Anda di halaman 1dari 9

KONSEP PERJANJIAN

Perjanjian yang baik secara hukum bukan hanya memenuhi ketentuan hukum perjanjian
saja tetapi juga harus memperhatikan segi-segi lainnya, seperti misalnya apakah suatu
perjanjian dapat dipakai sebagai bukti secara hukum, atau bagaimana agar dapat
menuntut pihak lawan yang tidak memenuhi prestasinya.
Secara umum, perjanjian terbagi dalam bagian-bagian sebagai berikut :
1) Judul perjanjian
2) Pembukaan
) Pihak-pihak dalam perjanjian
!) "ecital
#) $si perjanjian
%) Penutup
&alam pembuatan suatu perjanjian, judul dari perjanjian tersebut harus selaras dengan isi
perjanjian, dimana judul perjanjian akan sangat berpengaruh dalam penentuan peraturan
hukum mana yang mengatur perjanjian tersebut. 'isalnya, jika suatu perjanjian
mempunyai judul (perjanjian Sewa 'enyewa), maka perjanjian itu tunduk dan diatur
*leh peraturan hukum perjanjian sewa menyewa.
+ata pembukaan dalam suatu perjanjian dapat berisi tanggal pembuatan perjanjian dan
bila tanggal pembuatan perjanjian ini tidak diletakkan di awal, maka tanggal perjanjian
itu diletakkan di akhir perjanjian.
+ata-kata pembukaan suatu perjanjian adalah sebagai berikut :
Perjanjian ..ini dibuat (dan ditanda tangani) pada tanggalbulan, tahun dua ribu,
oleh dan antara :
atau dapat juga disusun sebagai berikut :
Pada hari ini,, tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini :
&alam hal tanggal pembuatan perjanjian dibuat di akhir kalimat, maka kata-kata
pembukaan suatu perjanjian dapat disusun sebagai berikut :
Yang bertanda tangan di bawah ini :
atau :
Perjanjian ini dibuat oleh (dan antara):
atau :
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
atau :
Perjanjian ini telah dibuat dan ditandatangani oleh dan antara :
atau :
Kami yang membuat dan menandatangani perjanjian ini :
atau :
Para pihak (pihak-pihak) dalam perjanjian . ini adalah :
Subyek yang dapat menjadi pihak dalam perjanjian disebut sebagai subyek hukum, yang
secara hukum terbagi atas :
1. ,rang pribadi
2. -adan hukum.
&alam hal subyek hukumnya merupakan badan hukum, maka badan hukum ini bertindak
dalam perjanjian melalui wakil-wakilnya. +etentuan mengenai siapa saja wakil dari
badan hukum tersebut ditentukan di dalam .nggaran &asar atau .kta Pendirian dari
masing-masing badan hukum tersebut. 'enurut ketentuan /ndang-/ndang yang berlaku,
di dalam badan hukum yang berbentuk Perser*an 0erbatas 1P0), maka yang mewakili
perser*an dalam hal pembuatan perjanjian dengan pihak luar adalah direktur. 2al ini
diatur di dalam ketentuan /ndang-/ndang P0 1pasal 32).
Subyek hukum *rang pribadi yang berlaku sebagai salah satu pihak di dalam perjanjian
dapat ditulis sebagai berikut :
AA, yang beralamat di l. !Y" #o. $ akarta-Pu%at, $&'(&, %elanjutnya di%ebut %ebagai
pihak kedua.
Sedangkan subyek hukum yang berupa badan hukum di dalam suatu perjanjian
ditampilkan sebagai berikut :
P) !, didirikan menurut hukum *ndone%ia, dengan tempat kedudukan di l. A+, no. $,
akarta-Pu%at $('-., %elanjutnya di%ebut pihak kedua.
atau jika wakil dari badan hukum tersebut hendak dijabarkan di dalam perjanjiannya,
maka dapat ditulis sebagai berikut :
P) !, berkedudukan di akarta-Pu%at, dalam hal ini diwakili oleh AA dan ++ yang
bertindak %elaku dan dalam jabatannya %ebagai direk%i karena itu %ah bertindak untuk
ata% nama P) !, untuk %elanjutnya di%ebut %ebagai pihak kedua.
Recital
"ecital adalah penjelasan resmi atau merupakan latar belakang atas sesuatu keadaan
dalam suatu perjanjian untuk menjelaskan mengapa terjadinya perikatan. &alam "ecital
ini biasanya juga dicantumkan tentang sebab masing-masing pihak, hal ini berguna
karena Sebab merupakan salah satu syarat sahnya suatu perjanjian.
"ecital ini umumnya dimulai dengan kata (bahwa). Sebagai c*nt*h dapat dilihat dalam
"ecital di dalam suatu Perjanjian 4easing sebagai berikut :
+ahwa, ata% permintaan Penyewa, yang /enyewakan %etuju untuk membeli0telah
membeli peralatan yang diuraikan di bawah ini untuk di%ewakan kepada Penyewa
dengan %yarat-%yarat dan ketentuan-ketentuan %ebagai berikut :
Selain c*nt*h recital diatas, dapat pula diambil c*nt*h recital dalam perjanjian kerja
sebagai berikut :
+ahwa dengan telah ditandatanganinya Perjanjian Kerja ini oleh kedua belah pihak,
maka Pihak Pertama menyetujui untuk mengadakan hubungan kerja dengan Pihak
Kedua dengan jangka waktu ' (tiga) tahun, terhitung %ejak tanggal.. %ampai dengan
tanggal
$si suatu perjanjian mencakup banyak hal karena dalam tiap bagian di dalam isi suatu
perjanjian diperinci prestasi yang harus dipenuhi *leh masing-masing pihak.
Pembukaan
Pembukaan dari isi perjanjian pada umumnya berisi hal-hal berikut ini :
Kedua belah pihak telah menyetujui hal-hal %ebagai berikut :
atau :
Perjanjian ini dibuat dengan ketentuan-ketentuan %ebagai berikut :
atau :
Para pihak terikat dengan ketentuan dan per%yaratan ter%ebut di bawah ini :
&i dalam suatu isi perjanjian 1bagian terms), terdapat klausula-klausula umum yang
berguna untuk menentukan apakah telah terjadi kelalaian dari para pihak. -agi perjanjian
yang di mana waktu adalah begitu penting sehingga bila terjadi keterlambatan
pelaksanaan perjanjian maka prestasi itu sudah tidak berguna lagi bagi para pihak. &alam
hal ini, maka dibutuhkan pencantuman klausula 0ime is *5 the essence 1+lausul &asar
6aktu), yang secara umum berbunyi sebagai berikut :
1aktu pengiriman merupakan bagian yang terpenting dari kontrak ini. +uyer (Pembeli)
berhak untuk menolak barang dan untuk membatalkan %emua atau %alah %atu bagian
dari pe%anan ini bila 2eller (Penjual) gagal mengirimkan barang %e%uai dengan ma%a
peme%anan ini.
Sedangkan bagi perjanjian yang di mana waktunya tidak terlalu penting tetapi kreditur
ingin membatasi jangka waktu dari pelaksanaan prestasi debitur, maka dalam perjanjian
ini perlu dicantumkan klausula &e5ault 16anprestasi) yang c*nt*hnya sebagai berikut :
ika pihak pertama (dalam hal ini di%ebut 3de4aulting party5) tidak melak%anakan
kewajibannya %e%uai dengan ke%epakatan ini, pihak kedua (dalam hal ini di%ebut
6aggrie7ed party) berhak untuk mengirimkan peringatan tertuli% kepada pihak pertama
dengan menyebutkan kewajiban yang tertera dalam perjanjian yang tidak dilak%anakan
oleh pihak pertama dan dengan menyebutkan bahwa pihak kedua akan memutu%kan
Perjanjian ini jika kegagalan ter%ebut teru% berlanjut. ika dalam jangka waktu '& hari
%ejak dikeluarkannya pemberitahuan tertuli% kegagalan ter%ebut tidak diperbaiki, pihak
kedua berhak untuk %egera memutu%kan Perjanjian ini. Pemutu%an perjanjian ter%ebut
dinyatakan berlaku %ejak dikeluarkannya pemberitahuan pemutu%an hubungan %e8ara
tertuli% dari pihak kedua kepada pihak pertama.
Sehubungan dalam klausula de5ault ini disebutkan juga tentang surat pemberitahuan,
maka dalam perjanjian kiranya juga perlu dicantumkan tentang 7*tices 8lause 1+lausula
Pemberitahuan) agar penyampaian surat pemberitahuan itu tidak menjadi masalah.
8*nt*h dari 7*tices 8lause adalah sebagai berikut :
a. 2emua pemberitahuan yang diberikan yang berkaitan dengan Perjanjian ini haru%
diberikan %e8ara tertuli% dan dalam +aha%a *nggri% dan bi%a dikirimkan lewat %urat
ter8atat, kabel, tele9, tele4a9 atau bentuk telegra4 lainnya, dan dikirimkan ke alamat
berikut (kepada ma%ing-ma%ing pihak berikut ini):
2eller :
+uyer :
b. 2alah %atu pihak boleh mengganti alamatnya dengan pemberitahuan terlebih dahulu
dan memberitahukan alamat yang baru kepada pihak yang lain %e8ara tertuli%.
8. 2urat pemberitahuan yang diberikan %e%uai dengan ketetapan ini dinyatakan berlaku
%ejak %urat pemberitahuan ter%ebut diterima oleh pihak yang dikirimi dengan
ketentuan bahwa %urat pemberitahuan yang dikirimkan dengan %urat ter8atat
ter%ebut dianggap telah diterima %epuluh ($&) hari %ejak %urat ter%ebut dikirimkan
oleh pihak po% di negara tempat pihak yang mengirimkan pemberitahuan ter%ebut
berdomi%ili.
Pilihan Hukum
&alam hal para pihak menghendaki agar perjanjian mereka diatur dan diartikan dengan
suatu undang-undang tertentu, maka agar tidak terjadi pena5siran yang salah sebaiknya
hukum yang akan dipakai itu ditegaskan dalam perjanjian dengan mencantumkan
klausula 9Pilihan 2ukum:atau 8h*ice *5 4aw yang c*nt*hnya dapat berupa kalimat
sebagai berikut :
perjanjian ini tunduk pada dan dita4%irkan dalam %egala hal %e%uai dengan hukum
:epublik *ndone%ia, dengan ketentuan bahwa Pihak ** beba% untuk mengambil tindakan
hukum pada Pengadilan-Pengadilan di :epublik *ndone%ia atau di tempat lain untuk
melindungi dan melak%anakan ketentuan-ketentuan Perjanjian ini atau dengan 8ara lain
mendapat pembayaran dari jumlah-jumlah dan uang yang haru% dibayar berda%arkan
Perjanjian ini.
Klausula Arbitrase (Arbitration Clause)
'engingat berperkara di Pengadilan 7egeri adalah begitu lama dan mungkin akan
memakan biaya yang tidak sedikit, maka para pihak demi menghindari agar tidak diadili
*leh pengadilan negeri, perlu mencantumkan klausula arbitrase dalam perjanjian mereka.
'engenai arbitrase sendiri, ketentuan yang mengaturnya adalah /ndang-/ndang 7*. ;
tahun 1<<<.
8*nt*h dari klausula arbitrase yang diusulkan *leh -.7$ 1-adan .rbitrase 7asi*nal
$nd*nesia) adalah sebagai berikut :
2emua %engketa yang timbul dari perjanjian ini akan di%ele%aikan dalam tingkat
pertama dan terakhir menurut peraturan pro%edur +A#* oleh arbiter yang ditunjuk
menurut peraturan ter%ebut
Pemakaian hukum acara .rbitrase tunduk pada /ndang-/ndang 7*. ; 0ahun 1<<<.
Klausula Domisili
'engingat bahwa sese*rang harus dituntut pada Pengadilan 7egeri di mana *rang
tersebut bertempat tinggal secara hukum, maka dalam suatu perjanjian kiranya juga perlu
mencantumkan suatu klausula d*misili. Sehingga bila terjadi sesuatu masalah yang
berhubungan dengan perjanjian itu, maka *rang tersebut dapat dituntut di pengadilan
negeri sesuai dengan pemilihan d*misili 1tidak perlu di tempat tinggalnya karena
mungkin tempat tinggalnya ada di luar k*ta).
8*nt*h dari klausula &*misili adalah sebagai berikut :
)entang per%etujuan ini dan %egala akibatnya kedua belah pihak memilih tempat tinggal
hukum (domi%ili) yang umum dan tetap di Kantor Panitera Pengadilan #egeri akarta
Pu%at;.
&i dalam hal timbul perselisihan, maka para pihak setuju untuk menyelesaikan secara
musyawarah dan bila tidak tercapai kata sepakat, maka para pihak setuju memilih
d*misili hukum yang tetap dan tidak berubah di +ant*r Panitera Pengadilan 7egeri
Jakarta Pusat.
Klausula Perjanjian en!eluruh (Merger Clause)
Merger clause 1+lausula Perjanjian 'enyeluruh) berguna agar pernyataan para pihak
yang sebelumnya yang mungkin dimaksudkan untuk tidak dijadikan bagian dalam
Perjanjian itu tidak dita5sirkan sebagai bagian 1term) dari perjanjian itu. 8*nt*h merger
clause adalah sebagai berikut :
Perjanjian Kredit ini merupakan ke%eluruhan ketentuan dan %yarat yang di%epakati para
pihak dan perjanjian ini menghapu%kan dan membatalkan dalam %egala hal %emua
pernyataan atau janji terdahulu, bila ada, yang tidak dima%ukkan ke dalam perjanjian
ini.
Klausula Pele"asan (Waiver Clause)
+lausula Pelepasan 1Waiver Clause) berguna agar dalam terjadi kelambatan atau
kekurangtegasan dari pihak kreditur tidak dita5sirkan sebagai pelepasan haknya. 8*nt*h
klausula pelepasan dapat dilihat dari c*nt*h perjanjian kredit sebagai berikut:
<alam hal terjadi ketidaktaatan, ketidakpa%tian, kelambatan atau ke%abaran oleh +ank
dalam melak%anakan %yarat-%yarat dan ketentuan-ketentuan Perjanjian Kredit ini atau
pemberian waktu oleh +ank kepada <ebitur, maka hal ini tidak akan mengurangi,
mempengaruhi atau membata%i hak-hak dan ketentuan-ketentuan dari +ank
berda%arkan Perjanjian ini dan %uatu pelepa%an oleh +ank ata% %uatu pelanggaran tidak
akan berlaku %ebagai %uatu pelepa%an dari pelanggaran kemudian atau yang teru%
berlang%ung.
Klausula Force Majeure
+lausula ini merupakan penegasan bahwa dalam hal tidak dipenuhinya suatu prestasi
karena terjadinya hal-hal yang di luar kesanggupan atau kesalahan para pihak, maka
keadaan tidak dipenuhinya perjanjian itu bukan dianggap pengingkaran dari perjanjian
tersebut. +lausula =*rce 'ajeure dapat dic*nt*hkan sebagai berikut :
Kedua belah pihak tidak bertanggung jawab bila tidak dapat melak%anakan perjanjian ini
%ebagai akibat timbulnya perang, pertukaran atau perubahan peraturan atau karena
adanya 4or8e majeure.
atau :
a. Jika Salah satu pihak menunda pelaksanaan salah satu atau semua kewajibannya
sebagaimana tertulis dalam perjanjian ini (selain melakukan pembayaran yang
dituntut darinya sebagaimana dituntut oleh perjanjian ini) karena satu atau
sejumlah sebab yang berada di luar kemampuannya, pihak tersebut tidak akan
dianggap bersalah atau melanggar perjanjian karena penundaan itu, dan waktu
pelaksanaannya akan dianggap diperpanjang sesuai dengan waktu penundaan yang
dapat diterima.
b. Pihak yang terkena penundaan tersebut wajib berusaha sedapat mungkin untuk
mengatasi sebab (sebab-sebab) penundaan seperti itu, wajib memberitahukan
pihak lainnya secepat mungkin, dan secepatnya meneruskan pelaksanaan tersebut
setelah penyebab (penyebab-penyebab) penundaan tersebut diatasi.
8. Bila ternyata penundaan itu terus berlangsung lebih dari tiga bulan berturut-turut,
maka salah satu pihak dapat mengakhiri Perjanjian ini kapan pun setelah masa tiga
bulan penundaan itu berakhir dengan memberitahukan pihak lainnya secara tertulis
atau dengan tele, sementara sebab (sebab-sebab) penundaan tersebut belum
dapat diatasi. Bila memang penundaan tersebut terjadi, dipahami dan disepakati
bahwa Pembeli akan mengganti ongkos dan biaya yang sudah menjadi kewajiban
atau sudah dikeluarkan oleh Penjual sehubungan dengan semua kerja dan layanan
yang sudah dilakukannya menurut Perjanjian ini sebelum tanggal penghentian
tersebut. Pembeli setuju untuk mengganti ongkos dan biaya tersebut segera sesuai
dengan jumlah yang terdapat pada !aktur dari Penjual yang diserahkan segera
setelah penghentian perjanjian tersebut.
Price an# Pa!ment $erms
&alam hal suatu perjanjian dibuat *leh para pihak yang berasal dari negara yang
berlainan, maka perlu diperhatikan istilah-istilah perdagangan internasi*nal yang diatur
dalam $nc*terms 2;;; dan hal yang perlu diperhatikan tentang /ni5*rm 8ust*ms and
Practice 5*r &*cumentary 8redits 1/8P).
&alam hal para pihak menghendaki agar perjanjian mereka diatur dan diartikan dengan
suatu undang-undang tertentu, maka agar tidak terjadi pena5siran yang salah sebaiknya
hukum yang akan dipakai itu ditegaskan dalam perjanjian dengan mencantumkan
klausula 9Pilihan 2ukum:atau 8h*ice *5 4aw yang c*nt*hnya dapat berupa kalimat
sebagai berikut :
Perjanjian ini tunduk pada dan dita4%irkan dalam %egala hal %e%uai dengan hukum
:epublik *ndone%ia, dengan ketentuan bahwa Pihak ** beba% untuk mengambil tindakan
hukum pada Pengadilan-Pengadilan di :epublik *ndone%ia atau di tempat lain untuk
melindungi dan melak%anakan ketentuan-ketentuan Perjanjian ini atau dengan 8ara lain
mendapat pembayaran dari jumlah-jumlah dan uang yang haru% dibayar berda%arkan
Perjanjian ini.
+ata-kata penutup perjanjian umumnya dicantumkan sebagai berikut :
<emikianlah perjanjian ini dibuat dengan rangkap - (empat) yang terdiri dari ( (dua)
rangkap yang bermeterai 8ukup merupakan dokumen a%li, %atu rangkap untuk pihak
pertama dan lainnya untuk pihak kedua, %erta ( (dua) rangkap lagi yang tanpa meterai
adalah merupakan tinda%an untuk pihak-pihak yang memerlukannya.
&alam hal di pembukaan perjanjian belum disebutkan tanggal pembuatan perjanjiannya,
maka dalam kata-kata penutup ini baru disebutkan tanggal pembuatan perjanjian maka
dalam penutup ini baru disebutkan tanggal pembuatan perjanjian tersebut, yang
umumnya berbentuk sebagai berikut :
<emikianlah perjanjian ini dibuat pada tanggal $ anuari (&&& dengan rangkap - (empat) .. dan
%eteru%nya.
Selain 5*rmat di atas, perjanjian juga ada yang ditutup dengan suatu pasal penutup dan
biasanya digabung dengan klausula d*misili atau dapat juga suatu perjanjian tanpa ada
kata-kata penutupnya tapi langsung menyebutkan :
<itandatangani untuk dan ata% nama Pembeli, P) A+,, oleh :
(8ap peru%ahaan) (tandatangan)
(#ama)
<itandatangani untuk dan ata% nama Penjual, P) !Y", oleh :
(8ap peru%ahaan) (tandatangan)
(#ama)
2ak%i-%ak%i :
$. (#ama)
(. (#ama)
Penutup perjanjian dapat pula berbentuk seperti 5*rmat di bawah ini :
akarta, ' =ebruari (&&&.
Pihak Ke%atu : Pihak Kedua :
P) A+, (8ap peru%ahaan) P) !Y" (8ap peru%ahaan)
(#ama) (#ama)
(<irektur) (<irektur)
2ak%i-%ak%i :
$. . (#ama)
(. . (#ama)
Selain kedua bentuk di atas, dapat pula berbentuk sebagai berikut :
<emikianlah perjanjian ini dibuat dan ditandatanganinya oleh kedua pihak dalam
keadaan %adar %egala akibat hukumnya.
Pembeli : Penjual:
()andatangan) ()andatangan)
(8ap peru%ahaan) (8ap peru%ahaan)
(#ama) (#ama)
%ea eterai
-ea 'eterai adalah suatu pajak yang dikenakan atas suatu d*kumen 1Pasal 1 ayat 1 //
7*. 1>1<3#). Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan perbuatan,
kenyataan atau keadaan yang bersi5at perdata adalah merupakan d*kumen yang terkena
bea meterai sebesar "p. !;;;,-
-ukti pelunasan bea meterai adalah benda meterai yang terdiri atas :
1. 'eterai tempel?
2. +ertas meterai?

Anda mungkin juga menyukai