Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ANALISIS INSTRUMEN

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKALAH BARBITAL

NURUL QOLBI 15020110297
DIAN HARDIANTI 15020110311
IKA INDRA WIJAYA 15020110308
KELAS 5.10


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013





BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bidang farmasi khususnya kimia atau analisis farmasi sering
dilakukan analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Analisis kualitatif seperti identifikasi organoleptik, sedangkan
analisa kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar suatu senyawa.
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis senyawa turunan
barbiturat yakni fenobarbital yang selanjutnya akan ditentukan kadarnya
dengan menggunakan metode bromometri dengan titrasi tidak langsung.
Bromometri merupakan salah satu metode penentuan kadar suatu
senyawa berdasarkan atas reaksi reduksi-oksidasi baik itu dengan titrasi
langsung atau tidak langsung dan didalam percobaan ini dilakukan titrasi
tidak langsung dimana bahan pereduksi dioksidasi terlebih dahulu dengan
larutan baku berlebih, kemudian ditambahkan indikator dan dititrasi
kembali hingga berubah warna.
Analisis senyawa barbiturat seperti fenobarbital ini dianggap penting
khususnya bagi mahasiswa farmasi karena sebagaimana diketahui
senyawa turunan barbiturat memiliki aktivitas farmakologis yakni sebagai
hipnotik-sedativ, dimana hipnotik artinya berkhasiat menidurkan dan
sedativ artinya berkhasiat menenangkan.




BAB II
PEMBAHASAN
Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan secara ekstensif
sebagai hipnotik dan sedatif. Namun sekarang kecuali untuk beberapa
penggunaan yang spesifik, barbiturat telah banyak digantikan oleh
benzodiazepin yang lebih aman (Ganiswara, 1995).
Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam
barbiturat (2,4,6-trioksoheksahidropirirmidin) merupakan hasil reaksi
kondensasi antara urea dengan asam malonat (Ganiswara, 1995).
Asam barbiturat sendiri tidak menyebabkan depresi SSP, efek
hipnotik dan sedatif serta efek lainnya ditimbulkan bila pada posisi 5 ada
gugusan alkil atau aril (Ganiswara, 1995).
Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil
kondensasi ester etil dari asam dietilmalonal dan ureum. Barbital
(barbiturat) digunakan sebagai obat hipnotik, sedative, antikonvulsan, dan
anastetik dengan sifat nonselektif. Barbiturat bersifat lipofil, sukar larut
dalam air tetapi mudah dalam pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan
kloroform. Karena sifat lipofiliknya, barbiturat mudah menembus SSP dan
daya hipnotiknya juga diperkuat. Dengan meningkatnya sifat lipofilik ini
maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat.
Barbital merupakan derivat dari asam barbiturate. Asam barbiturat
merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat
melalui eliminasi 2 molekul air.


Sifat-sifat umum senyawa barbital antara lain :
1. Barbital mempunyai asam berbasa satu yang sangat lemah, asam
barbiturate dapat dalam bentuk keto dan bentuk enol, bentuk enol ini
yang menyebabkan bereaksi asam dan dapat diionisasi. Oleh karena
itu barbital larut dalam alkali. Tetapi garam-garam Na nya tidak stabil
dalam air terutama sekali pada pemanasan, dalam air akan terhidrolis.
Oleh karena mudah terhidrolisa maka garamnya dalam air tidak boleh
disimpan lama.
2. Asam barbiturate sukar larut dalam air, mudah larut dalam eter,
kloroform, dan etil asetat
3. Mudah mengadakan sublimasi, hasil sublimasi dapat dipakai untuk
mengidentifikasi barbital, terutama jika sublimasi dalam keadaan
vacuum.
4. Barbital mempunyai titik lebur yang tajam, tetapi titik lebur ini sulit
digunakan untuk identifikasi karena titik lebur tiap zat berdekatan.
Adapun barbital banyak digunakan untuk:
1. Sebagai obat tidur : Dalam dosis yang banyak
2. Sebagai sedativ : Dalam dosis yang sedikit
3. Sebagai obat antikonvulsif
4. Sebagai obat anastetika,narcose pendek
Barbiturat bekerja pada seluruh SSP, walaupun pada setiap tempat
tidak sama kuatnya. Dosis nonanestesi teruatama menekan respons
pasca sinaps. Penghambatan hanya terjadi pada sinaps GABA-nergik.
Walaupun demikian efek yang terjadi mungkin tidak semuanya melalui
GABA sebagai mediator (Ganiswara, 1995).
Barbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada
eksitasi dan inhibisi transmisi sinaptik. Kapasitas barbiturat membantu
kerja GABA sebagian menyerupai kerja benzodiazepine, namun pada
dosis yang lebih tinggi bersifat sebagai aganis GABA-nergik, sehingga
pada dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi SSP yang berat
(Ganiswara, 1995).
Barbital-barbital semuanya bersifat lipofil, sukar larut dalam air
tetapi mudah larut dalam pelarut-pelarut non polar seperti minyak,
kloroform dan sebagainya. Sifat lipofil ini dimiliki oleh kebanyakan obat
yang mampu menekan SSP. Dengan meningkatnya sifat lipofil ini,
misalnya dengan mengganti atom oksigen pada atom C2 menjadi atom
belerang, maka efek dan lama kerjanya dipercepat, dan seringkali daya
hipnotiknya diperkuat pula (Tadjuddin, 2001).
Penggolongan barbiturat disesuaikan dengan lama kerjanya, yaitu
(Tadjuddin, 2001):
1. Barbiturat kerja panjang
Contohnya: Fenobarbital digunakan dalam pengobatan kejang

2. Barbiturat kerja singkat
Contohnya: Pentobarbital, Sekobarbital, dan Amobarbital yang efektif
sebagai sedatif dan hipnotik
3. Barbiturat kerja sangat singkat
Contohnya: Tiopental, yang digunakan untuk induksi intravena anestesia.
Analisis kimia farmasi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai
aplikasi prosedur kimia analisis kuantitatif terhadap bahan-bahan yang
dipakai dalam bidang farmasi terutama dalam menentukan kadar dan
mutu dari obat-obatan dan senyawa-senyawa kimia yang tercantum dalam
farmakope-farmakope serta buku-buku resmi lainnya seperti formularium-
formularium (Susanti, 1997).
Analisis kimia farmasi kuantitatif biasanya dibagi menjadi beberapa
analisis berdasarkan metode dan teknik kerjanya (Susanti, 1997):
1. Analisis gravimetri
2. Analisis volumetri yang biasa desebut juga analisis titrimetri
3. Analisis gasometri
4. Analisis dengan metode fisika dan kimia
Analisis titrimetri umumnya dapat dibagi dalam 4 bentuk, yaitu
(Susanti, 1997):
1. Reaksi netralisasi atau disebut asidimetri/alkalimetri
2. Reaksi pembentukan kompleks
3. Reaksi pengendapan
4. Reaksi oksidasi-reduksi.
Bromometri merupakan penentuan kadar senyawa berdasarkan
reaksi reduksi-oksidasi dimana proses titrasi (reaksi antara reduktor dan
bromin berjalan lambat), sehingga dilakukan titrasi secara tidak langsung
dengan menambahkan bromin berlebih (Susanti, 1997).



















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti
hasil kondensasi ester etil dari asam dietilmalonal dan ureum.
Barbital (barbiturat) digunakan sebagai obat hipnotik, sedative,
antikonvulsan, dan anastetik dengan sifat nonselektif.
2. Barbiturat bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah dalam
pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan kloroform. Karena sifat
lipofiliknya, barbiturat mudah menembus SSP dan daya
hipnotiknya juga diperkuat. Dengan meningkatnya sifat lipofilik ini
maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat.
3. Sebagai obat tidur : Dalam dosis yang banyak
4. Sebagai sedativ : Dalam dosis yang sedikit
5. Sebagai obat antikonvulsif
6. Sebagai obat anastetika,narcose pendek
B. Saran
Sebaiknya memberikan arahan sebelum membuat makalah
agar makalah yang akan dibuat sesuai dengan yang diharapkan


DAFTAR PUSTAKA
Ganiswarna, Sulistia G. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta:
Universitas Indonesia.1995.P. 134, 135, 226, 227, 231.

Susanti, S., Jeanny Wunas. 1997. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif.
UNHAS: Makassar.1997.P. 1, 29,30, 100, 101, 103, 105, 140, 141.

Tadjuddin, Naid. Penuntun Praktikum Analisa Farmasi. UNHAS:
Makassar.2001.P.22, 23

WordPress.com site/sayacintafarmasi

Anda mungkin juga menyukai