C menyatakan konsentrasi dari adsorbat di dalam larutan, x/m konsentrasi adsorbat yang
diadsorpsi, dan k adalah konstanta.
Berdasarkan persamaan Freundlich dicari hubungan antara banyaknya zat yang
teradsorpsi dengan konsentrasi zat terlarut pada temperatur tertentu dan apakah grafik yang
dihasilkan linier atau tidak. Selain itu juga ditentukan hubungan antara jumlah zat yang
terlarut dengan persamaan Langmuir.
Metode
Bahan bahan yang digunakan dalam eksperiment ini adalah bahan-bahan pro analisis
(p.a) meliputi asam klorida, natrium hidroksida, arang aktif, indikator fenolftalein, air dan
akuades. Alat-alat yang digunakan meliputi cawan porselen, gelas arloji, erlenmeyer 100
mL, 150 mL, dam 200 mL, pembakar spirtus, kaki tiga dan kasa, buret dan statip,
stopwatch, baskom, neraca analitik, pengaduk dan spatula.
Sebelum melakukan eksperimen maka dilakuakan pembuatan larutan HCl yang
divariasi 0,3; 0,18dan 0,06 M, dan larutan NaOH 0,19393 M. Karbon aktif pertama kali
diaktifkan melalui pemanasan. Dari hasil tersebut ditimbang 1 gram karbon dimasukkan
ke dalam erlenmeyer sebanyak tiga buah.Kemudian dimasukkan 100 mL larutan HCl yang
divariasi. Erlenmeyer ditutup, lalu dimasukkan ke dalam baskom berisi air untuk
menyamakan suhunya menjaga kestabilan adsorben dalam mengadsorpsi adsorbat selama
30 menit dan setiap 10 menit erlenmeyer dikocok selama 1 menit. Pengocokan
memungkinkan adanya interaksi yang lebih besar antara adsorben dan adsorbat. Filtratnya
kemudian dititasi dengan NaOH.
Untuk mencari hunbungan antara jumlah zat yang diadsorpsi dan konsentrasi zat
terlarut data konsentrasi HCl, NaOH, dan massa karbon aktif dianalisis dengan
menggunakan persamaan Freundlich sebab isotherm Freundlich merupakan persamaan
untuk menghubungkan jumlah zat teradsorpsi terhadap konsentrasi bahan dalam larutan
(Tim Dosen Kimia Fisika, 2003), juga digunakan persamaan Langmuir.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penentuan konsentrasi asam klorida setelah proses adsorpsi berturut-turut
0.2521; 0.1503; 0,0597 M dengan volume HCl berturut-turut 10; 20; 25 mL . Banyaknya
asam klorida yang teradsorpsi berturut-turut 0.0479; 0,0297; 0,0003 M atau jika dinyatakan
dalam massa 0,1748; 0,1084; 0,0010 gram. Sedangkan massa arang yang telah diakifkan
melalui pemanasan yaitu 1,0048; 1,0096 dan 1,0041 gram pada masing-masing erlenmeyer.
Data-data ini diambil agar didapatkan data-data lain yang dibutuhkan dalam proses analisis.
Reaksi yang berlangsung dalam proses penentuan konsentrasi HCl adalah sebagai berikut,
NaOH + HCl mula-mula NaCl + H
2
O
NaOH + HCl sisa NaCl + H
2
O
Pada mulanya, HCl dititrasi dengan NaOH untuk mendapatkan konsentrasi mula-mula
ketika belum diadsorpsi oleh karbon aktif. Namun, langkah ini terlewatkan dilakuakan, sehingga
penentuan konsentrasi awal HCl hanya dilakukan dengan cara perhitungan pengenceran. Pada
penentuan konsentrasi HCl akhir setelah adsorpsi karbon aktif dilakuakan untuk mengetahui sisa
konsentrasi HCl. Ketika HCl diadsorpsi oleh karbn aktif, konsentrasi HCl akan berukrang.
Konsentrasi sisa HCl inilah yang bereaksi dengan NaOH saat titrasi. Volume NaOH yang
diperlukan pada saat titrasi merupakan volume yang diperlukan untuk menetralkan sisa asam klorida
pada larutan, dan selanjutnya digunakan untuk menentukan konsentrasi HCl sisa.
Data-data yang sudah diperoleh dapat digunakan untuk menentukan hubungan antara
konsentrasi HCl dengan jumalah HCl yang teradsorpsi oleh karbon katif, yang terdapat pada tabel 1.
No Massa ( gr)
Konsentrasi asam ( N )
X (gram) x/m Log (x/m) Log C
Awal Sisa C
1 1,0048 0.3 0.25211 0.04789 0.174799 1.74 x 10
-5
-4.759541925 -1.31976
2 1,0096 0.18 0.1503 0.0297 0.108405 1.07 x 10
-5
-4.969100028 -1.52724
3 1,0041 0.06 0.05973 0.00027 0.000985 9.81 x 10
-8
-7.008120338 -3.56864
Tabel 1. Perhitungan data
Data-data yang tertulis pada Tabel 1 dapat digunakan untuk menentukan hubungan
antara banyaknya zat yang teradsorpsi dengan konsentrasi zat terlarut pada temperatur 27
o
C.
Hasil analisis diperoleh hubungan logaritmik antara konsentrasi asam klorida (adsorbat)
dalam cairan dengan konsentrasi yang teradsorpsi. Semakin negatif nilai log (x/m) semakin
negatif pula nilai log C , dan diperolrh garis linier dengan kemiringan 1/n dan titik potong
log k pada sumbu C.
Gambar 1. Grafik hubungan antara log x/m dan log C.
Grafik isotherm Freundlich menunjukkan hubungan antara logaritmik (x/m) dan C.
Log C Diperoleh grafik linier dengan kelinieran (R) = 1 sesuai dengan isotherm adsorbs
freundlich, artimya kurvanya linier. Persamaan grafik isoterm adsorbs freundlichnya yaitu y
= 0.9995x - 3.4416, bentuk umum persamaan isotherm adsorbs Freundlich log x/m = log k
+ n log C. Maka didapat nilai log k = 0,9995 dan 1/n = 0.9995, sehingga diperoleh nilai k
adalah 2764,3944 dan nilai n adalah 1.
y = 0.9995x - 3.4416
R = 1
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
-4 -3 -2 -1 0 1
L
o
g
(
x
/
m
)
Log C
Kurva log C terhadap log (x/m)
Gambar 1. Grafik hubungan antara log x/m dan log C.
Grafik hubungan C terhadap x/m memiliki bentuk garis yang belum setengah
trapesium (Castellan, 1983), hal ini dapat dijelaskan melalui jumlah data yang diambil.
Sehingga belum menunjukkan apakah grafik ini akan sesui dengna isotherm Langmuir
ataukah berbeda. Dapat dikatakan grafiknya belum selesai.
Namun demikian, kedua grafik itu didapatkan bahwa jumlah zat yang teradsorpsi
akan sebanding dengan konsentrasi yang ditambahkan (Oscik, 1982). Jadi jumlah adsorbat
yang terserap meningkat secara linier dengan peningkatan konsentrasi. Hal ini dapat
dijelaskan semakin banyak molekul adsorbat yang yang ada dalam larutan maka terjadi
peningkatan pula pada kemungkinan interaksi dengan adsorbat, sehingga adsorpsi juga
meningkat.
Kesimpulan
Penentuan hubungan antara jumlah zat yang terlarut dalam cairan terhadap jumlah
yang teradsorpsi menghasilkan hubungan yang linier pada persamaan Freundlich, dengan
nilai n 1 dan nilai k 2764,3944. Sedangkan menurut isotherm Langmuir belum dapat
diambil kesimpulan grafiknya akan membentuk setengah trapezium atau tidak karena
jumlah data yang kurang. Namun, keduanya memberi hasil bahwa jumlah adsorbat yang
terserap meningkat secara linier dengan peningkatan konsentrasi.
Daftar Pustaka
Castellan, Gilbert W., 1982. Physical chemistry. New York : Addison-Wesley publishing
Company
9.81476E-08
1.07374E-05
1.73963E-05
0
0.000005
0.00001
0.000015
0.00002
0.0003 0.0297 0.0479
(
x
/
m
)
C
Kurva C terhadap (x/m)
Day, R.A. dan Underwood, A. L.2002. Analisi Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga, ed 6
Oscik, J. 1982. Adsorption. John Willey and Sons. New York.
Supeno, Minto.2009. Bentotit Terpilar dan Aplikasi. Medan: Universitas Sumatra Utara
Press
Tim Dosen Kimia Fisika. 2003. Kimia Fisika 2. Semarang: Universitas Negeri Semarang
LAMPIRAN
Perhitungan Konsentrasi Larutan NaOH Titran
0,19393M
Perhitungan Pembuatan Larutan HCl 0,6 M
N
1
x V
1
= N
2
x V
2
1 x M
1
x V
1
= 1 x M
2
x V
2
12 x V
1
= 0,6 x 200
V
1
=10
Perhitungan Konsentrasi Larutan HCl
HCl 0,3 M
N
1
x V
1
= N
2
x V
2
1 x M
1
x V
1
= 1 x M
2
x V
2
M
1
x 100
= 0,6 x 50
V
1
=0,3 M
HCl 0,24 M
N
1
x V
1
= N
2
x V
2
1 x M
1
x V
1
= 1 x M
2
x V
2
M
1
x 100
= 0,6 x 40
V
1
= 0,24 M
HCl 0,18 M
N
1
x V
1
= N
2
x V
2
1 x M
1
x V
1
= 1 x M
2
x V
2
M
1
x 100
= 0,6 x 30
V
1
= 0,18 M
HCl 0,12 M
N
1
x V
1
= N
2
x V
2
1 x M
1
x V
1
= 1 x M
2
x V
2
M
1
x 100
= 0,6 x 20
V
1
= 0,12 M
HCl 0,06 M
N
1
x V
1
= N
2
x V
2
1 x M
1
x V
1
= 1 x M
2
x V
2
M
1
x 100
= 0,6 x 10
V
1
= 0,06 M
Perhitungan Volume Titran NaOH yang Dibutuhkan Untuk Menitrasi HCl
HCl 0,6 M Sebelum Diadsorbsi
N
NaOH
x V
NaOH
= N
HCl
x V
HCl
1 x M
NaOH
x V
NaOH
= 1x M
HCl
x V
HCl
1 x 0,19393 x V
NaOH
= 1 x 0,6 x 10
V
NaOH
= 30,94 mL
HCl 0,3 M
N
NaOH
x V
NaOH
= N
HCl
x V
HCl
1 x M
NaOH
x V
NaOH
= 1x M
HCl
x V
HCl
1 x 0,19393 x V
NaOH
= 1 x 0,3 x 10
V
NaOH
= 15,47 mL
HCl 0,24 M
N
NaOH
x V
NaOH
= N
HCl
x V
HCl
1 x M
NaOH
x V
NaOH
= 1x M
HCl
x V
HCl
1 x 0,19393 x V
NaOH
= 1 x 0,24 x 20
V
NaOH
= 24,75 mL
HCl 0,18 M
N
NaOH
x V
NaOH
= N
HCl
x V
HCl
1 x M
NaOH
x V
NaOH
= 1x M
HCl
x V
HCl
1 x 0,19393 x V
NaOH
= 1 x 0,18 x 20
V
NaOH
= 18,56 mL
HCl 0,12 M
N
NaOH
x V
NaOH
= N
HCl
x V
HCl
1 x M
NaOH
x V
NaOH
= 1x M
HCl
x V
HCl
1 x 0,19393 x V
NaOH
= 1 x 0,12 x 25
V
NaOH
= 15,47 mL
HCl 0,06 M
N
NaOH
x V
NaOH
= N
HCl
x V
HCl
1 x M
NaOH
x V
NaOH
= 1x M
HCl
x V
HCl
1 x 0,19393 x V
NaOH
= 1 x 0,06 x 25
V
NaOH
= 7,73 mL
Perhitungan Konsentrasi HCl Setelah Diadsorbsi Karbon Aktif
HCl 0,6 M
N
NaOH
x V
NaOH
= N
HCl
x V
HCl
1 x M
NaOH
x V
NaOH
= 1x M
HCl
x V
HCl
1 x 0,19393 x 65
= 1 x M
HCl
x 10
M
HCl
= 1,26 M
HCl 0,3 M
N
NaOH
x V
NaOH
= N
HCl
x V
HCl
1 x M
NaOH
x V
NaOH
= 1x M
HCl
x V
HCl
1 x 0,19393 x 13
= 1 x M
HCl
x 10
M
HCl
= 0,25 M
HCl 0,24 M
N
NaOH
x V
NaOH
= N
HCl
x V
HCl
1 x M
NaOH
x V
NaOH
= 1x M
HCl
x V
HCl
1 x 0,19393 x 33,5
= 1 x M
HCl
x 20
M
HCl
= 0,32 M
HCl 0,18 M
N
NaOH
x V
NaOH
= N
HCl
x V
HCl
1 x M
NaOH
x V
NaOH
= 1x M
HCl
x V
HCl
1 x 0,19393 x 15,5
= 1 x M
HCl
x 20
M
HCl
= 0,15 M
HCl 0,12 M
N
NaOH
x V
NaOH
= N
HCl
x V
HCl
1 x M
NaOH
x V
NaOH
= 1x M
HCl
x V
HCl
1 x 0,19393 x 23,5
= 1 x M
HCl
x 25
M
HCl
= 0,18 M
HCl 0,06 M
N
NaOH
x V
NaOH
= N
HCl
x V
HCl
1 x M
NaOH
x V
NaOH
= 1x M
HCl
x V
HCl
1 x 0,19393 x 7,7
= 1 x M
HCl
x 25
M
HCl
= 0,059
Danu Dwi Jatmiko
30 September 2013
Siti Nur Suwaibah
Kimia Fisika