CONTOH APLIKASI
Komponen biaya langsung (direct cost) antara lain dipengaruhi oleh: 1. Lokasi pekerjaan. Contoh, harga di Bandung berbeda dengan Jakarta 2. Ketersediaan bahan, peralatan, atau pekerja. Contoh, ketika semen langka di pasaran, harga yang normalnya Rp. 31.000/zak menjadi Rp. 40.000/zak 3. Waktu. Contoh, pekerjaan galian yang normalnya dilaksanakan dalam 2 hari biayanya Rp. 25.000,- per m3, bila harus dipercepat menjadi 1 hari, biayanya meningkat menjadi Rp. 45.000,-. Disamping biaya langsung, terdapat pula biaya tambahan (mark up) atau biaya tidak langsung. Komponen biaya tambahan terdiri dari: 1. Biaya Over head Biaya Over head adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan namun tidak berhubungan langsung dengan biaya bahan, peralatan dan tenaga kerja. Contoh, ketika bagian logistik memesan semen dilakukan dengan menggunakan telepon genggam (HP). Biaya pulsa telepon tersebut tidak dapat ditambahkan pada harga semen yang dipesan. Contoh lain biaya operasional kantor proyek di lapangan (site office) seperti listrik, air, telepon, gaji tenaga administrasi, dst. tidak dapat dimasukkan ke biaya pekerjaan pondasi beton. 2. Biaya tak terduga (contingency cost) Biaya tak terduga (contingency cost) adalah biaya tambahan yang dialokasikan untuk pekerjaan tambahan yang mungkin terjadi (meskipun belum pasti terjadi). Contoh: untuk pekerjaan pondasi beton diperlukan pemompaan lubang galian yang sebelumnya tidak diduga akan tergenang air hujan. 3. Keuntungan (profit) Keuntungan (profit) adalah jasa bagi kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kontrak. 4. Pajak (tax), berupa antara lain Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%, Pajak Penghasilan (PPh), dll.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel Pertama : http://haslianiecivil.blogspot.com/2012/05/definisi-biaya-langsung-biaya-tak.html Diakses pada tanggal 13 Maret 2014 pukul 05.15 .
Artikel ke-Dua: http://civilengineerunsri08.wordpress.com/2009/03/09/estimasi-biaya/ Diakses pada tanggal 13 Maret 2014 pukul 05.25 .