Anda di halaman 1dari 8

CiE 2(1) (2013)

ChemistryinEducation
http:/ / journal.unnes.ac.id/ sju/ index.php/ chemined
2013UniversitasNegeri Semarang
ISSN NO 2252-6609
Info Artikel Abstrak
Abstract

PENERAPAN METODE EKSPERI MEN BERPENDEKATAN I NKUI RI
UNTUK MENI NGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN SI KAP I LMI AH
AA Mawarsari , Sudarmin, W Sumarni
J urusanKimiaFMIPA UniversitasNegeri Semarang
GedungD6KampusSekaranGunungpati Telp. 8508112Semarang50229
SejarahArtikel:
Diterima13J anuari 2013
Disetujui 13Februari 2013
DipublikasikanApril 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
eksperimen berpendekatan inkuiri pada materi larutan penyangga terhadap
peningkatan pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa. Populasi penelitian
adalah seluruh siswa kelas XI IA SMAN 7 Semarang. Desain penelitian yang
digunakan adalah pretest-postest control group design pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol yangdiambil secaraacak. Hasil analisis datapostes diuji perbedaan
duarata-ratadihasilkanrata-ratakeduakelasberbedasecarasignifikanpadataraf
kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan 74, menunjukkan pemahaman
konsep kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Besarnya kontribusi
penerapan metode eksperimen berpendekatan inkuiri terhadap pemahaman
konsep sebesar 88,65%. Hasil analisis uji t-test berpasangan menunjukkan
penerapan metode eksperimen berpendekatan inkuiri berpengaruh positif
terhadap pemahaman konsep pada taraf kepercayan 95% dengan derajat
kebebasan 74. Hasil analisis uji normalized gain pemahaman konsep diperoleh
rata-ratahargaN-gain kelas eksperimen 0,67) dan kelas kontrol 0,39, sedangkan
uji normalizedgainsikapilmiah diperoleh rata-ratahargaN-gain kelaseksperimen
0,70 dan kelas kontrol 0,48. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa penerapan metodeeksperimen berpendekatan inkuiri berpengaruh positif
terhadap pemahaman konsep siswa dan dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa
kelasXI IA SMAN 7Semarang.
Alamat korespondensi:
Email: gita.mawarsari@gmail.com
Keywords:
inquiry
experimental method
understandingconcept
scientificattitude
Thisresearchaimedtodeterminetheeffect of theapplicationof theexperimental method
of inquiry based on the materials of the buffer solution to increase understanding of
scientificconceptsandattitudesof students. Thestudypopulationwasall studentsof class
XI IA SMAN 7 Semarang. Thestudy design used was a pretest-posttest control group
design experiment class and the control class taken at random. Posttest data analysis
examined theaveragedifferencein thetwo produced an averageof thetwo classes differ
significantlyat 95%confidencelevel with74degreesof freedom, showingunderstandingof
theconcept of experimental classesarebetter thanthecontrol class. Thecontributionof the
application of theexperimental method of inquiry based on understanding concepts of
88.65%. Results of analysis paired t-test showed the application of the experimental
method of inquiry-based positiveeffect on thelevel of understanding of theconcept of
belief 95% with 74 degrees of freedom. Analysis of test results normalized gain
understandingof theconcept gainedanaveragepriceof N-gainexperiment class0.67and
control class 0.39, whereas thenormalized test gain scientific attitudeearned an average
priceof N-gain0.70experimental classandthecontrol class0.48. Basedontheresultsof
this study concluded that theapplication of theexperimental method of inquiry-based
positiveeffect onstudents' understandingof conceptsandtoenhancethescientificattitude
of studentsof classXI IA SMAN7Semarang.

2
AA Mawarsari/ ChemistryinEducation2(1) (2013)
Pendahuluan
Ilmu kimia merupakan salah satu
cabang sains. Sains merupakan mata pelajaran
yangdiarahkan untuk mencari tahu dan berbuat
sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar. Salah satu fungsi dan
tujuan dari mata pelajaran sains adalah siswa
dapat memperoleh pengalaman dalam
penerapan metode ilmiah melaluieksperimen
sehingga terlatih untuk bersikap ilmiah
(Istikomahet al., 2010).
Sikap ilmiah sangat penting bagi siswa
karena dapat meningkatkan daya kritis siswa
terhadap fenomena alam yang dihadapi,
sehingga dalam menyikapi permasalahan tidak
hanya mengandalkan pengetahuan teoritis saja
tetapi harus disertai dengan sikap ilmiah yang
menjadi tolok ukur tingkat pemahaman yang
dimiliki siswa (Wahyudiati, 2010). Apabila
sikap ilmiah telah terbentuk dalam diri siswa
maka akan terwujudlah suri tauladan yang baik
bagi siswa, baik dalam melaksanakan
penyelidikan atau berinteraksi dengan
masyarakat (Sardinahet al., 2012).
Di SMAN 7 Semarang tahun ajaran
2012/ 2013 sikap ilmiah belum dibekalkan dan
persentaseketuntasan belajar masih kurangdari
75%. Pembelajaran dilakukan melalui ceramah
atau belajar hafalan. Menurut Sanjaya (2011)
Belajar hafalan akan mudah lupa sedangkan
belajar bermakna akan lama tersimpan dalam
memori otak. Belajar bermakna terjadi bila
siswa menemukan sendiri pengetahuan. Belajar
lebih dari proses menghafal dan menumpuk
ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana
pengetahuan siswa yang diperoleh bermakna
untuk siswamelalui keterampilanberpikir.
Diperlukan tindak lanjut yang serius
dari guru agar tujuan pembelajaran kimia dapat
tercapai secara optimal sehingga pemahaman
konsepdan sikapilmiah siswadapat meningkat.
Salah satu upaya tersebut adalah dengan
penerapan metode eksperimen berpendekatan
inkuiri yang dapat meningkatkan unjuk kerja,
keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa
(Rustaman et al., 2005). Pendekatan inkuiri
dapat membentuk dan mengembangkan self
consept pada diri siswa sehingga siswa dapat
mengerti tentangkonsep dasar dan ide-idelebih
baik, membantu siswa dalam menggunakan
ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yangbaru, dan mendorongsiswa untuk berpikir
dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap
objektif, jujur, danterbuka(Roestiyah, 2008).
Keyakinan akan keunggulan inkuiri
didukung oleh pernyataan Bruner (Hermawati,
2012) yang menyatakan keuntungan mengajar
dengan inkuiri adalah: (1) siswa akan
memahami konsep dasar dan ide-ideyang lebih
baik; (2) membantu siswa dalam menggunakan
daya ingat dan transfer pada situasi proses
belajar baru; (3) mendorong siswa untuk
berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri;
dan (4) mendorong siswa berpikir inisiatif dan
merumuskan hipotesanya sendiri. Didukung
pula dengan hasil penelitian Gautreau & Binns
(2012), bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dengan pembelajaran berbasis
inkuiri. Ergul et al. (2011) juga memperoloh
hasil temuan bahwa pembelajaran berbasis
inkuiri telah signifikan meningkatkan sikap
ilmiah siswa di Turki. Pendekatan inkuiri
terbimbing melalui metode eksperimen selama
proses pembelajaran memberi keleluasaan pada
siswa untuk melakukan percobaan sendiri
dengan bimbingan guru sehingga siswa
mempunyai keinginan yang lebih besar untuk
mengikuti pembelajaran, lebih memahami
konsep, serta menggerakkan ide siswa (Khan &
Zafar, 2011). Hal ini sejalan dengan penelitian
Lawson(2000).
Rumusan masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini antara lain: (1) apakah
penerapan metode eksperimen berpendekatan
inkuiri pada materi larutan penyangga
berpengaruh terhadap pemahaman konsep
siswa; (2) apakah penerapan metodeeksperimen
berpendekatan inkuiri pada materi larutan
penyangga dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa; (3) apakah penerapan metode
eksperimen berpendekatan inkuiri pada materi
larutan penyangga dapat meningkatkan sikap
ilmiah siswa; dan (4) bagaimana tanggapan
siswa terhadap metode eksperimen
berpendekataninkuiri yangditerapkan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
yaitu: (1) mengetahui pengaruh penerapan
metode eksperimen berpendekatan inkuiri pada
materi larutan penyangga terhadap pemahaman
konsep siswa; (2) mengetahui peningkatan
pemahaman konsep siswa dengan penerapan
metode eskperimen berpendekatan inkuiri. (3)
mengetahui peningkatan sikap ilmiah siswa
dengan penerapan metode eskperimen
berpendekatan inkuiri; dan (4) mengetahui
tanggapan siswa terhadap metode eksperimen
berpendekataninkuiri yangditerapkan.
AA Mawarsari/ ChemistryinEducation2(1) (2013)
3
MetodePenelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 7
Semarang pada materi larutan penyangga.
Desain penelitian yang digunakan yaitu pretest-
postest control group design dimana terdapat dua
kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi soal pretes dan postes untuk
mengetahui keadaan awal dan akhir (Sugiyono,
2010). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI IA SMAN 7 Semarang
tahun ajaran 2012/ 2013. Pengambilan sampel
dilakukan melalui teknik cluster randomsampling
dengan pertimbangan populasi bersifat normal
dan homogen, diperoleh kelas XI IA 1 sebagai
kelas eksperimen dengan penerapan metode
eksperimen berpendekatan inkuiri dan kelas XI
IA 5sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran
menggunakanmetodeeksperimenverifikatif.
Metode pengumpulan data dilakukan
dengan metode dokumentasi, metode tes,
metode pengamatan, metode wawancara, dan
metode angket. Variabel bebas dalam penelitan
ini adalah metodepembelajaran. Variasi metode
yang diteliti adalah metode eksperimen
berpendekatan inkuiri pada kelas eksperimen
dan pembelajaran menggunakan metode
eksperimen verifikatif pada kelas kontrol,
sedangkan variabel terikat pada penelitian ini
adalah pemahaman konsep dan sikap ilmiah
siswa. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah soal pretes dan postes
pemahaman konsep, lembar pengamatan sikap
ilmiah, angket sikap ilmiah, dan angket
tanggapan siswa. Data penelitian pemahaman
konsep dianalisis secara statistik menggunakan
uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji
perbedaan dua rata-rata, korelasi biserial,
koefisien determinasi, uji t-test berpasangan,
dan uji normalized gain. Uji t-test berpasangan
digunakan untuk mengetahui pengaruh
penerapan metode eksperimen berpendekatan
inkuiri terhadap pemahaman konsep dengan
terlebih dahulu melihat hubungan vaiabel bebas
terhadap variabel terikat menggunakan korelasi
biserial serta persen kontribusi pengaruhnya
dengan koefisien determinasi. Peningkatan
pemahaman konsep dan sikap ilmiah secara
statistik diuji menggunakan uji normalized gain.
Analisis sikap ilmiah juga dilakukan secara
deskriptif, begitu juga analisis angket tanggapan
siswa.
Hasil danPembahasan
Pemahaman konsep siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi
perlakuan proses dan metode pembelajaran
yang berbeda, kelas eksperimen memiliki rata-
rata nilai postes sebesar 79,84 dan kelas kontrol
memiliki nilai postes sebesar 62,53. Pencapaian
rata-rata nilai postes kelas eksperimen lebih
tinggi dari padakelas kontrol. Berdasarkan hasil
uji perbedaan dua rata-rata data nilai postes
diperoleh hasil bahwa pemahaman konsep
mengenai larutan penyangga kelas eksperimen
lebih baik dari pada kelas kontrol pada taraf
kepercayaan 95%dengan derajat kebebasan 74.
l Berdasarkan uji korelasi biserial dilanjutkan
dengan penentuan koefisiendeterminasi,
ditemukan hasil penelitian bahwa penerapan
metode eksperimen berpendekatan inkuiri
mempengaruhi pemahaman konsep siswa
sebesar 88,65%. Hasil uji t-test berpasangan
menunjukkan bahwa penerapan metode
eksperimen berpendekatan inkuiri berpengaruh
positif terhadap pemahaman konsep siswa pada
taraf kepercayaan 95% dengan derajat
kebebasan74.
Pada kelompok sampel, baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol mendapat
materi pelajaran dan latihan soal yang sama,
namun proses pembelajaran dan metode
pembelajaran berbeda. Proses dan metode
pembelajaran yang berbeda inilah yang
menyebabkan rata-rata pemahaman konsep
kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas
kontrol. Pembelajaran dengan metode
eksperimen berpendekatan inkuiri memberi
keleluasaan kepada siswa untuk melakukan
praktikum sendiri dalam menyelesaikan
masalah dengan bimbingan guru, menemukan
konsep sendiri dari hasil praktikum tersebut,
sehingga memotivasi dan mendorong siswa
secara aktif menggali pengetahuannya sendiri
menjadi pribadi yang aktif, mandiri, dan
terampil dalam memecahkan masalah serta
memiliki pemahaman konsep yang lebih
(Praptiwi et al., 2012). Partisipasi siswa saat
pembelajaran dalam hal mengajukan
pertanyaan, menyusun hipotesis,
mengumpulkan dan menganalisis data
merupakan aktivitas yangberkaitan erat dengan
kegiatan inkuiri sehingga dari segala aktivitas
yangberhubungan dengan kegiatan inkuiri akan
membantusiswamembangunpengetahuannya
4
AA Mawarsari/ ChemistryinEducation2(1) (2013)
Pada kelas eksperimen yang
menggunakan metode eksperimen
berpendekatan inkuiri, proses penemuan konsep
melalui pemberian masalah. Pada proses
pembelajaran, siswa diberi suatu masalah yang
berkaitan dengan pengaruh penambahan sedikit
asam, basa, dan pengenceran pada larutan
penyangga. Kegiatan praktikum yang
dilaksanakan bertujuan untuk menemukan
teori, sehingga konsep diharapkan ditemukan
sendiri oleh siswa berdasarkan hasil praktikum
dengan bimbingan guru. Konsep yang
ditemukan dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari sehingga bersifat kontekstual.
Pembelajaran yang berlangsung berpusat pada
siswa, melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan
menemukan konsep. Hal ini akan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar
bermakna. Dengan demikian pengetahuan yang
diperoleh siswa bukan dari mengingat atau
menghafal seperangkat fakta, konsep, atau teori,
tetapi dengan menemukan dan membangun
atau mengkonstruk sendiri pengetahuan itu dan
memberikan makna melalui pengalaman nyata.
Belajar bermakna ini akan memberikan
kemampuan untuk mengingat sesuatu lebih
lama dan memberikan pemahaman konsep
yanglebihmendalam.
Berbeda dengan kelas eksperimen, pada
kelas kontrol yang menggunakan metode
eksperimen verifikatif proses penemuan konsep
melalui ceramah yaitu konsep diberikan secara
langsung dari guru ke siswa. Pada proses
pembelajaran, siswa dibelajarkan melalui
penerimaan dan hafalan konsep. Siswa
melakukan kegiatan praktikum yang bertujuan
untuk membuktikan teori. Pembelajaran dengan
metode ini mengikuti cara pembelajaran yang
biasa diajarkan oleh guru mitra kepada siswa.
Pemberian konsep melalui metode ceramah
tanpa melibatkan keaktifan berpikir siswa akan
membuat konsep yang dimiliki siswa mudah
dilupakan karena tidak tersimpan lama di
memori otak, sehingga berakibat pada
kurangnya kemampuan siswa dalam
memahami pelajaran.
Hasil uji N-gain diperoleh rerata harga
N-gain kelas eksperimen sebesar 0,67 dan kelas
kontrol sebesar 0,39. Peningkatan kedua
kelompok sampel berada pada kategori
sedang.Visualisasi peningkatan rerata skor
pemahaman konsep kelompok sampel dapat
dilihat padaGambar 1.
Berdasarkan Gambar 1, Perbedaan
harga N-gain antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol sebesar 0,29. Hal ini menunjukkan
bahwa penerapan metode eksperimen
berpendekatan inkuiri dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa. Penerapan strategi
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan hasil belajar siswa karena strategi
pembelajaran ini memberikan motivasi yang
besar kepada siswa dengan melalui
permasalahan yang dimunculkan membuat
siswa terlibat aktif dalam belajar dan tertarik
untuk mendalami konsep (Ermadianti et al.,
2012).
Walaupun kedua kelas memiliki
peningkatan pada kategori sedang, tetapi dilihat
dari setiap submateri peningkatan hargaN-gain
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas
kontrol. Seperti yang terlihat pada Tabel 1,
disajikan RerataSkor Pre-test, Pos-test, dan Harga
N-gain Setiap Sub Materi. Pada kelas
eksperimen terdapat tiga sub materi yang
memiliki harga N-gain pada kategori tinggi, sub
materi lainnya memiliki harga N-gain pada
kategori sedang dan tidak ada yang memiliki
harga N-gain kategori rendah. Sedangkan pada
kelas kontrol semua harga N-gain peningkatan
pemahaman konsep tidak ada yang memiliki
kategori tinggi, melainkan pada kategori
sedang.
Gambar 1.Peningkatanrerataskor pemahamankonsepkelompok sampel
AA Mawarsari/ ChemistryinEducation2(1) (2013)
5
Berdasarkan hasil uji statistik
peningkatan tiap aspek sikap ilmiah ditemukan
bahwa rerata peningkatan sikap ilmiah kelas
eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
Rerata N-gain kelas eksperimen sebesar 0,70
berada pada kategori tinggi, sedangkan rerata
N-gain kelas kontrol sebesar 0,48 berada pada
kategori sedang.Visualisasi nilai N-gain antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan
padaGambar 2.
Gambar 2. Nilai N-gainkelaskontrol dankelaseksperimen
Tabel 1. Rerataskor pre-test, post-test, danhargaN-gainsetiapsubmateri
Keterangan:
1. J ujur 6. Berpikir kritis
2. Terbuka 7. Rasaingintahu
3. Tanggungjawab 8. Disiplin
4. Obyektif 9. Peduli lingkungan
5. Bekerjasama
6
AA Mawarsari/ ChemistryinEducation2(1) (2013)
Berdasarkan Gambar 2, ditemukan hasil
penelitian bahwa sikap ilmiah yang sulit
terkembangkan adalah sikap rasa ingin tahu.
Sedangkan sikap ilmiah yang mudah
terkembangkan adalah sikap bekerja sama dan
disiplin. Hal ini dikarenakan baik pada kelas
kontrol maupun eksperimen sikap rasa ingin
tahu berada pada peningkatan harga N-gain
terendah dan sikap bekerja sama dan disiplin
berada pada penungkatan N-gain kategori
tinggi.
Peningkatan sikap jujur pada kelas
eksperimen dikarenakan penerapan metode
eskperimen berpendekatan inkuiri, metode ini
merupakan metode yang digunakan ilmuwan
sains dalam menemukan ilmu pengetahuan.
Karena dengan metode ini siswa dibiasakan
memecahkan masalah dan merancang
praktikum dengan pemikirannya sendiri
sehingga kejujuran dalammengungkapkan hasil
praktikum akan lebih besar dibanding siswa
pada kelas kontrol yang melakukan praktikum
tidak denganidenyasendiri.
Peningkatan sikap terbuka pada kelas
eksperimen dikarenakan walaupun kelas
eksperimen proses pembelajaran menggunakan
metode eksperimen berpendekatan inkuiri dan
pada kelas kontrol menggunakan metode
eksperimen tanpa inkuiri, namum kedua kelas
di lakukan kegiatan diskusi kelompok. Kegiatan
diskusi kelompok yang dilengkapi dengan
presentasi hasil diskusi akan membuat sikap
terbuka dalam menerima pendapat di kedua
kelas meningkat dan bahkan kelas kontrol yang
memiliki peningkatan sedikit lebih besar dari
padakelaseksperimen.
Peningkatan sikap tanggung jawab pada
kelas eksperimen dikarenakan pada penerapan
metode eksperimen berpendekatan inkuri pada
kelas eksperimen, siswa dibiasakan diberi tugas
yang menantang berupa pemecahan masalah.
Siswa bekerja dalamkelompok yangselalu aktif
untuk menemukan sendiri konsep pelajaran,
siswa juga diberi kebebasan untuk berinisiatif.
Pada kelas kontrol tugas yang diberikan tidak
menantang karena buka berupa pemecahan
masalah, selain itu siswa tidak diberi kebebasan
berinisiatif, siswa bersifat pasif, sehingga rasa
tanggungjawabsulit tertanam.
Peningkatan sikap obyektif pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan
peningkatan pada kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen siswa merancang praktikum sendiri
sesuai hipotesis pemecahan masalah yang
diajukan sendiri. Tujuan praktikum untuk
menemukan konsepbukan untuk membuktikan
konsep, sehingga siswa kelas eksperimen lebih
bersifat obyektif dalam melaporkan hasil
praktikum.
Peningkatan sikap bekerja sama pada
kelas eksperimen lebih tinggi sedikit
dibandingkan pada kelas kontrol. Pada kedua
kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol dilakukan kegiatan diskusi kelompkok.
Kegiatan diskusi kelompok akan membiasakan
sikap saling bekerja sama pada diri siswa.
Karena diskusi kelompok yangdilakkukan pada
kelas eksperimen adalah pada setiap proses
pembelajaran untuk bersama-sama
memecahkan masalah dan menemukan konsep
maka peningkatan sikap bekerja sama kelas
eksperimen sedikit lebih tinggi dari pada
peningkatanpadakelaskontrol.
Peningkatan sikap berpikir kritis kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Penerapan metode eksperimen berpendekatan
inkuiri pada kelas eksperimen membiasakan
siswa untuk berpikir kritis dalam membuat
hipotesis dalam memecahkan masalah,
merancang kegiatan praktikum, menemukan
konsep, dan menghubungkan konsep dengan
kehidupan sehari-hari. Setiap proses
pembelajaran siswa selalu dituntut untuk aktif
berpikir, hal ini berbedapadakelas kontrol yang
siswanya bersifat pasif, sehingga peningkatan
sikapberpikir kritisakanlebihtinggi.
Peningkatan rasa ingin tahu kelas
eksperimen karena strategi pembelajaran inkuiri
terbimbing memiliki kelebihan dalampenyajian
masalah yang terdapat di LKS, dengan adanya
penyajian masalah tersebut akan memancing
rasa ingin tahu siswa sehingga siswa termotivasi
untuk terus belajar dan ingin terus menemukan
jawaban dari pertanyaan atau rasa
keingintahuannya(Ermadianti et al., 2012).
Peningkatan sikap disiplin kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Siswa pada kelas eksperimen dibiasakan aktif
memecahkan masalah secara terstruktut dan
sistematis, sehingga sikap kedisiplinan akan
mudahtertanam.
Peningkatan sikap peduli lingkungan
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol. Hal ini disebabkan siswa yang
dibelajarkan dengan metode eksperimen
berpendekatan inkuiri pada kelas eksperimen
dibiasakan menghubungkan konsep dengan
kehidupan sehari-hari, sehingga mereka
mengetahui hubungan konsep larutan
AA Mawarsari/ ChemistryinEducation2(1) (2013)
7
Gambar 3. Presentasesikapilmiahkelaskontrol dankelaseksperimen
penyangga dengan lingkungan. Pengetahuan
akan lingkungan ini menanamkan sikap peduli
lingkunganpadasiswakelaseksperimen.
Hasil analisis deskriptif sikap ilmiah
diperoleh melalui angket sikap ilmiah kegiatan
praktikum dan kegiatan dikelas. Analisis
deskriptif sikap ilmiah dilakukan dengan
mengelompokkan skor sikap ilmiah kelas
kontrol dan kelas eksperimen dalam interval
kelas dengan kategori sangat sedang sampai
sangat tinggi, Visualisasi presentasesikapilmiah
kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan
padaGambar 3.
Gambar 4. Peningkatannilai rata-ratatiapaspek
Berdasarkan hasil penelitian sikap
ilmiah secara stastistika dan deskriptif, maka
didapatkan temuan hasil penelitian bahwa
penerapan metode eksperimen berpendekatan
inkuiri dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa
(Ergul et al., 2011). Pendekatan inkuiri dapat
menumbuhkan sikap obyektif, jujur, rasa ingin
tahu, dan terbuka. Guided inquiry sebagai
pendekatan yang berpusat pada siswa,
berpengaruh positif terhadap keberhasilan
akademik siswa dan mengembangkan
keterampilan proses ilmiah serta sikap ilmiah
(Roestiyah, 2008; Bilgin, 2009).
Tanggapan siswa terhadap metode
eksperimen berpendekatan inkuiri pada materi
larutan penyangga diungkap melalui enam
pertanyaan angket yang mempresentasikan
enam aspek. Visualisasi presentase tanggapan
siswadisajikanpadaGambar 4.
Keterangan:
1. Aspek menarik danmenyenangkan
2. Aspek pemahamankonseplarutanpenyangga
3. Aspek peningkatankemampuanmengingat konseplarutanpenyangga
4. Aspek motivasi belajar
5. Aspek kecocokandenganmateri larutanpenyangga
8
AA Mawarsari/ ChemistryinEducation2(1) (2013)
Berdasarkan Gambar 4, diperoleh hasil
tanggapan siswa bahwa siswa merasa tertarik
dan senang, membuat siswa lebih mudah
memahami konsep larutan penyangga,
membuat siswa lebih lama mengingat konsep
yang ditemukan, meningkatan motivasi belajar
siswa, cocok untuk materi larutan penyangga
danmateri kimialain(Sanjaya, 2006).
SI MPULAN
Penerapan metode eksperimen
berpendekatan inkuiri pada materi larutan
penyangga berpengaruh positif terhadap
pemahaman konsep siswa dan dapat
meningkatkan sikap ilmiah kelas XI IA SMA N
7Semarangtahunajaran2012/ 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Bilgin, I. 2009. The Effects of Guided Inquiry
Instruction Incorporating a Cooperative
Learning Approach on University Students
Achievement of Acid and Bases Concepts
and attitude. Scientific Research and Essay,
4(10): 1038-1046.
Ergul, Remziye, Yeter, S., Sevgul C., Zehra O., Sirin
G., & Meral S. 2011. The Effectts of
Inquiry-Based Science teaching on
Elementary School Students Science
Process Skills and Science Attitudes.
Bulgarian J ournal of Science and education
Policy, 5(1): 48-68.
Ermadianti, MN., & Yustini, Y. 2012. Penerapan
Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan
SikapIlmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa
KelasVIII SMP Negeri 14Pekanbaru Tahun
Ajaran 2012/ 2013. J urnal Akademik
PendidikanBiologi UniversitasRiau: 1-12.
Gautreau, BT., & IC Binns. 2012. Investigating
Student Attitudes and Achievements in an
environmental placed-based inquiry in
secondary classrooms. International J ournal
of Environmental and ScienceEducation, 7(2):
167-195.
Hermawati, NWM. 2012. Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penguasaan
Konsep Biologi dan Sikap Ilmiah Siswa SMA
Ditinjau dari Minat Belajar Siswa. Tesis. Bali:
Undiksha.
Istikomah, H., S Hendratto, & S Bambang. 2010.
Penggunaan Model Pembelajaran Group
Investigation untuk Menumbuhkan Sikap
Ilmiah Siswa. J urnal Pendidikan Fisika
Indonesia, 6(1): 40-43.
Khan, M., & M Zafar I. 2011. Effect of Inquiry Lab
TeachingMethodon theDevelopment of Science
Skills Through the Teaching of Biology in
Pakistan. LanguageinIndia, 11(1): 169-178.
Kholifudin, MY. 2012. Pembelajaran Fisika dengan
Inkuiri Terbimbing melalui Metode Esperimen
dan Demonstrasi ditinjau dari Gaya Belajar
Siswa. ProsidingPertemuan Ilmiah XXVI 14
April.
Lawson, AE. 2000. Managing the Inquiry Classroom:
Problem and Solutions.The American Biology
Teacher, 62(9): 641-648.
Praptiwi, L., Sarwi, & Handayani, L. 2012.
Efektivitas Model Pembelajaran Eksperimen
Inkuiri Terbimbing Berbantuan My Own
Dictionary untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep dan Unjuk Kerja Siswa
SMP RSBI. Unnes ScienceEducation J ournal,
2(1): 87-95.
Roestiyah. 2008. Strategi belajar Mengajar: Salah Satu
Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar:
TeknikPenyajian. J akarta: RinekaCipta.
Rustaman, NY., Soendjojo D, Suroso AY., Yusnani
A., Ruchji S., Diana R., & Mimin NK.
2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi.
Malang: IKIP MalangUM PRESS.
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. J akarta: Kencana
prenadamedia.
Sardinah, T., & Anita, N. 2012. Relevansi Sikap
Ilmiah Siswa dengan Konsep Haikat Sains
dalam Pelaksanaan Percobaan pada
Pembelajaran IPA di SDN Kota Banda
Aceh. J urnal Pendidikan Serambi Ilmu, 13(2):
70-80.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Wahyudiati, D. 2010. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Berorientasi Model
pembelajaran Diskusi Pada Pokok bahasan
Energi dan Perubahannya untuk
Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa. J urnal
Inovasi dan Perekayasa Pendidikan, 3(1): 361-
378.

Anda mungkin juga menyukai