Anda di halaman 1dari 13

The Indonesian Ad Agency

onov
gia josie
femillia
MATARI BACKGROUND
Pendiri Matari
Ken T. Sudarto (Alm.)
Filosofi MATARI
MATARI berasal dari kata Matahari, yang melambangkan Energi,
Inovasi dan Kreativitas
Misi
Kami percaya bahwa tidak ada orang lain yang mampu memahami
dan berkomunikasi dengan orang Indonesia sebaik orang Indonesia sendiri
Visi
Memenangkan suatu persaingan dengan pesaing multinasional
yang memiliki sumberdaya yang lebih besar
Positioning: The Indonesian Ad Agency
Berdirinya Matari
16 Maret 1971
CURRENT CONDITION
Tahun 1964 berdiri Biro Iklan pertama
Indonesia, yaitu INTERVISTA yang
dipelopori oleh Nuradi
Pada tahun 1968, diberlakukannya
UU PMA & UU PMDN
Inflasi dapat ditekan 85%,
setahun mencapai 10,6%
Berdirinya Matari
16 Maret 1971
Ekonomi Indonesia menurun
Terjadi konfrontasi politik
Utang luarn negeri tinggi
Inflasi mencapai angka 500 650%
Kebijakan Pemerintah mengambil
Alih perusahaan swasta dan putusnya
Hubungan diplomatik menjadi badan
BUMN
THE FIRST MATARI STRATEGY
Client MATARI
Allis Chalmers (PT. Astra International Heavy Equipment Division)
Obat batuk Neofon (PT. Faritex/Kenrose)
Obat Hepatitis Essentiale
Obat anti mabuk Emetrol
Jam tangan Mido
Titoni (PT. Shiro Ltd)
Oberoi Imperial Hotel dan Royal Ramada Hotel (Singapura)
Konimex
Membukukan penjualan sebesar Rp. 110 Juta
Membuat kantor perwakilan (Value Chain);
Medan, Palembang, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, Surabaya dan Makassar
MATARI CRISIS I
Matari memanggil Paul Karmadi untuk membantu
membenahi Matari dan menghasilkan:
-Asset tak berguna dilepas
- Jumlah karyawan diciutkan/PHK
- Likuiditas dibenahi
Learning Point 1:
Strategi awal tidak dapat dibelokkan menjadi diversifikasi usaha
Matari Krisis
Menginvestasikan dana yang tidak berhubungan dengan Core
Bisnisnya, seperti bisnis tanah
MATARI BUSINESS STRATEGY
Learning Point 2:
Menentukan fokus dalam pengembangan bisnis dengan melebarkan sayap (network),
Serta bersinergi sesama perusahaan untuk dapat berkembang bersama-sama
Matari Network
Selain mendapatkan client Konimex dan Inza dan
membangun Brand secara mutualisme. Matari juga menjalin
hubungan baik dengan sejumlah Media; Sinar Harapan,
Berita Buana, Suara Merdeka dan Surabaya Post.
Tahun 1977, Matari kembali stabil
MATARI BUSINESS STRATEGY
Learning Point 3:
Inovasi dan membangun brand image dengan public relation
dengan pendekatan kampanye layanan masyarakat

Mendirikan
Research & Monitoring
yang dibantu oleh praktisi
periklanan senior yang berasal dari
Young & Rubican America Serikat,
Peter Langhofff.
Tahun 1970-an & 1980-an,
Matari mengeluarkan iklan layanan
masyarakat, seperti:
1. ILM Lingkungan
Bumi ini bukanlah warisan
nenek moyang kita, melainkan
pinjaman dari anak cucu kita.
(Finalis Clio Award, New York
Festival & Max Lewis Memorial
Challenge Award)
2. Renungan Orang Tua
Terjadi prokontra, dianggap
mendorong aksi mahasiswa
pada tahun 1978
MATARI BUSINESS STRATEGY
Learning Point 3:
Memiliki creative strategy business

Memiliki dampak
mendorong perilaku
konsumerisme yang
berlebihan
TVRI, buah simalakama,
karena biaya produksi &
operasional diperoleh dari
iklan sebanyak 91,58%
Dampaknya iklan berpindah
Ke media cetak dan radio
Kebijakan tesebut bertujuan
Agar adanya pemerataan terhadap di
semua industri media yang berskala kecil
Pada tahun 1981,
Pemerintah melarang
siaran iklan
MATARI CRISIS II
Pada tahun 1984,
Perekonomian Indonesia mengalami krisis, Matari mengalami penurunan laba.
Setahun kemudian, Matari Lay Off 100 orang
1. Membangun gedung baru
dengan fasilitas canggih
2. 2 X lipat karyawan
3. Membangun kualitas
karyawan dengan
memberikan pelatihan
melalui program widya
wiyata/management training
Mendirikan perpustakaan
sendiri
MATARI RISE AGAIN
Pada tahun 1984, bangkit kembali dengan mempunyai klien BNI 46, Gatsby,
Daihatsu, Aqua, Bayer, Multi Bintang, BMW, Bakmi Gajah Mada, Susu Bendera,
Triumph, Majalah Tempo & Indocafe
24 Februari 1988, Matari Memanggil, 2000 surat lamaran masuk
Pemasaran Sosial (social marketing) dengan event olahraga PON, Matari terlibat
pembuatan maskot hingga sponship dan bekerja sama dengan beberapa pihak;
Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN), Gerakan Disiplin Nasional (GDN) &
Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
Tahun 1989, RCTI mengudara & disusul dengan SCTV, TPI, Indosiar, ANTV dan
belanja iklan tumbuh 30%/thn.
THE SECOND STRATEGY MATARI
Pada tahun 1992, Matari menjalin kerjasama dengan BBDO
dengan mengeluarkan 3 hal, yaitu:
1. Kerjasama dengan biro iklan multinasional untuk dapat berkembang
2. Beberapa klien Matari sudah memasuki pasar global
3. Terjalinnya kemitraan dengan BBDO yang memungkinkan Matari memberikan
kepada klien multinasional yang produknya juga semakin banyak mengisi pasar
Indonesia
Learning Point 4:
Meningkatkan kemampuan kompetisi/competitive advantages & meningkatkan
expect retaliation, taktik defensif untuk menciptakan koalisi yang lebih kuat

Tahun 1999, Matari menangani political advertising, layanan komunikasi
pemasaran, sosial marketing, direct marketing, sales promotion & brand
activation
Matari re-positioning: The Indonsia Ad Agency
MONETER CRISIS
Analysis Park, ada 4 hal yang menyebabkan krisis:
1. Pengembangan produk klien yang memang relatif lambat
2. Kurang proaktifnya Matari menawarkan konsep baru kepada client
3. Sulitnya Matari menawarkan konsep pemasaran baru kepada client
4. Kurang bersemangat Matari memburu client
Munculnya media spesialist dan menyebabkan kekuatiran biro iklan di Indonesia
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai