Anda di halaman 1dari 17

Istilah Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu

Anthropos yang berarti manusia dan Logos yang berarti


cara pikir, wacana, bernalar, atau dapat juga diartikan
sebagai akal.

Jadi, secara harfiah dari istilah tersebut, Antropologi
merupakan sebuah olahan cara pikir manusia yang
dipandang dari berbagai aspek kehidupannya atau dalam
istilah Antropologi disebut dengan HOLISTIK.

Hasil (produk) dari olahan cara pikir manusia itulah yang
kemudian dikenal dengan ILMU yang dapat diperbaharui
sesuai dengan zamannya.

1. Havilland (1999) menyatakan bahwa Antropologi
merupakan studi tentang keanekaragaman umat
manusia yang disusun secara lengkap.
2. Koentjaraningrat (1998) mendefinisikan Antropologi
sebagai sebuah kajian tentang manusia dari aneka
warna, bentuk fisik, dan kebudayaannya.
3. Shiddiq (1990-an) mendefinisikan Antropologi
sebagai suatu kajian tentang manusia yang
dipandang dari berbagai sudut atau aspek
kehidupan, seperti adat istiadat, tradisi,
pengetahuan, norma, seni, dan bahasa.
ANTROPOLOGI adalah sebuah kajian, studi,
atau ilmu yang berusaha untuk mencapai
sebuah pemahaman atau pengertian tentang
manusia dengan mempelajari tentang warna,
bentuk fisik, ras, bahasa, dan kebudayaannya.
Koentjaraningrat (1998) membagi kajian Antropologi
menjadi:


Antropologi
Antropologi
Fisik
Paleoantropologi
Antropologi
Biologis
Antropologi
Budaya
Antropologi
Prehistory
Etnolinguistik
Etnografi
Antropologi memiliki sejarah perkembangan yang cukup
panjang dan melalui proses berpikir yang lama dari para
pakarnya. Antropologi lahir karena sebuah desakan dari para
pakar yang telah melakukan serangkaian penelitian tentang
asal mula manusia dan budaya.

Lewis H. Morgan (1818-1881) adalah perintis dan pelopor yang
memberikan andil besar pada perkembangan Antropologi,
padahal dia berprofesi sebagai pengacara.

Dari tulisannya yang berjudul Ancient Society (1887) yang
mengupas tentang sistem kekerabatan suku Indian yang
beragam, Morgan mendapatkan banyak kecaman maupun
pujian dari berbagai pihak.

Perkembangan selanjutnya (abad 18-an), Antropologi
mengalami pasang surut. Banyak tulisan-tulisan yang
dikritik, teori-teori yang dimentahkan, bahkan nyaris
ditiadakan. Hal ini disebabkan informasi menggunakan
sumber seadanya, kurang sistematis, dan tidak detail,
hingga menimbulkan data yang tumpang tindih.

Pada abad ke-19, mulai muncul Antropolog professional
yang melakukan survey keberbagai wilayah. Mereka
mengorganisir dan mengumpulkan informasi etnografis
dengan sistematis, hingga laporanpun dapat tersusun
rapi.

Abad 20 merupakan sejarah baru dalam perkembangan
Antropologi, Mengapa?

Seorang ahli Geografi bernama Frans Boas muncul
dengan segudang informasi-informasi akurat melalui
berbagai studi lapangan yang telah dilakukannya.
Meskipun latarbelakang pendidikannya Geografi, tapi
hasil-hasil karya Boas justru lebih banyak mengkaji
tentang manusia dan kebudayaan, seperti dalam salah
satu bukunya yang berjudul The Central of Eskimo.
Oleh karena itu, Frans Boas kemudian dijuluki sebagai
BAPAK PENDIRI ANTROPOLOGI atau The Founding
Father of Anthropology.

Pada perkembangan selanjutnya, Antropologi justru
menjadi ilmu dari segala ilmu. Jika meminjam istilah
para pakar Antropologi, Antropologi merupakan DEWA
dari semua ilmu yang berkembang saat ini.


A. Kategorisasi Masalah, terdiri dari:
Evolusi Manusia atau sejarah perkembangan manusia
Ragam manusia yang dipandang dari ciri-ciri fisik
Penyebaran bahasa diseluruh dunia
Budaya suku bangsa

B. Cabang Ilmu, terdiri dari:
Paleo-antropologi
Antropologi Fisik
Prasejarah
Etnolinguistik
Etnografi


Hubungan Antropologi dengan Sosiologi, yaitu bagaimana
manusia ditinjau dari aspek sosialnya, seperti cara manusia
berperilaku dan berinteraksi satu sama lain yang dibatasi
oleh norma atau nilai tertentu.
Hubungan Antropologi dengan Psikologi, yaitu bagaimana
manusia ditinjau dari aspek psikologisnya, seperti cara
manusia berperilaku dilingkungan keluarga dan
lingkungan sosialnya.
Hubungan Antropologi dengan Sejarah, yaitu bagaimana
manusia ditinjau dari aspek asal usulnya, seperti cara
manusia hidup dari satu fase ke fase lainnya.
Hubungan Antropologi dengan Geografi, yaitu
bagaimana manusia ditinjau dari aspek tata ruang
bumi, seperti bagaimana cara manusia menyesuaikan
diri dengan kondisi lingkungannya (cuaca, suhu,
iklim, dll).
Hubungan Antropologi dengan Ekonomi, yaitu
bagaimana manusia ditinjau dari aspek ekonomi,
seperti bagaimana cara manusia melakukan transaksi
jual beli, menukarkan uang, dsb.
Hubungan Antropologi dengan Politik, yaitu
bagaimana manusia ditinjau dari aspek kekuasaan dan
kedudukan, seperti bagaimana cara manusia berkuasa
dan mempertahankan kekuasaannya berdasarkan adat
istiadat setempat.
Lantas, bagaimana hubungan Antropologi dengan Ilmu
Komunikasi? Para pakar Antropologi sepakat bahwa
hubungan kedua ilmu tersebut terletak pada bagaimana
cara manusia mencapai satu kesepakatan atau kesamaan
pengertian melalui bahasa dan simbol-simbol yang
mereka gunakan.

Contoh:
Orang Indonesia dan orang Amerika saling berjabat
tangan ketika keduanya bertegur sapa. Sedangkan
Orang Korea dan Orang Jepang saling membungkuk
ketika keduanya bertegur sapa. Orang Eskimo saling
menempelkan hidung ketika keduanya saling bertegur
sapa.


Kebudayaan, yaitu suatu kumpulan pengetahuan yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi. Kebudayaan juga
merujuk pada warisan sosial, seperti tradisi sopan santun
dan kesenian.
Evolusi, yaitu suatu gagasan mengenai bentuk-bentuk
kehidupan manusia yang berkembang dari satu bentuk ke
bentuk lainnya. Proses evolusi pada umumnya berubah
perlahan namun pasti.
Culture Area (daerah kebudayaan), yaitu suatu daerah
geografis yang memiliki ciri-ciri budaya tertentu. Biasanya
unsur-unsur budaya baru akan menggeser budaya lama
hingga sekeliling daerah tersebut dipenuhi dengan budaya
baru.
Enkulturasi, yaitu suatu proses pembelajaran
kebudayaan. Pada hakikatnya, sejak kecil manusia
mengalami proses enkulturasi seperti sopan santun
pada orangtua, table manner, dll.
Difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan secara luas hingga melewati batas tempat
budaya tersebut timbul. Sifat difusi erat kaitannya
dengan: (1) Inovasi, (2) Komunikasi dengan saluran
tertentu, (3) Waktu, (4) Sikap masyarakat.
Akulturasi, yaitu proses pertukaran atau saling
mempengaruhi antar budaya hingga pada akhirnya
budaya tersebut menjadi budaya sendiri.
Etnosentrisme, yaitu suatu pandangan bahwa budaya
sendiri lebih baik daripada budaya lain.
Tradisi, yaitu suatu pola perilaku atau kepercayaan
yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang
telah lama dikenal sehingga menjadi adat-istiadat dan
kepercayaan yang secara turun-temurun.
Ras & Etnik. RAS adalah sekelompok orang yang
memiliki sejumlah ciri biologi (fisik) tertentu atau
suatu populasi yang memiliki suatu kesamaan dalam
sejumlah unsur biologis/fisik yang khas yang
disebabkan oleh faktor keturunan. ETNIK lebih
menekankan sebagai kelompok sosial bagian dari ras
yang memiliki ciri-ciri budaya yang unik sifatnya.
Stereotip, yaitu suatu generalisasi yang relatif tetap
mengenai kelompok atau kelas manusia yang
menjurus pada hal-hal negatif ataupun tidak
menguntungkan.

Magis, yaitu mengemukakan bahwa magis merupakan
penerapan yang salah pada pikiran manusia dengan
maksud untuk mendukung hukum alam yang palsu .
Tabu, yaitu pemisahan antara yang cemar dan suci
dimaksudkan untuk menciptakan solidaritas kelompok.
Perkawinan, yaitu mengacu pada proses formal pemaduan
hubungan dua individu yang bebeda jenis dengan
penekanan pada hak dan tanggung jawab yang
ditimbulkan, tidak hanya antara suami dan istri, tetapi juga
antara kerabat (kin) kedua belah pihak.
Kekerabatan, yaitu merujuk kepada tipologi klasifikasi
kerabat menurut penduduk tertentu berdasarkan aturan-
aturan keturunan dan aturan-aturan perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai