Anda di halaman 1dari 5

1.

Motif Durian Pecah










Motif Durian Pecah menggambarkan dua bagian kulit durian yang terbelah, namun
masih bertaut pada pangkal tangkainya. Dua belah kulit itu memiliki arti pada masing-
masing bagiannya. Belahan pertama merupakan pondasi iman dan taqwa. Bagian
satunya lagi lebih bernuansa ilmu pengetahuan dan tehnologi. Makna yang disimpulkan
oleh Asianto pada motif Durian Pecah itu ialah, pelaksanakan pekerjaan berlandaskan
iman dan taqwa, serta ditopang oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi akan
memberikan hasil yang baik bagi yang bersangkutan serta keluarga.

2. Motif Kuao Berhias








Motif Kuao Berhias yang menggambarkan seekor burung Kuao yang tengah bercermin
sambil mengepakkan sayap-sayapnya dimaknai sebagai pengenalan diri. Dalam
penjabarannya, Asianto menuliskan bahwa pada dasarnya burung Kuoa ini satu. Namun
kembangan kepak dan bagian lain dari tubuh burung ini merupakan pantulan cermin,
yang menggambarkan si burung seolah tengah berhias. Dengan bercermin dan
instropeksi diri, maka dapat diketahui bagian-bagian tubuh; kelebihan dan
kekurangannya, termasuk kekurangan yang bersifat bathiniah. Pada manusia, dengan
mengenal diri sendiri diharapkan mampu menutupi dan atau menyempurnakan bagian-
bagian yang kurang pantas. Termasuk dalam berinteraksi sosial dengan masyarakat
sekitar.

3. Motif Tampuk Manggis













Bentuk motif Tampuk Manggis menampilkan penampang buah manggis yang terbelah
pada bagian tengahnya, menampakkan kulit luar, daging kulit, dan isi buah secara
keseluruhan. Penggambaran ini bermakna kebaikan budi pekerti, dan kehalusan hati
seseorang tidak dapat dilihat dari kulit luar saja.


4. Motif Kapal Sanggat












Motif Kapal Sanggat mengisyaratkan keharusan untuk berhati-hati dalam menjalankan
sesuatu pekerjaan. Tidak boleh lalai dalam melaksanakan tugas, selalu waspada dan
paham aturan. Karena kelalaian dalam pekerjaan akan menyebabkan musibah dan
malapetaka bagi orang yang bersangkutan, sepert kapal nyanggat.

5. Motif Angso Duo










Kekhasan motif angso duo tak lepas dari legenda yang melekat erat dengan warga
Jambi. Menurut legenda, angso duo merupakan sepasang angsa yang konon dipercaya
menuntun Putri Mayang Mangurai dan Orang Kayo Hitam ketika mencari tempat tinggal
atau membuka negeri baru yang sekarang dikenal dengan Kota Jambi.

6. Motif Merak Ngeram








Motif merak ngeram merupakan motif yang dikenal dan memiliki makna yang sangat
mendalam juga patut untuk tidak diabaikan. Maksud dari motif merak ngeram yaitu
jasa pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu sangatlah besar, oleh karena itu
hormatilah beliau.

7. Motif Batanghari







Seiring berjalannya waktu, motif yang dipakai oleh para raja dan keluarganya saat ini
tidak dilarang digunakan oleh rakyat biasa. Keadaan ini menambah pesatnya
permintaan akan kain batik sehingga berkembanglah industri kecil rumah tangga yang
mengelola batik secara sederhana. Motif Batik Jambi saat ini telah mengalami
modifikasi atau pengembangan sesuai dengan selera pasar.

8. Motif Bungo Keladi








Keladi merupakan sekelompok tumbuhan dari genus Caladium (suku talas-talasan,
Araceae). Dalam bahasa sehari-hari keladi kerap juga dipakai untuk menyebut beberapa
tumbuhan lain yang masih sekerabat namun tidak termasuk Caladium, seperti talas
(Colocasia).
Keladi sejati jarang membentuk umbi yang membesar. Asal tumbuhan ini dari hutan
Brazil namun sekarang tersebar ke berbagai penjuru dunia. Penciri yang paling khas dari
keladi adalah bentuk daunnya yang seperti simbol hati/jantung. Daunnya biasanya licin
dan mengandung lapisan lilin. Ukuran keladi tidak pernah lebih daripada 1m. Beberapa
jenis dan hibridanya dipakai sebagai tanaman hias pekarangan.


TUGAS
HASIL KLIPING
MOTIF BATIK JAMBI









DI SUSUN OLEH :
REKA NUR SAFITRI
VIII A



GURU PEMBIMBING :
HAMSIR, S.Pd



SMP N 20 KOTA JAMBI
TAHUN AJARAN 2013/2014
JAMBI

Anda mungkin juga menyukai