Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:

Rancang Bangun Kolom Ekstraksi DY-Tube Sieve-Tray
Packing untuk Pemisahan Sukrosa dari Tetes Tebu dalam
Rangka Peningkatan Produksi Gula Nasional






Diusulkan oleh:
Ketua : Yoga Wienda Pratama (0906635816/Angkatan 2009)
Anggota : Widhi Kusuma (1106011972/Angkatan 2011)
Widya Ardiani (1006775981/Angkatan 2010)














UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2012

Universitas Indonesia 2012 Page 1





PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA



JUDUL PROGRAM:

Rancang Bangun Kolom Ekstraksi DY-Tube Sieve-Tray
Packing untuk Pemisahan Sukrosa dari Tetes Tebu dalam
Rangka Peningkatan Produksi Gula Nasional






Diusulkan oleh:
Ketua : Yoga Wienda Pratama (0906635816/Angkatan 2009)
Anggota : Widhi Kusuma (1106011972/Angkatan 2011)
Widya Ardiani (1006775981/Angkatan 2010)













UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2012
Universitas Indonesia 2012 Page 2

HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan :
Rancang Bangun Kolom Ekstraksi DY-Tube Sieve-Tray Packing untuk
Pemisahan Sukrosa dari Tetes Tebu dalam Rangka Peningkatan
Produksi Gula Nasional
2. Bidang Kegiatan : Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian
3. Bidang Ilmu : Teknologi dan Rekayasa
4. Pelaksana Pelaksana Kegiatan/Penulis :
a. Nama : Yoga Wienda Pratama
b. NIM : 0906635816
c. Jurusan : Teknik Kimia
d. Universitas : Universitas Indonesia
e. Alamat/Telp : Jl. Juragan Sinda II No. 24, Kel. Kukusan, Kec. Beji, Kota
DepokTelp. 081233007978
f. Email : yoga.wienda@yahoo.co.id
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
a. Widhi Kusuma
b. Widya Ardiani
6. Dosen Pendamping:
a. Nama : Prof. Dr. Ir. Sutrasno Kartohardjono
NIP : 19630106 198811 1 001
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 8 Bulan

Depok, 29 April 2012
Ketua Pelaksana,




Yoga Wienda Pratama
(NIM: 0906635816)

Dosen Pembimbing,





Prof. Ir. Sutrasno Kartohardjono, M.Sc., Ph.D
NIP: 19630106 198811 1 001





Universitas Indonesia 2012 Page 3

A. Judul Program
Rancang Bangun Kolom Ekstraksi DY-Tube Sieve-Tray Packing untuk
Pemisahan Sukrosa dari Tetes Tebu dalam Rangka Peningkatan Produksi Gula
Nasional
B. Latar Belakang Masalah
Ekstraksi adalah proses pemisahan senyawa berdasarkan kelarutannya. Selama
ini proses dan kolom ekstraksi sudah banyak diaplikasikan dan dipelajari namun
sebatas untuk ekstraksi liquid-liquid pada sistem viskositas rendah (cairan encer).
Padahal banyak sistem viskositas tinggi yang apabila proses ekstraksi diaplikasikan
pada sistem tersebut dapat menghasilkan produk penting dan sangat berharga.
Beberapa rancang bangun kolom ekstraksi pernah dibuat. Rotating Disc Column
(RDC) banyak digunakan untuk ekstraksi sistem viskositas rendah hingga sedang
seperti pemisahan fenol dari air limbah, desulfurisasi gasoline, deaspalisasi petroleum
(Perry and Green, 1984). Mixco Tower digunakan untuk ekstraksi butylamine dari
kerosene dengan menggunakan air (Perry and Green, 1984). Kuhni Column dan Karr
Column banyak dipakai untuk ekstraksi banyak system dari viskositas rendah hingga
sedang (Perry and Green, 1984). Selain menggunakan agitasi dalam
pengoperasiannya, beberapa kolom ekstraktor juga menggunakan pulsator sebagai
pengganti efek agitasi yang meskipun meningkatkan laju perpindahan massa ekstraksi
tetapi juga mengkonsumsi banyak energi untuk agitasi dan dapat mereduksi tinggi
efektif kolom, utamanya pada system viskositas tinggi (Perry and Green, 1984). Dari
itu kolom ekstraksi yang minim konsumsi energi agitasi dan menghasilkan
perpindahan massa optimum dirancang oleh peneliti, berupa DY-Tube Sieve-Tray
Packing.
Salah satu aplikasi penting ekstraksi sistem viskositas tinggi adalah pemisahan
gula/sukrosa dari tetes tebu. Gula merupakan komoditi yang banyak dikonsumsi
masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Tahun 2012, konsumsi gula rumah tangga
Indonesia mencapai 3,9 juta ton (Respati et al., 2010), lebih banyak dari produksi
nasional sehingga Indonesia masih harus mengimpor gula untuk memenuhi stok
nasional. Tahun 2012, Dewan Gula Indonesia merekomendasikan impor gula
sebanyak 240.000 ton (Deptan, 2012) dengan proyeksi defisit konsumsi-produksi
mencapai 700-800 ribu ton (Respati et al., 2010). Hal ini karena produksi gula
nasional hanya mencapai 3,1 juta ton (Respati et al., 2010) dengan rincian luas areal
perkebunan sekitar 429.000 ha (BPS, 2009). Rendahnya produksi gula akibat dari
sebagian besar pabrik gula di Indonesia tidak memiliki teknologi yang efisien dalam
industri gula (KPPU, 2010). Akibatnya dalam tetes tebu Indonesia yang mencapai 2,5
juta ton per tahun masih terkandung gula dengan kadar rata-rata 62 % (Olbrich, 2006)
atau gula yang terbuang dalam tetes tebu Indonesia adalah sebanyak 1,58 juta
ton/tahun. Pada penelitian ini, peneliti berusaha agar kandungan gula (utamanya
sukrosa) dalam tetes tebu dapat direcovery menggunakan ekstraksi sistem cairan
viskositas tinggi agar kebutuhan gula nasional dapat terpenuhi.
Penelitian mengenai separasi sukrosa dari tetes tebu pernah dilakukan oleh
Landis (1980) dan secara terpisah oleh Neuzil dan Fergin (1980). Kedua tim tersebut
meneliti pemisahan sukrosa dari tetes (molasses) menggunakan carbonaceous
pyropolymer. Steffen menggunakan Steffens Extraction Process untuk mengekstrak
sukrosa dari tetes (molasses) menggunakan strontium hidroksida(Olbrich, 2006).
Penelitian lain dilakukan oleh French mengenai proses terpisahnya sukrosa dari tetes
tebu akibat ketidaklarutan sukrosa dalam asam asetat secara parsial setelah
mengalami penambahan etil asetat atau benzena (Kononenko and Hersteni, 1956).
Penelitian yang akan dilakukan adalah ekstraksi sukrosa dari tetes tebu dengan
menggunakan pelarut asam asetat. Dengan variasi laju alir, suhu, dan viskositas untuk
Universitas Indonesia 2012 Page 4

mengetahui kondisi optimum pada variabel tersebut dari proses ekstraksi ini yang
akan sangat berguna bagi desain alat dan proses dalam skala industri hingga pada
akhirnya tujuan untuk mencapai kemandirian produksi gula nasional dapat dicapai.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode ekstraksi untuk
memisahkan gula dari tetes tebu. Proses ekstraksi menggunakan kolom ekstraksi DY-
Tube Sieve-Tray Packing sebagai media ekstraksi, etil asetat dan air sebagai
pengencer dan asam asetat sebagai pelarut kontaminan serta tetes tebu sebagai zat
umpan untuk mendapatkan gula. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan laju
alir, viskositas sistem, dan suhu operasi sehingga didapatkan kondisi optimumnya.
Setelah proses ekstraksi dilakukan, jumlah gula dalam campuran yang telah diekstrak
dianalisis dengan menggunakan spektrofotometri sehingga dapat diketahui hubungan
antara parameter yang sudah ditentukan sebelumnya dengan banyaknya gula yang
diperoleh. Kolom ekstraksi Tube Sieve-Tray sebelum digunakan secara aplikatif
untuk recovery sukrosa, kolom tersebut diuji kinerjanya dengan sistem standar
menggunakan air, aseton, dan toluene untuk dibandingkan dengan kolom ekstraksi
standar (kolom tanpa isian).



C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah DY-Tube Sieve-Tray Packing memiliki kinerja yang baik untuk
proses ekstraksi sistem viskositas tinggi?
2. Bagaimana hubungan parameter-parametar yang divariasikan terhadap
kesetimbangan massa proses ekstraksi pada kolom ekstraksi DY-Tube
Sieve-Tray Packing pada sistem ekstraksi standar dan pada aplikasi
pemisahan sukrosa dari tetes tebu?

D. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan isian/packing kolom ekstraksi yang memiliki kinerja yang
baik untuk proses ekstraksi sistem viskositas tinggi?
2. Mengetahui hubungan parameter-parametar yang divariasikan terhadap
kesetimbangan massa proses ekstraksi pada kolom ekstraksi DY-Tube
Sieve-Tray Packing pada sistem ekstraksi standar dan pada aplikasi
pemisahan sukrosa dari tetes tebu?

E. Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Publikasi
2. Paten atas DY-Tube Sieve-Tray Packing Column

F. Kegunaan
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat mendukung pengembangan pabrik gula
ke depannya dengan memasukkan proses recovery unit ke dalamnya agar produksi
gula dapat ditingkatkan, tentu bila hasil penelitian ini didukung oleh industri dan
pemerintah sehingga diharapkan nantinya trend impor gula dapat dikurangi secara
bertahap




Universitas Indonesia 2012 Page 5

G. Tinjauan Pustaka
G.1 Permasalahan
Ekstraksi sebagai metode separasi yang memanfaatkan beda tingkat kelarutan
untuk memisahkan zat dari diluen menggunakan pelarut adalah alternatif baru yang
sangat potensial di era krisis energi ini dan mengingat tingginya tuntutan untuk
pengembangan green technology. Karena metode pemisahannya menggunakan beda
tingkat kelarutan saja, otomatis ekstraksi adalah suatu metode separasi yang
sangat sedikit mengkonsumsi energi. Potensi ini sudah dikembangkan banyak orang
dan proses ekstraksi sudah banyak digunakan di industri-industri seperti industri
petrokimia, minyak dan gas, makanan, obat-obatan, dan banyak lagi. Namun selama
ini ekstraksi yang dikembangkan dan dipelajari masih terbatas pada proses ekstraksi
dengan system viskositas rendah padahal sebagaimana yang dijelaskan di bagian latar
belakang, banyak sekali potensi ekstraksi system viskositas tinggi yang berpotensi
besar untuk industry. Selama ini kolom ekstraktor yang banyak digunakan juga tidak
dirancang khusus untuk ekstraksi viskositas tinggi sehingga penggunaannya belum
optimum. Selain itu kolom ekstraksi yang sudah dirancang masih memiliki banyak
kelemahan, baik itu yang memanfaatkan agitasi maupun pulsator. Kolom dengan
agitasi memiliki keunggulan dalam mengoptimalkan laju perpindahan massa, namun
konsumsi energinya besar (Perry and Green, 1984) sebagai akibat adanya gaya seret
(drag force) pada permukaan agitatornya (Nevers, 2005). Selain itu pemanfaatan
agitasi dapat menyebabkan tinggi efektif kolom berkurang (Perry and Green, 1984).
Sementara itu pada latar belakang juga telah dijelaskan bahwa pulsator umumnya
hanya memberikan sedikit amplitude pulsa dan prakteknya penggunaan pulsator juga
harus diikuti penggunaan isian sehingga ini menjadi tidak praktis. Itulah mengapa
perlu dirancang bangun kolom yang memberikan efek perpindahan massa yang besar
namun mengkonsumsi sedikit energy. Salah satu proses yang akan diaplikasikan
untuk kolom ekstraksi ini adalah pemisahan gula dari tetes tebu.
Gula adalah bahan makanan yang tidak bisa ditinggalkan oleh manusia. Indonesia
yang pada tahun 2010 memiliki jumlah penduduk sebanyak 237,64 juta jiwa (BPS,
2010) tentu akan mengkonsumsi gula dalam jumlah yang sangat banyak. Dari laporan
Efi Respati dkk (2010), pada 2010 Indonesia mengkonsumsi gula sebanyak 3,8 juta
ton dengan produksi 3,08 juta ton. Sementara itu diperkirakan tahun 2012 ini
konsumsi gula Indonesia mencapai 3,9 hingga 4,0 juta ton, padahal produksi gula
hanya mencapai 3,1 juta ton, artinya Indonesia tiap tahun harus mengimpor sekitar
800 ribu ton untuk mengamankan stok nasional(Respati et al., 2010). Dengan
demikian, apabila kita ingin menghindari impor, kita harus meningkatkan produksi
gula mengingat gagasan penghematan pemakaian gula akan sangat sulit
direalisasikan.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan produksi gula, seperti menambah areal
perkebunan tebu. Ini pun akan sulit mengingat kondisi pabrik gula di Indonesia yang
selain masih menggunakan teknologi lama, juga memiliki kapasitas yang sangat
terbatas. Cara lain yang akan peneliti ajukan adalah dengan merecovery gula yang
terkandung dalam tetes tebu. Hal ini memiliki potensi yang sangat besar untuk
dikembangkan sebagaimana dilaporkan oleh Olbrich (2006) bahwa dalam tetes tebu
umumnya masih terkandung gula sebanyak 62% berat.
Metode yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah recovery gula dengan
metode ekstraksi liquid-liquid. Tetes tebu sendiri adalah cairan yang kental
(viskositas tinggi). Sementara pengembangan ekstraksi cairan viskositas tinggi masih
sangat sedikit dikembangkan. Itulah mengapa peneliti merancang kolom ekstraktor
Tube Sieve-Tray sieve-tray column yang dihipotesiskan bahwa kolom ini sangat
sesuai dan dapat bekerja dengan baik pada sistem cairan viskositas tinggi.
Universitas Indonesia 2012 Page 6

Dari penelitian ini diharapkan hasil berupa kolom ekstraksi yang baik untuk
sistem cairan viskositas tinggi dan kondisi operasi optimum perpindahan massa dari
sistem yang akan diteliti dapat ditentukan. Penerapan hasil penelitian ini di bidang
industry gula di Indonesia diharapkan mampu meningkatkan produksi beras sehingga
impor gula dapat dikurangi hingga selanjutnya mencapai swasembada gula.
G.2 Penelitian Pendukung
Kolom ekstraksi yang pernah dibuat adalah RDC, Mixco Tower, Kuhni, Karr,
Pulsed Column, Mixer Settler, dan lain-lain. Dijelaskan sebelumnya, kolom-kolom
tersebut tidak khusus dirancang untuk ekstraksi menggunakan system viskositas
tinggi sehingga masih ada beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki. Untuk itu
kolom ekstraksi Tube Sieve-Tray dirancang khusus untuk ekstraksi system viskositas
sedang hingga tinggi.

Gambar 2.1 Kolom Ekstraksi Tube Sieve-Tray
Kolom tersebut menggunakan tray untuk memecah fasa-fasa yang ada menjadi
bubble-bubble yang lebih kecil sehingga diharapkan luas kontak perpindahan massa
menjadi lebih besar. Selain itu, inner tube digunakan untuk mencegah bubble-bubble
yang terbentuk untuk ber-coalescene dan putaran dari tube tersebut akan
menimbulkan gaya friksi pada cairan pada arah horizontal. Akibatnya, lintasan aliran
fasa-fasa di dalamnya tidak lagi lurus melainkan membentuk spiral sehingga
memberikan efek pengadukan.
Usaha untuk merecovery gula dari tetes tebu (molasses) pernah dilakukan
beberapa kali sebelumnya oleh peneliti-peneliti lain meskipun metode yang mereka
terapkan berbeda dengan apa yang kami ajukan. Sebagaimana yang kami sampaikan,
bahwa Landis (1980) secara terpisah dengan Neuzil dan Fergin (1980) memisahkan
sukrosa dari tetes tebu menggunakan carbonaceous piropolymer sebagai adsorben
untuk menangkap sukrosa dari campuran tetes tebu. Steffen, menurut Olbrich (2006)
telah berhasil memisahkan sukrosa dari molasses dengan menggunakan senyawa
strontium hidroksida. Apa yang kami kembangkan pada penelitian ini merupakan
pengembangan dari apa yang telah dilakukan oleh French, yaitu terpisahnya sukrosa
dari molasses sebagai akibat ketidak larutan sukrosa dalam asam asetat setelah
penambahan etil asetat (Kononenko and Hersteni, 1956). Sementara itu, Kononenko
dan Hersteni (1956) menyatakan bahwa pelarut nonaqueous yang baik untuk aplikasi
kimia sukrosa adalah pyridine. Selain itu, Munir (1976) telah berhasil merecovery
sukrosa dari tetes dengan liquid distribution chromatography. Kelarutan dari sukrosa
juga telah diteliti oleh beberapa peneliti lain, termasuk oleh Tsavas dkk (2002) yang
meneliti kelarutan sukrosa pada berbagai sistem campuran air, alcohol, ester, dan
asam.
Metode separasi gula yang akan dikembangkan adalah dengan metode ekstraksi
liquid-liquid sistem viskositas tinggi. Dari situ, maka digunakanlah sugar insoluble
agent sebagaimana telah diteliti oleh French, yaitu dengan ketidaklarutan sukrosa
Universitas Indonesia 2012 Page 7

terhadap asam asetat setelah penambahan etil asetat (Kononenko and Hersteni, 1956).
Hasil penelitian Kononenko dan Hersteni (Pyridine) tidak digunakan karena harganya
yang mahal dan kurang selektif untuk memisahkan sukrosa dari tetes tebu sehingga
tidak ekonomis untuk industri. Sementara dari data yang ada, diketahui bahwa
kelarutan sukrosa dalam alcohol, ester, dan asam sangat kecil (Tsavas et al., 2002)
sehingga tidak cocok untuk solvent ekstraksi ini. Air tidak digunakan karena
meskipun kelarutan sukrosa terhadap air sangat besar, namun air tidak selektif dalam
melarutkan sukrosa dari tetes tebu.
G.3 Kandungan dalam Molasses
Kandungan yang terdapat pada molasses secara umum dilaporkan oleh Olbrich
(2006) sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kandungan Molasses

Dari table tersebut terlihat bahwa pada tetes tebu masih terdapat banyak
komponen gula dan ada sekitar 10% komponen organic non-gula sebagai
pengotor yang dapat menghambat kristalisasi gula. Tetes tebu adalah cairan
viskositas tinggi dengan viskositas antara 1,1 cp s/d 7,5 cp.

G.4 Metode Analisis
G.4.1 Analisis Konsentrasi gula dalam Ekstrak dengan dengan
spektrofotometer
Metode analisa kuantitatif dengan spektrofotometri adalah metode yang
memanfaatkan sifat suatu senyawa yang menyerap gelombang cahaya pada
panjang gelombang tertentu yang antara satu senyawa dan senyawa lain bersifat
unik (panjang gelombang yang dapat diserap). Teorinya adalah semakin banyak
gelombang cahaya yang diserap mengindikasikan semakin tinggi konsentrasi
senyawa tersebut. Sukrosa dan gula lain yang terkandung dalam ekstrak (air dan
gula dari tetes tebu) yang telah termurnikan dari pengotor dari proses ekstraksi
dengan laju alir, viskositas sistem, dan suhu operasi tertentu dianalisa kandungan
gulanya menggunakan spektrofotometer. Dengan mengetahui jumlah gula yang
terekstrak pada beberapa laju alir proses ekstraksi, kondisi operasi optimum
sehingga perpindahan massa terjadi secara optimal pada metode separasi ini
dapat ditentukan.
Skema kerja sederhana spektrofotometer dapat dilihat pada gambar berikut:
Universitas Indonesia 2012 Page 8


Gambar1. Skema Kerja Spektrofotometer
Dari gambar di atas, dapat kita lihat bahwa sumber cahaya mengemisikan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu sebagai sinar datang menuju sampel yang
akan dianalisis konsentrasinya. Anggalah intensitas sinar datang sejumlah n.
setelah melalui cuvet berisi sample, beberapa intensitas sinar datang diserap oleh
sampel. Beberapa yang lolos akan keluar sebagai sinar keluar dan akan dicatat
intensitasnya oleh detektor. Semakin besar cahaya yang diadsorbsi sampel, atau
semakin kecil intensitas cahaya yang diterima oleh detector, berarti konsentrasi
senyawa dalam sampel semakin besar.
Alat ini harus dikalibrasi, sehingga didapatkan hubungan empiris ataupun
grafik yang menggambarkan hubungan intensitas cahaya yang tertangkap
detektor dengan konsentrasi senyawa dalam sample, seperti sebagai berikut:

Gambar2. Contoh Grafik Kalibrasi Konsentrasi vs Intensitas Cahaya diterima Detektor
G.4.2 Analisis Viskositas Dispers Phasedan Continuous Phase
Viskositas suatu cairan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan pada
Hukum Stoke:
V = (Nevers, 2005)
sehingga viskositas dapat dihitung dengan:
=

dimana : V = laju turun bola/partikel
D = diameter bola
g = percepatan grafirasi
= massa jenis
= viskositas

Gambar3. Gaya Jatuh dan Apung Partikel Bola dalam Fluida (Nevers, 2005)

Universitas Indonesia 2012 Page 9

H. Metode Penelitian
H.1 Alat dan Bahan
Penelitian ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
H.1.1 Alat
1. Kolom ekstraktor DY-Tube Sieve-Tray Packing beukuran
diameter 8 inci dan tinggi 18 inci yang dirancang oleh Yoga
Wienda dan Donni Adinata dengan rancang bangun sesuai
gambar di halaman berikut:

Gambar4. Rancang Bangun Kolom DY-Tube Sieve-Tray Packing
2. Selang dengan diameter 1 inci sesuai kebutuhan
3. 3 buah pompa
4. 3 Orifice meter untuk mengukur laju alir
5. Spektrofotometer dan Kelengkapannya
6. Pipet
7. Tangki Penyimpanan



Alat yang akan digunakan disusun dengan susunan sebagai
berikut












Gambar5. Susunan Alat

H.1.2 Bahan
1. Tetes Tebu (Continuous Phase) yang diperoleh dari PG.
Semboro
2. Asam Asetat (Dispers Phase) dan Etil Asetat (Pengencer dan
zat treatment Continuous Phase) yang diperoleh dari
persediaan di Departemen Teknik Kimia UI
3. Air (Pengencer Continuous Phase)

Universitas Indonesia 2012 Page 10

H.2 Variabel
Variabel Bebas:
1. Laju Alir
2. Suhu
3. Viskositas
Variabel Terikat:
1. Konsentrasi gula dalam ekstrak


H.3 Prosedur Penelitian
H.3.1 Persiapan
Kelengkapan alat dan bahan diperiksa untuk memastikan
semua alat dan bahan sudah siap. Kondisi alat diperiksa
dengan cara mengalirkan air ke dalam alat untu mengetahui
kebocoran.
Untuk analisis, Spektrofotometer dinyalakan dan
kelengkapannya dipersiapkan termasuk cuvet.
H.3.2 Analisis Variabel bebas
Laju alir ditentukan dengan cara mengalirkan bahan tetes
tebu atau asam asetat melewati orivice pada beda tinggi pada
barometer air 1cm hingga 20cm yang merepresentasikan
pressur drop inlet-outlet orivice. Liquid yang keluar
ditampung pada wadah ukur dalam kurun waktu 1 menit
sejak pertama liquid mengalir ke wadah sehingga didapat
data volume tiap 1 menit untuk mendapatkan data laju alir.
Selanjutnya dibuat grafik kalibrasi beda tinggi vs laju alir.
Suhu dalam kolom dapat dianalisis dengan menggunakan
thermometer yang dipasang pada kolom ekstraktor.
Viskositas ditentukan dengan cara menggunakan metode
stoke sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya.
H.3.3 Prosedur Percobaan
Tangki continuous phase diisi dengan campuran tetes
tebu dan etil asetat sementara dispers phase diisi dengan
asam asetat. Continuous phase dan dispers phase dialirkan
bersama-sama dengan menyalakan pompa ke dalam kolom
ekstraktor. Cairan ekstrak diambil untuk kemudian dianalisis
kandungan gula/sukrosanya dengan spektrofotometer.
Prosedur tersebut dilakukan dengan variasi suhu, viskositas,
dan laju alir. Kondisi dimana pada suhu, viskositas, atau laju
alir yang menunjukkan konsentrasi sukrosa di cairan ekstrak
paling banyak, menunjukkan kondisi operasi optimum
pemisahan sukrosa dari tetes tebu.
H.3.4 Metode Analisis
Cairan ekstrak diambil dari tangki penyimpanan ekstrak
lalu cairan tersebut dimasukkan ke dalam cuvet dengan
jumlah sesuai SOP pengguanaan UV-Spektrofotometer. UV-
Spektrofotometer dioperasikan dengan panjang gelombang
296 nm, yaitu panjang gelombang paling sensitive untuk
analisis gugus-gugus gula. Intensitas cahaya yang diserap
dicatat dari pembacaan detector untuk selanjutnya
konsentrasi gula dianalisis berdasarkan hasil kalibrasi yang
Universitas Indonesia 2012 Page 11

dilakukan pada larutan gula-air. UV-Spectrofotometer
dikalibrasi seperti tabel berikut:
Tabel H.3.4.1: Contoh tabel kalibrasi UV-Spectrofotometer
No. Konsentrasi gula standar (Molar) Absorbansi
1. 0 n
1

2. 0.3 n
2

3. 0.6 n
3

4.
5. N n
n
Dibuat grafik, didapat persamaan konsentrasi = b (absorbansi)+C
Data yang diperoleh disajikan dalam tabel seperti
berikut:
Tabel H.3.4.2: Contoh tabel data dan kalkulasi konsentrasi
No. Absorbansi Konsentrasi gula (Molar)
1. n
a
[b (n
a
)+C]
2. n
b
[b (n
b
)+C]
3. n
c
[b (n
c
)+C]
4.
5. n
z
[b (n
z
)+C]

I. Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan operasional penelitian yang akan dilakukan dijadwal sesuai table
berikut

















No. Kegiatan
Bulan
1
st
2
nd
3
rd
4
th
5
th
6
th
7
th
8
th

1. Review Literatur
2. Persiapan Eksperimen
3. Eksperimen
4. Analisis
5. Publikasi/Seminar
6. Laporan
7. Tambahan Waktu
Universitas Indonesia 2012 Page 12

J. Rancangan Biaya
Dana yang perlu dianggarkan dalam penelitian ini adalah sebesar Rp. 10.000.000.-
dengan rincian penggunaan yang tertera di tabel berikut ini:
No. Peruntukan Jumlah Harga Satuan Total
1. Pengadaan Alat & Bahan
- Kolom Ekstraksi
- Etil Asetat (standar P.A.)
- Asam Asetat (standar P.A.)
- Pompa
- Orifice + Barometer
- Storage Tank
- Selang
- Tetes Tebu + Pengiriman

1 unit
20.000 ml (20ltr)
20.000 ml (20ltr)
4 unit
4 pasang
4 buah
5 m
100 ltr

Rp. 1.500.000,-
Rp. 60.-/ml
Rp. 60.-/ml
Rp. 50.000,-
Rp. 50.000.-
Rp. 40.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 3.500,-

Rp.1.500.000,-
Rp.1.200.000,-
Rp.1.200.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 160.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 305.000,-
2. Peminjaman Alat Spektrofotometer 15 x Rp. 75.000,- Rp. 1.125.000,-
3. Transportasi - - Rp. 600.000,-
4.
Pencetakan Hard Copy Proposal s/d
Laporan
- - Rp. 250.000,-
5. Biaya Publikasi + Paten - - Rp. 2.500.000,-
6. Tak Terduga - - Rp. 750.000,-
TOTAL BIAYA Rp. 10.000.000,-

Universitas Indonesia 2012 Page 13


K. Daftar Pustaka
ADINATA, D. 2012. RE: Aspek-aspek Penting dalam Rancang Bangun Kolom
Ekstraksi. Type to PRATAMA, Y. W.
BPS 2009. Luas Tanaman Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman, Indonesia.
Jakarta: Badan Pusat Statistik Republik Indonesi.
BPS 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010. Jumlah dan Distribusi Penduduk.
Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.
DEPTAN 2012. Kementerian Pertanian Usulkan HPP Gula Tahun 2012 Sebesar
Rp 8.750/kg. In: DEPTAN (ed.). Jakarta: Pusdatin dan Biro Hukum &
Humas Departemen Pertanian.
KONONENKO, O. K. & HERSTENI, K. M. 1956. Nonaqueous Solvents for
Sucrose. Journal of Chemical Engineering Data, 1, 87-92.
KPPU 2010. Position Paper KPPU terhadap Kebijakan dalam Industri Gula.
Jakarta: Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia.
LANDIS, A. M. 1980. Extraction of Sucrose from Molasses. January 26, 1982.
MUNIR, M. 1976. Molasses Sugar Recovery by Liquid Distribution
Chromatography. International Sugar Journal, xxii, 100-106.
NEUZIL, R. W. & FERGIN, R. L. 1980. Extraction of Sucrose from Molasses.
June 8, 1982.
NEVERS, N. D. 2005. Fluid Mechanics for Chemical Engineers Third Edition,
Singapore, McGraw-Hill Education (Asia).
OLBRICH, H. 2006. The Molasses, Berlin, Biotechnologie-Kempe gmbH.
PERRY, R. H. & GREEN, D. 1984. Perry's Chemical Engineers' Handbook Sixth
Edition, Singapore, McGraw-Hill Book Co.
RESPATI, E., SABARELLA, ANNA, SUSANTI, A., NOVIATI, NANTORO, P.,
EKANANTARI & MEGAWATY 2010. Outlook Komoditas Pertanian
Perkebunan. In: PERTANIAN, K. (ed.). Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Pertanian Kementerian Pertanian.
TSAVAS, P., POLYDOROU, S., VOUTSAS, E. C., MAGOULAS, K. G.,
NARAGHI, K. & HALLING, P. J. 2002. Sucrose Solubility in Mixtures of
Water, Alcohol, Ester, and Acid. Journal of Chemical Engineering Data,
47, 513-517.


Universitas Indonesia 2012 Page 14

L. Lampiran
L.1. BIODATA
1. DOSEN PENDAMPING
Nama : Prof. Ir. Sutrasno Kartohardjono, M.Sc., Ph.D
Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 6 Januari 1963
NIP : 19630106 198811 1 001
Unit Kerja : Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia
Alamat : Jl. Mustika II/15 Sumur Batu, Jakarta Pusat, 10660
Email : sutrasno@che.ui.ac.id
Pendidikan :
1. Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia, S1
2. Teknik Kimia Universitas Teknologi Malaysia, S2
3. Teknik Kimia Universitas New South Wales, S3
Bidang Keahlian : Simulasi proses kimia, proses industri petrokimia,
pengolahan gas, membran

2. KETUA PELAKSANA
Nama : Yoga Wienda Pratama
NIM : 0906635816
Jurusan : Teknik Kimia
Universitas : Universitas Indonesia
Alamat/Telp : Jl. Juragan Sinda II No. 24, Kel. Kukusan, Kec. Beji,
Kota Depok
Telp. 081233007978
Email : yoga.wienda@yahoo.co.id
Pendidikan :
1. SDN Semboro 4, Kab. Jember
2. SMPN 4 Tanggul, Kab. Jember
3. SMAN 1 Jember, Kab. Jember
4. Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia
3. ANGGOTA
3.1 Nama : Widhi Kusuma
NIM : 1106011972
Jurusan : Teknik Kimia
Universitas : Universitas Indonesia
Alamat/Telp : Jl. Waturenggong gang IIIB no. 17 Denpasar, Bali
Email : widhi_tm@yahoo.com
Pendidikan :
Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia
3.2 Nama : Widya Ardiani
NIM : 1006775981
Jurusan : Teknik Kimia
Universitas : Universitas Indonesia
Alamat/Telp : Kukusan, Depok, Jawa Barat 16425
Telp. 0851529917
Email : widya.ardiani@ymail.co.id
Pendidikan :Teknik Kimia, FTUI
Universitas Indonesia 2012 Page 15

Dengan ini menyatakan bahwa data di atas adalah benar.

Dosen Pembimbing





Prof. Dr. Ir. Sutrasno Kartohardjono
NIP: 19630106 198811 1 001

Ketua Pelaksana Kegiatan





Yoga Wienda Pratama
NIM. 0906635652


Anggota Pelaksana Kegiatan 1 Anggota Pelaksana Kegiatan 2





Widya Ardiani Widhi Kusuma
NIM. 1006775981 NIM. 1106011972

Anda mungkin juga menyukai