Terutama disebabkan oleh invasi bakteri larva Ancylostoma braziliense dan A.caninum. ETIOLOGY Ancylostoma braziliens, A. Caninum, A. Ceylonicum, Uncinaria stenocephala dan Bubostomum phelebotommum. Penyebab yang paling sering adalah larva cacing tambang anjing dan kucing . Other parasites: A.caninum, Uncinaria stenocephala, Strongyloideus stercoralis, Bonostomum phlebotomum, etc. EPIDEMIOLOGY Sering terjadi pada semua umur, jenis kelamin, dan ras. Biasanya ditemukan di daerah yang geografinya tropis atau subtropis. Kelompok yang beresiko adalah mereka yang mempunyai kehidupan atau kebiasaan yang berhubungan dengan panas, lembab dan pasir PATOGENESIS Siklus hidup parasit dimulai ketika keluar yang ada dalam feses binatang akan menetaskan larva dalam keadaan panas, lembab dan di tanah berpasir. Saat kontak dengan kulit manusia, larva dapat menembus ke folikel rambut, celah atau kulit untuk menulari manusia. Antara beberapa hari sampai beberapa bulan setelah awal infeksi, larva akan berpindah tempat ke bawah kulit. CLINICAL FEATURES Lesi mirip terowongan berwarna seperti daging atau merah muda,lebar + 3 mm. Bentuknya khas dengan pola yang berkelok-kelok, mengandung cairan serosa. Lesi akan lama mengering dan membentuk krusta.
Migrasi larva memberikan gambaran jejak vesikel eritem yang memanjang dan meninggi, linier atau menyerupai ular. Ukuran lesi sekitar 3 mm x 15- 20 mm. Lesinya dapat tunggal atau multiple. Reaksi imun alergi pada pasien yang disebabkan dari produk keluaran larva timbulnya jalur eritematous pruritus, nyeri. Creeping Eruption pada kaki dengan eritematous & edema creeping eruption pada kaki bagian dorsal PEMERIKSAAN PENUNJANG Peningkatan eosinofil dan IgE serum Biopsy specimens : parasit, sel- sel inflamasi limfosit dan banyak eosinofil didalam epidermis dan bagian atas dermis.
DIAGNOSIS
Diagnosis di tegakkan berdasarkan gambaran klinis . DIFFERENTIAL DIAGNOSIS Scabies Pedis Tinea pedis Alergic contact dermatitis
TREATMENT Systemic : Tiabendazole 25-50 mg/kgBB dua kali sehari selama 2-4 days Albendazol 400 mg single dose selama 2 hari berturut-turut Invermectin 12 mg single dose.
Topical : Tiabendazole 10% - Solusio tiobendazole 2% dalam DMSO (dimetilsulfoksida) - Tiabendazole topical diambah kortikosteroid topical yang digunakan secara oklusi dalam 24- 48 jam. - Etil klorida atau dry ice efektif bila epidermis terkelupas bersama parasit