Anda di halaman 1dari 248

GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS (GNAPS)

A. Pengertian
Penyakit ginjal yang disebabkan oleh Streptokokus hemolitikus grup A (riwayat infeksi
saluran nafas atas atau infeksi kulit) yang ditandai dengan hematuria nyata, edema, oliguria/anuria
dan kadang-kadang hipertensi !omplikasinya gagal jantung, gagal ginjal, dan ensefalopati
hipertensi "mumnya penderita dapat sembuh sempurna (#$%) Penderita laki-laki lebih banyak
daripada perempuan dan umumnya berusia & ' tahun
B. Diagnosis
11111111
(ejala mun)ul *-+ minggu setelah infeksi saluran nafas atas atau kulit Pasien umumnya
datang dengan keluhan hematuria nyata (gross hematuria), edema, hipertensi dan oliguria/anuria
Pada beberapa kasus didapatkan kejang dan penurunan kesadaran akibat adanya ensefalopati
hipertensi, dapat juga ditemukan gagal jantung kongestif
C. Pemerisaan Pen!n"ang # La$oratori!m
1. Pa%a &at! mas! RS '
a. ,arah -
.b,.t, leukosit, hitung jenis, laju endap darah (/0,), ureum, kreatinin, albumin, globulin,
total protein, kolesterol,elektrolit, AS12, 34P, komplemen 3', analisis gas darah (A(,)
b. "rinalisis -
5arna, kekeruhan, protein, reduksi, sedimen, (leukosit, eritrosit, torak eritrosit/
hialin/granuler, kristal dsb)
c. .apus tenggorok
,ibiakan dan dikerjakan tas sensiti6itas
d. 7oto toraks
e. 0!(
2. Pa%a (ari)(ari *era&atan se+an"!tn,a '
a. ,arah
8ika ada kenaikan kadar ureum/kreatinin, pemeriksaan diulang setiap ' hari sampai
nilainya normal kembali
.b, .t, /eukosit, hitung jenis, /0,, albumin, globulin, total protein, elektrolit diulang
tiap minggu sekali
b. "rine -
1iap hari tampung selama +9 jam, di)atat jumlahnya,dan dihitung balans serta
diuresisnya dan analisis protein urin / tes 0sba)h
1iap hari Senin dan !amis (+ kali seminggu) dilakukan urinalisis untuk iwarna,
kekeruhan, protein, reduksi, sediment
8ika urin mengandung banyak leukosit, diambil urin steril, dibiakan diperiksa jumlah
kuman dan tes sensiti6itas
1imbang berat badan - Setiap pagi hari sehabis mandi.
D. Diagnosis -an%ing
1. Sindroma :efrotik
2. Pielonefritis
3. (lomerulonefritis kronis
4. ;atu saluran kemih
E Tata+asana
* 1irah baring- Pada penderita yang tampak sakit, misalnya terdapat
22222222
penurunan kesadaran, kejang, hipertensi, atau edema anasarka
2. ,iet ginjal - tergantung klinis, kadar ureum dan kreatinin
!alori sesuai kebutuhan harian
a. ;ila kadar ureum dan kreatinin normal diberikan diet nefrotik- protein +-' gram/kg/hari,
rendah garam * gram/hari
b. ;ila kadar ureum dan kreatinin meningkat diberikan diet nefritik- protein * gram/kg/hari,
rendah garam * gram/hari
c. Setelah sembuh - diet biasa
' Amoksisilin - $< mg/kg/hari dibagi dalam ' dosis pemberian, selama *< hari berturut-turut
9 0ritromisin - '< mg/kg/hari dibagi dalam ' dosis pemberian, selama *< hari berturut-turut,
bila penderita alergi amoksisilin
$ 2bat antihipertensi diberikan bila sistolik & *9< mm.g dan diastolik & #< mm.g (furosemid,
kaptopril) :ifedipin diberikan pada krisis hipertensi (sistolik =*><mm.g dan / diastolik
=*+<mm.g)

F. Pemanta!an
* "rin rutin + kali seminggu (' hari sekali)
+ ,arah perifer rutin * kali seminggu
' ;iakan urin waktu masuk dan setelah pengobatan
9 .apus tenggorok sebelum pengobatan untuk biakan dan uji sensiti6itas
$ 1iter 34P dan AS12 waktu masuk
? !imia darah * kali seminggu
@ "reum kreatinin bila ada pemeriksaan pertama tinggi, diulang setiap ' hari sampai kadarnya
normal
> 7oto toraks untuk melihat paru nefritik
# 0!(
*<!onsultasi mata bila ada hipertensi
**!onsultasi kardiologi bila ada gagal jantung
*+Pembatasan )airan sesuai kebutuhan berdasarkan berat badan kering / ideal ditambah
insensible water loss.
G. Kom*+iasi
* (lomerulonefritis kronik
+ (agal ginjal
' 0nsefalopati hipertensi
.. Mem!+angan *en%erita
1. Penderita dipulangkan jika gejala-gejala klinik hilang, laboratorium darah dan urin telah normal
kembali
33333333
2. !epada orang tua/ keluarga penderita diberikan penerangan/nasehat-nasehat tentang penyakit
penderita
I. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
!ontrol * minggu kemudian pada poli ginjal anak, membawa hasil laboratorium darah dan
urinalisis terakhir
/. E%!asi e+!arga
Aenjelaskan tentang perjalanan penyakit
Aenjelaskan komplikasi dari penyakit dan efek samping obat-obatan
Aenyarankan kontrol teratur pada poliklinik Subspesialis ginjal anak
SINDROM NEFROTIK (S.N)
A. Pengertian
Suatu kumpulan gejala penyakit yang terdiri dari edema, protenuria masif (B' atauB9),
44444444
hipoalbuminemia (C+,$g/dl), dan hiperkolesterolemia ,apat disertai hematuria, hipertensi, dan
gangguan fungsi ginjal Aerupakan reaksi antigen-antibodi dan ada ke)enderungan untuk
kambuh / relaps
B. Diagnosis
,idasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut-
* 0dema pitting , sering anasarka ( edema sampai daerah genitalia)
+ 2liguria/anuria
' 1ekanan darah normal / hipertensi
9 Proteinuria masif (B' sampai B9)
$ .ipoalbuminemia (C+,$ g/dl), rasio albumin/globulin terbalik
? .iperkolesterolnemia
@ "reum/kreatinin darah normal atau meninggi
> 3' normal
# ;ila perlu biopsi ginjal
C. Pemerisaan *en!n"ang
Pemeriksaan /aboratorium -
1. Pada waktu masuk rumah sakit -
a. ,arah- .b, .t, lekosit, hitung jenis, /0, , ureum, kreatinin, Albumin, (lobulin, Protein total,
!olesterol, 0lektrolit, AS12,34P, 3', analisis (as ,arah (A(,)
b. "rine - warna, kekeruhan, reduksi, protein, sedimen
2. Pada hari-hari perawatan sekanjutnya -
a. ,arah -
8ika ada kenaikan kadar ureum/kreatinin, periksa ulang setiap ' hari sampai nilainya
kembali normal
.b, lekosit, hitung jenis, /0,, ureum kreatinin, albomin, globulin, protein total dan
kolesterol diulang tiap * minggu sekali
b. "rine -
1iap hari tampung selama +9 jam, )atat jumlahnya, balans, diuresis, dan analisis protein
urin
1iap hari Senin dan !amis ( dua kali dalam seminggu) dilakukan tes urinalisis untuk
warna, kekeruhan, protein, reduksi, dan sedimen
8ika urin mengandung banyak lekosit, diambil urin steril, dibiakan diperiksa jumlah kuman
per ml urine dan tes sensiti6itas
c. 1imbang berat badan pada setiap pagi hari sehabis mandi
D. Diagnosis -an%ing
1. (agal jantung
2. (lomerulonefritis akut
55555555
3. !washiorkor
E. Tata+asana ra&at ina*
1. Dstirahat/bed rest
2. ,iet ginjal - tergantung klinis, kadar ureum dan kreatinin
!alori sesuai kebutuhan harian
a. ;ila kadar ureum dan kreatinin normal diberikan diet nefrotik- protein +-' gram/kg/hari,
rendah garam * gram/hari
b. ;ila kadar ureum dan kreatinin meningkat diberikan diet nefritik- protein * gram/kg/hari,
rendah garam * gram/hari
c. Setelah sembuh - diet biasa
3. Aedikamentosa
Antibiotika bila terdapat tanda-tanda infeksi
!ortikosteroid - prednison dengan )ara pemberian sbb-
a. 9 minggu pertama (+> hari) dengan dosis penuh + mg/kg;;/hari atau m?<mg/m
+
/hari
maksimum ><mg/hari
b. ;ila dalam 9 minggu pertama terjadi remisi, maka diteruskan dengan dosis intermiten,
yaitu +/' dari dosis penuh maksimum (9< mg/m
+
/hari) dibagi dalam ' dosis selama ' hari
berturut-turut setiap hari dalam seminggu atau selang sehari
c. ;ila selama pengobatan prednison dosis penuh +> hari tidak terjadi remisi, maka diterapi
sebagai sindroma nefrotik resisten steroid, dengan prednison 9< mg/m
+
/hari selang sehari
selama '-? bulan lalu tapering off selama + bulan Selain itu diberikan siklofosfamid oral +-
' mg/kg/hari dosis tunggal setiap hari selama '-? bulan
F. Pemanta!an
a. ;erat badan dan lingkar perut dan tekanan darah diukur setiap hari
b. "rin ditampung setiap hari- diukur jumlahnya dan berat jenis, dihitung balans, diuresis, dan
dilakukan analisis protein urin
c. ,arah tepi - rutin diulang setiap mingguE /0, waktu masuk dan diulang setiap + minggu
d. "rinalisis rutin diperiksa setiap ' hari
e. "reum dan kreatinin darah diperiksa setiap ' hari, sampai normal
f. ,arah perifer lengkap, protein total, albumin, globulin, kolesterol diulang seminggu sekali
g. 4enogram bila perlu + kaliE waktu masuk, diulang ' minggu kemudian waktu edema hilang
h. "ji PP,, foto toraks sebelum terapi kortikosteroid
G. Kom*+iasi
a. (angguan tumbuh kembang
b. Dnfeksi
c. Syok hipo6olemik
d. (agal ginjal
66666666
.. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+a
a. Se)ara klinis sehat
b. 0dema menghilang
c. Proteinuria negatif selama ' hari berturut-turut dalam seminggu
d. !olesterol darah normal
e. Protein total, albumin darah meningkat

I. Tata+asana ra&at "a+an
Penderita kontrol berkala di poli anak, membawa hasil laboratorium darah dan urinalisis serta
jadwal pemberian prednison selama perawatan di bangsal
/. E%!asi e+!arga
Aenjelaskan tentang perjalanan penyakit
Aenjelaskan komplikasi dari penyakit dan efek samping obat-obatan
Aenyarankan kontrol teratur pada poliklinik Subspesialis ginjal anak
77777777
INFEKSI SALURAN KEMI.
A. Pengertian
Pertumbuhan bakteri dalam saluran kemih, mulai dari parenkim ginjal sampai kandung kemih
Penyebab demam kedua terbanyak pada anak C + tahun Penyebab tersering adalah E.coli ,asar
diagnosis adalah jumlah bakteri = *<<<<</ml urin segar !omplikasi meliputi parut ginjal,
hipertensi, dan gagal ginjal kronik
B. Diagnosis
Anamnesis'
;er6ariasi, tidak khas, mungkin asimtomatik ,emam, muntah, diare, anoreksia,berat badan tidak
naik, disuria, polakisuria
C. Pemerisaan 0isi# La$oratori!m#Pen!n"ang
1. Pemerisaan 0isi
,emam, nyeri ketok kosto6ertebral, nyeri tekan supra simfisis, mungkin dijumpai kelainan
genitalia eksterna seperti fimosis, hipospadia, kelainan tulang belakang
2. Pemerisaan +a$oratori!m
"rinalisis didapatkan proteinuria, lekosituria (&$//P;) hematuria (&$//P;) ,iagnosis pasti
berdasarkan kultur urin dengan baku emas pengambilan sampel menggunakan pungsi supra
pubik 3ara pengambilan lain adalah kateterisasi dan urin pan)ar tengah, menyokong DS! bila
didapatkan bakteri & *<
$
"reum, kreatinin untuk menilai fungsi ginjal
3. Pemerisaan *en!n"ang
7oto polos abdomen, "S( urologi, Aiksio-sisto-uretrogram, pielografi intra6ena
D. Tata+asana
Penyebab DS! terbanyak adalah E.coli, maka diberikan antibiotika empirik @-*< hari sambil
menunggu kultur urin
2bat parenteral- Ampisilin *<<mg/kg/hari dibagi '-9 dosis atau Sefotaksim *$<mg/kg/hari dibagi 9
dosis, atau (entamisin $ mg/kg/hari dibagi +-' dosis, atau Seftriakson @$mg/kg/hari dosis tunggal
atau SeftaFidim *$<mg/kg/hari dibagi 9 dosis
2bat oral- Amoksisilin +<-9<mg/kg/hari dibagi ' dosis atau ampisilin $<-*<<mg/kg/hari dibagi 9
dosis atau Sefiksim 9 mg/kg/hari dibagi + dosis, dan kotrimoksasol
,alam +G+9 jam setelah pemberian antibiotika umumnya gejala DS! menghilang ;ila belum
membaik perlu dipikirkan untuk mengganti anbiotika ;ila ditemukan kelainan antomik atau
fungsional yang menyebabkan DS! maka perlu diberikan antibiotika profilaksis
88888888
E. Prognosis
"mumnya DS! sembuh sempurna
F. Pemanta!an
i. ,arah tepi - rutin diulang setiap mingguE /0, waktu masuk dan diulang setiap + minggu
j. "rinalisis rutin diperiksa setiap ' hari
k. "reum dan kreatinin darah
G. Kom*+iasi
e. Dnfeksi sistemik
f. (agal ginjal
.. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+a
f. Se)ara klinis sehat
"rinalisis rutin sudah normal
I. Tata+asana ra&at "a+an
Penderita kontrol berkala di poli anak, membawa hasil laboratorium darah dan urinalisis
/. E%!asi e+!arga
Aenjelaskan tentang perjalanan penyakit
Aenjelaskan komplikasi dari penyakit dan efek samping obat-obatan
Aenyarankan kontrol teratur pada poliklinik Subspesialis ginjal anak
99999999
GAGAL GIN/AL AKUT
A. Pengertian
Penurunan fungsi ginjal se)ara mendadak yang mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal
untuk mempertahankan homeostasis tubuh, ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin darah
yang progresif <,$mg/dl/hari dan ureum *<-+<mg/dl/hari ((A dapat bersifat oligurik (diuresis C*
ml/kg/jam) ataupun non oligurik
B. Diagnosis
Anamnesis'
/emah, anemis, edema, oliguri, hematuria, sesak nafas, kejang 4iwayat penyakit yang
mendasari-
((A prarenal-dehidrasi, syok, perdarahan, gagal jantung, sepsis
((A renal- pielonefritis, glomerulonefritis, nefrotoksisitas, lupus nefritis, nekrosis tubuler akut,
sindrom hemolitik uremikum, purpura .eno)h-S)honlein
((A pas)arenal- kera)unan jengkol, batu/obstruksi saluran kemih, sindrom tumor lisis, buli-
buli neurogenik
C. Pemerisaan 0isi# La$oratori!m# Pen!n"ang
1. Pemerisaan 0isi'
pernafasan !ussmaul,edema,hipertensi, dan tanda o6erload )airan seperti edema paru, gagal
jantung, dan ensefalopati hipertensi, perdarahan saluran )erna
2. Pemerisaan +a$oratori!m-
darah perifer lengkap didapatkan anemia hemolitik, trombositopenia !imiawi darah - elektrolit
ditemukan hipo/hipernatremia, hiperkalemia, hipokalsemia, hiperfosfatemia "reum dan
kreatinin umumnya meningkat .ipoalbuminemia Analisis (as ,arah (A(,) terdapat asidosis
metabolik dengan peningkatan anion gap "rinalisis ditemukan proteinuria, hematuria,
leukosituria
3. Pemerisaan *en!n"ang'
7oto toraks untuk melihat adanya edema paru dan kardiomegali, 0!( melihat tanda-tanda
gagal jantung, foto polos abdomen dan "S( urologi untuk deteksi penyakit primer
D. Penata+asanaan
1. ,iet ginjal- )ukup kalori, rendah garam dan protein
2. 1erapi penyakit primer
10 10 10 10 10 10 10 10
3. Antibiotika bila ada infeksi (dosis disesuaikan fungsi ginjal)
4. !oreksi gangguan )airan dan elektrolit
5. ,iuretik untuk mema)u diuresis- furosemid *-+ mg/kg/*+ jam,
dosis maksimal *< mg/kg/kali
6. :atrium bikarbonat *-' m0H/kg/hari bila ada asidosis metabolik
,apat dipertimbangkan dialisis peritoneal / hemodialisis bila dengan terapi medikamentosa tidak
ada respons adekuat
E. Pemanta!an
1. ;erat badan dan lingkar perut dan tekanan darah diukur setiap hari
2. "rin ditampung setiap hari- diukur jumlahnya dan berat jenis, dihitung balans, diuresis, dan
dilakukan analisis protein urin
3. ,arah tepi - rutin diulang setiap mingguE /0, waktu masuk dan diulang setiap + minggu
4. "reum dan kreatinin darah diperiksa setiap ' hari, sampai normal

F. Kom*+iasi
Dnfeksi
Syok hipo6olemik
/ung udem
(agal jantung
G. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+a
Se)ara klinis membaik
0dema menghilang
"reum dan kreatinin menjadi normal
.. Tata+asana ra&at "a+an
Penderita kontrol berkala di poli anak, membawa hasil laboratorium darah dan urinalisis serta
jadwal pemberian prednison selama perawatan di bangsal
I. E%!asi e+!arga
Aenjelaskan tentang perjalanan penyakit
Aenjelaskan komplikasi dari penyakit dan efek samping obat-obatan
Aenyarankan kontrol teratur pada poliklinik Subspesialis ginjal anak
11 11 11 11 11 11 11 11
GAGAL GIN/AL KRONIK
A. Pengertian
(angguan fungsi ginjal sehingga kreatinin naik +-' kali angka normal untuk jenis kelamin dan
usianya, atau laju filtrasi glomerulus (/7() C '<ml/mnt/*,@'m
+
selama minimal ' bulan (agal
ginjal terminal bila kreatinin & 9 kali angka normal atau /7( C *< ml/mnt/*,@'m
+
Penyebab
utamanya glomerulonefritis dan infeksi saluran kemih
-. Diagnosis
Anamnesis'
4iwayat DS! dan/glomerulonefritis !eluhan tidak spesifik, seperti pu)at, letargi, anoreksia,
muntah, hipertensi, polidipsi, poliuri, produksi urin berkurang, dan edema
C. Pemerisaan 0isi# La$oratori!m#Pen!n"ang
1. Pemerisaan 0isi'
/etargis, anemis, gangguan kesadaran, hipertensi, pernafasan )epat-dalam (!ussmaul) dan
edema ,apat ditemukan gangguan pertumbuhan, perdarahan, gangguan jantung dan
neurologi (gangguan multiorgan)
2. Pemerisaan +a$oratori!m'
,arah perifer lengkap terdapat tanda anemia hemolitik !imiawi darah- elektrolit
hipo/hipernatremia, hiperkalemia, hipokalsemia, dan hiperfosfatemia "reum dan kreatinin
meningkat .ipoalbuminemia Analisis (as ,arah (A(,) terdapat asidosis metabolik dengan
peningkatan anion gap "rinalisis ditemukan proteinuria, leukosituria, hematuria/
3. Pemerisaan *en!n"ang
7oto toraks menilai edema paru dan kardiomegali, bone age, 0!( untuk tanda-tnda
keterlibatan jantung, "S( urologi untuk men)ari etiologi dan menyingkirkan adanya obstruksi
saluran kemih
D. Tata+asana
12 12 12 12 12 12 12 12
1. ,iet ginjal- )ukup kalori, rendah garam dan protein
2. Antibiotika bila ada infeksi (dosis disesuaikan fungsi ginjal)
3. Antihipertensi bila sistolik&*9< mm.g diastolik&#< mm.g
4. ,iuretik untuk mema)u diuresis- furosemid *-+ mg/kg/*+ jam, dosis maksimal *< mg/kg/kali
5. Suplemen kalsium dan 6itamin ,
6. 0ritropoietin $<-*$<ug/kg/kali, ' kali seminggu
7. .emodialisis
E. Pemanta!an
"rin ditampung setiap hari- diukur jumlahnya dan berat jenis, dihitung balans, diuresis,
dan dilakukan analisis protein urin
,arah tepi - rutin diulang setiap mingguE /0, waktu masuk dan diulang setiap +
minggu
"rinalisis rutin diperiksa setiap ' hari
"reum dan kreatinin darah diperiksa setiap ' hari

F. Kom*+iasi
(angguan tumbuh kembang
Dnfeksi
Anemia
"dem paru
(agal jantung
"rtikaria
G. Pen%erita %in,ataan mem$ai $i+a
Se)ara klinis ada perbaikan
0dema berkurang
.. Tata+asana ra&at "a+an
Penderita kontrol berkala di poli anak, membawa hasil laboratorium darah dan urinalisis serta
jadwal pemberian prednison selama perawatan di bangsal
I. E%!asi e+!arga
Aenjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosis penyakit
Aenjelaskan komplikasi dari penyakit dan efek samping obat-obatan
Aenyarankan kontrol teratur pada poliklinik Subspesialis ginjal anak
13 13 13 13 13 13 13 13
DEMAM -ERDARA. DENGUE
A. Pengertian
,emam berdarah dengue (,;,) adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan 6irus
genus Flavivirus, famili Flaviviridae, yang ditandai dengan demam tinggi mendadak, selama + I @ hari,
disertai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan yang dapat
menimbulkan kematian
Ada 9 tipe 6irus dengue yaitu den-*, den-+, den-', dan den-9, melalui perantaraan nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopticus !eempat serotipe terdapat di Dndonesia dan den-' adalah serotype
yang dominan, diikuti den-+
Patogenesis ke)enderungan berdarah dan renjatan belum dapat diterangkan se)ara pasti Salah
satu teori menyatakan ,;, akan manifes apabila orang terkena infeksi sekunder oleh 6irus tipe yang
berbeda dari yang pertama Patogenesis diterangkan sebagai berikut-
14 14 14 14 14 14 14 14

-. Diagnosis
Anamnesis
,emam merupakan tanda utama, terjadi mendadak tinggi, selama +-@ hari
,isertai lesu, tidak mau makan dan muntah
Pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala, nyeri otot an nyeri padaperut
,iare kadng-kadang dapat ditemukan perdarahan paling sering dijumpai adalah pedarahan
pada kulit dan mimisan
Pemeriksaan fisik
(ejala klinis ,;,, diawali demam mendadak tinggi, fa)ial flush, muntah, nyeri kepala,
nyeri otot, nyeri sendi, nyeri tenggorokan dengan faring hiperemis, nyeri dibawah lengkung
iga kanan (ejala penyerta tersebut lbih men)olk paa ,; daripada ,;,
!elainan fungsi hati dan hepatomegali lebih men)olok pada ,;,
15 15 15 15 15 15 15 15
Perbedaan pada ,; dan ,;, adalah pada ,;, terjdi peningkatan permeabilita plasma
sehingga terjadi prembesan plasma, hipo6olemia dan syok
Perembesan plasma akan menyebabkan ekstra6asasi )airan ke rongga pleura dan
abdomen selama +9-9> jam
7ase kritis terjadi selama hari ke '-$ perjalanan penyakit Pada saat ini suhu tubuh turun
yang dapat menjadi tnda penyembuhan pada penyakit ringan dan awal dari awal tanda
syok pada ,;,
Perdarahan dapat berupa petekie, epistaksis, melena , ataupun hematuria
C. Pemerisaan *en!n"ang
La$oratori!m
1. ,arah perifer- .b, lekosit, hitung jenis lekosit, hematokrit, trombosit Pada apusan darah
perifer dapat juga dinilai limfosit plasma birumeningkat *$%
2. "ji serologis (Dg( dan DgA anti dengue), uji hemaglutinasi inhibisi dilakukan saat fase akut dan
fase kon6alesens
Dnfeksi primer
Serum akut C *- +<, derum kon6alesens naik 9 G atau lebih namun tidak melebihi *
E*+><
Dnfeksi sekunder
Serum akut C * - +<, kon6alesens = *-+$?<
Serum akut = *- +<, kon6alesens naik 9 G atau lebih
1ersangka infeksi sekunder yang baru terjadi (Presumpti6e se)ondary infe)tion),
serum akut = *+><, serum kon6alesens dapat lebih besar atau sama
3. Pemeriksaan radiologis- (rutan pemeriksaan sesuai indikasi klinis)
Pemeriksaan foto dada dilakukan atas indikasi- *)dalam klnis ragu-ragu namun perlu diingat
bahwa terdapat kelainan radiologis pada perembesan plasma +<-9<% +) Pemantauan klinis
sebagai pedoman pemberian )airan
!alainan radiologis, dilatasi pembuluh darah paruterutama daerah hilus kananlebih radioopak
dibandingkan dengan yang kiri, kubah diafragma kanan lebih tinggi dari yang kiri dan efusi
pleura
"S(- efusi pleura, asites, kelainan (penebalan ) dinding 6esika felea dan 6esika urinaria
,iagnosis ,;, ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium (5.2 *##@)
!riteria !linis-
,emam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama + I @
hari
16 16 16 16 16 16 16 16
1erdapat menifestasi perdarahan, termasuk uji bendung positif, petekie, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis dan/melena
Pembesaran hati
Syok, ditandai dengan nadi )epat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki
dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah
!riteria laboratorium
1rombositopenia (*<<<<</Jl atau kurang)
.emokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit = +<% menurut standar umur dan jenis
kelamin
,ua kriteria klinis pertama B trombositopenia dan hemokonsentrasi, dikonfirmasi dengan uji
serologik hemaglutinasi
Dera"at D-D men!r!t 4.O
,;, derajat D ,emam disertai gejala tidak khas Satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah uji torniHuet positif
,;, derajat DD ,;, derajat D disertai perdarahan spontan
,;, derajat DDD 1erdapat kegagalan sirkulasi, yaitu nadi )epat dan lembut,
tekanan / amplitudo nadi menurun (K +< mm.g) atau hipotensi
disertai kulit teraba dingin dan lembab, penderita gelisah
,;, derajat DL 4enjatan berat dengan nadi tak teraba, tensi tak terukur,
kesadaran amat menurun
Pada ,;, derajat DDD dan DL dapat terjadi berbagai keka)auan metabolisme-
.ipoksia jaringan metabolisme anaerob akumulasi asam laktat asidosis
Asidosis diperhebat oleh oliguri akibat perfusi yang sangat berkurang pada ginjal
Alkalosis respiratorik kompensatoir, terutama pada masa penyembuhan dengan pemakaian )airan
4inger /aktat
:a
B
menurun, sedang !
B
meningkat, yang kembali normal dengan pemakaian 4inger /aktat
D. Diagnosis -an%ing
Semua penyakit dengan manifestasi demam tinggi mendadak-
1. 7aringitis akut
2. DS! akut
3. Dnfeksi susunan saraf pusat
4. Aalaria
5. Proses supurasi
6. ,engue 7e6er
17 17 17 17 17 17 17 17
7. 3hikungunya
E. Tata+asana
1erapi ,;, dibagi menjadi 9 bagian
a. 1ersangka infeksi dengue
b. ,;, derajat D atau DD tanpa peningkatan hematokrit
c. ,;, derajat DD dengan peningkatan hematokrit = +<%
d. ,;, derajat DDD dan DL
I. D-D tan*a s,o (%era"at I %an II)
Me%iamentosa
Antipiretik dapat diberikan, sebaiknya diberikan parasetamol, bukan aspirin
,iusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan (misalnya antasid, anti emetik) untuk
mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati
!ortikosteroid diberikan pada ,;, ensefalopati, apabila terdapat perdarahan saluran )erna
kortikosteroid tidak diberikan
Antibiotik diberikan untuk ,;, ensefalopati
S!*oti0
Aengatasi kehilangan )airan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan
perdarahan
!un)i keberhasilan terletak pada kemampuan mengatasi masa peralihan dari fase demam ke fase
penurunan suhu dengan baik
3airan intra6ena diperlukan, apabila-
Anak terus-menerus muntah, tidak mau minum, demam tinggi, dehidrasi dapat memper)epat
terjadinya syok
:ila hematokrit )enderung meningkat pada pemeriksaan berkala
II. D-D %isertai s,o (sin%rom s,o %eng!e5 %era"at III %an I6)
Penggantian 6olume plasma segera, )airan intra6ena larutan 4inger /aktat *< I +< ml/kgbb se)ara
bolus diberikan dalam waktu '< menit ;ila syok belum teratasi tetap berikan 4inger /aktat +<
ml/kgbb ditambah koloid +< I '< ml/kgbb/jam, maksimal *$<< ml/hari
Pemberian )airan *< ml/kgbb/jam tetap diberikansampai +9 jam pas)a syok Lolume )airan
diturunkan menjadi @ ml/kgbb/jam dan selanjutnya $ ml/kgbb/jam dan ' ml/kgbb/jam bila tanda 6ital
baik
8umlah urin = + ml/kgbb/jam merupakan indikasi bahwa sirkulasi membaik
Pada umumnya )airan tidak perlu diberikan lagi 9> jam setelah syok teratasi
2ksigen + I 9 //menit pada ,;, syok
!oreksi asidosis metabolik dan elektrolit pada ,;, syok
Pemberian darah atas indikasi-
1erdapat perdarahan masif se)ara klinis
Setelah pemberian )airan kristaloid, koloid, syok menetap, hematokrit turun, diduga telah
terjadi perdarahan, berikan darah segar *< ))/kg
18 18 18 18 18 18 18 18
Apabila kadar hematokrit menetap & 9< 6ol%, maka berikan darah dalam jumlah ke)il
Plasma segar beku dan suspensi trombosit berguna untuk koreksi gangguan koagulasi pada
kadar trombosit C $<<<</mm
'
atau ,D3 pada syok berat yang menimbulkan perdarahan masif
Pemberian transfusi suspensi trombosit pada ,D3 harus selalu disertai plasma segar (berisi
faktor koagulasi yang diperlukan) untuk men)egah perdarahan lebih hebat
III. D-D Ense0a+o*ati
Pada ensefelopati )enderung terjadi edema otak dan alkalosis, maka bila syok telah teratasi, )airan
diganti dengan )airan yang tidak mengandung .32'
-
dan jumlah )airan segera dikurangi /arutan
4inger /aktat segera ditukar dengan (lukosa ($%) - :a3l (<,#%) M ' - *
F. Pemanta!an
Pengawasan dan pemantauan ketat terhadap pasien ,;, dengan renjatan merupakan hal yang
terpenting untuk men)apai keberhasilan Pemantauan terdiri dari-
!edaan umum, tanda perdarahan (luar maupun organ dalam), rasa lemas, keringat dingin,
kesadaran
1anda-tanda 6ital (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah) dipantau tiap jam dengan )atatan ()hart
khusus agar dapat segera dianalisis)
Abdomen- hepatomegali, awasi nyeri epigastrium (awasi syok)
2rgan lain- jantung (takikardia supra6entrikular), pasru (efusi pleura, pernafasan !ussmaul, edema
paru akibat kelebihan )airan)
"rin tampung untuk memantau perbaikan perfusi ginjal (keberhasilan terapi)
/aboratorium-
!adar hemoglobin, hematokrit, dan trombosit tiap ? jam, minimal tiap *+ jam
Pada ,;, syok, lakukan )ross mat)h darah untuk persiapan transfusi darah apabila diperlukan
Pasien ,;, perlu dirujuk ke D3" Anak atas indikasi-
Syok berkepanjangan (syok tidak teratasi lebih dari ?< menit)
Syok berulang (pada umumnya disebabkan oleh perdarahan internal)
Perdarahan saluran )erna hebat
,;, ensefalopati
7aktor risiko terjadinya komplikasi -
0nsefalopati dengue dapat terjadi pada ,;, dengan atau tanpa syok
!elainan ginjal , akibat syok berkepanjangan dapat terjadi gagal ginjal akut
0dema paru, seringkali terjadi akibat o6erloading )airan
G. In%iasi *!+ang
Penderita diperbolehkan pulang bila-
1. ;ebas demam * G +9 jam tanpa antipiretik
2. 8umlah trombosit & $<<<</mm'
3. nafsu makan membaik
4. se)ara klinis tampak perbaikan
19 19 19 19 19 19 19 19
5. hematokrit stabil
6. tiga hari setelah syok teratasi
7. 1idak dijumpai distres pernafasan
I. E%!asi e+!arga
Aenjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosis penyakit
Aenjelaskan komplikasi dari penyakit dan efek samping obat-obatan
Aenyarankan kontrol teratur pada poliklinik Subspesialis penyakit
Dnfeksi tropik anak
DEMAM TIFOID
A. Pengertian
,emam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pen)ernaan,
disebabkan oleh Salmonella Typhi dengan gejala demam naik bertahap tiap hari, men)apai suhu
tertinggi pada akhir minggu pertama, diikuti demam terus menerus tinggi pada minggu kedua, disertai
20 20 20 20 20 20 20 20
gangguan pen)ernaan dan gangguan kesadaran
-. Patogenesis ( +i(at $agan )
C.Diagnosis %an *emerisaan *en!n"ang
Ge"a+a +inis
1. Panas & @ hari, biasanya naik betahap, men)apai suhu tertinggi pada minggu pertama, minggu
kedua demam terus menerus tinggi
2. anak sering mengigau (delirium) malaise, letargis, anoreksia, nyeri kepala, nyeri perut, diar atau
konstipasi, muntah, perut kembung
3. pada demam tipoid bert dapat terjsdi penurunan kesadaran, kejang dan ikterus
La$oratori!m
Dara( te*i-
Anemia, pada umumnya terjadi karena supresi sumsum tulang, defisiensi 7e, atau perdarahan
usus
/eukopenia, namun jarang C '<<</J/
/imfositosis relatif
1rombositopenia, terutama pada demam tifoid berat
-agan *atogenesis %emam ti0oi%.
21 21 21 21 21 21 21 21

Pemerisaan sero+ogi
Serologi 5idal- kenaikan titer S. typhi titer O = * E +<<, atau kenaikan 9 G titer fase akut ke fase
kon6alesens
!adar DgA dan Dg( (Typhidot)
1ubeG test & ?
-iaan sa+mone++a
;iakan darah terutama pada minggu *- + dari perjalanan penyakit
;iakan sumsum tulang masih positif sampai minggu ke-9
Pemerisaan ra%io+ogis
7oto toraks, apabila diduga diduga terjadi komplikasi pneumonia
7oto abdomen bila diduga terjadi komplikasi intestinal seperti perforasi usus dan perdarahan
saluran )erna
D. Pen,!+it#Kom*+iasi
22 22 22 22 22 22 22 22
Perforasi usus atau perdarahan saluran )erna
Suhu menurun, nyeri abdomen, muntah, nyeri tekan pada palpasi, bising usus menurun sampai
menghilang, defan)e mus)ulair positif, pekak hati menghilang
0kstraintestinal-
0nsefalopati tifoid, hepatitis tifosa, meningitis, pneumonia, syok septik, pielonefritis, endokarditis,
osteomielitis, dll
F. Diagnosis -an%ing
Stadium dini- influenFa, gastroenteritis, bronkitis, pneumonia
1uberkulosis, infeksi jamur sistemik, malaria
,emam tifoid berat- sepsis, leukemia, limfoma, meningitis tuberkulosa
G. Tata+asana *en%erita ra&at ina*
1. dmam tifoid berat harus rawat inap di rumah sakit
2. 3airan dan kalori
;ila demam tinggi dengan muntah atau diare, bila perlu intake melalui sonde lambung
Pada ensefalopati, kebutuhan )airan dikurangi menjadi 9/$ kebutuhan dengan kadar natrium
rendah
!ebutuhan 6olume )airan intra6askular dan jaringan dipenuhi dengan pemberian oral /
parenteral
Pertahankan fungsi sirkulasi dengan baik
Pertahankan oksigenasi jaringan, bila perlu bweikan oksigen
Pelihara keadaan nutrisi
Pengobatan gangguan asam basa dan elektrolit
' ,iit-
Aakanan tidak berserat dan mudah di)erna
Setelah demam reda, dapat segera diberikan makanan yang lebih padat dengan kalori )ukup
9 Antipiretik diberikan bila demam & '#
<
3, ke)uali pada riwayat kejang demam dapat diberikan lebih
awal ,iberikan Parasetamol *< mg/kgbb/kali
$ 1ransfusi darah kadang diperlukan pada perdarahan saluran )erna dan perforasi usus
? Aedikamentosa
Anti$ioti
!loramfenikol (drug of choice)- @$ mg/kgbb/hari, oral atau i6, dibagi ' atau 9 dosis, dosis
maksimum + g/hari, diberikan selama *< I *9 hari, minimal @ hari, sampai ' hari bebas panas
Amoksisilin- *<< mg/kgbb/hari, oral atau intra6ena, selama *< hari
!otrimoksasol- ? mg/kgbb/hari, oral, selama *< hari
23 23 23 23 23 23 23 23
Seftriakson- +< - >< mg/kgbb/hari, intra6ena atau intramuskular, sekali sehari selama $ hari
Sefiksim- *< mg/kgbb/hari, oral, dibagi + dosis Aaksimum + G +<< mg/hari ,iberikan selama
*< hari sampai ' hari bebas panas
!ortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran
,eksametason- * I ' mg/kgbb/hari intra6ena dibagi ' dosis sampai kesadaran membaik
@ ;edah
1indakan bedah diperlukan bila ada penyulit perforasi usus
.. Pemanta!an
1. !eadaan umum, tanda-tanda 6ital
2. Aasukan makanan / )airan
3. terapi E e6aluasi demam dngan memonitor suhu Apabila pada hari ke 9-$ setelah pengobatan
demam tdk reda, maka harus segera die6aluasi kembali adakah komplikasi, sumber infeksi lain,
resistensi salmonella typhy terhadap antibiotik, atau kemungkinan salah menegakkan diagnosis
4. !emungkinan komplikasi-
4enjatan awal minggu ke +- kedaan umum, tanda utama
Perforasi dan perdarahan usus minggu ke +- keadaan umum, pemeriksaan fisik, tinja, darah
tepi, radiologi
Aiokarditis minggu ke +-'- pemeriksaan fisik, 0!(
Penekanan sumsum tulang karena klomramfenikol- angka trombosit, jumlah granulosit,
retikulosit
4. Pemeriksaan widal dapat diulang seminggu kemudian kalau hasil pertama negatifE kenaikan titer
& 9G lipat diagnosis tifoid
5. pasien dapat dipulangkan apabila tidak ada demam selama +9 jamtanpa antipiretik, nafsu makan
membaik, dan tidak dijumpai komplikasi Pengobatan dapat dilanjutkan dirumah
I. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
1. :asihat istirahat (tirah baring)
2. :asihat diit
3. !ontrol- keluarga melaporkan perkembangan anak di rumah setiap ' hari sekali 1erutama
mengenai suhu badan, gejala dan tanda komplikasi Anak dapat kontrol ke rumah sakit setelah @
hari bebas panas
/. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+a
(ejala dan tanda sudah hilang, bebas panas @ hari
1idak ada komplikasi atau sudah sembuh dari komplikasi
K. E%!asi e+!arga
24 24 24 24 24 24 24 24
Aenjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosis penyakit
Aenjelaskan komplikasi dari penyakit dan efek samping obat-obatan
Aenyarankan kontrol teratur pada poliklinik Subspesialis penyak
infeksi tropik anak
25 25 25 25 25 25 25 25
DIFTERIA
A. Pengertian
,ifteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh
!orynebacterium diphteriae dengan ditandai poembentukan pseudomembran pada kulit dan / atau
mukosa Dnfeksi ini terutama menyerang saluran pernafasan atas dan kuman menghasilkan
eksotoksin yang menimbulkan gejala umum dan lokal
-. Ti*e gam$aran +inis %i0teria
1. Di0teria (i%!ng
Aenyerupai )ommon )old, dengan gejala pilek ringan tanpa atau disertai gejala sistemik ringan
Sekret hidung berangsur menjadi serosanguinus dan kemudian mukopurulen menyebabkan
le)et pada nares dan bibir atas
Aembran putih pada septum nasi
2. Di0teria tonsi+)0aring
Anoreksia, malaise, demam ringan, dan nyeri menelan
,alam *-+ hari kemudian timbul membran melekat, berwarna putih kelabu dapat menutup tonsil
dan dinding faring, meluas ke uvula dan palatum molle atau ke bawah laring dan trakea yang
mudah berdarah
/imfadenitis ser6ikal dan submandibularis, bila limfadenitis terjadi bersama dengan edema
jaringan lunak leher yang luas, timbul bullnec".
Pada kasus berat, dapat terjadi gagal napas
,apat terjadi paralisis palatum molle baik uni maupun bilateral, disertai kesukaran menelan
menelan dan regurgitasi
3. Di0teria +aring
(ejala klinis sukar dibedakan dari tipe infectious croups lainnya seperti napas berbunyi, stridor
progresif, suara parau dan batuk kering
;ila terjadi sebagai perluasan dari difteria laring, maka gejala yang tampak merupakan
)ampuran dari gejala obstruksi dan toksemia
7. Lain)+ain
,ifteria kulit, 6ul6o6aginal, konjungti6a, dan telinga
C. Diagnosis
,itegakkan harus berdasarkan atas pemeriksaan klinis, karena penundaan pengobatan akan
membahayakan jiwa Penentuan kuman difteria dengan sediaan langsung kurang dapat diper)aya
3ara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi se)ara fluores)ent antibody te)hniHue ,iagnosis
pasti adalah dengan isolasi 3 ,iphteriae dengan pembiakan pada media /oeffler
26 26 26 26 26 26 26 26
D. Diagnosis $an%ing
Di0teria (i%!ng-
#hinorrhea (common cold$ sinusitis$ adenoiditis)
;enda asing dalam hisung
/ues kongenital
Di0teria 0aring
.arus dibedakan dari tonsillitis membranosa akut yang disebabkan oleh Streptokokus (tonsillitis
akut, septic sore throat)
%ononucleosis infectiosa
1onsilitis membranosa non ba)terial
1onsilitis herpetika primer
Aoniliasis
&lood dyscrasia
Paska tonsilektomi
Di0teria +aring
/aringitis
'nfectious croups( spasmodic croup
Angioneurotic edema pada laring
;enda asing dalam laring
Di0teria !+it
Dmpetigo
Dnfeksi kulit akibat streptokokus atau stafilokokus
E. Tata+asana
1atalaksana penderita rawat inap
1. Penderita dirawat di ruang isolasi sampai masa akut terlampaui dan biakan hapusan tenggorok
negatif + kali berturut-turut Pada umumnya pasien tetap diisolasi sampai + I ' minggu
2. 1irah baring selama kurang lebih + I ' minggu
3. Aenjaga jalan napas supaya selalu bebas, bila perlu dilakukan trakeostomi kalau ada obstruksi
!elembaban jalan napas dijaga dengan menggunakan nebuliFer
4. 2ksigenasi bila perlu
5. ,iit 1!1P, masukan )airan adekuat, bila perlu diberikan makanan lewat sonde lambung
6. Antibiotik, diberikan untuk eradikasi kuman
Penisilin prokain $<<<< I *<<<<< "nit/kg/hari selama *< hari, atau sampai ' hari bebas
panas
;ila hipersensitif terhadap Penisilin Prokain dapat diberikan 0ritromisin 9< I $< mg/kg/hari,
dibagi 9 dosis
Ampisilin *<< mg/kgbb/ahri dibagi ' dosis, diberikan sampai ' hari bebas panas
27 27 27 27 27 27 27 27
7. Spesifik
Antitoksin- Anti ,iphteria Serum (A,S)
Antitoksin harus segera diberikan setelah dibuat diagnosa difteria
Pemberian antitoksin pada hari D menurunkan angka kematian C * %, sedangkan penundaan
lebih dari hari LD akan meningkatkan angka kematian sampai '<%
,osis A,S menurut lokasi membran dan lama sakit
Ti*e %i0teria Dosis ADS (KI) Cara *em$erian
,ifteria hidung +<<<< Dntramuskular
,ifteria tonsil 9<<<< Dntramuskular atau
intra6ena
,ifteria faring 9<<<< Dntramuskular atau
intra6ena
,ifteria laring 9<<<< Dntramuskular atau
intra6ena
!ombinasi lokasi di
atas
><<<< Dntra6ena
,ifteria disertai
penyulit, bullnec"
><<<< I *<<<<< Dntra6ena
1erlambat berobat
(& @+ jam), lokasi di
mana saja
><<<< I *<<<<< Dntra6ena
Sebelum pemberian A,S harus dilakukan uji kulit atau uji mata, karena dapat terjadi anafilaktikE
siapkan larutan adrenalin * - *<<< dalam semprit
"ji kulit dilakukan dengan menyuntikkan <,* ml A,S dalam garam fisiologis * - *<<< se)ara
intrakutan .asil positif bila dalam +< menit terjadi indurasi & *< mm
"ji mata dilakukan dengan meneteskan * tetes larutan serum * E *< dalam garam fifiologis Pada
mata yang lain diteteskan garam fisiologis .asil positif bila dalam +< menit tampak gejala hiperemis
pada konjungti6a bulbi dan lakrimasi
;ila uji kulit/mata positif, A,S diberikan )ara desensitisasi (;esredka)
7. Litamin ;*- ' G *<< mg sampai *< hari
8. Penanganan komplikasi tergantung jenisnya
9. !ortikosteroid diberikan bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau
tanpa bullnec") atau bila terdapat miokarditis !ortikosteroid tidak bermanfaat untuk men)egah
miokarditis
28 28 28 28 28 28 28 28
F. Pemanta!an
1. !eadaan umum dan tanda utama
2. !emungkinan sumbatan jalan napas, pemeriksaan tenggorok
3. Aasukan makanan/)airan
4. 8antung- pemeriksaan auskultasi jantung, 0!( tiap minggu untuk memantau timbulnya miokarditis
minggu ke +
5. ;ila perlu dipasang monitor jantung
6. Pemeriksaan usap tenggorok langsung penderita dilakukan sampai tiga hari hasil negatif
7. Pemeriksaan usap tenggorok untuk kontak serumah dengan )ara langsung atau biakan, bila
positif diberikan 0ritromisin $< mg/kgbb/hari
G. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
Penderita pulang rawat inap kontrol ke poliklinik, dan ditatalaksana sebagai berikut-
,ipantau kemungkinan komplikasi, seperti miokarditis dan kelumpuhan saraf (palatum molle, pita
suara, dll)
Aedikamentosa kalau perlu diteruskan
.. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+a'
1. (ejala dan tanda sudah hilang
2. "sap tenggorok hasil negatif ' kali berturut-turut
3. 0!( normal ' kali berturut-turut bagi yang ada komplikasi jantung
D. E%!asi e+!arga
Aenjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosis penyakit
Aenjelaskan komplikasi dari penyakit dan efek samping obat-obatan
Aenyarankan kontrol teratur pada poliklinik Subspesialis penyak
infeksi tropik anak
29 29 29 29 29 29 29 29
PERTUSIS
A. Pengertian
Pertusis merupakan penyakit infeksi akut yang ditandai dengan batuk, spasmodik, paroksismal
Penyakit ini disebabkan oleh &ordetella pertusis atau )emofilus pertusis
- .Diagnosis
,iagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut-
Ge"a+a +inis
Stadium kataral- gejala seperti )ommon )old, belum menujukkan gejala khas
Stadium paroksismal- batuk khas
;iasanya ada kontak dengan penderita pertusis * minggu sebelumnya (inkubasi ? I *+ hari)
Anak belum mendapat 6aksinasi ,P1
,emam ringan, kadang dijumpai dehidrasi karena muntah yang sering
!omplikasi- muka sembab, hematom subkonjugti6a, hernia, prolaps rekti, pneumonia, emfisema
sub kutis, kejang, ensefalopati
C. Pemerisaan *en!n"ang
,arah tepi- stadium kataral dan awal stadium paroksismal dijumpai lekositosis, bisa berat sampai
+<<<< atau lebih dan limfosistosis absolut
.apusan tenggorok- ;ordetella pertusis (B)
D. Diagnosis $an%ing
Stadium kataral- common cold, morbili, influenFa
Stadium paroksismal- pseudopertusis
E. Tata+asana
1. Penderita dengan indikasi rawat inap dirawat di ruang isolasi
2. 2ksigenasi bila perlu
3. ,ipantau masukan makanan, )airan, bila perlu diberikan )airan parenteral
4. ,iit tinggi kalori tinggi protein
5. Aedikamentosa
Antibiotik- (terutama pada stadium kataral)
30 30 30 30 30 30 30 30
0ritromisin- $<mg/kgbb/hari dibagi 9 dosis selama @ hari
!loramfenikol- '< I $< mg/kgbb/hari
Aukolitik-
;romheGin
;ayi- ' G <,> mg
Anak C $ th- + G 9 mg
Anak $- -*< th- 9 G 9 mg
Anak & *< th- ' G > mg
(liserin guaiakolat
Anak& ? th- $< I *<< mg tiap + I ? jam, maksimal ?<< mg/kali
Sedati6a bila perlu
Phenobarbital- ' -$ mg/kgbb/hari, per oral, dibagi + I ' dosis
;ayi- *< mg/kgbb/kali, im
Anak- @$ I *<< mg/kali im
Antitusif- biasanya diperlukan untuk men)egah komplikasi akibat batuk hebat-
!odein- *mg/kgbb/kali, ' kali sehari ( kodein sedapat mungkin dihindari)
,ekstrometorfan - * mg/kgbb/hari, dibagi ' - 9 dosis
Antitusif lain
6. Penanganan komplikasi tergantung jenis komplikasinya
F. Pemanta!an
1. !eadaan umum dan tanda utama
2. !eseimbangan )airan
3. Aasukan makanan
4. !emungkinan timbulnya komplikasi
G. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
Penderita pulang rawat inap kontrol ke poliklinik, dan ditatalaksana sebagai berikut-
,ipantau kemungkinan komplikasi, seperti bronkopneumonia, perdarahan konjungti6a oleh karena
batuk yang terlampau kuat
;iru oleh karena akumulasi lendir terutama pada bayi ke)il
Aedikamentosa kalau perlu diteruskan
31 31 31 31 31 31 31 31
.. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+a'
(ejala dan tanda sudah hilang

D. E%!asi e+!arga
Aenjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosis penyakit
Aenjelaskan komplikasi dari penyakit dan efek samping obat-obatan
Aenyarankan kontrol teratur pada poliklinik Subspesialis penyakit
infeksi tropik anak
TETANUS
A. Pengertian
1etanus adalah suatu penyakit toksemik akut dan fatal yang disebabkan oleh !lostridium tetani
dengan tanda utama spasme tanpa gangguan kesadaran
-. Pemerisaan
1. Anamnesis
4iwayat trauma, pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak steril, riwayat otitis media
supurati6a kronik (2AS!), atau gangren gigi
4iwayat tidak diimunisasi / tidak lengkap imunisasi tetanus
2. Pemeriksaan fisik
Aasa inkubasi $ I *9 hari
(ejala awal- trismus, pada neonatus tidak dapat/sulit menetek, mulut men)u)u ,isertai kaku
kuduk, resus sardonikus, opistotonus, perut papan Selanjutnya dapat terjadi kejang, apabila
dirangsang atau kejang spontan, pada kasus berat dijumpai status kon6ulsi6us
Dera"at *en,ait
Dera"at I (tetan!s ringan)
1rismus ringan sampai sedang
!ekakuan umum, kaku kuduk, opistotonus, perut papan
1idak dijumpai disfagia atau ringan
1idak dijumpai kejang
1idak dijumpai gangguan respirasi
Dera"at II (tetan!s se%ang)
1rismus sedang
!ekakuan jelas
32 32 32 32 32 32 32 32
,ijumpai kejang rangsang, tidak ada kejang spontan
1akipnea
,isfagia ringan
Dera"at III (tetan!s $erat)
1rismus berat
2tot spastis, kejang spontan
1akipnea, takikardia
Apnei) spell
,isfagia berat
Akti6itas sistem autonom meningkat
Dera"at I6 (sta%i!m termina+)' %era"at III %itam$a(
(angguan autonom berat
.ipertensi berat dan takikardi, atau
.ipotensi dan bradikardi
.ipertensi berat atau hipotensi berat
3. /aboratorium darah, urin, feses
C. Pen,!+it tetan!s
(angguan 6entilasi paru
Aspirasi pneumonia
Pneumonia
Ateletaksis
0mfisema mediastinal
Pneumotoraks
Sepsis
7raktur 6ertebra
Abses gigi, parafaring, retrofaring, peritonsilar
Aenigitis bakterial
0nsefalitis
4abies
33 33 33 33 33 33 33 33
!era)unan striknin
0fek simpang fenotiaFin
1etani
0pilepsi
D. Tata+asana
1. Anti$ioti
Penisilin prokain- $<<<< D"/kgbb/kali, im, tiap *+ jam, atau
Ampisilin- *$< mg/kgbb/hari, i6 dibagi 9 dosis, atau
AetronidaFole- loading dose *$ mg/kg/jam, selanjutnya @,$ mg/kg tiap ? jam, i6, atau
0ritromisin- 9< I $< mg/kg/hari po, dibagi 9 dosis, atau
Sefotaksim $< I *<< mg/kg/hari dibagi ' dosis
2. Netra+isasi tosin
Anti 1etanus Serum (A1S)- $<<<< I *<<<<< D" Setengah dosis diberikan im, setengah dosis
berikutnya i6, dilakukan uji kulit lebih dulu
;ila tersedia dapat diberikan .uman 1etanus Dmmunoglobulin (.1D()- '<<< I ?<<< D" im
3. Anti on8!+san
,iaFepam <,* I <,' mg/kgbb/kali i6 tiap + - 9 jam
,alam keadaan berat- ,iaFepam drip +< mg/kg/hari di D3"
,osis pemeliharaan > mg/kg/hari oral, dibagi ? I > dosis
7. Pera&atan +!a pord entre
,ilakukan setelah diberi antitoksin dan antikon6ulsi
9. Tera*i s!*orti0
;ebaskan jalan napas
.indarkan aspirasi dengan mengisap lendir perlahan-lahan dan memindah-mindah posisi pasien
Pemberian oksigen
Perawatan dengan stimulasi minimal
Pemberian )airan dan nutrisi adekuat, bila trismus berat dapat dipasang sonde nasogastrik
;antuan napas pada tetanus berat atau tetanus neonatorum
Pemantauan / monitoring kejang dan tanda penyulit
:. Pa%a tetan!s $erat
1erapi dasar seperti di atas
34 34 34 34 34 34 34 34
Perawatan di D3", diperlukan intubasi dan 6entilator
;alans )airan dimonitor ketat
;ila spasme sangat hebat dapat diberi pankuronium bromida- <,<+ mg/kgbb i6, diikuti <,<$
mg/kgbb/kali, diberikan tiap + - ' jam
;ila terjadi akti6itas simpatis yang berlebihan, berikan bloc"er seperti propranolol / dan bloc"er
labetolol
;. Tetan!s ringan %an se%ang
,iberikan pengobatan tetanus dasar
Pada tetanus sedang perhatian khusus pada keadaan jalan napas, diberikan )airan parenteral dan
bila perlu nutrisi se)ara parenteral
E. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+a'
1. !" membaik, tidak kejang, tanda-tanda 6ital normal
2. Sudah bisa makan dan minum
3. Sudah bisa duduk dan berjalan
F. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
Penderita pulang rawat inap kontrol ke poliklinik, dan ditatalaksana sebagai berikut-
,ipantau kemungkinan komplikasi
Aedikamentosa kalau perlu diteruskan
(. E%!asi e+!arga
Aenjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosis penyakit
Aenjelaskan komplikasi dari penyakit dan efek samping obat-obatan
Aenyarankan kontrol teratur pada poliklinik Subspesialis penyak
infeksi tropik anak
35 35 35 35 35 35 35 35
CAMPAK
A. Pengertian
3ampak, measles atau rubeola adalah penyakit 6irus akut yang disebabkan 6irus )ampak
Penyakit ini sangat infeksius dapat menular sejak masa prodromal sampai 9 hari setelah mun)ulnya
ruam Penyebaran infeksi terjadi dengan perantaraan droplet
"mur terbanyak penderita )ampak adalah C *+ bulan, diikuti kelompok umur * I 9 tahun dan $
- *9 tahun
-. Mani0estasi +inis
Anamnesis
,emam tinggi terus-menerus & '>,$
<
3 atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah
dan silau bila kena )ahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare
Pada hari ke 9 I $ demam, timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi dari
semula Pada saat ini anak bisa mengalami kejang demam Saat ruam timbul, batuk dan diare
dapat bertambah parah sehingga anak mengalami sesak napas atau dehidrasi
Adanya kulit bersisik dan kehitaman dapat merupakan tanda penyembuhan
Pemerisaan 0isi
(ejala terjadi setelah masa inkubasi *< I *+ hari, terdiri dari tiga stadium
Sta%i!m *ro%roma+
;erlangsung + I 9 hari
36 36 36 36 36 36 36 36
,emam , batuk, pilek, farings merah, nyeri telan, stpmatitis, konjungti6itis 1anda patognomonik-
timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut ber)ak !oplik
Sta%i!m er!*si
1imbul ruam makulopapular yang bertahan selama $ I ? hari 1imbulnya ruam dimulai dari batas
rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan akhirnya ke ekstremitas
Sta%i!m on8a+esens
Setelah ' hari ruam berangsur-angsur menghilang sesuai urutan timbulnya 4uam kulit menjadi
kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah * I + minggu
C. Pemerisaan *en!n"ang
/aboratorium
,arah tepi- jumlah lekosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri
Pemeriksaan untuk komplikasi
0nsefalopati/ensefalitis- dilakukan pemeriksaan )airan serebrospinalis, kadar
elektrolit darah dan analisis gas darah
0nteritis- feses rutin
Pneumonia- pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah
D. Tata+asana
Pengobatan bersifat suportif
3airan yang )ukup
Suplemen nutrisi
Antibiotik diberikan bila terjadi infeksi sekunder
Anti kon6ulsi bila terjadi kejang
Litamin A
Tan*a om*+iasi
o Pasien dirawat di ruang isolasi, tirah baring
o Litamin A *<<<<< D", bila disertai malnutrisi dilanjutkan *$<< D"/hari
o ,iit makanan )ukup )airan, kalori yang memadai 8enis makanan disesuaikan dengan
tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi
Pengo$atan %engan om*+iasi
Ense0a+o*ati#ense0a+itis
o !loramfenikol dosis @$ mg/kgbb/hari dan ampisilin *<< mg/kgbb/hari selama @ I *<
hari
o !ortikosteroid- ,eksametason * mg/kgbb/hari dosis awal dilanjutkan <,$mg/kgbb/hari
dibagi ' dosis sampai kesadaran membaik (bila pemberian & $ hari dilakukan tappering
off)
o !ebutuhan jumlah )airan dikurangi menjadi N kebutuhan serta koreksi terhadap
gangguan elektrolit
Pne!monia
o !loramfenikol dan ampisilin dosis seperti tertera di atas
o 2ksigen + //menit
37 37 37 37 37 37 37 37
o !oreksi gangguan analisis gas darah dan elektrolit
E. In%iasi ra&at ina*
Pasien dirawat di ruang isolasi bila -
hiperpireksia ( suhu & '#
<
3)
dehidrasi
kejang
asupan oral sulit
adanya komplikasi
F. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
Penderita pulang rawat inap kontrol ke poliklinik, dan ditatalaksana sebagai berikut-
,ipantau kemungkinan komplikasi
Aedikamentosa kalau perlu diteruskan
G. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+a'
!eadaan umum dan tanda-tanda 6ital normal
D. E%!asi e+!arga
Aenjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosis penyakit
Aenjelaskan komplikasi dari penyakit dan efek samping obat-obatan
Aenyarankan kontrol pada poliklinik Subspesialis penyakit
infeksi tropik anak
PEN<AKIT /ANTUNG -A4AAN ASIANOTIK
A. Pengertian
Penyakit jantung bawaan asianotik yang sering dijumpai yaitu 6entikel septal de6ek (+<%)
atrial septal de6ek (*<%) O pa)ten du)tus arterosus (*<%)
B. Diagnosis
1. ,iagnosis didasarkan atas gejala O tanda sebagai berikut-
a. !adang-kadang tidak tergejala
b. ;atuk kronis(serangan infeksi saluran nafas atas), palpitasi, dispneu waktu beraktifitas,
pertumbuhan terganggu, kesulitan minum
c. 4iwayat kehamilan
d. 4iwayat persalinan
e. 4iwayat kelainan jantung bawaan dalam keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Sistematis
b. !husus ekstrakardial ( tensi, nadi, pernapasan, 8LP,.84)
38 38 38 38 38 38 38 38
c. !hsusus kardiak
Dnspeksi (Dktus kordis, bulging/6oussoure )ardiaHue)
Palpasi (Dktus kordis, akti6itas 6entrikal kanan dan kiri, getaran bising detak
pulmonal)
Perkusi (;atas jantung pada anak besar)
Auskultasi - bunyi jantung D, DD, DDD, O DL ( intensitas, split, tunggal, eje)tion )li)k,
irama derap) ;ising jantung (intensitas, puntum makasimum, perubahan posisi,
holosistolik, sistolik ejeksi, diastolik dini, middiastolik, presistolik, bisisng kontinius
dan penjalaran bising
C. Pemerisaan Pen!"ang'
1. /ab rutin (.b, /ekosit, hitung jenis, .t, eritrosit, trombosit, A3L, A3., A3.3, /0,)
2. /ab darah khusus atas indikasi ( Astrup, kimia darah, elektrolit)
3. 0lektrokardiografi
4. 7oto thorak PA/lateral
5. 0kokardiografi (dilatasi ruang jantung, fungsi 6entrikel, kelainan katup, defek)
D. Diagnosis K/- asianoti'
6SD
1. ,efek sedang/besar gangguan pertumbuhan
2. (ejala dan tanda gagal jantung
3. Pansistolak derajad D - DDD/ LD di D3S '-9 /S;
4. ;ising mid dastolik diapeks, pada defek besar
5. 0!( - /A0, /L.
6. 7oto 1horaG - 314 &<,$, (ambaran )orak pembuluh darah paru meningkat (pletorik), tanda
hipertensi pulmonal B/- (segmen pulmonal menonjol) atau adanya gambaran pruning
(hipertensi yang sudah berlanjut)pembesaran jantung kekanan dengan adanya double
)ountur (pembesaran atrium kiri), pembesaran jantung kekiri bawah (apeks yang tertanam)
menandakan adanya pembesaran 6entrikel kiri
7. 0kokardiografi- dimensi atrium kiri dan 6entrikel kiri yang besar Lisualisasi / lokalisasi defek,
arah pirau kiri--) kanan (LS, PA2, LS, SA,3,LS, muskularis), jika ada hipertensi
pulmonal( dengan mengukur tekanan gradien pada katup trikuspit) dan arah pirau dari kanan
--)kiri ,apat ditemukan kelainan penyerta lain adanya ASA (membranous septal aneurysm),
kadang dijumpai gerbode shunt ( shunt dari /L ke 4A ) atau A4 dengan prolaps katup 433
( right )oronaria )ups)7ungsi jantung diastolik 0/A atau fungsi jantung sistolik 07 ,imensi
/A/Ao & *
ASD
1. defek besar - gangguan pertumbuhan, gagal jantung
2. ;8 DD terpe)ah lebar dan menetap pada saat inspirasi (wide fiG Split)
3. ;ising ejeksi sistolik di D3S +-' /S;
4. 0!(- 4A,, 4L. atau D4;;;
39 39 39 39 39 39 39 39
5. 7oto thorak - kardiomegali, )orakan pembuluh darah paru meningkat ( pletorik), apeks
terangkat ( pembesaran ruang atrium dan 6entrikel kanan ), aorta ke)il, )onus pulmonalis
menonjol
6. 0kokardiografi -dimensi atrium kanan dan 6entrikel kanan besar 6isualisasi/lokalisasi dan
jumlah defek ( AS, premium, AS, DD atau se)undum, AS, sinus 6enosus) Arah pirau kiri --)
kanan, hipertensi pulmonal ( 1ekanan gardien pada katup 1rikuspid) dengan arah pirai kanan
--)kiri
PDA
1. ,efek besar sering infeksi saluran napas atas
2. 7isis - pulsus seler, bising kontinus, pada iga DD-DDD batas kiri sternum, bising middiastolik atau
pansistolik diapeks
3. 7oto thorak - - 314 &<,$, (ambaran )orak pembuluh darah paru meningkat (pletorik), tanda
hipertensi pulmonal B/- (segmen pulmonal menonjol) atau adanya gambaran pruning
(hipertensi yang sudah berlanjut)pembesaran jantung kekanan dengan adanya double
)ountur (pembesaran atrium kiri), pembesaran jantung kekiri bawah (apeks yang
tertanam) menandakan adanya pembesaran 6entrikel kiri
4. 0!( - /A0 dan hipertropi 6entrikel kiri
5. 0kokardiografi -,imensi atrium kiri dan 6entrikel kiri besar /L 6olume o6erload, 6isualisasi
duktus dan arah pirau ,imensi atrium kiri/aorta &*
E. Doagnosis -an%ing '
6SD' ;ising Dnosen, P,A, P84, parashute AL, pink 127
ASD' ;ising Dnosen, 1APL,/PAPL,, P. primer, Pulmonal stenosis
PDA' ;ising Dnosen, LS,, P84
. Tata+asana
Penderita perlu di rawat inap bila ada -
1. (ejala gagal jantung berat
2. (ejala radang paru
3. (ejala ada kenaikan tekanan sirkulasi ke)il a pulmonalis (P+sangat keras) --)hipertensi
pulmonal
Tata+asana Pen%erita Ra&at Ina*
a. Me%iamentosa'
;ila perlu pemberian 2ksigen dan i6fd ( kalau sesak )airan diretriksi */' dari kebutuhan
total)
1atalaksana mengurangi o6erload )airan (preload) dengan 7urosemide- *-+ mg/kg;;/hari
dikombinasi dengan spironolakton merupakan hemat kalium 8ika 07 C $9 %--) gagal
jantung berat- terapi gagal jantung dengan digitalisasi( lihat tatalaksana digitalisasi) "ntuk
penderita dengan keluhan sering batuk-batuk dan sesak dapat diberikan digoGin dosis
40 40 40 40 40 40 40 40
rumatan saja untuk memperbaiki kontraktilitas jantung ,an mengurangi afterload dengan
A30 inhibitor ( 3atopril)- <,$ -* mg/kgbb/hari ;ila sudah dapat )atopril, furosemide tidak
perlu ditambahkan spironolakton lagi
1atalaksana 4adang paru-paru - Ampisilin *<< mg/kg;;/hariB!loramfenikol $<mg/kg;;/hari
( & ' bulan) atau (entamisin $ mg/kg;;/hari( C bulan atau &' bulan dengan giFi buruk ;ila
alergi penisilin- Seftriakson $<mg/kg;;/*+ jam;ila pada darah hapus ditemukan adanya
burr )ell, granulatoksik dan 6akuolisasi memakai dosis sepsis
1atalaksana hipertensi pulmonal-(lihat topik hipertensi pulmonal)
8ika terdapat gangguan giFi berat konsul subdi6isi (iFi( 4awat bersama)
8ika perlu perawatan khusus di PD3"- (lihat kriteria rawat pi)u)
$.Pen!t!*an %e0e ' non $e$%a(#$e%a( (rujuk, ke)uali P,A ligasi) harus segera dilaksanakan
bilamana -
8antung sangat membesar
;erat badan sulit naik
,yspnoe dPeffert berat
Ada gagal jantung yang tidak respon dengan obatan
Ada kenaikan tekanan a pulmonalis

. Pemant!an
1. !", tanda-tanda 6ital adanya gagal jantung
2. !emungkinan intoksikasi digitalis
3. Sindroma 0isemenger degan memantau P+
G. Kom*+iasi'
(agal jantung
0ndokardis infektif
Pulmonal hipertensi
!. Pen%erita %i*!+angan
!", O tanda-tanda 6ital membaik Aau makan dan minum
Aoti6asi penutupan defek- Dnter6ensi non bedah dan bedah
Penutupun non bedah-( belum dapat dilakukan di 4S", ,r Aoewardi)
LS,--) AAL2 (AmplatFer Aembronous 6entrikoloseptal 2)luder)--) belum dapat
dilakukan di 4S", ,r Aoewardi
AS, DD--) AS2 (AmplatFer Septal 2)luder)
P,A --) A,2 (AmplatFer ,u)tal 2)luder)
Penutupan dengan pembedahan
P,A --) P,A ligasi (dpt dilakukan di4S", ,4 moewardi)
AS, dan LS, --) rujuk
I. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
41 41 41 41 41 41 41 41
Penderita rawat jalan-
Aedikamentosa-
Pada defek LS, AS, dan P,A ke)il tidak memerlukan terapi
Pada defek yang sedang/besar- ,iuretik - 7urosemide *-+ mg/kg ;;/ hari ditambah
Spironolakton "ntuk mengurangi 6olume pada ruang jantung kanan ( AS,) maupun
ruang jantung kiri (P,A, LS,) ;ila ada gagal jantung ringan ( :Q.A DD) atau ada gejala
batuk perlu digitalisasi rumatan - <<* mg/kg;;/ + dosis 8ika ada hipertensi pulmonal
awal dapat diberikan A30 inhibitor <,$ mg/kgbb/hari ;ila ada anemia dapat diberi
preparat besi
Pemberian antibiotik profilaksis terhadap endokarditis infektif pada tindakan tertentu-
Amoksisilin - $< mg/kg;; po * jam sebelum tindakan Atau Ampisilin $<mg/kg;; i6/im
'< menit sebelum tindakan
8ika alergi - !lindamisin +< mg/kg;; po * jam sebelum tindakkan atau Sefaleksin
/Sefadroksil $< mg/ kg;; po * jam sebelum tindakkan Atau AFitromisin/!laritromisin *$
mg/kg;; po * jam sebelum tindakkan8ika tidak dapat minum obat dan alergi penisilin-
!lindamisin +< mg/kg;; i6 '< menit sebelum tindakkan Atau SefaFollin +$ mg/kg;;
i6/im '< menit sebelum tindakkan
Penutupun tanpa pembedahan -( belum dapat dilakukan di 4S", ,r Aoewardi)
LS,--) AAL2 (AmplatFer Aembronous 6entrikoloseptal 2)luder)--) belum dapat
dilakukan di 4S", ,r Aoewardi
AS, DD--) AS2 (AmplatFer Septal 2)luder)
P,A --) A,2 (AmplatFer ,u)tal 2)luder)
Penutupan dengan pembedahan ,i rujuk ke)uali P,A ligasi

". E%!asi e+!arga
.al-hal yang perlu diketahui-
LS,-
LS, tipe PA2 dan muskularis yang ke)il dapat menutup se)ara spontan ('<-
9<%)
LS, sedang kalau tanpa gagal jantung dapat menunggu sampai usia +-9 tahun
di rujuk untuk penutupan defek se)ara transkateter dengan AAL2, atau dengan
operasi
LS, yang besar dengan hipertensi pulmonal yang masih reaktif 2+, harus segera
ditutup
LS, SA,3 dengan A4 dan prolaps 433 tidak dapat menutup spontan, walaupun
defeknya ke)il dan harus segera di rujuk untuk operasi
LS, PA2 dengan ASA dengan/tanpa gerbode shunt lebih mudah terjadi
endokarditis infektif, sehingga sering mengalami demam
AS,-
AS, ke)il dapat menutup spontan $-> tahun, AS, sedang-besar moti6asi untuk
penutupuan defek se)ara transkateter(AS, DD)atau dengan operasi
8ika sudah terjadi sindrom eisenmenger, penutupan tidak dapat dilakukan
42 42 42 42 42 42 42 42
P,A-
Pada neonatus(prematur atau )ukup bulan) dengan gagal jantung harus segera
dilakukan ligasi P,A
;ayi dengan P,A tanpa gagal jantung, penutupan dapat ditunda sampai berat
badan )ukup untuk dilakukan A,2, jika bentuk tidak memungkinkan maka dioperasi
Penjelasan komplikasi penyakit dan pengobatan
!ontrol rutin setiap bulan di poliklinik subspesialis jantung anak setiap hari Senin dan
4abu jam <#<<- *+<<
TETRALOGI FALLOT
A. Pengertian
1etralogi 7allot adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik yang digambarkan dengan 9
ma)am kelainan -
1. Stenosis pulmonalis (Lal6ular, infundibular)
43 43 43 43 43 43 43 43
2. ,efek septum 6entrikel
3. .ipertrofi 6entrikel kanan
4. Overriding aorta pada septum 6entrikel
Pada penyakit ini yang memegang peranan penting adalah defek septum 6entrikel dan
stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada 6entrikel paling sedikit sama besar dengan lubang
aorta
-. Diagnosis
,iagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut -
a. Sianosis ( 5alaupun bisa tidak ada ), bertambah waktu bangun tidur, menangis atau sesudah
makan
b. ,ispneu
c. !elelahan
d. (angguan pertumbuhan
e. .ipoksia (timbul sekitar umum *> bulan)
f. ,apat terjadi Apneu
g. ,apat terjadi kehilangan kesadaran
h. Sering jongkok bila berjalan +<-$<- meter, untuk mengurangi dispneu
i. 1akipneu
j. 8ari tabuh dengan kuku seperti gelas arloji
k. .ipertrofi gingi6a
#. Lena jugularis terlihat penuh/menonjol
$. jantung -
;ising sistolik keras nada rendah pm sela iga 9 Dps kiri/LS,
;ising sistolik nada sedang, bentuk fusiform, amplitudo maksimum pada akhir sistole
berakhir dekat S+ pm sela iga +-' Dps kiri (stenosis pulmonalis)
Stenosis pulmonalis berat - bising lemah, terdengar pada permulaan sistole, S+ keras,
tunggal, kadang terdengar bising kontinyu pada punggung (pembuluh darah kolateral)
%. !adang-kadang hepatomegali, dengan hepatojugular refluG
C. Pemerisaan *en!n"ang'
0!( -
1. 4A,,4L.
2. !has untuk 17- transisi tiba-tiba dari kompleks R4S pada L* dan L+
3. Pada L* R4S hampir seluruhnya positif, pada L+ berbentuk 4S

,arah -
1. .b dapat sampai *@ g%E
2. .)t dapat sampai $<-><%
3. !adang-kadang ada anemia hipokromik relatif
44 44 44 44 44 44 44 44
4adiologik-
1. Paru - gambaran pembuluh darah paru sangat berkurang, diameter pembuluh darah
hilus ke)il, tampak )ekungan pulmonal (karena a pulmonalis dan )abang
)abangnya hipoplasi)
2. 8antung - arkus aorta @$% di kiri dan +$% di kanan, tampak prominen, besar jantung
normal, apeks jantung agak terangkat ke kranial
3. !osta - tampak erosi kosta bila ada sirkulasi koleteral
D. Catatan '
17 dibagi 9 derajad -
,erajad D - tak sianosis, kemampuan kerja normal
,erajad DD - sianosis waktu kerja, kemampuan kerja kurang
,erajad DDD - sianosis waktu istirahat, kuku gelas arloji, waktu kerja sianosis bertambah, ada
dispneu
,erajad DL - sianosis dan dispneu istirahat, ada jari tabuh

E. Tata+asana
Penderita baru dengan kemungkinan tetralogi fallot dapat dirawat jalan bilamana termasuk
derajadD, DD, atau DDD tanpa sianosis maupun dispneu berat Penderita perlu dirawat inap, bila
termasuk derajad DL dengan sianosis atau dispneu berat
Tata+asana *en%erita ra&at ina*
1. Aengatasi kegawatan yang ada
2. 2ksigensi yang )ukup
3. 1indakan konser6atifE
a. Pada serangan hipoksia, dilakukan "neechest position
b. Aorfin - <,*-<,+ mg/kgbb s)/im/i6dapat diulang *< menit sebagai sedasi2bat ini dapat
mendepresi pernapasan dan menghilangkan hiperpnea 2bat sedasi yang lain yang dapat
diberikan- ,iaFepam <,*-<,+ mg/kgbb i6/ im/re)tal
c. Atasi Asidosis- :atrium bi)arbonat * meH/kgbb diberi se)ara perlahan ,apat diulang *<-*$
menit kemudian ;ila memungkinkan periksa analisa gas darah dan koreksi asidosis
sesuai kebutuhan :a bi)arbonas akan menurunkan stimulasi pusat pernapasan ,engan
tindakan diatas biasanya biru terlihat berkurang, pernapasan menjadi lebih baik, anak
menjadi labih tenang, bising jantung terdengar lebih keras yng menandakan peningkatan
aliran drah ke paru melalui alur keluar 6entrikel kanan yang stenosis ;ila pengobatan awal
tidak memberi respon memuaskan dan pengobatan awal tidak memberi respon, maka
dapat diberikan,
d. Propanolol (beta bloc"er)$ mekanisme kerja belum diketahui dengan pasti namun dapat
menurunkan frekwensi denyut jantung,menurunkan resistensi 6askular sistemik dan
menghilangkan spasme infundibulum 6enrikel kanan-
2ral - <,$-* mg/!g;;/ hari E
i6- <,<*-<,*$ mg/kgbb/?-> jam, diberikan selama *< menit 1idak dapat diberikan pada
45 45 45 45 45 45 45 45
penderita yang mempunyai riwayat asma
4. 1indakan bedah (rujukan)-
a. 2perasi paliatif - sebelum dilakukan koreksi totalE dilakukan pada anak dengan sering
mengalami serangan biru dan tidak respon dengan obat+tan atau dengan saturasi C ?$
dengan keluhan yang jelas (derajad DDD dan DL)
b. !oreksi total dilakukan & * tahun, idealnya usia + tahun
5. 1atalaksana gagal jantung kalau ada
6. 1atalaksana radang paru kalau ada
. Pemanta!an
1. !eadaan umum
2. 1anda utama
3. Sianosis
4. (agal jantungE
5. 4adang paru
6. 0!(E
7. (ejala abses otak sering terjadi usia '-9 tahun
G. Pen,!+it
1. Serangan sianotik
2. Abses otak

.. Tata+asana ra&at "a+an
1. ,erajad D -
Aedikamentosa - tak perlu
2perasi (rujukan) perlu dimoti6asi, operasi total dapat dikerjakan usia lebih besar
!alau sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu dilakukan operasi paliatif
!ontrol- tiap bulan
2. ,erajad DD -
Aedikamentosa -
Propanolol
2perasi (rujukan) perlu moti6asi, operasi total dapat dikerjakan usia + tahun
!alau sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu dilakukan operasi paliatif
!ontrolE tiap bulan
Penderita dinyatakan sembuh bila - telah dikoreski dengan baik
/.E%!asi Ke+!arga'
1. Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
2. !omplikasi penyakit dan pengobatannya
3. Ainum obat teratur dan follow up rutin
4. Aenjelaskan tatalaksana selanjutnya (operasi paliatif/definitif) jika diperlukan
46 46 46 46 46 46 46 46
47 47 47 47 47 47 47 47
DEMAM REMATIK DAN PEN<AKIT /ANTUNG REMATIK (P/R)
A. Pengertian
,emam 4ematik (P84) merupakan kelainan daripada jaringan ikat yang diakibatkan oleh
adanya reaksi hiper6ensitif terhadap * atau lebih komponen antigen atau produk-produk metabolik
beta-hemolitik steptokokus ,engan menunjunkan terdapat suatu sindroma klinik
Penyakit jantung rematik (P84) - kelainan jantung akibat demam rematik, biasanya terbatas
pada katup, biasanya katup mitral dan aorta Pada anak biasanya terjadi insufisiensi katup mitral
-.DIAGNOSIS
Aanifestasi demam rematik mun)ul *-' minggu setelah infeksi steptokokus group A, klinis
untuk gejala periode laten sampai ? bulan Anamnesa sering sulit ($<%) biasanya didahului
dengan adanya faringitis sebelumnya
"ntuk diagnosis ,4 dan P84 berdasarkan kriteria 5.2 tahun +<<+-+<<' berdasarkan 8ones
yang dire6isi-
Kriteria Ma,or
!linik -
!arditis
Poliartritis
!orea
:odus subkutan
0ritema marginatum
Kriteria Minor
4iwayat demam reumatik sebelumnya atau
!elainan jantung reumatik
Artralgia
,emam
C.PEMERIKSAAN PENUN/ANG LA-ORATORIUM
,arah rutin, /0,
"rine rutin
7ee)es rutin
34P
AS12 biakan usapan
1enggorok
S 7o 1oraG
0!( Perubahan terutama berupa pemajangan metanol P4
Patoan
+ kriteria Aayor atau * kriteria Aayor B + Ainor adalah kemungkinan besar demam reumatik
,iagnosis lebih pasti bila terdapat infeksi
Steptokokus beta hemolitikus grup A-
;iakan usap tenggorok E
AS12 positif
48 48 48 48 48 48 48 48
Kriteria 4.O ta(!n 2==2)2==3'
!ategori diagnostik !riteria
,emam rematik serangan pertama
,emam rematik serangan rekuren tanpa P84
,emam rematik serangan rekuren dengan
P84
!orea Sydenham
!arditis
P84 (Stenosis mitral murni atau kombinasi
dengan insufisiensi mitral dan atau gangguan
katup aorta
,ua mayor atau satu mayor dan uua minor
ditambah bukti infeksi S(A sebelumnya
,ua mayor atau satu mayor dan dua minor
ditambah dengan bukti infeksi S(A sebelumnya
,ua minor ditambah dengan bukti infeksi S(A
sebelumnya
1idak diperlukan kriteria mayor lainnya atau
bukti infeksi S(A

1idak diperlukan kriteria lainnya untuk
mendiagnosis sebagai P84
Sumber- 5.2, +<<9
-e$era*a (a+ ,ang *er+! %i*er(atian
1. Kar%itis
;iasanya dengan demam, karditis berat dengan batuk-batuk, sesak nafas, nyeri dada dan
perut
,iagnosis didasarkan atas-
a. Dnsufisiensi katup
!atup Aitral - bising pansistolik, biasanya derajad +-'/LD, terdengar terkeras di apek
penjalaran ke aksila dan punggung Dntensitas tidak dipengaruhi oleh inspirasi maupun
ekspirasi Sering bersifat meniup dengan nada tinggi hingga menyerupai bunyi burung
)amar (sea gull)
!atup aorta - bising protodiastolik, mulai dari S+ sesudah komponen A+, bernada tinggi
dan terdengar lebih jelas pada akhir ekspirasi pada sela iga ' linea parasternalis kiri
;isisng akan lebih jelas terdengar bila penderita dibungkukkan ke kedepan
b. Perikarditis
,isini terdapat bising gesek perikard atau bisisng to and fro atau terdapat )airan
perikardium ;ising ini sering temporer hingga harus selalu di)ari seksama
c. !ardiomegali
Pembesaran progresif terdapat pada $<% kasus
!ardiomegali terjadi pada @$% kasus dengan bising insufisiensi katup mitral
d. (agal jantung !ongestif
1erjadi pada $-*<% kasus demam reumatik serangan pertama, lebih sering terjadi pada
umur kurang dari ? tahun dan pada anak dengan serangan demam reumatik ulang
Penderita dengan gagal jantung harus selalu bersamaan dengan adanya bising yang jelas
49 49 49 49 49 49 49 49
dan kardiomegali
e. (ejala tambahan
Drama jantung - 1akikardia yang tidak sesuai dengan kenaikan suhu badan :adi & *<<
pada anak sedang tidur harus di)urigai ,emikian nadi yang amat teratur (tak ada sinus
aritmia) ;radikardia juga menjurus ke arah perikarditis
Suara jantung- bila suara jantung pertama dan kedua melemah ada kemungkinan
perikarditis
Drama gallop- terdengarnya suara ketiga atau keempat dengan takikardia dapat
merupakan petunjuk permulaan gagal jantung
0!(- 1 rata, depresi atau ele6ensi S1 perubahan pada perikarditis yang karakteristik
adalah ele6asi garis S1 <,* mL pada hantaran ekstremitas dan <,+ mL pada hantaran
dada
2. Po+iartritis
;ersifat migrans$ artinya mengenai lebih dari satu sendi dan berpindah-pindah, bersama-sama
atau begantian Sendi yang sering terlibat adalah lutut, siku, pergelangan tangan, pergelangan
kaki, sendi paha, sendi-sendi ke)il jarang terlibat (ejalanya adalah nyeri/ panas sendi,
bengkak, merah dan kaku (functio laesa), ini berjalan antara *-$ minggu Sampai semua sendi
sembuh sama sekali diperlukakn waktu sekitar 9 minggu Aeskipun penderita tak diobati
3. No%!+!s S!$!tan
(ejala ini biasanya tampak pada penderita dengan karditis aktif yang berat, dan biasanya
timbul beberapa minggu sesudah penyakit mulai Sifat nodulus tidak nyeri dapat digerakkan,
ukurannya berbeda-beda antara beberapa milimeter sampai + )entimeter, biasanya terlihat
pada sendi-sendi, kulit koFala dan )ollumna 6ertibralis
4. Eritema marginat!m
hanya terdapat pada kasus-kasus berat "!! ini berupa eritema dengan tepi sirsinata atau
kadang-kadang tepi tak teratur, tidak gatal dan biasanya terdapat pada badan dan pada
bagian atas ekstremitas
5. Korea
Aerupakan gejala sistem syaraf pusat yang terdiri atas gerakan-gerakan tak terkoordinasi
;iasanya mulai dengan gangguan emosi, anak mudah menangis yang sebelunya tidak
demikian !emudian diikuti stabilan emosi dan kemudian terjadi gerakan yang tak
terkoordinasi Serangan makin jelas, akhirnya diikuti gangguan bi)ara !orea kebanyakan
terjadi pada anak wanita antara >-*+ tahun ;iasanya berdiri sendiri, sehingga meragukan apa
benar demam reumatik bila diikuti beberapa tahun $<-@$ % dari penderita korea akan
menunjukkan gejala-gejala lain demam reumatik
D.Diagnosis $an%ing ' penyakit jantung bawaan
E.Tata+asana
1ata laksana pengobatan yang dipakai sesuai 1aranta dan AarkowitF yang telah dimodifikasi
1. 1indakan umum dan tirah baring
/ama dan tingkat tirah baring tergantung sifat dan keparahan serangan
50 50 50 50 50 50 50 50
Pan%!an Ati8itas *a%a DRA
Ati8itas Artritis Kar%itis
minima+
Kar%itis se%ang Kar%itis $erat
1irah ;aring
Akti6itas dalam
rumah
Akti6itas di luar
rumah
Akti6itas penuh
*-+ minggu
*-+ minggu
+ minggu
Setelah ?-*<
minggu
+-' minggu
+-' minggu
+-9 minggu
Setelah ?-*<
minggu
9-? minggu
9-? minggu
*-' minggu
Setelah '-?
minggu
+-9 bulan
+-' bulan
+-' bulan
;er6ariasi
2. Pemusnahan steptokok
4ekomendasi untuk eradikasi steptokok pada tonsil dan farings sama dengan rekomendasi
yang dianjurkan untuk pengobatan faringitis steptokok, yaitu-
;enFatin peni)ilin (, dosis tunggal
,osis *,+ juta " im untuk ;; & '< kg, dan ?<<<<< " im
bila ;;C '< kg 8uga berfungsi sebagai pen)egahan dosis pertama
Atau, jika tidak mau disuntik dapat diberi 2SP0: +S+$<mg/hari
8ika alergi terhadap benFatin peni)ilin (-
0ritromisin 9< mg/kgbb/hari dibagi +-9 dosis selama *< hari
Alternatif lain-
2ral peni)ilin L,+ G +$< mg
2ral sulfadiaFin, * gr sekali sehari
2ral eritromisin, + G +$< mg
3. Pengobatan anti nyeri dan anti radang
Antiinflamasi asetosal saja diberikan pada karditis ringan sampai sedang, sedangkan
prednison hanya diberikan pada karditis berat
!riteria beratnya karditis adalah-
!arditis minimal - tidak jelas ditemukan kardiomegali
!arditis sedang - kardiomegali ringan
!arditis barat -jelas terdapat kardiomegali disertai tanda gagal
8antung
Pan%!an O$at Anti In0+amasi
Artritis Kar%itis
ringan
Kar%itis se%ang Kar%itis $arat
Prednison
Aspirin
<
*-+ minggu
<
'-9 minggu
<
?-> minggu
+-? minggu
+-9 minggu
,osis - Prednison - + mg/kgbb/hari dibagi 9 dosis
Aspirin - *<< mg/kgbb/hari, dibagi 9-? dosis
51 51 51 51 51 51 51 51
,osis prednison di tappering off pada minggu terakhir pemberian dan mulai diberikan aspirin
Setelah minggu ke-+ aspirin diturunkan, ?< mg/kgbb/hari
Pen>ega(an
Pen>ega(an se!n%er %engan'
;enFatin peni)ilin ( ?<<<<< " im untuk berat badan C '< kg, dan *,+ juta " im untuk berat
badan &'< kg, setiap +> minggu
Pilihan lain-
Penisilin L po *+$-+$< mg + kali sehari
SulfadiaFin * g po sekali
0ritromisin +$< mg po + kali sehari
,iberikan pada demam reumatik akut, termasuk korea tanpa penyakit jantung reumatik
/ama pen)egahan-
,iberikan sampai usia +*-+$ tahun pada pasien tanpa bukti kalainan katup, bukan pasien
dengan resiko tinggi (guru, perawat, dokter)
8ika terdapat kelainan katup diberikan seumur hidup
F. Pemanta!an'
1anda-tanda 6ital
0fek samping obat
!ontrol setiap bulan dipoliklinik subspesialis jantung anak- follow up-lab AS12, 34P, /0,
darah rutin, 03(, foto toraks dan 0)hokardiografi setiap ? bulan
G. Kom*+iasi '
gagal jantung
1atalaksana penyulit liat pada gagal jantung
0ndokarditis ;akterial Subakut
1romboemboli
..Pen%erita Di*!+angan '
!eadaan umum dan tanda-tanda 6ital sudah dalam batas normal, 1anda gagal jantung sudah lebih
membaik Anak sudah dapat makan dan minum
i.Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
Pemberian A; profilaksis
7ollow "p setiap bulan
/.E%!asi Ke+!arga'
* Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
+ !omplikasi penyakit dan pengobatannya
' Ainum obat teratur dan follow up rutin
9 Aenjelaskan tatalaksana selanjutnya (operasi katup repair atau repla)ement) jika diperlukan
52 52 52 52 52 52 52 52
GAGAL /ANTUNG
A. Pengertian
(agal jantung se)ara klinis didefinisikan sebagai suatu keadaan, jantung tidak mampu
lagimenghasilkan isi semenit yang )ukup untuk kebutuhan tubuh
-.Diagnosis
,iagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut -
(ejala dan tanda tak spesifik -
a. kelelahan waktu makan/minum
b. Anoreksia
c. Auntah
d. Pertumbuhan badan terlambat
e. Dritabel
(agal jantung kanan (kongesti darah di sirkulasi besar) -
a. 1akikardia
b. 1akipneu
c. Sesakan 6ena meninggi
d. .epatomegali
e. 0dema
f. Asites
g. !ardiomegali
(agal jantung kiri (kongesti di paru) -
a. ;atuk kronis
b. Sering bersin
c. ,yspneu dPeffort
d. 2rthopnoe
e. 1akikardia
f. !ardionegali
(agal jantung kanan dan kiri ( gabungan + dan ')
(ejala dan tanda lain -
a. 0dema muka/preorbital
b. 4onki basah pada basal paru
c. Drama gallop
d. Anggota badan dingin dan lembab
53 53 53 53 53 53 53 53
e. !eringat keluar terus menerus
C.Pemerisaan Pen!n"ang
1. ,arah rutin, AS12, 34P "reum kreatinin, A(,, Albumin darah, elektrolit
2. 0!(
3. 7oto thoraG
4. 0)hokardiografi- gangguan fungsi diastolik/sistolik /L
D.Diagnosis -an%ing
1. !washiorkor
2. Syndroma :efrotik
3. (agal (injal Akut

E.Tata+asana
Penderita baru dengan gagal jantung boleh dirawat jalan, bilamana gagal jantung tidak berat dan
penderita serta keluarganya bisa diajak bekerjasama (sebenarnya lebih baik penderita gagal
jantung dirawat inap)
Tata+asana *en%erita ra&at ina*
a. 1irah baring, sering enak pada posisi setengah duduk
b. 2ksigenasi adekuat
c. ,iit jantung, kalau perlu rendah garam
d. Aedikamentosa -
e. ,igitalis - kebanyakan yang dipakai adalah digoksin, diberikan dengan dosis inisial yang
selanjutnya dengan dosis rumat -
f. ,osis inisial -
Prematur/neonatus - <,<'-<,<$ mg i6 atau im E <,<9-<,<? mg per oral
"mur + minggu I + tahun - <,<9-<,<? i6 atau im E <,<?-<,<> mg per oral
/ebih dari + tahun - <,<+-<,<9 mg i6 atau im E <,<9-<,<? mg per oral
3ara pemberian -
,osis inisial diberikan dalam +9 jam - mula-mula T dosis, > jam kemudian U dan > jam
kemudian U dosis
;agan pemberian digitalis
> jam > jam > jam
S S S S
T dosis U dosis U dosis rumat
,osis rumat - */' I */$ dosis inisial, diberikan dalam + kali/hari E atau diberikan + kali sehari
54 54 54 54 54 54 54 54
dengan dosis <,<* mg/!g;;/kali pemberian dengan dosis maksimum + G <,*+$ mg (tidak
boleh melebihi * tablet sehari)
,iuretik - biasanya tidak diberikan se)ara rutin, hanya pada keadaan tertentu - istirahat, diit
rendah garam dan digitalis kurang berefek,atau diberikan pada gagal jantung kanan murni
7urosemid - <,$-<,@$ mg/kgbb/kali, i6, dapat diulang tergantung keadaan, maksimal >
mg/kgbb/hari - * I+ mg/kgbb/kali, per os, dapat diberikan ' kali pemberian
!lorotiaFid - +<-$< mg/!g;;/hari, per os, dibagi '-9 dosis
Spironolakton (Aldakton) - +-'- mg/!g;;/hari agar dapat memperbesar resistensi kalium
dan menghambat aldosteron
"ntuk mengurangi afterload dapat diberikan A30 inhibitor yaitu )atopril ,osis <,$ mg/kg
bb/hari
Antibiotik - mungkin diperlukan se)ara polipragmatis atau tergantung penyebabnya
;iasanya Ampisilin *<<mg/kgbb/hari dan klorampenikol $<mg/kgbb hari atau (entamisin
$mg/kgbb/hari
Sedati6a ringan bila diperlukan
Pada gagal jantung karena anemia harus dikerjakan transfusi P43
F.Pemanta!an
1. !eadaan umum, tanda utama frekuensi nadi dan respirasi
2. Lolume air kemih tampung +9 jam
3. 2ksigenasi
4. !emungkinan intoksikasi digitalis, terutama karena dosis berlebih
G.Pen,!+it#Kom*+iasi
Dntoksikasi digitalis ditandai -
1. (ejala ekstrakardial - nausea, muntah
2. (ejala kardial - ekstrasistole, bigemini, blokade AL, aritmia sinus yang jelas, takikardia atrial
paroksismal
1atalaksana intoksikasi digitalis
.entikan pemberian digitalis
.entikan pemberian diuretik
Aonitor dengan 0!( terus menerus
2bati aritmia yang timbul
Periksa kadar elektrolit, berikalium seperlunya sampai kalium normal
!emungkinan perlu transfusi tukar
..Pen%erita %i*!+angan $i+a
Penderita dinyatakan sembuh bilamana gejala dan tanda sudah menghilang
I.Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
55 55 55 55 55 55 55 55
Aedikamentosa -
a. ,igitalis rumatan <,<* mg/kgbb/hari, misalnya - ,igoksin (lihat atas), maksimum diberikan +
G <,*+$ mg/hari
b. ,iuretik - *-+ mg/kgbb/hari
c. A)e inhibitor- <,$mg/kgbb/hari
)!ontrol - tiap bulan
d,ipantau - keluhan, tanda fisik, kalau perlu 0!( dan foto
4ontgen dada
/.E%!asi Ke+!arga'
*Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
+!omplikasi penyakit dan pengobatannya
'Ainum obat teratur dan follow up ekokardiografi
rutin
56 56 56 56 56 56 56 56
PEN<AKIT KA4ASAKI
A.Pengertian'
Penyakit !awasaki (P!) juga dikenal sebagai mucocutaneus *ymph node syndrome.
Aerupakan penyakit jantung yang didapat oleh karena terjadi 6askulitis sistemik yang penyebabnya
masih belum diketahui dan dapat terjadi komplikasi berupa dilatasi atau aneurisma dari arteri koroner
P! sudah mulai banyak di Dndonesia, tetrutama pada ras Aongol beberapa pada Dndonesia asli
0tiologi penyakit ini masih belum jelas dan terutama menyerang balita !omplikasi yang ditakutkan
adalah dilatasi atau aneurisma dari arteri koroner yang dapat terjadi pada sekitar +$% penderita
,engan konsekuensi seperti trombosis arteri koroner, stenosis arteri koroner dan infark miokard yang
dapt berakhir dengan kematian
-. Diagnosis'
Se)ara klinis terdapat ? kriteria diagnostik-
1. ,emam remitten, dapat men)apai 9* , berlangsung $ hari atau lebih
2. Dnjeksi konjungti6a bilateral tanpa sekret
3. !elainan di mulut dan bibir- lidah strawberry, rongga mulut merah difus, bibir merah dan
pe)ah-pe)ah
4. !elaianan tangan dan kaki berupa eritema dan edema
5. 0ksamtema polimorfik
6. /imfadenopati ser6ikal unilateral ( diameter& *,$)m)
,iagnosis P! dapat ditegagkan jika dijumpai kriteria demam ditambah 9 dari $ kriteria yang lain
1erdapatnya kelainan arteri koroner pada ekokardiografi bersifat diagnostik meskipun dijumpai kurang
dari 9 kriteria selain demam !riteria demam mutlak harus ada
C.Pemerisaan men!n"ang'
1idak ada pemeriksaan laboratorium yang patoknomonik.asil laboratorium semata oleh karena
adanya proses inflamasi akut
Pemeriksaan-
57 57 57 57 57 57 57 57
,arah-
/eukositosis dengan pergeseran ke kiri pada hitung jenis
34P (! #ea"tif protein) dan laju endap darah meningkat
1rombositosis dijumpai pada fase subakut
Piuria ( akibat uretritis)
S(21/S(P1 dapat meningkat
0nFim miokardium E )reatinin phospokinase A;(3P! A;)--) adanya infark miokard
03(-
R4S low 6oltage
P4 inter6al memanjang, S1 ele6asi/ depresi R1) memanjang (elombang R yang dalam dan
lebar antara eGtremitas atau pre)ordial--)DA

0kokardiografi-
0fusi perikard yang minimal serta 6al6ulitis ringan ( inflamasi katup) Aendeteksi arteri )oroner
dan gangguan fungsi sistolik /L Pertama dilakukan pada saat diagnosis ditegakanAgar
supaya sebagai data dasar untuk follow up selanjutnya ,iulang kembali + dan ? minggu
setelah awitanPerlu diukur dilatasi dan aneurima arteri koroner kanan dan kiri
7oto dada-
,apat dijumpai kardiomegali atau infiltrat pada paru
!aterisasi-
!aterisasi dan angiografi jantung diperlkan pada kasusu se)ara ekokardiografi ditemukan
aneurisma yang besar dan multiple, tanda iskemik se)ara klinis dan 0!((dirujuk)
D.Diagnosis -an%ing'
Aorbili
Stevens +ohnson Syndrome.
Stapyloccocal scalded s"in syndrome.
4eaksi obat
,emam s)arlet
E.Tata+asana'
1irah baring, terutama fase akut
Dmunoglobulin (gamaglobulin) i6 setelah terdiagnosis dosis + g/kgbb selama *<-*+ jam
Selama pemberian pantau laju jantung dan tekanan drah setiap '< menit, * jam dan
selanjutnya setiap + jam Dmunoglobulin memberikan hasil optimal bila diberikan pada hari
$-*< hari awitan
58 58 58 58 58 58 58 58
Asetosal per oral dosis ><-*<< mg/kgbb/hari dalam 9 dosis sampai hari ke *9 awitan atau
+-' hari demam reda!emudia dosis diturukan menjadi '-*< mg/kgbb sekali sehari, sampai
?-> minggu sejak awitan, kemudian dihentikan jika tidak ditemukan kelainan pada
ekokardiografi 8ika ditemu kan dilatasi atau aneurisma a koroner asetosal tetap diberikan
+-$ mg/kgbb sampai membaik
F.Pemanta!an
1. !eadaan umum, tanda utama frekuensi nadi dan respirasi
2. 2ksigenasi
3. Aonitoring 0!( bila diperlukan
4. !emungkinan perdarahan lambung
5. 0kokardiografi
G.Pen,!+it#Kom*+iasi'
!omplikasi yang serius adalak kelaianan pada jantung ( arteri koroner kanan/kiri *$-+$%)
yang dapat progresif dan menetap
!urang $% menjadi Dnfark @<% Dnfark dapat terjadi tahun pertama setelah awitan penyakit
tanpa didahului tanda atau gejala yang khas Pada anak gejala dapat berupa- mual,
muntah, pu)at, tangis berkepanjangan dan keringat yang berlebihan
Angka kematian *-$% olehkarena kelainan kardio6askular yang timbul baik pada fase dini
ataupun lanjut
Sekitar $<% aneurisma koroner yang terjadi pada fase akut dapt mengalami regresi dalam
beberapa tahun dan dapat normal, namun dapat dijumpai penebalan intima pada dinding
6askular dan disfungsi endotel dikemudian hari dan merupakan fase awal lesi
aterosklerotik sehingga perlu obser6asi lanjut terhadap kemungkinan lesi aterosklerosis
prematur Sehingga perlubya pemantauan jangka pajang dan berkelanjutan
..Pen%erita %i*!+angan $i+a
Penderita tidak demam lagi, dengan tanda-tanda 6ital normal
I.Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
a. Aedikamentosa - Asetosal
b. kontrol - + dan ? minggu setelah awitan dan ' bulan
c. ,ipantau - keluhan, tanda fisik, kalau perlu 0!( dan foto 4ontgen dada, laboratorium -
darah rutin, 34P kwantitatif, /0, ,an kokardiografi
/.E%!asi Ke+!arga
Perihal-
*Perjalanan penyakitnya
+!omplikasi penyakit dan pengobatannya
'Ainum obat teratur dan follow up
ekokardiografi rutin
59 59 59 59 59 59 59 59
.IPERTENSI PULMONAL ARTERIAL (. P A )
A.Pengertian
Penyakit 6askular paru yang mengakibatkan peningkatan resistensi dan tekanan 6akular paru
Se)ara hemodinamik yaitu tekanan arteri pulmonalis lebih dari +$ mm.g pada tekanan kapiler
pulmonalis atau atrium kiri yang normal (kurang dari *$ mm.g) 1anda khas .PA adalah proliferasii
dinding 6askuler paru yang mengakibatkan peningkatan progresif resistensi 6askuler paru, diikuti
disfungsi atau kegagalan 6entrikel kanan dan kematian dini
-.Diagnosis
,eteksi dini dan proses pemeriksaan untuk diagnosis .PA meliputi pengenalan gejala klinis
dan pemeriksaan penunjang (ejala timbul akibat transport oksigen terganggu dan penurunan )urah
jantung yang paling sering yaitu sesak napas, angina dan sinkop lebih jarang, biasanya pada kasus
yang telah lanjut .arus di)urigai terjadinya .PA pada pasien dengan keluhan sesak nafas tanpa
tanda-tanda penyakit jantung/paru yang spesifik atau pada pasien dengan penyakit jantung/paru yang
mengalami peningkatan keluhan sesak nafas tapi bukan disebabkan penyakit dasarnya tersebut
Pasien-pasien yang perlu di)urigai menderita .PA yaitu salah seorang keluarga mempunyai riwayat
menderita .PA idiopatik, penyakit skleroderma, penyakit jantung bawaan dengan pirau dari sistemik
ke pulmonal, hipertensi portal,riwayat memakai obat penekan nafsu makan (fenfluramin, amfetamin)
atau kemoterapi, terinfeksi .DL dan riwayat emboli paru akut atau trombosis 6ena dalam (ejala
penyakit lain harus diperhitungkan dalam menentukan penyebab karena .PA dapat berhubungan
dengan berbagai penyakit penyerta
C.Pemerisaan Pen!n"ang
60 60 60 60 60 60 60 60
1. /aboratorium darah rutin, analisa gas darah arteri, antibodi antinuklear (A:A), serologi .DL,
tes fungsi hati dan antibodi antifosfolipid Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan
penyebab dan penyakit penyerta ,esaturasi oksigen pada pemeriksaan analisa gas darah
arteri menunjukkan adanya pertukaran gas yang abnormal, pirau intrakardiak dari kanan ke
kiri, atau 6entilasi dan perfusi paru yang tidak sepadan, fibrosis interstisial, penyakit
parenkim paru atau hipo6entilasi
2. 7oto rontgen dada men)urigakan .PA bila didapatkan dilatasi segmen arteri pulmonalis
sentral disertai penurunan gambaran 6askularisasi paru perifer (pruning) dan pembesaran
6entrikel kanan ,ari foto rontgen dada dapat juga diketahui adanya penyakit penyerta atau
penyebab seperti kongesti 6ena pulmonalis akibat penyakit jantung kiri atau emfisema paru
akibat penyakit paru obstruktif kronis
3. 0lektrokardiografi membantu skrining deteksi .PA bila didapatkan de6iasi aksis ke kanan,
hipertrofi 6entrikel kanan dan hipertrofi atrium kanan
4. 0kokardiografi ,oppler trans-torasik harus dilakukan sebagai pemeriksaan skrining non
in6asif untuk mengetahui tingginya tekanan arteri pulmonalis, dengan mengukur tekanan
pada kataup trikuspit ditambah *<mm.g ,ijumpai P72 dan P,A ke)ilPemeriksaan ini
se)ara periodik juga dianjurkan untuk deteksi dini .PA pada pasien yang berisiko .PA tetapi
asimtomatik 0kokardiografi juga dilakukan untuk menilai kelainan anatomi penyerta seperti
pembesaran atrium kanan, pembesaran 6entrikel kanan dan banyaknya fusi perikardial
8uga harus di)ari adanya pembesaran rongga jantung kiri, gangguan fungsi sistolik dan
diastolik 6entrikel kiri, kelainan katup jantung dan pirau intrakardiak, untuk mengetahui
penyakit penyebab atau penyerta
5. 1es fungsi paru penting dilakukan pada semua pasien .PA, untuk menyingkirkan
kemungkinan penyakit jalan nafas atau penyakit parenkim paru sebagai penyebabnya
D.Diagnosisi -an%ing'
!elaianan jantung bawaan

E.Tata+asana
Perawatan umum terhadap pasien .PA meliputi oksigenasi sesuai berat sesak, bila ada
infeksi saluran pernafasan harus diobati dengan agresif agar tidak memperberat keadaan klinis dan
dianjurkan memberikan 6aksinasi influensa dan pneumokokus se)ara rutin ke)uali bila ada
kontraindikasi 2bat penurun panas harus diberikan bila suhu badan lebih dari '>V3 untuk
mengurangi kejadian akibat peningkatan kebutuhan metabolik pada sistem kardiorespirasi yang
sudah terbatas ,iit sesuai keadaan klinis dan jika perlu obat-obatan men)egah konstipasi
Pengobatan .PA dengan regimen terapi yang disesuaikan status klinis dan hemodinamik
penderita Pemberian antikoagulan bila ditemukan lesi trombosis di arteri pulmonalis dan data
biokemikal menunjukkan status hiperkoagulabilitas, preparat yang sering digunakan yaitu warfarin
Lasodilator adalah obat yang paling sering digunakan untuk menurunkan tekanan arteri pulmonalis,
memperbaiki )urah jantung dan memperbaiki transport oksigen
Ada ' pathway utama yang setidaknya terlibat dalam proliferasi dan kontraksi otot polos arteri
pulmonalis yang abnormal pada pasien dengan .PA, yaitu pathway *) endotelin, +) nitrit o"sida, ')
prostasiklin ;erdasarkan hal tersebut kemudian disusun algoritma pengobatan .PA untuk
61 61 61 61 61 61 61 61
menentukan obat mana yang akan diberikan pada kelas fungsional (gambar *)
(ambar * Algoritma Pengobatan P.
Anak-anak yang memberi respon terhadap tes 6asodilator akut, pertama kali harus diberikan
obat penghambat kalsium, misalnya nifedipin atau diltiaFem Sedangkan anak-anak yang tidak
memberikan respon terhadap tes 6asodilator akut dapat diberikan obat-obat yang sudah teruji se)ara
klinis seperti epoprostenol, iloprost, trepostinil, bosentan atau sildenafil !arena preparat obat tidak
tersedia se)ara luas dan lebih banyak dalam bentuk injeksi, maka paling sering digunakan si+%ena0i+
ora+ %engan %osis =53 mg#g--#%osis ,ang %a*at %itingatan masima+ 2)3 mg#g#%osis.
62 62 62 62 62 62 62 62
F.Pemanta!an'
* 1anda-tanda 6ital
+ 2Gimetri
' 0kokardiografi
G.Kom*+iasi
.ipertensi Pulmonal dapat berakhir dengan gagal jantung, karena itu mengenal dan
mendeteksi dini .PA, menegakkan diagnosa serta men)ari penyebab atau faktor risiko pada pasien
yang di)urugai .PA atau mempunyai risisko terjadi .PA sangatlah penting untuk menentukan seleksi
strategi pengobatan sehingga kualitas hidup akan meningkat
..Pen%erita %i*!+angan
Penderita dinyatakan sembuh bilamana gejala dan tanda sudah membaik
I. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
Aedikamentosa -
a,engan sydenafil <,'mg/kgbb/hari
b!ontrol - tiap bulan
),ipantau - keluhan, tanda fisik, kalau perlu 0!( dan foto
4ontgen dada dan e)hokardiografi
/.E%!asi e+!arga.
*Perjalanan penyakitnya dan prognosisnya
+!omplikasi penyakit dan pengobatannya
'Ainum obat teratur dan follow up
ekokardiografi rutin
63 63 63 63 63 63 63 63
KE/ANG DEMAM
A. Pengertian
!ejang demam adalah kejang yang berhubungan dengan demam (suhu diatas '>,9V3 per rektal)
tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit akut, terjadi pada anak berusia
diatas * bulan dan tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya
-. Diagnosis
Pada anak dikenal + ma)am kejang yaitu-
1. !ejang ,emam Sederhana (!,S)-
!ejang demam sederhana bila kejang bersifat umum, disertai demam berlangsung singkat kurang
dari *$ menit atau terjadi hanya sekali dalam +9 jam
+ !ejang ,emam !ompleks (!,!)
!ejang demam kompleks bila kejang bersifat fokal, disertai demam berlangsung lebih dari *$
menit atau berulang dalam +9 jam
C. Pemerisaan Pen!n"ang
1. ,arah rutin
2. (ula darah sewaktu
3. 0lektrolit darah
4. 7e)es rutin
5. "rin rutin
6. 7oto thoraks
7. Pungsi )airan lumbal
8. 00(
64 64 64 64 64 64 64 64
Penderita harus rawat inap bila -
1. !ejang pertama perlu diobser6asi sehari dan bila perlu dilakukan lumbal pungsi
2. !ejang lebih dari *$ menit
3. ,alam sehari dua kali atau lebih serangan kejang
4. 1erdapat penurunan kesadaran atau kelainan neurologik
Penderita dirawat jalan bila- hanya ada riwayat kejang, hanya terjadi satu kali, tidak ada
rangsangan meningeal atau kelainan neurologik lain
D. Penata+asanaan Ke"ang Demam
Aelonggarkan jalan nafas dan pemberian oksigenasi yang )ukup
1. Aenghentikan serangan kejang se)epatnya dengan diaFepam rektal $ mg untuk ;;C*< kg
atau *< mg untuk ;;&*< kg atau diaFepam injeksi <,'-<,$ mg/kg;;/kali i6 dan dapat diulang
sebanyak ' kali
2. Penanganan penyebab sesuai etiologi infeksi ekstrakranial yang ditemukan
3. 1erapi penunjang dan pen)egahan berulangnya kejang-
& Aenurunkan panas bila demam atau hiperpireksia dengan kompres seluruh tubuh
(srfa)e )ooling) dan diberikan parasetamol *<-*$ mg/kg;;/kali kombinasi diaFepam
oral <,' mg/kg;;/kali bila suhu& '>,$V3
& Aemberikan )airan yang )ukup bila kejang berlangsung )ukup lama (&*< menit)
dengan intra6ena 4/, ,$ */9S)
& Pen)egahan berulangnya kejang dengan diberikan anti kejang rumatan- fenitoin $->
mg/kg;;/hari dalam dua kali pemberian atau dengan fenobarbital $-> mg/kg;b/hari
dalam dua kali pemberian
E. Kom*+iasi
- 0nsefalopati hipoksia
F. Pemanta!an
1. !eadaan umum anak, tanda utama
2. !ejang
3. Dntake )airan/ makanan, kalau perlu diberikan A/P
4. 00( dikerjakan setelah bebas panas *<-*9 hari
G. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
Penderita baru dengan kejang boleh dirawat jalan, bilamana hanya ada riwayat kejang, dan
hanya terjadi satu kali, tidak ada tanda rangsangan meningeal dan kelainan neurologik lain, juga
penderita kontrol pulang rawat inap dikelola sebagai berikut-
1. Aedikamentosa
a. Parasetamol - *<-*$ mg/!g;;/kali, kalau perlu dapat ditambahkan ,iaFepam <,'
mg/!g;;/kali bila panas tinggi per os
65 65 65 65 65 65 65 65
2. Penanganan penyebab (infeksi ekstrakranial) tergantung jenisnya
3. ,ilakuakan 00( bilamana belum pernah dikerjakan
!alau didapatkan hasil 00( normal, perlu die6aluasi kejangnya- bila kejang sering/
berulang, mirip epilepsi dilakukan 00( ulang, diberikan difenilhidantion (dosis di atas)
!alau didaptkan hasil 00( abnormal, pengobatan disesuaikan dengan jenis kelainannya/
epilepsinya Pemberian difenilhidantoin perlu dikontrol setiap ? bulan sampai * tahun sekali,
bilamana tidak ada kejang, dosisnya dapat dikurangi
.. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+amana '
1. ;ebas kejang selama ' tahun
2. "mur diatas $ tahun dan tidak pernah kejang lagi
I.E%!asi Ke+!arga'
1. Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
2. !omplikasi penyakit dan pengobatannya
3. Ainum obat teratur dan follow up rutin
Aenjelaskan tatalaksana selanjutnya
MENINGITIS -AKTERIALIS
A. Pengertian
Aeningitis bakterialis adalah suatu peradangan selaput otak yang disebabkan oleh bakteri pathogen
0tiologi pada usia + bulan I $ tahun adalah . DnfluenFa, S Pneumonia dan : Aeningitis, sedangkan
pada usia&$ tahun adalah S Pneumonia, : Aeningitis dan . DnfluenFa
-. Diagnosis
Anamnesis-
Seringkali didahului infeksi pada saluran napas atau saluran )erna, seperti demam, batuk, pilek,
diare dan muntah ,emam, nyeri kepala dan meningitis dengan atau tanpa penurunan kesadaran
merupakan hal yang sangat sugestif, tetapi tidak ada satupun gejala yang khas ;anyak gejala
meningitis yang berkaitan dengan usia, Aisalnya anak kurang dari ' tahun jarang mengeluh nyeri
kepala
Pemeriksaan 7isis-
(angguan kesadaran dapat berupa penurunan kesadaran atau iritabilitas, dapat juga ditemukan
ubun-ubun yang menonjol, kaki kuduk atau tanda rangsang meningeal lain, kejang dan defisit
neurologik fokal 1anda rangsang meningeal mungkin tidak ditemukan pada awak berusia kurang
dari * tahun
C. Pemerisaan Pen!n"ang
& ,arah perifer lengkap, gula darah, elektrolit darah, biakan darah
66 66 66 66 66 66 66 66
& /umbal pungsi- jumlah sel *<<-*<<<</mm', dgn hitung jenis predominan sel
polimononuklear, protein +<<-$<< mg/dl, glukosaC9< mg/dl, pewarnaan gram, biakan
dan uji resistensi, identifikasi antigen
& Pada kasus berat /P ditunda (penundaan +-' hari tidak mengubah nilai diagnostik
ke)uali untuk identifikasi kuman, itupun jika antibiotiknya sensitif)
& Pemeriksaan 31 s)an atau A4D kepala pada kasus berat
& Pemeriksaan 00( bila ada indikasi
D. Penata+asanaan
1 Aelonggarkan jalan nafas dan pemberian oksigenasi yang )ukup
2 Aenghentikan serangan kejang se)epatnya dengan diaFepam rektal $ mg untuk ;;C*< kg
atau *< mg untuk ;;&*< kg atau injeksi diaFepam <,'-<,$ mg/kg;;/kali i6 dan dapat diulang
sebanyak ' kali
3 1erapi penunjang dan pen)egahan berulangnya kejang-
a. Aenurunkan panas bila demam atau hiperpireksia dengan kompres seluruh tubuh dan
diberikan parasetamol *< mg/kg;;/kali kombinasi diaFepam oral <,' mg/kg;;/kali bila
suhu &'>,$V3
b. Aemberikan )airan yang )ukup bila kejang berlangsung )ukup lama (&*< menit)
dengan intra6ena 4/, ,$ */9S)
c. ,iberikan anti kejang rumatan- fenitoin $-> mg/kg;;/hari dalam dua kali pemberian
atau dengan fenobarbital $-> mg/kg;b/hari dalam dua kali pemberian
d. ,eksametason <,? mg/kg;;/hari dibagi 9 dosis untuk + hari pertama ,osis awal
diberikan sebelum atau pada saat pemberian antibiotik
e. Aengatasi gangguan elektrolit dan glukosa bila ada
f. 1erapi empirik antibiotik-
& *-' bulan- ampisilin +<<-9<< mg/kg;b/hari setiap ? jam i6 dan sefotaksim +<<
mg/kg/hari setiap ? jam ii6 atau seftriakson *<< mg/kg/hari setiap *+ jam i6
& & ' bulan- sefotaksim +<< mg/kg/hari setiap ?-> jam i6 atau seftriakson *<< mg/kg/hari
setiap *+ jam i6 atau ampisilin +<< mg/kg/hari setiap ? jam i6 ditambah kloramfenikol
*<< mg/kg/hari setiap ? jam
,iawali dengan terapi empiris, kemudian disesuaikan dengan hasil biakan dan uji
resistensi /amanya pengobatan tergantung kuman penyebab umumnya selama *<-*9
hari
9 "mumnya tidak diperlukan tindakan bedah, ke)uali bila ada komplikasi seperti empiema
subdural, abses otak atau hidrosefalus
E. Kom*+iasi
& 0mpiema subdural
& Abses otak
& .idrosefalus
67 67 67 67 67 67 67 67
F. Pemanta!an
1. !eadaan umum anak, tanda utama, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
2. 3ari penyebab kejang
3. Dntake )airan/ makanan, kalau perlu diberikan A/P
4. ,apat dilakukan ;04A untuk mengetahui apa ada komplikasi
5. !alau ada skuele, follow up perkembangam dan konsul rehabilitasi
Aedik
? /ingkar kepala harus dimonitor setiap hari pada anak dengan ubun- ubun terbuka
G. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
Penderita bisa kontrol pulang rawat inap dikelola sebagai berikut-
1. Aedikamentosa
a. Parasetamol - *<-*$ mg/!g;;/kali, kalau perlu dapat ditambahkan ,iaFepam <,'
mg/!g;;/kali bila panas tinggi per os
2. Penanganan penyebab (infeksi ekstrakranial) tergantung jenisnya
.. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+amana '
1. ;ebas kejang, keadaan umum membaik, tidak ada skuele
I.E%!asi Ke+!arga'
1. Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
2. !omplikasi penyakit dan pengobatannya
3. Ainum obat teratur dan follow up rutin
Aenjelaskan tatalaksana selanjutnya
68 68 68 68 68 68 68 68
ENSEFALITIS
A. Pengertian
0nsefalitis adalah infeksi jaringan otak yang disebabkan oleh berbagai ma)am mikroorganisme
Penyebab yang tersering adalah 6irus ;erbagai jenis 6irus dapat menimbulkan ensefalitis dengan
gejala yang sama
-. Diagnosti
& 0nsefalitis mempunyai berbagai penyebab namun gejala klinis ensefalitis lebih kurang
sama dan khas
& (ejala berupa suhu mendadak naik kadang hiperpireksia
& !esadaran )epat menurun dan kadang nyeri kepala sebelum kesadaran menurun
& !ejang dapat bersifat umum, fokal atau twi)hing saja
& (ejala serebral lain misal paresis, paralisis, afasia dsb
C. Pemerisaan Pen!n"ang
& ,arah perifer lengkap, gula darah, elektrolit darah, biakan darah
69 69 69 69 69 69 69 69
& /umbal pungsi- )airan jernih, jumlah sel diatas normal, dgn hitung jenis predominan sel
limfosit, protein dan glukosa normal atau meningkat
& Pada kasus berat /P ditunda (penundaan +-' hari tidak mengubah nilai diagnostik
ke)uali untuk identifikasi kuman, itupun jika antibiotiknya sensitif)
& Pemeriksaan 31 s)an menunjukkan edema otak, pada ensefalitis herpes simpleks,
pemeriksaan 31 s)an hari sakit ketiga menunjukkan gambaran hipodens pada daerah
frontotemporal
& Pemeriksaan 00( didapatkan penurunan aktifitas atau perlambatan
D. Penata+asanaan
1 Aelonggarkan jalan nafas dan pemberian oksigenasi yg )ukup
2 Aenghentikan serangan kejang se)epatnya dengan diaFepam rektal $ mg untuk ;;C*< kg
atau *< mg untuk ;;&*< kg atau injeksi diaFepam <,'-<,$ mg/kg;;/kali i6 dan dapat diulang
sebanyak ' kali
3 1erapi penunjang dan pen)egahan berulangnya kejang-
a. Aenurunkan panas bila demam atau hiperpireksia dengan kompres seluruh tubuh dan
diberikan parasetamol *< mg/kg;;/kali kombinasi diaFepam oral <,' mg/kg;;/kali bila
suhu &'>,$V3
b. Aemberikan )airan yang )ukup bila kejang berlangsung )ukup lama (&*< menit)
dengan intra6ena 4/, ,$ */9S)
c. ,iberikan anti kejang rumatan- fenitoin $-> mg/kg;;/hari dalam dua kali pemberian
atau dengan fenobarbital $-> mg/kg;b/hari dalam dua kali pemberian
d. Aengatasi edema otak dengan pemberian manitol <,$-* gram/kg/kali dapat diberikan
setiap > jam sekali dan metilprednisolon *-+ mg/kg/hari
e. Aengatasi gangguan elektrolit dan glukosa bila ada
f. 1idak ada pengobatan lain yang spesifik, asiklo6ir dapat diberikan *< mg/kg tiap > jam
bila se)ara klinis di)urigai disebabkan oleh 6irus herpes simpleks
E. Kom*+iasi
& 0mpiema subdural
& Abses otak
& .idrosefalus
& 4etardasi mental
& (angguan perilaku
& 0pilepsi
F. Pemanta!an
1. !eadaan umum anak, tanda utama
2. !ejang
3. Dntake )airan/ makanan, kalau perlu diberikan A/P
4. !onsul 1.1--) ;04A
70 70 70 70 70 70 70 70
G. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
Penderita bisa kontrol pulang rawat inap dikelola sebagai berikut-
*Aedikamentosa
a. Parasetamol - *< mg/!g;;/kali, kalau perlu dapat ditambahkan ,iaFepam <,'
mg/!g;;/kali bila panas tinggi per os
+ Penanganan penyebab (infeksi ekstrakranial) tergantung jenisnya
.. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+amana '
;ebas kejang, keadaan umum membaik, tidak ada skuele
I.E%!asi Ke+!arga'
1. Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
2. !omplikasi penyakit dan pengobatannya
3. Ainum obat teratur dan follow up rutin
Aenjelaskan tatalaksana selanjutnya
STATUS KON6ULSI6US
A. Pengertian
Status kon6ulsi6us adalah kejang kon6ulsif yang berlangsung lebih dari '< menit atau kejang berulang
selama lebih dari '< menit, selama kejang pasien tidak sadar
-. Diagnosti
& !ejang dapat bersifat umum, fokal atau twi)hing saja
& !ejang berlangsung lebih dari '< menit atau berulang lebih dari '< menit
& Selama kejang pasien tidak sadar
C. Pemerisaan Pen!n"ang
& ,arah perifer lengkap, gula darah, elektrolit darah, biakan darah
71 71 71 71 71 71 71 71
& /umbal pungsi
& Pada kasus berat /P ditunda (penundaan +-' hari tidak mengubah nilai diagnostik
ke)uali untuk identifikasi kuman, itupun jika antibiotiknya sensitif)
& Pemeriksaan 31 s)an
& Pemeriksaan 00(
D. Penata+asanaanKEJANG
1.Diazepam rektal 0,5 mgkg!! ata"
!erat #a$a% & 10 kg ' 5 mg
!erat #a$a% ( 10 kg ' 10 mg
KEJANG )*+
Diazepam rektal
72 72 72 72 72 72 72 72
)5 me%it+
10,20 me%it Di r"ma- .akit
, /e%0aria% ak1e1 2e%a
3a#4rat4ri"m' $ara- tepi, g"la $ara-, %atri"m, kal1i"m, mag%e1i"m, "re"m, kreati%i%
KEJANG )*+
Diazepam 56 Diazepam 56 0,3 7 0,5 mgkg!!
Ke0epata% 0,5 7 mgme%it )3,5 me%it+
)8ati,-ati $epre1i per%apa1a%+
KEJANG ),+
& !ila $i1e#a#ka% e%1e9aliti1 ata" me%i%giti1, terapi r"mata% perl" $ila%:"tka% $e%ga% p-e%4#ar#ital 8,
10 mgkg!!-ari 1elama 2 -ari kem"$ia% $ila%:"tka% $e%ga% 4,5 mgkg!!-ari 1ampai ri1ik4 "%t"k
ke:a%g #er"la%g ti$ak a$a.
& !ila epilep1i, la%:"tka% ;AE $e%ga% me%aikka% $41i1.
KEJANG )*+
<e%it4i% #4l"1 56 10,20 mgkg!!
Ke0epata% 0,5,1mgkg!!me%it
KEJANG ),+
="mata% <e%it4i% 56 5,7 mgkg!!-ari,
12 :am kem"$ia%
73 73 73 73 73 73 73 73
.tat"1 K4%2"l1i2"1 KEJANG )*+
>ra%19er ke r"a%g pera?ata% i%1e%ti9
/-e%4#ar#ital 5,15 mgkg!!-ari
!4l"1 56 $ila%:"tka% $e%ga% $41i1 1,6 mgkg me%it $rip
ata" mi$az4lam 0,2 mgkg $ila%:"tka% $e%ga% 0,1,0,4 mgkg:am
E. Kom*+iasi
E. KOMPLIKASI
.ipoksia otak
F. Pemanta!an
1. !eadaan umum anak, tanda utama
2. 3ari penyebab kejang
3. Dntake )airan/ makanan, kalau perlu diberikan A/P
4. 00(
5. Ada skuele rawat rahabilitasi medik
G. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
Penderita baru dengan kejang boleh dirawat jalan, bilamana hanya ada riwayat kejang, dan
hanya terjadi satu kali, tidak ada tanda rangsangan meningeal dan kelainan neurologik lain, juga
penderita kontrol pulang rawat inap dikelola sebagai berikut-
3. Aedikamentosa
a. Parasetamol - *<-*$ mg/!g;;/kali, kalau perlu dapat ditambahkan ,iaFepam <,'
mg/!g;;/kali bila panas tinggi per os
4. Penanganan penyebabnya (infeksi ekstrakranial) tergantung jenisnya
5. ,ilakukan 00( bilamana belum pernah dikerjakan
!alau didapatkan hasil 00( normal, perlu die6aluasi kejangnya- bila kejang sering/
berulang, mirip epilepsi dilakukan 00( ulang, diberikan difenilhidantion (dosis di atas)
!alau didaptkan hasil 00( abnormal, pengobatan disesuaikan dengan jenis kelainannya/
epilepsinya Pemberian difenilhidantoin perlu dikontrol setiap ? bulan sampai * tahun sekali,
bilamana tidak ada kejang, dosisnya dapat dikurangi
.. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+amana '
1. ;ebas kejang selama ' tahun
2. "mur diatas $ tahun dan tidak pernah kejang lagi
I.E%!asi Ke+!arga'
1. Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
74 74 74 74 74 74 74 74
2. !omplikasi penyakit dan pengobatannya
3. Ainum obat teratur dan follow up rutin
4. Aenjelaskan tatalaksana selanjutnya
PERDARA.AN INTRAKRANIAL
A. Pengertian
Perdarahan Dntrakranial adalah perdarahan yang terjadi di daerah intrakranial (epidural, subdural
maupun intraserebral) yang disebabkan oleh trauma ataupun penyakit kelainan darah
-.Diagnosis
& :yeri kepala
& ,engan atau tanpa penurunan kesadaran atau iritabilitas
& !ejang bersifat umum atau fokal
& ,apat disertai muntah- muntah
& ,apat disertai demam
& "bun-ubun besar membonjol
& ,apat disertai defisit neurologik fokal (paresis, afasia, pupil anisokor dsb)
& Papil edema
C. Pemerisaan Pen!n"ang
75 75 75 75 75 75 75 75
1 Pemeriksaan laboratorium darah rutin lengkap, kultur darah, urine, tinja, elektrolit, (,S, 31,
;1, gambaran darah tepi, retikulosit, P1, AP11, .b elektroforesis
2 31 s)an kepala atau "S( kepala bila ""; masih terbuka
3 7oto thoraks
4 2pthalmoskop
D. Penata+asanaan
1 Aelonggarkan jalan nafas dan pemberian oksigenasi yang )ukup
2 Aenghentikan serangan kejang se)epatnya bila ada, dengan pemberian diaFepam rektal $ mg
untuk ;;C*< kg atau *<-*$ mg untuk ;;&*< kg atau dengan injeksi diaFepam <,'-<,$
mg/kg;;/kali i6
3 Aenghentikan perdarahan dan terapi etiologi sesuai penyebab perdarahannya (trauma,
penyakit kelainan darah dsb)
4 1erapi penunjang
& Aengatasi anemia dengan transfusi P43
& Aenurunkan panas bila demam atau hiperpireksia dengan kompres seluruh tubuh dan
diberikan parasetamol *< mg/kg;;/kali
& Aemberikan )airan yang )ukup dengan intra6ena 4/, ,$ */9S atau ,$%
& ,iberikan anti kejang rumatan bila ada dengan- fenitoin $-> mg/kg;;/hari dalam dua
kali pemberian atau dengan fenobarbital $-> mg/kg;b/hari dalam dua kali pemberian
& Aengatasi edema otak dengan pemberian manitol <,$-* gram/kg/kali dapat diberikan
setiap > jam sekali dan metilprednisolon *-+ mg/kg/hari
& Aengatasi gangguan elektrolit dan glukosa bila ada
5 1erapi empirik antibiotik
6 !onsul bagian bedah syaraf untuk dilakukan operasi atau )ukup terapi konser6atif
E. Kom*+iasi
& .idrosefalus
& 4etardasi mental
& (angguan perilaku
& 0pilepsi
F. Pemanta!an
1. !eadaan umum anak, tanda utama
2. !ejang
3. Dntake )airan/ makanan, kalau perlu diberikan A/P
G. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
1. Aedikamentosa
a. Parasetamol - *<-*$ mg/!g;;/kali, kalau perlu dapat ditambahkan, ,iaFepam <,'
mg/!g;;/kali bila panas tinggi per os
76 76 76 76 76 76 76 76
2. Penanganan penyebab perdarahan tergantung jenisnya kalau masih diperlukan
.. Pen%erita %in,ataan sem$!( $i+amana '
1. !eadaan umum anak membaik, 1anda 6ital normal
2. 31 s)an ulang perdarahan sudah tidak nampak
3. Perkembangan anak normal
I.E%!asi Ke+!arga'
1. Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
2. !omplikasi penyakit dan pengobatannya
3. Ainum obat teratur dan follow up rutin
4. Aenjelaskan tatalaksana selanjutnya
ASMA
A. Pengertian
Aengi berulang dan atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut- timbul se)ara episodik,
dan atau kronik )enderung pada malam / dini hari ( nokturnal), musiman, adanya faktor pen)etus
diantaranya fisis dan bersifat re6ersibel baik se)ara spontan maupun dengan pengobatan serta
adanya riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan atau keluarganya sedangkan sebab-sebab
lain sudah disingkirkan

B. Diagnosis
,itegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang yang
mempunyai peran untuk membantu menentukan penatalaksanaannya!arena gejala asma
ber6ariasi kadang sulit ditegakkanE oleh karena itu maka disusunlah suatu algoritma diagnosis
77 77 77 77 77 77 77 77
asma anak berdasarkan !onsensus :asional dan Dnternasional yang berisi anamnesis,
pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang dilakukan atas indikasi
dan bila fasilitas tersedia Pada pemeriksaan fisis saat serangan dapat ditemui frekuensi napas
meningkat, amplitudo napas dangkal, sesak napas, ada napas )uping hidung, sianosis, gerakan
diding dada berkurang, hipersonor, bunyi napas melemah, wheeFing ekspirasi, eGpirasi
diperpanjang dan ronki kering
A+!r Diagnosis ASMA Ana
-at! %an # ata! mengi
=i?a@at /e%@akit
/emerik1aa% <i1ik
A:i >"#erk"li%
78 78 78 78 78 78 78 78
Diag%41i1 B pe%g4#ata% 1e1"ai DK
>e%t"ka% $era:at B pe%0et"1%@a
#ila a1ma ep 1eri%gper1i1te% ' 94t4 =4
>i$ak :ela1 a1ma '
>im#"l ma1a %e4%at"1
Gagal t"m#"-
5%9ek1i kr4%ik
C"%ta-ter1e$ak
Kelai%a% 94kal par"
Kelai%a% 1i1tem kar$i42a1k"ler
/at"t $i$"ga A1ma
Epi14$ik $a% ata" kr4%ik
N4kt"r%alm4r%i%g $ip
C"1ima%
/a:a%a% ter-a$ap pe%0et"1
=i?a@at at4pi pa1ie%kel"arga
Jika 9a1ilita1 a$a, perik1a peak 9l4? meter ata" 1pir4meter "%t"k me%ilai '
=e2er1i#ilita1 )D 15E+
6aria#ilita1 )D 15E+
/ertim#a%gka% pemerik1aa% '
<4t4 =4 t-4rak $a% 1i%"1
A:i 9aal par"
=e1p4% ter-a$ap #r4%04$ilat4r
A:i pr424ka1i #r4%0"1
A:i keri%gat
A:i im"%4l4gi1
/emerik1aa% m4tilita1 1ilia
/emerik1aa% re9l"k1 GE
!erika% #r4%k4$ilat4r
>i$ak
#er-a1il
#er-a1il
79 79 79 79 79 79 79 79
Ce%$"k"%g $iag%41i1 lai%
>i$ak me%$"k"%g $iag%41i1 lai%
Diag%41i1 ker:a ' A.CA
!erika% 4#at a%ti a1ma '
>i$ak #er-a1il %ilai "la%g
Diag%41i1 $a% ketaata% #er4#at
!"ka% a1ma
/ertim#a%gka% a1ma 1#g pe%@akit pe%@erta
C. Pemerisaan *en!n"ang
Pemeriksaan laboratorium, darah tepi dan sekret hidung, Dg0 total dapat meningkat Analisis
gas darah dapat menunjukkan asidosis, 32+ meningkat
7oto 4ontgen dada perlu untuk menyingkirkan penyakit penyerta atau adanya komplikasi
(atelektasis, pneumothoraks) (ambaran radiologis dapat emfisema paru
D. Diagnosis -an%ing
1. ;ron)hiolitis
2. Aspirasi benda asing
E. Tata+asana
Pasien asma dengan serangan ringan tidak perlu rawat inapE rawat inap diperlukan bila
serangan berat dengan tindakan awal tidak teratasi dan ada tanda-tanda komplikasi
Penanggulangan asma pada anak meliputi-
1. Aen)egah serangan dengan menghidari faktor pen)etus
2. Aen)egah serta mengatasi proses inflamasi dengan obat-obat anti inflamasi (gol Steroid,
kromogikat atau ketotifen), pilihan pertama penggunaan se)ara inhalasi
3. Penanggulanan bronkospasmus dengan obat-obat bronkodilator
80 80 80 80 80 80 80 80
4. Penanggulangan edema mukosa saluran nafas, dengan obat anti inflamasi inhalasi (terutama)
atau se)ara oral/parenteral
5. Penanggulangan sumbatan lendir, dengan banyak minum, mukolitik sehingga lendir en)er dan
mudah dikeluarkan dan peranan fisioterapi sangat penting dalam hal ini
6. Aen)iptakan kondisi jasmani yang baik meliputi kebugaran dan ketahanan fisik dengan latihan
jasmani atau senam pernapasan 8enis obat yang digunakan tergantung berat ringannya
asma, (lihat algoritma pengobatan asma pada anak)
A+!r tata+asana serangan asma *a%a ana
K+ini#IGD
Nilai $era:at 1era%ga%
)1e1"ai ta#el 1+
81 81 81 81 81 81 81 81
Boleh pulang
!ekali 4#at F 7ag4%i1 )-ir"p4ra+
Jika 1"$a- a$a 4#at pe%ge%$ali ter"1ka%
Jika i%9ek1i 2ir"1 1e#agai pe%@e#a# $apat $i#erika% 1ter4i$ 4ral
Dalam 24,48 :1m k4%tr4l ke kli%ik =.:ala% "%t"k ree2al"a1i
Ruang Rawat Sehari
;k1ige% $iter"1ka%
!erika% 1ter4i$ 4ral
Ne#"li1a1i tiap 2 :am
!ila $alam 8 7 12 :am per#aika% kli%i1 1ta#il, #4le- p"la%g
Jika $alam 12 :am kli%i1 tetap #el"m mem#aik ali- ra?at ke ruang Rawat Inap
Serangan sedang
)%e#"li1a1i 2,3G.
re1p4%1 par1ial+
!erika% 4k1ige%
Nilai kem#ali $era:at 1era%ga%, :ika 1e1"ai $g 1era%ga% 1e$a%g, 4#1er2a1i $i ="a%g =a?at .e-ari
/a1a%g :al"r pare%teral
Serangan ringan
)%e#"li1a1i 1G, re1p4% #aik, ge:ala -ila%g+
;#1er2a1i 1,2 :am
:ika e9ek #erta-a%, #4le- p"la%g
Jika ge:ala tim#"l lagi, perlak"ka% 1e#agai 1era%ga% 1e$a%g.
Ruang Rawat Inap
;k1ige% ter"1ka%
Ata1i $e-i$ra1i $a% a1i$41i1 :ika a$a
.ter4i$ 56 tiap 6,8 :am
Ne#"li1a1i tiap 1,2 :am
Ami%49ili% 56 a?al, la%:"tka% r"mata%
Jika mem#aik $alam 4,6 G %e#"li1a1i, i%ter2al :a$i 4,6 :am
Jika $alam 24 :am per#aika% kli%i1 1ta#il, #4le- p"la%g
Jika $e%ga% 1ter4i$ $a% ami%49ili% pare%teral ti$ak mem#aik, #a-ka% tim#"l a%0ama% -e%ti %apa1, ali- ra?at ke
Ruang Rawat Intensif
Catatan :
1. :ika me%"r"t pe%ilaia% 1era%ga% a1ma%@a #erat, %e#"li1a1i 0"k"p 1G $e%ga% F7ag4%i1 * a%tik4li%ergik
2. :ika ti$ak a$a alat%@a, %e#"li1a1i $apat $iga%ti $e%ga% a$re%ali% 1"#k"ta% 0,01mlk#!!kali mak1imal 0,3mlkali
3. "%t"k 1era%ga% 1e$a%g $a% ter"tama #erat, 4k1ige% 2,43me%it $i#erika% 1e:ak a?al, terma1"k 1aat %e#"li1a1i
Serangan berat
)%e#"li1a1ai 3G re1p4%1 #"r"k+
.e:ak a?al $i#erika% ;2 1aat$il"ar %e#"li1a1i
/a1a%g :al"r pare%teral
Nilai "la%g kli%i1%@a, :ika 1e1"ai $e%ga% 1era%ga% #erat, ra?at $i ="a%g =a?at 5%ap
<4t4 =4%tge% t-4rak1
Tatalaksana awal
Ne#"li1a1ai # ag4%i1 1,3G 1ela%g 20 me%it
Ne#"li1a1i ketiga * a%tik4li%ergik
Jika 1era%ga% #erat, %e#"li1a1i 1G )*a%tik4li%ergik+
82 82 82 82 82 82 82 82
1indakan penanggulangan pada asma berat/gawat-
1. Pemberian oksigen melalui kanul hidung + liter /menit atau melalui fa)e mask 9 liter/menit
2. /angkah *
Sambil menunggu tidakan lain, misalnya DL7, dll, berikan larutan beta + agonis (terbutalin
sulfat atau salbutamol) sebanyak +,$mg B Antikolinergik Dpratropium bromide B :a3l fisiologis
sampai $ )) atau fenoterol ( misal ;erote)) dengan dosis $ tetes B :a3l fisiologis sampai $ )),
dengan nebuliFer selama $-*< menit dan dapat diulang setelah ?< menit ;ila terjadi tanda-
tanda perbaikan pemantauan terus untuk sekurang-kurangnya selama + jam
3. /angkah +
Seandainya pada langkah * tidak terlihat perbaikan dilanjutkan-
a. ;erikan aminofilin parenteral bolus,
;ila pasien belum mendapat aminofilin sebelumnya, dosis awal 9 mg/!g;;, dalam *<-
+< menit
;ila pasien pernah mendapatkan aminofilin sebelumnya ( kurang dari 9 jam) dosis
83 83 83 83 83 83 83 83
aminofilin + mg/ !g;;
b. Setelah pemberian aminofilin dosis awal, aminofilin rumatan dengan dosis berkisar antara
<,>-*,+ mg/!g;;/jam !ebutuhan )airan DL7, rumatan adalah sbb-
;erat badan !ebutuhan )airan
*<-+< kg
& +< kg
*<<< B (;;-*<) G $< ml/+9 jam
*$<< B (;;-*<) G +< ml/+9 jam
c. ;ila ada asidosis koreksi dengan bi)nat se)ara buta ( * mg/kgbb i6, perlahan-lahan) atau
sesuai hasil analisi gas darah
d. .idrokortison +-' mg/ !g;; DL, setiap ?-> jam, atau deGamethason *-+ mg/!g;;/+9 jam
4. /angkah '
5alaupun pemberian obat pada langkah + berjalan dengan lan)ar, namun tidak terlihat
tanda-tanda perbaikan pemberian hidrokortison di)oba dinaikkan menjadi $-@ mg/kgbb diulang
setelah $-? jam Seandainya tidak berhasil perlu intubasi dan pemakaian 6entiltor
Catatan'
1atalaksana serangan asma berat dan akut menurut konsensus internasional seperti pada
algoritma
. Pemanta!an
1. keadaan umum, tanda 6ital
2. Pemeriksaan fisis paru
3. ;alan)e )airan, tanda asidosis, analisis gas darah
4. "ji fungsi paru
G. Pen,!+it# om*+iasi
1. atelektasis
2. pneumothoraks
3. emfisema paru
!. Pasien %i*!+angan
1. ;ila !" dan tanda 6ital baik
2. Anak tidak sesak
I. Tata+asana ra&at "a+an
,ilanjutkan obat oral
/. E%!asi Ke+!arga'
1. Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
2. !omplikasi penyakit dan pengobatannya
3. Ainum obat teratur dan follow up rutin
4. Aenjelaskan tatalaksana pen)egahan
84 84 84 84 84 84 84 84
PNEUMONIA
A. Pengertian
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang berupa infiltrat atau konsolidasi pada
al6eoli atau jaringan interstisial ;erdasarkan distribusi anatomis pneumonia dapat dikelompokkan
menjadi Pneumonia lobaris, Pneumonia lobularis (;ronkopneumonia), Pneumonia interstisialis
(;ronkiolitis) dan Pleuropneumonia "ntuk dasar tatalaksana pneumonia lebih baik dibagi
berdasarkan etiologinya, misalnya pneumonia pneumokokus, pneumonia streptokokus,
85 85 85 85 85 85 85 85
pneumonia stafilokokus, pneumoia 6irus yang disebabkan oleh infeksi atau pneumonia aspirasi,
/oeffler syndrome, pneumonia hipostatik yang disebabkan oleh penyebeb non infeksi

B. Diagnosis
,iagnosis didasarkan atas E
1. Anamnesis
Setiap anak dengan batuk, sesak napas yang timbulnya tidak mendadak, demam, harus
di)urigai pneumonia
2. Pemeriksaan 7isis
,apat ditemukan sesak napas (dispneu), napas )epat (takipneu), napas )uping hidung,
sianosis Pada paru terdapat retraksi dinding dada, perkusi sonor sampai redup relatif, suara
napas 6esikuler atau bronkial, ronki basah halus nyaring atau krepitasi
C. Pemerisaan Pen!n"ang
/aboratorium darah-
Pneumonia bakterial menunjukkan jumlah lekosit meningkat, dengan hitung jenis bergeser ke kiri
Analisis gas darah- p2+ turun (ada hipoksia), dapat asidosis (respiratoir)
4adiologi -
(ambarannya ber6ariasi dari infiltrat ringan sampai ber)ak-ber)ak merata di kedua lapangan paru
(bronkopneumonia), sarang-sarang infiltrat setempat bisa berkonsolidasi sehingga memberi
bayangan lebih padat Pada pneumonia lobaris terdapat infiltrat masif pada satu lobus
D. Diagnosis -an%ing
1. Pneumokokal pneumonia
2. ;ronkitis
3. ;ronkiolitis
4. !egagalan jantung kongestif
5. 0ksaserbasi akut bronkiektasis
6. Aeningitis, bila ada gejala nu)hal rigidity
7. Aspirasi benda asing
8. Atelektatis
9. Abses paru
*<1uberkulosis
E. Tata+asana'
1. "mum-
2+
DL7,
86 86 86 86 86 86 86 86
;ed rest
2bat-obat simtomatik
2. !husus-
Sebaiknya pengobatan kausal berdasarkan atas pemeriksaan bakteriologi dan
tes kepekaan, sehingga dapat diberikan pengobatan dengan tepat !arena tidak selalu
memberikan biakan yang positif maka pengobatan dalam praktek pad dasarnya selalu dimulai
dengan polyphagmasi
,apat dipakai-
a. Penisilin
b. !lorampenikol
8ika alergi dapat dipakai-
a. 0ritromisin
b. Sefalosporin
c. Sulfonamid
Pne!monia Sta0i+oo!s.
;iasanya pada bayi dan anak ke)il, perjalanan penyakit sangat )epat Sering terjadi abses
paru, tension pneumothorak dan atau emfisema
Sukar dibedakan dengan pneumokokal pneumonia
1erapi - Antibiotika spektrum luas
Pne!monia).emo*(i+!s In0+!en?ae
Sukar dibedakan dengan pneumokokal pneumonia 8arang terdapat Pengobatan dengan
antibiotika spektrum luas
Pne!monia As*irasi
Aspirasi )airan amnion dapat terjadi pada waktu lahir
Aspirasi kerosen (minyak tanah, bensin) dapat terjadi karena terminum
Ada dua pendapat tentang patogenesisnya -
a. !erosen sampai ke paru diabsorbsi dari traktus digesti6us
b. Aspirasi terjadi sewaktu menelan, muntah atau )u)i lambung
Suhu dapat meninggi dan kesadaran dapat menurun 1erapi simptomatik dan antibiotika
diberikan bila ada tanda-tanda infeksi yang ditandai dengan timbulnya panas pada hari ke '
sampai 9 setelah minum Pada umumnya kortikosteroid tidak bermanfaat pada keadaan ini
Lo00+er S,n%roma
;ukan merupakan penyakit tersendiri ,iduga hal ini disebabkan alergi terhadap benda asing,
yang di daerah tropik dihubungkan dengan migrasi lar6a )a)ing di dalam usus masuk ke darah
dan paru-paru
PadaS-foto thoraG menunjukkan adanya infiltrat yang luas, dapat pula menyerupai gambaran
milier tuberkulosa
,arah menunjukkan eosinofilia sampai 9<%-@<% Penyakit biasanya tidak berat Pengobatan
87 87 87 87 87 87 87 87
dengan pemberian antibiotika untuk men)egah infeksi sekunder dan diberikan obat )a)ing
Pne!monia .,*ostati
1erjadi karena kongesti paru yang lama, misalnya pada penyakit yang memaksa penderita
berbaring lama !ongesti paru yang lama akan memudahkan kuman berkembang biak di
tempat itu dan menimbulkan radang Pen)egahan- mengubah-ubah posisi berbaring penderita
. Pemanta!an
1. !eadaan umum, 1anda 6ital
2. !emungkinan gagal nafasE klinis/A(,
3. Aasukkan )airan/makanan
4. 0lektrolit terutama natrium dan kalium
5. 4ontgen thoraG diulang *minggu kemudian
G. Pen,!+it#Kom*+iasi
1. 0mfisema
2. 2titis media
3. ,ehidrasi-asidosis
4. Perikarditis purulenta
5. Aeningitis purulenta
6. Dleus Paralitik
7. Peritonitis
8. Abses paru
!. Pen%erita %i*!+angan
8ika tanda 6ital, !eadaan "mum baik
8ika sesak sudah hilang dan anak sudah bisa makan minum
I. Tata+asana Pen%erita Ra&at /a+an
Pengobatan dilanjutkan se)ara oral
/.E%!asi Ke+!arga'
1. Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
2. !omplikasi penyakit dan pengobatannya
3. Ainum obat teratur dan follow up rutin
-RONKIOLITIS
88 88 88 88 88 88 88 88
A. Pengertian
;ronkiolitis akut adalah infeksi akut pada bronkiolus se)ara menyeluruh yang ditandai adanya
obstruksi dan inflamasi pada saluran napas Sering mengenai anak dibawah usia + tahun dengan
insiden tertinggi umur ? bulan Penyebab tersering ($<%-#<%) adalah 4espiratory Syn)ytial Lirus
(4SL), penyebab lain yaitu parainfluenFa, adeno6irus, mikoplasma, 6irus influenFa
B. Diagnosis
,iagnosis ditegakkan atas penemuan klinis-
1. Anamnesis
Pada anak ke)il (umur sampai + tahun) adanya sesak napas, mengi yang timbul mengikuti
DSPA harus di)urigai bronkiolitis
2. Pemeriksaan 7isik
,emam ringan atau tidak demam sama sekali, takipneu, sering sianosis, napas )uping hidung,
retraksi (biasanya tidak dalam karena adanya hiperinflasi paru), auskultasi paru suara napas
dapat menurun, ekspirium diperpanjang, kadang-kadang terdengar mengi, dapat terdengar
ronki basah halus tersebar
C. Pemerisaan *en!n"ang
/aboratorium-
:ilai-nilai darah tidak khas, biasanya normal Analisis gas darah p32+ mungkin tinggi
4adiologi-
Aungkin masih normal, atau menunjukkan hiperinflasi paru (emfisema), diameter anteroposterior
meningkat pada foto lateral dan diaghfragma terdorong ke bawah !adang-kadang ditemukan
ber)ak-ber)ak perpadatan akibat atelektasis sekunder terhadap obstruksi atau inflamasi
D. Diagnosis $an%ing
1. ;ronkopneumonia, sering sukar dibedakan
2. Asma bronkiale
E. Tata+asana (ra&at ina*)
Penderita biasanya perlu rawat inap karena gejala klinis umumnya memerlukan perawatan
suportif-
1. Suportif pemberian oksigen dalam konsentrasi '$-9<%
2. Pertimbangkan pemberian kortikosteroid
3. ,iberikan antibiotika jika ada indikas
4. ,ipertimbangkan pemberian obat-obat untuk mukosilier klirens inhalasi atau per oral
. Pemanta!an
1. Pengawasan !" dan 1anda Lital
2. Analisis (as ,arah bila perlu
89 89 89 89 89 89 89 89
G. Pen,!+it#Kom*+iasi
Apneu, dehidrasi, asidosis, atelektasis, pneumonia, kegagalan jantung
!. Pen%erita %i*!+angan
8ika keadaan umum membaik
I. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
2bat-obatan diganti peroral
/.E%!asi Ke+!arga'
1. Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
2. !omplikasi penyakit dan pengobatannya
3. !ontrol kembali ke poliklinik paru anak
90 90 90 90 90 90 90 90
A6IAN INFLUEN@A
A.Pengertian
Penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh 6irus influenFa .$:* yang bisa menyerang
unggas / burung / manusia, yang menimbulkan gejala demam & '>o3, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri
tenggorok Penderita juga ada riwayat kontak dengan binatang yang terinfeksi 6irus tersebut dalam
waktu @ hari terakhir
-. Diagnosis
a. Pemeriksaan /ab-
1. ,arah rutin
.itung jenis lekosit
!imia- Protein total, alb, "reum, 3reatinin, 0lektrolit, S(21, S(P1, (amma (1, alkali
fosfatase
Analisis (as ,arah
2. "rine lengkap
3. .apus tenggorok
4. Serologi
5. 4apid test
6. ,eteksi antibodi 0/DSA, deteksi antigen
b. Pemeriksaan lain - - 7oto 1horaG
- 0 ! (
C. Penata+asanan '
a. 4awat di ruang isolasi selama @ hari
b. .idrasi
c. 2ksigenasi
d. ,iet sesuai kebutuhan untuk tumbuh kembang anak
e. Simtomatis
f. Pengobatan -
Amantadine/4imantadine- dlm 9> jam pertama selama '-$
hari
,osis - $ mg/kg;; dibagi + dosis
;; & 9$ kg - + G *<< mg
2seltami6ir
,iberikan dlm '? jam setelah onset influenFa, selama $
hari
91 91 91 91 91 91 91 91
Anak ;; C *$ kg - + G '< mg
Anak ;; & *$ I +' kg - + G ?< mg
;; & 9< kg - + G @$ mg
"sia & *' th- + G @$ mg
D. Pemanta!an
* 7oto toraks ulang
+ Pemeriksaan laboratorium
' ;ila didapatkan tanda gawat napas, pasien dirujuk ke
PD3"
9 Pasien dirawat di ruang rawat biasa bila-
- "sap tenggorok (P34 dan biakan) - negatif
- Setelah hari ke-@, sudah tidak demam, ke)uali jika
demam berlanjut sampai @ hari
Kriteria *era&atan %i PICU'
7: & '< G/menit (dewasa)
7: & 9<G/menit (Anak)
,ispneu
4atio Pa2+/7i2+ C +$<
7oto toraks- infiltrat & $<%, atau mengenai banyak lobus paru
1ekanan ,arah C #</?< mm.g
Aembutuhkan 6entilator mekanik
Syok septik
Aembutuhkan 6assopressor & 9 jam
o Serum kreatinin & 9 mg/d/
E. In%iasi *!+ang
1idak demam & @+ jam
1idak batuk
7oto toraks ada perbaikan
Perbaikan hasil laboratorium
F. Ra&at "a+an
Pasien wajib kontrol ke poliklinik penyakit paru/penyakit dalam/penyakit anak/ instalasi 4awat
,arurat * minggu setelah pulang
Pemeriksaan ulang foto toraks O laboratorium apabila abnormal
G. Penanganan "ena?a( *en%erita F+! $!r!ng
Aemandikan / perlakuan khusus terhadap jenaFah dilakukan oleh petugas khusus
92 92 92 92 92 92 92 92
8enaFah ditutup dengan plastik / bahan tidak tembus air / kayu / bahan lain yang tidak mudah
ter)amar
1idak boleh & 9 jam di pemulasaran jenaFah
.. Pen>ega(an
2rang yang berisiko-
o 2seltami6ir * G @$ mg selama * minggu
o Laksinasi
Semua orang yang diduga kontak dengan unggas yang terinfeksi AD, tu-
o 2rang yang bertugas memisahkan unggas yang sakit
o ;ekerja / hidup dalam peternakan unggas yang terdapat/ diduga terinfeksi AD atau di
tempat pemisahan
o 1enaga kesehatan yang menangani kasus AD pada manusia
o 1enaga kesehatan yang bekerja pada sarana pelayanan darurat di daerah terjadinya AD
pada burung
,efinisi !asus
* !asus 2bser6asi-
aPanas & '>
<
3
b/ebih dari * gejala berikut -
i. ;atuk
ii. 4adang tenggorokan
iii. Sesak napas
) Qang pemeriksaan klinis O laboratorium sedang berlangsung
+ !asus Possible (kasus tersangka)-
1. .asil tes laboratorium (B) untuk 6irus indluenFa tanpa mengetahui subtypenya
2. !ontak * minggu sebelum timbul gejala dengan penderita yang )onfirmed
3. !ontak * minggu sebelum timbul gejala dengan unggas yang mati karena sakit
4. ;ekerja di laboratorium * minggu sebelum timbul gejala yang memproses sampel dari
orang/binatang tersangka .ighly Pathogeni) AD
' !asus Probable
.asil lab tertentu (B) untuk 6irus influenFa A (.$) seperti tes antibodi spesifik pada *
spesimen serum
9 !asus 3onfirmed
* .asil biakan 6irus (B) .$:*
+ P34 untuk influenFa .$ (B), A1A"
' titer antibodi spesifik .$ & 9G
9 D7A (B) untuk antigen .$
I. E%!asi Ke+!arga'
1. Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
2. !omplikasi penyakit dan pengobatannya
3. Ainum obat teratur dan follow up rutin
93 93 93 93 93 93 93 93
4. Aenjelaskan tatalaksana selanjutnya
LEUKEMIA LIMFO-LASTIK AKUT
PENGERTIAN
/eukemia adalah suatu grup penyakit keganasan hematologik dengan karakteristik adanya proliferasi
tak terkontrol bloodforming cells atau prekursornya di sumsum tulang, dan kemungkinan
bermetastase ke otak, hepar, limpa dan limfonodi Aeskipun kelangsungan masing-masing jenis
lekemia berlainan, namun se)ara umum sel proliferasi tersebut *) menggusur sumsum tulang normal,
+) mempengaruhi fungsi normal sumsum tulang, ') mengin6asi organ lain, dan 9) kadang
menyebabkan kematian apabila tidak diobati
ANAMNESIS
1. Anemia
2. Sering demam
3. Perdarahan
4. ;erat badan turun
5. Anoreksia
6. !elemahan umum
7. !eluhan pembesaran getah bening dan perut
PEMERIKSAAN FISIK
1. !ulit anemis
2. 1anda perdarahan
3. Aukosa anemis
4. Perdarahan ul)era
5. Angina /udwig
6. Pembesaran kelenjar limfe
94 94 94 94 94 94 94 94
7. Splenomegali
8. !adang hepatomegali
PEMERIKSAAN PENUN/ANG
a. .apusan darah tepi - didapatkan anemia normositik normokromik
b. .itung 8enis leukosit - ditemukan limfoblas yang jumlahnya bisa sampai *<<%
c. 1rombositopenia
d. "ji tourniHuet positif
e. 5aktu perdarahan memanjang
f. 4etikulositopenia
g. Pungsi sumsum tulang-merupakan diagnosis pasti Aenunjukkan adanya pendesakan
eritropoiesis, trombopoiesis, dan granulopoiesis Sumsum tulang didominasi oleh limfoblas
h. Dmmunophenotyping - untuk menunjukkan adanya kelainan imunologis
i. !aryotyping - untuk menunjukkan adanya kelainan kromosom
j. 7oto 1horaG AP/lateral - untuk melihat infiltrasi mediastinal
k. Pungsi /umbal - umtuk mengetahui adanya infiltrasi ke )airan serebrospinal
TERAPI
MEDIKAMENTOSA
1. Protokol pengobatan (menurut D,AD) ada + ma)am, yaitu-
a. Protokol half dose metothreGate (8akarta, *##9)
b. Protokol 5ijaya !usuma (5!-A//, +<<<)
2. Pengobatan suportif
-EDA.
1idak dilakukan pembedahan pada /eukemia /imfoblastik Akut
SUPORTIF
1erapi suportif misalnya transfuse komponen darah, pemberian antibiotika, nutrisi dan dukungan
psikososial
/ain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialis lainnya dll)
Pemeriksaan kesehatan gigi, ke)ukupan giFi, dan kestabilan psikologi kadang memerlukan keahlian
spesialis lainnya
PEMANTAUAN # MONITORING
TERAPI
95 95 95 95 95 95 95 95
Pada minggu ?-> terapi terjadi remisi, diikuti konsolidasi dan rumatan sampai + tahun !omplikasi
terapi adalah alopesia, depresi sumsum tulang dengan agranulositosis
Sepsis merupakan komplikasi selama pengobatan sitostatika Pemberian !ortikosteroid dapat
menyebabkan perubahan perilaku, misalnya mudah marah dan nafsu makan yang berlebihan
TUM-U. KEM-ANG
Pasien se)epatnya kembali masuk sekolah
,alam jangka panjang perlu diobser6asi fungsi hormonal dan tumbuh kembang anak
.IPERLEUKOSITOSIS
PENGERTIAN
.iperleukositosis adalah salah satu kegawatan onkologi yang ditandai dengan meningkatnya jumlah
leukosit darah perifer lebih dari *<<<<< per ul .iperleukositosis dapat ditemukan pada ?-*$% kasus
leukemia limfositik akut, *'-++% kasus leukemia non-limfositik akut dan pada hampir semua kasus
mielogenus kronis !omplikasi akan timbul apabila keadaan ini tidak ditangani segera, seperti
perdarahan intrakranial, perdarahan pulmonal, serta gangguan metabolik akibat lisis dari sel leukemia
(angguan metabolik yang mengikuti keadaan tumor lysis syndrom ini berupa hiperurisemia,
hiperkalemia, hiperfosfatemia dan hipokalsemia sekunder, serta kadang-kadang ditemukan asidosis
laktat
ANAMNESIS
1. (ejala leukemia - pu)at, perdarahan, demam, ;; turun, nyeri sendi
2. (ejala leukostasis - pusing, sakit kepala, muntah, sesak nafas, hemoptisis, penglihatan kabur,
ataksia, penurunan kesadaran
3. 2liguria, atau anuria
PEMERIKSAAN FISIS
1. 1anda leukemia - pu)at, perdarahan, organomegali, pembesaran kelenjar getah bening
2. .ipotensi, gangguan sirkulasi perifer,
3. /eukositosis di otak - papil edema, gangguan 6isus, agitasi, kesadaran menurun, leukositosis
di paru - takipneu, dispneu, sianosis,
4. Priapismus
LA-ORATORIUM
1. /eukosit = $<<<</ul, dengan hitung jenis dan blas positif
2. .iperurisemia, hiperkalemia,hiperfosfatemia, hipo)al)emia
3. Asidosis metabolik
4. .ipoksemia,
96 96 96 96 96 96 96 96
5. (angguan fungsi ginjal
6. 7oto thoraG untuk men)ari perdarahan paru dan pembesaran mediastinum
7. 31 S)ann kepala bila ditemukan tanda-tanda perdarahan intra)ranial
TATALAKSANA .IPERLEUKOSITOSIS DAN TUMOR LISIS S<NDROME
1. .idrasi )airan :a3l <#% - ,$% perbandingan ' - * dengan ke)epatan '<<<ml/m
+
, atau *,$
kali kebutuhan rumatan
2. Alkalinisasi dengan pemberian :atrium bi)arbonat '$-9$ m0H/m+/+9 jam atau +$-$< m0H/$<<
ml yang bertujuan untuk mempertahankan p. urin @,$
3. Allopurinol *< mg/kg;;/kali dibagi ' peroral
4. /akukan pemeriksaan- darah tepi lengkap, analisa gas darah, elektrolit (:a, ! 3l, 3a, P, Ag),
fungsi ginjal ,dan urinalisis (p. dan berat jenis urin)
5. 1ranfusi trombosit diberikan bila trombosit kurang dari +<<<</mikroliter
6. Pemberian tranfusi P43 dapat meningkatkan 6iskositas darah, sehingga tranfusi dapat
diberikan bila terdapat gangguan oksigenasi jaringan atau .b kurang dari ? g/dldengan target
.b >g/dl
7. Perlu dilakuakan pemantauan se)ara ketat -
1anda 6ital
;alan)e diuresis ketat(diuresis dipertahankan minimal *<<ml/m+/jam)
3a oral
.emodialisis dilakukan bila -
!alium gagal diturunkan, kreatinin & *< G normal, asam urat &*<G normal, fosfat &*< G normal, perubahan 00( yang mengan)am/fatal
Dnsulin +< " dlm $< ml glukosa $<% i6
Aonitor jantung
Potassium binder resin * g/kg oral dg sorbitol $<% *< ml
3a glukonas *<% (+ menit)
Aonitor jantung
3a glu)onas *<% perlahan
(ejala (B) atau perubahan 0!( (B)
Perubahan 0!( (B)
.iperfosfatemia
(&*,9 mmol//)
.ipo)al)emia
(3a serum C+,'+ mmol//
.iperkalemia
(&?,$ mmol//)
(agal ginjal akut
.iperurikemia
(&@mg/dl)
hemodialisis syndrome
2ral phosphate binder (kalsium karbonat '<<mg oral/> jam)
Alopurinol
97 97 97 97 97 97 97 97
Alkalinisasi urin dengan :a bikarbonat i6 atau oral
tidak
ya
tidak
tidak
ya
ya
1umor lisis syndrome
Pemeriksaan darah tepi lengkap, analisis gas darah, elektrolit (!, :a, Ag, 3a), asam
urat, p. urin dan urinalisis, dilakukan tiap ? jam jika memungkinkan
Algoritme pengobatan -
98 98 98 98 98 98 98 98
ANEMIA DEF. -ESI
PENGERTIAN
Anemia defisiensi besi (A,;) adalah anemia akibat kekurangan Fat besi untuk sintesis akibat
hemoglobin dan merupakan defisiensi nutrisi yang paling banyak paa anak dan menyebabkan
masalah kesehatan yang paling besar di seluruh dunia terutama di negara yang sedang berkembang
termasuk di Dndonesia
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Pu)at yang berlangsung lama tanpa manifestasi perdarahan
Audah lemas, mudah marah, tidak ada nafsu makan, daya tahan tubuh terhadap infeksi
menurun, serta gangguan perilaku dan prestasi belajar
(emar memakan makanan yang tidak biasa (pi)a) seperti es batu, kertas, tanah, rambut
Aemakan bahan makanan yang tidak mengandung Fat besi, bahan makanan yang
menghambat penyerapan Fat besi seperti kalsium dan fitat (beras, gandum), serta konsumsi
susu sebagai sumber energi utama sejak bayi sampai usia + tahun (milkaholi)s)
Dnfeksi malatria, infestasi parasit seperti ankylostoma dan s)histosoma
PEMERIKSAAN FISIS
(ejala klonis A,; sering terjadi perlahan dan tidak begitu diperhatikan oleh keluarga ;ila
kadar .b C $ g/d/ ditemukan gejala iritabel dan anoreksia
Pu)at ditemukan bila kadar .b C @ g/d/
1anpa organomegali
,apat ditemukan koilonikia, glosistis, stomatitis angularis, takikardi dan gagal jantung, protein
losing enteropathy
4entan terhadap infeksi
(angguan pertumbuhan
Penurunan aktifitas kerja
PEMERIKSAAN PENUN/ANG
,arah lengkap yang terdiri dari- hemoglobin rendahE A3L, A3., dan A3.3 rendah 4ed )ell
distribution widht (4,5) yang lebar dan A3L yang rendah merupakan salah satu skrining
defisiensi besi
o :ilai 4,5 tinggi &*9,$% pada defisiensi besi, bila 4,5 normal (C*'%) pada talasemia
trait.
o 4atio A3L/4;3 (AentFer DndeG)=*' dan bila 4,5 indeG (A3L/4;3G4,5) ++<,
merupakan tanda anemia defisiensi besi, sedangkan jika kurang dari ++< merupakan
tanda talasemia trait
o Apusan darah tepi- mikrositik, hipokromik, anisositosis, dan poikilositosis
99 99 99 99 99 99 99 99
!adar besi serum yang rendah, 1D;3, serum ferritin C*+ng/m/ dipertimbangkan sebagai
diagnostik defisiensi besi
:ilai retikulosit- normal atau menurun, menunjukkan produksi sel darah merah yang tidak
adekuat,
Serum transferrin receptor (S1f4)- sensitif untuk menentukan defisiensi besi, mempunyai nilai
tinggi untuk membedakan anemia defisiensi besi dan anemia akibat penyakit kronik
!adar Fin) protoporphyrin (WPP) akan meningkat
1erapi besi (therapeuti) trial)- respons pemberian preparat besi dengan dosis 'mg/kg;;/hari,
ditandai dengan kenaikan jumlah retikulosit antara $-*< hari diikuti kenaikan kadar hemoglobin
*g/d/ atau hematokrit '% setelah * bulan menyokong diagnosis anemia defisiensi besikira-
kira ? bulan setelah terapi, hemoglobin dan hematokrit dinilai kembali untuk menilai
keberhasilan terapi Pemeriksaan penunjang tersebut dilakukan sesuai dengan fasilitas yang
ada
!4D104DA ,DA(:2SDS A,; A0:"4"1 5.2-
1. !adar .b kurang dari normal sesuai usia
2. !onsentrasi .b eritrosit rata-rata '*% (:M'+-'$%)
3. !adar 7e serum C$< ug/dl (:M><-*><ug/dl)
4. Saturasi transferin C*$% (:M+<-$<%)
!riteria ini harus dipenuhi, paling sedikit kriteria nomor *,', dan 9tes paling efisien untuk
mengukur )adangan besi tubuh yaitu feritinj serum ;ila sarana terbatas, diagnosis dapat
ditegakkan berdasarkan -
1. Anemia tanpa perdarahan
2. 1anpa organomegali
3. (ambaran darah tepi mikrositik, hipokromik, anisositosis, sel target
4. 4espon terhadap pemberian terapi besi
TATA LAKSANA
Aengetahui faktor penyebab, riwyat nutrisi, dan kelahiran, adanya perdarahan abnormal,
pas)a pembedahan
1. Preparat besi
Preparat yang tersedia ferous sulfat, ferous glukonat, ferous fumarat, dan ferous suksinat
,osis besi elemental9-? mg/kg;;/hari 4espon terapi dengan menilai kenaikan kadar .b
sebesar + g/dl atau lebih
;ila repon ditemukan, terapi dilanjutkan sampai +-' bulan
!omposisi besi elemental-
7erous fumarat ''% merupakan besi elemental
7erous glukonas **,?% merupakan besi elemental
7erous sulfat +<% merupakaana besi elemental
2. 1ranfusi darah
8arang diperlukan, hanya diberikn bila pada keadaan anemia yang sangat berat dengan
kadar hbC9 g/dl !omponen darah yang diberikan adalah P43

PENCEGA.AN
100 100 100 100 100 100 100 100
P0:30(A.A: P4DA04
1. Aempertahankan ASD eksklusif hingga usia ? bulan
2. Aenunda pemakaian susu sapi hingga usia * tahun
3. Aenggunakan sereal atau makanan tambahan yang difortifikasi tepat pada waktunya, yaitu
sejak usia ? bulan sampai * tahun
4. Pemberian 6itamin 3 seperti jeruk, apel waktu makan dan minum preparat besi untuk
meningkatkan absorbsi besi, serta menghindari bahan yang menghambat absorbsi besi
seperti teh, fosfat, dan fitat pada makanan
5. Aenghindari minum susu yang berlebihan dan meningkatkan makanan yang mengandung
kadar besi yang berasal dari hewani
6. Pendidikan kebersihan lingkungan
P0:30(A.A: S0!":,04
1. Skrining A,;
a. Skrining A,; dilakukan dengan pemeriksaan .b atau .t, waktunya disesuaikan dengan
berat badan lahir dan usia bayi 5aktu yang tepat masih kontro6ersial
Ameri)an A)ademy of Pediatri) (AAP)menganjurkan antara usia #-*+ bulan, ? bulan
kemudian, dan usia +9 bulan Pada daerah dengan risiko tinggi dilakukan tiap tahun
sejak usia * tahun hingga $ tahun
b. Skrining dapat dilanjutkn dengan pemeriksaan A3L,4,5, feritin serum, dan trial terapi
besi Skrining dilakukan sampai usia remaja
c. :illai A3L yang rendah dengan 4,5 yang lebar merupakan salah satu alat skrining
A,;
d. Skrining yang paling sensitif, mudah dan dianjurkan yaitu Fin) erythro)yte protoporphirin
(W0P)
e. ;ila bayi dan anak diberi susu sapi sebagai menu utama dan berlebihan, sebaiknya
dipikirkan melakukan skrining untuk deteksi A,; dan segera memberi terapi
2. Suplementasi besi
Aerupakan )ara yang tepat untuk men)egah terjadinya anemia defisiensi besi di daerah
dengan pre6alensi tinggi ,osis besi elemental yang dianjurkan -
a. ;ayi berat lahir normal dimulai sejak usia ? b@ulan dianjurkan * mg/kg;;/hari
b. ;ayi *,$-+,< kg-+ mg/kg ;;/hari diberikan sejak usia + minggu
c. ;ayi *,<-*,$ kg-' mg/kg;;/hari diberikan sejak usia + minggu
d. ;ayi C*kg- 9 mg/kg;;/hari, diberikan sejak usia + minggu
3. ;ahan makanan yang sudah difortifikasi seperti susu formula untuk bayi dan makanan
pendamping ASD seperti sereal

101 101 101 101 101 101 101 101
IMMUNE T.ROM-OC<TOPENIC PURPURA
PENGERTIAN
D1P merupakan suatu kelainan yang didapat yang berupa gangguan autoimun yang menyebabkan
trombositopenia .al ini disebabkan karena penghan)uran trombosit se)ara dini dalam sistem
retikuloendotelial akibat adanya autoantibodi terhadap trombosit yang biasanya berasal dari Dg(
(trombosit C *$<<<</u/) !asus trombositopenia pada anak #<% disebabkan oleh 6irus Lirus yang
paling banyak diidentifkasi adalah 6arisella ,oster dan Ebstein &arr
ANAMNESIS
1. 1rombositopenia terjadi *-' minggu setelah infeksi bakteri atau 6irus(infeksi saluran nafas atas
atau saluran )erna), misalnya rubella, rubeola, 6ari)ela, atau setelah 6aksinasi dengan 6irus
hidup
2. 4iwayat perdarahan, gejala dan tipe perdarahan , lama perdarahan, riwayat sebelum
perdarahan
3. 4iwayat pemberian obat-obatan misalnya heparin, sulfonamide, kuinidin/kuinin, aspirin
4. 4iwayat ibu menderita .DL, riwayat keluarga yang menderita trombositopenia atau kelainan
hematologi
PEMERIKSAAN FISIK
1. Perhatikan manifestasi perdarahan, tipe perdarahan termasuk perdarahan retina, beratnya
perdarahan
2. Perabaan hati, limpa, kelenjar getah bening
3. Adanya infeksi
4. Adanya gambaran dismorfik yang diduga sebagai kelainan kongenital termasuk kelainan
tulang, kehilangan pendengaran
PEMERIKSAAN PENUN/ANG
1. Aorfologi eritrosit, leukosit dan retikulosit biasanya normal .emoglobin, indeks eritrosit dan
jumlah leukosit normal
2. 1rombositopenia,besar trombosit normal atau lebih besar(giant platelet), masa perdarahan
memanjang
3. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang tidak perlu bila gambaran klinis dan laboratories klasik,
tapi perlu dilakukan bila ditemukan limfadenopati, organomegali, anemia atau kelainan jumlah
leukosit
102 102 102 102 102 102 102 102
Ta$e+ Sta%i!m ITP $er%asaran "!m+a( trom$osit5 mani0estasi +inis %an *et!n"! inter8ensi
Stadiu
m
1rombosit (G*<
#/
/l) (ejala dan pemeriksaaan
fisik
4ekomendasi
*
+
'
&$<-*$<
&+<
&+< dan/ atau
C*<
1idak ada
1idak ada
Perdarahan mukosa
Perdarahan minor
1idak ada
Pengobatan indi6idual
(terapi/pre6entif)
,irawat di 4S dan DL7( atau
kortikosteroid
TERAPI
D1P brsifat akut dan sembuh spontan, karena itu keputusan apakah perlu diberikan pengobatan masih
diperdebatkan
MEDIKAMENTOSA
;eberapa kemungkinan pengobatan D1P pada anak
Dmmunoglobulin intra6ena ;esar dosis <,>g/!g;;, * kali pemberian
,iulang dengan dosis yang sama jika jumlah
trombosit C '<G*<
#
/l pada hari ke ' (@+ jam
setelah infuse pertama)
Pada perdarahan emergensi- <,> g/!g;;, *-+
kali pemberian bersama-sama dengan
kortikosteroid dan tranfusi trombosit
Pada D1P kronis - <,9 g/!g;;/G, setiap +->
minggu
!ortikosteroid 9 mg prednisone/!g;;/hari/po atau i6 selama
@ hari, kemudian tapering off dalam periode @
hari
Pada perdarahan emergensi >-*+ mg metal
prednisolon/!g;;/i6 atau <,$-*,< mg
deksametason/kg;;/i6 atau po, bersama-
sama dengan DLD( atau tranfusi trombosit
Antibodi anti-4(,) *<-+$ lg/!g;;/hari selama +-$ hari, intra6ena
dalam $<)) :a3l <,#% dan habis dalam '<
menit
X inter6eron ' G *<? unit sub)utan, ' kali perminggu
103 103 103 103 103 103 103 103
selama 9 minggu
Siklosporin '-> mg/!g;;/hari dibagi dalam +-' dosis
AFatioprin $<-'<< mg/m
+
peros/hari selama = 9 bulan
Pen%eatan ana %engan trom$osito*enia
Diag%o'i' Ba%di%g (
)e#ai%a% 'ke#e*
A%e$ia a%co%i
+,o$bo'i*o-e%ia Ab'e%* .adii /+A.0
!I1
2e%3aki* ja%*4%g 5ia%o'i'
Ek'i$
5i%d,o$ 6i'#o**&A#d,ich
!e$a%gio$a
5i%d,o$)a'abach&7e,,i**
Diag%o'i' Ba%di%g (
I+2 (
Di'ebabka% 8i,4'
Di'ebabka% oba*&oba*a%
!I1
2e%3aki* ko#age% -e$b4#4h da,ah -ada ba3i
A#oi$4%9
A4*oi$4% /-#ace%*a# Ab *,a%'fe,09
!e$a%gio$a/*3-e 8i'ce,a#0
A%e$ia A-#a'*ik
A%e$ia a%co%i
a$i#ia#
Diag%o'i' Ba%di%g (
)ega%a'a%
I%fek'i !I1
5*o,age di'ea'e
!i-e,'-#e%i'$
A'-i,a'i 54$'4$ *4#a%g
)e#ai%a% ko%ge%i*a#
2e$e,ik'aa% %o,$a#
5-#e%o$ega#i a*a4 #i$fade%o-a*i
5i%d,o$ Be,%a,d&'o4#ie,
5i%d,o$ 6i'ko**&A#d,ich
A%o$a#i 7a3&!egg#i%
G#a:$a%%;' *h,o$ba'*he%ia
5i%d,o$e G,a3 -#a*e#e*
+,o$bo'i*o-e%ia
A%a$%e'i'
2e$e,ik'aa% fi'ik
2e$e,ik'aaa% da,ah
!i*4%g je%i'
+,o$bo'i*
A-4' da,ah *e-i
104 104 104 104 104 104 104 104
7o,fo#ogi *,o$bo'i*
TALASEMIA -ETA
105 105 105 105 105 105 105 105
PENGERTIAN
1alasemia, khususnya talasemia- merupakan kelainan genetik yang paling sering ditemukan di dunia,
termasuk di Dndonesia Sebagai penyakit hemolitik yang diderita seumur hidup sejak umur kurang dari
* tahun, penyakit ini menimbulkan masalah baik dari segi medis maupun sosial Penderita talasemia
berat memerlukan transfusi darah seumur hidupnya "mumnya talasemia berat diakhiri dengan
kematian pada masa kanak-kanak 7rekuensi gen talasemia di Dndonesia sekitar ' - *<%
;erdasarkan angka ini, diperkirakan lebih +<<< kasus baru dilahirkan setiap tahunnya di Dndonesia
LANGKA. PROMOTIF # PRE6ENTIF
Penyakit yang ditimbulkan akibat kelainan genetik merupakan masalah kesehatan yang penting
karena akan terbawa seumur hidup dan dapat diturunkan ke generasi berikutnya 2leh karena itu
perlindungan kesehatan tidak hanya penting terhadap penyakit yang timbul dalam masa tumbuh
kembang, melainkan harus sudah di mulai sebelum kelahiran Perawatan thalassemia yang ideal
memerlukan biaya yang sangat tinggiE ini pun bukan pengobatan se)ara total Aenyadari bahwa
penyakit ini belum dapat disembuhkan dan perawatannya sangat mahal, banyak negara yang
mempunyai frekuensi gen thalassemia tinggi melaksanakan program pen)egahan lahirnya penderita
baru "ntuk hal ini dilakukan skrining pembawa sifat dan diagnosis pranatal
LANGKA. DIAGNOSTIK
Anamnesis
!eluhan yang timbul terjadi karena adanya anemia dengan segaja akibatnya !eluhan yang sering
timbul berupa pu)at, gangguan nafsu makan, gangguan tumbuh kembang, dan perut membesar
karena pembesaran limpa dan hati Pada umumnya keluh kesan ini mulai timbul pada usia ? bulan
Pemerisaan 0isis
Pasien nampak pu)at, bentuk muka mongoloid (facies !ooley)$ dapat ditemukan ikterus, gangguan
pertumbuhan, splenomegali dan hepatomegali yang menyebabkan perut membesar (ambaran
radiologis tulang kepala menunjukkan hair on end appearance.
Pemerisaan *en!n"ang
Pemeriksaan umum
.b, A3L (L04), A3. (!.4), morfologi sel darah merah (apusan darah), retikulosit, fragilitas osmotik
Pemeriksaan lebih lanjut
Analisis .b terhadap kadar .b7, .bA+ dan elektroforesis hemoglobinE kadar besi, saturasi transferin,
dan feritin
Pemeriksaan khusus
Analisis ,:A untuk menentukan jenis mutasi penyebab talasemia
Anemia dengan kadar .b berkisar + - # g/dl, kadar A3L dan A3. berkurang, retikulosit biasanya
meningkat dan fragilitas osmotik menurun (resistensi osmotik meningkat)
(ambaran darah tepi memperlihatkan mikrositik hipokrom, fragmentasi, sel target, dan normoblas
106 106 106 106 106 106 106 106
(sel darah merah berinti)
!adar .b7 menjngkat antara *<-#<%, kadar .bA+ normal, rendah atau sedikit meningkat
Peningkatan kadar .bA+ merupakan parameter penting untuk menegakkan diagnosis pembawa
sifat talasemia- ;esi serum, feritin dan saturasi transferin meningkat
TERAPI
Me%iamentosa
!elasi besi (desfero-amine)- diberikan setelah kadar feritin serum sudah men)apai *<<< mg/l atau
saturasi transferin lebih $<%, atau sekitar *< I +< kali transfusi darah .esfero-amine$ diberikan
se)ara subkutan melalui pompa infus dalam waktu > - *+ jam dengan dosis +$-$<mg/kg berat
badan/hari minimal selama $ hari berturut setiap selesai transfusi darah
Litamin 3 *<<-+$< mg/hari selama pemberian kelasi besi, untuk meningkatkan efek kelasi besi
Asam folat +-$ mg/hari untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat
Litamin 0 +<<-9<< D" setiap hari sebagai anti-oksidan dapat memperpanjang umur sel darah
merah
-e%a(
Splenektomi, dengan indikasi
/impa yang terlalu besar, sehingga membatasi gerak pasien, menimbulkan peningkatan tekanan
intra-abdominal dan bahaya terjadinya rupturE
.ipersplenisme ditandai dengan peningkatan kebutuhan transfusi darah atau kebutuhan suspensi
eritrosit (P43 pac"ed red cell) melebihi +$< ml/kg berat badan dalam satu tahun
S!*orti0
1ransfusi darah
.b pasien dipertahankan antara > g/dl sampai #,$ g/dl !eadaan ini akan memberikan supresi
sumsum tulang yang adekuat menurunkan tingkat akumulasi besi, dan dapat mempertahankan
pertumbuhan dan perkembangan pasien ,arah diberikan dalam bentuk P43, ' ml/kg;; untuk
setiap kenaikan .b * g/dl
/ain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialis lainnya dll)
;ila perlu, rujuk ke di6isi tumbuh kembang, kardiologi, giFi, endokrinologi, radiologi, dan dokter gigi
PEMANTAUAN (MONITORING)
Pemeriksaan kadar feritin setiap *-' bulan, karena adanya ke)enderungan kelebihan besi sebagai
akibat absorbsi besi yang meningkat dan transfusi darah yang berulang
0fek samping kelasi besi yang perlu dipantau yaitu demam, nyeri perut, nyeri kepala, gatal, sukar
bernapas ;ila hal ini terjadi pemberian kelasi besi dihentikan
T!m$!( Kem$ang
Anemia yang kronis memberikan dampak Pada proses tumbuh kembang 2leh karena itu diperlukan
perhatian dan pemantauan tumbuh kembang pasien
107 107 107 107 107 107 107 107
.EMOFILIA A
PENGERTIAN
.emofilia adalah penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor pembekuan darah yang diturunkan
se)ara se-lin"ed recessive pada kromosom / .emofilia dibagi menjadi tiga jenis yaitu hemofilia A
jika terdapat kekurangan faktor LDDD, hemofilia ; jika kekurangan 7aktor DS dan hemofilia 3 jika
kekurangan faktor SD !adar normal faktor pembekuan <,$-*,$"/d/ ($<-*$<%) !lasifikasi berat
ringannya hemofilia dibagi tiga berdasarkan kadar faktor pembekuan ,ikatakan berat jika didapatkan
faktor pembekuan C*%, sedang *-$%, ringan $-'<%
LANGKA. DIAGNOSTIK
Anamnesis
!eluhan penyakit hemofilia A ini dapat timbul -
1. Saat lahir, biasanya terjadi perdarahan lewat tali pusat
2. Pada anak yang lebih besar terdapat perdarahan sendi sebagai akibat jatuh pada saat belajar
berjalan, riwayat timbulnya biru-biru bila terbentur (perdarahan abnormal)
Pemerisaan Fisi
,itemukan perdarahan berupa -
.ematom di kepala atau tungkai atas/ bawah
.emartosis
Sering dijumpai perdarahan interstisial yang akan menyebabkan atrofi otot, pergerakan akan
terganggu dan terjadi kontraktur sendi Sendi yang paling terkena adalah siku, lutut,
pergelangan kaki,paha, dan sendi bahu
Pemerisaan *en!n"ang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah -
Aasa pembekuan
Partial thromboplastin time test (P11), a)ti6ated partial thromboplastin time test (APD1)
Pemeriksaan faktor LDD
TERAPI
Aedikamentosa
Prinsip penatalaksanaan hemofilia A adalah -
1. 1indakan saat perdarahan -
108 108 108 108 108 108 108 108
i) ;ahan-bahan bukan darah
,,ALP (,esmopresin) <' Jg/kg ;;
1raneGami) a)id *< mg/kg;;
ii) 7aktor LDDD
!riopresipitat
Plasma segar beku, *$ ml/kg;; dengan inter6al >-*+ jam
!onsentrat faktor LDDD
2. Pengobatan pen)egahan - faktor LDDD +$-$< "/kg ;;
3. Analgesik - parasetamol saja atau kombinasi dengan kodein dapat diberikan .indari
pemberian salisilat
4. 7isioterapi, dimulai bila rasa nyeri sudah hilang dan perdarahan dapat diatasi
/ain-lain ( rujukan subspesialis, rujukan spesialis lainnya dll)
;ila sudah terjadi komplikasi hemartrosis kronis dengan kontraktur sendi, pasien dirujuk ke ahli bedah
ortoped
PEMANTAUAN (MONITORING)
Tera*i
0fek samping terapi -
.epatitis ; dan hepatitis 3 dapat terjadi karena transmisi 6irus melalui produk darah
,ianjurkan pemeriksaan fungsi hati setiap ? bulan
Aonitor kemungkinan infeksi .DL dan kelainan imunologi
Pembentukan inhibitor terhadap faktor LDDD terjadi pada $-*<% pasien hemofilia A yang
mendapat terapi faktor LDDD
T!m$!( Kem$ang
Gangguan tumbuh kembang akan terjadi bila terdaat komlika!i kontraktur !endi. "al ini daat
dicegah dengan enanganan !ecara komrehen!if oleh tim #ang terdiri dari dokter anak$ dokter gigi$
ahli bedah ortoedi$ ahli ji%a dan ahli atologi klinik
.I6
109 109 109 109 109 109 109 109
A. Pengertian
.DL merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena infeksi 6irus .uman Dmmunodefisiensi Lirus,
yang penyebebkan penurunan kekebalan tubuh penderita
-. Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. /aboratorium darah
C.K+asi0iasi +inis in0esi .I6 (CDC re8isi 1AA7)
1. Kategori N (tan*a ge"a+a).
1idak terdapat tanda dan gejala klinis akibat infeksi .DL, atau hanya terdapat satu gejala kategori
A
2. Kategori A (ge"a+a +inis ringan).
1erdapat dua atau lebih berikut tanpa gejala kategori ; dan 3
a. /imfadenopati (= <,$ )m lebih dari satu tempat, bilateral dianggap * tempat)
b. .epatomegali
c. Splenomegali
d. ,ermatitis
e. Parotitis
f. Dnfeksi saluran napas atas, sinusitis, atau otitis media berulang atau menetap
3. Kategori - (ge"a+a +inis se%ang)
1erdapat gejala klinis lain selain gejala kategori A atau 3
a. Anemia (.b C > g/d/), neutropenia (C *<<</mm
'
), atau trombositopenia (C *<<<<</mm
'
)
menetap = '< hari
b. Aeningitis bakterialis, pneumonia, atau sepsis (episode tunggal)
c. !andidiasis orofaring menetap & + bulan pada anak usia & ? bulan
d. !ardiomiopati
e. Dnfeksi sitomegalo6irus dengan onset C usia * bulan
f. ,iare berulang atau kronik
g. .epatitis
h. Stomatitis herpes simpleks (.SL) berulang (&+ episode dalam setahun)
i. ;ronkitis, pneumonitis, atau esofagitis .SL dengan onset usia C * tahun
110 110 110 110 110 110 110 110
j. .erpes Foster pada paling sedikit dua episode berbeda atau & * dermatom
k. /eiomiosarkoma
#. Pneumonitis interstitialis limfoid atau kompleks hiperplasia limfoid paru
$. :efropati
%. :okardiosis
o. ,emam & * bulan
-. 1oksoplasmosis dengan onset C * bulan
<. Larisela diseminata )a)ar air dengan komplikasi (gejala klinis berat)
7. Kategori C (ge"a+a +inis $erat)
Semua anak yang memenuhi kriteria AD,S, ke)uali untuk pneumonitis interstitialis limfoid yang
masuk dalam kategori ;
Sistem +asi0iasi in0esi .I6 *a%a ana' ategori stat!s im!nos!*resi $er%asaran "!m+a( %an
*resentase se+ T CD7 men!r!t !sia (re8isi 1AA7).
4ekomendasi utama antiretro6irus inisial pada anak
1. Satu inhibitor protease sangat aktif nelfina6ir, ritona6ir B dua :41D
2. ::41D efa6irenF B dua :41D, untuk anak & ' tahun
3. ,ua ::41D B :e6irapin (:LP)
Usia B 12 $!+an 1 C 9 ta(!n : C 12 ta(!n
Status imun :o/mm
'
% :o/mm
'
% :o/mm
'
%
!ategori *
1idak ada
supresi
= *$<< = +$ = *<<< = +$ = $<< = +$
!ategori +
Supresi
sedang
@$<<
s/d
*9##
*$
s/d
+9
$<<
s/d
###
*$
s/d
+9
+<<
s/d
9##
*$
s/d
+9
!ategori '
Supresi
;erat
C @$< C *$ C $<< C *$ C +<< C *$
D. Tata+asana
Dndikasi dan rekomendasi pengobatan antiretro6irus pada anak
Dndikasi-
111 111 111 111 111 111 111 111
1. ,iagnosis infeksi .DL (B)
2. (ejala klinis kategori A,;,3
3. Dmunosupresi kategori + atau '
4. Semua bayi dengan diagnosis .DL (B) usia C *+ bulan
5. "sia = * tahun tanpa gejala klinis (asimtomatik) dan status imun normal
a. 2psi *) beri terapi antiretro6irus
b. 2psi +) terapi antiretro6irus bila risiko progresi6itas klinis tinggi, bila risiko progresi6itas rendah
lebih baik antiretro6irus ditunda sambil memonitor status klinis, imunitas, dan 6irologi untuk
melihat perubahan risiko progresi6itas klinis
7aktor yang harus dipertimbangkan untuk memulai terapi antiretro6irus pada anak dengan diagnosis
infeksi .DL asimtomatik dan status imun normal
1. 8umlah kopi 4:A .DL tinggi atau meningkat
2. 8umlah atau rasio 3,9 )epat menurun
3. Perkembangan gejala klinis )epat
112 112 112 112 112 112 112 112
DIARE AKUT
Diare A!t
A. Pengertian
,iare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat, dengan konsistensi tinja
)air, bersifat mendadak dan berlangsung dalam waktu kurang dari satu minggu pada bayi atau
anak yang sebelumnya sehat (;ayi yang minum ASD bisa ;A; 9-$ kali per hari, akan tetapi tidak
disebut diare selama tidak terjadi perubahan konsistensi tinja dari sebelumnya)
,iare )air akut - diare akut tanpa darah
,iare akut bentuk disentri - diare akut dengan darah
,iare akut dapat disebabkan -
6irus - 4ota6irus (penyebab terbannyak), :orwalk agent
;akteri - 0 3oli, Salmonella, Shigella, Librio (3holerae, 0l 1or, parahemolyti)us,
3ampyloba)ter jejuni/)oli), 3lostridium perfringens, Staphylo)o))us, ;akteroides)
Penyebab lain - parasit (0ntamuba histoliti)a, 3ryptosporodium)
B. Diagnosis
,iagnosis diare akut didasarkan kepada defini di atas :amun demikian harus pula dikerjakan hal-
hal tersebut dibawah ini -
1. 4iwayat diare sekarang -
a. /ama diare C * minggu
b. 1otal diare dalam +9 jam, diperkirakan dari frekuensi diare dan jumlah tinja
c. !eadaan klinis tinja (konsistensi, berdarah)
d. Auntah (frekuensi, jumlah)
e. ,emam
f. ;uang air kemih ? jam terakhir
g. 1indakan yang telah diambil ibu -
3airan - biasa/ditambah/dikurangi/dihentikan
ASD - biasa/ditambah/dikurangi/dihentikan
Aakanan - biasa/ditambah/dikurangi/dihentikan
2bat - diberikan/tidak
2ralit - diberikan/tidak, berapa banyaknya
1indakan lain - dikerjakan/tidak sebutkan
2. 4iwayat diare sebelumnya - kapan, berapa lama
3. 4iwayat penyakit penyerta saat ini, kemungkinan diagnosisnya
4. 4iwayat Dmunisasi - lengkap/tidak
113 113 113 113 113 113 113 113
5. 4iwayat makanan sebelum diare -
ASD - diberikan/tidak
Susu buatan/PASD - diberikan/tidak, ma)amnya
Aakanan lain - diberikan/tidak, ma)amnya
,isimpulkan )ukup/tidak
6. Pemeriksaan 7isik
!eadaan umum, kesadaran, tanda 6ital
1anda utama - keadaan umum gelisah/)engeng atau letargi/koma/lemah, rasa haus,
turgor abdomen menurun
1anda tambahan - ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut dan
idah
;erat badan
1anda gangguan kesimbangan asam basa dan elektrolit - nafas )epat dan dalam
(asidosis metaboli) ), kembung (hipoklemia ), kejang (hipo/hipernatremia)
Status giFi
1anda dehidrasi (lihat bawah)
!emungkinan komplikasi lain (lihat lampiran)
Penilaian dehidrasi penderita diare menurut skor 5.2 *#>9 -
-agian t!$!(
,ang %i*erisa
Ni+ai !nt! ge"a+a ,ang %item!an
1 2 3
!eadaan umum ;aik (elisah, lemah,
mengantuk
Aengigau,
koma atau
syok
Aata :ormal Agak )ekung Sangat
)ekung
Aulut :ormal !ering Sangat
kering, biru
Pernapasan +<-'< G/ menit '*-9< G/menit 9*-?< G/menit
1urgor ;aik Aenurun 8elek
,enyut :adi/menit C *+< G/ menit *+<-*9< G/ menit & *9< G/
menit
,ehidrasi ringan - skor C ?
,ehidrasi sedang - skor @ I *+
,ehidrasi berat - skor & *'
C. Pemerisaan Pen!n"ang
/aboratorium -
1. darah rutin
2. fae)es rutin
114 114 114 114 114 114 114 114
3. urin rutin
D. Diagnosis -an%ing
Dntoleransi /aktosa
Alergi susu sapi
E. Tata+asana (ra&at ina*)
1. 4ehidrasi
2. ,ukungan nutrisi (0arly feeding)
3. Suplementasi Fin)
4. Antibiotika selektif
5. 0dukasi orang tua
1. Atasi %e(i%rasi
a. ,ehidrasi 4ingan - )airan rumah tangga atau oralit
Ainum )airan rumah tangga lebih dari biasanya ($< ml/kg)
b. ,ehidrasi Sedang - pemberian oralit @< ))/kg;;/' jam
c. ,ehidrasi ;erat - kehilangan )airan *<< ml/kg
3ara pemberian -
"sia kurang dari *+ bulan - '< ml /kg;; dalam * jam pertama, dilanjutkan @< ml/kg;;
dalam $ jam berikutnya
"mur diatas *+ bulan - '< ml/kg;; dalam T jam perama, dilanjutkan @< ml/kg;; dalam
+,$ jam berikutnya
Aasukkan )airan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minumdimulai dengan
$ ml/kg;; selama proses rehidrasi
Apabila masih ada tanda dehidrasi berat maka dapat diulang * kali dengan )airan kristaloid
dan * kali dengan koloid
Selanjutnya sisa kebutuhan diberikan dengan dosis *< ml/kg/jam
Aa)am )airan yang diberikan 4//Asering/ T ,arrow
De(i%rasi $erat (s,o)
:adi tak teraba, apatis, somnolen sampai koma, akral dingin, asidosis, sianosis, perfusi
jaringan buruk
Program -
a. Awal - +< ml/kg;; selama *< menit
7ase awal digunakan )airan 4/, Asering atau :a3l <,#%
115 115 115 115 115 115 115 115
Apabila program pertama belum berhasil dapat diulang satu kali pemberian fase awal,
apabila tetap tidak berhasil/tidak ada perbaikan dapat digunakan )airan koloid * kali
dengan dosis +< ml/kg;; Pilihan lain apabila tida ada 4//Asering/:a3l <,#%, dapat
dipakai T ,arrow, , U S, , TS, , $% - ;i)nat M 9-*, )airan 4/( $% untuk malnutrisi
b. /anjutan - sisa diberikan *< ml/kg;;/ jam
Apabila dehidrasi sudah dapat di atasi atau masih dalam dehidrasi sedang/ringan,
apabila ada tanda-tanda hipokalemia, diberikan )airan !A-0: 'A atau !A-0: ';
dapat juga diberikan !3l per drip ti%a $o+e( %i$erian *er $o+!s (lihat dosis !3l)
,alam pemberian )airan DL perlu diperhatikan dan hendaknya di)antumkan dalam lembar
kertas monitor -
c. :ama pasien
d. "mur
e. ;erat ;adan
f. Aa)am )airan
g. Program tetesan ()he)k list)
/ainnya -
a. Aonitoring tanda-tanda dehidrasi termasuk perhatian adannya o6erhidrasi
b. 2edem pulmonum (4on)hi basal)
c. Pembesaran hati (hepatomegali)
Pada pasien marasmus/kwashiorkor/marasmus-kwashiorkor pemberian )airan 4//asering
sedapat mungkin dihindari (Prof (oldenA, +<<*) sebaiknya diberikan 4/( $% dan
4DS2AA/
,efisit )airan Pemberian awal Pemberian
lanjutan
Aaintena)e/ 4umatan
;erat M *<<
ml
+<ml/kg/*< mnt
'<ml/kg/'< mnt
dapat diulang * G
kristaloid
dapat diulang * G
koloid
+<ml/kg/*
jam
@<ml/kg/'
jam
*<<ml/kg/+9 jam
Sedang M @<
ml
@<ml/kg/'jam (oral/DL) *<<ml/kg/+9
jam
*$<ml/kg/+9 jam
4ingan M $<
ml
$<ml/kg/jam .7/oralit *<<ml/kg/+9
jam oral
*<<ml/kg/+9 jam
Setelah pemberian lanjutan artinya sudah tidak dehidrasi, diteruskan rumatan
116 116 116 116 116 116 116 116
Ta(a*an Re(i%rasi
De-i$ra1i !erat
1. +<ml/kg;;/*<P *G *<ml/kg;;/* jam
2. +<ml/kg;;/*<P +G *<ml/kg;;/* jam
3. +<ml/kg;;/*<P *G koloid (kalau perlu)
De-i$ra1i .e$a%g

>ete1a% mi%imal
;ralit )H=;+

@< ml/kg;;/' jam
>ete1a% mi%imal
;ralit )H=;+
De-i$ra1i
=i%ga%
'< I $< ml/kg;;/ '-9 jam
>a%pa
De-i$ra1i #erat
Aaintenan)e *<< ml/kg;;/+9 jam
342 (oralit)
Pemanta!an
,ikerjakan setelah ? jam (untuk bayi) dan ' jam untuk & *+ bulan -
a. keadaan umum anak, derajat dehidrasinya
b. tatalaksana baru disesuaikan dengan keadaan anak
117 117 117 117 117 117 117 117
c. pemberian )airan dengan pipa nasogastrik, dilakukan pada
anak yang tidak dapat minum, tetapi tidak dalam renjatan
2. Seng
Seng terbukti se)ara ilmiah terper)aya dapat menurunkan frekuensi buang air besar dan 6olume
tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak Seng elemental diberikan
selama *<-*9 hari meskipun anak telah tidak mengalami diare dengan dosis -
"mur dibawah ? bulan - *< mg/hari
"mur diatas ? bulan - +< mg/hari
3. N!trisi
ASD dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap diberikan untuk
men)egah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang Adanya perbaikan
nafsu makan menandakan fase penyembuhan Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan
sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang ? G sehari), rendah serat, buah-buahan diberikan terutama
pisang
7. Me%iamentosa
1. 1idak boleh diberikan obat anti diare
2. Anti biotik
Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare berdarah) atau kolera Pemberian
antibiotik yang tidak rasional akan mengganggu flora usus sehingga dapat memperpanjang lama
diare dan !lostridium defficile akan tumbuh yang menyebabkan diare sulit disembuhkan Selain
itu, pemberian antibiotik yang tidak rasional dapat memper)epat resistensi kuman terhadap
antibiotik "ntuk disentri basiler, antibiotik diberikan sesuai dengan data sensitifitas setempat, bila
tidak memungkinkan dapat menga)u kepada data publikasi yang dipakai saat ini, yaitu
kotrimoksaFol sebagai lini pertama, kemudian bila antibiotik tersebut sudah resisten dapat
diberikan )efiksim
3. Antiparasit
AetronidaFol $< mg/kg;;/hari dibagi tiga dosis merupakan pilihan untuk amuba 6egetatif
9. E%!asi
2rang tua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan !esehatan bila
ditemukan hal sebagai berikut - demam, tinja berdarah, makan atau minum sedikit, sangat haus,
diare masih sering, atau belum membaik dalam ' hari 2rang tua dan pengasuh diajari )ara
menyiapkan oralit se)ara benar
/angkah promotif pre6entif -
1. ASD tetap diberikan
2. !ebeersihan perorangan, )u)i tangan sebelum makan
3. !ebersihan lingkungan, buang air besar dijamban
118 118 118 118 118 118 118 118
4. Dmunisasi )ampak
5. Aemberikan makanan penyapihan yang benar
6. Penyediaan air minum yang bersih
7. Selalu memasak makanan

. Pen,!+it#Kom*+iasi
1. asidosis metabolik
2. kejang, sepsis
3. gagal ginjal akut
G. Pen%erita Di*!+angan
Anak tidak dehidrasi, !eadaan umum dan tanda 6ital baik, sudah bisa makan dan minum
!. Tata+asana *en%erita ra&at "a+an
Dbu/orang tua dapat memberikan sendiri oralit dirumah dengan baik
1idak ada komplikasi
!ontrol pada poli anak
1. Pemakaian Antibiotika (bila ada indikasi, seperti shigella, )holera)
2. ,iet (bila ada indikasi, seperti adanya infeksi 6irus atau la)tase defisien maka diet diberikan
susu rendah laktosa, free la)tose, susu sapi diganti susu kedelai)
3. 8angan menggunakan spasmolitika
4. Litamin A
a. ? bulan I * tahun - *<<<<< D" (ke)uali yang sudah mendapat 6it A di posyandu)
b. lebih dari * tahun - +<<<<< D"
5. pendidikan terhadap orang tua
a. penyuluhan tentang penganan diare - pemberian )airan rumah tangga
b. )ara-)ara pre6entif - ASD, penyapihan, ;A;, minum air bersih, )u)i tangan sebelum
menyuapi, 6aksin )ampak
/.E%!asi Ke+!arga'
Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
!omplikasi penyakit dan pengobatannya
Aenjelaskan higene sanitasi
119 119 119 119 119 119 119 119
GE DE.IDRASI RINGAN DAN SEDANG
PENGERTIAN
,iare akut dehidrasi ringan-sedang adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat, dengan
konsistensi tinja )air, bersifat mendadak, dan berlangsung dalam waktu kurang dari * minggu pada
bayi atau anak yang sebelumnya sehat dengan kekurangan )airan tubuh $-# %
PROSEDUR
a. Aembuat diagnosis kerja
b. Aemberi 4/ )airan rehidrasi oral
c. Aemberi penyuluhan tentang tanda-tanda diare yang
d. 3enderung menjadi dehidrasi berat
e. Penyuluhan tentang tindakan pen)egahan
120 120 120 120 120 120 120 120
KOLESTASIS PADA -A<I
PENGERTIAN
!olestasis adalah semua kondisi yang menyebabkan terganggunya sekresi berbagai substansi yuang
seharusnya dieksresikan ke dalam duodenum, sehingga menyebabkan bertahannya bahan I bahan
atau substansi tersebut di dalam hati dan menimbulkan kerusakan hepatosit Parameter yang paing
banyak digunakan adalah kadar bilirubin direk serum = *,$ mg/dl atau *$ % dari bilirubin total
ANAMNESIS
4iwayat kehamilan dan kelahiran - infeksi pada saat kehamilan atau saat melahirkan, pertumbuhan
janin (kolestasis intrahepatik umumnya menyebabkan pertumbuhan janini yang agak terlambat) E
4iwayat keluarga - hepatitis ;, hepatitis 3, hemokromatosis, penyakit 5ilson, perkawinan antar
keluarga E 4esiko hepatitis 6irus, paparan terhadap toksin/obat I obatan E 5arna urin - kuning
tua/gelap E 1inja pu)at/dempul
PEMERIKSAAN FISIK
121 121 121 121 121 121 121 121
!ulit - ikterus, spider angiomata, eritema Palmaris, edem E Abdomen - .epatomegali atau hati yang
sudah menge)il, konsistensi hati kenyal atau sudah mengeras, permukaan hati masih li)in atau sudah
berbenjol-benjol atau bernodul, Splenomegali, Lena kolateral, asites E Aata ikterik E /ain I lain - jari
tabuh, asteriksis, foetor hepati)us
PEMERIKSAAN LA-ORATORIUM
1. ,arah perifer lengkap, gambaran darah perifer
2. ;iokimia darah Y;ilirubin direk dan indirek serum, A/1 (S(P1), AS1 (S(P1), (amma glutmil
transpeptidase (((1), Alkali fosfatase, Albumin, !olesterol, trigliserida, (ula darah puasa,
"reum, kreatininZ
3. "rin rutin (leukosi urin, bilirubin, urobilinogen, reduksi) dan biakan urin
4. 1inja ' porsi (dilihat feses alkolik pada ' periode dalam sehari)
5. Pemeriksaan etiologi - 1243. (1oGoplasma, rubella, 3AL, herpes simpleks), hepatitis 6irus,
skrining penyakit metaboli!
PEMERIKSAAN LAIN
"ltrasonografi dua fase (puasa 9-? jam dan sesudah minum), untuk kasus tertentu mungkin perlu
pemeriksaan skintigrafi, 31-S)an, A4D, atau kolangiografi
PENATALAKSANAN
Aedikamentosa
& 1erapi untuk kolestasis ekstrahepatik
& 1erapi medikamentosa untuk kolestasis intrahepatik yang dapat diketahui penyebabnya
1erapi suportif
& Stimulasi aliran empedu - asam ursodioksikolat *< I +< mg/kg;; +-' dosis
& :utrisi diberikan untuk menunjang pertumbuhan optimal (kebutuhan kalori pada umumnya
dapat men)apai *'< I *$< % kebutuhan bayi normal) dan mengandung lemak rantai sedang
(medium )hain trigly)eride I A31)
& Litamin yang larut dalam lemak
o A - $<<< I +$<<< D"
o , - )al)itriol <,<$ I <,+ ug/kg/hari
o 0 - +$ I +<< D"/kg;;/hari
o !/ - +,$ I $ mg, +-@G/minggu
& Aineral dan tra)e element 3a, P, An, Se, 7e
& 1erapi komplikasi lain seperti hiperlipidemia/Gantelasma diberikan obat .A(-)oA inhibitor
seperti kolestpol, sim6astatin
122 122 122 122 122 122 122 122
& 1erapi untuk mengatasi pruritus -
o Antihistamin - difenhidramin $-*< mg/kg/hari, hidroksisin +-$ mg/kg/hari
o 4ifampisin *< mg/kghari
o !olestiramin <,+$-<,$ g/kg/hari
/ain I lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll)
!onsultasi ke dokter konsultan subspesialis gastrohepatologi se)epat mungkin diperlukan bila
di)urigai penyebabnya kolestasis ekstrahepatik/atresia bilier (;A; dempul terus menerus, bilirubin
meningkat progresif, alkali fosfatase ?<< I ><< D"/l, (ama (1 lebih dari *< kali nilai normal) "ntuk
kasus kolestasis se)ara umum yang tifak menunjukkan perbaikan pada usia * bulan atau bai telah
berusia * bulan saat pertama kali datang perlu dirujuk ke konsultan gastrohepatologi
Pemanta!an (monitoring)
1erapi
!eberhasilan terapi dilihat dari -
& Progresi6itas se)ara klinik, seperti keadaan ikterus (berkurang, tetap, makin kuning), besarnya
hati, limpa, asites, 6ena kolateral
& Pemeriksaan laboratories, seperti kadar bilirubin direk dan indirek, A/1, AS1, alkali fosfatase,
(1, albumin dan uji koagulasi
& Pen)itraan kadang I kadang diperlukan untuk memantau adanya perbaikan atau perburukan
1umbuh kembang
Perkembangan pasien dengan kolestasis intrahepatik menunjukkan perlambatan sejak awal Pasien
dengan kolestasis ekstrahepatik umumnya akan tumbuh dengan baik pada awalnya, tetapi kemudian
akan mengalami gangguan pertumbuhan sesuai dengan berlanjutnya penyakit Pasien dengan
kolestasis perlu dipantau pertumbuhannya dengan membuat kur6a pertumbuhan berat badan dan
tinggi badan bayi/anak
123 123 123 123 123 123 123 123
.IPOTIROID KONGENITAL
A. Pengertian
.ipotiroid adalah keadaan yang disebabkan oleh kurangnya produksi hormon tiroid atau
kelainan akti6itas reseptor hormon tiroid ,isebut hipotiroid kongenital apabila kelainan fungsi
tiroid terjadi sebelum atau saat lahir ;erdasarkan penyebabnya dapat dibagi hipotiroid primer,
sekunder dan tersier

Primer apabila kelainan pada kelenjar tiroid, sekunder pada kelenjar
hipofisis, dan tersier pada hipotalamus Pada pasien ini kemungkinan penyebabnya adalah primer
yaitu kelainan pada kelenjar tiroid .ipotalamus dan hipofisis dalam keadaan normal, dibuktikan
dengan adanya peningkatan 1S. akibat umpan balik negatif ( negative feed bac" mechanism)
karena rendahnya kadar f19
124 124 124 124 124 124 124 124
-. Diagnosis
Aanifestasi klinis awal berupa letargi, malas minum, kurang aktif, distres pernafasan, hipotonia
otot, fontanel anterior dan posterior terbuka dan lebar, pu)at, sianosis perifer, suara tangis serak,
konstipasi, hipotermi, prolonged physiologic 0aundice.
Aanifestasi klinis lanjut berupa depresi nasal bridge, muka yang sempit (narrow forehead)$
kelopak mata bengkak, kulit kasar tebal dan kering, rambut kasar, lidah besar, distensi abdomen,
hernia umbilikalis, refleks menurun, bradikardia, kardiomegali, efusi perikardial asimtomatik,
hipotensi, gangguan tekanan nadi, tuli neurosensoris, anemia tak berespon terhadap besi, dapat
terjadi slipped capital femoral epiphysis, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, retardasi
mental, maturasi seksual terlambat, 1ocher.ebre semeliain syndrom yang terdiri
dari hipertropi seluruh otot sehingga anak seperti )erculean appearance.
C. Pemerisaan Pen!n"ang
* /aboratorium
Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan darah rutin/darah perifer lengkap dan fungsi
tiroid (1S., 19, 1', 1;() Pemeriksaan fungsi tiroid yang diperiksa untuk hipotiroid adalah
1S., 19 total (119), atau19 bebas (f19) Pemeriksaan antimikrosomal antibodi (AAA) dan
Antitiroglobulin antibodi (A1A) dilakukan untuk menyingkirkan adanya hipotiroid yang didapat
!adar 1S. normal di bawah +<-+$ u"/ml setelah +9 jam pertama kehidupan ;ila kadar 1S.
antara +$-$< u"/ml maka perlu e6aluasi lebih lanjut seperti kadar 19 ;ila kadar 1S.&$<
u"/ml kemungkinan hipotiroid kongenital sangat besar Anemia sering terjadi pada pasien
hipotiroid
+ 4adiologis-
& foto toraks- kardiomegali
& foto umur tulang terlambat, disgenesis epifiseal tulang
' "S(- dapat diketahui adanya kelenjar tiroid
D. Kom*+iasi
4etardasi mental dan sekuele kelainan neurologis Pada retardasi yang berat biasanya
pertumbuhan linier dan maturasi tulang berhenti se)ara absolut Pada hipotiroid kongenital yang
diagnosis dan pengobatannya terlambat akan banyak mengalami gangguan neurologis, seperti
spastisitas, gangguan berjalan, strabismus, hipotonia muskular, gangguan belajar, disartria atau
mutisme dan autistic behaviour

E. Tata+asana
1. ,iagnosis dini- terbaik sebelum berumur *' hari
2. 1erapi hormon tiroid (replacement thyroid hormone)- :a-le6otiroksin
,osis- umur dosis (ug/kg)
<-' bulan *<-*$
'-? bulan >-*<
?-*+ bulan ?->
*-$ tahun $-?
125 125 125 125 125 125 125 125
?-*+ tahun 9-$
&*+ tahun +-'
F. E%!asi Ke+!arga'
Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
!omplikasi penyakit dan pengobatannya
Ainum obat teratur dan follow up rutin
Aenjelaskan tatalaksana selanjutnya
126 126 126 126 126 126 126 126
KETOASIDOSIS DIA-ETIK
A. Pengertian
!etoasidosis diabetik (!A,) merupakan kedaruratan pada diabetes melitus (,A) tipe D
,efinisi !A, adalah adanya kadar gula darah'<< mg/dl, ketonemia, dan asidosis (p.C@,'+ dan
kadar bikarbonatC*$ m0H//)
-. Diagnosis
Anamnesis- manifestasi klinis ,A yaitu poliuria, polidipsia dan polifagia (ejala-gejala asidosis
seperti nafas )epat dan dalam (!usmaull) dan bau pernafasan aseton !etonemia terlihat sebagai
berat badan menurun akibat proses glikogenolisis dan glikolisis Pada !A, berat (p.C@,* dan
kadar bikarbonalC*< m0H/l) terjadi syok dengan atau tanpa koma Penderita ,A lama sering
mengalami nyeri perut dan malaise !ita mewaspadai !A, bila klinis dehidrasi berat tetapi masih
terjadi poliuria
Pemeriksaan fisik- gejala asidosis, dehidrasi sedang sampai berat dengan atau tanpa syok,
bahkan sampai koma
C. Pemerisaan Pen!n"ang
Pemeriksaan penunjang awal adalah kadar gula darah (&'<< mg/dl), urinalisis (ketonuria),
dan analisis gas darah (p.C@,') ,ata dasar meliputi kadar elektrolit darah, keton darah, darah
tepi lengkap dan fungsi ginjal
D. Kom*+iasi
Syok
!oma
E. Tata+asana
,asar terapi adalah-
1. terapi )airan
2. insulin
3. koreksi gangguan elektrolit
4. pemantauan
5. penanganan infeksi
1. 1erapi )airan
Prinsip-prinsi resusitasi )airan-
& Atasi syok bila terjadi syok dengan )airan :a3l <,#% +< ))/kg dalam * jam sampai syok
teratasi
& 4esusitasi selanjutnya diberikan se)ara perlahan dalam '?-9> jam berdasar derajat dehidrasi
& Selama belum stabil (kadar bikarbonat &*$ m0H/l, gula darahC+<< mg/dl, p.&@,') pasien
dipuasakan
& Perhitungan kebutuhan )airan resusitasi total sudah termasuk )airan untuk mengataasi syok
127 127 127 127 127 127 127 127
& Apabila ditemukan hipernatremia maka lama resusitasi )airan diberikan selama @+ jam
& 8enis )airan resusitasi awal adalah :a3l <,#% Apabila kadar gula darah sudah turun
men)apai +$< mg/dl )airan diganti dengan dekstrosa $% dalam :a3l <,9$%
2. 1erapi insulin
& diberikan setelah syok teratasi
& digunakan rapid (reguler) insulin se)ara intra6ena dengan dosis insulin <,<$-<,* "/kg;;/jam
;olus insulin tidak perlu diberikan
& Penurunan kadar gula bertahap tidak lebih )epat dari @$-*<< mg/dl/jam
& Dnsulin intra6ena dihentikan dan asupan per oral dimulai apabila se)ara metabolik sudah stabil
Sebelum insulin dihentikan asupan per oral diberikan dengan manambah dosis insulin sebagai
berikut- makanan ringan dosis insulin digandakan + kali selama makan sampai '< menit
setelah selesaiE makanan besar dosis insulin digandakan ' kali selama makan sampai ?<
menit setelah selesai
& Selanjutnya insulin reguler diberikan se)ara subkutan dengan dosis <,$-*,< "/kg ;;/hari
dibagi 9 dosis atau untuk pasien lama dapat digunakan dosis sebelumnya
& "ntuk terapi insulin selanjutnya dirujuk ke dokter ahli endokrinologi anak
3. !oreksi elektrolit
& tentukan kadar natrium dengan menggunakan rumus
*,? (kadar gula darah -*<<)
!adar :a terkoreksi M :a B ---------------------------------
*<<
(nilai gula darah dalam satuan mg/dl)
& pada hipernatremia gunakan )airan :a3l <,9$%
& kalium diberikan sejak awal resusitasi )airan ke)uali pada anuria ,osis kalium $ m0g/kg ;;
per hari diberikan dengan kekuatan larutan +<-9< m0H// dengan ke)epatan tidak lebih dari <,$
m0H/kg/jam
& Asidosis metabolik tidak perlu dikoreksi
F. Pemanta!an
& pemantauan nadi, ke)epatan pernafasan, tekanan darah, pemeriksaan neurologis, kadar gula
darah, balans )airan, suhu badan !eton urin harus sampai negatif
& Penurunan kesadaran dalam +9 jam pertama terapi sebagai tanda awal edema serebri 8ika
)uriga edema serebri berikan manitol *-+ gram/kg/intra6ena tetesan )epat
G. E%!asi Ke+!arga'
Perjalanan penyakitnya dan tindak lanjut
!omplikasi penyakit dan pengobatannya
Ainum obat teratur dan follow up rutin
Aenjelaskan tatalaksana selanjutnya
128 128 128 128 128 128 128 128
MALNUTRISI ENERGI PROTEIN (MEP)
'. Pengertian
!eadaan kurang giFi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan
sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan giFi
;erdasarkan lama dan beratnya kekurangan energi dan protein, A0P diklasifikasikan menjadi
A0P derajat ringan-sedang (giFi kurang) dan A0P derajat berat (giFi buruk) (iFi kurang belum
menunjukan gejala klinis yang khas, hanya dijumpai gangguan pertumbuhan dan anak tampak
kurus Pada giFi buruk, di samping gejala klinis didapatkan kelainan biokimia sesuai dengan
bentuk klinis Pada giFi buruk didapatkan ' bentuk klinis yaitu kwashiorkor-marasmus dan
marasmik-kwashiokor
(. Diagnosis
K+asi0iasi '
& A0P ringan-sedang ((iFi kurang) bila F-s)ore ;;/1; antara -' S, dan
-+ S, berdasarkan tabel F-s)ore 5.2 +<<$ atau 3,3 +<<<
& A0P berat ((iFi ;uruk) bila F-s)ore ;;/1; C -' S, berdasarkan tabel F-s)ore
5.2 +<<$ atau 3,3 +<<<
Anamnesis '
!eluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan yang kurang seperti berat badan yang
kurang dibandingkan dengan anak yang sehat Anak kurang makan/tidak mau makan atau
menderita sakit yang berulang
Pemerisaan 0isi '
MEP ringan
Sering ditemukan ganguan pertumbuhan-
& Anak tampak kurus
& pertumbuhan linier berkurang atau berhenti
& kenaikan ;; berkurang atau berhenti
& ukuran //A lebih ke)il dari normal
& maturasi tulang terlambat
& rasio ;;/1; normal /menurun
& tebal lipatan kulit normal atau berkurang
& anemia ringan
& akti6itas dan perhatian berkurang jika dibandingkan dengan anak sehat
MEP $erat
!wasiorkor-
& perubahan mental sampai apatis
129 129 129 129 129 129 129 129
& edema simetris pada kedua punggung kaki, dapat sampai seluruh tubuh
& wajah sembab/bulat
& perubahan warna dan tekstur rambut, mudah di)abut
& atrofi otot
& cra,y pavement dermatosis
& gangguan (D
& pembesaran hati
& anemia
Aarasmus-
& terlihat sangat kurus
& wajah seperti orang tua
& kulit keriput/kering, dingin dan mengendor
& perubahan mental, )engeng
& rambut kering, tipis, mudah rontok
& lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit berkurang
& otot atropi sehingga kontur tulang terlihat jelas
& sering diare atau konstipasi
& tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak sehat yang sebaya
& kadang frekuensi pernafasan menurun kadang terdapat bradikardi
Marasmi)&as(ioor'
1erdapat tanda dan gejala klinis marasmus dan kwasiokhor se)ara bersamaan
Kriteria Diagnosis-
& terlihat sangat kurus
& edema nutrisional, simetris
& ;;/1; C - 'S, (grafik F-s)ore 5.2 +<<$ atau 3,3 +<<<)
& //A C **,$ )m
Pemerisaan La$oratori!m-
1. ,arah tepi lengkap, kadar gula darah, protein total, albumin, globulin, elektrolit serum
2. feritin
3. "rine lengkap
4. 7eses lengkap
5. 1es mantouG
6. Pemeriksaan lain - 4adiologi (dada AP dan lateral)
0 ! (
). Penata+asanan
130 130 130 130 130 130 130 130
A0P berat di tataaksana melalui ' fase (stabilisasi, transisi dan rehabilitasi) dengan *< langkah
tindakan seperti pada tabel *

Me%iamentosa
1. Pengobatan gangguan keseimbangan )airan dan elektrolit
I rehidrasi se)ara oral dengan 4esomal, se)ara parenteral hanya pada dehidrasi berat atau
syok
2. Atasi/)egah hipoglikemia
3. Atasi gangguan elektrolit
4. Atasi/)egah hipotermi
5. Antibiotik
& ;ila tidak jelas ada infeksi, berikan kotrimoksasol selama $ hari
& ;ila infeksi nyata- Ampi)illin DL selama + hari, dilanjutkan dengan oral sampai @ hari,
ditambah dengan gentamisin DL selama @ hari atau sesuai kultur kuman
6. Atasi penyakit penyerta yang ada sesuai pedoman
7. Litamin A (dosis sesuai usia, yaitu C ? bulan- $<<<< SD, ?-*+ bulan- *<<<<< SD, & * tahun-
+<<<<< SD) pada awal perawatan dan hari ke-*$ atau sebelum pulang
8. Aulti6itamin-mineral, khusus asam folat hari pertama $ mg, selanjutnya * mg per hari
*. S!*orti0#Dieteti
1. 2ral (enteral)-
& (iFi kurang - kebutuhan energy dihitung sesuai 4,A untuk umur 1; (heightage)
dikalikan berat badan ideal (;;/1;)
& (iFi buruk - lihat tabel $
2. Dntra6ena (parenteral) hanya atas indikasi tepat
+. Pemanta!an
Kriteria sem$!(
& ;;/1; & -+S, (grafik F-s)ore 5.2 +<<$ atau 3,3 +<<<)
T!m$!( Kem$ang
& Aemantau status giFi se)ara rutin dan berkala
& Aemantau perkembangan psikomotor
E%!asi Ke+!arga
Aemberikan pengetahuan pada orang tua tentang-
1. Pengetahuan giFi
2. Aelatih ketaatan dalam pemberian diet
3. Aenjaga kebersihan diri dan lingkungan
,. Langa( Promoti0 # Pre8enti0
A0P merupakan masalah giFi yang multifaktorial, tindakan pen)egahan bertujuan untuk
131 131 131 131 131 131 131 131
mengurangi insidens dan menurunkan angka kematian Aaka untuk men)egahnya dapat
dilakukan beberapa langkah berikut ini-
& Pola makan
Penyuluhan pada masyarakat mengenai giFi seimbang (perbandingan jumlah karbohidrat,
lemak, protein, 6itamin dan mineral berdasarkan umur dan berat badan)
& Pemantauan tumbuh kembang dan penentuan status giFi se)ara berkala (sebulan sekali
pada tahun pertama)
& 7aktor sosial
Aen)ari kemungkinan adanya pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu
yang sudah berlangsung se)ara turun-menurun dan dapat menyebabkan A0P
& 7aktor ekonomi
Perlunya bahan makanan yang bergiFi baik disamping kuantitasnya
& 7aktor infeksi
Dnfeksi dapat memperburuk keadaan status giFi, walaupun dalam derajat ringan, dapat
menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
Ke*!staaan
1. ,epartemen !esehatan 4epublik Dndonesia Petunjuk teknis tatalaksana giFi buruk-buku DD
8akarta- ,epartemen !esehatanE +<<'
2. 5.2 Aanagement of se6ere malnutrition- a manual for physi)ians and other senior health
workers (ene6a- 5orld .ealth 2rganiFationE *###
3. 5.2 Dndonesia Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit rujukan tingkat pertama di kabupaten
8akarta- 5.2 DndonesiaE +<<#
1abel * Sepuluh langkah tata laksana A0P berat
:
o
7AS0 S1A;D/DSASD 14A:SDSD 40.A;D/D1ASD
.ari ke *-+ .ari ke +-@ Ainggu ke-+ Ainggu ke '-@
*
+
'
9
$
?
@
>
#
*
<
.ipoglikemia
.ipotermia
,ehidrasi
0lektrolit
Dnfeksi
Aulai Pemberian
Aakanan (7-@$)
Pemberian Aakanan
utk 1umbuh kejar (7-
*<<)
Aikronutrien
Stimulasi
1indak lanjut
1anpa 7e dengan 7e
132 132 132 132 132 132 132 132
1abel + 3ara membuat 4eSoAal
1erdiri dari-
;ubuk 5.2-24S[ /2ralit untuk +<< ml - * pak
(ula pasir - *< gram
/arutan elektrolit/mineral miG[[ - > ml
,itambah air sampai larutan menjadi - 9<< ml
Setiap * liter )airan 4eSoAel ini mengandung '@$ m0H :a, 9< m0H !, dan *$ m0H Ag
[ ;ubuk 5.2 24S untuk * liter mengandung +? g :a3l, +# g trisodium )itrat sesuai formula baru,
*$ g !3l *'$ gram glukosa
[[ /ihat tabel 9
1abel ' !omposisi 7@$, 7*<<, dan 7*'$ beserta nilai giFi masing-masing formula
*
;ahan makanan Per *<<< ml 7@$ 7*<< 7*'$
7ormula 5.2
Susu skim bubuk g +$ >$ #<
(ula pasir g *<< $< ?$
Ainyak sayur g '< ?< @$
/arutan elektrolit ml +< +< +@
Air sampal ml *<<< *<<< *<<<
:ilai (iFi
0nergi !kal @$< *<<< *'$<
Protein g # +# ''
/aktosa g *' 9+ 9>
!alium mmol '? $# ?'
:atrium mmol ? *# ++
Aagnesium mmol 9' @' >
Seng mg +< +' '<
1embaga (3u) mg +$ +$ '9
% 0nergi Protein - $ *+ *<
% 0nergi /emak - '? $' $@
2smolaritas mosm/l9*' 9*# $<>
1abel 9 !omposisi larutan mineral mi-
*
!andungan 8umlah
!alium klorida >#$ g
1rikalium sitrat '+9 g
Aagnesium klorida (Ag3l+?.+2) '<$ g
Seng asetat '' g
133 133 133 133 133 133 133 133
1embaga sulfat <$? g
:atrium selenate *< mg
!alium iodide $ mg
Air sampal 6olume men)apai *<<< ml
1abel $ !ebutuhan energi, protein dan )airan sesuai fase-fase tata laksana giFi buruk
Stabilisasi (7@$) 1ransisi (7@$ \ 7*<<) 4ehabilitasi (7*<<)
0nergi ><-*<< kkal/kgbb/hr *<<-*$< kkal/kgbb/hr *$<-++</kgbb/hr
Protein *-*$ g/kgbb/hr +-' g/kgbb/hr 9-? g/kgbb/hr
3airan *<<-*'< ml/kgbb/hr ---- bebas sesuai
;ila ada edema berat- kebutuhan energi -----
*<< kkal/kgbb/hr
FAILURE TO T.RI6E
PENGERTIAN
Failure to thrive (711) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kenaikan berat badan (;;) yang
tidak sesuai dengan seharusnya, tidak naik (flat growth) atau bahkan turun dibandingkan pengukuran
sebelumnya (diketahui dari grafik pertumbuhan) Dstilah yang lebih tepat adalah fail to gain weight,
tidak tepat jika diterjemahkan sebagai gagal tumbuh, karena dalam hal ini yang dinilai hanyalah berat
badan terhadap umur pada minimal + periode pengukuran, sedangkan tinggi badan dan lingkar
kepala yang juga merupakan parameter pertumbuhan mungkin masih normal 2leh sebab itu definisi
yang tepat adalah perpindahan posisi berat badan terhadap umur yang melewati lebih dari + persentil
utama atau + standar de6iasi ke bawah jika diplot pada grafik ;; menurut umur 711 juga belum tentu
giFi kurang atau giFi buruk 711 bukanlah suatu diagnosis melainkan gejala yang harus di)ari
penyebabnya
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
2leh karena 711 merupakan suatu gejala, maka perlu di)ari adanya keadaan berikut ini-
& Asupan kalori tidak men)ukupi
:afsu makan kurang
& Anemia (misal, defisiensi 7e)
& Aasalah psikososial (misal apatis)
& !elainan sistem saraf pusat (SSP) (misal hidrosefalus, tumor)
& Dnfeksi kronik (misal infeksi saluran kemih, sindrom imunodefisiensi didapat)
& (angguan gastrointestinal (misal nyeri akibat esophagus refluks)
(angguan pada proses makan
134 134 134 134 134 134 134 134
& Aasalah psikososial (misal apatis, rumination)
& !erebral palsy/kelainan SSP (misal hipertonia, hipotonia)
& Anomali kraniofasial (misal atresia koana, bibir dan sumbing langitan, micrognothia,
glossoptosis)
& Sesak nafas (misal penyakit jantung bawaan, penyakit paru)
& !elemahan otot menyeluruh (misal miopati)
& 7istula trakeoesofageal
& Sindrom genetik (misal Sindrom Smith-/emli-2pitF)
& Sindrom kongenital (misal fetal alcohol syndrome)
& Paralisis palatum molle
2navailability of food
& 1eknik pemberian makan yang tidak tepat
& 8umlah makanan tidak )ukup
& Aakanan tidak sesuai usia
& 3ithholding of food (misal abuse$ neglect, psikososial)
Auntah
& !elainan SSP (misal peningkatan tekanan intrakranial)
& 2bstruksi saluran )erna (misal stenosis pilorus, malrotasi)
& 4efluks gastroesofageal
& 2bat-obatan (misal pemberian sirup ipe)ak se)ara sengaja)
& Absorpsi Fat giFi yang tidak men)ukupi
Aalabsorpsi
& Atresia bilier/sirosis
& Penyakit seliak
& !ystic fibrosis
& ,efisiensi enFim
135 135 135 135 135 135 135 135
& Dntoleransi makanan, misalnya intoleransi laktosa
& ,efisiensi imunologik, misalnya enteropati sensitif protein
& 'nflammatory bowel disease
,iare
& (astroenteritis bilateral
& Dnfeksi parasit
& Starvation diarrhea
.epatitis
Penyakit .irs)hprung
Aasalah psikososial
& Pengeluaran energi berlebihan
& Peningkatan metabolisme/peningkatan penggunaan kalori
& Dnfeksi kronik/rekuren (misal, infeksi saluran kemih, tuberkulosis)
& Dnsufisiensi pernafasan kronik (misal, displasia bronkopulmoner)
& Penyakit jantung bawaan/penyakit jantung didapat
& !eganasan
& Anemia kronik
& 1oksin (misalnya timah)
& 2bat-obatan (misalnya kelebihan le6otiroksin)
& Penyakit endokrin (misalnya hipertiroidisme, hiperaldosteronisme)
& (angguan penggunaan kalori
& Penyakit metabolik (misalnya aminoacidopathies, kelainan metabolisme karbohidrat
bawaan)
& Asidosis tubular ginjal
& .ipoksemia kronik (misalnya penyakit jantung sianotik)
PEMERIKSAAN FISIS
& Pemeriksaan antropometri (minimal dilakukan di dua periode terutama dalam ' tahun pertama
kehidupan) didapatkan penurunan persentil berat badan terhadap umur yang melewati lebih dari +
persentil mayor ('
rd
, $
th
, *<
th
, +$
th
, $<
th
, @$
th
, #<
th
, #$
th
, #@
th
)
136 136 136 136 136 136 136 136
& Aen)ari penyakit yang mungkin mendasari, misalnya penyakit jantung, paru, endokrin, neurologis,
dan lain-lain
& ;ila ditemukan masalah pertambahan tinggi badan yang dominan, pikirkan kelainan tulang dan
endokrin seperti hiperplasia adrenal kongenital, hipotiroid Pada keadaan ini perlu dilakukan
pengukuran arm span, lower segment (*S), upper segment (2S), rasio "S//S
& ;ila ditemukan masalah pertambahan lingkar kepala, pikirkan kelainan neurologis
PEMERIKSAAN PENUN/ANG
Pemeriksaan laboratorium hanya bermanfaat bila terdapat temuan signifikan pada anamnesis dan
pemeriksaan fisis Pemeriksaan laboratorium meliputi darah perifer lengkap, laju endap darah,
urinalisis (p., osmolalitas, elemen seluler, glukosa, dan keton), kultur urin, tinja untuk melihat parasit
dan malabsorpsi, ureum dan kreatinin serum, analisis gas darah, elektrolit termasuk kalsium dan
fosfor, tes fungsi hati termasuk protein total dan albumin Pemeriksaan lain misalnya skrining celiac
dilakukan bila ada indikasi sesuai dengan hasil temuan pada anamnesis dan pemeriksaan fisis
;ila di)urigai kelainan jantung, dapat dilakukan pemeriksaan ekokardiografi ;ila di)urigai
kelainan paru, dapat dilakukan pemeriksaan foto 4ontgen dan uji AantouG ;ila di)urigai kelainan
endokrin atau tulang, dapat dilakukan pemeriksaan usia tulang dan bone survey ;ila di)urigai
kelainan neurologis, dapat dilakukan pemeriksaan computed tomography (31) s)an kepala
TATA LAKSANA
Aasa anak-anak adalah periode kritis pertumbuhan dan perkembangan, dan inter6ensi dini pada anak
dengan 711 akan memaksimalkan hasil Syarat utama tata laksana 711 adalah mengenali penyebab
yang mendasari dan memperbaiki se)ara tepat ,ua prinsip tata laksana pada semua anak 711
adalah diet tinggi kalori untuk catchup growth (4,A untuk umur 1; (heightage) dikalikan berat badan
ideal ;;/1;) dan pemantauan jangka panjang untuk melihat adanya gejala sisa
Inter8ensi *em$erian maanan !nt! $a,i %an $a+ita FTT
.itung kebutuhan kalori serta protein menggunakan prinsip ;; ideal menurut P; atau 1; saat ini
dikalikan 4,A kalori/protein sesuai dengan height age (P; saat ini ideal untuk usia berapa])
06aluasi pemberian ASD pada bayi
& Perbaiki manajemen laktasi
& Pastikan jumlah asupan serta jadwal pemberian ASD disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on
demand) 7rekuensi pemberian berkisar antara >-*+ kali dalam +9 jam dengan lama pemberian
minimal *< menit disetiap payudara untuk memastikan asupan hindmil"
& Atasi masalah ibu misalnya kelelahan, stress, rasa lapar
& ;erkurangnya produksi susu dapat diatasi dengan antara lain-
& Aenggunakan pompa ASD untuk meningkatkan produksi
& Aenggunakan obat-obatan misalnya metoklopramid
Pemberian ASD pada batita (*-' tahun)
& !ebutuhan ASD pada batita kurang-lebih */' dari total kebutuhan kalori dalam sehari
137 137 137 137 137 137 137 137
& Pastikan pemberian makanan )ukup
& .indari ^ngempeng_, bila berlanjut dan mendominasi asupan makanan maka hentikan pemberian
ASD dan tingkatkan asupan susu formula atau AP-ASD
&ottle feeding
& ;erikan susu formula yang tepat- starting up untuk yang berusia di bawah ? bulan dan followon
(formula lanjutan) untuk usia ?-'? bulan
& Pastikan )ara pelarutan dilakukan dengan benar
& 8ika perlu dapat diberikan formula khusus yang tinggi kalori misalnya formula premature, after
discharge formula, formula tinggi kalori, formual elemental, dll
Pemberian makanan pada balita
& ' kali makan dan + kali snac" bergiFi per hari
& Susu sebanyak 9><-#?< m/ per hari
& Stop pemberian jus, punch, soda sampai berat badan normal
& .entikan pemberian makan se)ara paksa
& Perhatikan lingkungan tempat memberikan makan
KEPUSTAKAAN
1. !rugman S,, ,ubowitF . 7ailure to thri6e Am 7am Physi)ian +<<'E?>->@#->?
2. Wenel 8A 7ailure to thri6e- A general pediatri)ianPs perspe)ti6e Pediatr 4e6 *##@E*>-'@*->
3. 2lsen 0A 7ailure to thri6e- still a problem in definition 3lin Pediatr +<<?E9$-*-?
4. 5right 8A Ddentifi)ation and management of failure to thri6e- a )ommunity perspe)ti6e Ar)h ,is
3hild+<<<E>+-$-#
5. (ahagan S 7ailure to thri6e- A )onseHuen)es of undernutrition Pediatr 4e6 +<<?E+@-e-**
138 138 138 138 138 138 138 138
O-ESITAS
A. Pengertian
2besitas atau kegemukan adalah kelaianan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan
jaringan lemak tubuh se)ara berlebihan
B. Diagnosis
Anamnesis
8ika seseorang anak datang dengan keluhan obesitas, maka pertama-tama perlu dipastikan
apakah kriteria obesitas terpenuhi se)ara klinis maupun antropometris Selanjutnya perlu
ditelusuri faktor risiko obesitas serta dampak yang mungkin terjadi 4iwayat obesitas dalam
keluarga serta pola makan dan akti6itas perlu ditelusuri (lihat tabel *) Skrining dianjurkan pada
setiap anak gemuk setelah usia + tahun
Pemerisaan 0isis
Pemeriksaan tanda 6ital
Se)ara klinis-
5ajah yang membulat
Pipi yang tembem
,agu rangkap
/eher relatif pendek
,ada yang membusung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak
Perut membun)it disertai dinding perut yang berlipat-lipat
!edua tungkai umumnya berbentuk S
Pada anak lelaki, penis tampak ke)il karena tersembunyi dalam jaringan lemak
suprapubik (buried penis)
!ulit- ruam panas, intertrigo, dermatitis moniliasis dan a)anthosis nigri)ans, jerawat
1erbatasnya gerakan panggul (slipped capital femoral epiphysis)
,istribusi jaringan lemak (terutama pada remaja) yang dibedakan menjadi-
139 139 139 139 139 139 139 139
Apple shape body (distribusi jaringan lemak lebih banyak di bagian dada dan pinggang)
4ear shape body / gyne)oid (distribusi jaringan lemak lebih banyak di bagian pinggul dan
paha)
Pemerisaan *en!n"ang
;erdasarkan antropometri, umumnya obesitas pada anak ditentukan berdasarkan tiga metode
pengukuran sebagai berikut-
& Aengukur berat badan dan hasilnya dibandingkan dengan berat badan ideal sesuai tinggi
badan (;;/1;) 2besitas didefinisikan bila ;;/1; & *+<% dan superobesitas apabila ;;/1; &
*9<%
& The 3orld )ealth Organi,ation (5.2) pada tahun *##@, The 5ational 'nstitutes of )ealth
(:D.) pada tahun *##> dan The E-pert !ommittee on !linical 6uidelines for Overweight in
Adolescent 4reventive Services telah merekomendasikan body mass inde- (;AD) atau indeks
masa tubuh (DA1) sebagai baku pengukuran obesitas pada anak dan remaja di atas usia +
tahun Saat itu batasan umur penggunaan DA1 adalah dengan menggunakan usia di atas usia
+ tahun Saat itu batasan umur penggunaan DA1 adalah dengan menggunakan usia di atas +
tahun karena batasan angka terendah dari DA1 yang tersedia (3,3 +<<<) adalah umur +
tahun Saat ini telah tersedia DA1 mulai usia < bulan (growth chart 5.2 +<<$)
& DA1 merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan inde"s
7uatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meterE
kg/m+)
& !lasifikasi DA1 terhadap umur untuk usia lebih dari + tahun adalah berdasarkan kur6a 3,3
+<<<, yaitu persentil ke->$ hingga kurang dari persentil ke-#$ adalah o6erweight dan di atas
persentil ke-#$ adalah kegemukan atau obesitas, ke)uali untuk remaja lanjut Adapun untuk
anak usia + tahun atau kurang, DA1 dinilai berdasarkan kur6a 5.2 +<<$ dan diklasifikasikan
sebagai berikut- F-s)ore DA1 &* tetapi C+ adalah possible ris" of overweight, F-s)ore &+ dan
C' adalah o6erweight, sedangkan F-s)ore &' adalah obesitas
& Pengukuran langsung lemak subkutan dengan mengukur tebal lipatan kulit (1/!) 1/! triseps
di atas persentil ke->$ merupakan indikator adanya obesitas
Tata+asana
1ata laksana komprehensif obesitas men)akup penanganan obesitas dan dampak yang terjadi
1ujuan utama tata laksana obesitas adalah perbaikan kesehatan fisik jangka panjang melalui
kebiasaan hidup sehat yang permanen Prinsip tata laksana obesitas adalah mengurangi asupan
energi serta meningkatkan keluaran energi
Ta(a* I ' *en>ega(an *+!s
Pada tahap ini, pasien overweight dan obesitas serta keluarga memfokuskan diri pada kebiasaan
makan yang sehat dan akti6itas fisik sebagai strategi pen)egahan obesitas !ebiasaan makan dan
berakti6itas yang sehat adalah sebagai berikut-
& Aengkonsumsi $ porsi buah-buahan dan sayur-sayuran setiap hari Setiap keluarga dapat
140 140 140 140 140 140 140 140
meningkatkan jumlah porsi menjadi # porsi per hari
& !urangi meminum minuman manis seperti soda,pun)h
& !urangi kebiasaan menonton tele6isi (ataupun bentuk lain menonton) hingga + jam per hari
8ika anak berusia C+ tahun maka sebaiknya tidak menonton sama sekali "ntuk membantu
anak beradaptasi, maka tele6isi sebaiknya dipindahkan dari tempat tidur anak
& 1ingkatkan akti6itas fisik, =* jam per hari, bermain adalah akti6itas fisik yang tepat untuk anak-
anak yang masih ke)il, sedangkan pada anak yang lebih besar dapat melakukan kegiatan
yang mereka sukai seperti olah raga atau menari, bela diri, naik sepeda dan berjalan kaki
& Persiapkan makanan rumah lebih banyak ketimbang membeli makanan dari restoran
& ;iasakan makan di meja makan bersama keluarga minimal $ atau ? kali per minggu
& Aengkonsumsi sarapan bergiFi setiap hari
& /ibatkan seluruh anggota keluarga dalam perubahan gaya hidup
& ;iarkan anak untuk mengatur sendiri makanannya dan hindari terlalu mengekang perilaku
makan anak, terutama pada anak C *+ tahun
& ;antu keluarga mengatur perilaku sesuai kultur masing-masing
Ta(a* II' managemen -erat -a%an Terstr!t!r
1ahap ini berbeda dari tahap D dalam hal lebih sedikitnya target perilaku dan lebih banyak
dukungan kepada anak dalam men)apai perubahan perilaku ;eberapa tujuan yang hendak di
)apai, di samping tujuan-tujuan pada tahap D adalah sebagai berikut-
& Program modifikasi perilaku dilaksanakan terstrukur, meliputi pemantauan makanan, diet
jangka pendek dan penerapan target akti6itas fisik
& Pengaturan keseimbangan energi negatif, hasil dari perubahan diet dan akti6itas fisik
& Partisipasi orang tua dalam teknik modifikasi perilaku dibutuhkan oleh anak C *+ tahun
& 2rang tua harus dilatih untuk memperbaiki lingkungan rumah
& 06aluasi sistemik, meliputi pengukuran tubuh, diet, akti6itas fisik harus dilakukan pada awal
program dan dipantau pada inter6al tertentu
& 1im multidisipliner yang berpengalaman dalam hal obesitas anak saling bekerja sama, meliputi
pekerja sosial, psikologi, perawat terlatih, dietiesien, physicial therapist, dokter spesialis anak
dengan berbagai subspesialisisasi seperti nutrisi, endokrin, pulmonologi, kardiologi, hepatologi
dan tumbuh kembang, ahli giFi, dokter spesialis olah raga, psikolog, guru, dokter spesialis
bedah orthopedik dan ahli kesehatan masyarakat
& !unjungan ke dokter yang regular harus dijadwalkan, tiap minggu selama minimum >-*+
minggu paling efektif
& !unjungan se)ara berkelompok lebih efektif dalam hal biaya dan bermanfaat terapeutik
Ta(a* I6' Inter8ensi *e+a,anan tersier
Dnter6ensi tahap DL ditujukan untuk anak-anak remaja yang obesitas berat Dnter6ensi ini adalah
tahap lanjutan dari tahap DDD Anak-anak yang mengikuti tahap ini harus sudah men)oba tahap DDD
dan memiliki pemahaman tentang risiko yang mun)ul akibat obesitas dan mau melakukan
akti6itas fisik berkesinambungan serta diet bergiFi dengan pemantauan
141 141 141 141 141 141 141 141
& O$at)o$atan- yang telah dipakai pada remaja adalah Sibutramine yaitu suatu inhibitor re
upta"e serotonin yang meningkatkan penurunan berat badan pada remaja yang sedang
menjalani program diet dan pengaturan akti6itas fisik, dan 2rlistat yang menyebabkan
malabsorpsi lemak melalui inhibisi lipase usus Aanfaat obat-obatan ini )ukup baik Food and
.rug Administration (7,A) telah menyetujui penggunaan orlistat pada pasien &*+ tahun
& Diet sangat ren%a( a+ori, yaitu pada tahap awal dilakukan pembatasan kalori se)ara ekstrim
lalu dilanjutkan dengan pembatasan kalori se)ara moderat
& -e%a(- mengingat semakin meningkatnya jumlah remaja dengan obesitas berat yang tidak
berespon terhadap inter6ensi perilaku, terdapat beberapa pilihan terapi bedah, baik gastric
bypass atau gastric banding 1ata laksana ini hanya dilakukan dengan indikasi yang berat
karena terdapat risiko perioperatif, pas)aprosedur, dan perlunya komitmen pasien seumur
hidup !riteria seleksi meliputi ;AD = 9< kg/m
+
dengan masalah medis atau = $< kg/m
+
,
maturitas fisik (remaja perempuan berusia = *' tahun dan anak remaja laki-laki berusia = *$
tahun, maturitas emosional dan kognitif, dan sudah berusaha menurunkan berat selama = ?
bulan melalui program modifikasi perilaku)
.ingga kini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan keamaanan terapi intensif ini jika diterapkan
pada anak
Langa( Promoti0#*re8enti0
5.2 (*##>) membagi pen)egahan menjadi tiga tahap-
& Pen)egahan primer yang bertujuan men)egah terjadinya obesitas
& Pen)egahan sekunder untuk menurunkan pre6alensi obesitas
& Pen)egahan tersier yang bertujuan mengurangi dampak obesitas
Pen)egahan primer dilakukan menggunakan dua strategi pendekatan yaitu strategi
pendekatan populasi untuk mempromosikan )ara hidup sehat pada semua anak dan remaja
beserta orang tuanya, serta strategi pendekatan pada kelompok yang berisiko tinggi mengalami
obesitas Anak yang berisiko mengalami obesitas adalah seorang anak yang salah satu atau
kedua orang tuanya menderita obesitas dan anak yang memiliki kelebihan berat badan semenjak
masa kanak-kanak "saha pen)egahan dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
di Pusat !esehatan Aasyarakat
Pen)egahan sekunder dan tersier lebih dikenal sebagai tata laksana obesitas serta
dampaknya Prinsip tata laksana obesitas pada anak berbeda dengan orang dewasa karena pada
anak faktor tumbuh kembang harus dipertimbangkan 3aranya dengan pengaturan diet,
peningkatan akti6itas fisik, mengubah pola hidup (modifikasi perilaku), dan yang terpenting adalah
melibatkan keluarga dalam proses terapi Penggunaan berma)am-ma)am diet rendah kalori serta
lemak dapat menghambat tumbuh kembang anak terutama di masa emas pertumbuhan otak
Sulitnya mengatasi obesitas meningkatkan ke)enderungan untuk memakai jalan pintas antara lain
dengan penggunaan obat-obatan Perlu diinformasikan kepada masyarakat bahwa sampai saat ini
belum ada obat antiobesitas yang diperbolehkan penggunaanya pada anak dan remaja ke)uali
dua obat yang telah disebutkan di atas 2leh sebab itu, maraknya penawaran obat anti obesitas
142 142 142 142 142 142 142 142
yang ampuh dan dijual se)ara bebas perlu diwaspadai
Ke*!staaan
1. ,e 2nis A, ;lossner A Pre6alen)e and trends of o6erweight among pres)hool )hildren in
de6eloping )ountries Am 8 3lin :utr +<<<E @+-*<'+-#
2. /au ,35, ,ouketis 8,, Aorrison !A, .ramiak DA, Sharma AA, "r 0 O Aembers of the
2besity 3anada 3lini)al Pra)ti)e +<<? 3anadian )lini)al pra)ti)e guidelines on the
management and pre6ention of obesity in adults and )hildren YsummaryZ 3an Aed Asso) 8
+<<@E *@?(suppl)- *-*'
3. ;arlow S0 and the 0Gpert 3ommitee 0Gpert )ommittee re)ommendations regarding the
pre6ention, assessment, and treatment of )hild and adoles)ent o6erweight and obesity-
summary report Pediatri) +<<@E*+< (suppl)-*?9
4. ,aniels S4, (reer 74 O the 3ommittee on :utrition /ipid S)reening and 3ardio6as)ular
.ealth in 3hildhood Pediatri)s +<<>E *++-*#>-+<>
5. ,illey !8, Aartin /A, Sulli6an, Seshadri 4, ;inns .8 O the Pediatri) Pra)ti)e 4esear)h (roup
Ddentifi)ation of o6erweight status is asso)iated with higher rates of s)reening for )omorbidities
of o6erweight in pediatri) primary )are pra)ti)e Pediatri)s +<<@E **#-e*9> I e*$$
6. !a6ey 405, Allada Q, ,aniels S4, .ayman //, A)3rindle ;5, :ewburger 85 et al
3ardio6as)ular risk redu)tion in high-risk pediatri) patients- a s)ientifi) statement from the
Ameri)an .eart Asso)iation 0Gpert Panel on Population and Pre6ention S)ien)e- the 3oun)ils
on 3ardio6as)ular ,isease in the Qoung, 0pidemiology and Pre6ention, :utrition, Physi)al
A)ti6ity and Aetabolism, .igh ;lood Pressure 4esear)h, 3ardio6as)ular :ursing, and the
!idney in .eart ,iseaseE and the Dnterdis)iplinary 5orking (roup on Ruality of 3are and
2ut)omes 4esear)h- 0ndorsed by the Ameri)an A)ademy of Pediatri)s 3ir)ulation +<<?
,e)ember *+E **9-+@*<-'>
7. Ameri)an .eart Asso)iation, (idding SS, ,ennison ;A, ;ir)h //, ,aniels S4, ,ilman A5,
/i)htenstein A., et al ,ietary re)ommendation for )hildren and adoles)ent- a guide for
pra)titioner Pediatri) +<<?E **@-$99-$#
8. Sjarif ,4 2besitas ,alam- 1rihono PP, penyunting .ot 1opi)s in Pediatri)s DD 8akarta- ;alai
Penerbit 7!"DE +<<+
9. 5.2 Aulti)entre (ross 4eferen)e Study (roup 5.2 3hild (rowth Standards-
/ength/height-for-age, weight-for-age, weight-for-length, weight-for-height, and body mass
indeG-for-age- methods and de6elopment (ene6a- 5orld .ealth 2rganiFationE +<<?
Ta$e+ 1. Karateristi %an etio+ogi o$esitas
O$esitas i%io*ati O$esitas en%ogen
&#<% kasus
Perawakan tinggi (umumnya persentil ke-$<
1;/")
C*<% kasus
Perawakan pendek (umumnya persentil ke-$
1;/")
143 143 143 143 143 143 143 143
"mumnya ada riwayat obesitas pada keluarga
7ungsi mental normal
"sia tulang- normal atau advanced
Pemeriksaan fisik umumnya normal
"mumnya tidak ada riwayat obesitas pada
keluarga
7ungsi mental sering retardasi
"sia tulang- terlambat (delayed)
1eradapat stigmata pada pemeriksaan fisik
Ta$e+ 2. Peni+aian 0ator risio me%is %an *eri+a! ,ang $eraitan %engan o$esitas
Tem!an Ke+ainan ,ang $eraitan
Anamnesis
Um!m
Asupan makan dengan food recall
Pola makan dengan food fre7uency
7uestionnaire
Akti6itas fisik
K(!s!s
.elayed development
Perawakan pendek
:yeri kepala
!esulitan bernafas di malam hari
Somnolen di siang hari
:yeri perut
:yeri panggul atau lutut
2ligomenore atau amenore
!elainan genetik
.ipotiroidisme, sindrom 3ushing, sindrom
Prader-5ill
Pseudmotor serebri
Sleep apnea$ obesity hypoventilation
syndrome
Penyakit kandung empedu
Slipped capital femoral epiphysis
4olycystic ovary syndrome
Ri&a,at Ke+!arga
2besitas
:D,,A
Penyakit kardio6askular
.ipertensi
,islipidemia
Penyakit kandung empedu
Ri&a,at sosia+#*sio+ogis
Aerokok
,epresi
!elainan perilaku makan
Ta$e+ 3. Pemerisaan 0isis ,ang $eraitan %engan o$esitas
Um!m
5ajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap
/eher relatif pendek
,ada yang membusung dengan payudara
membesar
Perut membun)it disertai dengan dinding
144 144 144 144 144 144 144 144
perut yang berlipat lipat
1ungkai umumnya berbentuk S
Penis tampak ke)il
;erat dan tinggi badan, DA1
1ebal lipatan kulit ti)eps
K(!s!s
2besitas trunkal
1ekanan darah
Penampilan dismorfik
Acanthosis nigricans
.irsutism
8iolaceous striae
Optic dis"s
1onsil
:yeri perut
2ndescended testis
(erak panggul terbatas
!aki pengkor
beresiko penyakit kardio6askularE sindrom 3ushing
!elainan genetik termasuk sindrom Prader-5ill
:D,,A, resistensi insulin
4olycystic ovary syndrome9 sindrom 3ushing
Sindrom 3ushing
Pseudotumor serebri
Sleep apnea
Penyakit kandung empedu
Prader- 5ill sindrom
Slipped capital femoral epiphysis
;lountPs disease
Ta$e+ 7. Kom*onen Ke$er(asi+an Ren>ana Pen!r!nan -erat -a%an
Kom*onen Komentar
Aenetapkan target
penurunan berat badan
Pengaturan diet
Akti6itas fisik
Aodifikasi perilaku
!eterlibatan keluarga
Aula-mula +,$ sampai $ kg atau dengan ke)epatan <,$-+ kg
per bulan
:asehat diet yang men)antumkan jumlah kalori per hari dan
anjuran komposisi lemak, protein dan karbohidrat
Awalnya disesuaikan dengan tingkat kebugaran anak dengan
tujuan akhir +<-'< menit per hari di luar akti6itas fisik di
sekolah
Pemantauan mandiri, pendidikan giFi, mengendalikan
rangsangan, memodifikasi kebiasaan makan, akti6itas fisik,
perubahan perilaku, penghargaan dan hukuman (reward and
punishment)
Analisis ulang aktifitas keluarga, pola menonton tele6isiE
melibatkan orang tua dalam konsultasi giFi
145 145 145 145 145 145 145 145
KELAINAN META-OLIK -A4AAN (inborn errors of metabolism)
A. Pengertian
!elainan bawaan pada proses metabolik Aetabolisme adalah )ara tubuh menghasilkan energi
serta membentuk molekul yang diperlukannya dari asupan karbohidrat, protein, lemak dalam
makanan Proses ini dikatalisis oleh enFim dengan bantuan mineral serta 6itamin sebagai kofaktor
Pada !A; terjadi defek pada jalur metabolisme tersebut ,efek disebabkan oleh mutasi pada gen
yang mengkode protein spesifik sehingga terjadi perubahan struktur protein atau jumlah protein
yang disintesis 7ungsi protein tersebut baik sebagai enFim, reseptor, protein transport, membran
atau elemen struktural dapat terganggu dalam derajat yang ringan sampai berat Aeskipun se)ara
indi6idual jarang, insidens kumulatif !A; diperkirakan */*<<< kelahiran hidup Sampai saat ini
telah dikenal lebih dari *<<< jenis !A;
-. Diagnosis
Anamnesis
& adanya riwayat dalam keluarga
& riwayat adanya saudara dengan kelainan yang tidak dapat diterangkan misalnya SD,S
(Sudden infant death syndrome), ensefalopati, sepsis
146 146 146 146 146 146 146 146
& Adanya derajat kelainan yang bersifat familial- penyakit neurologis yang progresif,
fenilketonuria maternal, keguguran berulang, sindroma .0//P (haemolysis$ elevated liver
en,ymes and low platelet count), dll
& gagal tumbuh atau malnutrisi
& dekompensasi metabolik berulang yang dipi)u oleh keadaan spesifik mis, puasa, trauma,
operasi, infeksi, demam, 6aksinasi, asupan diet tinggi protein, laktosa, karbohidrat, fruktosa,
lemak, serta obat-obatan
& bau tubuh dan urin yang tidak laFim terutama terjadi saat dekompensasi metabolik-
fenilketonuria, AS", (maple syrup urine disease), dll
& warna urin biru-)oklat pada alkaptonuria, )oklat pada mioglobinuria
Pemerisaan 0isi
a. sin%rom ne!ro+ogis
- ensefalopati kronik, ditandai oleh adanya ensefalopati akut, kelainan gerak ) retardasi
psikomotorik atau hambatan perkembangan (delayed development), yang pada !A;
menunjukkan )iri-)iri-
& bersifat global yang meliputi semua aspek perkembangan yaitu motorik kasar dan halus,
kognitif, sosioadaptatif serta kemampuan berbi)ara
& disertai gejala iritabilitas, impulsifitas, agresifitas, serta hiperakti6itas
& umumnya bersifat agresif
& seringkali berkaitan dengan disfungsi neurologis lain misalnya gangguan tonus,
kerusakan sistem penginderaan, kejang, tanda-tanda piramidal serta ekstrapiramidal,
atau gangguan fungsi saraf kranialis
- 0nsefalopati akut pada !A;, tanpa memperhatikan penyebabnya, merupakan keadaan
darurat medis "mumnya keadaan ditandai dengan gangguan kesadaran, dengan )iri khas-
& terjadi pada anak yang sebelumnya tampak normal ini
& seringkali terlewatkan karena gejala dininya sering diartikan sebagai perubahan
perilaku
& seringkali berkembang dengan )epat serta sangat berfluktuasi
& biasanya tidak disertai defisit neurologis
& !elainan gerak ekstrapiramidal sangat menonjol mis ataksia, koreoatetosis, distonia
Aiopati pada !A; biasanya disebabkan oleh defisiensi energi Se)ara klinis miopati
dikelompokkan menjadi -
& !elemahan otot yang progresif dan mioglobinuria (fenotipe defisiensi
miofosforilase)
& Dntoleransi latihan dengan kram dan mioglobinuria (fenotipe defisiensi carnitine
palmityl transferase: atau 3P1 DD)
147 147 147 147 147 147 147 147
& Aiopati sebagai bagian dari manifestasi penyakit multisistemik (miopati
mitokondrial)
b. Sin%rom (ati se)ara garis besar dikelompokkan sebagai berikut-
& ikterik- lebih sering hiperbilirubin terkonjugasi
& hepatomegali, umumnya persisten dan tidak nyeri ;ila lunak dan sulit diraba
kemungkinan karena timbunan lemak, mis glikogenolisis 8ika keras dan ireguler
kemungkinan fibrosis karena tirosinemia !adangkala gejala ini disertai pembesaran
limpa, terutama jika ditemui gejala dilatasi 6ena abdominal, as)ites, atau hematemesis
& hipoglikemia karena gangguan produksi glukosa (glikogenolisis atau glukoneogenesis)
ataupemekaian glukosa yang berlebihan karena defek oksidasi asam lemak atau keton
& disfungsi hepatoseluler memberikan gejala gabungan yang diakibatkan oleh kolestasis,
kerusakan sel hati aktif serta gangguan fungsi sintesis hati
c. Sin%rom "ant!ng
& kardiomiopati karena !A; ditelusuri dengan gejala ekstrakardial yang ditemukan mis,
kardiomiopati disertai miopati skeletal misalnya hipotonia dapat dipikirkan 6li"ogen
Storage .isease ( 6S. ) tipe DD atau disebut penyakit Pompe ,efisiensi long chain;
hydro-yacyl!oA dehydrogenases (/3.A,), atau miopati hipokondrial 8ika disertai
hepatomegali tanpa disfungsi hepatoselluler kemungkinan gangguan metabolisme
glikogen, bila disertai disfungsi hepatoselluler kemungkinan besar disebabkan oleh defek
oksidasi asam lemak .epatosplring enomegali dengan kardiomiopati kemungkinan
besar disebabkan oleh penyakit lisosomal 8ika kardiomiopati disertai kelainan
neurologis penyebabnya miopati mitokondrial
& Aritmia merupakan komplikasi non spesifik yang sering dijumpai pada kardiomiopati
metabolik 3ontohnya, sindrom !earns-Sayre (sitopati mitokondrial), penyakit 7abry,
defisiensi )arnitine a)yl)arnitin translo)ase propioni) a)idemia, penyakit .unter, dan
defisiensi mediumchainacyl!oA dehydrogenases (A3A,)
& Penyakit arteria koronaria prematur adalah gejala hiperkolesterolemia familial dan
penyakit 7abry

d. Dismor0isme %an storage syndrome dengan karakteristik sebagai berikut
& !elainan bentuk yang semakin berat dengan bertambahnya usia, dan abnormalitas
mikroskopik dan ultrastruktural wajah kasar, kelainan tulang, perawakan men)olok
& "mumnya !A; yang berkaitan dengan dismorfisme berkaitan dengan kelainan
molekul besar (large molecule disease) yang meliputi organel sel, seperti kelainan
lisosomal (mukopolisakaridosis, glikoproteinosis, sfingolipidosis, kelainan peroksisomal
(sindroma Wellweger, dll), kelainan mitokondria (defisiensi pyru6at
dehidrogenaseMP,.,dll) ,efek biosentesis seperti pada sindrom Smith-/emli-2pitF
148 148 148 148 148 148 148 148
(S/2) akibat defek sintesis kolesterol dan pada defek reseptor misalnya
hiperkolesterolemia familial)
& !elainan lisosomal dikenal sebagai storage syndrome$ gejala klinis akibat penimbunan
bahan makromolekuler di pelbagai organ (ejala yang khas wajah yang kasar, kelainan
tulang(disostosis multipleks) dan perawakan pendek, serta organomegali
e. Sin%roma neonata+
& 0nsefalopati tanpa asidosis metabolik Awalnya normal tanpa trauma lahir sehingga
ensepalopati tidak bisa dijelaskan ,apat terjadi pada AS",, urea cycle disorder
("3,), hiperglisinemia nonketotik, kejang akibat defisiensi piridoksin, kelainan
peroksisomal (sindrom Wellweger), defek kofaktor molibdenum
& 0nsefalopati dengan asidosis metabolik kongenital, awalnya normal '-$ hari,
selanjutnya timbul kesulitan minum serta gejala ensefalopati non spesifik yang disertai
takipnea ,apat terjadi pada organic aciduria asidosis laktat dan di)arboGyli) a)iduria
& Sindrom hati neonatal Dkterik adalah gejala utama atau mungkin satu-satunya pada
masa neonatus misalnya pada sindrom 3riggler-:ajjar, sindrom ,ubin-8ohnson
,isfungsi hepatoselluler akibat !A; yang mun)uk pada masa neonatus umumnya
disertai hipoglikemia, asites, edema anasarka, hiperalbuminemia, hiperamonemia,
hiperbilirubinemia dan koagulopati 3ontohnya adalah tirosinemia hepatorenal, (S,
tipe DL Dntoleransi fruktosa heriditer, defek oksidasi asam lemak, metabolisme energi di
mitokondria dan penyakit :iemann-Pi)k
& .idrops fetalis non imunologis merupakan gejala dari kelainan hematologis seperti
defisiensi (?P,, defisiensi pyru6at kinase, defisiensi glukosefosfat, isomerase, atau
kelainan lisosomal ( penyakit (au)her)
Pemerisaan *en!n"ang
, ,arah perifer lengkap- anemia
Analisa gas darah dan elektrolit, lekopenia, trombopenia dapat ditemukan pada $ limfosit atau
netrofil ber6akuola pada penyakit lisosomal, akantositosis pada abetalipoproteinemia dan
penyakit 5olman
& Analisa gas darah dan elektrolit- untuk menilai anion gap, asidosis metabolik B/- peningkatan
anion gap ditemukan pada organic acyduria, alkalosis respiratorik pada "3,
& (lukose- hipoglikemia dapat ditemukan antara lain pada defek glikogenolisis, defek
glikoneogenesis
& Amonia- hiperamonemia dijumpai pada "3,, organic acyduria, dan defek oksidasi asam
lemak
& 1ransaminase, uji fungsi hati- abnormalitas ditemukan pada !A; yang bergejala sindrom hati
149 149 149 149 149 149 149 149
& !adar 3reatine kinase (3!) meningkat pada miopati metabolik misalnya pada mitokondriopati,
defek oksidasi asam lemak, (S,
& /aktat dan piru6at - asidosis laktat ditemukan pada organic acyduria, (S,, kelainan
mitokondrial,dll
& ;adan keton - ketosis ditemukan pada organic acyduria
& Analisis lipid- kadar kolesterol, trigliserida dan kolesterol- /,/ yang tinggi ditemukan pada
(S, dan gangguan metabolisme lipoprotein, kadar kolesterol yang rendah ditemukan pada
sindrom S/2
& "reum,kreatinin,asam urat- kadar ureum yang rendah dapat dijumpai pada "3,, kelainan
kadar asam urat umumnya ditemukan pada defisiensi guanidinoacetate methyltransferases
((AA1)
& "rin - bau, warna, keton, p., glukosa, reduksi, uji sulfit, ureum, kreatinin, asam uratE jika uji
reduksi urin (-) sedangkan uji glukosa urin (B) pikirkan kemungkinan galaktosemiaE jika
terdapat hipoglikemia tanpa ketosis pikirkan kemungkinan defek oksidasi asam lemak
& Pemeriksaan penunjang khusus- pungsi lumbal, radiologis, 0!(, ekokardiografi, "S( kepala,
00(, 31 s)an / A4D kepala, biopsy hati, biopsy otot
D. Tata+asana
Tata+asana e%ar!ratan meta$o+i
, tindakan suportif bertujuan men)egah kondisi katabolik terutama !A; sakit berat khususnya
neonatus, untuk menunjang fungsi sirkulasi dan 6entilasi
, :utrisi merupakan bagian yang penting Ada 9 komposisi diet yaitu diet normal, diet
pembatasan protein, diet pembatasan karbohidrat, dan diet tinggi glukosa dengan/tanpa
pembatasan lemak
, Prosedur pengeluaran toksin dipertimbangkan pada !A; tipe intoksikasi jika tindakan
simptomatik yang berkaitan dengan diet khusus kurang efektif dalam mengkoreksi
ketidakseimbangan metaboli) se)ara )epat 1ransfusi tukar, dialisis peritoneal, kemofiltrasi,
dan hemodialisis merupakan teknik utama yang dipergunakan
, 1erapi tambahan tergantung penyebabnya
Prinsi* !m!m tata+asana KM-
, Aengurangi beban pada jalur yang terkena dengan )ara mengurangi asupan substrat, yaitu
mengkonsumsi diet restriktif yang merupakan pengobatan pilihan untuk beberapa penyakit
misalnya fenilketonuria, AS",, homosistinuria, dll
, Aembatasi absorbs substrat misalnya dengan menggunakan resin pada hipertrigliseridemia,
metabolit toksik, misalnya natrium benFoat fenilbutirat pada hiperamonemia, / karnitin pada
organic acidemia.
, Aenggantikan produk yang defisien, misalnya tirosin pada P!", arginin atau citrulin pada
"3,, karbohidrat pada (S,
150 150 150 150 150 150 150 150
, Aemberikan substrat yang defisien misalnya, / karnitin pada defisiensi transporter karnitin,
mannose pada defisiensi fosfomanose isomerase (sindrom carbohydratedeficient
glycoprotein 3,() tipe *b
, Aenghambat produksi metabolit toksik, misalnya penggunaan :1;3 pada tirosemia tipe D
, Aenghambat efek metabolit toksik, misalnya :-methyl-,-aspartate (:A,A) channel agonist
seperti dekstrometorfan dan ketamin pada hiperglisinemia nonketotik untuk membatasi
efekneuroeksitasi glisin pada reseptor :A,A
, Aerangsang aktifitas sisa enFim, misalnya dengan pemberian kofaktor ;.9 pada hiperfenil-
alaninemia, kofaktor ;*+ pada methylmalonic acidemia (AAA)
Tren% $ar!
, Substansi enFim- berhasil pada penyakit (au)er non-neuronopatik (-glukosidase), penyakit
Pompe, penyakit 7abry, APS tipe *
, 1ransplantasi sumsum tulang "ntuk mengoreksi defisiensi enFim pada kelainan lisosomal dan
peroksisomal
, 1ransplantasi organ lain misalnya transplantasi hati pada tirosinemia tipe *
, 1erapi gen dilakukan dengan transfer ,:A rekombinan ke dalam sel manusia Aisalnya
defisiensi adenosin deaminase (A,A)
, 1atalaksana simtomatis, misalnya !A; dengan kejang diberi antikon6ulsan !elemahan otot
makan dibantu dengan diet enteral
E. Langa( *romoti0#Pre8enti0
Skrining metabolik bertujuan menentukan inter6ensi medis, misalnya- skrining neonatus, peren)anaan
reproduksi (diagnosis prenatal) dan riset (untuk menjawab pertanyaan epidemiologis)
Ke*!staaan
1. 4eF6ani D An approa)h to inborn errors of metabolism ,alam- !liegman 4A, ;ehrman 40,
8enson .;, Stanton ;7, penyunting :elson teGtbook of pediatri) *>
th
ed "SA- Saunders
0l6isierE +<<9
2. 3larke 814 A )lini)al guide to inherited metaboli) disease (reat ;ritain- 3ambridge "ni6ersity
PressE *##?
3. Ws)hoe)ke 8, .offmann (7 Ladame)um metaboli)um manual of metaboli) paediatri)s, +
nd
ed
(ermany- Ailupa (mb.E +<<9
4. 7ernades 8, Saudubray 8A, Lan den ;erghe ( Dnborn metaboli) diseases diagnosis and
treatment +
nd
ed (ermany- Springer LerlagE *##?
Ta$e+ 1. Diagnosis $an%ing %e0isiensi mio0os0ori+ase %engan %e0isiensi CPT II
Diagnosis -an%ing Fenoti*e Mio0os0ori+ase Fenoti*e CPT II
/atihan singkat O intensif intoleransi toleransi
/atihan ringan-sedang O
lama
toleransi intoleransi
151 151 151 151 151 151 151 151
7enomena se)ond wind ada 1idak ada
0fek puasa bermanfaat ;erbahaya
,iet tinggi karbohidrat tinggi
lemak
1idak bermanfaat bermanfaat
Ta$e+ 2. -a! !rin %an t!$!( ,ang $eraitan %engan e+ainan meta$o+isme $a&aan
-a! S!$stansi Pen,ait
1ikus 7enilasetat P!"
Sirup maple Sotolone AS",
!aki berkeringat asam So6alerat Dso6aleri) a)iduria, glutari)
a)iduria tipe DD
"rin ku)ing Asam '-hidroksi-6alerat '-metilkrotonilglisinuria,
defisiensi karboksilase
multiple
!ubis Asam +-hidroksi-butirat 1irosinemia tipe *,
malabsorbsi metionin
Aentega Asam +-keto-9-metilobutirat 1irosinemia tipe *
Asam Asam metilmalonat Aethylmaloni) a)ademia
(AAA)
;elerang .ydrogen sulfit Sistinuria
Amis (ikan busuk) 1rimetilamin ,imetilglisin trimetilaminuria,
dimetilglisinuria
Ta$e+ 3. 4arna !rin ,ang $eraitan %engan e+ainan meta$o+ism $a&aan
&arna S!$stansi Pen,ait
;iru Dndigo Penyakit hartnup
;iru-ke)oklatan Asam homogentisat Alkaptonuria
3oklat Aethemoglobin Aioglobinuria
Aerah-ke)oklatan .emoglobin /methemoglobin .emoglobinuria
Aerah 0ritrosit porfirin .ematuria porfiria
KESULITAN MAKAN PADA ANAK
PENGERTIAN
;atasan kesulitan makan pada anak yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan ketidakmampuan
bayi/anak untuk mengkonsumsi sejumlah makanan yang diperlukannya se)ara alami dan wajar, yaitu
dengan menggunakan mulutnya se)ara sukarela Pre6alens kesulitan makan pada anak prasekolah
(usia 9-? tahun) di 8akarta sebesar ''?% dan 99$% di antaranya menderita malnutrisi ringan-
sedang, serta @#+% telah berlangsung lebih dari ' bulan 6eorge Town 2niversity Affiliated program
for !hild .evelopment (("AP3,) pada tahun *#@* mendapatkan angka ''%, terutama pada anak
prasekolah dengan ke)a)atan /aporan ("AP3, menyebutkan jenis masalah makan yang terjadi
adalah hanya mau makanan lumat/)air (+@'%), kesulitan menghisap, mengunyah, atau menelan
(+9*%), kebiasaan makan yang aneh/ganjil (+'9%), tidak menyukai banyak makanan (***%),
keterlambatan makan mandiri (>%), dan mealtime tantrums (?*%)
Penyebabnya dibagi dalam ' kelompok-
- 7aktor nutrisi yang meliputi kemampuan untuk mengkonsumsi makanan
152 152 152 152 152 152 152 152
- 7aktor penyakit/kelainan organik
- 7aktor gangguan/kelainan kejiwaan
DIAGNOSIS
Anamnesis
& 4iwayat antenatal dan perinatal
& 4iwayat atopi atau kesulitan makan pada anak
& 4iwayat penyakit sebelumnya
& 4iwayat perawatan di rumah sakit, adakah manipulasi daerah orofaring seperti pemberian makan
melalui tube
& !ronologis kesulitan makan-
& ,iet sejak lahir, penggantian formula, pengenalan makanan padat, diet saat ini, tekstur, )ara
dan waktu pemberian, serta posisi saat makan
& !eengganan makan banyaknya yang dimakan, durasi makan dan kebiasaan makan, strategi
yang telah di)oba, dan lingkungan serta kebiasaan saat waktu makan
& 3urigai kelainan anatomis bila terdapat hal-hal berikut ini-
& (anguan menelan
& Pneumonia berulang \ Aspirasi kronik
& Stridor yang berkaitan dengan makan \ kelainan glotis atau subglotis
& !oordinasi menghisap-menelan-bernafas \ atresia koana
& Auntah, diare, atau konstipasi, kolik, dan nyeri abdomen \ refluks gastroesofagus ((04) atau
alergi susu sapi
& 3ari faktor stress, dinamika keluarga, dan masalah emosional
Pemerisaan 0isis
& ,imulai dengan pengukuran antropometris, termasuk lingkar kepala
& Penilaian pertumbuhan sejak lahir dengan melihat kur6a pertumbuhannya
& Abnormalitas kraniofasial, tanda penyakit sistemik, dan atopi harus di)ari
& Pemeriksaan neurologis menyeluruh harus dilakukan sebagain e6aluasi perkembangan
psikomotor
Pemerisaan *en!n"ang
& 1idak diindikasikan pada anak dengan pemeriksaan fisis normal, memiliki kur6a pertumbuhan
yang normal, dan hasil penilaian perkembangan normal
& !olik dan muntah kadang-kadang-
& Alergi susu sapi dikonfirmasi dengan skin test dan tes radioallergosorbent kurang dapat
diper)aya (level of evidence ')
& (04 konfirmasi dengan pemeriksaan saluran )erna atas dengan kontras dapat
memperlihatkan gambaran bolus saat melewati orofaring dan esophagus dan untuk
mendeteksi kelainan anatomis seperti malrotasi
& Pemantauan p. esophagus bila tidak respon terhadap terapi empiris dengan obat penekan asam
153 153 153 153 153 153 153 153
lambung (level of evidence '')
& !esulitan makan disertai pertumbuhan terhambat memerlukan pemeriksaan menyeluruh-
& Pemeriksaan laboratorium lini pertama- darah perifer lengkap, laju endap darah, albumin,
protein serum, besi serum, ironbinding capacity, dan feritin serum untuk mendeteksi defisiensi
Fat giFi spesifik serta menilai fungsi ginjal dan hati
& Antibodi antitransglutaminase untuk mendeteksi penyakit )elia)
& 0sofagoduodenoskopi dan biopsi dapat menentukan ada tidaknya dan tingkat keparahan
esofagitis, striktur, dan webs (level of evidence '') bila (04 tidak jelas
& Analisis diet- kualitas dan kuantitas asupan makanan harus dinilai untuk menentukan defisiensi
kalori, 6itamin, trace element, dan keengganan makan, tanyakan pula konsumsi susu dan jus
buah berlebihan
& Dnteraksi orangtua dan anak harus dinilai- adakah interaksi positif (misalnya kontak mata,
sentuhan, pujian) atau interaksi negati6e (misalnya memaksa makan, mengan)am, perilaku anak
yang merusak seperti melempar makanan)
& .argai perilaku makan anak selama makan, seperti positive reinforcement bila menerima
makanan
Tata +asana
& ;ila anak tumbuh dan berkembang se)ara normal, )ukup yakinkan orangtua bahwa tidak
diperlukan pemeriksaan lanjutan
& 8ika pertumbuhan anak terhambat, asupan kalori harus ditingkatkan-
& ASD dapat ditambah susu formula
& 7ormula bayi dapat dikonsentrasikan sampai +9-'< kkal/oF ('< ml), dengan mengurangi
jumlah air atau menambahkan polimer glukosa atau minyak sayur
& Aakanan padat dapat ditambah dengan mentega, minyak sayur, krim, polimer glukosa, dan
susu bubuk (level of evidence ''')
& Aasalah medis yang menyertai harus ditata laksana tuntas sesuai panduan yang berlaku
Pemanta!an
Tera*i- Perubahan perilaku makan anak dan perilaku orangtua dan/atau pengasuh
T!m$!( Kem$ang- Status giFi membaik sampai menjadi normal
Langa( Promoti0#Pre8enti0
& Aanajemen laktasi yang benar
& Pengenalan makanan padat sesuai usia
& Pemilihan makanan yang sesuai dengan tahapan perkembangan bayi
& 8adwal pemberian makanan yang fleksibel sesuai dengan keadaan lapar dan haus yang berkaitan
dengan pengosongan lambung
& .indari makan dengan paksaan
& Perhatikan kesukaan (li"e) dan ketidak-sukaan (disli"e), penerimaan (acceptance), dan
ketidak)o)okan (allergy<intolerance)
154 154 154 154 154 154 154 154
Ke*!staaan
1. ;ernard-;onnin A-3 7eeding problem of infant and toddlers 3an 7am Physi)ian +<<?- $+(*<)-
*+9@-*+$*
2. /iu Q., Stein A1 7eeding beha6ior of infants and young )hildren and its impa)t on )hild
psy)hoso)ial and emotional de6elopment 0n)y)lopedia on 0arly 3hildhood ,e6elopment +<<$
3. :asar SS Aasalah makan pada anak ,alam- 1rihono PP Praborini A, penyunting, Peedriati)s
update +<<' 8akarta- Dkatan ,okter Anak Dndonesia 3abang 8akarta, +<<' h>'-#*
Ta$e+ 1. K+asi0iasi es!+itan maan
Abnormalitas striktur
Abnormalitas naso-faring- atresia koana, bibir dan langit-langit sumbing, makroglosia,
ankiloglosia, Pierre 4obin se7uence
Abnormalitas laring dan trakea- laryngeal cleft, kista laring, stenosis subglotik,
laringotrakeomalasia
Abnormalitas esophagus- fistula trakeoesofagus, atresia atau stenosis esophagus
kongenital, striktur esophagus, vascular ring
!elainan perkembangan neurologis
Palsi serebral
Aalformasi Arnold-3hiari
Aielomeningo)ele
Familial dysautonomia
,istrofi otot dan miopati
Sindrom Aobius
,istrofi miotonik kongenital
Aiastenia gra6is
,istrofi okulofaringeal
(angguan perilaku makan
Feeding disorder of state regulation (<-+ bulan)
Feeding disorder of reciprocity (+-? bulan)
Anoreksia infantil (? bulan-' tahun)
Sensory food aversions
(angguan makan yang berkaitan dengan kondisi medis
(angguan makan pas)atrauma
155 155 155 155 155 155 155 155
NUTRISI PADA ANAK SAKIT KRITIS
A. Pengertian
Pemberian nutrisi yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak baik lewat oral atau lewat
6ena Pemenuhan nutrisi memper)epat penyembuhan, mengurangi lamanya masa perawatan,
mengurangi terjadinya komplikasi, menurunkan morbiditas dan mortalitas serta dapat men)egah
terjadinya malnutrisi akibat pengobatan
B. Tata+asana
,iet enteral atau parenteral diberikan bila pemberian diet lewat oral tidak adekuat atau tidak
156 156 156 156 156 156 156 156
memungkinkan5aktu pemberian diet enteral se)epatnya, biasanya dalam +9 jam pada trauma
berat, luka bakar dan status katabolik
kebutuhan kalori serta protein pasien dapat diperhitungkan dengan )ara sebagai berikut-
1. tentukan kebutuhan energy basal (&asal Energy E-penditure M ;00)
2. tentukan faktor stres
3. kebutuhan kalori total M ;00 S faktor stres
4. tentukan kebutuhan protein pasien (sesuai dengan 4,A)
5. kebutuhan protein total M 4,A S faktor stres
6. e6aluasi dan sesuaikan kebutuhan berdasarkan hasil pemantauan
!ebutuhan )airan
!ebutuhan rumatan B )airan rehidrasi B )airan yang diperkirakan akan hilang
!ebutuhan rumatan -
1. *-*< kg M *<< ml/kg/hari
2. *<-+< kg M *<<< ml B $< ml tiap kg & *< kg
3. &+< kg M*$<< ml B +< ml tiap kg & +< kg
N!trisi Entera+
Pada prinsipnya diet enteral lebih baik dari parenteral dan selama fungsi gastrointestinal masih
baik, nutrisi enteral tetap merupakan pilihan utama !euntungan pemberian nutrisi enteral adalah -
1. 7isiologis dan dapat memberikan nutrisi se)ara lengkap
2. Aemberikan efek tropik pada traktus gastrointestinal, dan men)egah atrofi usus
3. Aen)egah komplikasi metabolik dan infeksi
4. Aenjaga fungsi hepar
5. Aempermudah pengaturan kebutuhan air dan elektrolit
6. /ebih murah
7. merangsang 6illi usus
8. mengurangi translokasi bakteri
9. merangsang jaringan limfoid usus
1=. meningkatkan sekresi dan fungsi DgA
11. lebih murah
Pemilihan rute nutrisi enteral tergantung dari kondisi penderita, serta ren)ana lamanya pemberian
nutrisi enteral :utrisi enteral dapat diberikan se)ara-
1. 5asogastric (:() atau orogastric (2(), pada umumnya untuk pemberian jangka pendek
kurang dari ' bulan
157 157 157 157 157 157 157 157
2. Transpyloric, terutama baik pada penderita trauma kepala atau mereka dengan muntah yang
dikhawatirkan akan terjadi aspirasi
3. (astrostomi (melalui pembedahan atau 4ercutaneus Endoscopic 6astrotomy)
Kontra in%iasi %iet entera+'
& usus tidak berfungsi, kelainan anatomis usus, iskemia usus
& peritonitis berat
& sho)k berat
.al-hal berikut berpotensi pada gagalnya pemberian diet enteral -
2. pengosongan lambung
3. aspirasi isi lambung
4. diare
5. sinusitis
6. esofagitis
7. pen)abutan jalur makan
Pemilihan jenis formula yang dipakai tergantung faktor penderita (usia, diagnosis, masalah
nutrisi yang ada, kebutuhan nutrisi dan faktor gastrointestinal) Selain itu juga dipertimbangkan faktor
formula seperti osmolalitas, renal solute load M4S/, kepekatan serta kekentalan kalori, komposisi Fat
giFi seperti karbohidrat, lemak dan protein Ada berbagai formula enteral dipasaran, baik untuk bayi
prematur, aterm, anak usia *-*< tahun dan anak usia diatas *< tahun Selanjutnya perlu
dipertimbangkan apakah nutrisi enteral tersebut akan diberikan se)ara intermiten atau kontinyu
Ta$e+.1.Unt! memi+i( continue ata! intermitten feeding
Continous feeding Intermitten feeding (ITF)
/ebih mudah ditoleransi terutama untuk
penderita gangguan absorbsi
/ebih jarang terjadi refluks
/ebih fisiologis dan praktis untuk dikerjakan di
rumah
Pada penderita dalam keadaan kritis
sebaiknya dimulai dengan )ontinous feeding
kemudian dilanjutkan dengan D17
Pada penderita yang se)ara medis sudah
lebih stabil
,ianjurkan pada bayi aterm/preterm yang
menderita intoleransi makanan yang
persisten, instabilitas sistem napas atau
mengalami reseksi usus se)ara bermakna
Aerangsang hormon gastrin, yang terutama
diperlukan pada bayi prematur untuk
pematangan gastrointestinal
,ianjurkan pada pemberian nutrisi yang
langsung dimasukkan usus ke)il
158 158 158 158 158 158 158 158
Ta$e+.2. Pe%oman *em$erian continous t!$e 0ee%ing
-- ses!ai !m!r Tetesan a&a+ Penam$a(an
tetesan#(ari
Ke>e*atan ,ang
(ar!s %i>a*ai
25=)19 g +-*$ ))/jam
* ))/kg/jam
+-*$ ))/jam
* ))/kg/jam
*$-$$ ))/jam
1:)3= g >-+$ ))/jam
<,$-*))/kg/jam
>-*? ))/jam
<,$-*))/kg/jam
9$-#< ))/jam
3=)9= g *$-+$ ))/jam
<,$ ))/kg/jam
*$-+$ ))/jam
<,$ ))/kg/jam
@<-*'< ))/jam
D9= g +$))/jam +$))/jam #<-*$< ))/jam
Ta$e+.3. Pe%oman *em$erian intermitten tube feeding
-- ses!ai !m!r Tetesan a&a+ Penam$a(an
tetesan#(ari
Ke>e*atan ,ang
(ar!s %i>a*ai
25=)19 g $-'< ))/'-9jam $-'< ))/?->jam $<-+<< ))/jam
12)3= g +<-?< ))/9jam +<-?< ))/?->jam *$<-'$<))/jam
D3= g '<-?< ))/jam '<-?< ))/?->jam +9<-9<< ))/jam
N!trisi Parentera+
Adalah pemberian lewat 6ena perifer atau 6ena sentral
!omposisis berdasarkan -
1. kebutuhan )airan
2. kebutuhan energi
3. 6itamin
4. mikronutrien
5. bisa ditambahkan obat-obat yang lain misalnya heparin, .+ bloker
In%iasi n!trisi *arentera+'
D disfungsi traktus digesti6us
penyakit yang menyerang daerah wajah, mulut, faring, atau esophagus
spastisitas otot menyeluruh
pas)a bedah neonatus (gasroskiFis, atresia esophagus, hernia diafragmatika, dll)
reseksi usus yang panjang
Pemberian kemoterapi dengan atau tanpa radiasi
1ransplantasi organ
;;/S4 dengan penyakit saluran nafas atau penyakit lain yang berat
DD Pasien dengan kebutuhan metabolisme yang meningkat yang kemungkinan tidak adekuat dengan
pemberian nutrisi enteral
159 159 159 159 159 159 159 159
luka bakar atau trauma yang hebat
sepsis berat
gagal jantung berat
Pemberian nutrisi bisa diberikan kombinasi enteral dan parenteral ;ila diet enteral sudah bisa dimulai
dan adekuat sebaiknya diet parenteral dihentikan untuk menghindari risiko infeksi Penghentian diet
parenteral dilakukan se)ara bertahap
Ta$e+.7. Pe+asanaan n!trisi *arentera+
:utrisi parenteral perifer
.ari < :ormalisasi kimia darah
.ari * ,ekstrosa *<%, protein sesuai kebutuhan, intralipid <,$g/kg/hari
setelah +9 jam periksa - serum elektrolit,
glukosa, urea, kreatinin, trigliserida
hari + Dntralipid dinaikkan bertahap dengan target *-'g/kg/hari
Periksa serum trigliserida
:utrisi parenteral sentral (total)
.ari < :ormalisasi kimia darah
.ari * ,ekstrosa *<%, protein sesuai kebutuhan, intralipid <,$ g/kg/hari
setelah
+9 jam periksa serum elektrolit, glukosa, urea, kreatinin, trigliserida
,ekstrosa *<% dapat diganti dekstrosa +<% setelah +9 jam periksa
serum
elektrolit, glukosa, urea, kreatinin, trigliserida
hari + ,ekstrosa +< % dengan intralipid *-' g/kg/hari
3atatan- lipid diberikan jika pasien tidak menderita sepsis, trombositopeni, asidosis dan
hiperbilirubinemia

). E8a+!asi
4espons jangka pendek yaitu-
,aya terima (akseptansi) makanan/obat
1oleransi saluran )erna
0fek samping di luar saluran )erna
4espons jangka panjang yaitu-
:ilai dukung terhadap penyembuhan penyakit
:ilai penunjang terhadap tumbuh kembang anak
D. E%!asi Ke+!arga'
Perjalanan penyakit dasar dan tindak lanjut
160 160 160 160 160 160 160 160
!omplikasi pemberian nutrisi
Aasalah diit dan follow up rutin
Aenjelaskan tatalaksana selanjutnya
Ta$e+ 9. Ke$!t!(an Energi -asa+ (-EE) $a,i %an ana
"mur * minggu-*<
bulan
"mur **-'? bulan "mur '-*? tahun
;;
(kg)
/aju metabolik
(kkal/hari)
;; (kg) /aju metabolik (kkal/
hari)
;; (kg) /aju metabolik (kkal/
hari)
/aki-laki atau
perempuan
/aki-laki Perempua
n
/aki-laki Perempua
n
'$
9<
9$
$<
$$
?<
?$
@<
@$
><
>$
#<
#$
*<
<
*<
$
**
<
+<+
++>
+$+
+@>
'<$
''*
'$>
'>9
9*<
9'@
9?'
9#<
$*9
$9<
$??
$#'
#<
#$
*<<
*<$
**<
**$
*+<
*+$
*'<
*'$
*9<
*9$
*$<
*$$
*?<
*?$
$+>
$9@
$??
$>?
?<$
?+9
?9'
??+
?>+
@<*
@+<
@'#
@$>
@@>
@#@
>*?
$<#
$+>
$9@
$??
$>?
?<$
?+9
?9?
??$
?>9
@<'
@++
@9*
@?<
@>+
><+
*$
+<
+$
'<
'$
9<
9$
$<
$$
?<
?$
@<
@$
>$#
#$'
*<9?
**'#
*+'*
*'+$
*9*>
*$*+
*?<?
*?##
*@#'
*>>?
*#><
@##
>#>
##?
*<#+
**#<
*+>#
*'>@
*9>?
*$>9
*?><
*@@?
*>@9
*#@'
Ta$e+ :. Menent!an 0ator stress
!ondisi klinis 7aktor stress
4umatan tanpa stress *<-*+
,emam *+% per derajat & '@V3
;edah rutin/elektif, sepsis minor **-*'
(agal jantung *+$-*$
;edah mayor *+-*9
Sepsis *9-*$
1umbuh kejar *$-+<
1rauma atau )edera kepala *$-*@
161 161 161 161 161 161 161 161
Ta$e+ ;. Recommended dietary alloances !nt! $a,i %an ana
"mur
(tahun)
;;
(kg)
(lbs)
1;
()m)
(in)
!alori
(kkal/kg)
Protein
(g/kg)
3airan
(ml/kg)
;ayi
Anak
/aki-laki
Perempua
n
<<-<$
<$-*<
*-'
9-?
@-*<
**-*9
*$-*>
**-*9
*$-*>
?
#
*'
+<
+>
9$
??
9?
$$
*'
+<
+#
99
?+
##
*9$
*<*
*+<
?<
@*
#<
**+
*'+
*$@
*@?
*$@
*?'
+9
+>
'$
99
$+
?+
?#
?+
?9
*<>
#>
*<+
#<
@<
$$
9$
9@
9<
++
*$
*+'
*+
*<
*<
<>
*<
<>
*9<-*?<
*+$-*9$
**+-*+$
#<-**<
@<->$
@<->$
$<-?<
@<->$
$<-?<
Ta$e+ E. Tata +asana om*+iasi n!trisi entera+
Aasalah Pen)egahan/Dnter6ensi
Aual dan Posisi kepala lebih tinggi
muntah Pertimbangkan penggunaan obat-obat prokinetik
Aulai pemberian makan melalui pipa dengan ke)epatan rendah kemudian
ditingkatkan bertahap
Pertimbangkan rute makanan berselang-seling misalnya duodenal/jejunal
!onstipasi 1ingkatkan asupan air
,isimpaksi manual
Pilih formula yang mengandung serat atau tambahkan serat
,iare !onsultasikan pada ahli farmasi tentang kemungkinan efek samping obat
dan kemungkinan penghentiannya
3ari kemungkinan adanya sorbitol pada label obat oral
Pertimbangkan pemberian makanan se)ara kontinu, dimulai dengan
ke)epatan lambat, bertahap diper)epat sesuai dengan toleransi
!urangi ke)epatan pemberian makan sampai dapat ditoleransi
162 162 162 162 162 162 162 162
GAGAL NAPAS
'. Pengertian
(agal napas adalah ketidakmampuan sistem pernapasan untuk mempertahankan pertukaran gas
normal yang dapat terjadi akibat kegagalan paru atau pompa napas
Penyebab gagal napas antara lain -
(angguan pada dinding dada/abdomen dan diafragma, )ontohnya -
1rauma atau pas)a bedah, as)ites
!elainan intra-abdomen (tumor intra-abdomen, organomegali, nyeri pas)a bedah)
!elainan kongenital (gastroskisis, ompalokel, kelainan bentuk toraks, hernia
diafragmatika yang dapat pula disertai hipoplasia paru, serta skoliosis)
(angguan pada pleura, )ontohnya pneumotoraks, efusi pleura, hemotoraks
(angguan neuromuskular, )ontohnya -
2bat (o6erdosis salisilat, aminoglikosida, suksametonium, opiate, obat anestesi
nondepolari,ing muscle rela-ants)
(angguan endokrin dan metabolik, )ontoh - diabetik ketoasidosis, hipertiroid,
hipokalsemia, hipofosfatemia, hipokalemia)
Dnfeksi, )ontoh - ensefalitis, tetanus, sindrom guillain barre, sepsis
/esi intrakranial, )ontoh - tumor, perdarahan
/esi spinal, )ontoh - tumor, trauma, abses
(angguan parenkim paru, )ontoh - pneumonia ba)terial, pneumonia 6iral, pneumonia
karena Pneumo)ystis )arinii, pneumonia akibat /egionella pheumophilia, pneumonia
hidrokarbon, atelektasis, edema paru, A4,S, smo"e inhalation
163 163 163 163 163 163 163 163
(angguan pada jalan napas, )ontohnya - )roup, trakeitis bakterial, epiglotitis, kelainan
kongenital pembuluh darah besar (aorta, arteri inominata, karotis komunis, kiri, arteri
pulmonalis kiri atau arteri subkla6ia kanan yang menekan trakea), abses retrofaringeal,
abses paratonsilar, aspirasi benda asing, asma bronkial
(. Diagnosis
Se)ara klasik seorang penderita dianggap menderita gagal napas bila Pa32+ lebih dari $<
mm.g dan Pa2+ kurang dari $< mm.g saat bernapas dalam udara ruang ,alam praktek sehari-
hari, keputusan untuk memberikan bantuan 6entilator tidak dapat didasarkan atas batasan ini
saja Penyebab gagal napas dan beratnya penyakit yang mendasari selalu harus menjadi
pertimbangan pula
Anamnesis
Aengingat penyebab gagal napas sangat beragam, anamnesis spesifik harus dilakukan sesuai
ke)urigaan penyebabnya Se)ara garis besar beberapa pertanyaan berikut perlu dilakukan pada
setiap keluhan sesak pada anak -
Sesak terjadi se)ara akut atau sudah lama]
Apakah pernah mengalami sesak serupa]
Apakah anak dalam pengobatan tertentu]
Apakah disertai demam]
Apakah terdapat riwayat tersedak atau trauma]
!emungkinan diagnosis obstruksi jalan napas atas berdasarkan angka kejadian, gejala dan tanda
seperti pada tabel di bawah ini Penyebab obstruksi jalan napas bawah tersering pada balita
adalah bronkiolitis, asma bronkial, dan obstruksi akibat benda asing
Ta$e+ 1. Pen,e$a$ o$str!si "a+an na*as atas
Penyakit "sia (ejala spesifik
1onsilitis berat
Abses paratonsilar
Pra sekolah-sekolah
&> tahun
Sesak timbul lambat
Sesak akut disertai demam tinggi
164 164 164 164 164 164 164 164
Abses retrofaring
0piglotitis
!roup
;enda asing
1rakeitis bakterialis
,ifteri
;ayi hingga remaja
*-@ tahun
C' tahun
*-9 tahun
C9 tahun
;ayi-? tahun
Sesak pas)a DSPA atau trauma
Stridor akut, demam tinggi, afonia
Stridor timbul lambat, demam
ringan, suara parau
Sesak setelah tersedak
Sesak dan demam timbul lambat
Stridor akut, demam tidak tinggi
Pemerisaan 0isi
;eberapa tanda spesifik antara lain -
Fre!ensi na*as %an 8o+!me ti%a+.
!elainan susunan saraf pusat dan asidosis metabolik sering mengakibatkan hiper6entilasi
dengan frekuensi napas yang tinggi dan 6olume tidal yang besar
Penurunan compliance ()ontohnya pada pneumonia dan edema paru) mengakibatkan
pernapasan dangkal dan )epat
Peningkatan resistensi jalan napas ()ontohnya pada asma bronkial) mengakibatkan
pernapasan yang lambat dan dalam
Retrasi.
4etraksi interkostal, suprasternal dan epigastrik terjadi bila terdapat tekanan negatif
intratoraks yang tinggi !eadaan ini biasanya dijumpai pada obstruksi jalan napas terutama
di luar rongga toraks, dan penurunan compliance paru
Stri%or.
Stridor inspirasi terjadi bila pada tekanan negatif yang tinggi saat inspirasi, udara harus
melalui bagian yang sempit di jalan napas besar yang terletak di luar rongga toraks Pada
saat ekspirasi, tekanan positif akan melebarkan jalan napas sehingga stridor tidak terdengar
lagi Stridor ekspirasi dapat terjadi bila penyebab obstruksi jalan napas besar terjadi di
dalam rongga toraks, misalnya bila terdapat tumor yang menekan trakea bagian distal
Mengi
Aengi terjadi bila terdapat obstruksi di saluran napas yang terdapat dalam rongga toraks
165 165 165 165 165 165 165 165
Grunting!
6runting terjadi akibat ekspirasi dengan glottis setengah menutup Pola napas ini
merupakan upaya untuk mempertahankan functional residual capacity (743) dan
meningkatkan tekanan positif pada fase ekspirasi, sehingga dapat memperbaiki oksigenasi
;iasanya dijumpai pada penyakit-penyakit di saluran napas ke)il dan al6eoli seperti
bronkiolitis dan sindroma distress napas neonatus
"ir entry!
Penurunan suara napas dapat terjadi pada berbagai penyebab gagal napas
Ron(i
4onkhi basah dapat dijumpai lesi di al6eoli, misalnya pada pneumonia bakteri
Na*as >!*ing (i%!ng.
:apas )uping hidung adalah upaya untuk menurunkan resistensi jalan napas atas
Ati8itas otot $ant! na*as.
Penggunaan otot bantu napas bertujuan untuk meningkatkan kinerja otot saat terjadi
peningkatan wor" of breathing 2tot yang umumnya menjadi aktif adalah otot pektoral
minor, s)alenus dan seratus anterior
Ge"a+a +ain ,ang men,ertai.
(ejala lain yang menyertai pada anak dengan gagal napas adalah takikardia, dehidrasi,
gangguan kesadaran (iritabel, somnolen dan obtundasi), sianosis

Pemerisaan *en!n"ang
Pemeriksaan penunjang untuk men)ari penyebab gagal napas amat bergantung pada ke)urigaan
diagnosis Analisis gas darah merupakan pemeriksaan penunjang utama "ntuk pemantauan
selanjutnya saat ini telah berkembang alat pantau non-in6asif yaitu pulse o-ymetry
). Tata +asana
1ata laksana penunjang darurat pada gagal napas antara lain adalah -
1. Aempertahankan jalan napas terbuka, dapat dilakukan dengan alat penyangga
oropharyngeal airway (guedel), penyangga nasopharyngeal airway, atau pipa endotrakea
2. 1erapi oksigen
166 166 166 166 166 166 166 166
;erbagai teknik tersedia untuk memberikan oksigen suplemental, tetapi tidak ada satu pun
yang dapat disebut terbaik karena pemilihannya harus disesuaikan se)ara indi6idual
terhadap situasi klinis dan kondisi pasien !etika memilih peralatan tertentu, seorang klinisi
harus mempertimbangkan kebutuhan 7i2+, flow inspirasi, kenyamanan pasien (sangat
penting untuk compliance), dan humidifikasi ;erbagai teknik/ device antara lain -
Kan!+ nasa+ - dipergunakan untuk memberikan oksigen dengan laju aliran rendah
!onsentrasi oksigen ber6ariasi dengan perubahan laju aliran inspirasi (insipiration
flow rate) pasien Pada neonatus, aliran oksigen maksimum dianjurkan tidak
melebihi + liter/menit 7i2+ inspirasi yang dihasilkan amat bergantung pada pola
napas pasien
O#ygen $ood% $ead bo# - alat ini diran)ang untuk memberikan konsentrasi
oksigen yang stabil pada neonatus atau bayi ke)il 7i2+ hingga *<<% dapat
diberikan dengan laju aliran oksigen yang sesuai ;ukaan pada o-ygen hood tidak
boleh ditutup dengan plastik atau bahan lain agar tidak terjadi retensi karbon
dioksida
Maser - beberapa tipe masker dibuat untuk menghasilkan berbagai konsentrasi
oksigen, Aliran oksigen minimal harus sekitar ? liter/menit untuk mendapat
konsentrasi oksigen yang diinginkan dan men)egah terhisapnya kembali 32+
Aa)am-ma)am masker antara lain -
Aasker oksigen sederhana (simple mas") - dapat memberikan konsentrasi
oksigen rendah hingga sedang tergantung ke)epatan aliran oksigen Aasker ini
bukan pilihan ideal jika kita menginginkan 7i2+ yang stabil
5onrebreathing mas" - didesain memiliki katup satu arah dan sebuah kantong
reser6oir yang akan kolaps saat inspirasi Alat ini dapat menghasilkan
konsentrasi oksigen tinggi
4artial rebreathing mas" - mirip dengan masker sederhana, tetapi dilengkapi
dengan kantong reser6oar dan mampu menyalurkan konsentrasi oksigen
hingga *<<%
8enturi mas" - dapat menghasilkan konsentrasi oksigen yang tepat yaitu antara
+9-$<%
3. ;antuan 6entilasi
Se)ara spesifik tata laksana gagal napas amat tergantung pada penyebabnya, Pemberian beta
agonis melalui nebuliFer dapat sangat efektif bila penyebab gagal napas adalah serangan akut asma
bronkial, sementara pungsi pleura efektif bila penyebabnya adalah tension pneumotoraks
167 167 167 167 167 167 167 167
KRITERIA RA4AT DAN KELUAR DARI RUANG INTENSIF PEDIATRIK
'. Pengertian
Pasien kritis harus dirawat di ruang intensif pediatrik yang sesuai kebutuhannya, Pedoman ini
dibuat untuk menjadi bahan pertimbangan kriteria masuk dan keluar ruang perawatan intensif
pediatrik Sesuai perkembangan ilmu, kriteria ini memerlukan re6isi berkala ,alam Standar
Pelayanan medik ini terdapat daftar kondisi yang dianggap perlu untuk perawatan intensif
pediatrik :amun demikian, keputusan dokter patut juga dipertimbangkan dalam penentuan
kriteria perawatan
(. Kriteria Ra&at %an Ke+!ar %ari R!ang Intensi0 Pe%iatri
1. Kriteria !nt! Dira&at %i R!ang Intensi0 Pe%iatri
Sistem Res*irasi
Pasien dengan gangguan/ potensi gangguan respirasi berat yang mengan)am jiwa
!ondisi ini meliputi (tidak terbatas pada daftar berikut) -
!ebutuhan penggunaan 011 (endotracheal tube) dan 6entilator mekanik
(angguan sistem pernapasan (atas dan bawah) yang progresif dengan risiko
tinggi gagal napas dan/ atau obstruksi total
!ebutuhan terapi oksigen dengan 7i2+ & <,$
168 168 168 168 168 168 168 168
Pas)a pemasangan trakeostomi
;arotrauma akut
!ebutuhan terapi inhalasi/nebulisasi yang sering
Sistem Kar%io8as!+ar
Pasien dengan gangguan kardio6askular yang mengan)am nyawa, antara lain (tidak
terbatas pada daftar berikut) -
Prolong Syok
Pas)a resusitasi jantung-paru
Aritmia yang mengan)am nyawa
(agal jantung kongestif (dengan atau tanpa kebutuhan 6entilator)
!elainan jantung bawaan (dengan atau tanpa kebutuhan 6entilator)
Pas)a tindakan berisiko tinggi ()ontoh - kateterisasi)
!ebutuhan akan pemantauan tekanan darah in6asif, tekanan 6ena sentral atau
tekanan arteri pulmonal
!ebutuhan pemasangan alat pa)u jantung (pace ma"er)
Ne!ro+ogis
Pasien dengan kelainan neurologis yang mengan)am nyawa, antara lain -
!ejang yang tidak responsif dengan terapi standar atau membutuhkan
antikon6ulsan kontinyu se)ara intra6ena
(angguan kesadaran berat dan gangguan neurologis lain yang belum dapat
diperkirakan perkembangannya, atau koma disertai dengan potensi gangguan
pernapasan
Pas)a bedah saraf yang membutuhkan pemantauan ketat
Dnflamasi akut atau infeksi medula spinalis, selaput otak atau otak dengan depresi
neurologis, gangguan metaboli) dan hormonal, gangguan pernapasan dan atau
hemodinamik atau kemungkinan peningkatan tekanan intrakranial
1rauma kepala dengan peningkatan tekanan intrakranial
Perawatan pra-operatif bedah syaraf dengan penurunan status neurologis
,isfungsi neuromus)ular progresif tanpa gangguan kesadaran yang membutuhkan
pemantauan respirasi dan kardio6askular
169 169 169 169 169 169 169 169
1rauma spinal
Penggunaan drain 6entrikel eksternal
.emato+ogi %an Ono+ogi
Pasien dengan gangguan hematologi dan onkologi yang mengan)am nyawa, antara lain -
1ransfusi tukar
Plasmaferesis atau leukoferesis dengan kondisi klinis tidak stabil
!oagulopati berat
Anemia berat dengan gangguan hemodinamik dan/atau respirasi
!omplikasi krisis sic"le cell
1umor yang menekan pembuluh darah 6ital, jalan napas atau organ 6ital lainnya
En%orin %an Meta$o+i
Pasien dengan gangguan endokrin dan metabolik yang mengan)am nyawa, antara lain -
!etoasidosis diabetik
(angguan elektrolit seperti -
& .iperkalemia yang membutuhkan pemantauan jantung dan terapi inter6ensi
& .ipo atau hipernatremia berat
& .ipo atau hiperkalsemia berat
& .ipo atau hiperglikemia dengan keadaan klinis tidak stabil
& Asidosis metabolik berat
& (angguan keseimbangan )airan kompleks
'nborn errors of metabolism dengan kegawatan yang mengan)am nyawa
Sistem Gastrointestina+
Pasien dengan gangguan saluran )erna yang mengan)am jiwa, antara lain -
Perdarahan saluran )erna akut dan berat
Pas)a endoskopi darurat
170 170 170 170 170 170 170 170
(agal hati akut
-e%a(
!ondisi pas)a bedah yang umumnya membutuhkan pemantauan dan tindakan in6asif,
antara lain -
;edah kardio6askular
;edah toraks
;edah saraf
;edah 1.1
;edah craniofacial
;edah ortopedi dan tulang belakang
;edah umum dengan gangguan hemodinamik dan respirasi
1ransplantasi organ
1rauma multiple dengan atau tanpa gangguan kardio6askular
!ehilangan darah dalam jumlah besar
Gin"a+ %an Sa+!ran Kemi(
Pasien dengan gangguan ginjal dan saluran kemih yang mengan)am nyawa, antara lain -
(agal ginjal
!ebutuhan hemodialisis, dialisis peritoneal, atau renal replacement therapy lain
dalam keadaan tidak stabil
#habdomyolisis akut dengan insufisiensi ginjal
2. Kriteria !nt! Ke+!ar %ari R!ang Intensi0 Pe%iatri
;ila indikasi untuk semua tindakan di ruang intensif tidak dibutuhkan lagi ()ontoh -
pemantauan in6asif, inter6ensi in6asif), maka pasien layak keluar dari ruang intensif
!riteria keluar dari ruang intensif didasarkan atas -
Parameter hemodinamik stabil
Status respirasi stabil (tanpa 011, jalan napas bebas, gas darah normal)
171 171 171 171 171 171 171 171
!ebutuhan suplementasi oksigen minimal (tidak melebihi standar yang dapat
dilakukan di luar ruang intensif pediatrik)
1idak lagi dibutuhkan tunjangan inotropik, 6asodilator, anti aritmia, atau bila masih
dibutuhkan, digunakan dalam dosis rendah dan dapat diberikan dengan aman di
luar ruang intensif
,isritmia jantung terkontrol
Alat pemantau tekanan intrakranial in6asif tidak terpasang lagi
:eurologis stabil, kejang terkontrol
!ateter pemantau hemodinamik telah dilepas
Pasien dengan ketergantungan 6entilator mekanik kronik harus telah mengatasi
keadaan akutnya hingga tidak dibutuhkan tindakan khusus lain di luar standar
perawatan di luar ruang intensif atau di rumah
Pasien dengan peritoneal dialisis atau hemodialisis kronik telah mengatasi
keadaan akutnya hingga tidak dibutuhkan tindakan khusus lain di luar standar
perawatan di luar ruang intensif atau di rumah
Pasien dengan trakeomalasia, tidak lagi membutuhkan suctioning eksesif
Staf medik dan keluarga telah melakukan penilaian bersama dan menyepakati
bahwa tidak lagi ada keuntungannya untuk tetap mempertahankan perawatan
anak di ruang intensif
172 172 172 172 172 172 172 172
S<OK .IPO6OLEMIK
'. Pengertian
Syok hipo6olemik dapat disebabkan oleh berbagai hal dengan akibat berkurangnya 6olume
intra6askuler hingga menyebabkan berkurangnya arus balik 6ena ke jantung dan penurunan
)urah jantung Syok hipo6olemik harus )epat diketahui dan diatasi se)ara agresif sebelum terjadi
keadaan yang irre6ersibel dan gagal organ
(. Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik perlu dibedakan hipo6olemik akibat kehilangan )airan keluar tubuh
seperti pada diare atau perpindahan )airan ke ruang interstisial seperti pada demam berdarah
dengue atau sepsis Anak dengan kehilangan )airan ke luar tubuh akan menunjukkan tanda
klasik dehidrasi seperti ubun-ubun besar )ekung, mata )ekung, mukosa kering, turgor kulit turun,
refill kapiler yang menurun, akral dingin dan penurunan status mental
173 173 173 173 173 173 173 173
Anak dengan perpindahan )airan ke ruang interstisial menunjukkan tanda gangguan perfusi
seperti refill kapiler yang menurun, akral dingin, dan penurunan status mental tanpa adanya
tanda lain yang dijumpai pada anak dehidrasi 1ekanan darah akan menurun bila terjadi
kehilangan )airan lebih dari '<% Pada syok akibat perdarahan, hipotensi biasanya terjadi bila
kehilangan darah lebih dari 9<% 6olume
). Tera*i
4. Pertahankan jalan napas dan berikan oksigen
5. Pasang akses 6askular
6. ;erikan )airan kristaloid +< ml/kg;; dalam waktu C *< menit
7. /akukan e6aluasi selanjutnya -
,ehidrasi - bila masih terdapat tanda hipo6olemik (frekuensi nadi meningkat, refill
kapiler memanjang, penurunan status mental dan penurunan produksi urin) ulangi
pemberian kristaloid +< ml/kg;; bolus sampai tanda syok hilang
,iabetik ketoasidosis - tata laksana awal seperti pada dehidrasi ;ila tidak ada
tanda hipoperfusi organ setelah pemberian kristaloid +< ml/kg;; selama + jam,
berikan )airan yang sesuai dengan gangguan elektrolit yang terjadi
/uka bakar - tata laksana awal seperti pada dehidrasi ;ila tidak ada tanda
hipoperfusi organ, gunakan formula Parkland (,$/4) yaitu total )airan +9 jam
pertama M rumatan B (9ml/kg;;/% luka bakar) B kehilangan )airan lain Setengah
dari jumlah )airan diberikan dalam > jam pertama, sisanya dalam *? jam /akukan
penilaian setiap ?-> jam
Sepsis - bolus )airan kristaloid/koloid +<-?< ml/kg;; dalam *< menit pertama
06aluasi denyut nadi, refill kapiler, status mental dan produksi urin se)ara terus-
menerus !adang-kadang dibutuhkan kristaloid/koloid ><-*<< ml/kg;; untuk
mempertahankan fungsi sirkulasi
Perdarahan - berikan +< ml/kg;; whole blood atau komponen darah Pantau
denyut nadi, refill kapiler, status mental dan produksi urin, hematokrit, dan
perdarahan yang masih berlangsung
*. Pemanta!an (Monitoring)
1ekanan darah
,enyut nadi
174 174 174 174 174 174 174 174
#efill kapiler
Status mental
Produksi urin
PEMANTAUAN PERTUM-U.AN
PENGERTIAN
Pemantauan pertumbuhan memerlukan alat teknik standar/referent, intepretasi, dan waktu
yang tepat 1ujuan pemantauan pertumbuhan adalah mendeteksi dini adanya gangguan
pertumbuhan, memantau Status giFi dan meningkatksn giFi anak menilai dampak kegiatan inter6ensi
medis dan nutrisi, serta deteksi dini penyakt yang mendasari gangguan pertumhuhan Pertumbuhan
seorang anak hanya dapat dinilai dengan melihat ^trend_ arah hasil ukuran antropomedi dalam kur6e
pertumbuhan 2leh karena itu pengukuran antropomedi harus dilakukan se)ara serial, sehingga bila
terjadi perturnbuhan yang tidak adekuat (menyimpang dari kur6a pertumbuhannya) bisa dilakukan
inter6ansi dini untuk men)egah terjadinya malnutrisi
Standar pertumbuhan yang lama mempunyai beberapa keterbatasan Standar Pertumbuhan
.ar6ard dan 1anner mengambil sampel sedikit dan kurang mewakil faktor gentik Standar 5ational
!enter for )ealth Statistics (:3.S *#@@), 3,3 +<<< tidak menggambarkan pertumbuhan anak
karena populasi yang dipakai seharusnya mendapat perawatan kesehatan yang optimal terutama
yang berhubungan dengan nutrisi Sampel yang digunakan adalah anak-ansak hanya berasal dari
satu negara, dan tidak mempertimbangkan lingkungan atau perilaku sehat anak tersebut
Aenyadari beberapa keterbatasan tersebut 3orld )ealth Organi,ation (5.2) telah membuat
standar pertumbuhan di seluruh dunia berdasarkan sampel anak yang berasal dari ? negara yaitu-
;raFil, (hana :orwegia, 2man, Dndia dan "SA (2nited States of America) 5.2 A(4S (3)O
175 175 175 175 175 175 175 175
%ulticentre 6rowth #eference Study) diberatuk untuk dapat menyediakan data bagaimana
seharusnya anak tumbuh, dengan kriteria seleksi yang direkomendasikan berupa perilaku sehat
seperti mendapatkan ASD eksklusif hingga 9 bulan, menyediakan standar perawatan anak, dan Dbu
tidak merokok Penelitian dilakukan se)ara longitudinal dari bayi baru lahir sampai anak berumur +
tahun Pada kelompok umur *> bulan sampai @* bulan dliakukan penelithn potong lintang dengan
melakukan pengukuran satu kali ,ata yang didapat kemudian dikombinasikan untuk mendapatkan
standar pertumbuhan anak baru lahir sampai umur $ tahun dan dinamakan !ur6a Standar
Pertumbuhan 5.2 +<<$ Adapun untuk anak $ I *# tahun, 5.2 mere6isi kur6a hasil sur6ei :3.S,
hasil re6isi disebut dengan dengan !ur6a 4eferens Pertumbuhan 5.2
5alaupun pertumbuhan anak akan mengikuti pola pertumbuhan yang hampir sama, tetapi
selalu terdapat perbedaan atau 6ariasi pola pertumbuhan dari setiap populasi disebabkan oleh
perbedaan etnik, ras, geografis, faktor lingkungan, serta sosial ekonomi yang menyebabkan
perbedaan pola maturasi dan tinggi akhir 1inggi akhir dari berbagai etnik akan berbeda walaupun
sudah memperhitungkan adanya se)ular trends 2leh karena itu untuk penilaian pertumbuhan
sebaiknya dipakai kur6a pertumbuhan yang mewakili populasi nasional dari satu negara !alaupu kita
menggunakan kur6a pertumbuhan dari populasi lain maka harus diingat bahwa populasinya berbeda
dan perlu penyesuaian-penyesuaian tertentu, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam interpretasi atau
terapi yang diberikan
A+at)a+at'
Perlengkapan pengukuran dasar seperti timbangan yang sudah ditera, papan pengukur
panjang/tinggi badan, pin pengukur lingkar kepala
Perlengkapan untuk men)atat hasil pengukuran dan membandingkan dengan standar
pertumbuhan (seperti &oy=s 6rowth #ecord dan 6irls 6rowth #ecord)
5.2 !hild Age !alculator berupa rotating dis" yang dipakai untuk monghitung umur anak dalam
minggu, bulan, atau tahun dan bulan
(rafik standar pertumbuhan anak (5.2 !hild 6rowth Standards) yang meliputi kur6a-
/ength8height-for6age boys (bi-ui to S years)
5eight-for-age boys (birth to $ years)
5eight-for-length boys (birth to $ years)
5eight-for-height boys (birth to $ years)
;AD-for-age boys (birth to $ years)
/ength/height-for-age girls (birth to $ years)
5eight-for-age girls (birth to $ years)
5eight-for length girls (birth to $ years)
5eight-for-height girls (birth to $ yaws)
;AD-for-age girls (birth to S years)
.eight-for-age boys ( $ to *# years)
5eight-for-age boys ($ to *< years)
;AD-for-age boys ($ to *# years)
.eight-for-age girls ( $ to *# years)
5eight-forage girls ($ to D 2 years)
176 176 176 176 176 176 176 176
;P**-forage girls ($ to *# years)
"ntuk pengukuran lingkar kepala, kur6a lingkar kepala :ellhaus (lampiran masih dianjurkan
mengingat )akupan usia yang lebih luas namun kur6a 5.2 8uga dapat digunakan untuk menilai
lingkar kepala anak usia < I $ tahun
1abel ;AD, dapat dipakai untuk mengukur ;AD anak tanpa kalkulator, dengan men)ari
panjang/tinggi anak (dalam motor) terhadap berat (dalam kg)
Langa()+anga( Peni+aian Pert!m$!(an'
Penilaian pertumbuhan melipud bebenpa langkah-
Persiapan
Aengukur pertumbuhan anak
Aelakukan ploting ke kur6a pertumbuhan
Dntepretasi indikator-indikator pertumbuhan
!onseling pertumbuhan dan asupan makanan
Persia*an
/angkah persiapan meliputi penyediaan instrumen seperti yang di)antumkan di atas !husus
mengenai timbangan berat badan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut-
"ntuk anak C + tahun- timbangan pediatrik dengan alas tidur (pediatric scale with pan) (ambar *)
"ntuk anak & + tahun- boom balance stoic ((ambar +), ":DS3A/0 (timbangan elektronik untuk
menimbang ibu dan anak sekaligus ((ambar ')
1imbangan berat badan yang dlrekomendasikan adalah sbb-
Solidity built )lan durable
0lektrontk (digital)
,apat mengukur berat sampai *$< kg
Aengukur sampai ketelitian <,* kg (*<< g)
Penimbangan berat badan dengan )ara ditera
1imbangan harus ditera se)ara berkala sesuai dengan spesifikasi masing-masing timbangan
1imbangan kamar mandi (bathroom scale) tidak direkomendasikan
Anak dalam kondisi tidak berpakaian atau berpakaian minimal
Meng!!r Pert!m$!(an Ana
Aulai dari )atatan pertumbuhan (growth record) anak, dari halaman pada buku pen)atatan
tersebut sesuai dengan umur anak saat kunjungan
1entukan umur anak pada saat pengukuran
!enali tanda-tanda klinis maramus dan kwashiorkor
"kur dan )atat berat badan anak
"kur dan )atat panjang badan atau tinggi badan
"kur dan )atat lingkar kepala anak
1entukan ;AD dengan menggunakan tabel atau kalkulator
177 177 177 177 177 177 177 177
( )
[ ] ( )
2 2
$ +B
kg BB
B7I =
Penent!an Um!r Ana
Penentuan umur yang tepat diperlakukan untuk menenaikan Dndikator pertumbuhan yang
pasti Penentuan umur dapat dengan mengurangi tanggal pemeriksaan lahir atau menggunakan child
age calculator !hild age calculator adalah sebuah disk dapat diputar untuk menghitung umur anak
dalam minggu atau bulan pada satu tahun pertama 8ika anak berumur lebih dari satu tahun
dinyatakan dalam bulan dan tahun Pada anak yang lahir kurang bulan/prematur, umur dihitung
berdasarkan usia koreksi lagi Pada anak yang lahir ke)il untuk masa kehamilan, men)apai umur +
tahun, tidak diperlukan koreksi lagi Pada anak yang lahir ke)il untuk masa kehamilan, pada usia +
tahun diharapkan harus sudah )at)h-up sesuai potensi genetiknya
Tan%a)tan%a Marasm!s %an K&as(ioror
1anda-tanda klinis marumus dan kwashiorkor perlu diketahui karna perlu penanganan khusus
segera yang meliputi pemberian asupan khusus, pemantauan ketat, antibiotika, dll (PPA Aalnutrisi
0nergi Protein) Anak dengan kondisi seperti ini sebaiknya segera dirujuk
Peng!!ran -erat -a%an
Aengukur berat badan anak usia di bawah dua tahun
Penimbangan juga dapat dilakukan dengan timbangan pediatrik Pada penimbangan dengan
menggunakan alat ini, harus dipastikan anak ditempatkan di atas baring sehingga berat badan
terdistribusi se)ara merata Setelah anak berbaring dengan tenang, berat badan di)atat "ntuk
anak usia kurang dari * tahun, )atat berat badan sampai *< gram terdekat ((ambar *)
;ila tidak ada alternatif, dapat digunakn ":DS3A/0 ((ambar ')
Sebelum digunakan pudkan ":DS3A/0 ditempatkan di alas yang datar dan keras serta
mendapat pen)ahayaan yang )ukup
"ntuk menyalakan ":DS3A/0, tutupi bagian panel hingga mun)ul angka <<
Pastikan Dbu sudah melepas sepatunya dan anak yang akan ditimbang sudah telanjang namun
diselimuti
Dbu diminta berdiri di tengah timbangan, kaki tidak dirapatkan, pakaian tidak menutupi panel,
dan tetap tenang di atas timbangan sampai anaknya ditimbang
1era timbangan kembali setelah mun)ul angka berat badan Dbu dengan )ara menutupi panel
hingga mun)ul gambar Dbu dan bayi serta angka << kembali
Perlahan berikan anak pada Dbu dan mint Dbu untuk tetap berdiri tenang dan berat badan bayi
akan terlihat di panel
3atat berat badan bayi dari arah ate seakan-akan pemeriksa dalam posisi berdiri di
timbangan
;ila berat badan Dbu terlalu berat (missal & *<< kg) dan berat badan anak sangat ke)il (missal
C +,$ kg), berat badan anak tidak akan mun)ul di panel sehingga harus ditimbang bersama
orang lain yang lebih ringan
;erat badan anak dihitung dengan mengurangi berat badan total (lbu dan anak) dengan berat
badan Dbu se)ara otomatiss !etepatan penimbangan dengan )ara ini adalah *<< gram
178 178 178 178 178 178 178 178
Aengukur berat badan anak usia & + tahun dengan beam balan)e s)ale ataum timbangan
elektronik
Penimbangan sebaiknya dilakukan setelah anak mengosongkan kandung kemih dan sebelum
makan
1imbangan harus ditempatkan di alas yang keras dan datar serta dipastikan ada pada angka
nol sebelum digunakan
Anak berdiri tenang di tengah timbangan dan kepala menghadap luurs ke depan, tanpa
dipegangi Adaripa edam aau muss ham dkwnt
;erat badan di)atat hingga <* kg terdekat
5aktu pengukuran harus di)atat karena dapat terjadi 6ariasi diurnal berat badan
Peng!atran Pan"ang -a%an
"ntuk bayi dan anak berusia C + tahun, panjang badan diukur menggunakan papan pengukur
kayu atau PerspeG (PerspeG measuring board, (ambar 9) ;ila karena sesuatu hal, ketentuan tsb
tidak dipenuhi, hasil pengukuran harus dikoreksi <,@ )m .al ini, berkaitan dengan referensnya
;ila anak berusia C+ tahun diukur tinggi badannya (misalnya karena anak lebih suka berdiri),
maka untuk mendapatkan panjang badannya - tinggi badan B <,@ )m
Pengukuran harus dilakukan oleh dua pemeriksa untuk memastikan poslsl anak se)ara benar
agar hasilnya akurat dan dapat diper)aya
Anak diposisikan dengan wajah menghadap ke atas, kepala menempel pada sisi yang terfiksasi
((ambar $), bahu menempel dl Permukaan papan, dan tubuh paralel terhadap aksis papan
P)meriksa kedua memegang kaki anak tanpa sepatu, /jari kaki menghadap ke atas, dan lutut anak
lurus
"jung papan yang dapat digerakkan, didekatkan hingga tumit anak dapat menginjak papan
((ambar ?)
;ila anak tidak dapat diam, pengukuran dapat dilakukan hanya dengan mengukur tungkai kiri
Pengukuran dilakukyn hingga millmeter terdekat
Peng!!ran Tinggi -a%an
"ntuk anak dengan berusia + tahun atau lebih, pengukuran tingi badan hanya dilakukan dalam
posisi berdiri bila usia = + tahun diukur panjang badannya karern anak tak dapat berdiri, tinggi
badan M panjang badan - <@ )m
8ika memungkinkan, gunakan (Free-standing stadiometer atau anthropometer ((ambar@)
Pengukuran juga dapat dilakukan dengan right-angle headboard dan batang pengukur pita yang
tidak meregang dan terfiksasi ke dinding, atau wallmounted stadiometer
Pakaian anak seminimal mungkin sehingga postur tubuh dapat dilihat, dengan 8elas Sepatu dan
kaos kaki harus dilepas
Anak diminta berdiri tegak, kepala dalam posisi horisontal, kedua kaki dirapatkan, lutut lurus, dan
tumit, bokong serta bahu menempel pada dinding atau permukaan 6ertikal stadiometer atau
antropometer !edua lengan berada disisi tubuh dan telapak tangan menghadap ke pahaE tidak
harus menempel pada permukaan 6ertikal "ntuk anak yang lebih muda, tumit perlu dipegang
agar kaki tidak diangkat ((ambar >)
179 179 179 179 179 179 179 179
Papan di bagian kepala yang dapat bergerak (movable headbroad) di turunkan perlahan hingga
menyentuh ujung kepala
1inggi badan di)atat saat anak inspirasi minimal dan posisi mata pemeriksa paralel dengan papan
kepala
1inggi badan diukur hingga milimeter terdekat
3atat waktu pengukuran karena dapat terjadi 6ariasi dijurnal
Peng!!ran Lingar Ke*a+a
Pengukuran lingkar kepala dilakukan pada semua bayi dan anak se)ara rutin untuk
mengetahui adanya mikrosefal, mokrosefall, atau normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin Alat
yang dipakai adalah pita pengukur fleksibel terbuat dari bahan yang tidak elastik (pita plastik atau
metal yang fleksibel)sebaliknya ada yang membantu memegang kepala bayi/anak selama
pemeriksaan agar posisi kepala anak tetap 3ara mengukur -
!epala pasien harus diam selama diukur
pita pengukur ditempatkan melingkar di kepala pasien melalui bagian yang paling menonjol
(protuberantia a))ipitalis) dan dahi (globella), pita pengukur harus ken)ang mengikat kepala
3antumkan hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala
Inter*retasi
Pemeriksaan lingkar kepala se)ara serial dapat manentukan pertumbuhan dan perkembangan
otak normal, terlalu )epat (keluar jalur dari pertumbuhan normal) seperti pada hidrosefalus , terlambat
atau tidak tumbuh yang dapat dlsebabkan oleh berbagai penyakit 8ika lingkar kepala lebih besar dari
+ S, di atas angka rata-rata untuk umur dan jenis kelamin/ras (& B+ S,) disebut makrosefall ;ila
lingkar kepala lebih ke)il dari + S, di bawah angka rata-rata untuk umur dan jenis kelamian/ras (C -+
S,) disebut mikrosefali
Aelakukan Plotting ke !ur6a Pertumbuhan
Setelah mendapatkan hasil pengukuran, hasil tersebut diplotkan ke kur6a pertumbuhan (berat
badan menurut umur, tinggi badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan, dll) Pada
tinggi badan perlu dlperhitungkan juga tinggi potensi genetik anak berdasarkan tinggi badan kedua
orang tua1inggi potensi genetik anak laki-laki (1; ayah B1; ibu B*')/+`>,$ )m 1inggi potensi
genetik anak perempuan M(1; ayah -*' B1; ibu)/+`>,$)m
Dnterpretasi (Dndikator-lndikator pertumbuhan (1abel *)
3atatan-
Anak pada rentang ini tergolong sangat tinggi (&+ S,) 1inggi jarang menajdi masalah, ke)uali
tinggi sangat berlebihan yang mengindikasikan adanya gangguan endokrin seperti tumor yang
memproduksi hormon pertumbuhan 4ujuk anak jika di)urigai adanya gangguan endokrin
(misalnya jika tinggi kedua orang tua normal, namun anaknya mengafami tinggi yang berlebihan
tidak tesuai dengan usianya)
Apabila ditemukan anak dengan skor S, tinggi badan menurut umur )enderung terus meningkat
atau lebih )epat dari seharusnyua, rujuk anak untuk ke)urigaan gangguan endrokin (risiko
pubertas prekoks, dll)
Anak yang berat badan terhadap umur berada pada rentang ini mempunyai masalah
180 180 180 180 180 180 180 180
pertumbuhan, namun lebih baik dinilai dari pengukuran berat terhadap panjang/tinggi atau ;AD
terhadap tumor umur
Point rang diplot pada Fa)ore di atas * menunjukkan adanya kemungkinan risiko (possible
risk) Adanya ke)enderungan menuju garis F-s)ore, + menunjukkan pasti berisiko (possible
risk) "ntuk anak usia lebih dari + tahun, bila sudah termasuk dalam kategori possible risk of
o6erweight, atau obesitas, hitung ;AD dan plot pada kur6a ;AD 3,3-:3.S +<<< untuk
penentuan lebih lanjut
Adanya kemungkinan stunted atau se6erely stunted menjadi o6erweight 4ujuk anak dengan
ke)urigaan gangguan endokrin apabila dltemukan stunted atau pendek Apabila ditemukan
anak dengan skor S, tinggi badan menurut umur )enderung tidak mengikuti kur6a
pertumbuhan atau pertumbuhan lebih lambat dari seharusnya rujuk anak untuk di)ari
penyebabnya apakah faktor nutrisi, endokrin atau sebab lainnya
Dntepretasi ke)enderungan pada kum pertumbuhan, dan menentukan apakah anak tumbuh
normal, mempunyai masalah pertumbuhan atau berisiko mengalami masalah pertumbuhan
Aenyeberang/memotong garis F-s)ore
Peningkatan dan penurunan tajam pada garis pertumbuhan (growth line) - (aris pertumbuhan
datar (flat growth line<stag notion)
!e)enderungan pada ;AD terhadap umur ;AD tidak meningkat sesuai dengan umur Pada
kur6a normal, ;AD pada bayi meningkat tajam dimana pen)apalan berat )epat relatif terhadap
panjang badan pada ? bulan kehidupan ;AD kemudian menurun kemudian setelah itu dan
relatif stabil dari umur + tahun sampai $ tahun ;AD terhadap umur bermanfaat untuk skinning,
o6erweight dan obesitas 8ika salah satu orangtua obese 9<% kemungkinan menjadi
o6erweight 8ika keduanya, @<% kemungkinan anak mengalami o6erweight
Dntepretasi tinggi badan menurut umur memerlukan data tinggi badan kedua orang tua untuk
menentukan tinggi potensi genetik Apablla tinggi badan menurut umur tidak sesuai dengan
tinggi potensi genetik atau meningkat/menurun tajam atau mendatar perlu dipikirkan kelainan
endokrin
Perlu diketahui bahwa anak dengan kondisi khusus seperti sindrom ,own, 1urner,
akondroplasia, dll menggunakan kur6a khusus tersendiri
/a%&a0 Peng!!ran Antro*ometri
Pada anak balita, idealnya antropometri dilakukan setiap bulan Anjuran dari AAP adalah-
;erat badan- lahir, * minggu, *, +, 9, ?, #, *+, *> bulan, +, ', 9 dan $ tahun
1inggi badan diperiksa berkala 8adwal pemeriksaan dan pemantauan sebagai berikut-
* tahun, saat lahir, *, +, 9, ?, #, *+ bulan
* I + tahun setiap ' bulan
& ' I +* tahun setiap tahun
/ingkaran kepala lahir * minggu, *, +, 9, ?, #, *+ dan *$ bulan
181 181 181 181 181 181 181 181
!epustakaan
1. 5orld .ealth 2rganiFation 3ourse on 3hild (rowth Assessment Lersion * - :o6ember +<<?
(ene6a- 5.<-*<<?
2. (ibson 4$ :utritional assessment a laboratory manual :ew Qork 2Gford "ni6ersity Pres *##? h
9* I @
3. 2sborn /A Pre6enti6e Pre6enti6e prediati) ,alam- !liegman, ;ehrman, Stanton, penyunting *>
th
ed :elson 1eGtbook of Pediatri)s
Ta$e+ 1. Masa+a()masa+a( Pert!m$!(an -er%asaran @)S>ore
@)S>ore
In%iator Pert!m$!(an
Pan"ang#Tinggi
Ter(a%a*
Um!r
-erat -a%an
Um!r
-erat
Ter(a%a*
Pan"ang#Tinggi
-mi Ter(a%a*
Um!r
,i atas '
,i atas +
,i atas *
< (median)
,i bawah -*
,i bawah -+
,i bawah -'
/ihat )atatan *
/ihat )atatan *
Stunted
(lihat )atatan 9)
Se6erely stunted
(lihat )atatan 9)
/ihat )atatan +
"nderweight
Se6erely
underweight
2bese
(lihat )atatan ')
26erweight (/ihat
)atatan ')
Possible risk
o6erweight
(/ihat )atatan ')
5asted
Se6erely wasted
2bese
(/ihat )atatan ')
26erweight
(/ihat )atatan ')
5asted
Se6erely wasted
182 182 182 182 182 182 182 182
SKRINING PERKEM-ANGAN DENGAN DIAGRAM TATA LAKSANA ANAK DENGAN GANGGUAN
-ICARA
PENGERTIAN
(angguan perkembangan bi)ara dan bahasa merupakan gangguan perkembangan yang
sering terjadi pada anak umur ' I *? tahun Selain itu gangguan bi)ara ini juga sering merupakan
komorbid dari penyakit/kelaian bahasa eksprektif psikososial, austisme, ele)ti6e mutism, afasia
reseptif, dan palsi serebral
Angka kejadian gangguan bi)ara dan bahasa berkisar antara * I '+ % ari populasi normal,
rentang yang lebar ini disebabkan terminologi yang digunakan masih ran)u, tergantung pada umur
saat didiagnosis, kriteria diagnosis yang berbeda, pengamatan perkembangan bahasa oleh orangtua
yang kurang baik, alat diagnosis yang kurang dapat diper)aya, dan perbedaan dalam metodologi
pengumpulan data
Penyebab gangguan bi)ara dan bahasa berma)am-ma)am, yang melibatkan berbagai faktor
yang saling mempengaruhi, seperti lingkungan, kemampuan pendengaran, kognitif fungsi saraf, emosi
psikologis dan lain sebagainya
A+!r Srining %an Tata Lasana
"ntuk alur skrining dan tata laksana gangguan bi)ara pada anak, dapat dilihat pada Algoritme
Sedangkan hal-hal yang harus diperhatikan pada alur algorisme, dapat dilihat pada penjelasan di
bawah ini (.arus sambil membuka algoritme, agar lebih mudah mengikuti)
Anamnesis
& Pengambilan anamnesis harus men)akup masalah yang dikemukakan oleh orangtua mengenai
perkembangan bahasa anaknya !eluhan orangtua tersebut harus ditanggapi sebagai masalah
yang serius, walaupun nantinya diagnosis tidak sesuai dengan keluhan tersebut
& ,itanyakan riwayat perkembangan bahasa dan kognitif dalam keluarganya, keadaan sosial
ekonomi, lingkungan sekitarnya, riwayat perkembangan pada umumnya (bahasa, motorik, sosial,
kognitif)
& ,itanyakan pula faktor risiko seperti penyakit ibu selama hamil, riwayat perinatal, penyakit-
penyakit yang pernah sebelumnya, penggunaan obat-obatan, riwayat psikososial dan sebagainya
& !e)urigaan adanya ganguan tingkah laku perlu dipertimbangkan, bila dijumpai gangguan bi)ara
dan tingkah laku se)ara bersamaan
& !esulitan tidur dan makan sering dikeluhkan orangtua pada awal gangguan autisme Pertanyaan
bagaimana anak bermain dengan temannya dapat membantu mengungkap tabir tingkah laku
Anak dengan autisme lebih senang bermain sendiri dengan huruf balok atau magnetik dalam
waktu yang lamaE mereka kadang-kadang dapat bermain dengan anak sebaya, tetapi hanya
dalam waktu singkat lalu menarik diri
183 183 183 183 183 183 183 183
Pemerisaan Fisis
& Pemeriksaan fisis dapat digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa
& Apakah ada mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang berulang, sindrom ,own, palsi
serebral, )elah palatum, dan lain-lain
& (angguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah,
menjulurkan lidah dan mengulang suku kata PA, 1A, PA-1A, PA-1A-!A (angguan kemampuan
oromotor terdapat pada 6erbal apraksia
& Aengamati anak saat bermain dengan alat permainan yang sesuai dengan umurnya, sangat
membantu dalam mengidentifikasi gangguan tingkah laku ,engan de6elopmental sur6ellian)e ini
akan dapat menemukan kelainan-kelainan yang bermakna atau ^red flag_ gangguan bi)ara dan
bahasa (/ihat 1abel *) Ddealnya pemeriksa juga ikut bermain dengan anak tersebut atau
mengamati orangtuanya saat bermain dengan anaknya, tetapi ini tidak praktis dilakukan di
ruangan orangtuanya lebih mudah dilaksanakananak yang memperlakukan mainannya sebagai
obyek saja, atau hanya sebagai satu titik pusat perhatian saja, dapat merupakan petunjuk adanya
kelainan tingkah laku
Instr!ment Pen,aring
& Selain anamnesis yang teliti, disarankan digunakan instrumen penyaring untuk menilai gangguan
perkembangan bahasa
& ,en6er DD dapat digunakan untuk skrining awal untuk penyimpangan perkembangan melalui 9
sektor perkembangan termasuk bahasa, tetapi tidak dianjurkan untuk menilai se)ara khusus
gangguan bi)ara atau bahasa
& Alat skrining yang khusus untuk masalah bahasa adalah Early *anguage %ilestone Sale (0/A-+),
#eceptiveE-pressive Emergent *anguage Scale$ !linical Adaptive Test / !linical *inguistic And
Auditory %ilestone Scale (3A1/3/AAS) 0/A-+ )ukup sensitif dan spesifik untuk mengidentifikasi
gangguan bi)ara pada anak kurang dari ' tahun
Menem!an *en,ait ata! e+ainan ,ang men%asari'
& Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisis dan tes (1ahap A, ;, 3) perlu dianjurkan ke
tahap berikutnya (,)
& .arus di)ari dan diobati bila terdapat kelainan neurologik, kelainan genetik/sindrom, penyakit
metabolik, kelainan endokrin, masalah mental, dan depri6asi sosial, sebab seringkali gangguan
bi)ara dan bahasa tersebut sebagai komorbid dari suatu penyakit tertentu 3ontoh, bila ditemukan
perkembangan yang mengalami kemunduruan maka diperlukan pemeriksaan untuk penyakit
metabolik 4iwayat adanya kejang atau gerakan yang penelantaran dan penganiayaan anak, perlu
anamnesis yang komprehensif terhadap keluarga
& ,i)urigai adanya penelantaran lainnya dimaksudkan untuk membuat diagnosis bandi
& ;ila terdapat gangguan pertumbuhan, mikrosefali, makrosefali, terdapat gejala-gejala dari suatu
sindrom perlu dilakukan 31-s)an atau A4D untuk mengetahui adanya kelalaian Pada anak laki-
184 184 184 184 184 184 184 184
laki dengan autisme dan perkembangan yang sangat lambat, skrining kromosom untuk fraigile-S
mungkin diperlukan
& Pemeriksaan dari psikolog/neuropsikiater anak diperlukan jika ada gangguan bahasa dan tingkah
laku Pemeriksaan ini meliputi riwayat dan tes bahasa, kemampuan kognitif, dan tingkah laku 1es
intelegensia dapat dipakai untuk mengetahui fungsi kognitif anak tersebut Aasalah tingkah laku
dapat diperiksa lebih lanjut dengan menggunakan instrumen seperti Lineland So)ial Adapti6e,
3hild ;eha6ior 3he)klist atau 3hildhood Austim 4ating S)ale (3.A1) !onsultasi ke psikiater anak
dilakukan bila ada gangguan tingkah laku yang berat,
& Ahli patologi wi)ara akan menge6aluasi )ara pengobatan anak dengan gangguan bi)ara Anak
akan diperiksa apakah ada maslaah anatomi yang mempengaruhi produksi suara
Pemerisaan A!%io+ogi
& Semua anak dengan gangguan bahasa harus dilaklukan pemeriksaan audiologi, untuk
mengetahui adanya kesulitan
& Periksa semua bayi atau anak dengan gangguan bi)ara dan bahasa yang berat dengan audiotory
brainstem responses (;04A) dan/atau atoa)uasti) emisions (20A) Pada anak yang lebih besar
dapat dilakukan pemeriksaan audiometri kon6ensional
& ,ari pemeriksaan audiologi dapat diketahui adanya ketulian atau pendengarannya normal ;ila
ada ketulian, tentukan apakah itu tuli konduksi atau sensorineural
T!+i Kon%!si
& ;ila ditemukan konduksi, ditentukan apakah penyebabnya temporer seperti otitis media atau
permanen seperti kelainan anatomi telinga atau )holesteatoma yang perlu penanganan khusus
oleh spesialis 1.1
T!+i Sensori!ne!ra+
& ;ila ditemukan tuli sensorineural, dirujuk ke audiologis dan ahli terapi wi)ara, untuk
dipertimbangkan penggunaan alat bantu dengar dan latihan komunuikasi
Men>ari Keter+am$atan Setor Perem$angan Lainn,a
& Anak dengan gangguan bi)ara dan bahasa harus di)ari apakah keterlambatan pada sektor
perkembangan lainnya, termasuk motorik, kognitif, dan sosial Pemeriksaan ini merupakan kun)i
untuk diagnosis gangguan bi)ara dan bahasa tersebut
& 1entukan apakah terdapat gangguan sektor perkembangan yang majemuk (multiple domain) atau
hanya sektor bahasa saja
-i+a Ter%a*at Gangg!an Setor Perem$angan ,ang Ma"em!
& Ddentifikasi apakah ada- global de6elopment delay, retardasi mental, autisme, atau depri6asi
sosial
& ;ila terdapat keterlambatan global semua sektor perkembangan, kemungkinan adanya retradasi
metnal
& Anak dengan gangguan komunikasi, disertai dengan interaksi sosial dan perilakui, kemungkinan
185 185 185 185 185 185 185 185
besar menderita autisme
-i+a Ter%a*at Gangg!an Setor -a(asa Sa"a
1entukan apakah gangguan bahasa atau bi)ara
& (angguan perkembangan bahasa adalah kelompok heterogen dari gangguan perkembangan
bahasa ekspresif dan reseptif tanpa etiologi yang spesifik Sangat sulit membedakan antara anak
dalam tahap perkembangan bahasa yang masih dalam batas normal (late bloomer), dengan anak
yang sudah gangguan perkembangan bahasa 2leh karena itu, deteksi dini dan inter6ensi dini
sangat dianjurkan
& !eterlambatan bahasa ekspresif, diobser6asi sebagai terlambat bi)ara (delayed speech)
& Aasalah bahasa reseptif seperti audiotory pro)essing disarders atau gangguan pada audiotory
short-tem memory mungkin akan tampak dengan bertambahnya umur anak
& ;ila terdapat gangguan sektor bahasa, rujuk untuk program inter6ensi dini atau ke ahli terapi
wi)ara
Gangg!an -i>ara
& ;ila terdapat gangguan bi)ara pada anak yang disebabkan oleh gangguan fonologi 6erbal
apraksia atau gagap, maka rujuk ke ahli terapi wi)ara
& ;ila terdapat kelan)ara bi)ara yang tidak menetap (transient dysfluency) maka perlu diobser6asi
dan kontrol kembali
R!"!an
& ;ila ditemukan kelainan majemuk pada sektor perkembangan, maka rujuk ke Spesialis Anak Ahli
1umbuh !embang atau mengikuti Program Dnter6ensi ,ini 4ujukan diperlukan untuk inter6ensi,
pendidikan, serta gangguan bi)ara dan bahasa
& Dnter6ensi atau terapi sesuai dengan masalah atau kelainan yang diderita anak Dnter6ensi ini
diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan komunikasi yang kelak dapat mempengaruhi
kualitas hidup anak
& Pada anak yang mengalami depri6asi berat, diperlukan penelusuran riwayat sosial dan rujukan
untuk mendapatkan pelayanan sosial, kesehatan mental, dan tumbuh kembang yang memadai
& Pada anak dengan gangguan bi)ara dan bahasa yang ternyata normal dalam pemeriksaan, harus
tetap dilakukan sur6eilans untuk meyakinkan bahwa masalahnya tidak bertambah
& Pada anak dengan keterlambatan atau kelainan bahasa, harus dipantau terus menerus selain
untuk menilai kelayakannya, juga untuk menilai apakah ada gangguan di sektor perkembangan
lainnya
KEPUSTAKAAN
1. ;usari 82 5eggelar :A .ow to in6estigate and manage the 3hild 5ho Ds Slow to speak ;A8
+<<- '+>- +@@-?
2. Soetiningsih (angguan bi)ara dan bahasa pada anak ,alam- 4anuh D(: (de, penyunting,
1umbuh !embang Anak 8akarta- 0(3, *##$, h '+@ I 9>
186 186 186 186 186 186 186 186
3. 7eldman .A, /anguage ,isorders ,alam- ;erman S, penyunting Pediatri) ,e)ision Aaking, 0disi
ke-9 Phildelpiah, +<<' h #9-@
SKRINING PERKEM-ANGAN DEN6ER II
PENGERTIAN
Perkembangan anak menggambarkan kematangan fungsi indi6idu, dan merupakan indikator
penting dalam menilai kualitas hidup anak 2leh karena itu perkembangan anak harus dipantau
se)ara berkala ;ayi atau anak dengan resiko tonggi terjadinya penyimpangan perkembangan, perlu
mendapat prioritas, antara lain bayi prematur, berat lahir rendah, riwayat asfiksia, hipernbillrubinemia,
infeksi intrapartum, ibu diabetes melitus, gemeli, dll
"ntuk dokter anak, minimal harus menguasai skrining perkembangan dengan metode ,en6er
DD
Langa( Persia*an
7ormulir ,en6er DD
Alat-alat-
& ;enang
& !ismis
& !erin)ingan dengan gagang yang ke)il
& ;alok-balok berwarna luas *< in)i
& ;otol kaa ke)il dnegan lubang $/> in)i
& ;el ke)il
& ;ola tenis
& Pinsil merah
& ;oneka ke)il dengan botol susu
& 3angkir plastik dengan gagang/pegangan
& !ertas kosong
Langa( Pe+asanaan
,eteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur C ? tahun, berisi *+$ gugus tugas yang
disusun dalam formulir menjadi 9 sektor untuk menjaring fungsi berikut-
& Personal so)ial (sosial personal)
Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan
& 7ine motor adapti6e (motor halus adaptif)
!oordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan benda-benda ke)il
& /anguage (;ahasa)
187 187 187 187 187 187 187 187
Aendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa
& (rass motor (motor kasar)
,uduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar
Langa( Persia*an
& Sapa orangtua/pengasuh dan anak dengan ramah
& Aenjelaskan kepada orangtua/pengasuh tujuan dilakukan tes perkembangan, jelaskan bahwa tes
ini bukan untuk mengetahui DR anak
& Aembuat komunikasi yang baik dengan anak
& Aenghitung umur anak dengan benar
& ,itanyakan apakah anak lahir prematur
& 1anggal pemeriksaan ditulis di atas garis umur
& (aris umur digambbarkan dengan benar
& Aelakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor minimal ' tugas sebelah kiri garis umur dan bila
lulus diteruskan sampai menembus garis umur serta sebelah kanan sampai anak gagal pada '
tugas perkembangan *+ ;eri skor penilaian dengan tepat
& Selama penilaian orangtua/pengasuh ditanyakan adanya perilaku yang khas pada anak
Langa( Mengam$i+ Kesim*!+an
& Aengambil kesimpulan dengan benar
& Aenjelaskan hasil penilaian, mengu)apkan terima kasihj, dan salam perpisahan
Sor Peni+aian
Skor tiap uji)oba ditulis pada kotak segi empat
"ji )oba dekat tanda garis $<%
P - Pass/lewat Anak melakukan uji)oba dengan baik, atau ibu/pengasuh anak memberi laporan
(tepat/dapat diper)aya bahwa anak dapat melakukannya)
7 - 7ail/gagal Anak tidak dapat melakukan uji)oba karena ada hambatan Skor ini hanya boleh
dipakai pada uji)oba dengan tanda 4
4 - 4efusal/menolak Anak menolak untuk melakukan uji)oba Penolakan dapat dikurangi dengan
mengatakan kepada anak ^apa yang harus dilakukan_ 8ika tidak menanyakan kepada anak
apakah dapat melakukannya (uji)oba yang dilaporkan oleh ibu/pengasuh anak tidak diskor
sebagai penolakan)
Inter*retasi Peni+aian In%i8i%!a+
& /ebih (ad6an)ed)
;ila seseorang anak lewat pada uji)oba yang terletak di kanan garis umur, dinyuatakan
perkembangan anak lebih pada uji)oba tersebut
& :ormal
;ila seorang anak gagal atau menolak melakukan uji)oba di sebelah kanan garis umur
& 3aution/peringatan
;ila seorang anak gagal atau menolak uji)oba, garis umur terletak pada atau antara persentil @$
188 188 188 188 188 188 188 188
dan #< skornya
& ,eleyed/keterampilan
;ila seorang anak gagal atau menolak melakukan uji)oba terletak lenhkap di sebelah kiri garis
umur
& 2pportunity/tidak ada kesempatan uji)oba yang dilaporkan orangtua
Inte*retasi Den8er II
:ormal
& ;ila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu )aution
& /akukan uji ulang dalam * I + minggu untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut,
keadaan sakit, atau kelelahan
1idak dapat diuji
& ;ila ada skor menolak pada & * uji)oba terletak disebelah kiri garis umur atau menolak pada & *
uji )oba yang ditembus garis umur pada daerah @$,#< %
"ji ulang dalam * I + minggu
& ;ila ulangan hasil pemeriksaan didapatkan suspek atau tidak dapat diuji, maka dipikirkan untuk
dirujuk (referral consideration)
Ke*!staaan
1. 7rankeburg 5!, ,2dds 8 Ar)her P et Al ,en6er-ll- S)ereening Aanual ,en6er, 32- ,en6er
,e6elopment Aaterials- *##<
189 189 189 189 189 189 189 189
ASPIRASI MEKONIUM
PENGERTIAN
!omplikasi lain yang sering ditemui dan )ukup berbahaya pada persalinan adalah terdapatnya
mekonium pada )airan ketuban Sangat sulit untuk memperkirakan dengan tepat, kapan
terjadinya p)ngeluaran mekonium "ntuk itu, harus selalu siap dan waspada terhadap adanya
mekonium dalam )airan ketuban pada setiap kelahiran Aekonium dalam )airan, ketuban
merupakan indikasi adanya gangguan pada bayi yang berkaitan dengan masalah intrauterin
berupa hipoksia ataupun gangguan pernapasan karena aspirasi mekonium setelah bayi lahir
Angka kejadiannya sekitar #-*$ % dari kelahiran hidup, jarang terjadi pd kehamilan C '@
minggu, '< % atau lebih terjadi pd kehamilan 9+ Ainggu ;ila air ketuban ber)ampur
mekonium biasanya $< % mekonium berada di trakea
/A:(!A. P42A21D7/P40L0:1D7
Aen)egah persalinan postmatur (bayi lebih bulan)
Aen)egah D"(4 (intra uterine growth retardation) M janin tumbuh lambat
Aelakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
Aen)egah asfiksia neonatorum
Aelakukan resusitasi dengan benar
Aelakukan tindakan pen)egahan infeksi
/A:(!A. ,DA(:2S1D!
Anamnesis
4iwayat janin tumbuh lambat ( D"(4)
4iwa6at kesulitan persalinan dan riwayat (awat 8anin
4iwayat persalinan dengan air ketuban ber)ampur mekonium
4iwayat persalinan yang mengalami asfiksia berat
Pemeriksaan fisis
3airan amnion ter)emar mekonium baik en)er maupun kental, bayi diliputi mekonium,
1ali pusat dan kulit bayi berwarna hijau kekuningan
190 190 190 190 190 190 190 190
;ayi mengalami asfiksia berat dan dalam beberapa jam kemudian menunjukkan gangguan
napas
;iasanya disertai tanda bayi lebih bulan
Pemeriksaan penunjang
7oto toraks posisi AP dan lateral, bila diperlukan dilakukan se)ara serial, didapatkan-
gambaran aspirat pada satu atau kedua lapang paru, hiperinflasi, kadang ditemukan
gambaran atelektasis dan pneumotoraks
/aboratorium
> ,arah- .b.t, darah tepi, kultur darah (bila tersedia fasilitas)
> ;ila tersedia fasilitas pemeriksaan Analisa gas darah - biasanya didapatkan hasil
hipoksemia, asidemia yang dapat berupa asidosis metabolik, respiratorik atau kombinasi
TERAPI
1indakan resusitasi
1indakan resusitasi untuk kasus dengan anamnesis air ketuban ber)ampur mekonium
harus dilakukan se)ara proaktip, dengan manajemen kamar bersalin ( bila lahir
per6aginam) dan kamar operasi ( bila lahir dengan operasi bedah sesar)
;ila lahir per 6aginam begitu bayi bayi lahir segera dilakukan penghisapan mulut dan
hidung sebelum melahirkan bahu dan seluruh badan bayi, kemudian setelah bayi lahir,
segera dinilai kebugaran bayi
;ila lahir dengan operasi bedah sesar, begitu bayi lahir, segera dilakukan penghisapan
mulut dan hidung kemudian segera dinilai kebugaran bayi
;ila bayi bugar (menangis keras, kulit merah, tonus otot baik dan frekuensi jantung, lebih
dari *<<G/menit) dilanjutkan dengan pengeringan, jaga kehangatan dan perawatan bayi
baru lahir normal
;ila bayi tidak bugar, segera dilakukan langkah awal dengan menghisap mekonium
dengan intens ;ila tersedia laringoskop dan pipa endotrakeal (01) segera dilakukan
penghisapan melalui pipa 01, kemudian mengeringkan bayi sambil merangsang dengan
rangsang taktil
;ila bayi tetap tidak bernapas, segera lakukan resusitasi (lihat bagan resusitasi pada
Asfiksia neonatorum
Aedikamentosa ,
Antibiotika ampisilin dan garamisin
;edah
1indakan bedah dilakukan jika timbul komplikasi yang bisa bersifat fatal seperti pneumotoraks,
pneumomediastinum, empisema sub kutan 1indakan yang segera dilaksanakan adalah mengurangi
tekanan rongga dada dengan pungsi toraks, bila gagal dilakukan drainase
Suportif
191 191 191 191 191 191 191 191
Dnfus )airan - glukosa *<% sesuai dengan dosis rumatan
8aga kehangatan
1erapi oksigen sesuai dengan kondisi
o :asal kateter
o Sungkup
o :asal prong
o .ead boG
o 2ksigen inkubator
o Lentilator mekanik
Pemberian ASD eksklusif bila kondisi sudah memungkinkan (tidak sesak lagi)
/ain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll)
;ila terjadi gangguan napas berat dan perlu 6entilator mekanik, maka perlu dikirim ke 4umah
Sakit dengan fasilitas :D3"
PEMANTAUAN (MONITORING)
Tera*i
Setelah bayi melewati masa krisis dan kebutuhan oksigen sudah terpenuhi dengan oksigen
ruangan/atmosfer,suhu tubuh bayi sudah stabil di luar inkubator, bayi dapat minum sendiri
persepen/menetek, ibu bisa merawat dan mengenali tanda-tanda sakit pada bayi dan tidak
ada komplikasi atau penyulit maka bayi dapat berobat jalan T!m$!( em$ang
;ila bayi yang berhasil bisa bertahan hidup tanpa komplikasi maka proses tumbuh kembang
anak selanjutnya tidak mengalami gangguan 1etapi apabila timbul komplikasi (hipoksia
serebri, gagal ginjal, kera)unan 2+ , epilepsi maupun komplikasi palsi )erebral dll) maka
tumbuh kembang anak tersebut akan mengalami gangguan dari yang ringan sampai yang
berat termasuk gangguan penglihatan, sehingga diperlukan pemantauan berkala pada masa
balita
Pen,ait mem$rane (ia+in
enyakit membran hialin (PA.) merupakan salah satu penyebab gangguan napas
pada bayi baru lahir selain asfiksia dan sepsis neonatal (angguan napas pada bayi
baru lahir ini merupakan sindroma yang terdiri dari satu atau lebih gejala sebagai berikut-
pernapasan terlalu )epat &?<G/menit atau C'<G/menit, berhenti napas lebih dari +< detik
(apnea), dengan tanpa sianois sentral tarikan dinding dada, merintih dan sering dijumpai pada
bayi berat lahir rendah dan atau bayi prematur (bayi karang bulan)
LANGKA. PROMOTIF#PRE6ENTIF
Aen)egah persalinan prematur
Pemberian terapi kortikosteroid antenatal pada ibu dengan an)aman persalinan prematur
Aelakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
p
192 192 192 192 192 192 192 192
Aen)egah asfiksia neonatorum
Aelakukan resusitasi dengan benar
Aelakukan tindakan pen)egahan Dnfeksi
Aengelola ibu ,A dengan baik
LANGKA. DIAGNOSTIK
Anamnesis
4iwayat kelahiran kurang bulan, ibu ,A,
4iwayat persalinan yang mengalami asfiksia perinatal (gawat janin), atau partus tindakan
dengan bedah sesar
4iwayat kelahiran saudara kandung dengan penyakit membian hialin
Pemerisaan 0isis
(ejala biasanya dijumpai dalam +9 jam pertama kehidupan
,ijumpai sindroma klinis yang terdiri dari kumpulan gejala
Sesak napas, dengan frekuensi napas & ?< G /menit atau C '< G/menit
o (runting atau napas megap-megap
o 4etraksi dinding dada
o !adang dijumpai sianosis ( pada suhu kamar)
Perhatikan tanda prematuritas
!adang ditemukan hipotensi, hipotermia, edema perifer edema paru-paru
Perjalanan klinis ber6ariasi sesuai dengan beratnya penyakit, besarnya bayi, adanya
infeksi dan derajat dari pirau P,A
Penyakit bisa menetap atau menjadi progresif setelah 9>-#? jam pertama kehidupan
Pemerisaan *en!n"ang
7oto 1oraks posisi AP dan lateral, bila diperlukan serial (ambaran radiologis dapat
memberi gambaran penyakit membran hialin
1erdapat 9 stadium-
Stadium *- pola retikulogranulair
Stadium +- * B air bron)hogram
Stadium '- + B batas jantung-paru kabur
Stadium 9- ' B white lung
/aboratorium
& ,arah- .b.t, darah tepi, kultur darah pada ke)urigaan pneumonia
;ila fasilitas tersedia dapat dilakukan pemeriksaan analisa gas darah yang biasanya
memberi hasil- hipoksia, asidosis metabolik, respiratorik atau kombinasi dan saturasi
oksigen yang tidak normal
4asio lesitin/sfingomielin (//S ratio C+-*)
Shake test (tas ko)ok), jika tak ada gelembung, resiko tinggi untuk terjadinya PA. (?<%)
TERAPI
193 193 193 193 193 193 193 193
Me%iamentosa
Aanajemen umum
8aga jalan napas tetap bersih dan terbuka
1erapi oksigen sesuai dengan kondisi
o :asal kateter
o Sungkup
o 5asal prong
o )ead bo-
o 2ksigen inkubator
o Lentilator mekanik
jaga kehangatan
Pemberian infus )airan intra6ena dengan dosis rumatan
Pemberian :utrisi diutamakan pemberian ASD biDa memungkinkan
Antibiotik- ampisilin $<mg/kg intra6ena tiap *+ jam, gentamisin untuk berat badan C + !g
dosis 9mg tiap hari (@hari pertama), 8ika tak terbukti ada infeksi, pemberian antibiotik
dihentikan
Mana"emen K(!s!s
,iperlukan bila memenuhi persyaratan pemberian surfaktan, tersedia surfaktan dan fasilitas
:D3"
S!r0atan
Surfaktan diberikan dalam +9 jam pertama jika terbukti bayi mengalami penyakit membrane
hialin ,osis - 9m*/kg;;, intra trakea, terbagi dalam 9 dosis masing-masing * ml/kg berat
badan untuk lapangan paru depan kiri dan kanan serta paru belakang kiri dan kanan dan bila
diperlukan dosis dapat diulang setelah minimal ? jam Selama pemberian surfaktan dapat
terjadi obstruksi jalan napas yang disebabkan oleh 6iskositas obat 0fek samping dapat berupa
perdarahan dan infeksi paru
-e%a(
1indakan bedah dilakukan jika timbul komplikasi yang bisa bersifat fatal seperti pneumotoraks,
pneumomediastinum, empisema sub kutan
1indakan yang segera dilaksanakan adalah mengurangi tekanan rongga dada dengan pungsi
toraks, bila gagal dilakukan drainase
S!*orti0
/ain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll) ;ila terjadi apneu berulang
atau perlu bantuan 6entilator maka harus dirujuk ke 4umah Sakit dengan fasilitas Pelayanan
:eonatal /e6el DDD yang tersedia fasilitas :D3"
PEMANTAUAN (MONITORING)
Tera*i
194 194 194 194 194 194 194 194
,ipantau efektifitas terapi dengan memperhatikan perubahan gejala klinis yang terjadi
Setelah ;!;/;;/4 melewati masa krisis yaitu kebutuhan oksigen sudah terpenuhi dengan
oksigen ruangan/atmosfer,
suhu tubuh bayi sudah stabil diluar inkubator, bayi dapat minum sendiri
persepen/menetek, ibu bisa merawat dan mengenali tanda-tanda sakit pada bayi dan
tidak ada komplikasi atau penyulit maka bayi dapat berobat jalan
1umbuh kembang
;ayi yang menderita gangguan napas dan berhasil hidup tanpa komplikasi maka proses
tumbuh kembang anak selanjutnya tidak mengalami gangguan
1etapi apabila timbul komplikasi (hipoksia serebri, gagal ginjal, kera)unan 2+, epilepsi
maupun komplikasi palsi )erebral dll) maka tumbuh kembang anak tersebut akan
mengalami gangguan dari yang ringan sampai yang berat termasuk gangguan
penglihatan, sehingga diperlukan pemantauan berkala pada masa balita
As0isia neonator!m
sfiksia neonatorum adalah kegagalan napas se)ara spontan dan teratur pada
saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan Pa2+
didalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (Pa3<+ meningkat) dan asidosis
Aerupakan penyebab kematian paling tinggi
!ejadian - sekitar +$,+% bayi baru lahir menderita asfiksia di 4S propinsi di Dndonesia
(8awa ;arat)
Angka kematian sekitar 9*,#9% di 4S pusat rujukan propinsi
Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta
Asfiksia perinatal dapat terjadi selama antepartum, intrapartum maupun postpartum
/A:(!A. P42A21D7/P40L0:1D7
Pemeriksaan selama kehamilan se)ara teratur yang berkualitas
Aeningkatkan status nutrisi ibu
Aanajemen persalinan yang baik dan benar
Aelaksanakan pelayanan neonatal esensial terutama dengan melakukan resusitasi yang
baik dan benar yang sesuai standar
/A:(!A. ,DA(:2S1D!
Anamnesis
(angguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan tali pusat, sungsang, ekstraksi 6akum,
ekstraksi forsep, dll)
/ahir tidak bernafas/menangis
Air ketuban ber)ampur mekonium
Pemeriksaan fisis
;ayi tidak bernafas atau napas megap-megap
A
195 195 195 195 195 195 195 195
,enyut jantung kurang dari *<<S/menit
kulit sianosis, pu)at
1onus otot menurun
Pemerisaan *en!n"ang '
/aboratorium- Analisa gas darah, menunjukkan hasil-
Pa2+ C $< mm .+<
Pa32+ & $$ mm .W)
Ph C @'<
TERAPI
4esusitasi (1ahapan 4esusitasi /ihat ;agan)
;egitu bayi lahir tidak menangis, maka dilakukan /angkah
Awal yang terdiri dari
.angatkan ba6i di bawah peman)ar panas
Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi
isap lender dari mulut kemudian hidung
!eringkan bayi sambil merangsang taktil dengan menggosok punggung atau menyentil
ujung jari kaki dan mengganti kain yang basah dengan yang kering
4eposisi kepala bayi
:ilai bayi - usaha , warna kulit dan denyut jantung
;ila bayi tidak bernapas lakukan 6entilasi tekanan positip (L1P) dengan memakai balon
dan sungkup selama '< detik dengan ke)epatan 9<-?< kali per menit
:ilai bayi- usaha , warna kulit dan denyut jantung
;ila belum bernapas dan denyut jantung C ?< G/menit lanjutkan L1P dengan kompresi
dada se)ara terkoordinasi selama '< detik
:ilai bayi - usaha , warna kulit dan denyut jantung
;ila denyut jantung C ?< G/menit, beri epinefrin dan lanjutkan L1P dan kompresi dada
;ila denyut jantung & ?< G/menit kompresi dada dihentikan, L1P dilanjutkan
Pemasangan pipa 01 bisa dilakukan pada setiap tahapan resusitasi
Selanjutnya lihat ;agan
Tera*i me%iamentosa
0pinefrin
Dndikasi-
,enyut jantug bayi C?<G/m setelah paling tidak '< detik dilakukan 6entilasi adekuat dan
kompresi dada belum ada respons
Asistolik
,osis-
<,*-<,' ml/kg ;; dalam larutan *-*<<<< ( <,<* mg-<,<' mg/kg ;;) 3ara - i6 atau
endotrakeal ,apat diulang setiap '-$ menit bila perlu
196 196 196 196 196 196 196 196
&olume e'spander
Dndikasi-
;ayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami hipo6olemia dan tidak ada respon
dengan resusitasi
.ipo6olemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok !linis ditandai adanya
pu)at, perfusi bunak, nadi ke)il/ lemah, dan pada resusitasi tidak memberikan respon yang
adekuat
8enis )airan-
/arutan kristaloid isotonis (:a3D <,#%, ringer laktat)
,osis - ,osis awal *< ml/kg 4; i6 pelan selama $-*< menit ,apat diulang sampai
menunjukkan respon klinis
1ransfusi darah gol 2 negatif jika diduga kehilangan darah banyak
-iar$onat
In%iasi'
Asidosis metabolik, bayi-bayi baru lahir yang mendapatkan resusitasi ,iberikan bila
6entilasi dan sirkulasi sudah baik
Penggunaan bikarbonat pada keadaan asidosis metabolik dan hiperkalemia harus disertai
dengan pemeriksaan analisa gas darah dan kimiawi
,osis-
*-+ m0H/kg ;; atau + ml/kg ;; (9,+%) atau * ml/kgbb (@,9%)
3ara-
,ien)erkan dengan aHuabides atau dekstrosa $% sama banyak diberikan se)ara intra6ena
dengan ke)epatan minimal + menit
0fek samping-
Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan 32+ dari bikarbonat merusak fungsi
miokardium dan otak
Na+oson
:alokson hidro)hlorida adalah antagonis narkotik yang tidak menyebabkan depresi
pernafasan
Dndikasi -
,epresi pernafasan pada bayi baru lahir yang ibunya menggunakan nar'oti' 9 jam
sebelum persalinan
Sebelum diberikan nalakson 6entilasi harus adekuat dan stabil
8angan diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya baru di)urigai sebagai pemakai obat
narkotika sebab akan menyebabkan tanda with drawl tiba-tiba pada sebagian bayi
,osis- <,* mg/kg ;; (<,9 mg/ml atau * mg/ml)
3ara- DL endotrakeal atau bila perpusi baik diberikan im atau s)
-e%a(
1idak ada tindakan bedah pada kasus bayi baru lahir dengan asfiksia
S!*orti0
197 197 197 197 197 197 197 197
8aga kehangatan,
8aga saluran napas agar tetap bersih dan terbuka
!oreksi gangguan metabolis ()airan, glukosa darah dan elektrolit)
PEMANTAUAN
1erapi
!eberhasilan resusitasi bila telah terjadi pernapasan spontan dan teratur serta kulit
kemerahan
4esusitasi dinilai tidak berhasil jika-
;ayi tidak bernapas spontan dait tidak terdengar denyut jantung setelah dilakukan
resusitasi se)ara efektif selama +< menit
1umbuh kembang
Pada bayi-bayi baru lahir yang mengalami asfiksia berat, setelah pulang dari 4S perlu
pemantauan selanjutnya di Poliklinik Perinatologi selama bulan pertama dan selanjutnya di
Poliklinik 1umbuh !embang untuk memantau tumbuh kembang selama masih bayi
maupun balita
Paska perawatan bayi yang mendapatkan terapi 6entilasi mekanik terutama yang lebih dari
+ minggu, rujuk ke dokter mata/4S mata untuk mengetahui ada/tidaknya komplikasi di
retina (retinopathy of prematury) dan konsultasi ke Spesialis 1.1 untuk kemungkinan
gangguan pendengaran
;ayi-bayi yang ada gejala sisa neurologis, rujuk ke unit rehabilitasi medis, untuk fisioterapi
/ain-lain
Paska resusitasi jika bayi baru lahir ada gangguan nafas yang membutuhkan 6entilasi
mekanik, rujuk ke 4S rujukan yang ada fasilitas perawatan intensi6 (:D3") atau yang ada
fasilitas pemakaian 6entilator
Pemantauan tumbuh kembang
lebih lanjut bila fasilitas
memungkinkan "S( dan
skening kepala,(porensefali,
perdarahan peri/intra
6entrikuler, hidrosefalus)
198 198 198 198 198 198 198 198
Ke"ang %an s*asme *a%a neonat!s
ejang merupakan keadaan emerjensi atau tanda bahaya yang sering
terjadi pada neonatus, karena kejang yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan hipoksia otak yang )ukup berbahaya bagi kelangsungan hidup bayi
atau dapat mengakibatkan sekuele di kemudian hari 1ermasuk dalam kelompok gejala
ini adalah spasme !eadaan ini dapat diakibatkan oleh asfiksia neonatorum,
hipoglikemia dan gangguan metabolik lain atau merupakan tanda meningitis atau
masalah susunan syaraf
,alam bab ini hanya dibi)arakan masalah kejang, dan manajemen umum nya,
sedangkan manajemen khusus nya dapat dilihat pada bab atau penyakit yang terkait
atau penyakit penyebab kejang
LANGKA. PROMOTIF#PRE6ENTIF
Aen)egah semua keadaan yang dapat menyebabkan kejang atau spasme pada
neonatus- men)egah asfiksia, infeksi atau sepsis, hipoglikemia dan gangguan
metabolik lain
LANGKA. DIAGNOSTIK
,iagnosis ;anding
1. !ejang metabolik- hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia, hipernatremia
2. !ejang karena infeksi - meningitis pada neonatus
3. Spasme - tetanus neonatorum
4. !ejang pas)a asfiksia - ensefalopati hipoksik iskemik
Anamnesis -
!apan terjadinya kejang
;erapa lama kajang berlangsung
!eadaan umum bayi pada saat kejang
.al hal khusus yang berhubungan dengan penyebab atau diagnosis
banding kejang seperti
!
199 199 199 199 199 199 199 199
& 4iwayat persalinan bayi lahir premature, lahir dengan tindakan penolong
persalinan, afiksia neonatorum
& 4iwayat imunisasi tetanus ibu, penolong persalinan bukan tenaga kesehatan
& 4iwayat perawatan tali pusat dengan obat tradisional
& 4iwayat kejang, penurunan kesadaran, ada gerakan abnormal pada mata,
mulut, lidah dan ekstrimitas
& 4iwayat spasme atau kekakuan pada ekstremitas, 25 mulut dan perut
& !ejang dipi)u oleh kebisingan atau prosedur atau tindakan pengobatan
& 4iwayat bayi malas minum sesudah dapat mium normal
& Adanya faktor risiko infeksi
& 4iwayat ibu mendapat obat misalnya heroin, metadon, propoGypen,
sekobarbital, alkohol
& 4iwayat perubahan warna kulit (kuning)
Pemerisaan 0isis
!ejang
(erakan abnormal pada wajah, mata, mulut, lidah dan ekstrimitas
0kstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti mengayuh
sepeda, mata berkedip, berputar, juling
1angisan melengking dengan nada tinggi, sukar berhenti
Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar membonjol, suhu
tubuh tidak normal
Spasme
;ayi tetap sadar, menangis kesakitan
1rismus, kekakuan otot mulut, rahang kaku, mulut tidak dapat buka, bibir men)u)u
2pistotonus, kekakuan pada ekstremitas, perut, kontraksi otot tidak terkendali-
,ipi)u oleh kebisingan, )ahaya, atau prosedur diagnostik
Dnfeksi tali pusat
Pemerisaan *en!n"ang
Pemeriksaan penunjang ditujukan untuk men)ari penyebab kejang
Pemeriksaan darah rutin dan darah apus
/umbal pungsi dan pemeriksaan )airan serebrospinal
!adar glukose darah, kadar elektrolit darah, kadar bilirubin
total, direk dan indirek
;ila diduga/ada riwayat jejas pada kepala- Pemeriksaan berkala hemoglobin dan
hematokrit untuk memantau perdarahan intra6entrikuler serta didapat perdarahan
pada )airan serebrospinal
"ltra sonografi untuk mengetahui adanya perdarahan
peri6entrikuler-intra 6entri kuler
200 200 200 200 200 200 200 200
Pen)itraan kepala (31-s)an kepala)"ntuk mengetahui adanya, perdarahan
subarahnoid atau subdural, )a)at bawaan, infark serebral
0lektroensefalografi- kadang terdapat akti6itas epileptik yang menyebar
TERAPI
Aanajemen
1. Aedikamentosa untuk memotong kejang
2. ;ebaskan jalan napas dan oksigenasi
3. memasang jalur infus intra6ena
4. Pengobatan sesuai dengan penyebab
Aedikamentosa untuk memotong kejang
7enobarbital +< mg/kg berat badan intra 6ena dalam waktu $ menit, jika kejang tidak
berhenti dapat diulang dengan dosis *< mg/kg berat badan sebanyak + kali dengan
selang waktu '< menit 8ika tidak tersedia jalur intra6ena, dapat diberikan
intramuskuler dengan dosis ditingkatkan *<-*$%
;ila kejang berlanjut diberikan fenitoin +< mg/kg berat badan intra6ena dalam
larutan garam fisiologis dengan ke)epatan * mg/kgberat badan / merit
Pengobatan rumatan-
& 7enobarbital '-$ mg/ hari, dosis tunggal atau terbagi tiap *+ jam se)ara
intra6ena atau per oral Sampai bebas kejang @ hari
& 7enitoin 9-> mg/kg/ hari intra6ena atau per oral dosis terbagi dua atau tiga
-e$asan5"a+an na*as %an Osigenasi
Setiap pasien kejang harus selalu dilakukan pembebasan jalan napas dan oksigenasi
se)ukupnya untuk men)egah terjadinya hipoksia yang berkepanjangan
Memasang "a+!r in0!s intra8ena
Pasang jalur DL dan beri )airan DL dengan dosis rumat
Pengo$atan ses!ai %engan *en,e$a$
-e%a(
,iperlukan apabila penyakit penyebabnya memerlukan tindakan bedah
S!*orti0
Aenjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen untuk men)egah hipoksia otak
yang berlanjut
Pasang jalur i6 dan beri )airan i6 dengan dosis rumat serta tunjangan nutrisi
adekuat
Aengurangi rangsang suara, )ahaya maupun tindakan in6asif untuk menghindari
bangkitan kejang pada penderita tetanus
Pasang pipa nasogastrik dan beri ASD peras bila bayi tidak dapat menyusu ASD
Aulai dengan jumlah setengah kebutuhan per hari dan pelan-pelan dinaikkan
jumlah ASD yang diberikan sehingga ter)apai jumlah yang diperlukan
Lain)+ain (r!"!an s!$s*esia+is5 r!"!an s*esia+isasi +ainn,a %++)
201 201 201 201 201 201 201 201
;ayi dirujuk bila memerlukan 6entilator mekanik, atau memerlukan pemeriksaan
penuajang misalnya - "S(, 31 s)an, 00( atau konsultasi
PEMANTAUAN (MONITORING)
Tera*i
Penanganan utama adalah mengatasi hipoksia dan gangguan metabolik
sebagai penyebab tersering kejang pada neonatus kemudian pemberian anti
kejang
0fektifitas antikon6ulsan dipantau dengan melihat gejala klinis, bila perlu diulang
dan segera dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menentukan penyakit
penyebabnya
T!m$!( Kem$ang
Pemantauan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan sensorik dan
motorik Setiap adanya gangguan perkembangan, perubahan tingkah laku ataupun
gejala neurologik, eksplorasi harus dilakukan dengan pemeriksaan neurologis lengkap
1able * :ilai normal kadar serum
8enis ;ayi kurang bulan ;ayi )ukup ;ulan
* minggu @ minggu *-*+ jam 9>-@+ jam
!alsium (mg/dl) #,+ ` *,* #,$ ` <,@ >,'> (@,'-#,+) @,# ($,#-
#,@)
:atrium (m0H/l) *'#,? ` ',+ *'@,+ ` *,> *9' ` @,+ *9>,@ ` 9,'
!alium (m0H/l) $,? ` <,$ $,@ ` <,$ ?,>9 ` <,@' $,#+ ` <,>
(Sumber fanaroff AA- :eonatal-Perinatal medi)ine *9'+,*##@)
!eterangan penyusunan mg/dl ke mmol/l dikalikan <,+$- m0H/l ke mmol/l dikalikan <,$
1able + :ilai normal kadar serum
8enis ;ayi kurang bulan ;ayi )ukup ;ulan
C *<<<
gram
*<<<-*$<<
gram
* hari @ hari
/ekosit PA:/mm '-9(<-*9) ? (<-99) @ (<-+?) ' (<-$)
/imfosit/mm'
0ritrosit
*,<+@(<-
*#<$<)
@>? (<-#@$<)
$ (<-*?)
+'(?-?'<)
* (<-9)
'(<-9>)
Protein (mg/dl) *$< (#$-
'@<)
*'+ (9$-++@) @' (9<-*9>) 9@ (+@-?$)
(lukose (mg/dl) ?* (+#-
+*@<
$# ('*-*<#) 9> ('>-?9) $$ (9>-?+)
!eterangan - nilai lekosit total pada bayi kurang
(Sumber fanaroff AA - :eonatal-Perinatal medi)ine*9'+, *##@)
202 202 202 202 202 202 202 202
TETANUS NEONATORUM
PENEGERTIAN
Penyebab utama kematian neonatus sebagian besar karena, asfiksia neonatorum, Dnfeksi dari ;ayi
;erat /ahir 4endah Dnfeksi yang sering terjadi adalah Sepsis :eonatal dan 1etanus neonatorurn
dengan angka kematian tetanus meanatorum masih sangat tinggi ($<% atau lebih) ,i Dndonesia
penyebab kematian neonatal dini- asfiksia neonatorum '',?%, 1etanus neonatorurn 9,+% Penyebab
!ematian neonatal lambat- Asfiksia neonatorurn +@%, 1etanus #,$%, (S!41 +<<*)
!ejadian penyakit ini sangat berhubungan dengan aspek pelayanan kesehatan neonatal, terutama
pelayanan persalinan (persalinan yang bersih dan aman), khususnya perawatan talipusat
!omplikasi atau penyulit yang ditakutkan adalah spasme otot diafragma
LANGKA. PROMOTIF#PRE6ENTIF
Pelaksanaan Pelayanan :eonatal 0sensial, terutama pemotongan talipusat dengan alat yang steril
Perawatan pas)a natal, tidak mengoles atau menabur sesuatu yang tidak higienis pada
talipusat
;ila sudah terjadi infeksi talipusat, dilakukan pengobatan yang tepat dengan antibiotika lokal
dan sistemik (bila diperlukan)
LANGKA. DIAGNOSTIK
Anamnesis
Persalinan yang kurang higienis terutama yang ditolong oleh tenaga non medis yang tidak
terlatih
Perawatan tali pusat yang tidak higienis, pemberian dan penambahan suatu Fat pada tali pusat
;ayi sadar, sering mengalami kekakuan (spasme), terutama bila terangsang atau tersentuh
;ayi malas minum, mulut sukar dibuka
Pemerisaan 0isis
;ayi sadar, terjadi spasme otot berulang
Aulut mencucu seperti mulut ikan (carper mouth)
1rismus (mulut sukar dibuka)
Perut teraba keras (perut papan)
2pistotonus (ada sela antara punggung bayi dengan alas, saat bayi, ditidurkan)
1ali pusat biasanya kotor dan berbau
Anggota gerak spastik (boGing position)
Pemerisaan *en!n"ang
Anamnesis dan gejala khas sering tidak diperlukan pemeriksaan penunjang, ke)uali dalam keadaan
meragukan untuk membuat diugnosis banding dapat dilakukan pemeriksaan untuk membedakan
antara 1etanus neonatorum dengan Sepsis neonatal atau meningitis, dapat dilakukan pemeriksaan
Pungsi /umbal
Pemeriksaan darah rutin, preparat darah hapus atau kultur dan sensiti6itas
203 203 203 203 203 203 203 203
TERAPI
Me%iamentosa
Pasang jalur DL dan beri )airan dengan dosis rumatan
;erikan diaFepam *< mg/kg/hari se)ara DL dalam +9 jam atau dengan bolus DL setiap ' jam
(dengan dosis <,$ m//kg per kali pemberian), maksimum 9< mg/kg/hari
& ;ila jalur DL tidak terpasang, pasang pipa lambung dan berikan diaFepam melalui pipa atau
melalui re)tumE
& ;ila perlu, beri tambahan dosis *< mg/kg tiap ? jamE
& ;ila frekuensi napas kurang '< kali/menit, obat dihentikan, meskipun bayi masih mengalami
spasme
;ila bayi mengalami henti napas selama spasme atau sianosis sentral setelah spasme, berikan
oksigen dengan ke)epatan aliran sedang, bila belum bernapas lakukan resusitasi, bila tidak
berhasil dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas :D3"
;erikan bayi
& .uman tetanus immunoglobulin $<< " DA atau tetanus antitoksin $<<< " DAE
& 1etanus toksoid <$ m/ DA pada tempat yang berbeda dengan pemberian antitoksinE
& ;ensilpenisihn ( *<<<<< "/kg i6 dosis tunggai selama *< hari
;ila terjadi kemerahan dan/atau pembengkakan pada kulit sekitar pangkal tali pusat, atau
keluar nanah dari permukaan tali pusat, atau bau busuk dari area tali pusat, berikan
pengobatan untuk infeksi lokal tali pusat
;erikan ibunya imunisasi tetanus toksoid <$ ml, (untuk melindungi
-
ibu dan bayi yang
dikandung berikutnya) dan minta datang kembali satu bulan kemudian untuk pemberian dosis
kedua
-e%a(
S!*orti0
;ila terjadi kekakuan atas spastisitas yang menetap terapi suportip berupa fisioterapi
Lain)+ain (r!"!an s!$s*esia+is5 r!"!an s*esia+isasi +ainn,a %++)
;ila terjadi spasme berulang dan atau gagal napas dirujuk ke 4umah Sakit yang mempunyai
fasilitas :D3"
;iia diperlukan konsultasi ke Sub bagian :eurologi Anak dan ;agian 4ehabilitasi Aedik
PEMANTAUAN (MONITORING)
Tera*i
Perawatan lanjut ;ayi 1etanus neonatorum
4awat bayi di ruang yang tenang dan gelap untuk mengurangi rangsangan yang tidak perlu,
tetapi harus yakin bahwa bayi tidak terlantar
/anjutkan pemberian )airan i6 dengan dosis rumatan
Pasang pipa lambung bila belum terpasang dan beri ASD peras di antara periode spasme Aulai
dengan jumlah setengah kebutuhan per hari dan dinaikkan se)ara perlahan jumlah ASD yang
diberikan sehingga ter)apai jumlah yang diperlukan dalam dua hari
:ilai kemampuan minum dua kali sehari dan anjurkan untuk menyusu ASD se)epatnya begitu
terlihat bayi siap untuk mengisap
204 204 204 204 204 204 204 204
;ila sudah tidak terjadi spame selama dua hari, bayi minum baik dan tidak ada lagi masalah
yang memerlukan perawatan di rumah sakit, maka bayi dapat di pulangkan
T!m$!( Kem$ang
Aeskipun angka kematian tetanus neonatorum masih sangat tinggi ($<% atau lebih), tetapi
kalau bayi bisa bertahan hidup tidak akan mempunyai dampak penyakitnya di masa datang
Pemantauan tumbuh kembang diperlukan terutama untuk asupan giFi yang seimbang dan
stimulasi mental
SEPSIS NEONATORUM
PENGERTIAN
eonatal sepsis merupakan sindroma klinis dari penyakit sistemik akibat infeksi selama satu bulan
peraama kehidupan ;akteri, 6irus, jamur dan protoFoa dapat menyebakan sepsis pada neonatus
Dnsidennya berkisar *-*< diantara *<<< kelahiran hidup dengan mortalitas +'-$"% 1anda awal
sepsis pada bayi baru lahir tidak spesifik, sehingga skrining sepsis dan pengelolaan terhadap faktor
risiko perlu dilakukan Aaka terapi awal pada neonatus yang mengalami sepsis harus segera
dilakukan tanpa menunggu hasil kultur
LANGKA. PROAAOTIF#PRE6ENTIF
Aen)egah dan mengobati ibu demam dengan ke)urigaan infeksi berat atau infeksi, intra uterin
Aen)egah dan pengobatan ibu dengan ketuban pe)ah dini
Perawatan antenatal yang baik
Aen)egah aborsi yang berulang, )a)at bawaan
Aen)egah persalinan premature
Aelakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
Aen)egah asfiksia neonatorum
Aelakukan resusitasi dengan benar
Aelakukan tindakan pen)egahan Dnfeksi
Aelakukan identifikasi awal terhadap faktor risiko sepsis dan pengelolaan yang efektif
LANGKA. DIAGNOSTIK
Anamnesis
4iwayat ibu mengalami infeksi intra uterin, demam dengar- ke)urigaan infeksi berat atau ketuban
pe)ah dini
4iwayat persalinan tindakan, penolong persalinan, lingkungan persalinan yang kurang higienis
4iwayat lahir asfiksia berat, bayi kurang bulan, berat lahir rendah
4iwayat air ketuban keruh, purulen atau ber)ampur mekonium
4iwayat bayi malas minum, penyakitnya )epat memberat
4iwayat keadaan bayi lunglai, mengantuk atau akti6itas berkurang atau iritabel /rewel, muntah, perut
kembung, tidak sadar, kejang
Pemeriksaan fisis
!eadaan umum
Suhu tubuh tidak normal
:
205 205 205 205 205 205 205 205
letargi atau lunglai, mengantuk atau akti6itas berkurang
Aalas minum sebelumnya minum dengan baik
Dritabel atau rewel,
!ondisi memburuk se)ara )epat dan dramatis
(astrointestinal
Auntah, diare, perut kembung, hepatomegali
1anda mulai mun)ul sesudah hari ke empat
!ulit
Perfusi kulit kurang, sianosis, pu)at, petekie, ruam, sklerem, ikterik
!ardiopulmonal
1akipnu, distres respirasi (merintih, retraksi) takikardi, hipotensi
:eurologis
Dritabilitas, penurunan kesadaran, kejang, ubun-ubun membonjol, kaku kuduk sesuai dengan
meningitis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan jumlah lekosit dan hitung jenis se)ara serial untuk menilai perubahan akibat infeksi,
adanya lekositosis atau lekopeni, netropeni peningkatan rasio netrofil imatur/ total (D/1) lebih <,+
Peningkatan protein fase akut (3-reactive protein), peningkatan Dg A
,itemukan kuman pada pemeriksaan kultur, penge)atan gram dari darah, urin dan )airan serebro
spinal serta dilakukan uji kepekaan kuman
Analisa gas darah ditemukan hipoksia, asidosis metabolik, asidosis laktat
Pemeriksaan )airan serebrospinal ditemukan peningkatan jumlah lekosit terutama PA:, jumlah
lekosit +</ml (umur kurang ,dari @ hari) dan *< /ml (umur lebih @ hari), meningkat nya kadar protein,
penurunan kadar glukosa serta pada penge)atan gram ditemukan kuman (ambaran ini sesuai
dengan meningitis yang sering terjadi pada sepsis
(angguan metabolik
.ipoglikemi atau hiperglikemi, asidosis metabolik
Peningkatan kadar bilirubin
Ra%io+ogis
Pada foto dada dapat ditemukan,
Pneumonia kongenital dan infeksi intrauterin ditemukan gambaran konsolidasi bilateral atau efusi
pleura
Pneumonia dan infeksi intra partum infiltrasi dan destruksi jaringan bronkopulmoner, atelektasis
segmental atau lobaris, gambaran retikulogranuler difus ( seperti penyakit membran hialin), efusi
pleura
Pneumonia dan infeksi postnatal gambarannya sesuai dengan pola kuman tempat di mana bayi
dirawat
Pada pen)itraan (31 s)an) dapat ditemukan obstruksi aliran )airan serebrospinal, infark atau abses
Pada ultrasonografi dapat ditemukan 6entrikulitis
Pemeriksaan lain sesuai penyakit yang menyertai
TERAPI
206 206 206 206 206 206 206 206
Aanajemen umum
,ugaan sepsis
Pengobatan mengunakan daftar tabel temuan yang berhubungan dengan sepsis, Pada dugaan
sepsis pengobatan ditujukan pada temuan khusus (misalnya kejang) serta dilakukan pemantauan
Ke>!rigaan $esar se*sis
A. Antibiotik
Antibiotik awal diberikan ampisilin dan gentamisin , bila organisme tidak dapat ditemukan dan bayi
tetap menunjukkan tanda infeksi Sesudah 9> jam, ganti ampisilin dan beri sefotaksim disamping
tetap beri gentamisin
8ika ditemukan organisme penyebab infeksi, digunakan antibiotik sesuai uji kepekaan kuman
Antibiotika diberikan sampai @ hari setelah ada perbaikan (dosis lihat tabel)
Pada sepsis dengan meningitis, pemberian anhbiotik sesuai pengobatan meningitis
4espirasi
Aenjaga patensi jalan napas dan pemberiari oksigen untuk men)egah hipoksia Pada kasus tertentu
membutuhkan 6entilator mekanik
B. !ardio6askular
Pasang jalur DL )ian beri )airan DL dengan dosis rumat serta pemantauan tensi (bila tersedia
fasiliats) dan perfusi jaringan untuk )egah syok
C. .ematologi
1ransfusi komponen jika diperlukan, Atasi kelainan yang mendasari
D. 1unjangan nutrisi adekuat
Mana"emen (!s!s
Pengobatan terhadap tanda khusus lain atau penyakit penyerta serta komplikasi yang terjadi (misal-
kejang, gangguan metabolik, hematologi, respirasi, gastro intestinal, kardiorespirasi, hiperbilirubin)
Pada kasus tertentu dibutuhkan imunoterapi dengan pemberian imunoglubulin, antibodi monoklonal
atau transfusi tukar (bila fasilitas memungkinkan)
-e%a(
Pada kasus tertentu misalnya hidrosefaius dan akumulasi progesif, enterokolitis nekrotikan, perlu
tindakan bedah
Lain)+ain (r!"!an s!$s*esia+is5 r!"!an s*esia+isasi +ainn,a %++) Pengelolan bersama dengan
sub bagian neurologi anak, pediatri sosial, bagian mata, bedah syaraf dan rehabilitasi medik
PEMANTAUAN (MONITORING)
1erapi
,ugaan sepsis
Pengobatan mengunakan daftar tabel temuan yang berhubungan dengan sepsis 8i ka tidak
ditemukan riwayat infeksi intra uteri, ditemukan satu kategori A dan satu atau dua kategori ; maka
kelola untuk tanda khususnya (misalnya kejang) /akukan pemantauan 8ika ditemukan tambahan
tanda sepsis maka dikelola sebagai ke)urigaan besar sepsis
Ke>!rigaan $esar se*sis
Pada bayi umur sampai dengan ' hari
;ila ada riwayat ibu dengan infeksi rahim, demam dengan ke)urigaan infeksi berat atau (ketuban
pe)ah dini) atau bayi mempunyai + atau tebih kategori A, atau ' atau lebih kategori ;
207 207 207 207 207 207 207 207
Pada bayi umur lebih dari tiga hari
;ila bayi mempunyai dua atau lebih temuan kategori A atau tiga atau lebih temuan kategori ;
1ransfusi tukar dilakukan jika tidak ditemukan perbaikan klinis dari laboratorium setelah pemberian
antibiotik adekuat
T!m$!( Kem$ang
!omplikasi yang sering terjadi pada penderita dengan sepsis dapat akibatkan gangguan tumbuh
kembang Aisalnya gejala sisa neurologis berupa retardasi mental, gangguan penglihatan,
kesukaran belajar, kelainan tingkah laku
1able * kelompok temuan yang berhubungan dengan sepisies
!ategori A !ategori ;
1. !esulitan bernafas (misalnya- apnea, nafas lebih dari
'< kali per menit retraksi dinding)
2. ,ada, grunting pada waktu ekspirasi, sianosis sentral)
3. !ejang
4. Suhu tubuh tidak normal (tidak normal sejak lahir O
tidak member respon terhadap terapi atau suhu tidak
stabil sesudah pengukuran suhu normal selama tiga
kali atau lebih, menyokong ke arah sepsis)
5. Persalinan dilingkungan yang kurang higenis
(menyokong kearah sepsis)
6. !ondisi memburuk se)ara )epat dan dramatis
(menyokong kearah sepsis)
1. 1remor
2. /etergi atau lunglai
3. Aengantuk atau akti6itas berkurang
4. Dritabel atau rewel
5. Auntah (menyokong kea rah sepsis)
6. Perut kembung (menyokong kearah
sepsis
7. 1anda-tanda mulai mun)ul sesudah hari
ke empat ( menyokong kearah sepsis)
8. Air ketuban ber)ampur mekonium
9. Aalas minum, sebelumnya minum dengan
baik (menyokong kearah sepsis)
1abel + ,osis antibioti) untuk sepsis
Antibiotik 3ara
Pemberia
n
,osis dalam mg
.ari *-@ .ari > B
Ampisilin
Ampisislin utk meningitis
Sefotaksin
Sefotaksin utk meningitis
(entamisin
DL, DA
DL
DL,DA
DL
DL,DA
$< mg/kg setiap *+
jam
*<< mg/kg setiap *+
jam
$< mg/kg setiap *+
jam
$< mg/kg setiap ?
jam
C + kg
9 mg/kg sekali = +
kg
$ mg/kg sekali
sehari
$< mg/kg setiap >
jam
*<< mg/kg setiap >
jam
$< mg/kg setiap >
jam
$< mg/kg setiap ?
jam
',$ mg/kg setiap *+
jam
',$ mg/kg setiap *+
jam
208 208 208 208 208 208 208 208
-A<I LA.IR DARI I-U <ANG MENDERITA .I6
( .!man Imm!o%e0i>ien>, 6ir!s )
.DL adalah 6irus 4:A dari subfamily retro6irus Dnfeksi .DL menimbulkan defisiensi
kekebalan tubuh sehingga menimbulkan gejala berat yang disebut penyakit AD,
( a)Huired immunodefi)ien)y syndrome ) Pada tahun +<<, 5.2 memperkirakan *,$ juta
anak terin6eksi .DL, dan diantara penderia AD,S dewasa, '< % adalah ibu, termasuk ibu
hamil ,i Amerika Serikat <,*@ % ibu hamil sero positif .DL D dengan angka penularan dari
ibu ke bayi adalah *'-*9%
Penularan dari pada bayinya lebih progresif dari pada penularan pada anak ,iantara
bayi-bayi yang mengalami penularan se)ara 6erti)al dari ibu, ><% menunjukkan gejala
klinis .DL pada umur + tahun (ambaran gejala klinis AD,S tampak pada umur * tahun
pada +'% dan pada umur 9 tahun pada 9<% dari bayi-bayi tersebut
LANGKA. PROMOTIF # PRE6ENTIF
Aen)egah penularan yang paling berbahaya, yaitu melalui per)ampuran darah dari ibu
beresiko tinggi dan bayi melalui plasenta, terutama bila ada korioamnionitis ;ila terjadi
ketuban pe)ah dini, semakin lama resiko terinfeksi semakin besar
Aen)egah penularan melalui transfuse darah, sehingga menghilangkan resiko
penularan karena penderita yang baru terkena .DL mempunyai masa seronegatif * I 9
bulan, dan $ I *$% penderita .DL seronegatif Saat ini resiko transmisi .DL melalui
donor darah adalah * dalam +$<<< unit transfusi
Aenghindari pemberian ASD dari ibu .DL
ASD dari ibu dengan infeksi .DL berperan sebagai sumber penularan pas)anatal,
terutama dalam kolostrum !emungkinan penularan lewat ASD sangat besar, terutama
pada ibu-ibu yang menderita .DL beberapa bulan setelah melahirkan
Aenurut pedoman yang ada sekarang, ibu .DL sebaiknya tidak memberikan ASD
apabila penyediaan formula memenuhi syarat kebersihan dan nutrisi untuk bayi ,i
:egara berkembang hal ini sulit dilaksanakan
LANGKA. DIAGNOSTIK
Anamnesis
4iwayat ibu pengguna obat-obatan termasuk narkotik lewat pembuluh darah
4iwayat ibu penderita hemofilia
209 209 209 209 209 209 209 209
4iwayat kelainan orientasi dan perilaku seksual pada ibu ( wanita biseksual )
Pemerisaan 0isis
(ejala klinis pada neonatus dapat berupa -
;;/4 atau gagal tumbuh
Dnfeksi saluran nafas berulang, otitis media, sinusitis, sepsis, moniliasis berulang,
kadang-kadang terjadi infeksi non spesifik dengan gelaja hepatosplenomegali,
limafadenopati, dan demam
(angguan motorik yang progresif
,iagnosis berdasarkan - (*) dugaan infeksi berdasarkan gejala klinik dan risiko tertular
pada daerah dengan pre6alensi .DL tinggi, (+) tes serologi
Pemerisaan Pen!n"ang
1. 3A1 S)an - !lasifikasi basal ganglia dan atrofi )orterks )erebri
2. Antibodi .DL - pada anak & *> bulan dinyatakan positif jika Dg( anti-.DL (B) dengan
pemeriksaan 0/DSA O ;lot Pada bayi C *> bulan bila hasil tes tersebut (B) masih
diragukan karena masih terdapat antibody transplasental dari ibu
3. "ji 6irologist untuk neonatus dengan pemeriksaan P34, uji .DL dan deteksi antigen P+9
"ji tersebut dapat mendeteksi .DL pada $<% neonatus atau & #$% bayi berumur '-?
bulan
Mana"emen
Um!m
8ika ditemukan bayi yang dilahirkan dari ibu .DL positif
> .ormati kerahasiaan ibu dan keluarganya dan beri konseling pada keluarga
> 4awat bayi seperti bayi yang lain, dan beri perhatian khusus pada pen)egahan infeksi
> ;ayi tetap diberi imunisasi rutin
> ;eri dukungan mental
> Anjurkan permakaian kondom pada suaminya untuk men)egah penularan infeksi
PEMANTAUAN
Tera*i
1erapi antiretro6irus
1anpa pemberian obat antiretro6irus, +$ % bayi dengan ibu .DL positif akan tertular sebelum
dilahirkan atau pada waktu lahir, atau *$ % akan tertular melalui ASD
1entukan apakah ibu sedang mendapat pengobatan antiretro6irus untuk .DL atau
mendapat pengobatan antiretro6irus untuk pen)egahan transmisi pada bayinya
2bati bayi dan ibu sesuai dengan protokol dan kebijakan yang ada
3ontoh -
;ila ibu sudah mendapat AW1 ( Fido6udin ) 9 minggu sebelum melahirkan, maka
setelah lahir bayi diberi AW1 + mg/kg per oral tiap ? jam selama ? minggu
;ila ibu sudah mendapat ne6irapin dosis tunggal selama proses persalinan dan bayi
berumur kurang dari ' hari, segera beri bayi ne6irapin dalam suspensi + mg/kg per oral
210 210 210 210 210 210 210 210
8adwalkan pemeriksaan lanjutan dalam + minggu untuk menilai masalah pemberian
minum dan pertumbuhan bayi
Pemberian minum
;eri konseling pada ibu tentang pilihan pemberian minum kepada bayinya .argai dan
dukunglah apapun pilihan ibu Djinkan ibu untuk membuat pernyataan sendiri tentang
pilihan yang terbaik untuk bayinya
8elaskan kepada ibu bahwa menyusui beresiko tinggi menularkan infeksi AD,S
sedangkan pemberian susu formula dapat meningkatkan resiko kesakitan dan
kematian, khususnya bila pemberian susu formula tidak dilakukan se)ara aman .al ini
dapat terjadi karena keterbatasan fasilitas air untuk mempersiapkan susu formula, atau
karena kesinambungan pemberiannya oleh kelurga tidak terjamin
8elaskan pada ibu tentang untung dan rugi pilihan pemberian minum
> Susu formula dapat diberikan bila memungkinkan dalam hal penyediaannya,
kebersihannya dan dapat tersedia setiap waktu
> ASD eksklusif dapat segera dihentikan bila susu formula sudah dapat disediakan
"sulan pilihan biasanya adalah ASD ekskusif selama ? bulan, kemudian ditambah makanan
padat setelah umur ? bulan
,alam beberapa situasi, kemungkinan lain adalah -
> Aemeras ASD dan menghangatkan ketika akan diberikan
> Pemberian ASD peras dari ibu .DL negati6e
> Apapun pilihan ibu, berilah nasehat khusus seperti dibawah ini -
Apabila memberikan susu formula, jelaskan bahwa selama + tahun, ibu harus
menyediakannya, selain makanan pendamping ASD
;ila tidak dapat menyediakan susu formula, sebagai alternatif beri ASD ekskusif dan segera
hentikan setelah tersedia susu formula
Semua bayi yang mendapatkan susu formula perlu tindak lanjut dan beri dukungan kepada
ibu )ara menyediakan susu formula dengan benar
8angan membiarkan minuman kombinasi ()ontoh - minuman dari susu hewani, bubur
buatan, susu formula, disamping pemberian ASD), karena hal ini akan menjadikan resiko
terjadinya infeksi tinggi dari pada pemberian ASD eksklusif
Susu formula
> Ajari ibu )ara mempersiapkan dan memberikan susu formula dengan menggunakan
salah satu alternati6e )ara pemberian minum
> Anjurkan ibu untuk memberi susu formula > kali sehari, dan beri lagi apabila bayi
menginginkan
;eri ibu petunjuk tertulis )ara mempersiapkan susu formula
> 8elaskan risiko pemberian susu formula dan )ara menghindarinya -
> ;ayi akan diare apabila tangan ibu, air atau alat-alat yang digunakan tidak bersih dan
steril, atau bila susu yang disediakan terlalu lama tidak diminumkan
> ;ayi tidak akan tumbuh baik apabila susu formula terlalu en)er, terlalu jarang frekuensi
pemberiannya, atau bayi mengalami diare
211 211 211 211 211 211 211 211
:asihati ibu untuk mengamati tanda-tanda -
> Ainum kurang dari ? kali dalam sehari atau minum hanya sedikit
> Aen)ret
> ;erat badan sulit naik
:asihati ibu agar membawa bayinya untuk pemeriksaan lanjutan-
> !unjunganm ulang untuk memantau berat badan
> ,ukungan )ara-)ara membuat susu formula yang benar
> :asihati kembali sewaktu-waktu apabila menemui tanda-tanda diatas
Pemberian ASD
;ila ibu memilih menyusui, dukung dan hargai keputusannya
Qakinkan )ara melekat dan menghisap yang baik, agar tidak terjadi mastitis dan
gangguan putting susu
:asihati ibu agar segera kembali apabila ada gangguan )ara menyusui atau kesulitan
minum pada bayinya
Pada minggu pertama, nasihati ibu untuk melakukan kunjungan ulang u ntuk
mengetahui apakah )ara,posisi,dan perlekatan saat menyusui sudah baik, serta
payudara ibu tidak ada gangguan
Atur konseling selanjutnya untuk mempersiapkan kemungkinan ibu untuk
menghentikan pemberian ASD lebih dini
T!m$!( em$ang
Pada infeksi .DL bayi dapat mengalami ;;/4, atau gagal tumbuh 2leh karena itu, tumbuh
kembang bayi dapat diikuti dengan pemantauan berat badan, lingkar kepala, dan panjang
badan "ntuk keperluan ini dapat digunakan panduan :3.S
212 212 212 212 212 212 212 212
.IPER-ILIRU-INEMIA NEONATAL
.
iperbilirubinemia neonatal adalah peningkatan kadar bilirubin total pada minggupertama
kelahiran !adar normal maksimum adalah *+-*'mg% (+<$-++< pmol/l)
;anyak bayi yang mengal8aami hiperbilirubinemia ini dalam satu minggu pertama
kehidupannya, terutama pada bayi ke)il (berat lahir C +$<< gram atau umur kehamilan C '@ minggu)
;ila bayi mengalami masalah ini maka resiko atau komplikasi yang harus dipertimbangkan adalah
ensefalopati bilirubin !eadaan ini dapat merupakan gejala awal dari penyakit utama yang berat pada
neonatus dan bila ti mbul pada hari pertama (kurang dari +9 jam) merupakan keadaan bahaya yang
harus segera ditangani
Aeskipun demikian,sebagian besar kasus hiperbilirubinemia tidak membahayakan dan tidak
memerlukan pengobatan
/A:(!A. P42A21DP/P40L0:1D7
Pemeriksaan antenatal yang baik dan teratur
;ila memungkinan-skrining golongan darah ibu dan ayah sebelum lahir
;ila ada riwayat bayi kuning dalam keluarga, periksa kadar (?P,
Aelaksanakan perawatan neonatal esensial
Aen)egah infeksi neonatal
Pemberian ASD eksklusif
/A:(!A. ,DA(:2SDS
Anamnesis
4iwayat hidup ibu melahirkan bayi yang lalu dengan ikterusE
(olongan darah ibu dan ayah
4iwayat ikterus hemolitik, defisiensi glu)ose-?-fosfat dehidrogenase ((?P,), atau inkompabilitas
fa)tor 4hesus atau golongan darah A;2 pada kelahiran sebelumnya
4iwayat anemia, pembesaran hati atau limpa pada keluarga
Pemeriksaan fisik
;ayi tampak berwarna kuning Amati ikterus pada siang hari dengan sinar
lampu yang )ukup Dkterus akan terlihat lebih berat bila dilihat dengan sinar lampu dan bias tidak
terlihat dengan penerangan yang kurang
1ekan kulit dengan ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan jaringan subkutan -
> Pada hari pertama, tekan pada ujung hidung atau dahiE
> Pada hari ke-+, tekan pada lengan atau tungkaiE
> Pada hari ke-', dan seterusnya, tekan pada lengan dan kaki
213 213 213 213 213 213 213 213
(unakan table * untuk memperkirakan berat ringannya ikterus ,iagnosis banding-
Dkterus hemolitik
Dkterus pada prematuritas
Dkterus karena sepsis
0nsefalopati bilirubin ensefalopati (kernikterus)
Dkterus berkepanjangan (prolonged 0aundice)
Pemeriksaan penunjang
,arah rutin
!adar bilirubin total, direk, indirek
Preparat apusan darah
!adar (?P,
(olongan darah pada ibu dan bayi - A;2 dan rhesus
"ji 3oombs
1erapi
Aanajemen / 1ata laksana
Aulai dengan terapi sinar bila ikterus diklasifikasikan sebagai ikterus dini atau kemungkinan
ikterus berat
Ambil sample darah bayi dan periksa kadar bilirubin, bila memungkinkan -
> 1entukan apakah bayi memiliki salah satu fa)tor risiko ( berat lahir C +$<< gram atau umur
kehamilan C '@ minggu, hemolisis atau sepsis )
> ;ila kadar bilirubin serum dibawah kadar yang memerlukan terapi sinar hentikan terapi sinar,
> ;ila kadar bilirubin serum sesuai atau diatas kadar yang memerlukan terapi sinar, lanjutkan
terapi sinar
;ila ada riwayat ikterus hemolitik, atau inkompatibilitas fa)tor 4h atau golongan darah A;2 pada
kelahiran sebelumnya -
> Ambil sampel darah bayi dan ibu dan periksa kadar hemoglobin, golongan darah bayi dan uji
)oombs
> ;ila tidak ada bukti fa)tor 4h atau golongan darah A;2 sebagai penyebab hemolisis, atau bila
ada riwayat keluarga defisiensi 3?P,, lakukan pemeriksaan (?P,, bila memungkinkan
;ila hasil pemeriksaan kadar bilirubin dan uji lain telah diperoleh, tentukan kemungkinan
diagnosisnya
1erapi suportif
Ainum ASD atau pemberian ASD peras
Dnfus )airan dengan dosis rumatan
P0AA:1A"A: ( A2:D124D:( )
1erapi
;ilirubun pada kulit dapat menghilang dengan )epat dengan terapi sinar 5arna kulit tidak dapat
digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan kadar bilirubun serum selama bayi mendapat
terapi sinar dan selama +9 jam setelah dihentikan
214 214 214 214 214 214 214 214
Pulangkan bayi bila terapi sinar sudah tidak diperlukan, bayi minum dengan baik, bila sudah tidak
ditemukan masalah yang membutuhkan perawatan di rumah sakit
Ajari ibu untuk menilai ikterus dan beri nasihat pada ibu untuk kembali bila terjadi ikterus lagi
1umbuh kembang
Pas)a perawatan hiperbilirubunemia bayi perlu pemantauan tumbuh kembang dengan penilaian
periodi), bila diperlukan konsultasi ke subbagian neurology anak dan subbagian tumbuh
kembang
;ila terjadi gangguan penglihatan, konsultasi ke bagian penyakit mata
;ila terjadi gangguan pendengaran, konsultasi ke bagian 1.1
1abel * Perkiraan klinis derajat ikterus
"sia Dkterus terlihat pada !lasifikasi
.ari pertama
.ari ke - +
.ari ke - ' dan seterusnya
Setiap ikterus yang terlihat
/engan dan tungkai
1angan dan kaki
Dkterus berat
1abel + Penanganan ikterus berdasarkan kadar bilirubin serum
"sia 1erapi sinar 1ransfuse tukar
;ayi sehat 7a)tor resiko ;ayi sehat 7a)tor resiko
mg/dl mmo// mg/dl mmo// mg/dl mmo// mg/dl mmo//
.ari
*
Setiap ikterus yang
terlihat
*$ +?< *' +<<
.ari
+
.ari
'
.ari
9 dst
*$
*>
+<
+?<
'*<
'9<
*'
*?
*@
++<
+@<
+#<
*#
'<
'<
''<
$*<
$*<
*$
+<
+<
+?<
'9<
'9<
Dkterus terlihat pada bagian mana pun dari tubuh bayi pada hari pertama, menunjukkan yang
sangat serius /akukan terapi sinar sesegera mungkin, jangan menunda terapi sinar dengan
menunggu hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum
;ila ikterus terlihat pada lengan dan tungkai sampai ke tangan dan kaki pada hari ke + sinar
dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum
Dkterus tranfusi tukar lihat bagian DDD tentang prosedur transfuse tukar Sinar sesegera mungkin
8angan menunda terapi sinar sampai diperoleh hasil pemeriksaan kadar bilirubin
215 215 215 215 215 215 215 215
216 216 216 216 216 216 216 216
PEN<AKIT PERDARA.AN PADA
NEONATUS ( PPN )
( (aemorr(agi> %isease o0 t(e ne&$orn )
Penyakit perdarahan pada neonates ( PP:/haemorrhagi) disease of the newborn ) adalah
penyakit perdarahan akibat kekurangan 6itamin !, yang biasanya terjadi pada hari kedua dan
keempat setelah lahir Litamin ! untuk mengaktifkan protein koagulan Akti6itas biokimianya terletak
pada kemampuan membuat ikatan kalsium dengan suatu proses karboksilasi residu asam glutamate
spesifik :eonatus dalam keadaan normal memiliki kadar pre)ursor protein rendah saat lahir ;ayi-
bayi yang tidak diberi 6itamin ! akan mengalami pemanjangan prothombrin time ( P1 ) dan partial
thromboplastin time ( PP1 ) yang progesif selama seminggu pertama kehidupan
Dnsidens PP: di :egara berkembang berkisar antara 9-*@< per *<<<<< kelahiran !asusnya jarang
terdeteksi dan PP: klasik dapat sembuh sendiri Aeskipun kasus PP: termasuk jarang namun
merupakan masalah kesehatan masyarakat karena P: lanjut kebanyakan bersifat fatal ( *9 % ),
menyebabkan sekuele neurologis ( 9< % ) dan mengakibatkan kehilangan ,A/QS ( disability-
217 217 217 217 217 217 217 217
adjusted-life-years ) yang )ukup bermakna
/A:(!A. P42A21D7 / P40L0:1D7
Aengenali faktor risiko terjadinya PP: seperti -
& ;ayi perempuan + kali lebih sering dibanding bayi laki-laki
& Pada musim panas +,$ kali lebih banyak dibanding pada musim dingin
& ASD mempunyai kandungan 6itamin ! sangat rendah dibanding susu sapi dan susu formula,
pemberian ASD eksklusif menyebabkan bakteri 0)oli dalam usus rendah
& ;ayi-bayi yang berhenti minum per oral karena penyakit yang diderita
& Pemberian antibiotik spektrum luas
& ;ayi dengan fibrosis kistik, atresia biliaris dan penyakit lain dengan malabsorpsi
gastrointestinal
1indakan pen)egahan dilakukan pada semua bayi baru lahir berupa pemberian 6itamin !*
dengan )ara -
Dnjeksi * mg sekali pemberian,
2ral +mg sekali pemberian atau * mg ' kali pemberian ( saat lahir, umur '-*< hari dan umur 9-
? minggu )
LANGKA. DIAGNOSTIK
Anamnesis
4iwayat perdarahan pada tali pusat, tinja atau urine
4iwayat penjepitan tali pusat yang kurang baik dan kurang benar saat lahir
4iwayat bayi muntah dan ber)ampur darah atau )airan berwarna hijau
4iwayat perdarahan selama hamil atau dalam proses persalinan
4iwayat nafsu minum bayi menurun
4iwayat persalinan dengan tindakan, ketuban pe)ah dini, premature, asfiksia
Pemerisaan 0isi

Asal perdarahan (misal - pangkal tali pusat, lokasi sirkumsisi, lokasi pungsi 6ena)
;ayi tampak letargis atau tidak
Pu)at
Dkterus
:yeri tekan abdomen ( bayi menangis keras ketika abdomen ditekan dengan lembut )
Pemerisaan *en!n"ang

Aanifestasi perdarahan
Angka trombosit normal
P1 dan P11 memanjang
7ibrinogen, produk degradasi fibrin ( 7,P/, I dimer ), dan waktu thrombin normal
Diagnosis $an%ing
218 218 218 218 218 218 218 218

!oagulopati
0nterokolitis nekrotikans
!elainan bedah
1ertelan darah ibu
TERAPI

Um!m

.entikan perdarahan
:aikan ke)epatan infus )airan 4/ atau :a3l fisiologis DL dengan +< ml/kg selama satu jam
pertama
;erikan 6itamin !* * mg DA sekali pada saat masuk tanpa memandang apakah bayi telah
diberi pada saat lahir
;ila ada tanda syok ( pu)at, teraba dingin, denyut jantung lebih dari *>< kali/menit, kesadaran
menurun ) berikan transfuse darah segera menggunakan darah golngan 2, 4hesus negati6e
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit serta golongan darah dan
reaksi silang belum dikerjakan ;ila hemoglobin kurang dari *+ g/dl ( hematokrit kurang dari
'?% ), berikan transfusi darah
Periksa tanda 6ital, bila bayi sudah stabil, selanjutnya berikan )airan sesuai kebutuhan harian
;ila syok belum teratasi -
o ;erikan oksigen
o ;erikan infuse 4inger laktat atau :a3l <,# % dengan tetesan )epat (*< ml/kg) dalam
*< menit, bila tidak ada perbaikan dapat diulang sekali lagi
K(!s!s
;ila perdarahan tidak berhenti dalam tiga jam, tangani sebagai kasus sepsis
Ambil sampel darah dan periksa hemoglobin / hematokrit tiap hari ;ila hemoglobin kurang dari
*+ g/dl ( hemotokrit kurang dari '?% ) berikan transfuse darah
/akukan manajemen lanjut
S!*orti0
2ksigenasi
Pemberian )airan dan nutrisi sesuai petunjuk
8aga suhu tubuh dalam batas normal
Pertahankan kadar gula darah dalam batas normal
PEMANTAUAN ( MONITORING )
Tera*i
219 219 219 219 219 219 219 219
Pastikan membawa 6olume )airan total pada hari pertama ( oral maupun DL ) sama dengan
kebutuhan rumatan harian ditambah *<% (unakan kebutuhan rumatan untuk hari-hari
berikutnya
Periksa hemoglobin tiap hari sampai hemoglobin stabil selama tiga hari dan kadarnya
menunjukkan bayi tidak memerlukan transfuse
Periksa denyut jantung dan frekuensi napas tiap tiga jam sampai keadaan bayi stabil
;ila denyut jantung dan frekuensi napas stabil, bayi dapat minum dengan baik bayi tidak
membutuhkan transfuse dalam 9> jam terakhir, dan tidak ada masalah lain yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit, pulangkan bayi
Periksa hemoglobin sekali lagi setelah satu bulan ;ila hemoglobin C > g/dl (hematokrit C +9
%), berikan transfuse darah
T!m$!( em$ang
/akukan tindak lanjut setiap minggu selama dua minggu setelah pasien pulang, untuk
mengamati pemberian minum dan pertumbuhannya
1abel * !adar hemoglobin / hematokrit menurut umur, berat lahir dan umur kehamilan
!adar "mur
kehamila
n
( Ainggu )
3ukup
bulan "mur bayi
+> '9 .r * .r ' .r @ .r *9
.emoglobi
n
(g/dl) *$,$ *$,< *?,> *>,9 *@,> *@,< *?,>
.ematokrit (%) 9$ 9@ $' $ $$ $9 $+
1abel + !adar hemoglobin menurut umur dan berat
;erat lahir "mur
Ainggu kelahiran /ahir * + ' 9 ? > *<
C *$<< g +> I '+ minggu
*$<< I +<<< g '+ I '? minggu
+<<< I +$<< g '? I 9< minggu
+$<< g )ukup bulan
*@,$
*#,<
*#,<
*#,<
*$,$
*?,$
*?,$
*@,<
*',$
*9,$
*$,<
*$,$
**,$
*',
<
*9,
<
*9,
<
*<,<
*+,<
*+,$
*+,$
>,$
#,$
*<,$
**,<
>,+
#,$
*<,$
**,$
#,<
#,$
**
*+,<
1able ' kadar hematokrit menurut umur dan berat badan
;erat lahir "mur
Ainggu kelahiran /ahir * + ' 9 ? > *<
C *$<< g +> I '+ minggu
*$<< I +<<< g '+ I '? minggu
+<<< I +$<< g '? I 9< minggu
+$<< g )ukup bulan
$9
$#
$#
$#
9>
$*
$*
$*
9+
99
9$
9?
'$
'#
9'
9'
'<
'?
'@
'@
+$
+>
'*
''
+$
+>
'*
'9
+>
+#
''
'?
220 220 220 220 220 220 220 220
1abel 9 8umlah )airan yang dibutuhkan bayi ( m//kg )
;erat
(g)
"mur / hari
* + ' 9 $B
& *$<< g
C *$<< g
?<
><
><
*<<
*<<
*+<
*+<
*9<
*$<
*$<
221 221 221 221 221 221 221 221
-A<I -ERAT LA.IR RENDA.
PENGERTIAN
;
ayi berat lahir rendah ( ;;/4 ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari +$<< g tanpa memandang
masa getasi ;erat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam * jam setelah lahir
Sampai saat ini ;;/4 masih merupakan masalah di seluruh dunia, karena merupakan penyebab
kesakitan dan kematian pada masa neonatal
Pre6alensi ;;/4 masih )ukup tinggi terutama di :egara-negara dengan sosio-ekonomi rendah
Se)ara statistik menunjukkan #<% kejadian ;;/4 didapatkan di :egara berkembang dan angka
kematiannya '$ kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir & +$<< gram Angka kejadian
di Dndonesia sangat ber6ariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara # I '< %
Penyebab terbanyak terjadinya ;;/4 adalah kelahiran prematur 7aktor ibu yang lain adalah umur,
paritas dll 7a)tor plasenta seperti penyakit 6as)ular, kehamilan ganda, dll serta faktor janin juga
merupakan penyebab terjadinya ;;/4
LANGKA. PROMOTIF # PRE6ENTIF
Aen)egah persalinan prematur
Pemberian tokolitik (salbutamol, terbutalin) pada persalinan kurang bulan
Pemberian kortikosteroid pada ibu jika diperkirakan akan terjadi kelahiran kurang bulan, untuk
memper)epat pematangan parujanin ( betametason *+ mg/kg bb dibagi dalam dosis DA
selama +-' hari )
LANGKA. DIAGNOSTIK
Anamnesis

"mur ibu
4iwayat hari pertama haid terakhir
4iwayat persalinan sebelumnya
Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
!enaikan berat badan selama hamil
Akti6itas
Penyakit yang diderita selama hamil
2bat-obatan yang diminum selama hamil
Pemerisaan Fisi

;erat badan C +$<< gram
1anda prematuritas ( bila bayi kurang bulan )
222 222 222 222 222 222 222 222
1anda bunyi )ukup bulan atau lebih bulan (bila bayi ke)il untuk masa kehamilan)
Pemerisaan Pen!n"ang

Pemeriksaan skor ;allard
1es ko)ok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
,arah urin, glukosa darah, kalau perludan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan
analisis gas darah
7oto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan yang
kurang dimulai ada umur > jam atau jika didapat / diperkirakan akan terjadi sindrom gangguan
napas
"S( kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan C '$ minggu, dimulai pada umur +
hari dan dilanjutkan sesuai hasil yang didapat
MANA/EMEN

Me%iomentosa

Pemberian Litamin !*
Dnjeksi * mg DA sekali pemberian atau
Per oral + mg sekali pemberian atau * mg ' kali pemberian ( saat lahir, umur ' I *< hari dan
umur 9 I ? minggu )
Aempertahankan suhu tubuh normal
(unakan salah satu )ara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti
kontak kulit ke kulit, kangaroo mother )are, peman)ar panas, in)ubator atau ruangan hangat
yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk
8angan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
"kur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel ( lihat lampiran )
Pemberian minum
ASD merupakan pilihan utama
Apabila bayi mendapat ASD, pastikan bayi menerima jumlah yang )ukup dengan )ara apapun,
perhatikan )ara pemberian ASD dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari
sekali
Apabila bayi sudah sudah tidak mendapatkan )airan DL dan beratnya naik +< kg/hari selama '
hari berturut-turut, timbang bayi + kali seminggu
;erat lahir *@$< I +$<< gram
;ayi sehat

223 223 223 223 223 223 223 223
;iarkan bayi menyusui ibu semau bayi Dngat bahwa bayi ke)il lebih mudah merasa letih dan
malas minum, anjurkan bayi menyusui lebih sering ( misal setiap + jam ) bila perlu
Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efekti6itas menyusui
Apabila bayi kurang dapat mengisap, tambahkan ASD peras dengan menggunakan salah satu
alternatif )ara pemberian minum
;ayi sakit

Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan )airan DL, berikan minum seperti
pada bayi sehat
Apabila bayi memerlukan )airan intra6ena -
& ;erikan )airan intra6ena hanya selama +9 jam pertama -
& Aulai berikan minum per oral pada hari ke + atau segera setelah bayi stabil Anjurkan
pemberian ASD apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusui
( misalnya gangguan napas, kejang ), berikan ASD peras melalui pipa lambung -
o ;erikan )airan intra6ena dan ASD menurut umur, lihat tabel
o ;erikan minum > kali dalam +9 jam ( misal ' jam sekali ) Apabila bayi telah
mendapat minum *?< ml/kg berat badan per hari tetapi masih tampak lapar
berikan tambahan ASD setiap kali minum, biarkan bayi menyusu apabila
keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan
dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak
;erat lahir *$<< I *@9# gram
;ayi sehat
;erikan ASD peras dengan )angkir / sendok sesuai dengan tabel
& Apabila jumlah yang dibutuhkan tidak dapat diberikan mengggunakan )angkir/sendok atau ada
resiko terjadi aspirasi ke dalam paru ( batuk atau tersedak ), berikan minum dengan pipa
lambung
& /anjutkan dengan pemberian menggunakan )angkir / sendk apabila bayi dapat menelan tanpa
batuk atau tersedak ( ini dapat berlangsung setelah lebih dari seminggu )
;eri minum > kali dalam +9 jam ( misal setiap ' jam ) Apabila bayi telah mendapat minum *?<
m//kg berat badan per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASD setiap kali minum
Apabila bayi telah dapat minum baik menggunakan )angkir / sendok, )oba untuk menyusu
langsung
;ayi sakit

;eri )airan intra6ena hanya selama +9 jam pertama
;eri ASD peras dengan pipa lambung mulai hari kedua dan kurangi jumlah )airan intra6ena
se)ara perlahan
;eri minuman > kali dalam +9 jam ( missal setiap ' jam ) Apabila bayi telah mendapat minum
*?< ml/kg berat badan per hari tetapi masih tampak lapar, berikan tambahan ASD setiap kali
minum
/anjutkan pemberian minum menggunakan )angkir/sendok
224 224 224 224 224 224 224 224
Apabila bayi telah dapat minum dengan baik menggunakan )angkir/sendok, )oba untuk
menyusu langsung
;erat lahir C *+$< gram ( tidak tergantung kondisi )
;eri )airan intra6ena hanya selama 9> jam pertama
;eri ASD perah melalui pipa lambung mulai pada hari ketiga dan kurangi jumlah )airan
intra6ena perlahan
;erikan minum *+ kali dalam +9 jam ( setiap + jam ) Apabila bayi telah mendapat minum *?<
ml/kg berat badan perhari tetapi masih kelihatan lapar, berikan tambahan ASD setiap kali
minum
/anjutkan dengan pemberian minum menggunakan )angkir/sendok
Apabila bayi telah dapat minum baik menggunakan )angkir/sendok, )oba untuk menyusu
langsung
Suportif
8aga dan pantau kehangatan
8aga dan pantau patensi jalan nafas
Pantau ke)ukupan nutrisi, )airan dan elektrolit
;ila terjadi penyulit segera kelola sesuai dengan penyulit yang timbul ( misalnya hipotermia,
kejang, gangguan napas, hiperbilirubinemia, dll )
;erikan dukungan untuk tetap bersama bayi ;ila ini tidak memungkinkan, biarkan ia
berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui
Djinkan dan anjurkan kunjungan oleh keluarga atau teman dekat apabila dimungkinkan
/ain-lain atau rujukan

;ila perlu lalukan pemeriksaan "S( kepala atau fisioterapi
Pada umur ? minggu konsultasi ke dokter spesialis mata untuk kemungkinan adanya
retinopathy of prematurity ( 42P )
1.1 skrining pendengaran dilakukan sebelum bayi pulang Pemeriksaan ulang dilakukan pada
semua ;;/4 pada umur *+ dan +9 bulan
;ila perlu siapkan transportasi dan atau rujukan
1erapi

;ila diperkukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
Preparat besi sebagai suplementasi mulai diberikan pada usia + minggu
1umbuh kembang
Pantai berat bayi se)ara periodi)
;ayi akan kehilangan berat selama @ I *< hari pertama ( sampai *<% untuk bayi dengan berat
lahir & *$<< g dan *$ % untuk bayi dengan berat lahir C *$<< g ) ;erat lahir biasanya ter)apai
kembali dalam *9 hari ke)uali apabila terjadi komplikasi
;ila bayi sudah mendapat ASD se)ara penuh ( pada semua kategori berat lahir ) dan telah
berusia lebih dari @ hari -
225 225 225 225 225 225 225 225
& 1ingkatkan jumlah ASD dengan +< ml/kg/hari sampai ter)apai jumlah *><
ml/kg/hari
& 1ingkatkan jumlah ASD sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASD tetap *>< ml/kg/hari
& Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASD sampai
+<< ml/kg/hari
& "kur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu

Pemanta!an sete+a( *!+ang

Aasalah jangka panjang yang mungkin timbul
(angguan perkembangan
(angguan pertumbuhan
4etinopati karena prematuritas
(angguan pendengaran
Penyakit paru kronik
!enaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
!enaikan frekuensi kelainan bawaan
"ntuk itu perlu dilakukan pemantauan sebagai berikut -
Sesudah pulang hari ke +, *<, +<, '< dilanjutkan setiap bulan
.itung umur koreksi
Pertumbuhan - berat badan, panjang badan dan lingkar kepala (lihat grafik pertumbuhan)
1es perkembangan, ,en6er de6elopment s)reening test ( ,,S1 )
Awasi adanya kelainan bawaan
1abel * Pengukuran suhu tubuh
!eadaan bayi ;ayi sakit ;ayi ke)il ;ayi sangat
ke)il
;ayi keadan
membaik
7rekuensi
pengukuran
1iap jam 1iap *+ jam 1iap ? jam Sekali sehari
1abel + 3ara menghangatkan bayi
3ara Petunjuk Penggunaan
!ontak kulit & Semua bayi
& "ntuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat, atau
menghangatkan bayi hipotermi ( '+-'?,9
<
3 ) apabila
)ara lain tidak mungkin dilakukan
!A3 & "ntuk menstabilkan bayi dengan berat badan C +$<<
226 226 226 226 226 226 226 226
g, terutama direkomendasikan untuk perawatan
berkelanjutan bayi dengan berat badan C *><<g
& 1idak untuk bayi yang sakit berat ( sepsis, gangguan
napas berat )
& 1idak untuk ibu yang menderita penyakit berat yang
tidak dapat merawat bayinya
Peman)ar panas & "ntuk bayi sakit atau ibu bayi dengan berat *$<< g
atau lebih
& "ntuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan
tindakan , atau menghangatkan kembali bayi hipotermi
Dn)ubator & Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat C *$<<
g yang tidak dapat dilakukan !A3
& "ntuk bayi sakit berat ( sepsis, gangguan napas berat )
4uangan hangat & "ntuk merawat bayi dengan berat C +$<< g yang tidak
memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur
pengobatan
& 1idak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas
berat)
1abel ' Suhu inkubator yang direkomendasi menurut berat dan umur bayi
;erat bayi Suhu inkubator (
o
3 ) menurut umur
'$ '9 '' '+
C *$<< g
*$<< I
+<<< g
+*<< I
+$<< g
& +$<< g
* I *< hari ** hari I ' minggu
* I *< hari
* I + hari
' I $ minggu
** hari I 9 minggu
' hari I ' minggu
* I + hari
& $ minggu
& 9 minggu
& ' minggu
& + hari
[ ;ila jenis inkubator berdinding tunggal, naikkan suhu in)ubator *
<
3 setiap perbedaan suhu @
<
3
antara suhu ruang dan in)ubator
1abel 9 8umlah )airan yang dibutuhkan bayi ( ml/kg )
;erat "mur ( hari )
* + ' 9 $ B
& *$<< g
C *$<< g
?<
><
><
*<<
*<<
*+<
*+<
*9<
*$<
*$<
1abel $ 8umlah )airan intra6ena ( DL ) dan ASD untuk bayi sakit berat *@$< I +$<< g
Pemberian "mur ( hari )
* + ' 9 $ ? @
!e)epatan )airan DL (ml/jam atau tetes
mikro/menit)
8umlah ASD setiap ' jam (ml/kali)
$
<
9
?
?
*9
+
++
<
'<
<
'$
<
'>
1abel ? 8umlah ASD untuk bayi sehat berat *$<< I*@9# g
227 227 227 227 227 227 227 227
Pemberian "mur ( hari )
* + ' 9 $ ? @
8umlah minum setiap ' jam ( ml/kali ) *+ *> ++ +? '< '' '$
1abel @ 8umlah )airan intra6ena (i6) dan ASD untuk bayi sakit berat *$<< I *@9# g
Pemberian "mur ( hari )
* + ' 9 $ ? @
!e)epatan )airan DL (ml/jam atau tetes
mikro/menit)
8umlah ASD setiap ' jam ( ml/kali )
9
<
9
?
'
*'
+
+<
+
+9
<
''
<
'$
1abel > 8umlah ASD untuk bayi sehat berat *+$< I*9#< g
Pemberian "mur ( hari )
* + ' 9 $ ? @
8umlah minum setiap ' jam ( ml/kali ) *< *$ *> ++ +? +> '<
1abel # 8umlah )airan intra6ena (i6) dan ASD untuk bayi sakit berat *+$< I *9#< g
Pemberian "mur ( hari )
* + ' 9 $ ? @
!e)epatan )airan DL (ml/jam atau tetes
mikro/menit)
8umlah ASD setiap ' jam ( ml/kali )
'
<
'
?
'
#
+
*?
+
+<
<
+>
<
'<
1abel *< 8umlah )airan intra6ena (i6) dan ASD untuk semua bayi sakit berat C*+$< g
Pemberian "mur ( hari )
* + ' 9 $ ? @
!e)epatan )airan DL (ml/jam atau tetes
mikro/menit)
8umlah ASD setiap ' jam ( ml/kali )
9
<
9
<
'
'
'
$
+
>
+
**
<
*$
228 228 228 228 228 228 228 228
-A<I LA.IR DARI I-U -ERMASALA.
;ayi lahir dari ibu penderita diabetes mellitus ( ,A ), infeksi hepatitis ;, tuber)ulosis, malaria
atau sifilis kemungkinan besar akan mengalami masalah beberapa waktu setelah lahir, meskipun
nampak normal pada waktu lahir ;ayi yang dilahirkan dari ibu penderita ,A beresiko mengalami
masalah pada saat lahir berupa gangguan maturitas paru, berat lahir besar untuk masa kehamilah
( ;A! ) atau makrosomia, atau bila disertai dengan penyakit 6as)ular akan mengalami berat lahir
ke)il untuk masa kehamilan ( !A! ) Aasalah yang timbul beberapa saat setelah lahir dapat berupa
hipoglikemia dengan tanda alergi, tak mau minum, apnea atau kejang dalam ? I *+ jam setelah lahir
!ejang yang timbul setelah umur *+ jam kemungkinan diakibatkan hipokalsemia atau
hipomagnesemia ,isetres respirasi akibat imaturitas paru dapat juga ditemui Aasalah yang paling
sulit terjadi ada bayi yang lahir dari ibu dengan gangguan ginjal, jantung atau mata
;ayi yang lahir dari ibu penderita hepatitis ; biasanya asimtomatis, jarang yang disertai gejala
sakit 1ransmisi 6irus hepatitis ; ( .; ) dari ibu penderita gejala sakit 1ransmisi 6irus hepatitis ; ( .;)
dari ibu penderita terjadi pada saat bayi lahir karena paparan darah ibu ;ila ibu terbukti menderita
hepatitis akut pada kehamilan trisemester pertama dan kedua, resiko penularan pada bayinya ke)il
karena antigen dalam darah sudah negati6e pada kehamilan )ukup bulan dan anti .;s sudah mun)ul
;ila ibu terin6eksi 6irus .; pada kehamilan trisemester akhir, kemungkinan bayi akan tertular adalah
$<-@<%
!ejadian tuberkolusis (1;) )ongenital jarang Dbu hamil dengan infeksi 1; pada paru saja tidak
akan menularkannya ke janin sampai bayi lahir Aekanisme infeksi intrauterine dapat melalui
beberapa )ara yaitu plasenta yang terinfeksi intrauterine dapat melalui beberapa )ara yaitu plasenta
yang terinfeksi basil tuber)ulosis, 1; plasenta yang menyebar ke janin melalui 6ena umbilikalis,
aspirasi lender yang telah terinfeksi pada saat lahir, atau paparan yang terjadi pada periode pas)a
natal
,i daerah endemik malaria, infeksi Plasmodium falsiparum selama kehamilan meningkatkan
kejadian anemia ibu hamil, abortus, lahir mati, kelahiran premature, gangguan pertumbuhan
intrauterine dan bayi lahir berat rendah ( ;;4 ) Dnsidens infeksi sifilis semakin meningkat dari tahun
ke tahun, namun diperkirakan hanya sepertiganya yang ter)atat Aeskipun transmisi infeksi sifilis ke
janin diperkirakan terjadi pada dua trimester akhir, namun kuman spirokhaeta dapat menembus
plasenta kapan saja selama kehamilan
LANGKA. PROMOTIF # PRE6ENTIF

Dia$etes Me+it!s
Pen)egahan kompliksi yang berat pada janin maupun bayi pada masa neonatal dilakukan dengan
penanganan pada ibu selama hamil berupa -
0dukasi ibu untuk melakukan kontrol rutin dibawah pengawasan ketat seorang dokter
Aengontrol kadar gula dengan terapi diet bila tidak berhasil dengan insulin
Aemperhatikan kontraindikasi pemberian obat antidiabetik oral
Pemeriksaan pada trismeter Pertama, !edua dan !etiga
229 229 229 229 229 229 229 229
In0esi .e*atitis -
1indakan pen)egahan terhadap kejadian infeksi .; neonatal adalah dengan memberikan
imunoprofilaksis
In0esi T!$er!+osis

1indakan pen)egahan yang paling efisien terhadap kejadian 1; neonatal adalah menemukan dan
mengobati kasus 1; pada ibu hamil sedini mungkin ,idaerah dengan pre6alensi 1; )ukup tinggi,
sebaiknya dilakukan uji tuber)ulin pada semua ibu hamil yang di)urigai kontal dengan penderita 1;,
ibu hamil dengan .DL positif, diabetes atau gastrektomi, atau ibu yang bekerja dilingkungan dengan
kemungkinan penularan )ukup tinggi ( seperti rumah sakit, penjara, rumah yatim piatu, dll )
In0esi Ma+aria
Salah satu tindakan yang dikembangkan dan paling efektif untuk men)egah komplikasi terhadap janin
akibat infeksi malaria selama hamil adalah -
& Aenemukan kasus dan memberikan pengobatan intermiten sulfadoksin-pirimetamin minimal + kali
selama hamil
In0esi Si0i+is

/akukan pemeriksaan serologis pada ibu hamil yang mempunyai faktor resiko tinggi ( pelaku seks
komersial, sering berganti pasangan, pe)andu obat-obatan, riwayat menderita infeksi sebelumnya,
riwayat infeksi .DL )
;erikan pengobatan se)ara adekuat terhadap ibu hamil yang terinfeksi sifilis atau di)urigai
terinfeksi untuk men)egah terjadinya sifilis kongiental
LANGKA. DIAGNOSTIK
I$! men%erita %ia$eter me++it!s
Pemeriksaan laboratorium yang harus dimonitor se)ara ketat adalah -
!adar glukose serum harus diperiksa menggunakan ,eGtrosit
(4)
segera setalah lahir dan
selanjutnya sesuai prosedur pemeriksaan kadar glukosa darah ;ila kadarnya C 9<mg/dl, harus
dilakukan pemeriksaan ulang kadar glu)ose serum
!adar kalsium serum diperiksa pada umur ?, +9 dan 9> jam ;ila kadar rendah, kadar magnesium
darah juga harus diperiksa karena kemungkinan kadarnya juga menurun
.emoglobin / hematokrit diperiksa pada umur 9 dan 9> jam
!adar bilirubin serum diperiksa bila ada indikasi(se)ara klinis menunjukkan tanda ikterus)
230 230 230 230 230 230 230 230
Pemeriksaan laboratorium lain seperti analisis gas darah, hitung jenis leukosit, dan kultur diperiksa
sesuai indikasi
Pemeriksaan lain seperti radiologi, elektrokardiografi dan ekhokardiografi dilakukan sesuai indikasi
klinis

I$! men%erita (e*atitis -
Periksa .;sAg dan DgA anti-.;) !adar antigen akan terdeteksi dalam darah bayi pada umur
? bulan, dengan kadar pun)ak pada umur sekitar '-9 bulan 8angan ambil darah umbilikal
karena (*) terkontaminasi dengan darah ibu yang mengandung antigen atau sekresi 6agina,
(+) adanya kemungkinan antigen non infeksius dari darah ibu
I$! men%erita t!$er>!+osis (T-)
!ebanyakan kasusnya bersifat asimtomatik atau dengan gejala minimal
Pada setiap bayi yang di)urigai menderita 1; )ongenital atau terinfeksi tuber)ulosis perinatal,
dianjurkan dilakukan uji tuber)ulin PP, meskipun hasilnya bisa negati6e ke)uali kalau
infeksinya sudah berlangsung selama 9-? bulan
;ila bayi terbukti menderita 1; )ongenital, lakukan penanganan sebagai 1; )ongenital (lihat
penanganan 1; )ongenital)
I$! *en%erita ma+aria
Periksa hapusan darah terutama untuk menemukan plasmodium falciparum pada setiap bayi
yang dilahirkan ibu yang menderita malaria
3ari tanda-tanda malaria )ongenital (misal ikterus, hepato-splenomegali, anemia, demam,
masalah minum, muntah)E Aeskipun kenyataannya sulit dibedakan dengan gejala malaria
I$! *en%erita si0i+is
/akukan pemeriksaan klinis dan uji serologis (segera setelah lahir) pada bayi yang dilahirkan ibu
dengan hasil seropositif yang -
1idak diobati atau tidak punya )atatan pengobatan yang baik
,iobati pada kehamilan trimester akhir
,iobati dengan obat selain pinisilin
1idak terjadi penurunan titer treponema setelah pengobatan
,iobati tetapi belum sembuh
.asil tes serologis bisa non reaktif bila bayi terinfeksi pada bulan-bulan terakhir kehamilan
MANA/EMEN
I$! %engan %ia$etes me++it!s
;ayi lahir dari ibu penderita diabetes mellitus, beresiko untuk mengalami hipoglikemia pada ' hari
231 231 231 231 231 231 231 231
pertama setelah lahir, walaupun bayi sudah dapat minum dengan baik
Anjurkan ibu untuk menyusui se)ara dini dan lebih sering, paling tidak > kali sehari, siang dan
malam
;ila bayi berumur kurang dari ' hari, amati sampai umur ' hari -
Periksa kadar glu)ose pada -
& Saat bayi dating atau pada umur ' jam
& 1iga jam setelah pemeriksaan pertama, kemudian tiap ? jam selama +9 jam atau sampai kadar
glukosa dalam batas normal dalam + kali pemeriksaan berturut-turut
;ila kadar glukosa C 9$ mg/dl atau bayi menunjukkan tanda hipoglekami ( tremor atau letargi ),
tangani untuk hipoglikemia ( lihat SPA hipoglikemia )
;ila dalam pengamatan tidak ada tanda hipoglikemia atau masalah lain dan bayi dapat minum
dengan baik, pulangkang bayi pada hari ke '
;ila bayi berumur ' hari atau lebih dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, bayi tidak perlu
pengamatan ;ila bayi dapat minum dengan baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan
perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkang
I$! %engan in0esi (e*atitis -
Dbu yang menderita hepatitis akut selama hamil atau .;sAg positif dapat menularkan hepatitis ; pada
bayinya -
;erikan dosis awal 6aksin hepatitis ; ( L.; ) <,$ ml DA segera setelah lahir dilanjutkan dosis ke-+
dan ke-' sesuai dengan jadwal imunisasi hepatitis
;ila tersedia, berikan imunoglobin hepatitis ; ( .;D( ) +<< D" ( <,$ ml ) DA disuntikan ada paha
sisi yang lainnya dalam waktu +9 jam setelah lahir atau paling lambat 9> jam setelah lahir
Qakinkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
I$! %engan in0esi t!$er>!+osis
;ila ibu menderita tuber)ulosis paru aktif dan mendapat pengobatan kurang dari + bulan sebelum
melahirkan, atau didiagnosis menderita 1; setelah melahirkan -
& 8angan diberikan 6aksin ;3( segera setelah lahir E
& ;eri profilaksis isoniaFid ( D:. ) $ mg/kg sekali sehari peroral E
& Pada umur > minggu lakukan e6aluasi kembali )atat berat badan dan lakukan tes AantouG
dan pemeriksaan radiologi bila memungkinkan -
;ila ditemukan ke)urigaan 1; Aktif, mulai berikan pengobatan anti-1; lengkap ( sesuaikan
dengan program pengobatan 1; pada bayi dan anak )
;ila keadaan bayi baik dan hasil tes negati6e, lanjutkan terapi pen)egahan dengan D:.
selama ? bulan
1unda pemberian 6aksin ;3( sampai + minggu setelah pengobatan selesai ;ila 6aksin ;3(
sudah terlanjur diberikan, ulang pemberiannya + minggu setelah pengobatan D:. selesai
Qakinkan ibu bahwa ASD tetap boleh diberikan
/akukanlah tindak lanjut terhadap bayinya tiap + minggu untuk menilai kenaikan berat bayi
232 232 232 232 232 232 232 232
I$! %engan in0esi ma+aria

;ayi yang lahir dari ibu dengan malaria dapat mengalami kelahiran premature, berat lahir rendah,
ke)il untuk masa kehamilan, demam, masalah minum, iritabilitas, hepatisplenomegalia, ikterus,
anemia
Anjurkan ibu tetap menyusui bayinya
Periksa hapusan darah terutama untuk plasmodium fal)iarum, bila -
& .asil negati6e, tidak perlu pengobatan
& .asil positif, obati dengan anti malaria
Dbu hamil yang menderita malaria, bayinya beresiko menderita malaria kongiental
Periksa adanya tanda-tanda malaria kongenital ( misal demam, masalah minum, iritabilitas,
hepatisplenomegalia, ikterus, anemia ) gejala malaria )ongenital sangat sulit dibedakan dengan
gejala malaria yang didapat
(ejala dapat timbul *9 jam sampai > minggu setelah lahir
;erikan klorokuin basa *< mg/kg per oral, dilanjutkan $ mg/kg ? jam kemudian, selanjutnya $
mg/kg *+ jam dan +9 jam setelah pemnberian pertama
8angan memberi kina pada bayi dibawah umur 9 bulan, mengingat efek samping menimbulkan
hipotensi
Dbu dengan infeksi Sifilis

;ila hasil uji serologis pada ibu positif dan sudah diobati dengan penisilin +,9 juta unit dimulai
sejak '< hari sebelum melahirkan, bayi tidak perlu diobati
;ila ibu tidak diobati atau diobati se)ara tidak adekuat atau tidak diketahui status pengobatannya,
maka -
& ;eri bayi benFatine benFilpenisilin DA dosis tunggal
& ;eri ibu dan ayahnya benFathine peni)illin +,9 juta unit DA dibagi dalam dua suntikan pada
tempat berbeda
& 4ujuk ibu dan ayahnya ke rumah sakit yang melayani penyakit menular seksual untuk tindak
lanjut
PEMANTAUAN ( MONITORING )
Dia$etes Me++it!s
;ila bayi berumur ' tahun atau lebih dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit bayi tidak perlu
pengamatan ;ila bayi dapat minum baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di
rumah sakit, bayi dapat dipulangkan
.e*atitis -
233 233 233 233 233 233 233 233
Pada bayi yang dilahirkan dari ibu penderita hepatitis ; dan tidak mendapatkan penanganan yang
adekuat perlu dilakukan pemeriksaan -
.bsAgpada * I + bulan setelah lahir, bila positif perlu penanganan lebih lanjut, rujuk ke subbagian
hepatologi
Anti .;s untuk mendapat kekebalan dan aman dari infeksi
T!$er>!+osis

;ila ibu baru terdiagnosis setelah melahirkan atau belum diobati
Semua anggota keluarga harus diperiksa lebih lanjut untuk kemungkinan terinfeksi
;ayi diperiksa foto dada dan tes PP, pada umur 9-? minggu
"lang tes PP, pada umur 9 bulan dan ? bulan
;ila hasil tes negati6e pada umur 9 bulan dan tidak ada infeksi aktif di seluruh anggota keluarga,
pemberian D:. dapat dihentikan, pemberian ASD dapat dilanjutkan, dan bayi tidak perlu dipisahkan
dari ibu
;ila ibu tidak mengalami infeksi aktif, sedang dalam pengobatan, hasil pemeriksaan sputum negati6e
dan hasil foto dada stabil -
7oto ulang ibu pada ' dan ? bulan setelah melahirkan dan yakinkan ibu tetap minm obat
Periksa anggota keluarga lain
;ayi diperiksa tes tuber)ulin PP, pada umur 9 bulan, bila hasilnya negati6e, sputum ibu negati6e
dan anggota keluarga lain tidak terinfeksi, hentikan pemberian D:.
"lang pemeriksaan tes tuber)ulin PP, pada umur ?, # dan *+ bulan
;ila ibu mendapat pengobatan se)ara adekuat
Periksa foto dada ulang ibu pada ' dan ? bulan setelah melahirkan karena ada kemungkinan
terjadi eksaserbasi
/akukan pemeriksaan ulang tes tuber)ulin PP, setiap ' bulan selama * tahun, setelah itu
e6aluasi tiap tahun
D:. tidak perlu diberikan pada bayi
Periksa anggota keluarga lain
Ma+aria

/akukan tindak lanjut tiap + minggu dalam > minggu untuk memeriksa pertumbuhan bayi dan
memerika tanda-tanda malaria )ongenital, missal - ikterus, hepatosplenomegali, anemia, demam,
masalah minum, muntah
Si0i+is

/akukan tindak lanjut dalam 9 minggu untuk memeriksa pertumbuhan bayi dan tanda-tanda sifilis
)ongenital pada bayi
3ari tanda-tanda sifilis kongiental pada bayi ( edema, ruam kulit, lepuh ditelapak tangan/kaki,
kondiloma dianus, rhinitis, hidrops fetalis/hepatosplenomegali )
234 234 234 234 234 234 234 234
;ila ada tanda-tanda diatas, berikan terapi untuk sifilis )ongenital
/aporkan kasusnya ke dinas kesehatan setempat
.IPOGLIKEMIA
.ipoglikemia adalah kondisi bayi dengan kadar glu)ose darah kurang dari 9$ mg/dl (+,? mmol/D) yang
dapat member gejala (simtomatis) atau tidak memberi gejala (asimtomatis) ;iasanya terjadi pada
bayi besar (makrosomia) teruama bayi dari ibu ,A !egawatan terjadi pada hipoglikemia bila berlanjut
dapat menyebabkan komplikasi berupa kejang dan hipoksia, terutama hipoksia otak
LANGKA. PROMOTIF # PRE6ENTIF
Aonitor penyakit ,A pada ibu dan )ontrol kadar gula ibu hamil penderita ,A
/akukan tata laksana resusitasi yang baik dan benar
Pantau gambaran klinis bayi baru lahir dengan ibu ,A
Periksa kadar gula pada bayi dengan ibu ,A
LANGKA. DIAGNOSTIK
Anamnesis '

Dbu menderita ,A sebelum dan selama kehamilan terutama ,A yang tidak terkontrol
;ayi mengalami kesulitan persalinan karena bayi besar
;ayi baru lahir dengan gejala lemas atau letargi, kadang-kadang sampai kejang
Pemerisaan 0isi
;ayi baru lahir dengan berat lahir 9<<< gram atau lebih
;eberapa saat sesudah lahir bayi dapat memberi gejala not doing well, lemas atau letargi, kejang
atau gangguan nafas ( apnea, sesak napas )
Pemerisaan *en!n"ang

Pemeriksaan kadar glukosa darah pada bayi resiko tinggi
Pemeriksaan urin rutin, khususnya reduksi urin pada waktu yang sama
;ila tersedia fasilitas, diperiksa kadar elektrolit darah
Me%iamentosa
;ila terjadi kejang, hentikan kejang dengan fenobarbital *<-+< mg/kg DL
;ila terjadi gangguan napas berupa apnea, lakukan resusitasi, bila terjadi sesak napas beri
oksigen nasal
235 235 235 235 235 235 235 235
;ila glu)ose darah kurang dan +$ mg/dl (*,* mmol//) atau terdapat tanda hipoglikemia -
& Pasang jalur intra6ena jika belum terpasang, jika jalur intra6ena tidak dapat dipasang dengan
)epat, berikan larutan glu)ose melalui pipa lambung dengan dosis yang sama
& ;erikan glu)ose *<% + ml/kg se)ara intra6ena bolus pelan dalam lima menit
& Dnfus glu)ose *<% sesuai kebutuhan rumatan
& Periksa kadar glu)ose darah satu jam setelah bolus glu)ose dan kemudian tiap tiga jam -
8ika kadar glu)ose darah kurang dari +$ mg/dl ( *,* mmol/D ), ulangi pemberian bolus
glu)ose seperti tersebut diatas dan lanjutkan pemberian infuse
8ika kadar glu)ose darah +$ - 9$ mg/dl (*,* I +,? mmol/D), lanjutkan infuse dan ulangi
pemeriksaan kadar glu)ose setiap tiga jam sampai kadar glu)ose 9$ mg/dl ( +,? mmol/D )
atau lebih
;ila kadar glu)ose darah 9$ mg/dl ( +,? mmol/D ) atau lebih dalam dua kali pemeriksaan
berturut-turut, ikuti petunjuk tentang frekuensi pemeriksaan kadar glu)ose darah setelah
kadar glu)ose darah kembali normal
& Anjurkan ibu untuk menyusui ;ila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASD peras dengan
dengan menggunakan salah satu alternati6e se)ara pemberian minum
& ;ila kemampuan mium bayi meningkat turunkan pemberian )airan infus setiap hari se)ara
bertahap 8angan menghentikan infuse glu)ose se)ara tiba-tiba
S!*orti0

Pemberian ASD se)ara eksklusif
Lain)+ain ( r!"!an s!$s*esia+is5 r!"!an s*esia+is +ainn,a )
;ila diperlukan dapat dilakukan konsultasi ke sub bagian endokrinologi anak
PEMANTAUAN ( MONITORING )
1erapi
Setelah bayi diberi terapi dan kadar glu)ose darah sudah menjadi normal, maka dilakukan
pemantauan terapi dan ulangan pemeriksaan kadar glu)ose darah sebagai berikut -
8ika bayi mendapatkan )airan intra6ena, dengan alas an apapun, lanjutkan pemeriksaan kadar
glu)ose setiap *+ jam selama bayi masih memerlulan infuse 8ika kapanpun kadar glu)ose darah
turun, tangani seperti tersebut diatas
8ika bayi sudah tidak lagi mendapat infuse )airan DL, periksa kadar glu)ose darah setiap *+ jam
sebanyak dua kali pemeriksaan
& 8ika kapanpun kadar glukose darah turun, tangani seperti tersebut diatas
& 8ika kadar glu)ose darah tetap normal selama waktu tersebut, maka pengukuran dihentikan
1umbuh !embang
;ila ibu menderita ,A, perlu skrining atau uji tapis ,A untuk bayinya
236 236 236 236 236 236 236 236
;ila bayi menderita ,A ( ju6enile diabeter mellitus ) kelola ,A nya atau konsultasi ke subbagian
endokrinologi anak
Aen)egah persalinan premature
Aelakukan skrining untuk kasus risiko tinggi dengan melakukan uji serologis sifilis ( ibu atau
pasangannya ) selama hamil atau setelah lahir
LANGKA. DIAGNOSTIK
Anamnesis

4iwayat resusitasi pada bayi yang mengalami asfiksia
4iwayat ibu dengan infeksi intrauterine atau demam yang di)urigai sebagai infeksi berat, atau
ketuban pe)ah lebih dari *> jam sebelum persalinan ( ketuban pe)ah dini / !P, )
;ila ibu atau pasanganya menderita sifilis selama hamil, tanyakan apakah tidak diobati, atau
diobati se)ara tidak adekuat, atau tidak tahu
Pemerisaan 0isis
1anda-tanda sepsis tidak khas dan biasanya tidak tunggal Satu masalah tunggal dapat ditandai
atau dilambangkan dengan beberapa tanda dan sebaliknya satu tanda tunggal dapat
menunjukkan beberapa masalah
!eadaan "mum
& Suhu tidak normal
& /etargi atau lunglai, mengantuk atau akti6itas berkurang
& Aalas minum sebelumnya minum dengan baik
& Dritabel atau rewel
& !ondisi memburuk se)ara )epat dan dramatis
:eurologis
Dritailitas, penurunan kesadaran, kejang, ubun-ubun membonjol, kaku kuduk sesuai dengan
meningitis
(ejala lain - lihat kategori A dan kategori ; pada sepsis neonatal
Pemerisaan *en!n"ang
3airan serebrospinal - jumlah lekosit dan kultur serebrospinal
,arah -
& !adar hemoglobin / hematokrit
& (ula darah
& 0lektrolit
& !ultur darah
MANA/EMEN

237 237 237 237 237 237 237 237
"mum
Pasang alur intra6ena dan berikan )airan intra6ena dengan dosis rumatan
8angan member minum bayi selama *+ jam pertama
Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan kultur sensiti6itas ( bila
memungkinkan ) dan periksa juga hemoglobin
;ila terjadi kejang, hentikan kejang dengan antikon6ulsan
Singkirkan kemungkinan diagnosis banding untuk kejang
/akukan pungsi lumbal
Aanajemen khusus

;eri ampisilin dan gentamisin dengan dosis ampisilin dua kali lipat dosis yang diberikan untuk
sepsis
Pantau dengan ketat asupan dan pengeluaran )airan
;ila kejang tangani kejang
Anjurkan bayi menyusu ASD setelah pengobatan antibioti) selama *+ jam atau lebih
-e%a(
1indakan bedah pada kasus bayi baru lahir dengan meningitis diperlukan bila terjadi komplikasi
seperti - hidrosefalus, efusi subdural, dan lain-lain
S!*orti0
2ksigenasi, berikan oksigen bila bayi mengalami gangguan nafas (misalnya sianosis sentral,
frekuensi nafas kurang dari '< kali/menit) !urangi pemberian oksigen se)ara bertahap untuk
memperbaiki gangguan nafas sampai batas terendah yang tidak menyebabkan sianosis sentral
Pemberian )airan dan nutrisi sesuai petunjuk
8aga suhu tubuh dalam batas normal
Aempertahankan kadar gula darah dalam batas normal
Lain)+ain
;ila terjadi komplikasi mungkin perlu konsultasi ke subbagian neurologi anak, bagian rehabilitasi
medi), bagian bedah saraf, bagian penyakit mata dan bagian 1.1
PEMANTAUAN (MONITORING)
Perawatan lanjut kejang
Amati bayi untuk melihat kemungkinan kejang berulang, !hususnya )ari kejang subtle
238 238 238 238 238 238 238 238
;ila kejang berulang dalam waktu + hari, beri fenobarbital $mg/kg/hari per oral sampai bebas
kejang selama @ hari ;ila kejang berulang setelah + hari bebas kejang, ulangi pengobatan
dengan fenobarbital seperti manajemen awal kejang
/anjutkan pemberian )airan intra6ena-
& ;atasi 6olume )airan sampai dengan ?<ml/kg/hari pada hari pertama
& Aonitor diuresis
& ;ila bayi ken)ing kurang dari ? kali/hari, atau tidak ada produksi urine sama sekali, jangan
menambah )airan pada hari berikutnyaE
& ;ila jumlah urine mulai meningkat, naikkan 6olume )airan DL
;erikan perawatan umum untuk bayi
& .indarkan stimulasi suara dan memegang bayi yang berlebihanE
& Pegang dan gerakkan bayi dengan lembut untuk menghindari trauma karena tonus ototnya masih
lemahE
& 8elaskan pada ibu bahwa fenobarbital dapat menyebabkan bayi mengantuk untuk beberapa hari
;ila bayi sudah tiga jam tidak kejang, anjurkan bayi untuk menyusu ASD ;ila bayi tidak mau
menyusu ASD, beri ASD peras dengan menggunakan salah satu alternatif )ara pemberian minum
;ila bayi mendapat fenobarbital tiap hari-
o /anjutkan fenobarbital sampai tujuh hari setelah kejang yang terakhirE
o ;ila fenobarbital sudah dihentikan, lanjutkan amati sampai tiga hari berikutnya
8elaskan kepada ibu bahwa bila kejang sudah berhenti dan bayi dapat minum sampai dengan
umur tujuh hari, kemungkinan bayi akan sembuh sempurna
Anjurkan ibu untuk memegang dan mengelus bayinya untuk membantu mengurangi iritabilitas
;ila sudah tidak terjadi kejang selama minimal tiga hari dan ibu dapat menyusui dan tidak dijumpai
masalah yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan
T!m$!( em$ang
4en)anakan kunjungan tidak lanjut setiap minggu-
:ilai pemberian minumnya, bantu ibu menemukan )ara yang paling baik untuk memberi
minum bila bayi tidak dapat menyusu ;ila bayi minum pelan sekali,anjurkan ibu untuk
menyusui lebih sering
;ila kondisi bayi tidak membaik setelah * minggu, (bayi menjadi letargis, tidak mau
menyusu atau malas minum, atau masih kejang), kemungkinan bayi menderita kerusakan
otak yang berat, yang akan merupakan masalah jangka panjang
,iperlukan kunjungan tindak lanjut ke klinik tumbuh kembang se)ara teratur untuk
memantau tumbuh kembang bayi
239 239 239 239 239 239 239 239
240 240 240 240 240 240 240 240
-A<I NORMAL
;ayi baru lahir ( ;;/ ) dengan kondisi normal merupakan dambaan setiap pasangan orang tua
Sebagian besar ;;/ (kurang lebih >< %) akan lahir dengan kondisi normal .al ini sebagian besar
merupakan kelanjutan keberhasilan hasil konsepsi dan indikator pelayanan kesehatan maternal-
neonatal yang baik atau berkualitas :amun ada kalanya bayi yang lahir dalam keadaan normal
dalam perjalanan hidup kemudian menjadi bermasalah "ntuk itu diperlukan ke)ermatan dan
perhatian dalam perawatan ;;/, meskipun terlahir normal
KRITERIA -A<I NORMAL
Aasa gestasi )ukup bulan - '@- 9< minggu
;erat lahir +$<< I 9<<< gram
/ahir tidak dalam keadaan asfiksia ( lahir menangis keras, napas spontan dan teratur ) skor Apgar
menit pertama lebih dari @ )
1idak terdapat kelainan )ongenital berat
LANGKA. PROMOTIF # PRE6ENTIF
Aempersiapkan kehamilan ibu dengan ibu hamil dengan memperhatikan status nutrisi, kesehatan
dan kesejahteraan ibu hamil
Aelaksanakan perawatan antenatal yang teratur
Aelakukan perawatan perinatal esensial
Aen)egah persalinan prematur
Aelakukan resusitasi dengan baik dan benar
LANGKA. DIAGNOSIS
Anamnesis

4iwayat perawatan antenatal yang teratur
4iwayat .P.1 ( hari pertama haid terakhir )
4iwayat kehamilan ibu baik, tidak ada ,A, pree)lampsia / eklampsia, hipertensi, perdarahan
antepartum
4iwayat persalinan normal
4iwayat bayi lahir langsung menangis
241 241 241 241 241 241 241 241
Pemeriksaan fisis
;erat lahir +$<< I 9<<< gram
1idak dijumpai tanda-tanda prematuritas
;ayi bugar, menangis keras, tonus otot baik, kulit kemerahan dan denyut jantung & *<< G/menit
1idak dijumpai kelainan kongiental
Pemeriksaan penunjang
;iasanya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang, ke)uali dalam keadaan ragu dan atau untuk
menghitung masa gestasi maka dapat dilakukan pemeriksaan Skor ;allard atau ,ubowiF
104APD
Aanajemen ;;/ normal
Perawatan neonatal esesial pas)a persalinan yang bersih dan aman, serta inisiasi pernapasan
spontan ( resusitasi ) dilanjutkan dengan -
& Stabilisasi suhu atau jaga agar suhu badan bayi tetap hangat dengan jalan membungkus
badan dengan kain, selimut atau pakaian yang kering dan hangat, memakai tutup kepala,
segera meletakkan pada dada atau puting susu ibu, tidak memandikan sebelum berumur ?
jam
& Pemberian ASD dini dan eksklusif, dimulai pada '< menit pertama
& Pen)egahan terhadap infeksi dan pemberian imunisasi
Pemberian 6itamin !* se)ara intramus)ular atau oral, dosis injeks * mg DA sekalu pemberian atau
orang + mg sekali pemberian atau * mg ' kali pemberian (saat lahir, umur '-*< hari dan umur 9-?
minggu)
Perawatan mata dengan memberikan tetes mata antibiotika tetraksiklin atau kloramfenikol
Perawatan tali pusat, dengan menjaga kebersihan dan menjaga agar tali pusat kering tidak
lembab
Pemberian 6aksin polio dan hepatitis ; pertama
PEMANTAUAN
1erapi
242 242 242 242 242 242 242 242
;ayi normal biasanya tidak memerlukan terapi lebih lanjut
Pemanta!an +ain
Aeskipun bayi normal, tetap dipantau selama minimal ? jam untuk melihat kemungkinan timbulnya
bahaya, terutama hipotermia dan hipoglikemia serta gangguan nafas
Pemantauan tumbuh kembang
Perlu kunjungan tidan lanjut pada bidan atau dokter
Pemberian imunisasi ;3( pada usia * bulan
Periksa teratur di klinik tumbuh kembang, Posyandu, Puskesmas, bidan atau dokter praktek untuk
memantau tumbuh kembangnya
MENINGITIS NEONATAL
Aeningitis pada neonates merupakan salah satu manifestasi sepsis awitan lambat, yaitu
pelapis yang timbul antara umur @ I #< hari dan biasanya ada hubungannya dengan faktor
lingkungan Dnsidens sepsis neonatal, yang didefinisikan sebagai sepsis klinis disertai dengan
bakteremia yang diketahui jenis kumannya pada umur sampai dengan * bulan, berkisar antara *-$,$
per *<<< kelahiran hidup Dnsidens meningitis biasanya sekitar sepertiga dari bayi sepsis Angka
kematian sepsis neonatal berkisar *<-'< % dan meningkat menjadi dua kalinya bila terjadi meningitis
2rganisme yang paling banyak berperan menyebabkan sindrom sepsis onset lambat adalah
stafilokokus koagulase negatif, Staphylo)o))us aureus, 0 )oli, !lebsiella, Pseudomonas,
0nteroba)ter, 3andida, streptokokus group ;, Serratia, A)inetoba)ter, dan bakteri anaerob !ulit,
saluran napas, konjungti6a, saluran )erna, dan umbilikus menjadi tempat kolonisasi kuman yang ada
di sekitar, yang dapat berlanjut menjadi sepsis awitan lambat karena in6asi mikroorganisme Sebagai
perantara terjadina kolonisasi kuman adalah katater 6askuler atau saluran kemih, atau kontak
langsung dengan petugas yang terkontaminasi
LANGKA. PROMOTIF # PRE6ENTIF
Aanajemen persalinan yang bersih dan aman
Aanajemen yang benar untuk ibu yang mengalami infeksi antepartum
Aelakukan resusitasi dengan baik dan benar
Aen)egah !P, (ketuban pe)ah dini), bila sudah terjadi harus dilakukan manajemen !P, yang
baik dan benar
243 243 243 243 243 243 243 243
Aen)egah persalinan prematur
Aelakukan skrining untuk kasus risiko tinggi dengan melakukan uji serologi sifilis (ibu atau
pasangannya selama hamil atau setelah lahir)
Anamnesis
4iwayat resusitasi pada bai ang mengalami asfiksia
4iwayat ibu dengan infeksi intrauterin atau demam yang di)urigai sebagai infeksi berat, atau
keluha ketuban pe)ah dini lebih dari *> jam sebelum persalinan ((ketuban pe)ah dini/!P,)
;ila ibu atau pasanganna menderita sifilis selama hamil, tanyakan apakah tidak diobati, atau
diobati se)ara tidak adekuat, atau tidak tahu
Pemeriksaan fisis
1anda-tanda sepsis tidak khas dan biasanya tidak tunggal Satu masalah tunggal dapat ditandai
atau dilambangkan dengan beberapa tanda dan sebaliknya satu tanda tunggal dapat menunjukan
beberapa masalah
!eadaan "mum-
o Suhu tidak normal
o /etargi atau lunglai, mengantuk atau akti6itas berkurang
o Aalas minum sebelumnya minum dengan baik
o Dritabel atau rewel
o !ondisi memburuk se)ara )epat dan dramatis
:eurologis
o Dritabilitas dan penurunan kesadaran, kejang, ubun-ubun membonjol, kaku kuduk
sesuai dengan meningitis
(ejala /ain- lihat katagori A dan katagori ; pada sepsis neonatal
Pemeriksaan Penunjang
3airan Serebrospinal- 8umlah lekosit dan kultur )aira serebrospinal
,arah-
o !adar hemoglobin / hematokrit
o (ula darah
o 0lektrolit
o !ultur darah
244 244 244 244 244 244 244 244
AA:A80A0:
"mum-
Pasang jalur intra6ena dan berikan )aira intra6ena dengan dosis rumatan
8angan memberi minum bayi selama *+ jam pertama
Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan sensiti6itas
(bila memungkinkan) dan periksa juga hemoglobin
;ila terjadi kejang, hentikan kejang dengan antikon6ulsan (lihat bab kejang dan spasme
pada neonatus)
Singkirkan kemungkinan diagnosa banding untuk kejang
/akukan pungsi lumbal
Aanajemen !husus
;eri ampisilin dan gentamisin dengan dosis ampisilin dua kali lipat dosis ang diberikan
untuk sepsis
Pantau dengan ketat asupan dan pengeluaran )airan
;ila kejang tangani kejang
Anjurkan bayi menyusu ASD setelah pegobatan antibiotok selama *+ jam, atau bila bayi
mulai menunjukkan perbaikan ;ila bayi tidak dapat menyusu ASD, berikan ASD peras
dengan menggunakan salah satu )ara alternatif pemberian minum
Periksa kadar hemoglobin setiap tiga hari sesudah mulai pengobatan antibiotik dimulai bila
kapanpun dijumpai kadar hemoglobin kurang dari *< g/dl (hematokrit C '<%), berikan
transfusi darah
;ila keadaan bayi membaik setelah 9> jam, ulangi pungsi lumbal-
o ;ila ditemukan organisme dalam penge)atan (ram )airan serebrospinal, ganti
antibiotika sesuai dengan organisme yang ditemukan
o ;ila organisme tidak dapat ditemukan dan bayi tetap menunjukka tanda infeksi
sesudah +9 jam, hentikan pemberian ampisilin dan beri sefotaksim bersama
getamisin
1idak tergantung antibiotika yang diberikan, lanjutkan pengobata antibiotik sampai *9 hari
terhitung dari pertama kali dijumpai perbaikan, berapapun lamanya pemberian tersebut
-e%a(
245 245 245 245 245 245 245 245
1indakan bedah pada kasus bayi baru lahir dengan meningitis diperlukan bila terjadi
komplikasi seperti- hidrosefalus, efusi sub dural, dan lain-lain
S!*orti0
2ksigenasi, berikan oksigen bila bayi mengalami gangguan nafas (misalna sianosis
sentral, frekuensi nafas kurang dari '< kali/menit) !urangi pemberian oksigen se)ara
bertahap untuk memperbaiki gangguan nafas sampai batas terendah yang tidak
menyebabkan sianosis sentral
Pemberian )airan dan nutrisi sesuai petunjuk
8aga suhu tubuh dalam batas normal
Aempertahankan kadar gula darah dalam batas normal
Lain)+ain
;ila terjadi komplikasi mungki perlu konsultasi ke subbagian neurologi anak, bagian
rehabilitasi medik, bagian bedah saraf, bagian penyakit mata dan 1.1
PEMANTAUAN (MONITORING)
Pera&atan Ke"ang Lan"!t
Amati kejang bayi untuk melihat kemungkinan kejang berulang khususnya )ari kejang
subtle
;ila kejang berulang dalam waktu + hari, beri fenobarbital $ mg/ kg/hari per oral sampai
bebas kejang selama @ hari, ulangi pengobatan dengan fenobarbital seperti
manajemen awal kejang
/anjutkan pemberian )airan intra6ena-
o ;atasi 6olume )airan sampai dengan ?< ml/kg;;/hari pada hari pertama
o Aonitor diuresis
o ;ila bayi ken)ing kurang dari ? kali/hari, atau tidak ada produksi urine sama
sekali, jangan menambah 6olume )airan pada hari berikutnya
o ;ila jumlah urine mulai meningkat, naikkan 6olume )airan DL
;erikan perawatan umum untuk bayi
o .indarkan stimulasi suara da memegang bayi yang berlebihan
o Pegang dan gerakkan bayi dengan lembut utuk menghindari trauma karena
tonus ototnya yang masih lemah
o 8elaskan pada ibu bahwa fenobarbital dapat menebabkan bayi mengantuk
untuk beberapa hari
;ila bayi sudah tiga jam tidak kejang, anjurkan bayi untuk menyusu ASD ;ila bayi tidak
mau menyusu ASD, beri ASD peras dengan menggunakan salah satu alteratif )ara
pemberian minum
;ila bayi mendapat fenobarbital setiap hari-
o /anjutkan fenobarbital sampai tujuh hari setelah kejang yang terakhirE
o ;ila fenobarbital sudah dihentikan, lanjutkan amati sampai tiga hari berikutnya
246 246 246 246 246 246 246 246
8elaskan kepada ibu bahwa bila kejang sudah berhenti dan bayi dapat minum sampai
dengan umur @ hari, kemungkinan bayi akan sembuh sempurna
Anjurkan ibu untuk memegang dan mengelus bayinya untuk membantu mengurangi
iritabilitas
;ila sudah tidak terjadi kejang minimal ' hari dan ibu dapat menyusui dan tidak
dijumpai masalah yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan
T!m$!( Kem$ang
4en)anakan kunjungan tindak lanjut setiap minggu-
:ilai pemberian minumnya, bantu ibu untuk menemukan )ara yang paling baik untuk
memberi minum bila bayi tidak dapat menyusu ;ila bayi minum pelan sekali, anjurkan
ibu untuk menyusui lebih sering
;ila kondisi bayi tidak membaik setelah * minggu, (bayi menjadi letargis, tidak mau
menyusu atau malas minum, atau masih kejang), kemungkinan bayi menderita
kerusakan otak yang berat, yang akan merupakan masalah jangka panjang
,iperlukan kunjugan tindak lanjut ke klinik tumbuh kembang se)ara teratur untuk
memantau tumbuh kembang bayi
247 247 247 247 247 247 247 247

Anda mungkin juga menyukai