5.3. Syarat TEknis . 3.5.4. Cara Penanganan Sampah ............................................... 3.5.5. Pewadahan Sampah. 3.5.6. Pengumpulan Sampah 3.5.7. Pemindahan Sampah .. 3.5.8. Optimalisasi Peran Serta Masyarakat Kriteria Perencanaan Listrik . 3.6.1. Umum .. 3.6.2. Instalasi Listrik Desa . 3.6.3. Persyaratan Dasar . 3.6.4. Perancangan .. 3.6.4.1. Umum . 3.6.4.2. Karakteristik Suplai . 3.6.4.3. Macam Kebutuhan Listrik ... 3.6.4.4. Suplai Darurat 3.6.4.5. Kondisi Lingkungan .. 3.6.5. Pemasangan Kabel Bawah Tanah .. 3.6.5.1. Umum 3.6.5.2. Kontruksi Kabel Perencanaan Telepon ... 3.7.1. Jaringan Lokal 3.7.2. Saluran Lokal Kabel Tembaga .. 3.7.3. Rendaman Saluran Lokal .. 3.7.4. Sistem Jaringan Mesh Dengan Jala Jala . 3.7.5. Sistem JAringan Mesh Bintang .. 3.7.6. Methoda Routing . Perencanaan Lansekap Desa ..... 3.8.1. Relasi antara Desain Tapak dengan Alam .............................. 3.8.2. Ruang Kawasan... 3.8.3. Pohon/Tanaman Setempat dan Lokal .....................................
III-47 III-47 III-47 III-47 III-48 III-50 III-52 III-53 III-53 III-54 III-54 III-55 III-55 III-56 III-57 III-65 III-65 III-65 III-69 III-71 III-78 III-78 III-78 III-80 III-82 III-86 III-88 III-90 III-92 III-93 III-93 III-93 III-94 III-96 III-96 III-97 III-97 III-97 III-97 III-98 III-98 III-98 III-110 III-110 III-111 III-112 III-113 III-114 III-114 III-116 III-116 III-116 III-116
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan
iv
Laporan Perencanaan
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN 4.1. Analisa Perhitungan Struktur Jalan 4.1.1. Data Yang Diperlukan 4.1.2. Standar Perencanaan 4.1.3. Penggunaan Nomogram. 4.1.4. Pelaksanaan 4.1.5. Bagan Alir Perencanaan Teknis Jalan ... 4.1.6. Data-data Teknis Perencanaan .. 4.1.7. Analisa Perhitungan Perencanaan Jalan Baru. 4.2. Analisa Perhitungan Drainase. 4.2.1. Bagan Alir Analisa Perhitungan Drainase 4.2.2. Tahapan Analisa Perhitungan .. 4.2.2.1. Analisa Perhitungan Hidrologi ..... 4.2.2.2. Analisa Perhitungan Hidrolika .. 4.2.2.3. Perhitungan Volume Pekerjaan dan RAB . 4.2.3. Bagan Alir Perhitungan.. 4.2.3.1. Perhitungan Debit Aliran Air.. 4.2.3.2. Perhitungan Dimensi Saluran 4.2.4. Perhitungan Hidrologi dan Hidrolika .. 4.3. Analisa Perhitungan Air Bersih . 4.3.1. Kriteria Perencanaan . 4.3.2. Kondisi Eksisting dan Rencana Pengembangan 4.3.2.1. Jumlah Penduduk dan Proyeksi Pertumbuhan Penduduk ... 4.3.2.2. Kondisi yang ada 4.3.3. Rencana Pengembangan Sistim Air Bersih Pedesaan... 4.3.3.1. Sumber Air Baku .. 4.3.3.2. Rencana Sistem Yang akan dating . 4.4. Analisa Perhitungan Air Kotor 4.4.1. Jamban Umum 4.4.1.1. Bangunan Atas.. 4.4.1.2. Bangunan Bawah.. 4.4.1.3. Bidang Resapan 4.5. Analisa Perhitungan Persampahan. 4.6. Analisa Perhitungan Kelistrikan. 4.6.1. Kebutuhan Daya Terpasang . 4.6.2. Peramalan Beban .. 4.6.3. Kapasitas Trafo . 4.6.4. Pemilihan Cut Out (CO) 4.6.5. Diameter Kabel. . 4.6.6. Manhole . 4.7. Analisa Perhitungan Telepon . 4.8. Analisa Perencanaan Lansekap Desa . PENUTUP 5.1 Kesimpulan . 5.2 Saran-saran .
IV-1 IV-1 IV-1 IV-3 IV-4 IV-6 IV-9 IV-9 IV-10 IV-10 IV-12 IV-12 IV-15 IV-16 IV-17 IV-17 IV-18 IV-19 IV-20 IV-20 IV-27 IV-27 IV-29 IV-29 IV-29 IV-30 IV-31 IV-31 IV-31 IV-33 IV-33 IV-34 IV-36 IV-37 IV-38 IV-38 IV-39 IV-43 IV-43 IV-44 IV-45
BAB V
V-1 V-2
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan
Laporan Perencanaan
Daftar Tabel
Halaman Tabel 3.1.1. Tabel 3.1.2. Tabel 3.1.3. Tabel 3.1.4. Tabel 3.1.5. Tabel 3.1.6. Tabel 3.1.7. Tabel 3.1.8. Tabel 3.1.9. Tabel 3.2.1. Tabel 3.2.2. Tabel 3.2.3. Tabel 3.2.4. Tabel 3.2.5. Tabel 3.2.6. Tabel 3.2.7. Tabel 3.2.8. Tabel 3.2.9. Tabel 3.3.1. Tabel 3.3.2. Tabel 3.3.3. Tabel 3.3.4. Tabel 3.3.5. Tabel 3.3.6. Tabel 3.3.7. Tabel 3.3.8. Tabel 3.3.9. Tabel 3.4.1. Tabel 3.4.2. Tabel 3.4.3. Tabel 3.4.4. Tabel 3.5.1. Tabel 3.5.2. Tabel 4.1.1. Tabel 4.2.1. Tabel 4.2.2. Jumlah Jalur Berdasarkan Lebar Perkerasan Koefisien Distribusi Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Faktor Regional (FR) Indeks Permukaan Pada Akhir, Umur REncana (IP) Indeks Permukaan Pada Awal Umur REncana (IPo) Koefisien Kekuatan Relatif (a) .. Batas-batas Minimum Tebal Lapis Perkerasan Nilai Kondisi Perkerasan Jalan ........... Kecepatan aliran air yang diijinkan berdasarkan jenis material . Hubungan kemiringan saluran samping jalan (i) dan jenis material . Hubungan kemiringan saluran samping jalan (i) dan jarak pematah arus (L) Variasi fungsi periode ulang (Yt) ........................................... Nilai Yang Tergantung Pada n ( Yn ) ........................................... Hubungan Deviasi Standar (Sn) dengan Jumlah Data (n) . Hubungan kondisi permukaan dengan koefisien hambatan . Hubungan kondisi permukaan tanah dan koefisien pengaliran ( C ).. Hubungan Kemiringan talud dan besarnya debit .............................. Lebar Galian Yang Dianjurkan Standar Untir Mur Pada Sambungan Pipa Flens . Difleksi pada Tanah yang Lembek .. Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Untuk Sambungan Push Joint Pada Tanah Keras . Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Untuk Sambungan Mechanical Joint Pada Tanah Keras Kebocoran Yang Diijinkan/km saat Pengujian Pipa... Bahan Pelapisan Pipa Baja dan Fitting Spesifikasi Lebar Jacking Pit dan Lubang Penerima . Dimensi Rumah Meter Air . Alternatif Pemakaian Bahan Bangunan Untuk Tangki Septik ... Type Jamban ... Ukuran Septik Tank Berdasarkan Jumlah Pemakai Bidang Resapan .. Jenis Peralatan dan Sumber Sampah .... Jenis Peralatan .. Data Teknis Perencanaan Jalan Data hujan yang dipakai .. Perhitungan parameter dasar statistik data hujan III-7 III-7 III-8 III-11 III-11 III-12 III-13 III-14 III-15 III-33 III-33 III-34 III-36 III-37 III-38 III-40 III-41 III-43 III-48 III-50 III-51 III-52 III-52 III-53 III-53 III-54 III-55 III-70 III-71 III-72 III-73 III-91 III-94 IV-# IV-# IV-#
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan
vi
Laporan Perencanaan
Tabel 4.2.3 Tabel 4.2.4. Tabel 4.2.5. Tabel 4.2.6 Tabel 4.2.7. Tabel 4.2.8. Tabel 4.2.9. Tabel 4.3.1. Tabel 4.3.2. Tabel 4.5.1. Tabel 4.6.1. Tabel 4.6.2. Tabel 4.7.1.
Perbandingan hasil perhitungan statistik data hujan dengan parameter sebaran standar. .. Metode analisis perhitungan distribusi frekuensi hidrologi yang digunakan. Perhitungan Peringkat peluang periode ulang hujan rancangan .. Perhitungan Uji kesesuaian distribusi frekuensi Perhitungan Intensitas hujan dan Debit Rencana tiap saluran Perhitungan Debit Rencana Komulatif Saluran... Perhitungan Dimensi Saluran.. Kebutuhan Air Bersih . Proyeksi Kebuthan Air Bersih Desa s/d th 2016 Perhitungan Kebutuhan Sarana Persampahan Desa .. Kebutuhan Daya Terpasang Desa .. Peramalan Beban . Standar Kebutuhan Fasilitas Telekomunikasi
IV-# IV-# IV-# IV-# IV-# IV-# IV-# IV-28 IV-33 IV-39 IV-37 IV-38 IV-40
Keterangan : Halaman IV-# : Yang dimaksud # adalah lampiran pada sub bab tersebut (tidak ada nomor halaman.
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan
vii
Laporan Perencanaan
Daftar Gambar
Halaman Gambar 3.1. Potongan Melintang Jalan ................................................................ II-2 III-5 III-10 III-32 III-34 III-35 III-35 III-39 III-45 III-89 III-90 III-92 III-92 III-93 III-94 III-94
Gambar 3.1.1. Susunan Lapis Perkerasan Jalan Gambar 3.1.2. Korelasi DDT dan CBR Gambar 3.2.1. Gambar 3.2.2. Gambar 3.2.3. Gambar 3.2.4. Gambar 3.2.5. Gambar 3.2.6. Gambar 3.5.1. Gambar 3.5.2. Gambar 3.5.3. Gambar 3.5.4. Gambar 3.5.5. Gambar 3.5.6. Gambar 3.5.7. Sistem Drainase Permukaan Pematah Arus .. Bagian Gorong-gorong Tipe Penampang Gorong-gorong ... Kurva Basis .. Kemiringan Tanah .. Bin atau Sampah yang Terbuat dari Plastik .. Perletakan Wadah Sampah Non-Permanen .. Armada Pengumpul Sampah Dengan Ukuran Kecil . Truk Pengangkut Sampah . Kontainer yang Terbuat dari Plastik/Fiber dan Logam .. Perletakan Kontainer pada Tempat Tertutup ... Skema Pengelolaan Sampah pada Kawasan Perumahan ..
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan
viii
Laporan Perencanaan
Bab I Pendahuluan
1.1. LATAR BELAKANG
Wilayah bencana gempa dan tsunami Provinsi NAD dan Nias sepanjang garis pantai menimbulkan kerusakan fisik dan non fisik (ekonomi, sosial dan budaya) dengan tingkat keselamatan penduduk bervariasi antara 10%-60%. Besarnya korban jiwa dan kerusakan wilayah terbangun menyebabkan hilangannya mata pencaharian masyarakat sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat menurun drastis. Tingkat kerusakan yang terjadi bervariasi dan mencakup seluruh sektor, antara lain: Perumahan, fasilitas umum dan sosial hancur Desa satu dengan yang lainnya banyak yang terputus Infrastruktur desa mengalami kerusakan cukup parah Area pedesaan banyak mengalami penggerusan, tergenang atau tenggelam Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian karena tidak dapat kembali bekerja ditempat tinggal asalnya. Secara umum, besarnya korban jiwa dan kerusakan fisik/non-fisik pada desa-desa wilayah bencana (pada area rural / kota) dikarenakan tidak adanya perencanaan mitigasi bencana pada wilayah terbangun. Perencanaan desa merupakan bagian kegiatan pelaksanaan konsep perencanaan spasial top-down dan bottom-up yang tertera dalam blue print BRR NAD-Nias. Perencanaan desa merupakan proses perencanaan bottom-up pada wilayah desa yang terkena bencana, dengan pendekatan berbasis partisipasi masyarakat dan mitigasi bencana guna menata ulang, mengembangkan desa yang lebih baik sebagai dasar membentuk masa depan masyarakat, serta memberikan arahan spasial lebih lanjut hingga tingkat implementasi fisik. Berbekal pengalaman pelaksanaan kegiatan perencanaan desa selama ini berkembang issue-issue sebagai berikut: 1) Produk perencanaan desa yang dihasilkan tidak memiliki suatu standar perencanaan spasial yang baik dan kurang aplikatif menunjang konstruksi perumahan pasca bencana. 2) Tidak meratanya kegiatan perencanaan desa pada seluruh wilayah bencana dan cenderung terfokus pada wilayah kota Banda Aceh, Aceh Besar, sebagian Aceh Jaya dan sebagainya. 3) Amat kurangnya produk Detail Engineering Design (DED) perencanaan desa sebagai pedoman implementasi pembangunan di lapangan.
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan :
I-1
Laporan Perencanaan
Strategi untuk masalah tersebut diatas, maka perencanaan desa yang akan dilaksanakan harus dapat menyikapi permasalahan yang ada. Dimana paket pekerjaan perencanaan desa akan menggabungkan pekerjaan spasial planning, dan pekerjaan Detail Engineering Design sehingga dapat dijadikan pedoman pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi desa-desa yang hancur karena bencana gempa dan tsunami di Provinsi NAD. 1.2. MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN
1.2.1. Maksud Maksud pekerjaan adalah mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi desadesa yang terkena bencana melalui perencanaan desa yang berbasis pada partisipasi masyarakat dan penyiapan pedoman pelaksanaan fisik di lapangan. 1.2.2. Tujuan Adapun tujuan perencanaan desa adalah : Mempercepat pemulihan desa agar segera dapat ditempati kembali. Memberdayakan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam merencanakan desa melalui peran aktif dalam proses perencanaan. Mengembangkan desa yang lebih baik dan aman terhadap bahaya bencana. Mengintegrasikan desa dengan daerah sekitarnya. Menghargai alam dan lingkungan yang terintegrasi dengan kehidupan desa. Mempercepat pemulihan aktivitas ekonomi, sosial dan budaya masyarakat desa melalui penyediaan ruang dan prasarana serta sarana desa. Menindaklanjuti perencanaan desa melalui penyediaan perangkat pelaksanaan fisik di lapangan. 1.2.3. Sasaran Sasaran perencanaan desa adalah: Terciptanya desa yang lebih tertata, rapi dan indah dengan prasarana dan sarana yang memadai. Terciptanya desa yang aman terhadap bahaya bencana. Terciptanya desa yang lebih menghargai alam dan lingkungan. Tersusunnya master plan desa sebagai pedoman pembangunan fisik dan non fisik. Tersusunnya program, indikasi pembiayaan dan pentahapan pembangunan desa. Tersusunnya dokumen Village Planning dan Detail Engineering Design infrastruktur desa sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan.
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan :
I-2
Laporan Perencanaan
1.3.
NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA Pengguna jasa adalah Satuan Kerja BRR Perencanaan Umum, Perencanaan Teknis dan Manajemen Rantai Pengadaan.
1.4.
LINGKUP PEKERJAAN
1.4.1. Lingkup Wilayah Lingkup wilayah pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Ruang Desa (Village Planning Dan DED) Di Kecamatan Prioritas Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Paket A adalah 10 (sepuluh) desa berbasis wilayah antar kabupaten dan kecamatan yang diprioritaskan pada desa-desa yang telah dilakukan pemetaan, yang terdiri dari: a. Kecamatan Lhoong (Desa Lamgeuriheu, Meunasah Cot, Umong Seuribee, Paroi dan Saney) b. Kecamatan Lhok Nga (Desa Lam Girek) c. Kecamatan Jaya (Desa Lhuet, Mukhan dan Jambo Masi) d. Kecamatan Pulo Aceh (Desa Rabo) Mengingat dinamika kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang tinggi di lapangan, maka diwajibkan bagi konsultan untuk melakukan konfirmasi lokasi kegiatan Perencanaan Desa dan Detail Engineering Design kepada pihak Direktorat Penataan Ruang dan Pengembangan Kawasan BRR, sebelum pelaksanaan kegiatan lapangan dimulai. 1.4.2. Lingkup Kegiatan Pelaksanaan kegiatan perencanaan ini menggunakan pedoman teknis Community Settlement Planning Technical Guidelines , BRR NAD-Nias, tahun 2006. Komponen pekerjaan detail engineering design infrastruktur desa meliputi: infrastruktur jalan, drainase, air bersih, air kotor, persampahan, listrik, telepon (jika diperlukan), dan lansekap desa. 1. Acuan Disain produk pekerjaan mengacu kepada: Peraturan Umum Bahan Bangunan Tahun 1970 Peraturan Pembebanan Indonesia Tahun 1983 Peraturan Beton Bertulang Tahun 1971 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 PKKI Tahun 1971 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Tahun 1984 Estndar lain yang relefan Bagian-bagian kelengkapan konstruksi, sebaik mungkin menggunakan produk dalam negeri dan yang mudah diadakan.
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan :
I-3
Laporan Perencanaan
2. Survei Survei lapangan untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi kondisi lapangan pada masing-masing komponen pekerjaan. 3. Pengukuran Melakukan pengukuran lapangan , yang meliputi penampang memanjang (long section) dan penampang melintang (cross section) jalan dan drainase tiap jarak 50 meter dan untuk tikungan/belokan dengan jarak 25 meter atau disesuaikan dengan kondisi lapangan. 4. Analisa infrastruktur dan lansekap desa Kondisi jaringan jalan, kebutuhan lajur dan lebar jalan, geometrik jalan, dan struktur jalan. Pemilihan sistim drainase yang digunakan, penanganan dari genangan, hidrologi, hidrolika, perhitungan debit banjir dan penentuan piel banjir, serta dimensi saluran serta struktur/konstruksi saluran dan bangunan pelengkapnya. Sistim dan jeringan air bersih, tingkat pelayanan, perhitungan jeringan dan dimensi perpipaan ataupun penggunaan sistim lain untuk penyediaan air bersih. Teknologi dan kebutuhan prasarana air limbah. Sistim dan pengelolaan persampahan, tingkat pelayanan, kebutuhan prasarana dan sarana pembuangan sampah. Layout jaringan kabel telepon dan kebutuhan prasarana telepon lainnya. Analisa perletakan titik lampu penerangan jalan lingkungan utama. Menganalisa dan merumuskan tata hijau lansekap kota. Menyusun disain alternatif disain konstruksi masing-masing komponen pekerjaan. Pemilihan bahan-bahan bangunan yang mudah didapat. Melakukan perhitungan-perhitungan detail teknis dan stabilitas bangunan. Penggambaran teknis dan detai-detailnya pada masing-masing komponen pekerjaan. Melakukan perhitungan volume pekerjaan dan anggaran biaya pelaksanaan dan pengadaan barang pada masing-masing komponen pekerjaan. Menyusun spesifikasi teknis berdasarkan gambar-gambar detail untuk jenis pekerjaan yang ada.
1.5.
KELUARAN / PELAPORAN Seluruh pelaporan disusun dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam periode setelah Laporan Interim, TOR dapat mengalami pengembangan seperlunya, disesuaikan dengan dinamika lapangan dan perkembangan pemikiran dalam rangka membangun NAD yang lebih baik (addendum).
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan :
I-4
Laporan Perencanaan
Untuk Laporan DED yang disiapkan dan dikumpulkan adalah: a) Laporan Draft Final DED Laporan ini meliputi: Album gambar dalam ukuran kertas A3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Laporan Perencanaan dan Nota Perhitungan (Design Note) Laporan Draft Final DED dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar hardcopy dan album peta (ukuran A3), dan 22 (dua puluh dua) softcopy, diserahkan paling lambat 16 (enam belas) minggu kalender setelah adanya Surat Perintah Kerja (SPK). b) Laporan Final DED Laporan meliputi: Album gambar dalam ukuran kertas A3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Laporan Perencanaan dan Nota Perhitungan (Design Note) Laporan Final DED dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar hardcopy dan album peta (ukuran A3), dan 5 (lima) softcopy, sedangkan laporan final untuk masyarakat diserahkan hardcopy dan softcopy masing-masing sebanyak 1 (satu). Laporan final DED diserahkan paling lambat 20 (dua puluh) minggu kalender setelah adanya Surat Perintah Kerja (SPK).
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan :
I-5
Laporan Perencanaan
2.1.1. Umum Yang dimaksudkan Survey Topografi disini adalah kegiatan di lapangan berupa pekerjaan pengukuran trace jalan dan saluran drainase pada lokasi pekerjaan yang meliputi pengukuran poligon dan sipat datar di seluruh lokasi pekerjaan. Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran umum secara lengkap tentang kondisi lapangan baik kondisi prasarana maupun teffrainnya. Survey topografi merupakan kegiatan teknis awal yang dilakukan di lapangan. Data topografi yang tersedia untuk lokasi rencana didapatkan dari peta masterplan hasil perencanaan Desa. Pekerjaan survey topografi ini meliputi pekerjaan pemasangan Benchmark (BM) sebagai titik tetap, pengukuran titik kontrol vertikal dan horisontal, pembuatan tampang memanjang dan melintang jalan dan saluran. 2.1.2. Pemasangan Benchmark (BM) Benchmark dibuat dari patok beton ukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm yang terdiri dari campuran semen, pasir dan batu split/kerikil dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Benchmark dipasang di lokasi pekerjaan pada tempat yang mudah dijangkau untuk keperluan pengukuran dan aman dari kemungkinan kerusakan akibat pelaksanaan pada masa konstruksi ataupun paska konstruksi. Setelah selesai pemasangan, patok BM tersebut diikatkan ke referensi BM yang sudah ada. Jika di lokasi perencanaan tidak terdapat patok BM yang dapat digunakan sebagai referensi, maka untuk menentukan elevasi patok BM digunakan koordinat lokal. 2.1.3. Pengukuran Kerangka Horisontal (Poligon) Pengukuran kerangka horisontal / Poligon ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan titik kontrol Horizontal (X ; Y) dari semua titik tetap (Bench Mark) dan titik-titik poligon lainnya serta sebagai pengikat titik horizontal untuk keperluan pengukuran situasi dan potongan melintang atau cross section.
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan :
II - 1
Laporan Perencanaan
Pengukuran situasi dilakukan dengan metode Tachimetri dengan tujuan untuk mendapatkan detail - detail permukaan tanah, bangunan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain di lokasi pekerjaan di sekitar jalan. Sebagai titik referensi pada pengukuran situasi dipakai titik-titik poligon dari patok kayu dan untuk pelaksanaan digunakan alat ukur theodolite dengan pengukuran jarak secara optis. 2.1.4. Pengukuran Kerangka Vertikal Pengukuran Waterpass (Sipat datar) dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan titik kontrol vertikal (Z) dari semua titik tetap (Bench Mark) dan titik-titik poligon lainnya serta sebagai pengikat titik tinggi untuk keperluan pengukuran situasi detail. Pengukuran dilakukan dengan metode sipat datar menggunakan alat ukur waterpass. Jalur pengukuran sipat datar utama mengikuti jalur pengukuran poligon sehingga dengan demikian juga merupakan jaringan tertutup (kring). Pengukuran sipat datar dibuat perseksi dimana tiap seksi dilakukan pengukuran pergi pulang dalam kurun waktu 1 (satu) hari. 2.1.5. Potongan Memanjang dan Melintang Pembuatan potongan memanjang dan melintang jalan dan drainase dilakukan lebih utama untuk keperluan perencanaan. Potongan melintang dilakukan tiap jarak 50 m dan untuk tikungan/belokan tiap jarak 25 meter atau disesuaikan dengan kebutuhan. Oleh karena itu data yang ditampilkan harus lengkap. Untuk potongan melintang jalan, data yang ditampilkan adalah : 1. Elevasi as jalan 2. Elevasi tepi jalan 3. Elevasi dasar saluran tepi kiri 4. Elevasi dasar saluran tepi kanan 5. Jarak antar titik.
Gbr 2.1. Potongan melintang jalan 2.1.6. Penggambaran Penggambaran hasil pengukuran yang dilakukan adalah : Pengambaran potongan memanjang (jalan dan drainase) Penggambaran Potongan melintang (jalan dan drainase) skala 1 : 100
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan :
II - 2
Laporan Perencanaan
2.2.
SURVEY DCP
2.2.1. Latar Belakang Tanah dasar yang akan digunakan sebagai alas (dasar) perkerasan jalan harus diketahui sifatnya terlebih dahulu. Dalam perencanaan ini dilakukan penyelidikan tanah lapangan dengan sistem random. Sistem ini dilakukan karena untuk mengadakan penyelidikan secara teliti sekali tidak memungkinkan, tetapi diusahakan mendekati dengan asumsi bahwa tanah homogen. 2.2.2. Maksud dan Tujuan a. Maksud Maksud pekerjaan ini adalah untuk menetukan nilai CBR sub base atau base course suatu perkerasan secara cepat dan praktis. Bisa dilakukan sebagai pekerjaan quality control pekerjaan pembuatan jalan. Tujuan Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui nilai CBR lapisan tanah dasar badan jalan yang dilakukan pada ruas-ruas jalan belum beraspal seperti jalan tanah, jalan kerikil, jalan beraspal yang telah rusak hingga tampak lapisan pondasinya atau pada daerah rencana pelebaran.
b.
2.2.3. Ketentuan-ketentuan Pelaksanaan Pemeriksaan akan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Alat DCP (Dutch Cone Penetration) yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan bentuk yang telah ditetapkan. b. Pemeriksaan dilakukan dengan interval 200 m pada sisi kanan dan kiri jalan (secara zig zag) c. Pemeriksaan dilakukan di tepi perkerasan pada daerah rencana pelebaran jalan dan pada permukaan lapisan tanah dasar. d. Dilakukan pencatatan ketebalan dan jenis bahan perkerasan yang ada seperti lapisan sirtu, lpisan telford, lapisan pasir, dll. e. Pemeriksaan dilakukan hingga mencapai kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan tanah dasar, kecuali bila diketemukan tanah dasar yang sangat keras (lapisan batuan). f. Selama pemeriksaan akan dicatat keadaan khusus yang perlu diperhatikan seperti timbunan, kondisi drainase, cuaca dan waktu. g. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan dicatat dengan jelas. h. Data yang diperoleh dari pemeriksaan selanjutnya dicatat dalam forulir standar.
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan :
II - 3
Laporan Perencanaan
2.2.4. Alat Yang Digunakan 1. Alat DCP Test beserta kelengkapannya, terdiri dari : pemegang (handle), penumbuk (hammer), stang pengantar (guide rod), kepala penumbuk (anvil), stang penetrasi (penetration rod), konus (cone), mistar penetrasi (penetration scale), tas alat ( carrying bag) dan kunci pas (open end wrench). 2. Linggis dan 2 buah kunci Inggris Digunakan untuk menggali tanah dasar sebagai tempat kedudukan alat DCP dan menarik keluar alat DCP dari dalam tanah. 3. Blangko pencatat dan alat tulis Digunakan untuk mencatat data hasil pengujian. 4. Tenaga Diperlukan 4 orang untuk mendukung kegiatan survey DCP. 2.2.5. Spesifikasi Alat Spesifikasi alat DCP yang digunakan adalah : Konus : Baja yang diperkeras diameter 2 mm Sudut kemiringan 60 derajat Penumbuk : Berat 8 kg dan Tinggi jatuh 575 mm Mistar penetrasi : 100 cm Stang penetrasi : diameter 16 mm Peralatan ini cukup dioperasikan oleh dua orang operator saja. Tanpa memerlukan perhitungan khusus, sehingga pekerjaan quality control menjadi cepat dan efisien tanpa mengabaikan keterangan hasil pengukuran. Disamping itu alat ini didesain khusus agar mudah dibawa kemana-mana, dan alat dapat dibongkar pasang dengan mudah dan cepat. 2.2.6. Prosedur Percobaan Letakkan penetrometer yang telah ditarik di atas permukaan tanah/ sirtu yang akan diperiksa. Letakkan alat ini sedemikian rupa sehingga berada dalam posisi vertikal, penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan kesalahan pengukuran yang relatif besar. Baca posisi awal penunjukkan mistar ukur (Xo) dalam satuan mm yang terdekat, Penunjukan Xo karena nilai Xo ini akan diperhitungkan pada nilai penetrasi. Masukkan nilai Xo ini pada blangko kolom ke 2 (pembacan mistar mm) untuk tumbukan n = 0 (baris ke 1) Angkat palu penumbuk sampai menyentuh pemegang, lalu lepaskan sehingga menumbuk landasan penumbuk. Tumbukan ini menyebabkan konus menembus tanah/ lapisan sirtu di bawahnya.
PT. Wastuwidyawan
Bekerjasama dengan :
II - 4
Laporan Perencanaan