Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abes hepar adalah suatu kavitas dalam hepar yang berisi pus/nanah, kavitas
ini dapat terbentuk karena infeksi yang terjadi karena bakteri, jamur, parasit.
Di negara yang sedang berkembang abses hati sering ditemukan. Sebagian
besar disebabkan oleh infeksi parasit, misalnya ameba, ekinokokus, serta yang
lebih jarang protozoa dan cacing lainnya. Di negara maju, abses hati akibat
parasit jarang ditemukkan dan umumnya mengenai migran . Di dunia barat, abses
akibat bakteri atau jamur lebih sering terjadi, mencerminkan komplikasi infeksi
tempat lain (umar, !""#$.
Angka kejadian abses hepar di Amerika berdasarkan data %adan Sensus
Amerika dari tahun &''( sampai &'') adalah *.+ per &"",""". ,revalensi usia
tertinggi adalah saat anak dan orang tua, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh
lemah. Angka kejadian tinggi pada negara berkembang, seperti -e.ico, /ndia,
Afrika serta /ndonesia. 0al inilah yang menujukkan pentingnya penyakit abses
hepar ini untuk dipelajari lebih lanjut.
B. TUJUAN
,enulisan referat ini bertujuan untuk mengetahui abses hepar mulai dari
definisi, etiologi, patomekanisme, gambaran histopatologi, terapi, komplikasi
hingga prognosis. Diharapkan bahasan mengenai abses hepar ini dapat menambah
pengetahuan baik untuk penulis maupun pembaca.
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Abes hepar adalah suatu kavitas dalam hepar yang berisi pus/nanah. avitas
ini dapat terbentuk karena infeksi yang terjadi karena bakteri, jamur, parasit yang
berasal dari sistem gastrointestinal yang ditandai proses supurasi dan
terbentuknya nanah pada parenkim hari (,eralta, !"&"1 2azir, !"&"$.
B. Etiologi
,enyebab abses hepar antara lain (,eralta, !"&($ 3
1. Entamoeba hystolitica
2. %akteri, seperti Streptococcus spp., Escherichia coli, Klebsiella, and
Bacteroides spp
3. 4amur, seperti 5andida sp.
C. Epideiologi
Angka kejadian abses hepar di Amerika berdasarkan data %adan Sensus
Amerika dari tahun &''( sampai &'') adalah *.+ per &"",""". Di Denmark dan
5anada insidensinya &,& dan !,* per &"".""" dan &#,+ per &"".""" di 6ai7an.
8entang usia yang paling banyak terjadi pada neonatus, ketika berkaitan dengan
sepsis vena umbilikal. ,asien penyakit kantung empedu berusia diatas +" tahun,
atau anak dan remaja yang mempunyai daya tahan tubuh yang rendah ataupun
trauma. 6idak ada perbedaan prevalensi antara laki9laki dan perempuan. /nsidensi
tertinggi terjadi pada daerah endemis amebiasis seperti -e.ico, /ndia, Afrika
timur dan selatan, serta Amerika utara dan tengah (-andell, !"&"1 -caigney,
!"&*$.
D. !aktor "isiko
:aktor resiko dari abses hepar adalah (-andell, !"&"$ 3
&. Inflammatory bowel disease, terutama 5rohn disease karena kehilangan
pelindung mukosa ;iver cirrhosis
2
!. 6ransplantasi hepar
*. <mboli arteri hepatica
(. Sistem imun yang rendah
). =rang tua
+. -alnutrisi, kehamilan, pemakaian steroid dan pemakaian alkohol
E. Tanda dan #e$ala
6anda klasik bersifat akut dengan durasi &" hari. Adapun tanda berupa (;ongo
et al., !"&! > umar et al., !""#$ 3
&. ;eukositosis
!. <osinofilia (dbn$
*. 2eutofilia
(. <levasi ;<D
). <levasi A;, (Alaline !hosphatase$
+. <levasi AS6 (akut$
#. 0iperbilirubinemia
?. <fusi ,leura
'. 2odul (@SA atau 569scan$
&". 8ontgen Dada
Aejala yang muncul antara lain (;ongo et al., !"&! > umar et al., !""#$ 3
&. :ebris
!. Anemia (mild$
*. 0epatomegali (tiga jari sampai enam jari /tenderness$
Ta%el.& 6anda > Aejala (,eralta, !"&($
3
!. Penegakan Diagnosis
,enegakan diagnosis tidak ditemukan tropozoit / kista pada feses. Apabila
ditemukan maka individu pernah mengidap kolitis amoba dapat diperkuat dengan
kultur dan ,58 assay (D2A amoeba$ namun mahal dan bukan kompetisi dokter
perifer. Adapun En"yme#$ined Immunosorbent Assays (<;/SAs$ lebih sensitif
dalam membedakan spesies amoeba namun sangat mahal (;ongo et al., !"&!$.
Adapun pada abses hepar amoeba dapat dideteksi dengan @SA atau 569scan.
,erlu diperhatikan pada tra%eler atau residence pada area endemik karena gejala
simtomatik mulai beberapa bulan hingga tahunan. ,enampakan dideskripsikan
berupa sin&le, lar&e dan lokasi. Diperkuat dengan tes serologi dengan sensitivitas
(B '+C$ dan spesifikasi (B ')C$. 2amun dapat terjadi negatif palsu apabila
dilakukan # D &" hari dari onset simtomatik (;ongo et al., !"&!$.
Adapun riteria Sherlock (Subarkah, !""+$ 3
&. 0epatomegali yang nyeri tekan
!. 8espon baik terhadap obat amubisid
*. ;eukositosis
(. ,eninggian diafragma kanan dan pergerakan yang kurang
). Aspirasi pus
+. ,ada @SA didapatkan rongga dalam hati
#. 6es hemaglutinasi positif
riteria 8amachandran (bila didapatkan * atau lebih dari$ (Subarkah, !""+$ 3
&. 0epatomegali yang nyeri
!. 8i7ayat disentri
*. ;eukositosis
(. elainan radiologis
). 8espon terhadap terapi amubisid
riteria ;amont dan ,ooler (bila didapatkan * atau lebih dari$ (Subarkah,
!""+$3
&. 0epatomegali yang nyeri
4
!. elainan hematologis
*. elainan radiologis
(. ,us amubik
). 6es serologik positf
+. elainan sidikan hati
#. 8espon yang baik dengan terapi amubisid
Ta%el.' Sensitivitas ,emeriksaan 8adiologi (,eralta, !"&($
!. Patogenesis
6ropozoit E. hystolytica memiliki toksin yang poten berupa adesin, proteinase,
pore#formin& protein untuk melisisikan sel dan jaringan, menginduksi nekrosis
hingga apoptosis serta mengakibatkan resistensi sistim imun innate maupun
adapti%e (;ongo et al., !"&!$.
5
#a%ar.& ,rotein Adhesi Aram 2egatif9,ositif (,erkins, !"")$
%era7al tropozoit melakukan perlekatan pada sel epitel mukosa, pada
gambaran histopatologi terdapat kerusakan barier (mukus sel$. ,erlekatan ini
diperantarai molukel pectin yang mengikat galaktosa dan '#acetyl&alactosamine.
emudian melisiskan sel induk dengan peptide ampipatik (amoebapore$ yang
membentuk lubang barrel#sta%e pada sel target sehingga mengakibatkan nekrosis
berakhir proses apoptosis. Sistein proteinase sangat berperan pada pelisisisan
matriks ekstraseluler dan perusakan molekul sel (termasuk antibodi$. <fek
virulensi dapat menyebabkan kerusakan sel epitel, respon inflamasi, hemoragi
mukosa (;ongo et al., !"&!$.
,ada gambaran histopatologi terdapat classic flas#shaped ulser seperti
narrow#neced, region pemadatan mukosa. omplikasi infeksi protozoa ini dapat
mengakibatkan penyakit usus seperti massa granuloma dengan pemadatan edema
dan hemoragi dinding usus (obstructi%e symptoms$ (;ongo et al., !"&!$.
#. Patofisiologi
,ada beberapa individu, infeksi E. hystolytica di kolon dapan menginvasi
6
mukosa sehingga masuk sistim vena porta, hepar yang berakhir pada abses hepar.
6ropozoit ini dapat bertahan dari proses lisis ketika masuk pembuluh darah
(;ongo et al., !"&!$.
Semenjak beberapa abad lalu, abses hepar amoeba telah menjadi manifestasi
ekstraintestinal (-ortaliti & C D * C$. 6anda dan gejala tidak seperti pada kolitis
amoeba dan tidak ditemukan pada feses kecuali individu dengan kolitis amoba
fulminan yang sebelumnya tidak diketahui mengidap abses hepar. 6anda klasik
bersifat akut dengan durasi &" hari. Apabila telah menjadi kronik, turun berat
badan, dan anore.ia. (aundice tidak selalu muncul namun dullness dan efusi
pleura (sekunder$ menjadi tanda umum. ,ada pemeriksaan laboratorium
ditemukan leukositosis (tanpa eosinofilia$ dan elevasi A;,, anemia (mild$ serta
elevasi ;<D (;ongo et al., !"&!$.
H. #a%aran Histopatologi dan Pen$elasann(a
Aambar &.&. 0istopatologi Abses 0ati (;indsey ,!"&!$
Abses biasanya mempunyai titik EmataF yang kemudian pecah1 rongga abses
kolaps dan terjadi obliterasi karena organisasi dan fibrosis, meninggalkan
jaringan parut yang kecil. adang9kadang bedah insisi dan pengeluaran pus
merupakan hal yang penting untuk mengurangi perkembangan abses. Apabila
abses terbentuk dalam rongga viskus (misalnya kantung empedu$, lapisan
mukosa dari saluran yang mengalirkan cairan cairan viskus keluar akan menyatu
7
dengan fibrin dan terjadi empiema. ,ada abses hepar akan ditemukan jaringan
nekrotik dan banyak neutrofil, eosinofil, dan sel limfosit (@nder7ood, !""'$.
I. Tatalaksana
Penatalaksanaan )etode Bar*
,enatalaksanaan secara medikamentosa antara lain (:auci, !""?$ 3
&. -edikamentosa3
a. Abses 0ati Amebik
&$ -etronidazole -etronidazole
-erupakan derivate nitroimidazole, efektif untuk amubiasis
intestinal maupun ekstraintestinal., efek samping yang paling
sering adalah sakit kepala, mual, mulut kering, dan rasa
kecaplogam. Dosis yang dianjurkan untuk kasus abses hati
amoeba adalah *. #)" mg per hari selama ) D &" hari. Sedangkan
untuk anak ialah *)9)" mg/kg%%/hari terbagi dalam tiga dosis.
Derivat nitroimidazole lainnya yang dapat digunakan adalah
tinidazole dengan dosis * . ?""mg perhari selama ) hari, untuk
anak diberikan +" mg/kg%%/haridalam dosis tunggal selama *9)
hari.
!$ Dehydroemetine (D0<$
-erupakan derivate dilo.anine furoate. Dosis yang
direkomendasikan untuk mengatasi abses liver sebesar * . )"" mg
perhari selama &" hariatau &9&,)mg/kg%%/hari intramuskular
(ma.. '' mg/hari$ selama &" hari. D0< relatif lebih aman karena
ekskresinya lebih cepat dan kadarnya pada otot jantung lebih
rendah. Sebaiknya tidak digunakan pada penyakit jantung,
kehamilan, ginjal, dan anak9anak.
*$ 5hloroGuis
Dosis klorokuin basa untuk de7asa dengan amubiasis
ekstraintestinal ialah !.*"" mg/hari pada hari pertama dan
dilanjutkan dengan !.&)" mg/hari selama ! atau * minggu. Dosis
untuk anak ialah &"mg/kg%%/hari dalam ! dosis terbagi selama *
8
minggu. Dosis yangdianjurkan adalah & g/hari selama ! hari dan
diikuti )"" mg/hariselama !" hari.
b. Abses 0ati ,iogenik
&$ ,enisilin atau sefalosporin untuk coccus gram positif dan beberapa
jenis bakteri gram negatif yang sensitif. -isalnyasefalosporin
generasi ketiga seperti cefoperazone &9!gr/&!jam//H.
a$ -etronidazole, klindamisin atau kloramfenikol
untuk bakteri anaerob terutama %. fragilis. Dosis
metronidazole )"" mg/+ jam//H.
b$ Aminoglikosida untuk bakteri gram negatif yang resisten.
c$ Ampicilin9sulbaktam atau kombinasi klindamisin,
metronidazole, aminoglikosida dan siklosporin.
!. ,enatalaksanaan nonmedikamentosa antara lain (fauci, !""?$ 3
a. Aspirasi
Apabila pengobatan medikamentosa dengan berbagai cara tersebut
diatas tidak berhasil (#! jam$, terutama pada lesi multipel, atau pada
ancaman ruptur atau bila terapi dengan metronidazol merupakan
kontraindikasi seperti pada kehamilan, perlu dilakukan
aspirasi.Aspirasi dilakukan dengan tuntunan @SA.
b. Drainase ,erkutan
Drainase perkutan indikasinya pada abses besar dengan ancaman
ruptur atau diameter abses B#cm, respons kemoterapi kurang,
infeksicampuran, letak abses dekat dengan permukaan kulit, tidak ada
tanda perforasi dan abses pada lobus kiri hati. Selain itu, drainase
perkutan berguna juga pada penanganan komplikasi paru, peritoneum,
dan perikardial.
c. Drainase %edah
,embedahan diindikasikan untuk penanganan abses yang tidak
berhasilmcmbaik dengan cara yang lebih konservatif, kemudian secara
teknissusah dicapai dengan aspirasi biasa. Selain itu, drainase
bedahdiindikasikan juga untuk perdarahan yang jarang terjadi tetapi
mengancam ji7a penderita, disertai atau tanpa adanya ruptur
abses.,enderita dengan septikemia karena abses amuba yang
mengalami infeksi sekunder juga dicalonkan untuk tindakan bedah,
9
khususnya bila usaha dekompresi perkutan tidak berhasil ;aparoskopi
juga dikedepankan untuk kemungkinannya dalam mengevaluasi
terjadinya ruptur abses amuba intraperitoneal.
Penatalaksanaan )etode Laa
,enatalaksanaan abses hati dengan metode konvensional dilakukan dengan
drainase terbuka dengan jalan operasi dan diberikan pengobatan antibiotik
spektrum luas. Antibiotik spektrum luas bersifat aktif terhadap bakteri gram
positif dan gram negatif. 5ontoh antibiotik dalam kelompok ini adalah tetrasiklin
dan kloramfenikol (2eal, !"")$.
J. Koplikasi
omplikasi abses hati antara lain 3
&. Abses 0ati Amebik (A0A$
omplikasi yang dapat terjadi pada Abses 0ati Amebik, yaitu (:auci,
!""?$3
a. /nfeksi sekunder
-erupakan komplikasi paling sering terjadi pada &"9!" C kasus.
b. 8uptur atau penjalaran langsung
8ongga atau organ yang terkena tergantung pada letak abses,
misalnya abses di lobus kiri mudah pecah ke perikardium dan
intraperitoneum. ,erforasi paling sering ke pleuropulmonal (&"9!" C$,
kemudian ke rongga intraperitoneum (+9' C$ selanjutnya perikardium
(","& C$ dan organ9organ lain seperti kulit dan ginjal.
c. omplikasi vaskuler
8uptur ke dalam vena porta, saluran empedu atau traktus
gastrointestinalis jarang terjadi.
d. ,arasitemia, amebiasis serebral E. histolytica bisa masuk aliran darah
sistemik dan menyangkut di organ lain misalnya otak yang akan
memberikan gambaran klinik dari lesi fokal intrakranial.
!. Abses 0ati ,iogenik (A0,$
Saat diagnosis ditegakkan, menggambarkan keadaan penyakit yang
10
berat, seperti (:auci, !""?$3
a. Septikemia/bakterimia dengan mortalitas ?) C, ruptur abses hati
disertai peritonitis generalisata dengan mortalitas +9# C, kelainan
pleuropulmonal,gagal hati, perdarahan ke dalam rongga abses,
empiema, fistula hepatobronkial, ruptur kedalam perikard atau
retroperitoneum.
b. Sesudah mendapat terapi, sering terjadi diathesis hemoragik, infeksi
luka, abses rekuren, perdarahan sekunder, gagal hati dan terjadi
rekurensi atau reaktifasi abses.
K. Prognosis
,ada kasus yang membutuhkan tindakan operasi mortalitas sekitar &!C. 4ika
ada peritonitis amuba, mortalitas dapat mencapai ("9)"C. ematian yang tinggi
ini disebabkan keadaan umum yang jelek, malnutrisi, ikterus, dan renjatan. Sebab
kematian biasanya sepsis atau sindromhepatorenal. Selain itu, prognosis penyakit
ini juga dipengaruhi oleh virulensi penyakit, status imunitas, usia lanjut, letak
serta jumlah abses dan terdapatnya komplikasi. ematian terjadi pada sekitar )C
pasien dengan infeksi ektraintestinal, serta infeksi peritonial dan pericardium
(Sof7anhadi, !""#$.
,rognosis abses piogenik sangat ditentukan diagnosis dini, lokasi yang akurat
dengan ultrasonografi, perbaikan dalam mikrobiologi seperti kultur anaerob,
pemberian antibiotik perioperatif dan aspirasi perkutan atau drainasesecara bedah.
:aktor utama yang menentukan mortalitas antara lain umur, jumlah abses, adanya
komplikasi serta bakterimia polimikrobial dan gangguanfungsi hati seperti ikterus
atau hipoalbuminemia (Sof7anhadi, !""#$.
III. KESI)PULAN
&. Abes hepar adalah suatu kavitas dalam hepar yang berisi pus/nanah. avitas ini
dapat terbentuk karena infeksi yang terjadi karena bakteri, jamur, parasit yang
11
berasal dari sistem gastrointestinal yang ditandai proses supurasi dan
terbentuknya nanah pada parenkim hari
!. 6anda dan gejala dari abses hepar diantaranya adalah demam, hepatomegali dan
anemia
*. ,enatalaksanaan abses paru dapat dilakukan secara medikamentosa maupun
nonmedikamentosa.
(. ,rognosis virulensi penyakit, status imunitas, usia lanjut, letak serta jumlah abses
dan terdapatnya komplikasi
12
DA!TA" PUSTAKA
%railita, D-. !"&*. IAmebic )epatic AbscessesJ. Available at 3
http3//emedicine.medscape.com/article/&?*'!"9overvie7
:auci. et all. !""?. Infectious disease. /n 3 0arrisonFs principles of internal medicine
&#
th
edition. @SA.
umar et al. !""#. 8obbinFs 3JBasic !atholo&yJ ?
th
. ,hiladelphia 3 <lsevier /nc.
;indsey A. !"&!. !atholo&y of the $i%er, *allbladder, and !ancreas. Available at3
http3//777.studyblue.com/notes/note/n/pathology9of9the9liver9gallbladder9and9
pancreas/deck/!"'!?# (diakses3 pada &* 4uni !"&($
;ongo et al. !"&!. 0arrisonFs 3J!rinciples of Intestinal +edicineJ ?
th
. @SA 3
-cAra790ill 5ompanies.
-andell A et al. !"&". I+andell, ,ou&las, and Bennett-s !rinciples and !ractice of
Infectious ,iseases Se%enth EditionJ. Hirginia 3 <lsevier
-caigney, 5. !"&*. 0epatic Abscess 3 5ase 8eport and 8evie7. Available at 3
http3//777.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/,-5*+!?(+'/
2azir 21 ,enfield 41 0ajjar H. !"&". ,yogenic ;iver Abscess. Available at 3
http3//777.ccjm.org/content/##/#/(!+.full
2eal, -ichael 4. !""). +edical !harmacolo&y. 4akarta3 <A5.
,eralta et al. !"&(. $i%er Abscess .linical !resentation available
Khttp3//emedicine.medscape.com/article/&???"!9clinicalLsho7allM Diakses &*
4uni pukul &)3)'
,erkins, 4.A. !""). /obbins and .otran !atholo&ic Basis of ,isease. #
th
. ,hiladelphia
3 <lsevier Saunders
Sof7anhadi, et all. !""#. *ambar tomo&rafi diomputerisasi 0.1 S.A'2.
+a&neticresonance ima&in& 0+/I2 hati. Abses hati. !enyait hati parasit..%uku
ajar ilmu penyakit hati edisi pertama. 4akarta 3 4ayabadi.
Subarkah, Asep. !""+. linik %edah 3J5atatan /lmu %edahJ available
Khttp3//777.klinikindonesia.com/abses9hati9amuba/diagnosis.phpM Diakses &*
4uni pukul &+3&'
@nder7ood, 4.5.<. !""'. !atholo&y 3mum dan Sistemi. 4akarta3 <A5.
13

Anda mungkin juga menyukai