Anda di halaman 1dari 11

Fumarol (Latin fumus, asap) adalah lubang di dalam kerak bumi (maupun objek astronomi

yang lain), yang sering terdapat di sekitar gunung berapi, yang mengeluarkan uap dan gas
seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, asam hidroklorik, danhidrogen sulfida.
Nama solfatara, yang berasal dari kata solfo dari bahasa Italia, sulfur (melalui dialek Sisilia)
diberikan pada fumarol yang mengeluarkan gas sulfur.
Fumarol bisa terdapat di sepanjang retakan kecil maupun rekahan yang panjang, dalam
medan atau klaster yang kacau balau, dan di permukaan aliran lava serta endapan aliran
piroklastik yang tebal. Lapangan fumarol merupakan suatu wilayah mata air panas dan
semburan gas dimana magma atau batuan beku yang panas di kedalaman yang dangkal atau
air tanah. Dari perspektifnya air tanah, fumarol bisa dideskripsikan sebagai mata air panas
yang membuat air mendidih sebelum air mencapai permukaan tanah.


Sebuah fumarol di kawah Halema`uma`u
Salah satu aktivitas fumarol yang terkenal adalah Lembah Ten Thousan Smokes, yang
terbentuk selama meletusnya gunung Novarupta di Alaska pada 1912. Fumarol bisa bertahan
selama beberapa dekade atau abad jika berada di atas sebuah sumber panas yang persisten,
atau hilang dalam berminggu-minggu atau berbulan-bulan jika berada di puncak sebuah
endapan volkanik yang masih baru dan cepat dingin.
Tekanan magma dari perut Gunung Merapi, membuat asap solfatara dari puncak
gunung di perbatasan Jateng/DIY mengalami peningkatan. Turunnya asap tebal warna putih
di pagi hari, membuat suhu udara di sekitar gurung yang kini berstatus aktif normal, terasa
panas. Pagi hari, asap solfatara yang keluar merambat turun menelusuri lereng gunung,
merupakan pemandangan menarik. Apalagi sejak dua hari ini cuaca cerah, membuat asap
yang keluar karena tekanan angin, kata Pengamat Gunung Merapi di Pos Ngepos,
Srumbung, Magelang, Repiyo, kemarin.
Menurutnya, turunnya asap solfatara yang keluar dari puncak Merapi, menyebabkan
suhu udara terasa panas dan kering, terutama udara di wilayah Kabupaten Magelang. Ini
disebabkan karena angin di atas puncak Merapi sangat kencang, dan membuat asap yang
disertai awan turun mengikuti arah angin.

Seperti apakah asap solfatara itu???

Solfatara adalahfumarol yang mengeluarkan gas-gasoksida belerang (seperti SO
2
dan
SO
3
), selain karbon dioksida (CO
2
)dan uap air(H
2
O). Solfatara mudah dikenali karena udara
sekitarnya berbau busuk seperti kentut, sebagai bau khas gas-gas oksida belerang. Dalam
konsentrasi tinggi, gas emisi ini juga berbahaya bagi hewan dan manusia.







Sedangkan, Fumarol
(Latin fumus, asap) adalah lubang di dalam kerak bumi(maupun objek astronomi yang lain),
yang sering terdapat di sekitar gunung berapi, yang mengeluarkan uap dan gas seperti karbon
dioksida, sulfur dioksida, asam hidroklorik, danhidrogen sulfida. Nama solfatara, yang
berasal dari kata solfo daribahasa Italia, sulfur (melaluidialek Sisilia) diberikan pada fumarol
yang mengeluarkan gassulfur.
Fumarol bisa terdapat di sepanjang retakan kecil maupun rekahan yang panjang,
dalam medan atau klaster yang kacau balau, dan di permukaan aliran lava serta
endapan aliran piroklastikyang tebal. Lapangan fumarol merupakan suatu wilayah mata air
panas dan semburan gas dimanamagma atau batuan beku yang panas di kedalaman yang
dangkal atau air tanah. Dari perspektifnya air tanah, fumarol bisa dideskripsikan sebagai mata
air panas yang membuat air mendidih sebelum air mencapai permukaan tanah.
Aliran piroklastik ini merupakan campuran dari fragmen solid hingga semisolid yang
panas. Gas tersebut akan menuruni lereng bangunan vulkanik. Piroklastik merupakan emulsi
yang lebih berat dari udara dan bergerak seperti salju. Bedanya, fenomena vulkanik ini
mengandung materi panas, gas beracun dengan kecepatan badai sekitar 100 kilometer per
jam. Piroklastik juga fenomena paling mematikan dari semua unsur vulkanik lainnya.
Kebanyakan, aliran piroklastik atau wedhus gembel ini terdiri dari dua bagian yaitu
aliran basal yang merupakan fragmen kasar dan bergerak di stagnan serta awan abu turbulen
yang muncul di aliran basal tersebut. Abu mungkin jatuh dari awan ini di arah angin ke
wilayah aliran piroklastik.
Suhu ekstrim batu dan gas di dalam aliran piroklastik umumnya antara 200 derajat
Celcius hingga 700 derajat Celcius.Ini dapat menyebabkan terbakarnya beberapa materi
terutama produk minyak bumi, kayu, vegetasi, hingga rumah.
Arus piroklastik bervariasi dalam ukuran dan kecepatan. Tapi, arus yang bergerak
kurang dari 5 km dari gunung berapi dapat menghancurkan bangunan, hutan, dan lahan
pertanian. Dan di pinggir aliran piroklastik, bisa menyebabkan kematian dan cedera serius
pada masyarakat dan hewan. Selain itu juga dapat mengakibatkan luka bakar serta keracunan
saat menghirup abu panas dan gas.
Aliran piroklastik umumnya mengikuti lembah-lembah atau daerah dataran rendah
lain. Ini tergantung pada volume puing batu yang dibawa oleh arus.Dampak piroklastik atau
wedhus gembel di antaranya dapat membendung atau menghalangi aliran sungai.
Ini dapat menyebabkan penyumbatan dan campuran fragmen batu yang muncul di hilir.
Selain itu, meningkatkan kikisan aliran dan erosi selama badai hujan di masa depan.Aliran
piroklastik sempat muncul di Gunung Mayon, Filipina pada 1968, Gunung Kelut di Jawa
tahun 1983, Gunung Pinatubo, Filipina pada 1993 dan Gunung Unzen di Jepang. Di abad ini,
sekitar 30 ribu orang telah meninggal akibat aliran piroklastik.


Salah satu aktivitas fumarol yang
terkenal adalah Lembah Ten Thousan Smokes, yang terbentuk selama meletusnya gunung
Novarupta di Alaska pada 1912. Fumarol bisa bertahan selama beberapa dekade atau abad
jika berada di atas sebuah sumber panas yang persisten, atau hilang dalam berminggu-minggu
atau berbulan-bulan jika berada di puncak sebuah endapan volkanik yang masih baru dan
cepat dingin.


Nama Solfatara berasal
dari bahasa Latin"Sulpha terra", yang artinya "daratan belerang", atau "bumi belerang".
Nama "Solfatara" diambil dari nama tempat bernama sama di Gunung Pozzoli, Italia.
Keberadaan aktivitas gunung berapi telah memungkinkan Pozzuoli menjadi daerah termal
penting sejak zaman kuno. Di sana pengunjung masih bisa melihat asap mengepul dari tanah
dan hidrogen sulfida bau.
Solfatara adalah fumarol yang mengeluarkan gas-gas oksida belerang (seperti SO
2
dan SO
3
),
selain karbon dioksida (CO
2
)dan uap air(H
2
O). Solfatara mudah dikenali karena udara
sekitarnya berbau busuk seperti kentut, sebagai bau khas gas-gas oksida belerang. Dalam
konsentrasi tinggi, gas emisi ini juga berbahaya bagi hewan dan manusia.
Nama Solfatara berasal dari bahasa Latin "Sulpha terra", yang artinya "daratan belerang",
atau "bumi belerang". Nama "Solfatara" diambil dari nama tempat bernama sama di Gunung
Pozzoli, Italia.
Warm or steaming ground is often an indicator of a geothermal system beneath the surface. In
some cases a geothermal system may not show any visible evidence on the surface, however
after a rain fall water may seep beneath the surface, get heated, and rise from the ground as
steam. A classic example of this is at the Svartsengi Geothermal Area in Iceland, where the
Blue Lagoon is located. The Geothermal area was unknown until the 1960s when local
people observed steam rising from the ground after rainfalls.
Pengertian
Sistem panas bumi (geothermal system) secara umum dapat diartikan sebagai sistem
penghantaran panas di dalam mantel atas dan kerak bumi dimana panas dihantarkan dari
suatu sumber panas (heat source) menuju suatu tempat penampungan panas (heat sink).
Dalam hal ini, panas merambat dari dalam bumi (heat source) menuju permukaan bumi (heat
sink).

Sumber gambar: http://geothermal.marin.org/GEOpresentation/sld00x.htm
Proses penghantaran panas pada sistem panas bumi melibatkan fluida termal yang bisa
berupa batuan yang meleleh, gas, uap, air panas, dan lain-lain. Dalam perjalanannya, fluida
termal yang berupa uap dan atau air panas dapat tersimpan dalam suatu formasi batuan yang
berada diantara sumber panas dan daerah tampungan panas. Formasi batuan ini selanjutnya
dikatakan sebagai reservoir.
Sistem panas bumi yang terpengaruh kuat oleh adanya uap dan atau air panas dikatakan
sebagai sistem hydrothermal. Sistem ini sering berasosiasi dengan pusat vulkanisme atau
gunung api di sekitarnya. Jika fluida magmatik dari gunung api lebih mendominasi sistem
hidrotermal, maka dikatakan sebagai sistem vulkanik hidrotermal (volcanic hydrothermal
system). Sistem panas bumi dapat berada pada daerah bermorfologi datar (flat terrain) dan
dapat pula berada pada daerah bermorfologi curam (step terrain). Di Indonesia, sistem panas
bumi yang umum ditemukan adalah sistem hidrotermal yang berasosiasi dengan pusat
vulkanisme pada daerah bermorfologi step terrain.
Selain sistem hidrotermal, terdapat pula jenis lain dari sistem panas bumi, seperti: hot dry
rock system, geopressured system, heat sweep system.

Komponen Komponen Sistem Panas Bumi
Komponen sistem panas bumi yang dimaksud di sini adalah komponen-kompenen dari sistem
panas bumi jenis hidrotermal, karena sistem inilah yang paling umum ditemukan di
Indonesia. Sistem hidrotermal didefenisikan sebagai jenis sistem panas bumi dimana transfer
panas dari sumber panas menuju permukaan bumi adalah melalui proses konveksi bebas yang
melibatkan fluida meteorik dengan atau tanpa jejak fluida magmatik. Fluida meteorik
contohnya adalah air hujan yang meresap jauh ke bawah permukaan tanah.
Komponen-komponen penting dari sistem hidrotermal adalah: sumber panas, reservoir
dengan fluida termal, daerah resapan (recharge), daerah luahan (discharge) dengan
manifestasi permukaan.
1. Sumber Panas
Sepanjang waktu panas dari dalam bumi ditransfer menuju permukaan bumi dan seluruh
muka bumi menjadi tempat penampungan panas (heat sink). Namun begitu, di beberapa
tempat energi panas ini dapat terkonsentrasi dalam jumlah besar dan melebihi jumlah energi
panas per satuan luas yang rata-rata ditemui.
Gunung api merupakan contoh dimana panas terkonsentrasi dalam jumlah besar. Pada
gunung api, konsentrasi panas ini bersifat intermittent yang artinya sewaktu-waktu dapat
dilepaskan dalam bentuk letusan gunung api. Berbeda dengan gunung api, pada sistem panas
bumi konsentrasi panas ini bersifat kontinu. Namun demikian, pada kebanyakan kasus,
umumnya gunung api baik yang aktif maupun yang dormant, adalah sumber panas dari
sistem panas bumi. Hal ini ditemui di Indonesia dimana umumnya sistem panas buminya
adalah sistem hidrotermal yang berasosiasi dengan pusat vulkanisme atau gunung api. Dalam
hal ini, gunung api menjadi penyuplai panas dari sistem panas bumi di dekatnya.
Oleh karena gunung api merupakan sumber panas potensial dari suatu sistem panas bumi,
maka daerah yang berada pada jalur gunung api berpotensi besar memiliki sistem panas bumi
temperatur tinggi (di atas 225 Celcius). Itulah kenapa Indonesia yang dikenal berada pada
jalur cincin api (ring of fire) diklaim memiliki potensi panas bumi atau geothermal terbesar di
dunia.
Daerah lain yang berpotensi menjadi sumber panas adalah: daerah dengan tekanan litostatik
lebih besar dari normal (misal pada geopressured system), daerah yang memiliki kapasitas
panas tinggi akibat peluruhan radioaktif yang terkandung di dalam batuan, daerah yang
memiliki magmatisme dangkal di bawah basemen. Namun pada kasus-kasus ini, intensitas
panasnya tidak sebesar panas dari gunung api.
2. Reservoir
Reservoir panas bumi adalah formasi batuan di bawah permukaan yang mampu menyimpan
dan mengalirkan fluida termal (uap dan atau air panas). Reservoir biasanya merupakan
batuan yang memiliki porositas dan permeabilitas yang baik. Porositas berperan dalam
menyimpan fluida termal sedangkan permeabilitas berperan dalam mengalirkan fluida termal.
Reservoir panas bumi dicirikan oleh adanya kandungan Cl (klorida) yang tinggi dengan pH
mendekati normal, adanya pengayaan isotop oksigen pada fluida reservoir jika dibandingkan
dengan air meteorik (air hujan) namun di saat bersamaan memiliki isotop deuterium yang
sama atau mendekati air meteorik, adanya lapisan konduktif yang menudungi reservoir
tersebut di bagian atas, dan adanya gradien temperatur yang tinggi dan relatif konstan
terhadap kedalaman.
Reservoir panas bumi bisa saja ditudungi atau dikelilingi oleh lapisan batuan yang memiliki
permeabilitas sangat kecil (impermeable). Lapisan ini dikenal sebagai lapisan penudung
atau cap rock. Batuan penudung ini umumnya terdiri dari minera-mineral lempung yang
mampu mengikat air namun sulit meloloskannya (swelling). Mineral-mineral lempung ini
mengandung ikatan-ikatan hidroksil dan ion-ion seperti Ka dan Ca sehingga menyebabkan
lapisan tersebut menjadi sangat konduktif. Sifat konduktif dari lapisan ini bisa dideteksi
dengan melakukan survei magneto-tellurik (MT) sehingga posisi lapisan konduktif ini di
bawah permukaan dapat terpetakan. Dengan mengetahui posisi dari lapisan konduktif ini,
maka posisi reservoir dapat diperkirakan, karena reservoir panas bumi biasanya berada di
bawah lapisan konduktif ini.
3. Daerah Resapan (Recharge)
Daerah resapan merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di tempat tersebut
bergerak menjauhi muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di daerah resapan bergerak
menuju ke bawah permukaan bumi.
Dalam suatu lapangan panas bumi, daerah resapan berada pada elevasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan elevasi dari daerah dimana sumur-sumur produksi berada. Daerah
resapan juga ditandai dengan rata-rata resapan air tanah per tahun yang bernilai tinggi.
Menjaga kelestarian daerah resapan penting artinya dalam pengembangan suatu lapangan
panas bumi. Menjaga kelesatarian daerah resapan berarti juga menjaga keberlanjutan hidup
dari reservoir panas bumi untuk jangka panjang. Hal ini karena daerah resapan yang terjaga
dengan baik akan menopang tekanan di dalam formasi reservoir karena adanya fluida yang
mengisi pori di dalam reservoir secara berkelanjutan. Menjaga kelestarian daerah resapan
juga penting artinya bagi kelestarian lingkungan hidup. Sehingga dari sini dapat dikatakan
juga bahwa pengembangan panas bumi bersahabat dengan lingkungan.
4. Daerah Discharge dengan Manifestasi Permukaan
Daerah luahan (discharge area) merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di tempat
tersebut bergerak menuju muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di daerah luahan akan
bergerak menuju ke atas permukaan bumi. Daerah luahan pada sistem panas bumi ditandai
dengan hadirnya manifestasi di permukaan. Manifestasi permukaan adalah tanda-tanda yang
tampak di permukaan bumi yang menunjukkan adanya sistem panas bumi di bawah
permukaan di sekitar kemunculannya.
Manifestasi permukaan bisa keluar secara langsung (direct discharge) seperti mata air panas
dan fumarola. Fumarola adalah uap panas (vapor) yang keluar melalui celah-celah batuan
dengan kecepatan tinggi yang akhirnya berubah menjadi uap air (steam). Tingginya
kecepatan dari fumarola sering kali menimbulkan bunyi bising.
Manifestasi permukaan juga bisa keluar secara terdifusi seperti pada kasus tanah beruap
(steaming ground) dan tanah hangat (warm ground), juga bisa keluar
secara intermittent seperti pada manifestasi geyser, dan juga bisa keluar secara tersembunyi
seperti dalam bentuk rembesan di sungai.
Secara umum, manifetasi permukaan yang sering muncul pada sistem-sistem panas bumi di
Indonesia adalah: mata air panas, fumarola, steaming ground, warm ground, kolam lumpur
panas, solfatara, dan batuan teralterasi. Solfatara adalah uap air (steam) yang keluar melalui
rekahan batuan yang bercampur dengan H2S, CO2, dan kadang juga SO2 serta dapat
mengendapkan sulfur di sekitar rekahan tempat keluarnya. Sedangkan batuan teralterasi
adalah batuan yang terubahkan karena adanya reaksi antara batuan tersebut dengan fluida
panas bumi.

Mata air panas sebagai salah satu bentuk manifestasi panas bumi.

Seepage yang muncul di danau sebagai bentuk lain dari manifestasi panas bumi.
Jika Anda ingin mengenal berbagai macam sistem panas bumi lebih jauh, silahkan
download paper saya: Green Field Geothermal Systems in J ava, I ndoneseia.
Secara umum, manifestasi permukaan akan banyak ditemukan akan banyak ditemukan
apabila tempertaur sistem panasbuminya tinggi. Sistem panasbumi temperature sedang
samapai rendah sedikit seklai menunjukan manifestasi permukaan, bahkan beberapa tidak
memimilii manifestasi permukaan.
Beberapa contoh maifestasi permukaan antara lain :
1. Acid Crater Lake (Danau Kawah Asam)
Merupakan danau didalam kawah gunungapi, memiliki suhu yang tinggi dan PH air yang
rendah (acid).

2. Fumarol
Fumarol adalah uap panas (vapour) yang keluar melalui celah-celah dalam batuan dan
kemudian berubah menjadi uap air (steam).
3. Solfatara
istilah ini diambil dari nama hidroternal aktif di Italia, yaitu Phlegrean Fieds. Solfatara adalah
rekahan dalam batuan yang menyemburkan uap air yang bercampur dengan CO
2
dan H
2
S
(kadan-kadang SO
2
).
4. Steaming Ground
Apabila uap air (steam) yang keluar sedikit jumlahnya dan keluar melalui pori dalam tanah
atau batuan, maka terbentuklah Steaming Ground, bukan lagi fumarol. Kenampakannya
5. Warn Ground
Gas-gas dan uap air yang naik ke permukaan akan menaikan suhu disekitar di daerah thermal
area sehingga suhu di sekitar daerah ini akan lebih tinggi dari sekitar dan juga lebih tinggi
dari suhu udara di permukaan bumi yang kadang-kadang mencapai 30
0
C 40
0
C.
6. Neutral Hot Springs
Neutral Hot Springs merupakan mata air panas dengan pH netral atau mendekati netral (pH
6-7) Mata air ini diasosiasikan sebagaidirect discharge fluida dari reservoir ke permukaan
bumi.
7. Acid Hot Springs
Acid Hot Springs merupakan mata air panas, dengan pH asam (pH <6 dan="" dari="" gas-
gas="" hasil="" i="" kondensasi="" magmatic="" panas="" terbentuk="" uap=""
yang="">vapour
) di dekat permukaan bumi kemudian melarut dan bercampur dengan air meterorik.

Geiser adalah sejenis mata air panas yang menyembur secara periodik, mengeluarkan
air panas dan uap air ke udara. Nama geiserberasal dari
kata Geysir di Haukadalur, Islandia. Kata itu kemudian menjadi kata kerja bahasa
Islandia gjsa, "menyembur".
Pembentukan geiser bergantung kepada keadaan hidrogeologi tertentu yang hanya
terdapat di beberapa tempat di Bumi, dan karena itu geiser adalah fenomena yang
jarang ditemui. Sekitar 1000 ada di seluruh dunia, sekitar setengahnya di Yellowstone
National Park,Amerika Serikat. Aktivitas semburan geiser dapat berhenti karena
pengendapan mineral di dalam geiser, gempa bumi, dan campur tangan manusia.
Penyemburan nitrogen cair telah diamati di bulan planet Neptunus, Triton. Selain itu di
kutub selatan planet Mars yang ditutupi es, terdapat kemungkinan sembuaran karbon
dioksida. Fenomena ini juga sering disebut geiser, namun bukan disebabkan oleh energi
geothermal, melainkan pemanasan oleh matahari dan efek rumah kaca. Di
Triton, nitrogen dapat menyembur dengan ketinggian 8 km.

Bukti kegiatan panasbumi dinyatakan oleh manifestasi-manifestasi di permukaan, menandakan
bahwa fluida hidrotermal yang berasal dari reservoar telah keluar melalui bukaan -bukaan
struktur atau satuan satuan batuan berpermeabilitas. Beberapa manifestasi menjadi penting
untuk diketahui karena dapat digunakan sebagai indikator dalam penentuan suhu reservoar
panasbumi, diantaranya :
1.Mata air panas, dapat terbentuk dalam beberapa tingkatan mulai dari rembesan hingga
menghasilkan air dan uap panas yang dapat dimanfaatkan secara langsung (pemanas ruangan /
rumah pertanian atau air mandi) atau penggerak turbin listrik dan yang paling penting adalah
bahwa dengan menghitung / mengukur suhunya dapat diperkirakan besaran keluaran energi
panas (thermal energy output) dari reservoir di bawah permukaan.
2.Sinter silika, berasal dari fluida hidrotermal bersusunan alkalin dengan kandungan cukup
silika diendapkan ketika fluida yang jenuh silika amorf mengalami pendinginan dari 100
o
C ke
50C. Endapan ini dapat digunakan sebagai indikator yang Intik bagi keberadaan reservoir
bersuhu > 175
o
C
3.Travertin, adalah jenis karbonat yang diendapkan di dekat atau permukaan, ketika air
meteorik yang sedang bersirkulasi sepanjang bukaan-bukaan struktur mengalami pemanasan
oleh magma dan bereaksi dengan batuan karbonat. Biasanya terbentuk sebagai timbunan /
gundukan di sekitar mata air panas bersuhu sekitar 30C-100C, dapat digunakan sebagai
indikator suhu reservoir panasbumi berkapasitas energi kecil yang terlalu lemah untuk
menggerakkan turbin listrik tetapi dapat dimanfaatkan secara langsung.
4.Kawah dan endapan hidrotermal. Kedua jenis manifestasi ini erat hubungannya dengan
kegiatan erupsi hidrotermal dan merupakan indikator kuat dari keberadaan reservoir hidrotermal
aktif Kawah dihasilkan oleh erupsi berkekuatan supersonik karena tekanan uap panas yang
herasal dari reservoir hidrotermal dalam (kedalaman 400 m, suhu 230
o
C) melampaui tekanan
litostatik, ketika aliran uap tersebut terhambat oleh lapisan batuan tidak permeabel (caprock).
Sedangkan endapan hidrotermal (jatuhan) dihasilkan oleh erupsi berkekuatan basaltik dari
reservoir hidrotermal dangkal (kedalaman 200 m, suhu I95C), ketika transmisi tekanan uap
panas melebihi tekanan litostatik karena tertutupnya bukaan-hukaan batuan yang dilaluinya.
5.Warm Ground Gas-gas dan uap air yang naik kepermukaan akan menaikkan suhu disekitar
daerah termal area sehingga suhu didaerah ini akan Iebih tinggi daripada daerah disekitarnya
dan juga lebih tinggi dari suhu udara didekat pernmkaan bunti yang kadangkadang mencapai
30C- 40C.
6.Steaming Ground. Uap air yang keluar dalam jumlah sedikit melalui pori dalam tanah atau
batuan yang kenampakannya hanya berupa uap putih dan hangat dan tidak tidak terdengar
bunyi dari tekanan uap yang tinggi seperti pada fumarol.
7.Fumarol. Uap panas (vapour) yang keluar melalui celah-celah dalam batuan dan kemudian
berubah menjadi uap air (steam), yang umumnya mengandung gas SO2 yang relatif tinggi serta
gas CO2.
8.Acid Hot Spring. Mata air panas dengan pH asam (pH < 6) yang terbentuk dari hasil
kondensasi gas-gas magmatik dan uap panas (vapour) didekat permukaan bumi kemudian
melarut dan bercampur dengan air meteorik dan kemudian keluar menjadi mata air dengan pH
asam.
9.Neutral Hot Spring. Mata air panas dengan pH netral atau mendekati netral (pH 6 -7). Mata
air ini diassosiasikan sebagai direct discharge fluida dari reservoir kepermukaan bumi. Umumnya
mengandung ion klorida yang tinggi sehingga sering kali disebut air klorida. Disekitar mata air
panas ini sering dijumpai endapan silika sinter dan mineral mineral sulfida seperti galena, pyrit
dll.
10.Hot pool. Merupakan daerah ubahan erupsi hidrothermal yang pada umumnya mengandung
air panas dan uap panas atau bisa jugs campuran dari keduanya.
11.Hot Lake. Merupakan danau vulkanik yang terletak pada daerah aktivitas geotermal yang
masih memperlihatkan adanya gejala-gejala post vulkanik yang dibuktikan dari suhu air yang
relatif panas dan memperlihatkan adanya kenampakan gelembung- gelembung udara pada
permukaan air.
12.Mudpool . Kolam lumpur yang kenampakannya sedikit mengandung uap dan gas CO2, tidak
terkondensasi, umumnya fluida berasal dari kondensasi uap. Penambahan cairan lumpur uap
menyebabkan gas CO2 keluar.
13.Geyser. Sejenis mata air panas yang menyembur secara periodik, mengeluarkan air panas
dan uap air ke udara.
14.Hydrot. Eruption. Suatu proses erupsi vulkanisme yang mana material-material yang
dikeluarkan berupa mineral- mineral atau batuan ubahan hidrotermal.
15. Concealed outflow, seepage. Merupakan air rembesan dari suatu proses panasbumi
biasanya air rembesan ini mengalir disungai sungai.

Anda mungkin juga menyukai