Anda di halaman 1dari 21

i

i




PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA




JUDUL PROGRAM :
SUSTAINABLE ZERO CARBON CAMPUS (SUSTAINABLE ZCC)
BERBASIS TEKNOLOGI RECYCLE ENERGY SYSTEM (REnS) SEBAGAI
MINIATUR ZERO CARBON CITY SERTA PEMBENTUKAN KARAKTER
CINTA LINGKUNGAN




BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT




Diusulkan oleh :
Amron Dhufail (3111.100.056) Angkatan 2011
Fajar Gede Prakoso (3110.100.124) Angkatan 2010
Wawan Trianto (3111.100.060) Angkatan 2011





INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2012




ii
1. Judul Kegiatan :
SUSTAINABLE ZERO CARBON CAMPUS (SUSTAINABLE ZCC) BERBASIS
TEKNOLOGI RECYCLE ENERGY SYSTEM (REnS) SEBAGAI MINIATUR
ZERO CARBON CITY SERTA PEMBENTUKAN KARAKTER CINTA
LINGKUNGAN

2. Bidang Kegiatan : PKM AI PKM GT

3. Ketua
a. Nama Lengkap : Amron Dhufail Khaidar Subagustian
b. NIM : 3111100056
c. Jurusan : Teknik Sipil
d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
e. Alamat Rumah dan No Telp/HP : Bumi Candi Asri K5-20, Ngampelsari,
Candi, Sidoarjo / 083854119989
f. Alamat email : subagustianschwensteiger@yahoo.co.id

4. Anggota Pelaksana/Penulis : 2

5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Bambang Piscesa, S.T, M.T
b. NIP : 1984031828 200812 1 002
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Sedap Malam II No.39 TM- Yasmin
Bogor 60463993/08119916041



Surabaya, 5 Maret 2012
Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil ITS Ketua Pelaksana Kegiatan




( Budi Suswanto, S.T , M.T, P.hd.) ( Amron Dhufail Khaidar S.)
NIP. 19730128 199802 1 002 NRP. 3111100056


Pembantu Rektor
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dosen Pembimbing




( Prof.Dr.Ing. Herman Sasongko ) (Bambang Piscesa, S.T, M.T)
NIP. 19601004 198601 1 001 NIP. 1984031828 200812 1 002





iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini dengan lancar. Karya tulis yang berjudul SUSTAINABLE ZERO
CARBON CAMPUS (SUSTAINABLE ZCC) BERBASIS TEKNOLOGI RECYCLE
ENERGY SYSTEM (REnS) SEBAGAI MINIATUR ZERO CARBON CITY
SERTA PEMBENTUKAN KARAKTER CINTA LINGKUNGAN diharapkan
bisa menjadi tambahan pengetahuan dalam kehidupan ramah lingkungan dan
menjadi solusi bagi Indonensia yang lebih baik di masa mendatang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung
atas terselesaikannya karya tulis ini, yaitu:

1. Pembantu Rektor , Prof.Dr.Ing. Herman Sasongko atas bantuan moral dan
materiil yang telah diberikan.

2. Kepala Jurusan Teknik Sipil, Budi Suswanto, S.T , M.T, P.hd yang senantiasa
memberikan motivasi.

3. Dosen Pembimbing, Bambang Piscesa, S.T., M.T atas pembimbingan yang
telah diberikan.

4. Keluarga besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember, khususnya teman-teman
2010 dan 2011 Jurusan Teknik Sipil yang memberikan dukungan.










Surabaya, 5 Maret 2012





Penulis










iv
DAFTAR ISI




Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Gambar v
Ringkasan vi

PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 1
Manfaat 2

GAGASAN 2
Zero Carbon City 2
Perguruan Tinggi sebagai Pengaruh Perubahan-perubahan Masyarakat 3
Solusi yang Pernah Ditawarkan 3
Gagasan Baru yang Ditawarkan 4
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan 10
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan 10

KESIMPULAN 11
Inti Gagasan 11
Teknik Implementasi Gagasan 11
Prediksi Keberhasilan Gagasan 12

DAFTAR PUSTAKA 12

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 13

DAFTAR LAMPIRAN 14
















v
DAFTAR GAMBAR




Gambar 1. Diagram masterplan zero carbon city 2
Gambar 2. Diagram transportation strategy pada zero carbon campus 5
Gambar 3. Electric Mini Bus karya LIPI yang dapat digunakan sebagai
alat transportasi 6
Gambar 4. Diagram waste strategy pada zero carbon campus 7
Gambar 5. Water tower, konsep peng-efesiensian distribusi air 8
Gambar 6. Diagram pengolahan air pada zero carbon city yang akan
menjadi pasokan air utama untuk kampus dan kota 8
Gambar 7. Diagram building strategi pada zero carbon campus 9
Gambar 8. Peta wilayah kampus ITS sebagai target implementasi
Sustainable Zero Carbon Campus (Sustainable ZCC) 14
Gambar 9. Gambaran implementasi Design Building Strategy pada
Sustainable Zero Carbon Campus (Sustainable ZCC) 15
Gambar 10. Gambaran green wall ( Building Strategy) pada Sustainable
Zero Carbon Campus (Sustainable ZCC) 15































vi
RINGKASAN


Climate change is the greatest long-term challenge facing the world
(Department for Communities and Local Government, 2008). Fakta-fakta ilmiah
yang telah diplubikasikan menunjukkan betapa urgent dan seriusnya pesoalan
perubahan iklim global dan hal ini merubah perdebatan akankah hal ini terjadi?,
menjadi, bagaimana cara menghadapi masalah ini?. Hal ini yang mendasari
banyak negara-negara di dunia berlomba-lomba menciptakan lingkungan yang
ramah lingkungan di daerah pemerintahannya. Data lain menunjukkan bahwa
Indonesia adalah negara dengan peningkatan emisi gas CO
2
terbesar nomer dua
didunia setelah Cina (Sangkertadi, 2010). Oleh karena itu, diperlukan langkah-
langkah untuk menyelamatkan Indonesia dari kerusakan lingkungan yang lebih
parah. Terutama dalam hal mengurangi emisi karbon dan efisiensi energi.
Konsep zero carbon city adalah konsep tata kelola lingkungan kota yang
sedemikian rupa sehingga emisi karbon dalam kota adalah 0%. Konsep kota
seperti ini sudah diprakarsai oleh Negara-negara maju di dunia, antara lain : Uni
Emirat Arab, dengan primary progamnya adalah Masdar City (target tercapai
tahun 2025), Inggris dengan primary progamnya adalah Zero Carbon Britain
project (target tercapai tahun 2030). Konsep zero carbon city juga banyak
dijadikan sebagai mindset pekembangan kota (sustainable city) yang berwawasan
lingkungan (eco-city)
Perguruan Tinggi memiliki peranan yang sangat penting dalam
mempengaruhi perubahan-perubahan suatu masyarakat. (Ravik Karsidi, 2006).
Menurut Makrus Rifai (2011) Pemanfaatan ruang dalam kampus atau yang
disebut sebagai tata ruang kampus tidak diatur secara khusus dalam Undang
Undang, sehingga diperlukan pemikiran khusus oleh kampus masing masing
agar penataan ruang kampus sesuai dengan aspek lingkungan yang baik dan
memadai. Lingkungan kampus yang pro-lingkungan (eco-campus) tentu akan
memprakarsai gerakan-gerakan mahasiswa (alumni maupun mahasiswa aktif)
yang cinta lingkungan pula. Minimal konsep tata ruang lingkungan perguruan
tinggi akan ditiru oleh kota dimana kampus tersebut berdiri.
Gagasan yang ditawarkan oleh penulis sebagai salah satu solusi
pembentukan kampus yang pro lingkunan, yaitu dengan mencadikan kampus di
Indonesia menjadi sustainable zero carbon campus. Dalam konsep zero carbon
campus terdapat pokok-pokok yang akan dibenahi yaitu : (1) building design, (2)
waste strategy, (3) water strategy, (4) transportation strategy, dan (5) new habits .
Dalam penulisan PKM-GT in penulis menuliskan strategi-strtegi di atas sebagai
konsep utama (masterplan) pembentukan eco-campus dengan tujuan utama
menetrlakan emisi carbon pada kampus
Dengan potensi perguruan tinggi sebagai percontohan tata wilayah dan
pioneer perubahan habit atau kebiasaan masyarakat. Tentu dengan memulai
perubahan lingkunan kampus menjadi zero carbon campus dan terbiasa dengan
budaya ramah lingkungan, akan dapat mengubah Indonesia menjadi Negara yang
memiliki emisi karbon minimal.






1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di seluruh dunia, perguruan tinggi dan universitas sedang mencari masa
depan yang berkelanjutan untuk menjadi kampus dengan karbon netral.
Universitas mengambil tanggung jawab atas dampak lingkungan dan berusaha
untuk menetralkan efek yang disebabkan. Untuk menjadi netral karbon,
universitas sedang berusaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi
penggunaan energi, menggunakan energi lebih terbarukan, dan menekankan
pentingnya sumber energi berkelanjutan. Universitas yang telah berkomitmen
untuk menjadi karbon netral telah mengakui ancaman pemanasan global serta
berkomitmen untuk membalikkan tren.
Masalah lingkungan adalah masalah bersama yang membutuhkan sinergi
semua elemen masyarakat, termasuk didalamnya adalah civitas akademika. Data
penelitian menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan peningkatan
emisi gas CO
2
terbesar nomer dua didunia setelah Cina (Sangkertadi, 2010).
Sebagai kalangan akademisi, pemikiran kedepan tentang masalah lingkungan
sangat dinanti oleh masyarakat karena tentunya kualitas lingkungan yang baik
akan menopang kehidupan yang baik .
Masalah-masalah lingkungan hidup seringkali tidak menjadi prioritas yang
tinggi dan seringkali menjadi sub agenda yang pada akhirnya larut dan tenggelam
dalam tema - tema kampanye yang lebih luas dan abstrak. Isu - isu lingkungan
yang masuk dalam mainstream kampus lebih banyak pada hal- hal yang sifatnya
temporer dan terkesan reaksioner seperti bencana alam, kecelakaan di hutan atau
perusakan hutan oleh kegiatan manusia tetapi belum sampai pada akar masalah
lingkungan yang terjadi pada saat ini, dampak dari kegiatan yang temporer ini
hanya akan melahirkan kebencian pada mereka yang melakukan perusakan
lingkungan tanpa melihat siapa sesunggguhnya yang melakukan dan membuat
tekanan sehingga semua bencana itu terjadi.
Masalah lingkungan dan upaya pengelolaannya semakin kompleks yang
mencakup berbagai aspek yang sangat luas, sementara itu pemahaman manusia
terhadap lingkungan hidup masih jauh dari sempurna. Keterbatasan infrastruktur
pendukung yang diperlukan dan ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang
handal merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan dan dikembangkan,
masalah keterampilan dan wawasan yang dimiliki oleh pihak yang berkompeten
dalam pengelolaan lingkungan bukan alasan bagi pengelolaan lingkungan.
Civitas akademika adalah potensi besar dalam membangun pengelolaan
lingkungan yang integrated, comprehensive dan sustainable. Karena itu perlu
dikembangkan sebuah konsep yang bisa menyatukan semua elemen dalam sebuah
sistem pengelolaan lingkungan, dari sistem ini diharapkan bisa membangun
kesadaran tentang pentingnya sebuah pengelolaan lingkungan hidup.

Tujuan
Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep masterplan baru terhadap
kampus universitas di Indonesia sebagai sebuah Zero Carbon Campus (ZCC)
yang berbasis teknologi Recycle Energy System (REnS) yang ramah lingkungan
dan berkelanjutan. Kedepannya Sustainable Zero Carbon Campus (Sustainable



2
ZCC) dapan dijadikan pioneer atau perintis pembentukan Zero Carbon City di
Indonesia

Manfaat
Konsep ini merupakan solusi bagi kehidupan lingkungan kampus pada
khususnya dan lingkungan masyarakat pada umumnya di Indonesia pada masa
mendatang, dan berpotensi menjadikan perguruan tinggi sebagai sebuah kawasan,
serta sebuah icon negara berbasis lingkungan. Kawasan zero carbon campus juga
berpeluang memberdayakan sumber daya sekitar tanpa merusak maupun
mengurangi potensinya.


GAGASAN

Zero Carbon City
Zero carbon city adalah konsep hunian atau lebih tepatnya kota yang
menghasilkan emisi karbon (CO
2
) sangat minimal atau hampir 0%. Di dalam zero
carbon city semua hal atau kegiatan yang menghasilkan keluaran berupa karbon,
misalnya : transportasi, energi, sampah, material bangunan dan lain-lain, dibuat
se-efisien mungkin sehingga hasil emisi (keluaran) karbon sangat kecil (Definition
of Zero Carbon Homes and Non-domestic Buildings: Consultation, 2008).
Banyak Negara-negara di dunia yang berusaha menerapkan konsep zero
carbon city di dalam wilayahnya. Contoh negara yang paling serius adalah Uni
Emirat Arab, dengan nama proyeknya adalah Masdar City. Di dalam
perancangannya, Masdar City merupakan kota yang cukup eksklusif dan terbatas
(hanya terdiri dari sekitar 40.000 resident). Di dalamnya terdapat pusat edukasi,
pusat penelitian, perkembangan dan produksi. Masdar City dalam membuat zero
carbon city banyak memanfaatkan energi terbarukan (renewable energi) dan zero
waste (Weisser, 2009)
Negara lainnya yang juga mulai mengembangkan zero carbon city adalah
Inggris. Tidak hanya dalam satu kota saja, namun semua wilayah Negara secara
keseluruhan. Dengan nama progamnya adalah : Zero Carbon Britain 2030. Di
dalam progam tersebut terdapat beberapa pokok acuan dalam mengembangkan
konsep zero carbon. Yaitu, pembenahan lingkungan, tranportasi, supply energi,
motivasi dan keberanian untuk berubah, dan penggunaan lahan (Centre for
Alternative Technology, 2010).



Gambar 1. Diagram masterplan zero carbon city



3
Perguruan Tinggi sebagai Pengaruh Perubahan-perubahan Masyarakat
Menurut Ravik Karsidi (2001) dalam rangka aktualisasi peran Perguruan
Tinggi maka peranan makro yang dapat dimainkan antara lain:
1. Perguruan Tinggi memiliki peranan yang sangat penting dalam
mempengaruhi perubahan-perubahan suatu masyarakat. Peran dan fungsi
perguruan tinggi dapat diwujudkan dalam bentuk membangun gerakan
pembelajaran masyarakat untuk mendorong segera terciptanya
transformasi sosial.
2. Kini, masih saja terjadi jarak yang lebar antara perguruan tinggi dengan
basis-basis perubahan masyarakat yang ada. Tidaklah berlebihan sekiranya
perguruan tinggi diharapkan dapat berperan lebih progresif dalam
mempengaruhi perubahan masyarakat secara lebih sistematis dan
berdampak luas di masa-masa mendatang. Untuk itu kedekatan Perguruan
Tinggi dan masyarakat harus diusahakan melalui program kemitraan
kelompok-kelompok masyarakat dengan Perguruan Tinggi.
3. Perguruan tinggi dituntut untuk menentukan dan memilih kebijakan yang
benar-benar strategis bagi perubahan-perubahan masyarakat yang lebih
baik dan bagi penyelesaian masalah-masalah mendasar bangsa saat ini,
baik ditingkat nasional maupun lokal. Untuk itu maka perguruan tinggi (
selain pengajaran reguler konvensional) dalam era otonomi daerah harus
mampu melakukan upaya-upaya yang bermanfaat dalam bentuk yang lebih
operasional, seperti :
1. Mengembangkan model pembangunan yang benar-benar berbasis pada
keilmuan dan sumberdaya lokal.
2. Membangun basis-basis pengembangan keilmuan yang benar-benar
relevan bagi kebutuhan masyarakat dalam rangka merespon perubahan
global yang sangat dinamis.
3. Mengembangkan pusat-pusat pengembangan masyarakat, dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada.
4. Membantu pengembangan kebijakan strategis terhadap legislatif dan
eksekutif serta mengontrol implementasi kebijakan-kebijakan tersebut.
5. Menghidupkan atau mendorong lembaga-lembaga independen
diberbagai level daerah untuk mengimbangi inkorporasi negara yang
selama ini masuk kedalam hampir semua sector kehidupan masyarakat,
baik di pusat maupun daerah.
6. Menyebarluaskan (dissemination) berbagai informasi yang masih
menjadi masalah yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara melalui berbagai cara (public education) agar kelompok-
kelompok masyarakat mempunyai kemampuan adaptif menyongsong
era otonomi daerah.

Solusi yang Pernah Ditawarkan
Green Campus
Green campus adalah salah satu upaya penciptaan lingkungan berwawasan
lingkungan di kampus. Gerakan green campus sudah dimulai sejak lama di
Indonesia, bahkan sebelum Protokol Kyoto. Di dalam usaha membentuk green
campus hal yang ditonjolkan adalah penghijauan atau penanaman tumbuh-
tumbuhan di daerah kampus.



4
Gerakan green campus sangat bermanfaat dalam mengurangi dampak
buruk kerusakan lingkunan oleh emisi karbon. Karena pada intinya gerakan green
campus adalah pembentukan lahan hijau atau yang lebih luas disebut hutan kota.
Sayangnya, gerakan green kampus dalam perkembangannya tidak dapat berjalan
terus menerus. Karena lahan terbuka dalam wilayah kampus terus berkurang
jumlahnya, sehingga tidak dapat mengimbangi perktumbuhan besar emisi yang
terus bertambah setiap tahunnya.
Dengan mengembangkan konsep green campus, diproyeksikan tidak akan
mampu mengimbangi atau mengurangi jumlah emisi karbon yang ada. Karena
tidak disertai kemampuan keberlanjutan (sustainable). Kelemahan lain, di dalam
konsep green campus hanya berfokus pada pengikatan karbon oleh tumbuhan,
namun tidak disertai penguranagn emisi itu sendiri dan belum dapat menumbukan
habit cinta lingkungan yang modern dan efisien.

Eco Campus
Perubahan iklim, ataupun pemanasan global memaksa seluruh elemnen
dunia bekerja keras untuk memulihkan atau setidaknya mengatasi perubahan ini.
Di bidang lingkungan pendidikan misalnya, mulai digalakkan progam eco school
di tingkat sekolah maupun eco campus di tingkat perguruan tinggi.
Merurut Badan Lingkungan Hidup (BLH) Surabaya dalam Booklet Eco-
campus ITS (2011), eco campus didefinisikan sebagai kampus yang telah peduli
dan berbudaya lingkungan dan telah melakukan penglolaan lingkungan secara
sistematis dan berkesinambungan. Eco campus merupakan refleksi dari
keterlibatan seluruh civitas akademika yang berada dalam lingkungan kampus
agar selalu memperhatikan aspek kesehatan dan lingkungan disekitarnya.

Gagasan Baru yang Ditawarkan
Gagasan baru yang ditawarkan adalah memperbaiki konsep green campus
maupun eco campus yang telah dikembangkan di Indonesia dengan konsep yang
lebih futuristik, sustainable, dan ekonomis yaitu dengan cara efisiensi energy,
penggunaan energy terbarukan, system pengolahan air (zero waste water system),
sistem transportasi bebas emisi carbon dan penciptaan masyarakat yang cinta
lingkungan.

Evolusi Eco-Campus menjadi Zero Carbon Campus
Gerakan eco-campus sudah mulai degalakkan di Indonesia sejak tahun
2000-an lalu. Dimulai dari parakarsai oleh perguruan tinggi negeri besar di
Indonesia (ITB, ITS, UI, UGM). Karena memang luas wilayah keempat kampus
tersebut sangat luas, sehingga sangt memungkinkan unutk menciptakan konsep
green-campus, konsep yang sangat kerap di implemtasikan sebagai gerekan eco-
campus. Kebanyakan memang gerakan eco campus dikaitkan dengan gerakan
green campus yaitu gerakan menghijaukan campus. Namun gerakan green campus
sayangnya hanya bisa berhasil untuk kampus yang mempunyai lahan yang cukup
untuk penghijauan. Sedangkan untuk kampus yang berlahan sempit, konsep green
campus tidak berpangurah signifikan terhadap perbaikan lingkungan kampus.
Di ITS misalnya. Konsep eco-campus sudah diwacanakan sejak lama
namun baru benar-benar terlaksana tahun 2011. Di dalam konsepnya eco-campus
di ITS berfokus pada masalah : (1) peningkatan efisiensi penggunaan listrik, (2)



5
pengolahan sampah terpadu dan (3) penghijauan hutan kampus terpadu (Booklet
Ecocampus ITS, 2011).
Sedangkan konsep zero carbon campus adalah konsep perkembangan dari
konsep eco campus, dimana ada terget yang jelas sebagai standrt keberhasilannya,
yaitu tingkat emisi karbon dan emisi gas lainnya sebesar 0%. Dalam
perancangannya konsep zero carbon campus nanntinya tidak terlalu berfokus pada
penghijauan tetapi berfokus pada building design, energy generation, waste, dan
tranportation, sedangkan carbon offsetting dengan menangandalkan penghijauan
hanya digunakan sebesar 1% sebagai upaya pengurangan emisi carbon (BEX,
2008)
Berikut adalah konsep masterplan zero carbon campus yang dapat
diterapkan di Indonesia.
1. Transportation Strategy
Untuk menciptakan kampus yang bebas karbon tentu harus ada
manajemen transportasi dalam kampus yang mendukung konsep zero carbon.
Dalam Booklet Eco-campus ITS (2011) diketahui bahwa kendaraan bermotor di
ITS mencapai 10.000 unit/hari, jumlah tersebut juga hampir sama di kampus-
kampus besar lainnya di Indonesia. Dengan jumlah kendaraan sebesar itu maka
jumlah CO2 yang dihasilkan dasi kegiatan transportasi di ITS mencapai 84 gram
CO2/detik. Oleh karena itu konversi alat transportasi sangat penting dalam
penciptaan zero carbon city, yaitu dengan peraturan bahwa tidak ada kendaraan
bermotor yang boleh masuk ke dalam kampus, sebaliknya alat transportasi dalam
kampus diganti dengan transportasi yang ramah lingkungan.


Strategi tersebut adalah kebijakan baru tentang tidak berlakunya lagi
pemakaian kendaraan bermotor di area kampus. Penggunaan mobil dan sepeda
motor hanya berlaku hingga tempat parkir pusat, dimana tempat parkir ini
merupakan tempat parkir utama untuk semua kendaaraan yang akan menuju area
kampus. Dengan begitu, akses menuju kampus bisa diakses dengan sepeda atau
berjalan kaki. Selain itu, masih ada penggunaan Electric Mini Bus untuk
menjangkau beberapa area kampus yang jauh dari tempat parkir pusat dan
Gambar 2. Diagram transportation strategy pada zero carbon campus



6
beberapa area kampus yang saling berjauhan yang beroperasi setiap 10 menit
sekali. Electric Mini Bus sendiri merupakan karya LIPI memiliki kapasitas hingga
15 kursi dan menggendong hingga 100 buah baterai lithium (LiFe Po4) 320
VDC/24 A. Mesin bis ini murni menggunakan tenaga listrik, namun sistemnya
masih sama dengan Hybrid Vehicle, electric vehicle conversion. Dan
kecepatannya bisa mencapai 100 km/jam. Dengan Peak Power : 147 Hp kecepatan
maksimal 5000 rpm Peak Torque 300 Nm sehingga mampu melaju dengan
kecepatan 100 km/jam dan daya jelajah: 100 km/charge. Dengan begitu akses
pada semua area kampus dapat dijangkau tanpa menghasilkan carbon.




2. Waste Strategy
Dalam konsep zero carbon campus akan diterapkan gaya hidup bahwa
tidak ada sesuatu yang dibuang percuma (zero waste lifestyle). Sampah atau
limbah terlebih dulu disortir. Limbah yang bersifat dapat diuraikan oleh mikroba
akan dimanfaatkan kembali sebagai kompos (composting), limbah bersifat tidak
dapat didaur ulang misalkan limbah kotoran manusia akan diolah menjadi energi
(biogas), sedangkan limbah bersifat dapat didaur ulang akan digunakan kembali
sebagai barang bermanfaat (reused materials).
Gambar 3. Electric Mini Bus karya LIPI yang dapat digunakan sebagai alat transportasi
massal di kampus (sumber: detikfoto.com)



7
Harus ada aturan dalam tegas dalam pembuangan sampah. Untuk tempat
sampah, harus dipilah lagi menjadi 3. Yaitu, sampah plastik, sampah kertas, dan
sampah organik. Selain itu ada pusat pengolahan barang bekas yang dapat diolah
dan dikembangkan oleh mahasiswa, di kapmus sendiri sangat banyak sampah-
sampah yang sebetulnya sangat potensial untuk di-recycle, tetapi hanya berakhir
di pembuangan kota. Di dalam proses ini belangsunglah proses pembentukan
kebiasaan baru mahasiswa, dengan aturan yang tegas, fasilitas yang mumpuni, dan
pengolahan yang menguntungkan.
Tiap jurusan di masing-masing fakultas memiliki limbah masing-masing,
salah satunya air limbah pracetak beton dan ready-mix pada jurusan teknik sipil.
Air limbah (slurry) ini dapat dimanfaatkan kembali sebagai campuran untuk
pembuatan beton baru. Dalam proses produksi 9 m
3
beton segar akan dihasilkan
700 sampai 1300 liter air limbah. Apabila air limbah (slurry) dapat dimanfaatkan
kembali maka akan diperoleh keuntungan ganda yaitu: 1) mengurangi resiko
pencemaran lingkungan, dan 2) memberikan sumbangan untuk menghemat
konsumsi air bersih guna mengatasi ancaman krisis air.




3. Water Strategy
Sumber air ke kampus dapat di dapat dari tiga opsi yaitu, (1) pasokan air
dari PDAM, (2) penyaringan air tanah, dan (3) pengolahan air sungai atau limbah.
Dari ketiga opsi tersebut punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk
zero carbon campus ditekankan pada efesiensi distribusi air. Yaitu dengan
membuat satu pusat pompa air dan beerapa water tower di titik-titik tertentu. Air
yang diperoleh kampus, baik dari pengolahan air kota, maupun air tanah tidak
dipompa ke masing-masing kamar mandi, tetapi dipompa menuju water tower.
Gambar 4. Diagram waste strategy pada zero carbon campus



8
Sedangkan distribusi air ke masing-masing kamar mandi dan tempat-tempat
lainya hanya memanfaatkan energi gravitasi. Tentu sehingga energy yang
dibutuhkan hanya satu, untuk mengalirkan air ke water tower.


Pengolahan air bekas pakai juga sangat penting. Kampus tidak harus
memiliki pusat pengolahan air (water treatment center) yang dapat mengolah air
menjadi dapat dpakai kembali, tetapi harus mempunyai distribusi air bekas pakai
yang tepat. Air bekas pakai harus dipilah-pilah menurut jenis dan kandungannya.
Air limbah kotoran manusia ditampung dulu di septictank massal sehingga terjadi
pemilahan antara kotoron berat dan air, selanjutnua air dari septicank massal harus
melalui penyaringan terlebih dahulu sehingga air limbah tidak mencemari
lingkungan sekitar kampus. Begitu juga untuk air bekas pakai-laboratorium kimia
yang mengandung zat-zat berbahaya, harus melalui treatment dalam kampus dan
tidak langsung dibuang ke saluran pembuangan kota.

Gambar 6. Diagram pengolahan air pada zero carbon city yang akan menjadi pasokan
air utama untuk kampus dan kota
Gambar 5. Water tower, konsep peng-efesiensian distribusi air (sumber:
http://www.thepeoplehistory.com/ )



9
4. Building Design Strategy
Untuk menciptakan campus yang bebas emisi carbon diperlukan desain
bangunan yang mendukung efesiensi energi. Berikut syarat-syarat desain
bangunan yang harus ada pada zero carbon campus.
Penempatan lahan kampus yang tidak berada pada pusat kota
Perancangan yang menunjang distribusi air bersih, pengolahan air limbah
dan saluran pembuangan
Perancangan desain bangunan yang hemat energi
Desain bangunan yang memungkinkan interior tetap dingin (menggunakan
green wall dan green roof)
Memungkinkan cahaya matahari bisa masuk pada siang hari,
memungkinkan sirkulasi udara dapat berjalan lancar
Penggunaan meterial bangunan yang ramah bangunan, seperti
pemanfaatan kotoran sapi sebagai alternatif bahan dinding bata
konvensional (Syammahfuz Chazali, 2006), pemanfatan bambu sebagai
material alternatif pengganti baja tulangan (Ghavani, 2005), Tailing
sebagai material alternatif pengganti agregat dan semen dalam campuran
beton, serta pemanfaatan limbah cangkang kerang sebagai alternatif
material pengganti semen (Taufiq, 2011)



5. New Habits
New habits adalah tujuan dari semua strategi yang telah dipaparkan diatas.
Karena pembuntukan perilaku atau kebiasaan masyarakat terhadap lingkungan
adalah kunci dari suksesnya progam Sustainable Zero Carbon Campus.
Adanya kebijakan tentang kendaraan di kampus (tidak ada kendaraan
bermotor di area kampus).
Terbentuknya kebiasaan baru unuk menggunakan kendaraan ramah
lngkungan (jalan kaki, bersepeda, dan electrik mini bus).
Kebijakan tentang pembuangan sampah (ada tiga pemilahan sampah).
Kebiasaan baru tentang pembuangan sampah.
Penggunaan water tower sebagai upaya efesiensi distribusi air.
Gambar 7. Diagram building strategy pada zero carbon campus



10
Pengolahan limbah cair sebelum disalurkan ke pembuangan kota.
Aturan-aturan atau tata tertib untuk mendukung progam Sustainable Zero
Carbon Campus.
Dengan berjalannya program ini, diharapkan akan mempermudah
pembentukan karakter cinta lingkungan pada mahasiswa dan menular ke
masyarakat.

Zero Carbon Campus sebagai Miniatur Konsep Zero Carbon City serta
Pembentukan Karakter Cinta Lingkungan
Tujuan utama zero carbon city adalah pengurangan emisi carbon hingga
100%, sehingga total emisi carbon yang dihasilkan adalah sebesar 0%. Dengan
kata lain merubah konsep konvensional menjadi konsep kampus yang ramah
lingkungan, penyediaan energi mandiri, dan manajemen karbon dari luar. Dengan
strategi-strategi efisiensi energi yang telah diutarakan di atas yang akan diterapkan
pada kampus, selanjutnya sistem dan konsep yang sama akan dapat diterapkan
pada wilayah yang lebih besar yaitu zero carbon city.
Setidaknya zero carbon campus dapat menjadi langkah awal dan
pembentukan karakter cinta lingkungan menuju konsep yang lebih besar, zero
carbon city. Dengan netralnya karbon di duatu lingkungan tentu climate change
dapat diatasi.

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Konsep Zero Carbon Campus
Untuk merealisasikan Sustainable Zero Carbon Campus (Sustainable
ZCC) diperlukan kerjasama dan pertisipasi aktif dengan berbagai pihak, di
antaranya:
1. Pemerintah Pusat selaku pihak yang berwenang mengeluarkan kebijakan-
kebijakan untuk tata wialyah kampus.
2. Kontraktor-kontraktor swasta yang dapat membangun pada pembangunan
zero carbon city.
3. Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) merupakan pihak terkait untuk
pengembangan potensi energi terbarukan yang bis dimanfaatkan di
lingkungan kampus.
4. Menteri Pendidikan sebagai pihak pemberdayaan pendidikan perguruan
tinggi.
5. Dinas Tata Wilayah Kota, sebagai pengatur atau perancang tata wilayah
kampus di suatu kota.
6. Masyarakat sekitar daerah zero carbon campus sebagai penduduk lokal
kawasan reklamasi.
7. Tim perencana zero carbon campus yang terdiri dari ahli-ahli di bidang
pencencanaan dan tata wilayah kampus.
8. Bapennas sebagai pihak yang menentukan prioritas pembangunan
Indonesia.

Langkah-langkah Strategis Implementasi Konsep Zero Carbon Campus
Langkah-langkah strategis untuk mewujudkan gagasan ini adalah:
1. Inisiasi kerjasama antara instansi pemerintah, tim perencana zero carbon
campus dengan pemangku kepentingan di universitas maupun institut
dalam pemberdayaan dan pengembangan wilayah kampus.



11
2. Memasukkan rancangan zero carbon campus ke dalam RTRW Indonesia
tahun 2015.
3. Secara independen, tim riset LIPI melaksanakan penelitian lanjutan
mengenai teknologi yang tepat diterapkan untuk kawasan kampus.
4. Melakukan pemetaan kampus potensial di Indonesia untuk keberlanjutan
(sustainability) pengembangan Sustainable Zero Carbon Campus
5. Mobilisasi dengan pemangku kepentingan perguruan tinggi untuk
merealisasikan program pengembangan kawasan kampus yang di sepakati
bersama.
6. Melakukan evaluasi secara periodik dan profesional.


KESIMPULAN

Inti Gagasan
Perguruan Tinggi memiliki peranan yang sangat penting dalam
mempengaruhi perubahan-perubahan suatu masyarakat. (Ravik Karsidi, 2006).
Menurut Makrus Rifai (2011) Pemanfaatan ruang dalam kampus atau yang
disebut sebagai tata ruang kampus tidak diatur secara khusus dalam Undang
Undang, sehingga diperlukan pemikiran khusus oleh kampus masing masing
agar penataan ruang kampus sesuai dengan aspek lingkungan yang baik dan
memadai. Lingkungan kampus yang pro-lingkungan (eco-campus) tentu akan
memprakarsai gerakan-gerakan mahasiswa (alumni maupun mahasiswa aktif)
yang cinta lingkungan pula. Minimal konsep tata ruang lingkungan perguruan
tinggi akan ditiru oleh kota dimana kampus tersebut berdiri.
Gagasan yang ditawarkan oleh penulis sebagai salah satu solusi
pembentukan kampus yang pro lingkunan, yaitu dengan mencadikan kampus di
Indonesia menjadi sustainable zero carbon campus. Dalam konsep zero carbon
campus terdapat pokok-pokok yang akan dibenahi yaitu : (1) building design, (2)
waste strategy, (3) water strategy, (4) transportation strategy, dan (5) new
habits. Dalam penulisan PKM-GT in penulis menuliskan strategi-strtegi di atas
sebagai konsep utama (masterplan) pembentukan eco-campus dengan tujuan
utama menetrlakan emisi karbon pada kampus
Dengan potensi perguruan tinggi sebagai percontohan tata wilayah dan pioneer
perubahan habits atau kebiasaan masyarakat. Tentu dengan memulai perubahan
lingkunan kampus menjadi zero carbon campus dan terbiasa dengan budaya
ramah lingkungan, akan dapat merubah Indonesia menjadi Negara yang memiliki
emisi karbon minimal.

Teknik Implementasi Gagasan
Gagasan Sustainable Zero Carbon Campus ini dapat diimplementaskan
dengan baik apabila didukung oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan biomaterial untuk
bangunan.
2. Komitmen antara pemerintah dan perguruan tinggi dalam mendukung
pengembangan Sustainable Zero Carbon Campus.



12
3. Metode konsep Sustainable Zero Carbon Campus diaplikasikan dalam
RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) kampus agar memungkinkan
potensi penerapannya.
4. Kerjasama antara pemerintah dan pihak perguruan tinggi dalam penataan
ruang kampus, ditambah dengan kerjasama antara masyarakat, swasta dan
pemerintah untuk mewujudkan Sustainable Zero Carbon Campus.
5. Penegasan kembali aturan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2009 tentang perubahan atas keputusan presiden nomor
87 tahun 2004 tentang penggabungan sekolah tinggi pemerintahan dalam
negeri ke dalam institut ilmu pemerintahan.

Prediksi Keberhasilan Gagasan
Pengembangan dan implementasi gagasan Sustainable Zero Carbon Campus
(Sustainable ZCC) dapat dilaksanakan sedikit demi sedikit dengan mendasarkan
pada penerapan teknologi Recycle Energy System (REnS). Sehingga sebagai
tolok ukur realisasinya dapat berdasarkan pada beberapa tahapan pengembangan
kawasan kampus sebagai berikut:
1. Tahun 1-5: perencangan teknologi Recycle Energy System (RenS) pada
penerapan Sustainable Zero Carbon Campus.
2. Tahun 3-10: pembuatan pusat riset, serta implementasi Transportation
Strategy pada Sustainable Zero Carbon Campus. Awal periode edukasi
civitas akademika mengenai Sustainable Zero Carbon Campus dan
kehidupan ramah lingkungan berbasis Recycle Energy System (REnS).
3. Tahun 10-16: renovasi desain bangunan dan penerapan green wall dan
green roof sebagai penerapan Building Design Strategy.
4. Tahun 12-16: penerapan Waste Strategy dan Water Strategy pada
Sustainable Zero Carbon Campus.
5. Tahun 17-19: penyempurnaan Sustainable Zero Carbon Campus dan
pembentukan New Habbit pada civitas akademika.
6. Tahun 20-25: realisasi Sustainable Zero Carbon Campus pada seluruh
kampus di Indonesia yang berbasis teknologi Recycle Energy System
(RenS) serta sosialisasinya kepada masyarakat menuju Zero Carbon City.


DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E. J. 22 April 2007. Green Cement: Finding a solution for a
sustainable cement industry, Green Cities Competition, Department of
Civil and Environmental Engineering, University of California, Berkeley.
Diakses di <http : // bigideas2.berkeley.edu/ BBB%202007/
Anderson_Green%20Cities.pdf> pada tanggal 13 Januari 2012.
Anonim a. 14 Juli 2011. Campus Carbon Neutrality. Diakses di
<http://en.wikipedia.org/wiki/Campus_carbon_neutrality> pada 30
Januari 2012.
Anonim b. Bis Listrik LIPI. Diakses di (http://inovasi.lipi.go.id/new/perhubungan-
dan-permesinan/bis-listrik-lipi.html).
Anonim c. 2009. Eco Campus, Mewujudkan Kampus Berwawasan Lingkungan.
Diakses di <



13
http://oldversion.narotama.ac.id/download_berita/Eco%20Campus.pdf>
pada 30 Januari 2012.
BEX. 2008. Building the Infrastucture for Masdar. Valencia : Abu Dhabi Future
Energy Company
Centre for Alternative Technology. 2010. The second report of theZero Carbon
Britain project. United Kingdom : CAT Publications.
Department for Communities and Local Government. 2008. Definition of Zero
Carbon Homes and Non-domestic Buildings: Consultation. London).
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 2011. Booklet Ecocampus ITS. Surabaya :
ITS Press.
Ravik Karsidi. 2009. Otonomi Daerah dan Peran Perguruan Tinggi. Disampaikan
dalam Diskusi Kesiapan Kampus Dalam Mendukung Otonomi Daerah,
Novum FH UNS Solo 19
Weisser, Dan. 2009. Project and Development Overview. Abu Dhabi : Abu Dhabi
Future Energy Company
Taufiq,R.M. (2011). Semen Kerang dari Pantai Kenjeran. Tempo Online


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua kelompok
Nama : Amron Dhufail Khaidar Subagustian
NRP : 3111100056
Jurusan / Fakultas : Teknik Sipil / Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan
Tempat, tanggal lahir : Bengkulu, 12 Agustus 1993
Institut : Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya
HP : 083854119989
Alamat : Bumi Candi Asri K5-20, Ngampelsari,
Candi, Sidoarjo
Email : subagustianschwensteiger@yahoo.co.id
Karya ilmiah yang pernah di buat : -
Prestasi yang diraih : -


Anggota
Nama : Wawan Trianto
NRP : 3111100059
Jurusan / Fakultas : Teknik Sipil / Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 1 Maret 1993
Institut : Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya
HP : 085732231392
Alamat : Tegal Mulyorejo Baru No. 115, Surabaya
Email : want.tmb@yahoo.com
Karya ilmiah yang pernah di buat : -
Prestasi yang diraih : -



14

Anggota
Nama : Fajar Gede Prakoso
NRP : 3110100124
Jurusan / Fakultas : Teknik Sipil / Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 11 Oktober 1992
Institut : Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya
HP : 08970342191
Alamat : Ds. Tanggung, Kec. Campurdarat,
Tulungagung
Email : fajargedeprakoso13@yahoo.co.id


DAFTAR LAMPIRAN




Gambar 8. Peta wilayah kampus ITS sebagai target implementasi Sustainable Zero
Carbon Campus (Sustainable ZCC)



15






i

Gambar 10. Gambaran green wall ( Building Strategy) pada Sustainable Zero
Carbon Campus (Sustainable ZCC)
Gambar 9. Gambaran implementasi Design Building Strategy pada Sustainable Zero
Carbon Campus (Sustainable ZCC)

Anda mungkin juga menyukai