Anda di halaman 1dari 8

EKLAMPSIA

Dr. Iwan Prasetiyo Sp OG


SMF Obstetri & Ginekologi RSUD. RAA Soewondo Pati
Etiologi / Patogenesis
Etiologi dan patogenesis preeklampsia dan eklampsia sampai saat ini masih belum
sepenuhnya difahami, masih banyak ditemukan kontroversi, itulah sebabnya penyakit ini
sering disebut te disease o! teories". Pada saat ini hipotesis utama yang dapat diterima
untuk menerangkan terjadinya preeklampsia adalah : faktor imunologi, genetik, penyakit
pembuluh darah dan keadaan dimana jumlah trophoblast yang berlebihan dan dapat
mengakibatkan ketidakmampuan invasi trofoblast terhadap arteri spiralis pada awal trimester
satu dan trimester dua. Hal ini akan menyebabkan arteri spiralis tidak dapat berdilatasi
dengan sempurna dan mengakibatkan turunnya aliran darah di plasenta. Berikutnya akan
terjadi stress oksidasi, peningkatan radikal bebas, disfungsi endotel, agregasi dan
penumpukan trombosit yang dapat terjadi diberbagai organ.
Faktor Predisposisi Terjadinya Preeklampsia dan Eklampsia
Primigravida, kehamilan ganda, diabetes melitus, hipertensi essensial kronik, mola
hidatidosa, hidrops fetalis, bayi besar, obesitas, riwayat pernah menderita preeklampsia atau
eklamsia, riwayat keluarga pernah menderita preeklampsia atau eklamsia, lebih sering
dijumpai pada penderita preeklampsia dan eklampsia.
Terminologi
Dahulu, disebut pre eklampsia jika dijumpai trias tanda klinik yaitu : tekanan darah !"#$%#
mmHg, proteinuria dan edema. &api sekarang edema tidak lagi dimasukkan dalam kriteria
diagnostik, karena edema juga dijumpai pada kehamilan normal. Pengukuran tekanan darah
harus diulang berselang " jam, tekanan darah diastol %# mmHg digunakan sebagai
pedoman.
Eklampsia adalah pre eklampsia yang mengalami komplikasi kejang tonik klonik yang
bersifat umum. 'oma yang fatal tanpa disertai kejang pada penderita pre eklampsia juga
disebut eklampsia. (amun kita harus membatasi definisi diagnosis tersebut pada wanita yang
mengalami kejang dan kematian pada kasus tanpa kejang yang berhubungan dengan pre
eklampsia berat. )attar dan *ibai +,###- melaporkan komplikasi . komplikasi yang terjadi
pada kasus persalinan dengan eklampsia antara tahun !%/0 . !%%0 di sebuah rumah sakit di
)emphis, adalah solutio plasentae +!# 1-, defisit neurologis +/ 1-, pneumonia aspirasi
+/ 1-, edema pulmo +2 1-, 3ardia3 arrest +" 1-, a3ute renal failure +" 1- dan kematian
maternal +! 1-
Gambaran Klinis Eklampsia
*eluruh kejang eklampsia didahului dengan pre eklampsia. Eklampsia digolongkan menjadi
kasus antepartum, intrapartum atau postpartum tergantung saat kejadiannya sebelum
persalinan, pada saat persalinan atau sesudah persalinan. &anpa memandang waktu dari onset
kejang, gerakan kejang biasanya dimulai dari daerah mulut sebagai bentuk kejang di daerah
wajah. Beberapa saat kemudian seluruh tubuh menjadi kaku karena kontraksi otot yang
menyeluruh, fase ini dapat berlangsung !# sampai !2 detik. Pada saat yang bersamaan rahang
akan terbuka dan tertutup dengan keras, demikian juga hal ini akan terjadi pada kelopak mata,
otot . otot wajah yang lain dan akhirnya seluruh otot mengalami kontraksi dan relaksasi
se3ara bergantian dalam waktu yang 3epat. 'eadaan ini kadang . kadang begitu hebatnya
sehingga dapat mengakibatkan penderita terlempar dari tempat tidurnya, bila tidak dijaga.
4idah penderita dapat tergigit oleh karena kejang otot . otot rahang. 5ase ini dapat
berlangsung sampai ! menit, kemudian se3ara berangsur kontraksi otot menjadi semakin
lemah dan jarang dan pada akhirnya penderita tidak bergerak.
*etelah kejang diafragma menjadi kaku dan pernafasan berhenti. *elama beberapa detik
penderita sepertinya meninggal karena henti nafas, namun kemudian penderita bernafas
panjang, dalam dan selanjutnya pernafasan kembali normal. 6pabila tidak ditangani dengan
baik, kejang pertama ini akan diikuti dengan kejang . kejang berikutnya yang bervariasi dari
kejang yang ringan sampai kejang yang berkelanjutan yang disebut status epileptikus.
*etelah kejang berhenti penderita mengalami koma selama beberapa saat. 4amanya koma
setelah kejang eklampsia bervariasi. 6pabila kejang yang terjadi jarang, penderita biasanya
segera pulih kesadarannya segera setelah kejang. (amun pada kasus . kasus yang berat,
keadaan koma berlangsung lama, bahkan penderita dapat mengalami kematian tanpa sempat
pulih kesadarannya. Pada kasus yang jarang, kejang yang terjadi hanya sekali namun dapat
diikuti dengan koma yang lama bahkan kematian.
5rekuensi pernafasan biasanya meningkat setelah kejang eklampsia dan dapat men3apai 2#
kali$menit. Hal ini dapat menyebabkan hiperkarbia sampai asidosis laktat, tergantung derajat
hipoksianya. Pada kasus yang berat dapat ditemukan sianosis. Demam tinggi merupakan
keadaan yang jarang terjadi, apabila hal tersebut terjadi maka penyebabnya adalah perdarahan
pada susunan saraf pusat.
Komplikasi
Proteinuria hampir selalu didapatkan, produksi urin berkurang, bahkan kadang . kadang
sampai anuria dan pada umumnya terdapat hemoglobinuria. *etelah persalinan urin output
akan meningkat dan ini merupakan tanda awal perbaikan kondisi penderita. Proteinuria dan
edema menghilang dalam waktu beberapa hari sampai , minggu setelah persalinan. 6pabila
keadaan hipertensi menetap setelah persalinan maka hal ini merupakan akibat penyakit
vaskuler kronis.
Edema pulmo dapat terjadi setelah kejang eklampsia. Hal ini dapat terjadi karena pneumonia
aspirasi dari isi lambung yang masuk ke dalam saluran nafas yang disebabkan penderita
muntah saat kejang. *elain itu dapat pula karena penderita mengalami dekompensasio kordis,
sebagai akibat hipertensi berat dan pemberian 3airan yang berlebihan.
Pada beberapa kasus eklampsia, kematian mendadak dapat terjadi bersamaan atau beberapa
saat setelah kejang sebagai akibat perdarahan otak yang masiv. 6pabila perdarahan otak
tersebut tidak fatal maka penderita dapat mengalami hemiplegia. Perdarahan otak lebih
sering didapatkan pada wanita usia lebih tua dengan riwayat hipertensi kronis. Pada kasus
yang jarang perdarahan otak dapat disebabkan pe3ahnya aneurisma Berry atau arterio venous
malformation.
Pada kira . kira!# 1 kasus, kejang eklampsia dapat diikuti dengan kebutaan dengan variasi
tingkatannya. 'ebutaan jarang terjadi pada pre eklampsia. Penyebab kebutaan ini adalah
terlepasnya perlekatan retina atau terjadinya iskemia atau edema pada lobus oksipitalis.
Prognosis penderita untuk dapat melihat kembali adalah baik dan biasanya pengelihatan akan
pulih dalam waktu ! minggu.
Pada kira7 kira 2 1 kasus kejang eklampsia terjadi penurunan kesadaran yang berat bahkan
koma yang menetap setelah kejang. Hal ini sebagai akibat edema serebri yang luas.
*edangkan kematian pada kasus eklampsia dapat pula terjadi akibat herniasi un3us trans
tentorial.
Pada kasus yang jarang kejang eklampsia dapat diikuti dengan psikosis, penderita berubah
menjadi agresif. Hal ini biasanya berlangsung beberapa hari sampai sampai , minggu namun
prognosis penderita untuk kembali normal baik asalkan tidak terdapat kelainan psikosis
sebelumnya. Pemberian obat . obat antipsikosis dengan dosis yang tepat dan diturunkan
se3ara bertahap terbukti efektif dalam mengatasi masalah ini.
Diagnosis Dierensial
*e3ara umum seorang wanita hamil aterm yang mengalami kejang selalu didiagnosis sebagai
eklampsia. Hal ini karena diagnosis diferensial keadaan ini seperti, epilepsi, ensefalitis,
meningitis, tumor otak serta pe3ahnya aneurisma otak memberikan gambaran serupa dengan
eklampsia. Prinsip : setiap wanita hamil yang mengalami kejang harus didiagnosis sebagai
eklampsia sampai terbukti bukan
Prognosis
Eklampsia selalu menjadi masalah yang serius, bahkan merupakan salah satu keadaan paling
berbahaya dalam kehamilan. *tatistik menunjukkan di 6merika *erikat kematian akibat
eklampsia mempunyai ke3enderungan menurun dalam "# tahun terakhir, dengan persentase
!# 1 7 !2 1. 6ntara tahun !%%! . !%%/ kira . kira 81 dari seluruh kematian ibu di 6merika
*erikat adalah akibat eklampsia, jumlahnya men3apai ,#/ kematian. 'enyataan ini
mengindikasikan bahwa eklampsia dan pre eklamsia berat harus selalu dianggap sebagai
keadaan yang mengan3am jiwa ibu hamil.
Manajemen
Prit3hard +!%22- memulai standardisasi rejimen terapi eklampsia di Parkland Hospital dan
rejimen ini sampai sekarang masih digunakan. Pada tahun !%0" Prit3hard dkk melaporkan
hasil penelitiannya dengan rejimen terapi eklampsia pada ,"2 kasus eklampsia. Prinsip .
prinsip dasar pengelolaan eklampsia adalah sebagai berikut :
!. &erapi suportif untuk stabilisasi pada penderita
,. *elalu diingat mengatasi masalah . masalah 6irway, Breathing, 9ir3ulation
:. 'ontrol kejang dengan pemberian loading dose )g*;" intravena, selanjutnya dapat
diikuti dengan pemberian )g*;" per infus atau )g*;" intramuskuler se3ara loading
dose didikuti )g*;" intramuskuler se3ara periodik.
". Pemberian obat antihipertensi se3ara intermiten intra vena atau oral untuk
menurunkan tekanan darah, saat tekanan darah diastolik dianggap berbahaya. Batasan
yang digunakan para ahli berbeda . beda, ada yang mengatakan !## mmHg, !#2
mmHg dan beberapa ahli mengatakan !!# mmHg.
2. 'oreksi hipoksemia dan asidosis
8. Hindari penggunaan diuretik dan batasi pemberian 3airan intra vena ke3uali pada
kasus kehilangan 3airan yang berat seperti muntah ataupun diare yang berlebihan.
Hindari penggunaan 3airan hiperosmotik.
/. &erminasi kehamilan
Himpunan 'edokteran 5etomaternal P;<= telah membuat pedoman pengelolaan eklampsia
yang terdapat dalam Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam 'ehamilan di =ndonesia,
berikut ini kami kutipkan pedoman tersebut.
A! Pengobatan Medisinal
!. )g*;" :
=nitial dose :
7 4oading dose : " gr )g*;" ,#1 => +"72 menit-
Bila kejang berulang diberikan )g*;" ,# 1 , gr =>, diberikan sekurang 7 kurangnya ,#
menit setelah pemberian terakhir. Bila setelah diberikan dosis tambahan masih tetap
kejang dapat diberikan *odium 6mobarbital :72 mg$ kg BB => perlahan7lahan.
7 )aintena3e dose : )g*;" ! g $ jam intra vena
,. 6ntihipertensi diberikan jika tekanan darah diastolik ? !!# mmHg. Dapat diberikan
nifedipin sublingual !# mg. *etelah ! jam, jika tekanan darah masih tinggi dapat diberikan
nifedipin ulangan 27!# mg sublingual atau oral dengan interval ! jam, , jam atau : jam
sesuai kebutuhan. Penurunan tekanan darah tidak boleh terlalu agresif. &ekanan darah
diastolik jangan kurang dari %# mmHg, penurunan tekanan darah maksimal :#1.
Penggunaan nifedipine sangat dianjurkan karena harganya murah, mudah didapat dan
mudah pengaturan dosisnya dengan efektifitas yang 3ukup baik.
:. =nfus @inger 6setat atau @inger 4aktat. Aumlah 3airan dalam ," jam sekitar ,### ml,
berpedoman kepada diuresis, insensible water loss dan 9>P .
". Perawatan pada serangan kejang :
Dirawat di kamar isolasi yang 3ukup tenang.
)asukkan sudip lidah + tong spatel - kedalam mulut penderita.
'epala direndahkan , lendir diisap dari daerah orofarynB.
5iksasi badan pada tempat tidur harus aman namun 3ukup longgar guna menghindari
fraktur.
Pemberian oksigen.
Dipasang kateter menetap + foley kateter -.
2. Perawatan pada penderita koma : )onitoring kesadaran dan dalamnya koma memakai
C<lasgow . Pittsburg 9oma *3ale C.
Perlu diperhatikan pen3egahan dekubitus dan makanan penderita.
Pada koma yang lama + ? ," jam -, makanan melalui hidung + (<& D (aso <astri3 &ube :
(eus *onde >oeding -.
8. Diuretikum tidak diberikan ke3uali jika ada :
7 Edema paru
7 <agal jantung kongestif
7 Edema anasarka
/. 'ardiotonikum + 3edilanid - jika ada indikasi.
0. &idak ada respon terhadap penanganan konservatif pertimbangkan seksio sesarea.
"atatan#
*yarat pemberian )agnesium *ulfat:
Harus tersedia antidotum )agnesium *ulfat yaitu 'alsium <lukonas !#1, diberikan
iv se3ara perlahan, apabila terdapat tanda . tanda intoksikasi )g*;".
@efleks patella +E-
5rekuensi pernafasan ? !8 kali $ menit.
Produksi urin ? !## 33 dalam " jam sebelumnya + #,2 33$ kg BB$ jam -. Pemberian
)agnesium *ulfat sampai ,# gr tidak perlu mempertimbangkan diurese
$! Pengobatan %bstetrik #
!. *emua kehamilan dengan eklamsia harus diakhiri tanpa memandang umur kehamilan dan
keadaan janin.
,. &erminasi kehamilan
*ikap dasar : bila sudah stabilisasi + pemulihan - hemodinamika dan metabolisme ibu,
yaitu "70 jam setelah salah satu atau lebih keadaan dibawah ini :
*etelah pemberian obat anti kejang terakhir.
*etelah kejang terakhir.
*etelah pemberian obat7obat anti hipertensi terakhir.
Penderita mulai sadar + responsif dan orientasi -.
:. Bila anak hidup dapat dipertimbangkan bedah 9esar.
Pera&atan Pas'a Persalinan
Bila persalinan terjadi pervaginam, monitoring tanda7tanda vital dilakukan sebagaimana
laFimnya.
Pemeriksaan laboratorium dikerjakan setelah ! B ," jam persalinan.
Biasanya perbaikan segera terjadi setelah ," 7 "0 jam pas3a persalinan.
KEP(STAKAA)
!. 9uningham 5<, )a3 Donald P9, <ant (5, et al. Hypertensive Disorders in Pregnan3y.
=n : Gilliam ;bstetri3s. ,,th ed. 9one3ti3ut : 6ppleton and 4ange, ,##/ : "": . "2,.
,. Dekker <6, *ibai B). Ethiology and Pathogenesis of Pree3lampsia : 9urrent 9on3ept.
6mA ;bstet <yne3ol !%%0 H !/% : !:2% . /2.
:. 4o3kwood 9A dan Paidas )A. Pree3lampsia and Hypertensive Disorders =n Gayne @.
9ohen
". 9ompli3ations of Pregnan3y. 2th ed. Philadelphia : 4ippi3ott Gilliams dan Gilkins, ,###
: ,#/ 7,8.
2. *ibai B). Hypertension in pregnan3y. =n : ;bstetri3s normal and problem pregnan3ies.
"
th
edition, 9hur3hill 4ivingstone I*6, ,##, : 2/:7%8.
8. @eport of the (ational High Blood Pressure Edu3ation Program Gorking <roup on High
Blood Pressure in Pregnan3y. 6mA. ;bstet <yne3ol, ,### H !0: : *! . *,,.
/. 6ngsar )D dkk. Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam 'ehamilan Di =ndonesia.
Himpunan 'edokteran 5etomaternal P;<=

Anda mungkin juga menyukai