Anda di halaman 1dari 48

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel

identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang
membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anakan yang
identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis
dan sitokenesis merupakan fase mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi
menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik mengalami
mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel telur
pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel
prokariot yang tidak memiliki nukleus menjalani pembelahan yang disebut pembelahan
biner.
Karena sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan
untuk menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan
mitosis dan sitokinesis seara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. !al
ini dilakukan misalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan, sitokinesis dan mitosis
juga dapat terjadi terpisah, misalnya pada tahap tertentu pada perkembangan embrio lalat
buah.
[sunting] Garis besar
!asil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel anakan.
"enom terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks #$% yang berpilin rapat yang
mengandung informasi genetik &ital untuk menjalankan fungsi sel seara benar. Karena
tiap sel anakan harus identik seara genetik dengan sel awal, sel awal harus
menggandakan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis. Proses penggandaan terjadi
pada pertengaha intefase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada siklus sel.
Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut sister
hromatid, yang berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer. Sister
hromatid itu sendiri tidak dianggap sebagai kromosom.
'. (atar belakang
)umbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan yang sangat
banyak. Pertumbuhan ini terjadi dengan ara pembelahan sek tumbuhan yang
berkembang menjadi lebih banyak sehingga bagian dari sel tersebut berada
menjadi lebih besar atau panjang. Proses perkembangan sel tumbuhan ini dikenal
dengan istilah mitosis.
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik
tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau puuk tanaman. Proses mitosis
terjadi dalam empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. *ase
mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. )erdapat perbedaan
mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster
dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga
kedua sel anak menjadi terpisah.
Mitosis juga dikenal dengan proses pembagian genom yang telah digandakan oleh
sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya
diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini
menghasilkan dua sel anakan yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis
(fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang
memiliki genetik yang sama dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik
mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada
jantan atau sel telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang
disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus menjalani pembelahan
yang disebut pembelahan biner. Karena sitokinesis umumnya terjadi setelah
mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan untuk menyatakan "fase mitosis". Perlu
diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis dan sitokinesis seara
terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. !al ini dilakukan misalnya
oleh fungi dan sebagian besar mould.
)umbuhan mengalami perkembangan dan pertumbuhan setiap waktu. Proses
pertumbuhan itu meliputi pembelahan sel somatik (mitosis) dan sel fase reproduksi
(meiosis). Setiap tipe pembelahan tersebut mempunyai karakteristik serta jenis sel
yang berbeda dalam perkembangannya (%ri+ona, ,--.).
Mitosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya menakup /0'-1 dari siklus sel.
Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada interfase. 2nterfase terdiri
dari periode "', S, dan ",. Pada periode "' selain terjadi pembentukan senyawa0
senyawa untuk replikasi #$%, juga terjadi replikasi organel sitoplasma sehingga sel
tumbuh membesar, dan kemudian sel memasuki periode S yaitu fase terjadinya proses
replikasi #$%. Setelah #$% bereplikasi, sel tumbuh (",) mempersiapkan segala
keperluan untuk pemisahan kromosom, dan selanjutnya diikuti oleh proses
pembelahan inti (M) serta pembelahan sitoplasma (3). Selanjutnya sel hasil
pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru ("') ()homas, ,--4).
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik
tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau puuk tanaman. Proses mitosis
terjadi dalam empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. *ase mitosis
tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. )erdapat perbedaan mendasar
antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan
terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua sel
anak menjadi terpisah. Profase. Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya
mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing0masing sentrosom hasil
pembelahan bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul
munul diantara dua sentrosom dan membentuk benang0benang spindle, yang
membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang
kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan jelas,
yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase. #ua kromatid
identek tersebut bergabung pada sentromernya (3ampbell et al. '555).
6enang0benang spindel terlihat memanjang dari sentromer. Metafase. Masing0masing
sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing0masing kinetokor dihubungkan ke
satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke
bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasi plate). %nafaseadalah
masing0masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing0
masing.kromosom membentuk sentromer. Masing0masing kromosom ditarik oleh
benang kinetokor ke kutubnya masing0masing. )elofase. Ketika kromosom saudara
sampai ke kutubnya masing0masing, mulainya telofase. Kromosom saudara tampak
tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan pewarna histologi. )ahap
berikutnya terlihat benang0benang spindle hilang dan kromosom tidak terlihat
(membentuk kromatin7 difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari
interfase. Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti.
Sitokinesis. Selama fase akhir pembelahan mitosis, munul lekukan membran sel dan
lekukan makin dalam yang akhirnya membagi sel tetua menjadi dua sel anak.
Sitokinesis terjadi karena dibantu oleh protein aktin dan myosin (3ampbell et al.
'555).
!%S2( dan P8M6%!%S%$
..'. #ata hasil perobaan
)abel '. !asil pengamatan mitosis akar bawang.
)ahap "ambar Keterangan
Profase
$ukleus melebur dan terbentuk benang0benang spindel yang mulai menebal.
Metafase
)erjadi proses sitokinesis dan terbentuk gelombang pembelahan.
%nafase
Kromosom sudah menuju masing0masing sel yang siap membelah menjadi , buah
sel.
)elofase
Sekat pemisah , buah sel sudah terlihat jelas dan siap untuk berpisah.
Perobaan ini menggunkan tanaman bawang merah karena bawang merupakan salah
satu tanaman yang sangat mudah diamati tahapan mitosisnya karena bisa langsung
diamati dengan bantuan mikroskop dan tahapan pembelahan sel nya bisa terlihat
jelas. 6agian yang digunakan adalah akar karena pada akar merupakan meristem yang
masih berkembang dengan baik sehingga masih mudah untuk diamati.
Sebelumnya, bawang disemaukan akarnya selama kurang lebih ,09 hari untuk
mendapatkan bagian yang paling baru dalam pertumbuhannya dengan asumsi bahwa
itu merupakan bagian yang paling banyak pembelahannya. Pemotongan akar
dilakukan sebelum perobaan dilakukan agar sel yang masih berkembang masih
teramati sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga kemungkinan besar proses
pembelahan sel nya bisa teramati.
%lat yang digunakan adalah pisau utter (silet) karena pada proses pemotongan, akar
bawang sangat lunak sehingga memerlukan alat pemotong yang tajam sehinnga tidak
merusak komponen sel. Pinset digunakan untuk mengambil bagian akar yang sudah
dipotong pada botol flaon agar tidak tergenet. 6otol flaon digunakan untuk tempat
larutan yang digunakan untuk melunakkan jaringan akar yang sudah dipotong.
6ahan yang dipakai adalah larutan alkohol 4-1 untuk melunakkan bagian akar yang
sudah dipotong dan juga memudahkan ketika di s:uash (di penet). Kemudian diberi
perlakuan dengan perendaman dengan !3l, hal ini bertujuan untuk memudahkan
dalam memotong tudung akar bawang merah (%llium epa), karena dengan
pemberian !3l dapat memperjelas batas tudung akar dengan sel0sel diatasnya, tudung
akar akan terlihat lebih putih dibandingkan bagian lain dari akar bawang
merah(%llium epa), pemberian !3l ini juga dapat melunakkan dinding sel sehingga
memudahkan dalam memotong.
Perlakuan berikutnya lagi adalah pemberian aetoarmin. %etoarmin adalah
pewarna, sehingga jelas fungsinya adalah untuk memberi pigmen kepada sel0sel akar
bawang sehingga mudah untuk diamati dan terlihat pada saat diamati dibawah
mikroskop. Perlakuan yang terakhir adalah meletakkan bagian akar pada gelas objek
dan kemudian ditutup dengan o&er slip dan ditekan menggunakan ujung penil agar
tidak merusak sel yang akan diamati.
..9. %nalisa hasil.
#ari hasil perobaan didapatkan tahapan mitosisl bawang yang dapat teramati, antara
lain;
'. Profase
Pada tahap ini benang 0 benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian
setiap kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.
#inding inti (nuleus) dan anak inti (nuleolus) menghilang dan pasangan sentriol
yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan
dan juga serat0serat gelendong atau benang0benang spindle terbentuk diantara kedua
kutub pembelahan.
Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan
dua sentrosom. Masing0masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisii
berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul munul diantara dua sentrosom
dan membentuk benang0benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada
sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat
bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang
terbentuk pada interfase. #ua kromatid identek tersebut bergabung pada
sentromernya. 6enang0benang spindel terlihat memanjang dari sentromer
"ambar '. (eteratur !asil Pengamatan
,. Metafase
)ahapan ini setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah
sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada
serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor. Masing0masing sentromer
mempunyai dua kinetokor dan masing0masing kinetokor dihubungkan ke satu
sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke
bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasi plate)
"ambar ,. (iteratur hasil pengamatan
9. %nafase
Pada fase ini pembelahan sudah nampak dengan adanya kromosom0kromosom
homolog saling berjauhan (berkumpul menuju kutub yang berlawanan). Kromosom
nampak jelas mengalami penebalan sehingga dapat dilihat jelas dengan mikroskop
ahaya sekalipun. Kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing0masing
kromosom membentuk sentromer. Masing0masing kromosom ditarik oleh benang
kinetokor ke kutubnya yang berlainan satu sama lain.
"ambar 9. (iteratur Pengamatan
.. )elofase.
)elofase adalah fase finisiong, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan
telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara
sel0sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel0sel anak sudah benar0benar
terpisah. Pada fase ini terjadi beberapa peristiwa antara lain;
< Kromatida yang berada jpada kutub berubah menjasadi benang 0 benangkromatin
kembali.
< )erbentuk kembali dinding inti dan nuleolus membentuk dua inti baru.
< Serat 0 serat gelendong menghilang.
< )erjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk
membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. %khirnya , terbentuk dua sel
anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
"ambar .. (iteratur hasil pengamatan
6%6 =
P8$>)>P
/.'. Kesimpulan
Pada perobaan tentang mitosis bawang, didapatkan beberapa tahapan yang teramati
yaitu profase, metafase, anafase dan telofase. )iap0tiap proses pembelahan
mempunyai iri yang spesifik. Pada profase terlihat benang0benang spindel yang
sudah terbentuk. Metafase benang spindel sudah mempunyai kromosom yang bertaut
dan terdaat pada tengah sel. %nafase merupakan tahapan dimana kromosom mulai
tertarik ke kutub masing0masing dan telofase terjadi sitokinesis dan mulai berpisah
menjadi , buah sel.
/.,. Saran
Perobaan ini membutuhkan tingkat pengamatan yang sangat tinggi sehingga
dibutuhkan mikroskop yang benar0benar mempunyai tingkat pengamatan yang tinggi
sehingga tiap0tiap proses pembelahan dapat teramati dengan baik. ?uga dalam
memilih bahan yang akan digunakan, sebaiknya menggunakan yang masih segar
sehingga proses nya dapay terlihat.
#%*)%@ P>S)%K%
%ri+ona. ,--.. )he 3ell 3yle A Mitosis )utorial.
http;BBwww.biology.ari+ona.eduBellCbioBtutorialsBellCyleBells9.htm !olding bak
)D@ ad&anes mitosis.html.
3ampbell et al. '555. 6iology E th . >nited States.$ew Fork.
@a&en, Peter !., and "eorge 6. ?ohnson. ,--E. 6iology, /th ed. $ew Fork; M"raw0
!ill,'555.
)orrellas. ?, ,--,. 8liminating S:uashes through (earning 3ross0thread =iolations in
Speulati&e Paralleli+ation for Multiproessors. Symp. on !igh Performane
3omputer %rhiteture, (ondon.
)homas G. Sturgill et all, ,--4. Mitosis %nalysis. #epartment of Pharmaology,
>ni&ersity of =irginia, 3harlottes&ille, =% ,,5-H, >S%.
PENUNTUN PRAKTIKUM
GENETIKA DASAR (BIO 2!"
Disusun o#e$%
Ir& Ar'ian( M&Agr& '))&
*urusan Bu'i'a+a Pertanian
,a)u#tas Pertanian
Uni-ersitas .a/0ung
21
PENGAMATAN KROMOSOM PERIODE MITOSIS
(PERCOBAAN I"
.an'asan Teori
Kromosom eukariot disusun oleh dua unsur utama, yaitu #$% dan protein histon.
Pada sel yang aktif kromosom berada dalam bentuk serat atau benang #$% yang
berasosiasi dengan protein histon yang tidak dapat diamati dibawah mikroskop ahaya.
Pada periode pembelahan sel (Mitosis) kromosom akan menebal dan memendek. Proses
penebalan ini dilakukan melalui penggulungan serat #$% dalam beberapa tahap
penggulungan maksimum akan terjadi pada metafase yang menghasilkan gulungan
dengan garis tengah E--- %.
Ta$a0an Mitosis
Mitosis terbagi atas empat tahapan yaitu; Profase, Metafase, %nafase dan )elofase.
)ahap sel diluar periode pembelahan disebut 2nterfase yang meliputi periode "'
(pertumbuhan sel '), S (sintesis #$%) dan ", (pertumbuhan sel ,) pada daur sel. #alam
pengamatan mikroskopis tahapan0tahapan tersebut mempunyai irri0iri khusus.
Inter2ase
Pada tahapan ini kromosom berupa benang0benang halus dan seara &isual agak sulit
dilihatBtidak tampak, sel terlihat hanya terbagi atas inti dan sitoplasma.
Pro2ase
Proses pembelahan sel yang terjadi pada tahap ini terbagi atas tiga bagian yang lebih
keil, yaitu;
Pro2ase a3a# ; proses penebalan kromosom mulai berlangsung menghasilkan inti
sel menjadi berwarna.
Pro2ase tenga$; benang kromosom mulai terlihat nyata dengan ukuran yang masih
panjang.
Pro2ase a)$ir ; kromosom terlihat jelas dalam bentuk sister kromatid dengan ukuran
yang masih panjang.
Meta2ase
Pada tahapan ini kromosom sudah memilin maksimum dan kromosom terlihat
menebal dan berada pada bidang ekuator inti sel. Pada tahapan ini jumlah kromosom
biasanya mudah dihitung.
Ana2ase
Kromosom kembar (sister hromatid) dalam masing0masing kromatid berpisah dan
bermigrasi kearah dua kutub yang berlawanan.
Te#o2ase
Kromosom yang telah terpisah berkumpul pada dua kutub yang berbeda, dan disusul
oleh terbentuknya dinding sel yang membentuk dua sel.
Te/0at 'an 3a)tu 0e/be#a$an se#
>ntuk memperoleh sel0sel dalam keadaan yang membelah, perlu diketahui tempat dan
waktu sel melakukan pembelahan, serta bagaimana ara pengambilan ontohnya.
Pembelahan sel berlangsung pada jaringan yang merupakan titik tumbuh atau jaringan
merismatik, atau sel0sel induk gamet. Pada titik tumbuh, misal pada ujung akar atau
puuk tanaman, terjadi pembelahan seara mitosis; yaitu satu sel akan membelah menjadi
dua sel yang mempunyai kromosom yang identik dengan kromosom sel sebelumnya.
Pembelahan seara meiosis terjadi pada saat pembentukan gamet yang terdapat pada
bunga (Pollen mother ellIs atau Megaspore mother ellIs). #iluar jaringanB sel
merismatik tersebut pembelahan tidak akan terjadi dan sel akan berada pada keadaan
yang tidak aktif membelah dan kromosom terurai dalam bentuk benang #$% yang tidak
tampak dibawah mikroskop ahaya.
#alam mempelajari morfologi kromosom dengan menggunakan mikroskop, perlu
dilakukan pengamatan pada saat kromosom mempunyai ukuran diameter maksimum.
>ntuk tujuan tersebut perlu dilakukan pengambilan ontoh yang tepat, yaitu selain harus
diambil dari bagian jaringan yang sedang membelah juga harus dilakukan pada waktu
yang tepat sehingga bisa didapatkan fase0fase mitosis.
Penga/bi#an 4onto$ 'an 0e3arnaan&
>ntuk memperoleh sel0sel yang berada pada tahap0tahap pembelahan (mitosis atau
meiosis), pengambilan ontoh jaringan atau sel yang sedang membelah harus
diberhentikan prosesnya. Penghentian dilakukan dengan memotong ujung akar atau
puuk tanaman (untuk mitosis) dan merendamnya dalam larutan fiksatif, kemudian dapat
dilakukan pra perlakuan untuk lebih memendekkan kromosom, sehingga diharapkan
dapat lebih tebal dan mudah terlihat.
#alam pengamatan mikroskopis, agar kromosom tampak jelas harus dilakukan
pewarnaan yang dapat membedakan dari bagian lainnya (pewarnaan selektif).
Pewarnaan selektif ini dapat dilakukan dengan ara hanya mewarnai bahan yang terdapat
dalam kromosom, yaitu #$%. Pada sel eukariot bagian terbesar #$% terdapat pada inti
sel, lebih tepatnya pada kromosom. Meskipun #$% terdapat juga pada sitoplasma, yaitu
pada mityokondria dan kloroplas, tetapijumlahnya hanya sedikit sehingga tidak
menghasilkan warna oleh pewarna seperti asam fuhsin, aeto armin atau aeto orein.
Tu5uan
'. Memahami dan mengamati tahapan mitosis dibawah mikroskop.
,. Mengamati bentuk dan menghitung kromosom.
Per4obaan
A#at 'an Ba$an
%lat yang digunakan diantaranya; pinset, gelas objek, gelas penutup (o&er glass),
jarum bertangkai, alat pengetuk (pensil kayu), gelas alroji, awan petri, kertas
penghisap,lampu spritus, water bath dan mikroskop.
6ahan tanaman yang digunakan untuk dipelajari adalah ujung akar bawang (Allium
sp.). Persiapan untuk mendapatkan akar bawang dapat dilakukan dengan ara
mengeambahkan bawang dalam tempat (awan) yang diberi kertas merang dan dibasahi
dengan air.
6ara Ker5a

Meto'e A4eto or4ein 27
'. Pemilihan akar (akar panjangnya antara './ J , m)
,. Siapkan gelas alroji berisi !3l ' $
9. Pemotongan akar (akar dipotong sekitar -./ J '.- m, ambil bagian ujungnya)
.. *iksasi dan pelunakan (masukkanBrendam selama '/ menit dalam gelas alroji berisi
!3l ' $ agar spesimen terfiksasi dan menjadi lunak)
/. Pewarnaan (pindahkan spesimen pada gelas objek bersih yang sudah ditetesi aeto0
orein ,1)
E. Penaahan (potong spesimen sekitar ' mm dari ujung dan sisanya dibuang,
kemudian diaah menggunakan ujung jarum)
4. )utup dengan gelas penutup dan dipanaskan diatas lampu spiritus (harus dijaga
jangan sampai mendidih)
H. (etakkan gelas objek diatas kertas penghisap, lakukan sedikit poenekanan pada tutup
gelas. Selanjutnya tekan pada salah satu bagian sudut gelas penutup dan diketuk0
ketuk dengan bagian ujung kayu keil (pensil kayu) dengan arah dari tengah ke
pinggir.
5. %mati dibawah mikroskop dari pembesaran lensa objektif '- K sBd '-- K. 6uat
gambar hasil pengamatan.
Meto'e ,eu#gen
1. Perlakuan awal. Potong ujung akar sekitar './ J , m, kemudian masukkan
kedalam botol keil yang berisi H0oKynolin dan diletakkan dalam thermos dengan
suhu '4
o
3 selama / jam.
,. *iksasi. Potongan akar setelah perlakuan awal dibilas dengan akuades dan segera
direndam dalam larutan 3arnoy selama , jam atau lebih dan disimpan didalam lemari
es (/
o
3)
9. Maserasi. Potongan akar setelah fiksasi dibilas dengan akuades, akar tersebut
dimasukkan kedalam botol keil yang berisi larutan !3l ' $ dan dimaserasi dengan
meletakkannya didalam water bath pada suhu E-
o
3 selama '/ menit.
.. Pewarnaan. %mbil potongan akar yang telah dilunakan dan masukkan kedalam botol
keil yang telah berisi larutan feulgen tutup rapat dan simpan dilemari es selama '
jam atau lebih. Setelah terwarnai akan tampak hanya ujung akarnya saja yang
berwarna merah (daerah meristematik).
/. Penaahan. %mbil satu buah akar dari botol yang berisi larutan feulgen letakkan
ditengah gelas objek bersih, jika masih ada akar yang masih akan digunakan
sebaiknya tutup kembali botol dengan rapat. %kar dipotong sekitar ' J , mm dari
ujung dan ambil bagian ujungnya yang berwarna merah dan sisanya dibuang,
kemudian diaah menggunakan ujung jarum, lalu tetesi dengan asam asetat ./1.
)utup dengan gelas penutup.
E. (etakkan gelas objek diatas kertas penghisap, Selanjutnya tekan pada salah satu
bagian sudut gelas penutup dan diketuk0ketuk dengan bagian ujung kayu keil (pensil
kayu) dengan arah dari tengah ke pinggir sampai terlihat sel0selnya menyebar
diseluruh permukaan tutup gelas (o&er glass) lakukan sedikit penekanan pada tutup
gelas yang telah dilapisi kertas penghisap untuk mengurangi kelebihan asam asetat
pada tutup gelas.
4. %mati dibawah mikroskop dari pembesaran lensa objektif '- K sBd '-- K. 6uat
gambar hasil pengamatan.
Pertan+aan 'an Tugas
'. #apatkah anda menemukan semua fase mitosis pada preparat anda<
,. )ahapan mitosis mana pada preparat anda yang paling banyak dijumpai< 6agaimana
menurut anda<
9. Pada fase mana yang paling mudah untuk menentukan maam dan jumlah
kromosom<
.. #apatkah anda menghitung jumlah kromosom akar bawang dan berapa jumlahnya<
IMITASI PERBANDINGAN GENETIS
(PERCOBAAN II-V)
.an'asan Teori
8& 9u)u/ Men'e#
Perbedaan fenotip dari keturunan yang diperoleh atau diperkirakan akan diperoleh
pada perobaan persilangan adalah hasil dari persatuan gamet tetua jantan dan betina
yang berlangsung seara aak pada waktu terjadi pembuahan o-leh sperma pada sel telur.
Menurut Mendel, persilangan atau pembentukan hibrid, mengikuti kaidah (9LM)
n
untuk
sifat kedominanan penuh, dan N('L,)L'O
n
untuk sifat kedominanan tak penuh. Pada
rumus untuk sifat kedominanan penuh, angka 9 menunjukkan angka nisbah fenotipeyang
sama pada homo+igot dominan dan hetero+igot (Phibrid) sedangkan angka '
menunjukkan angka nisbah fenotipe homo+igot resesif. Pada rumus untuk sifat
kedominanan sebagian, angka nisbah 9 tersebut memeah (Pbersegregasi) menjadi ('L,)
yaitu ' menunjukkan angka nisbah fenotipe homo+igot dominan dan , menunjukkan
angka nisbah fenotipe hetero+igot. >ntuk kedua rumus tersebut bilangan eksponensial n
menunjukkan banyaknya sifat beda yang dikendalikan seara genetik.
3ontoh '; Kaang kapri (Pisum sativum) berbeda genetik untuk warna biji.
Kuning merupakan warna biji dominan sedangkan hijau warna biji resesif. 6erdasarkan
warna resesif gen tersebut diberi nama g (dari kata green) sehingga fenotipe biji hijau
mempunyai genotipe gg, sedangkan fenotipe biji kuning "" dan "g. $isbah fenotipe
biji kuning ; biji hijau dengan demikian adalah (9L')
n
yaitu 9 ; ' (nP', persilangan
monohibrid untuk warna biji). )etapi untuk bunga Ipukul . soreI (Mirabilis jalapa)
warna merah diatur oleh gen berkedominanan tidak penuh. 6ila fenotip resesif adalah
bunga berwarna putih (genotipe ww, dari kata white), maka segregasi menghasilkan
N('L,)L 'On yaitu ' bunga warna merah ; , bunag merah muda ; ' bunag putih. Garna
merah muda merupakan fenotipe hetero+igot. ?elaslah terjadi perbedaan nisbah fenotipe
pada kedua sifat kedominanan tersebut, karena munulnya sifat hetero+igot (Phibrid)
pada kedominanan sebagian. Pada kedominanan penuh sukar menduga genotipe
hetero+igot dari fenotipenya. Pada ontoh warna biji kaang kapri, fenotipe biji warna
kuning akan selalu menimbulkan pertanyaan apakah biji tersebut dari genotipe homo+igot
dominan "" ataukah dari genotipe hetero+igot "g. Sebaliknya pada kedominanan
sebagian, seperti pada ontoh warna bunga Ipukul . soreI, selalu dapat ditetapkan bahwa
fenotipe bunag merah adalah dari genotipe GG, bunga merah muda dari genotipe Gw,
dan bunga putih dari genotipe ww.
3ontoh ,; 6agaimana bila kita memasukkan sifat kedua kaang kapri, yaitu
bentuk biji bulat (dominan, genotipe GG) dan keriput (resesif, genotipe ww dari
wrinkle). Karena pada kapri kedua sifat tersebut diatur oleh gen berkedominanan penuh,
maka berlaku rumus dihibrid (nP,, untuk sifat warna biji dan bentuk biji) yaitu (9L')
,
P
9
,
L , (9) L ' yang terkenal dengan nisbah fenotipe 5;9;9;'. $isbah ini diuraikan sebagai
5 (sifat 2 dominan, sifat 22 dominan) ; 9 (2 dominan, 22 resesif) ; 9 (2 resesif, 22 dominan) ;
' (2 resesif, 22 resesif). Pada kedua sifat biji kapri tersebut, nisbah tersebut menjadi 5
kuning, bulat ; 9 kuning, keriput ; 9 hijau, bulat ; ' hijau, keriput. #engan tiga sifat
berbeda dominan penuh, untuk tipe batang menjalar (dominan, genotipe ##) dan tipe
semak (resesif, genotipe dd dari dwarf) yaitu (9L')
n
nisbah tersebut menjadi 9
9
L 9(9)
,
L
9(9) L ' jadi nisbah fenotipenya ,4;5;5;5;9;9;9;' yaitu, ,4 (sifat 2,22,22 dominan) ; 5 (2 dan
22 dominan, 222 resesif) ; 5 (2 dan 222 dominan, 22 resesif) ; 5 (22 dan 222 dominan, 2
resesif) ; 9 (2 dominan, 22 dan 222 resesif) ; 9 (22 dominan, 2 dan 222 resesif) ; 9 (222
dominan, 2 dan 22 resesif) ; ' (2, 22 dan 222 resesif).
Seandainya kedua sifat beda tersebut dikendalikan oleh gen berkedominanan
sebagian, nisbah fenotipe akan mengikuti rumus N('L,)L'O
n
P ';,;';,;.;,;';,;' yaitu ' (2
dan 22 dominan) ; , (2 dominan, 22 hetero+igot) ; ' (2 dominan, 22 resesif) ; , (22 dominan,
2 hetero+igot) ; . (2 hetero+igot, 22 hetero+igot) ; , (2 hetero+igot, 22 resesif) ; ' (2 resesif,
22 dominan) ; , (2 resesif, 22 hetero+igot) ; ' (2 dan 22 resesif). Kembali terlihat bahwa
terjadi perbedaan nisbah fenotipe antara pengendalian gen berkedominanan penuh dan
berkedominanan sebagian, karena terekspresinya fenotipe hetero+igot pada kedominanan
sebagian. 8kspresi fenotipe hetero+igot tersebut menghilangkan keragu0raguan dalam
menentukan kombinasi gen (Pgenotipe) yang terdapat pada suatu indi&idu. 8kspresi
dominan menunjukkan indi&idu genotipe homo+igot dominan, ekspresi hetero+igot
menunjukkan indi&idu genotipe hetero+igot, dan ekspresi resesif menunjukkan indi&idu
genotipe homo+igot resesif. #ikatakan bahwa pada gen berkedominanan tidak penuh,
nisbah fenotipe P nisbah genotipe.
2& Ana#isis :
2
>ji :
2
(chi-square) merupakan alat bantu untuk menentukan seberapa baik
kesesuaian suatu perobaan (goodness of fit). Pada uji ini penyimpangan nisbah amatan
(observed) dari nisbah harapan (expected) dengan rumus
Q
,
P R (O )
,
S

Q
,
P (O! !) S ! L (O" ") S " L .......... L (On n) S n
$ilai Q
,
diinterpretasikan sebagai peluang dengan menookkannya ke tabel Q
,
berdasarkan derajat bebasnya. #erajat bebas (db) adalah banyaknya fenotip yang dapat
diekspresikan (n) dikurangi satu. Pada satu sifat beda berkedominanan penuh terdapat
dua fenotip dan db P n0' P ,0' P '. Pada dua sifat beda berkedominanan sebagian, db P
50' P H.
3ontoh; 6erdasarkan persilangan dihibrid kapri berbiji bulat, kuning K kapri
berbiji keriput hijau. Mendel mengamati 9'/ biji bulat, kuning ; '-H biji bulat, hijau ;
'-' biji keriput, kuning ; 9, biji keriput, hijau dari total //E biji. 6erdasarkan nisbah
fenotip 5;9;9;' yang dapat diharapkan oleh Mendel sebenarnya adalah
5
B'E K //E P 9',,4/
biji bulat, kuning ;
9
B'E K //E P '-.,,/ biji bulat, hijau ;
9
B'E K //E P '-.,,/ biji keriput,
kuning ;
'
B'E K //E P 9.,4/ biji keriput, hijau. Seberapa baik perobaan Mendel tersebut
dibandingkan harapan dapat dihitung dengan
Q
,
P R (D-)
,
B P (9'/ J 9',,4/)
,
B (9',,4/) L ('-H0'-.,,/)
,
B ('-.,,/)
L ('-'0'-.,,/)
,
B ('-.,,/) L (9,09.,4/)
,
B 9.,4/
Q
,
P -,-'E L -,'9/ L -,'-' L -,,'H P -,.4- dengan db P . fenotipe J ' P 9
diookkan pada )abel Q
,
(*isher dan Fates, '5.9);
#erajat
bebas
P P -,55 -,5/ -,H- -,/- -,,- -,-/ -,-'
' -,---'/4 -,--9-9 -,-E., -,.// ',E., 9,H.' E,E9/
, -,-,- -,'-9 -,..E ',9HE 9,,'5 /,55' 5,,'-
9 -,''/ -,9/, ',--/ ,,9EE .,E., 4,H'/ '',9./
. -,,54 -,4'' ',E.5 9,9/4 /,5H5 5,..H '9,,44
/ -,//. ','./ ,,9.9 .,9/' 4,,H5 '',-4- '/,-HE
E -,H4, ',E9/ 9,-4- /,9.H H,//H ',,/5, 'E,H',
4 ',,95 ,,'E4 9,H,, E,9.E 5,H-9 '.,-E4 'H,.4/
H ',E.E ,,499 .,/.5 4,9.. '',-9- '/,/-4 ,-,-5-
5 ,,-HH 9,9,/ /,9H- H,9.9 ',,,., 'E,5'5 ,',EEE
'- ,,//H 9,5.- E,'45 5,9., '9,.., 'H,9-4 ,9,,-5
#ari tabel tersebut Q
,
P -,.-4 (dbP9) terletak pada PP-,H- J -,5/, sehingga dapat
disimpulkan bahwa perobaan Mendel tersebut sesuai dengan harapan nisbah fenotipe
5;9;9;' sebesar H-05-1.
A#at 'an Ba$an
'. Kaning baju yang berukuran sama, dengan warna0warna kontras.
,. Polibag hitam.
6ara Ker5a
8& I/itasi Persi#angan Mono$ibri'
Ke'o/inanan Penu$
'. >ntuk perobaan ini digunakan kaning dari dua warna kontras, misalnya '- buah
kaning merah dan '- buah kaning putih yang dimasukkan ke dalam polibag.
,. 6uatlah sebanyak dua polibag yang masing0masing menggambarkan jenis
kelamin tetua jantan dan betina, sedangkan kaning sebagai gamet.
9. Polibag digunang merata untuk meniru segregasi bebas meiosis pada
pembentukan gamet.
.. %mbillah satu kaning dari setiap polibag, paduan warna kedua kaning
menggambarkan genotipe +igot hasil persilangan gamet jantan dan betina.
/. 3atat hasil ambilan tersebut, masing0masing dengan peluang Merah0merah,
Merah0Putih, atau Putih0Putih. Kombinasi kaning Merah0Merah menggambarkan
genotipe homo+igot dominan MM dengan ekspresi fenotip warna merah7 Merah0
Putih menggambarkan genotipe hetero+igot MP dengan ekspresi fenotipe warna
merah7 Putih0Putih menggambarkan genotipe homo+igot resesif PP dengan ekspresi
fenotipe warna putih.
E. Masukkan kembali kaning tersebut ke dalam polibag asalnya.
4. >langi prosedur 90E tersebut sebanyak 'E kali.
H. #ata ambilan ditulis dalam bentuk tabel sebagai berikut;
%mbilan "enotipe *enotipe $isbah *enotipe *rekuensi %mbilan
Merah0Merah MM Garna Merah O 4
Merah0Putih MP Garna Merah O 9 /
Putih0Putih PP Garna Putih ' .
)otal 'E
8&2& Ke'o/inanan Sebagian
'. 3atatan data pengambilan Merah0Merah, Merah0Putih, atau Putih0Putih
diinterpretasikan ulang dengan memisahkan segregasi fenotipe warna merah muda
untuk ekspresi genotipe hetero+igot MP.
%mbilan "enotipe *enotipe $isbah *enotipe *rekuensi %mbilan
Merah0Merah MM Garna Merah ' 4
Merah0Putih MP Garna Merah , /
Putih0Putih PP Garna Putih ' .
)otal 'E
2& I/itasi Persi#angan Di$ibri'
Ke'o/inanan Penu$
'. >ntuk perobaan ini digunakan kaning dari empat warna kontras, misalnya '- buah
kaning merah dan '- buah kaning putih untuk sifat warna7 '- buah kaning biru
dan '- buah kaning hijau untuk sifat ukuran, yang dimasukkan ke dalam polibag.
,. Polibag pertama untuk sifat warna, diisi kaning merah dan putih, sedangkan polibag
kedua untuk sifat ukuran, diisi kaning biru dan hijau. (Perhatikan bahwa dalam
perobaan ini polibag diumpamakan sebagi lokus, dengan demikian harus memakai
empat buah polibag, masing0masing dua lokus untuk tetua jantan dan betina.
9. Polibag digunang merata untuk meniru segregasi bebas meiosis pada pembentukkan
gamet.
.. %mbillah satu kaning dari setiap polibag, paduan warna kedua kaning
menggambarkan genotipe +igot hasil persilangan gamet jantan dan betina.
/. 3atat hasil ambilan tersebut, dengan kemungkinan Merah0Merah 6iru06iru, Merah0
Merah 6iru0!ijau, Merah0Merah !ijau0!ijau, Merah0Putih 6iru06iru, Merah0Putih
6iru0!ijau, Merah0Putih !ijau0!ijau, Putih0Putih 6iru06iru, Putih0Putih 6iru0!ijau,
atau Putih0Putih !ijau0!ijau. Kombinasi kaning Merah0Merah menggambarkan
genotipe homo+igot dominan MM dengan ekspresi fenotipe warna merah7 Merah0
Putih menggambarkan fenotipe hetero+igot MP dengan ekspresi fenotipe warna
merah7 Putrih0Putih menggambarkan fenotipe homo+igot resesif PP dengan ekspresi
fenotipe warna putih. Kombinasi kaning 6iru06iru menggambarkan genotipe
homo+igot dominan 66 dengan ekspresi fenotipe ukuran besar7 6iru0!ijau
menggambarkan genotipe hetero+igot 6! dengan ekspresi fenotipe ukuran besar7
!ijau0!ijau menggambarkan genotipe homo+igot resesif !! dengan ekspresi
fenotipe ukuran keil.
E. Masukkan kembali kaning tersebut ke dalam polibag asalnya.
4. >langi prosedur 90E tersebut sebanyak 9, kali.
H. #ata ambilan dituliskan dalam bentu tabel;
%mbilan "enotipe $isbah
"enotipe
*enotipe
(warna, ukuran)
$isbah *enotipe *rekuensi
%mbilan
Merah0Merah 6iru06iru MM 66 ' Merah 6esar Merah 6esar P 5
Merah0Merah 6iru0!ijau MM 6! , Merah 6esar Merah Keil P 9
Merah0Merah !ijau0
!ijau
MM !! ' Merah Keil Putih 6esar P 9
Merah0Putih 6iru06iru MP 66 , Merah 6esar Putih Keil P '
Merah0Putih 6iru0!ijau MP 6! . Merah 6esar
Merah0Putih !ijau0!ijau MP !! , Merah Keil
Putih0Putih 6iru06iru PP 66 ' Putih 6esar
Putih0Putih 6iru0!ijau PP 6! , Putih 6esar
Putih0Putih !ijau0!ijau PP !! ' Putih Keil
)otal 9,
Ke'o/inanan Sebagian
'. 3atat data pengambilan Merah0Merah 6iru06iru, ....... dst sampai dengan Putih0Putih
!ijau0!ijau diinterpretasikan ulang dengan memisahkan segregasi fenotipe warna
merah muda untuk ekspresi genotipe hetero+igot MP dan ukuran sedang untuk
ekspresi genotipe hetero+igot 6!.
%mbilan "enotipe $isbah
"enotipe
*enotipe
(warna, ukuran)
$isbah
*enotipe
*rekuensi
%mbilan
Merah0Merah 6iru06iru MM 66 ' Merah 6esar '
Merah0Merah 6iru0!ijau MM 6! , Merah Sedang ,
Merah0Merah !ijau0
!ijau
MM !! ' Merah Keil '
Merah0Putih 6iru06iru MP 66 , Merah muda 6esar ,
Merah0Putih 6iru0!ijau MP 6! . Merah muda Sedang .
Merah0Putih !ijau0!ijau MP !! , Merah muda Keil ,
Putih0Putih 6iru06iru PP 66 ' Putih 6esar '
Putih0Putih 6iru0!ijau PP 6! , Putih Sedang ,
Putih0Putih !ijau0!ijau PP !! ' Putih Keil '
)otal 9,
Tugas
'. (akukan prosedur '.'7 '.,7 ,.'7 dan ,.,, sehingga terbuat . tabel seperti ontoh
,. !itung nilai Q
,
dan db untuk setiap tabel
9. ?elaskan kesimpulan masing0masing perobaan.
!& Mo'i2i)asi 9u)u/ Men'e#
9.'. Go#ongan Dara$
'. >ntuk perobaan ini digunakan kaning dari tiga warna kontras, misalnya / buah
kaning merah untuk genotipe 2
%
, / buah kaning biru untuk genotipe 2
6
dan / buah
kaning putih untuk genotipe 2
D
, yang dimasukkan ke dalam dua polibag masing0
masing berisi kaning seperti yang telah diuraikan..
,. Polibag digunang merata untuk meniru segregasi bebas meiosis pada pembentukkan
gamet.
9. %mbillah dua kaning dari setiap polibag, paduan warna keempat kaning
menggambarkan genotipe +igot hasil persilangan gamet jantan dan betina.
.. 3atat hasil ambilan tersebut, dengan kemungkinan (lihat juga buku ajar halaman .E0
.4 tentang golongan darah)
/. Masukkan kembali kaning tersebut ke dalam polibag asalnya.
E. >langi prosedur 90E tersebut sebanyak .- kali.
4. #ata ambilan dituliskan dalam bentu tabel di bawah ini
%mbilan "enotipe *enotipe "enerasi *'
% 6 %6 D
MerahPutih0MerahPutih 2
%
2
D
K 2
%
2
D
T 0 0 T
dst dst
!&2& E0istasis
'. >ntuk perobaan ini digunakan kaning dari empat warna kontras, misalnya '- buah
kaning merah untuk alel A dan '- buah kaning putih alel a7 '- buah kaning biru
alel B dan '- buah kaning hijau alel b, yang dimasukkan ke dalam polibag.
,. Polibag pertama untuk gamet jantan, sedangkan polibag kedua untuk gamet betina.
Polibag digunang merata untuk meniru segregasi bebas meiosis pada pembentukkan
gamet.
9. %mbillah dua kaning dari setiap polibag, paduan warna kedua kaning
menggambarkan genotipe +igot hasil persilangan gamet jantan dan betina.
.. 3atat hasil ambilan tersebut, dengan kemungkinan seperti pada (fenotipe epistasis dan
nisbah epistasis disesuaikan dengan tabel di bawah ini). Masukkan kembali kaning
tersebut ke dalam polibag asalnya.
Ka
sus
?enis
Karakter
"enotipe *, dan proporsi dari 'E
%%66 %%6b %a66 %a6b %%bb %abb aa66 aa6b aabb ratio
' , , . ' , ' , '
Kapri #ua sifat 5 9 9 ' 5;9;9;'
' )ikus
warna
bulu
%gouti !itam %lbino 5;9;.
, (abu warna Putih Kuning !ijau ',;9;'
9 Kapri
Garna
bunga
>ngu Putih 5;4
. (abu
6en tuk
6uah
6ulat (onjong
Pan0
jang
5;E;'
/ %yam warna Putih berwarna putih '9;9
E )ikus warna 6erak putih (6P) Putih berwarna 6P '-;9;9
4
Pato0
gen
6entuk
kapsul
Segitiga o&al '/;'
H
Kum0
bang
)e0
pung
warna merah jelaga merah jelaga !itam !itam pekat
!i0
tam
E;9;9;.
/. >langi prosedur 90E tersebut sebanyak 9, kali untuk setiap kasus epistasis.
E. #ata ambilan dituliskan dalam bentuk tabel (untuk setiap kasus ' tabel)
%mbilan "enotipe $isbah
"enotipe
*enotipe
epistasis
$isbah *enotipe
epistasis
*rekuensi
%mbilan
Merah0Merah 6iru06iru %% 66 '
Merah0Merah 6iru0!ijau %% 6b ,
Merah0Merah !ijau0
!ijau
%% bb '
Merah0Putih 6iru06iru %a 66 ,
Merah0Putih 6iru0!ijau %a 6b .
Merah0Putih !ijau0!ijau %a bb ,
Putih0Putih 6iru06iru aa 66 '
Putih0Putih 6iru0!ijau aa 6b ,
Putih0Putih !ijau0!ijau aa bb '
)otal 9,
Tugas
'. (akukan prosedur 9.'7 dan 9.,, sehingga terbuat ' tabel dan H tabel seperti ontoh
,. ?elaskan kesimpulan masing0masing perobaan.
ANA.ISIS PEDIGRI
(PERCOBAAN VI)
.an'asan Teori
Pengunaan praktis kaidah Mendel dan hukum peluang pada manusia dan hewan
terkendala seara biologi oleh kenyataan tidak adanya sifat hemafrodit dan keilnya
peluang ekspresi sifat genetik dan terutama pada manusia oleh norma dan hukum
perkawinan. Pakar genetik manusia dan pemulia ternak menelusuri pola pewarisan sifat
melalui sejarah munulnya ekspresi sifat tersebut dalam keluarga, dikenal sebagai analisis
pedigri.
(angkah pertama dalam analisis pedigri adalah menentukan apakah sifat tersebut
dominan atau resesif. %nalisis pedigri dapat membingungkan karena pada beberapa
fenotipe, misalnya ketulian, dapat bersifat dominan pada beberapa keluarga tetapi resesif
pada keluarga lainnya. ?elaslah bahwa beberapa substitusi gen yang berbeda dapat
menyebabkan ketulian.
"en resesif sukar ditelusuri karena mereka tersembunyi oleh alel dominannya dari
generasi ke generasi. )etua pembawa sifat (carrier) umumnya tidak dikenali sampai bayi
yang menyandang kelainan genetik lahir. Sifat yang dikendalikan oleh gen resesif
terkadang munul tiba0tiba dalam keluarga yang tidak memiliki sejarah sifat tersebut.
@esesif terekspresikan lebih sering dalam keluarga dengan bapak dan ibu berasal dari
keluarga yang berkerabat dekat. Kemungkinan (likelihood) munulnya gen yang sama
meningkat bila tetua berasal dari moyang yang sama.
3ontoh; Pewarisan sifat uping telinga, menggantung (%%) dan melekat (aa, dari
adherent), dikendalikan oleh gen resesif. Sifat tersebut munul hanya satu kali dalam
keluarga selama 9 generasi yang digambarkan bulat0hitam ("ambar 9.'). )anpa adanya
informasi lain, menantu dianggap homo+igot dominan sehingga tidak membawa sifat
tersebut.
P pria7 normalmaupun pembawa
P wanita7 normal maupun pembawa
P wanita penyandang uping telinga melekat
Penyelesaiannya adalah dengan mengidentifikasi sebanyak mungkin genotipe
berdasarkan informasi yang diberikan. Ganita (2209) yang mengekspresikan sifat uping
melekat pastilah homo+igot resesif aa. #engan demikian orang tuanya (20' dan 20,)
haruslah pembawa sifat (%a) karena mereka tidak mengekspresikan sifat tersebut tetapi
menurunkan kepada +uriat (2209). Saudaranya (wanita 220' dan pria 220E) boleh jadi %%
atau %a karena tidak mengekspresikan sifat uping melekat.
#ari perkawinan orang tua (%a K %a), peluang munulnya %a pada anak yang
memiliki uping menggantung adalah U dan peluang %% adalah V (dari %%;,%a untuk
sifat uping menggantung). )anpa adanya informasi yang lebih meyakinkan, 220' dan 220
E dianggap pembawa %a dengan peluang U. #ari perkawinan mereka, anak 220' dan 220E
memiliki peluang W sebagai pembawa %a (dari perkawinan 220' %a K suami %%, dan 220E
%a K istri %%7 menantu dianggap %%). #engan demikian peluang bahwa 2220', 2220,, 2220
9, 2220E, 22204 dan 2220H sebagai pembawa %a adalah U K W P V. %nak0anak 2209 (yaitu
2220. dan 2220/) seharusnya pembawa %a (peluangP ', dari perkawinan 2209 aa K suami
%%).
Penyelesaian berikutnya menghitung kemungkinan munulnya ekspresi sifat
uping melekat (aa) pada anak pertama dari perkawinan dua sepupu pada generasi 222,
misalnya perkawinan 2220' K 2220/. Keduanya adalah pembawa, sehingga tidak
mengekspresikan sifat uping melekat, dan peluang perkawinan mereka untuk
menurunkan anak yang mengekspresikan sifat uping melekat (aa) adalah %a K %a P
%%;,%a;aa, aaPX. Peluang ekspresi uping melekat pada anak pertama mereka adalah
V K ' K X P
'
B',. (Perhatikan bahwa perkalian peluang bebas ini diturunkan dari V
(peluang satu orang tua sebagai pembawa) K ' (peluang orang tua kedua sebagai
pembawa) K X (peluang anak dari perkawinan tersebut mengekspresikan sifat).
6ila anak pertama tidak mengekspresikan sifat uping melekat, peluang anak
kedua untuk mengekspresikan sifat tersebut juga
'
B',. )etapi bila anak pertama
mengekspresikan sifat tersebut, peluang anak kedua untuk mengekspresikan sifat yang
sama menjadi X karena telah dapat dipastikan bahwa kedua orang tuanya adalah
pembawa %a (peluangP').
A#at 'an Ba$an
Perobaan ini bersifat latihan menenrtukan genotipe setiap indi&idu di dalam
analisis pedigri dan menghitung peluang bebas untuk
(a) peluang satu orang tua sebagai pembawa %a
(b) peluang orang tua kedua sebagai pembawa %a
() Peluang anak dari perkawinan kedua orang tua tersebut mengekspresikan sifat yang
diturunkan.
Pada perobaan ini diperlukan seperangkat alat tulis dan kalkulator.
)ugas
' , 9 .
'. Pola pewarisan satu sifat yang sama digambarkan sebagai kotak dan lingkaran yang
dihitamkan dianalisis dari empat keluarga. Sifat tersebut dapat diasumsikan
tergantung pada satu otosom dominan atau satu otosom resesif.
a. %pakah pewarisan ini ditentukan oleh otosom dominan atau resesif< Mengapa
demikian<
b. )entukan genotipe untuk masing0masing indi&idu pada keempat pedigri tersebut.
2
' ,
22
' , 9 .
222
' , 9 .
,. Sifat yang digambarkan dengan kotak dan lingkaran yang dihitamkan diwariskan
melalui satu gen dominan. !itunglah peluang bahwa sifat tersebut munul pada anak
dari perkawian sepupu
a. 2220' K 22209
b. 2220, K 2220.
2
' ,
22
' , 9 . / E 4 H
222

' , 9 . / E 4 H 5 '- '' ', '9 '. '/ 'E '4
2=
' ,
9. Pedigri keluarga di atas menunjukan sifat taknormal yang diwariskan sebagai resesif
sederhana. Keuali bila ada buktikuat, semua orang yang mengawini anggota
keluarga dianggapbikan pembawa. Kotak dan lingkaran yang dihitamkan
menggambarkan ekspresi sifat taknormal tersebut. !itunglah peluang bahwa sifat
tersebut munul pada +uriat perkawinan sepupu dan sepupu jauh dalam generasi 222
dan 2=;
a. 2220' K 2220',
b. 2220E K 2220'9
. 2220. K 2220'.
d. 2=0' K 2=0,
PINDAH SILANG
(PERCOBAAN VII)
.an'asan Teori
Pindah silang adalah proses yang menyebabkan bagian kromosom homolog saling
bertukar, menghasilkan rekombinasi baru gen0gen pada kromosom yang sama. Pindah
silang dan asortasi bebas merupakan mekanisme untuk menghasilkan kombinasi baru
gen. Seleksi alam kemudian bertindak untuk melestarikan kombinasi baru tersebut yang
menghasilkan mahluk hidup dengan kesesuaian maksimum, yaitu peluang maksimum
pelestarian genotipe tersebut. Pindah silang terjadi sewaktu sinapsis kromosom homolog
pada profase 2 (+igoten dan pakhiten) meiosis.
Sebelumnya kita harus memahami bahwa lokasi gen pada kromosom disebut lokus
yang tersusun dalam sekuen linier. (okus juga berarti lokasi serangkaian gen yang
berurutan dengan fungsi yang berkaitan. Kedua alel pada suatu gen hetero+igot
menempati posisi yang sama dalam kromosom homolog, yaitu alel % pada kromosom
homolog yang satu dan alel a menempati posisi yang sama pada kromosomhomolog yang
lainnya. Pindah silang terjadi pada tahap tedtrad sesudah replikasi kromosom sewaktu
interfase, yaitu sesudah kromosom mengganda sehingga terdapat empat kromatid untuk
setiap kromosom homolog. Pindah silang melibatkan pematahan masing0masing kedua
kromosom homolog (kromatid) dan patahan tersebut saling bertukaran. Peluang
terjadinya pindah silang diantara dua lokus meningkat dengan meningkatnya jarak antara
dua lokus tersebut pada kromosom.
Pin'a$ si#ang tungga#
Pindah silang melibatkan hanya dua dari empat kromatid pada pasanngan kromosom
homolog. Kedua kromatid ini bertukaran segmen yang sama melalui mekanisme
pemetahan dan pertukaran.!asil kejadian meiosis ini dari keempat kromatid hanya dua
yang mengandung kombinasi baru alel dari kedua gen. Sedangkan kedua kromatid
lainnya membawa kombinasi tetua.
Pin'a$ si#ang 'ua gen ter0aut
Kombinasi rekombinan dari alel dua gen terpaut dihasilkan oleh pindah silang pada
inter&al diantara dua lokus yang bersegregasi. Peluang suatu pindah silang yang terjadi
diantara dua lokus adalah fungsi panjangnya inter&al yang memisahkan lokus tersebut.
#engan demikian terdapat peluang yang lebih besar untuk terjadinya pindah silang pada
lokus yang terpisah ukup jauh dibandingkan dengan lokus yang terpaut.
Pin'a$ si#ang gan'a 'ua 2a)tor
'. Pindah silang ganda dua strand terjadi bila kedua pindah silang melibatkan dua
kromatid yang sama
,. Pindah silang ganda tiga strand terjadi bila pindah silang yang kedua melibatkan satu
kromatid yang sama dengan pindah silang yang pertama dan kromatid tersebut
berpindah silang dengan kromatid ketiga.
9. Pindah silang ganda empat strand terjadi bila pindah silang pertama dan pindah silang
kedua melibatkan pasangan kromatid yang berbeda.
Pin'a$ si#ang gan'a tiga 2a)tor
Pada pindah silang ganda dua faktor yang melibatkan dua kromatid sering terjadi
pindah silang yang tidak terpantau yang menghasilkan '--1 genotipe tipe tetua,
walaupun terdapat segmen kromosom homolog yang terpatah dan bertukar pada dua
kromatid. >ntuk memantau pindah silang ganda dua faktor dua strand seperti ini
diperlukan lokus ketiga dintara dua lokus. #engan menggunakan tiga lokus sebagai
marka genetik, dimungkinkan melakukan pemetaan gen berdasarkan letak urutan marka
tersebut.
)ujuan
'. Memahami dasar genetika pindah silang (rossing o&er)sebagai mekanisme penting
dalam kombinasi baru gen,
,. Melakukan simulasi berbagai bentuk pindah silang
Perobaan
A#at 'an Ba$an
(ilin plastisin dengan dua warna yang berbeda, penggaris plastik dan pensil
berwarna.
6ara Ker5a
'. 6uatlah kromosom homolog pada fase sesudah interfase atau pada saat sinapsis
dengan dua kromatid kembar lengkap dengan marka dan sentromernya menggunakan
lilin yang berbeda warna. Simulasikan fenomena sinapsis pada pasangan kromosom
homolog tersebut.
,. Kemudian simulasikan proses pindah silang yang terjadi pada tahap pakhiten (pindah
silang tunggal, ganda dengan dua faktor dan ganda dengan tiga faktor) dan produk
akhir pindah silangnya pada tahap diakinesis.
9. >ntuk memotong segmen pada plastisin tersebut gunakan penggaris plastik agar
diperoleh potongan rapi dan tegas.
Pertan+aan 'an Tugas
'. "ambarkan hasil simulasi pindah silang yang anda lakukan mulai dari tahap sesudah
interfase atau pada saat sinapsis, proses pindah silang pada saat pakhiten dan produk
akhirnya pada tahap diakinesis.
,. %pa beda pindah silang tunggal dua faktor dengan pindah silang ganda dua faktor dua
strand berdasarkan patahan dan pertukaran segmen homolognya< Mengapa bisa
terjadi demikian< %pa kesimpulan anda<
%. 6awang Merah (%llium asalonium (.)
'. Sejarah 6awang Merah
)anaman bawang merah diduga berasal dari %sia )engah yaitu disekitar Palestina.
( Sunarjono dan Soedarmo, '5H5). )anaman ini merupakan tanaman tertua dari silsilah
budidaya tanaman oleh manusia. !al ini antara lain ditunjukan pada +aman 2 dan 22
(9,--0,4-- sebelum masehi) bangsa Mesir sering melukiskan bawang merah pada
patung dan tugu0tugu mereka. #i 2srael tanaman bawang merah dikenal tahun '/--
sebelum masehi. ( @ukman @ahmat, '55.). Pada tahun ,'-- sebelum masehi bawang
merah telah dikembangkan di Funani Kuno sebagai sarana pengobatan. ( Sunarjono dan
Soedarmo, '5H5).
,. Klasifikasi dan Morfologi 6awang Merah
6awang merah merupakan tanaman semusim yang diklasifikasikan (menurut @obnowith
and 6rewster, '55- dalam $ani dan 8tty, '55/), sebagai berikut;
#i&isio ; Spermatophyta
Sub #i&isio ; %ngiospermae
Kasis ; Monootyledonae
Drdo ; %sparagales ((illiiflorae)
*amili ; %lliaea ( %maryllidaeae)
"enus ; %lllium
Spesies ; %llium epa group %ggregatum
3iri0iri morfologis bawang merah adalah berumbi lapis, berakar serabut dan berdaun
silindris seperti pipa memiliki batang sejati yang disebut YdiskusZ yang bentuknya seperti
akram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya perakaran dan tunas perakaran serta
mata tunas (titik tumbuh). Pangkal daun bersatu membentuk batang semu. 6atang semu
yang berada didalam tanah akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi lapis atau
bulbus. ( nani Sumarni dan 8tty Sumiati, '55/)
Pada akram diantara lapisan kelopak daunterdapat mata tunas yang mampu tumbuh
menjadi tanaman baru yang disebut tunas lateral atau anakan. )unas lateral tersebut akan
membentuk akram baru, hingga dapat membentuk umbi lapis. 6awang merah
mempunyai sifat merumpun, dimana tiap umbi dapat menjadi beberapa umbi. pada dasar
akram tumbuh akar serabut dan dibagian tengah terdapat mata tunas utama yang kelak
tumbuh paling dulu dan dapat dianggap sebagai tunas apial. ( Sunarjono ! dan
Soedarmo P, '55H)
6agian0bagian umbi bawang merah (Syamsudin, '5H'), terdiri dari;
0 Sisik daun, merupakan bagian umbi yang berisi adangan makanan bagi tumbuhan
sejak mulai bertunas sampai keluar akar.
0 Kumup (gemma bulbi) merupakan bagian umbi yang menghasilkan titik tumbuh baru
yang akan membentuk umbi0umbi baru.
0 Subang ( diskus) merupakan batang yang rundameter berfungsi sebagai tempat
duduknya sisik daun
0 %kar ad&entif, yaitu akar serabut berupa benang0benang (radiK fibiosa) yang terdapat
dibawah subang.
6unga bawang merah adalah sempurna ( hermaproditus) yang pada umumnya terdiri dari
/0E helai benag sari, sebuah putik dengan daun bunga yang berwarna putih. 6akal buah
duduk diatas membentuk bangunan bersegi tiga hingga tampak jelas seperti kubah. 6akal
buah ini sebenarnya terbentuk dari tiga buah ruang dan dalam tiap ruang terdapat dua
alon biji. 6enang sarinya sendiri tersusun membentuk dua lingkaran yaitu lingkaran
dalam dan luar. Pada lingkaran luar terdapat 9 benag sari, demikian pula pada lingkaran
dalam. #alam ,09 hari semua benang sari menjadi dewasa, tetapi pada umumnya benang
sari yang terletak pada lingkaran dalam lebih epat dewasa. ( Sunarjono dan Soedarmo,
'5H5)
9. Pertumbuhan 6awang Merah
)anaman bawang merah memiliki kemampuan untuk berkembang biak seara generatif
maupun &egetatif.pembiakan generatif dilakukan melalui pembentukan bunga yang
akhirnya akan menghasilkan biji. Perbanyakan seara &egetatif dilakukan melalui
perbanyakan umbi. pada umumnya perbanyakan umbi dilakukan dengan menanam umbi
bawang merah seara utuh atau dengan memotong sepertiga bagian atas umbi.
( Sunarjono dan Soedarmo, '5H5).
Pembiakan &egetatif lebih mudah dan lebih epat dibandingkan dengan pembiakan
generatif. *ase &egetatif pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman berhubungan
dengan 9 proses penting yaitu pembelahan sel, perpanjangan sel serta diferensiasi sel.
Pembelahan sel terjadi pada proses pembuatan sel0sel baru yang terdapat didalam
jaringan meristematik yaitu pada titik tumbuh batang, ujung akar dan kambium.
( Gibowo Singgih, '55')
Pertumbuhan pada fase &egetatif terutama terjadi pada perkembangan akar, daun dan
batang baru. Pertumbuhan tanaman didukung oleh peran hasil fotosintesis yang berupa
karbohidrat , protein dan lemak. *otosintesis yang merupakan proses perubahan 3D,,
dan !,D dibawah pengaruh ahaya kedalam persenyawaan organi yang berisi karbon
dan kaya energi, dapat mengakibatkan pertambahan ukuran dan berat kering tanaman.
#engan bertambahnya jumlah dan ukuran luas daun pada masa &egetatif yang disertai
kemampuan akar dalam menyerap unsure hara dan air dari dalam tanah, akan semakin
meningkat kemampuan tanaman untuk berfotosintesis. !asil fotosintesis yang berupa
karbohidrat berperan dalam mendorong pertumbuhan tanaman. ( $ani Sumarni dan 8tty
Sumiati, '55/).
Pembentukan umbi lapis bawang merah terjadi akibat mobilisasi karbohidrat kepangkal
daun muda. #isini terjadi penghambatan pertumbuhan meristem apial dan akar,
umumnya bersama0sama dengan penghentian pembelahan sel dan pangkal daun muda.
*%S8 *%S8 )>M6>!%$
*ase mitosis akar bawang (%lium epa)
Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi seara tidak langsung (Setjo, ,--.). !al ini
dikarenakan pada pembelahan sel seara mitosis terdapat adanya tahapan0tahapan
tertentu. )ahapan0tahapan (fase0fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini
meliputi; profase, metafase, anafase, dan telofase.
Mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel0sel yang hidup
terutama sel0sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang). Proses pembelahan
seara mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik dan bertujuan untuk
mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti seara
berturut0turut.
Mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 9- menit sampai beberapa jam dan
merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus0menerus. Pada praktikum
kali ini digunakan akar bawang merah (%llium epa) karena jaringan akar bawang merah
(%llium epa) merupaskan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan mitosis
(Sugiri, '55,).
Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan0bahan di
luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (,n) akan menghasilkan dua buah sel
anakan yang masing0masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama
dengan sel iduknya.
>rut0urutan terjadinya mitosis adalah sebagai berikut;
'. Profase
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nuleus dan diganti dengan
mulai tampaknya pilinan0pilinan kromosom yang terlihat tebal.
,. Metafase
3iri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan
ini dibentuk oleh mikrotubula. "elendong ini membentuk kutub0kutb pembelahan tempat
sentromer mikrotubula bertumpu.
9. %nafase
Pada fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada
masing0masing kutub, sehingga telihat adal dua kumpulan kromosom.
.. )elofase
)elofase adalah fase finisiong, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan
telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel0sel
anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel0sel anak sudah benar0benar terpisah.
6akteri adalah organisme bersel satu yang berada hampir di semua tempat. Sel bakteri
adalah suatu organisasi prokariotik, suatu sistem sel yang tidak mempunyai membran inti.
6akteri banyak ditemukan di dalam tanah, yaitu di daerah rhi+osphere, yaitu suatu +ona
pada tanah di sekitar akar yang mengandung nutrisi yang dikeluarkan oleh akar yang
merupakan sumber energi dan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan berbagai maam
6akteri dan mikroorganisme yang lain.
Komponen $utrisi yang #ikeluarkan %kar
Karbohidrat; "lukosa, fruktosa, sukrosa, Kilosa, maltosa, rhamnosa, arabinosa, rafinosa,
oligosakarida
%sam amino; (eusinB isoleusin, &alin, asam [0aminobutirat, glutamin, [0alanin, asparagin,
serin, asam glutamat, asam aspartat, sistinB sistein, glisin, fenilalanin, treonin, tirosin,
(isin, prolin, metionin, triptofan, homoserin, \0alanin, arginin %sam organik; )artarat,
oksalat, sitrat, malat, asetat, propionat, butirat, &alerat, suksinat, fumarat, glikolat,
8n+im; *osfatase, in&ertase, amilase, protease, poligalakfuronase Senyawa0senyawa lain;
6iotin, tiamin, pantotenat, niasin, kolin, inositol, piridoksin, asam p0aminoben+oat, asam
n0metilnikotinat, auksin
>ntuk keperluan penelitian, bakteri yang akan dipelajari harus dipisahkan (diisolasi) dari
lingklungan aslinya dan bakteri atau mikroorganisme yang lain dan kemudian
ditumbuhkan pada suatu medium yang steril. >ntuk mengisolasi bakteri diperlukan suatu
kultur pengayaan untuk menambah jumlah bakteri yang akan diteliti karena dari sumber
alaminya, bakteri yang akan diisolasi biasanya hanya ada pada jumlah yang keil. Kultur
pengayaan ini juga berfungsi untuk mengurangi jumlah bakteri lain yang tidak
dibutuhkan.
6akteri mengalami empat fase pertumbuhan di dalam media biakan, yaitu fase lag, fase
log statis dan fase kematian.
fase pertumbuhan bakteri
*ase lamban (lag); )idak ada pertambahan populasi, sel mengalami perubahan pada
komposisi kimianya, ukuran bertambah, dan substansi ekstraseluler bertambah
*ase logaritma; Sel membelah dengan laju konstan, massa menjadi dua kali lipat dengan
laju sama, akti&itas metabolik konstan, dan keadaan pertumbuhan seimbang
*ase statis; Penambahan produk beraun, kehabisan nutrisi, beberapa sel mati dan yang
lainnya tetap hidup dan membelah, dan jumlah sel hidup konstan
*ase kematian; Kematian lebih epat dari pada terbentuknya sel0sel bakeri yang baru.
6ergantung pada spesiesnya, semua sel akan mati dalam beberapa hari atau bulan.
MUTASI
(PERCOBAAN VIII-IX)
#andasan $eori
Mutasi adalah suatu proses dimana suatu gen mengalami perubahan struktur. "en
yang berubah karena mutasi disebut mutan. Mutan adalah sel0sel atau indi&idu yang
membawa mutasi tersebut. #alam arti luas mutasi dihasilkan dari segala maam tipe
perubahan bahan keturunan yang mengakibatkan perubahan kenampakan fenotipe yang
diturunkan,
Mutasi dapat terjadi seara alami maupun buatan, yang dilakukan oleh manusia.
6anyak tanaman yang telah mengalami mutasi seara alami misalnya, pada tanaman
pisang apel alfafa dan masih banyak lagi yang lainnya. Sedangkan mutasi buatan telah
lama dilakukan oleh manusia dengan ara radiasi, seara fisik dan kimia. Mutasi seara
radiasi biasanya dengan menggunakan sinar ], sinar \ dan lain sebagainya, mutasi seara
fisik, misalnya dapat kita temui pada perlakuan pelukaan pohon kelapa untuk
mendapatkan kelapa kopyor. Sedangkan dengan ara kimia ada beberapa, bahan kimia
yang digunakan sebagai mutagen misalnya, asam nitrit, ethyl methane sulfonate,
olhiin, kaffein dan nikotin.
Salah satu mutagen kimia yang sering digunakan adalah olhiin yang sudah lama
digunakan sebagai bahan kimia untuk membuat mutasi pada tanaman terutama untuk
menggandakan jumlah kromosom untuk mendapatkan buah yang lebih besar ataupun
buah tanpa biji. 3olhiin adalah suatu alkaloid yang diambil dari tanaman %olchicum
autumnale (fam. (iliaeae), terdapat dalam biji dan umbinya. Mekanisme kerja olhiin
adalah dengan ara menghambat proses pembentukan benang gelendong pada fase
anafase dan menghentikan proses pembelahan sel selanjutnya, sehingga sel memiliki
jumlah kromosom ganda.
6erdasarkan mekanisme kerja olhiin yang spesifik pada tahap mitosis anafase,
maka pemberian olhiin lebih tertuju pada bagian tanaman yang sedang membelah
aktif atau yang biasa disebut sebagai daerah meristematik. 6agian tanaman tersebut
biasanya terdapat pada tunas daun, tunas bunga ataupun ujung akar. #alam perobaan
kali ini kita akan menggunakan dua alternatif aplikasi mutagen olhiin yaitu pada tunas
daun dan ujung akar tanaman.
Tu5uan
'. Mempelajari dan memahami perkembangan bagian tanaman yang mengalami mutasi.
,. Memahami mekanisme perubahan tanaman yang mengalami mutasi.
Per4obaan
Ba$an 'an A#at
Mikroskop, dan bahan0bahan dan alat untuk mengamati kromosom, awan petri,
kertas merang, kertas tisu atau kapas, gelatin, larutan olhiin -.91, biji kedele atau biji
kaang panjang, bawang merah atau bawang 6ombay.
6ara Ker5a
8& Tunas Daun
'. Siapkan . buah polibag keil, pot atau gelas plastik yang berisi tanah dan kompos,
kemudian tanam biji kedele atau biji kaang panjang dan dipelihara selama kurang
lebih / hari, sampai keambah tersebut munul ke permukaan tanah.
,. Pisahkan dua tanaman sebagai kontrol dan dua lagi yang akan diberi perlakuan
olhiin.
9. Kedua tanaman yang akan diperlakukan olhiin, dikuak sedikit daun lembaganya
sambil dimasukkan segumpal keil kertas tisu atau kapas dengan pinset sampai
menempel pada ujung tunas daunnya.
.. Setelah posisi kertas tisu atau kapas sudah tepat diujung tunas daun, kemudian kertas
atau kapas tersebut ditetesi dengan larutan olhiin satu sampai dua tetes sampai
kertas menjadi basah.
/. Pot atau polibag yang berisi tanaman yang sudah diperlakukan kemudian disungkup
dengan plastik bening selama seminggu, sehingga terpelihara kelembaban disekitar
tanaman dan larutan olhiin di gumpalan kertas tidak epat menguap.
Penga/atan
'. %mati perkembangan tanaman terutama bagian disekitar perlakuan olhiin dan
atat apa yang terjadi.
,. 6andingkan tanaman yang diperlakukan dengan olhiin dengan tanaman kontrol.
6agaimana menurut anda<
9. %pakah tanaman yang anda beri perlakuan menunjukkan reaksi kearah terjadinya
mutasi atau tidak< 6agaimana menurut anda<
2& U5ung A)ar
'. Siapkan awan petri yang telah dialasi dengan kertas merang yang telah dibasahi.
,. Kupas kulit luar bawang merah atau bawang 6ombay sekitar dua lapis untuk
menghilangkan dormansi, kemudian dibersihkan dan diui.
9. Siung bawang yang sudah bersih, kemudian ditumbuhkan di atas kertas merang yang
telah dibasahi.
.. ?ika sudah berakar kurang lebih -./0' m, suing bawang dipindahkan ke awan yang
sudah diberi kertas tisu dan telah dibasahi dengan larutan olhiin, kemudian
disungkup untuk menghindari penguapan yang terlalu epat.
/. Perlakuan olhiin terhadap akar bawang selama ,. jam, kemudian akar bawang
yang membesar diambil dan diamati dibawah mikroskop seperti perobaan
pengamatan kromosom sebelumnya.
Pengamatan
'. %mati perkembangan akar setelah dilakukan pemberian olhiin. %pakah terjadi
perubahan dibandingkan dengan akar tanaman bawang tanpa perlakuan (kontrol)<
,. %mati jumlah kromosom akar tanaman bawang yang sudah diberi olhiin dibawah
mikroskop. %pakah jumlah kromosomnya tetap atau mengganda atau ada keanehan
lainnya pada tahapan mitosis yang anda amati<
Pertan+aan 'an Tugas
'. 6agaimana iri0iri fisik tanaman kedele atau kaang panjang yang telah diberi
perlakuan olhiin< "ambarkan perubahan tersebut pada laporan anda.
,. 6agaimana menurut anda apakah keambah tersebut bermutasi yang permanen atau
tidak<
9. 6erapa jumlah kromosom tanaman yang telah diberi olhiin yang anda amati di
bawah mikroskop< %pakah ada keanehan lain yang anda temui atau tidak ada sama
sekali perubahan<
.. %pakah perlakuan olhiin pada tanaman bawang merah dapat terjadi mutasi
permanen atau tidak<
GENETIKA POPU.ASI
(PERCOBAAN X-XII)
.an'asan Teori
Segregasi Mendel dirumuskan seara matematika sebagai (aLb)
n
. Pada
persilangan monohibrid sepasang alel (%a), rumus tersebut berdasarkan ekspansi
binomial dapat ditulis sebagai (%La)
,
P ' %% L , %a L ' aa. (Perhatikan bahwa %
,
dan a
,
pada penyelesaian rumus tersebut dituliskan sebagai %% dan aa, dengan penulisan
genotipe seperti halnya %a). Pada tahun '5-H, ".!. !ardy, seorang pakar matematika
2nggris, dan G. Geinberg, seorang pakar fisika ?erman, seara terpisah menemuklan
bahwa nisbah ';,;' menggambarkan frekuensi alel di dalam populasi yang dalam
keadaan kesetimbangan tanpa adanya pengaruh lingkungan, frekuensi alel dan frekuensi
genotipe akan ajeg dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kaidah ini kemudian
dikenal sebagai kaidah Kesetimbangan !ardy0Geinberg. Kesetimbangan ini terjadi pada
populasi diploid, berbiak seara kawin tanpa adanya generasi saling tindih, dan di dalam
p^opulasi berukuran besar yang berkawin silang seara aak (panmti) tanpa adanya
seleksi maupun faktor lain yang dapat mengubah frekuensi alel.
Pada kesetimbangan, ' %% L , %a L ' aa, menggambarkan frekuensi kelas
genotipe diploid p
,
(%%), , p: (%a), dan :, (aa), untuk p adalah frekuensi alel dominan %
dan : adalah frekuensi alel resesif a. $ilai p dan : d:apat berada diantara - J '
sepanjang p L : P '. Karena p L : P ', maka p P ' J :, sehingga rumus diploid p
,
L ,p:
L :
,
P ', dapat dibuktikan sebagai ('0:)
,
L ,:('0:) L :
,
P ('0,:L:
,
) L (,:0,:
,
) L :
,
P '.
#engan demikkian, bila frekuensi alel berada dalam kesetimbangan dengan
lingkungannnya, demikian pula halnya dengan frekuensi genotipe. Sebaliknya bila
terjadi sesuatu pada lingkungan yang dapat mempengaruhi frekuensi salah satu alel,
misalnya seleksi baik seara alami maupun buatan, akan mempengaruhin frekuensi alel
yang lain, dan pengaruhnya pada perubahan frekuensi genotipe dapat dihitung
berdasarkan rumus kesetimbangan !ardy0Geinberg, sangat membantu karena seringkali
pemulia menginginkan salah satu alel mempunyai frekuensi yang lebih tinggi dari pada
alel yang lain di dalam populasi tanaman.
A#at 'an Ba$an
Praktikum ini dilakukan seara simulasi dengan menggunakan kaning berwarna
yang menggambarkan alel maupun genotipe, dan simulasi perkawinan aak dilakukan di
dalam polibag yang digunang beberapa kali. Simulasi perubahan frekuensi alel
menggunakan kaning tunggal, misalnya kaning merah dan putih untuk menggambarkan
alel % dan a. Simulasi perubahan frekuensi genotipe menggunakan kaning yang
didempet dua, misalnya merah0merah, merah0putih, dan putih0putih untuk
menggambarkan genotipe homo+igot dominan %%, hetero+igot %a, dan homo+igot resesif
aa. Perlu diperhatikan bahwa simulasi ini menggambarkan seleksi alami yang terjadi
setiap saat, misalnya perbedaan ketahanan tanaman terhadap penyakit. #alam hal ini
patogen menjadi faktor lingkungan yang menyeleksi genotipe tanaman peka. #engan
menurunnya frekuensi tanaman peka (dalam perobaan ini digambarkan sebagai genotipe
aa) di dalam populasi selama lima generasi, frekuensi alel a juga menurun, tetapi
sebaliknya frekuensi alel % meningkat.
6ara Ker5a
8& Keseti/bangan ,re)uensi A#e#
8&8& ,re)uensi a#e#% 0A ; <a ; (=
'. #alam generasi pertama, frekuensi p% P :a P -,/, di dalam populasi disimulasikan
dengan memasukkan 9, kaning, masing0masing terdiri atas 'E kaning merah (alel
%) dan 'E kaning putih (alel a) ke dalam polibag (wahana populasi berkawin silang).
,. "unang polibag tersebut beberapa kali.
9. >ntuk meniru perkawinan silang seara aak, ambillah dua kaning dari dalam
polibag untuk membentuk +igot.
.. 3atat hasil ambilan tersebut, yaitu merah0merah, merah0putih, atau putih0putih.
/. Masukkan kembali kaning0kaning tersebut ke dalam polibag, lalu ulangi langkah ,0
. sebanyak 'E kali.
E. 3atat hasil ambilan dalam bentuk tabel
%mbilan "enotipe *rekuensi *rekuensi %lel
Merah0Merah ' %% .............. p% P %%LW(,%a) B (%%L,%aLaa)
Merah0Putih , %a ..............
Putih0Putih ' aa .............. _a P aaLW(,%a) B (%%L,%aLaa)
)otal P E.
(Perhatikan bahwa frekuensi alel tidak dapat ditentukan langsung melalui sebaran
masing0masing alel di dalam populasi tersebut karena tidak diketahui sebarannya,
tetapi ditetapkan seara tidak langsung melalui sebaran frekuensi genotipe. *rekuensi
alel % diduga dari frekuensi genotipe %% L separuh frekuensi genotipe , %a dibagi
dengan total seluruh populasi %% L , %a L aa ).
4. *rekuensi p% dan :a yang diperoleh digunakan untuk memulai generasi kedua. >bah
jumlah kaning merah dan kaning putih disesuaikan dengan p% dan :a tersebut.
>langi langkah ,0E untuk membentuk generasi ketiga.
H. >langi prosedur ini sampai generasi kelima.
Tugas
'. (engkapi tabel generasi '0/, hitunglah p% dan :a untuk setiap generasi.
,. (akukan uji untuk melihat besarnya penyimpangan p% dan :a generasi ,0/ dari p%
P :a P-,/.
9. "ambarkan grafik p% dan :a selama lima generasi pada kertas grafik.
8&2& ,re)uensi A#e#% 0A ; <a ; (= 'engan se#e)si ter$a'a0 aa
'. #alam generasi pertama, frekuensi p% P :% P -, / di dalam populasi disimulasikan
dengan memasukkan 9, kaning, masing0masing terdiri atas 'E kaning merah (alel
%) dan 'E kaning putih (alel a) ke dalam polibag (wahana populasi berkawin silang).
,. "unang polibag tersebut beberapa kali.
9. >ntuk meniru perkawinan silang seara aak, ambillah dua kaning dari dalam
polibag untuk membentuk +igot.
.. 3atat hasil ambilan tersebut, yaitu merah0merah, merah0putih, atau putih0putih.
/. Masukkan kembali kaning0kaning tersebut ke dalam polibag, lalu ulangi langkah ,0
. sebanyak 'E kali.
E. 3atat hasil ambilan dalam bentuk tabel
%mbilan "enotipe *rekuensi *rekuensi %lel
Merah0Merah ' %% .............. p% P %%LW(,%a) B (%%L,%a)
Merah0Putih , %a ..............
Putih0Putih ' aa .............. _a P W(,%a) B (%%L,%a)
)otal P 'E
4. *rekuensi p% dan :% yang diperoleh digunakan untuk memulai generasi kedua.
!itung frekuensi masing0masing alel setelah diseleksi genotype aa atau putih0putih.
>bah jumlah kaning merah dan kaning putih disesuaikan dengan p% dan :%
tersebut sesuai dengan frekuensi alel % atau kaning merah K jumlah kaning
total,begitu pula dengan alel a atau kaning putih. >langi langkah ,0E untuk
membentuk generasi ketiga.
H. >langi prosedur ini sampai generasi kelima.
Tugas
'. (engkapi tabel generasi '0/, hitunglah p% dan :a untuk setiap generasi.
,. (akukan uji untuk melihat besarnya penyimpangan p% dan :a generasi ,0/ dari p%
P :a P-, / dengan seleksi terhadap aa.
9. "ambarkan grafik p% dan :a selama lima generasi pada kertas grafik.
2& Keseti/bangan 2re)uensi genoti0e
2&8& Keseti/bangan 2re)uensi genoti0e 'an 2re)uensi a#e# 0a'a 0o0u#asi tan0a
se#e)si
'. Pada generasi pertama, sebaran genotipe pada populasi p
,
%a L ,p:%a L :
,
aa P '
ditetapkan berdasarkan p% P :a P -,/. #engan demikian sebaran frekuensi genotipe
adalah 'E%%;9,%a;'Eaa.
,. Sebaran frekuensi genotipe seperti itu disusun dari 'E kaning merah0merah, 9,
kaning merah0putih, dan 'E kaning putih0putih, dimasukkan ke dalam polibag
sebagai wahana populasi berkawin silang.
9. Polibag digunang beberapa kali, ambillah dua buah pasangan kaning, lalu atatlah
hasil pengambilan tersebut misalnya; merah0merah merah0putih, merah0putih putih0
putih, .... , dan seterusnya dalam kombinasi genotipenya; %% K %a, %a K aa, ... , dan
seterusnya.
.. Masukkan kembali kedua pasangan kaning ke dalam polibag. >langi langkah '0.
sebanyak 'E kali.
/. 3atat hasil ambilan tersebut dalam bentuk tabel, ontoh;
Persilangan *rekuensi *rekuensi "enotipe
%% %a aa
%% K %% 9 9 K > P ', 0 0
%% K %a . . K 2 P H . K 2 P H 0
%% K aa , 0 , K > P H 0
%a K %a , , K 8 P , , K 2 P . , K 8 P ,
%a K aa 9 0 9 K 2 P E 9 K 2 P E
aa K aa , 0 L 0 L , K > P H L
)otal P 'E )otal P ,, )otal P ,E )otal P 'E
E. Perhatikan bahwa setiap persilangan menghasilkan . +igot sesuai dengan segregasi
Mendel; %% K %% hanya menghasilkan . +igot %%7 %% K aa menghasilkan . +igot
%a7 %a K %a menghasilkan ' +igot %% L , +igot %a L ' +igot aa, dan seterusnya.
(Pada tabel, perhatikan koefisien yang dietak tebal).
4. !itunglah frekuensi genotipe; %% P ,,BE. P -,9..7 ,%a P ,EBE. P -,.-E7 aa P 'EBE.
P -,,/- dan frekuensi alel % P %% L W(,%a) P ,, L W(,E) P -,/.4
%% L ,%a L aa E.
*rekuensi alel a P aa L W(,%a) P 'E L W(,E) P -,./9
%% L ,%a L aa E.
>ntuk melihat dengan epat benar atau tidaknya perhitungan tersebut, ingatlah bahwa
jumlah frekuensi genotipe dan frekuensi alel selalu sama dengan '.
H. #ari tabel tersebut, pergunakanlah sebaran populasi baru yaitu ,,%%;,E%a;'Eaa
untuk memulai generasi kedua. Pada generasi kedua ini ulangi langkah ,04.
5. Sebaran populasi yang diperoleh dari generasi kedua digunakan untuk memulai
generasi ketiga.
'-. (anjutkan perobaan ini sampai generasi kelima.
Tugas
'. (engkapi tabel sehingga diperoleh frekuensi genotipe dan frekuensi alel mulai dari
generasi pertama sampai dengan generasi kelima. 2ngatlah bahwa frekuensi genotipe
generasi pertama; -,,/%%;-,/-%a;-,,/aa dan frekuensi alel p% P :a P -,/.
,. Susun frekuensi genotipe dan frekuensi alel tersebut dalam bentuk tabel, lalu
gambarkan grafik masing0masing untuk perubahan frekuensi genotipe dan frekuensi
alel pada kertas grafik.
9. ?elaskan mengapa terjadi fluktuasi pada frekuensi genotipe dan frekuensi alel.
Peruba$an 2re)uensi genoti0e 'an 2re)uensi a#e# 0e'a se#e)si =7 ter$a'a0 aa
'. Pada generasi pertama, sebaran genotipe pada populasi p
,
%% L ,p:%a L :
,
aa P '
ditetapkan berdasarkan p% P :a P -,/. #engan demikian sebaran frekuensi genotipe
adalah 'E%%;9,%a;'Eaa.
,. Sebaran frekuensi genotipe seperti itu disusun dari 'E kaning merah0merah, 9,
kaning merah0putih, dan 'E kaning putih0putih, dimasukkan ke dalam polibag
sebagai wahana populasi berkawin silang.
9. Polibag digunang beberapa kali, ambillah dua buah pasangan kaning, lalu atatlah
hasil pengambilan tersebut misalnya; merah0merah merah0putih, merah0putih putih0
putih, .... , dan seterusnya dalam kombinasi genotipenya; %% K %a, %a K aa, ... , dan
seterusnya.
.. Masukkan kembali kedua pasangan kaning ke dalam polibag. >langi langkah '0.
sebanyak 'E kali.
/. 3atat hasil ambilan tersebut dalam bentuk tabel, ontoh;
Persilangan *rekuensi *rekuensi "enotipe
%% %a aa
%% K %% 9 9 K > P ', 0 0
%% K %a . . K 2 P H . K 2 P H 0
%% K aa , 0 , K 2 P . 0
%a K %a , , K 8 P , , K 2 P . , K 8 P ,
%a K aa 9 0 9 K 8 P 9 9 K 8 P 9
aa K aa , 0 L 0 L , K 2 P . L
)otal P 'E )otal P ,, )otal P '5 )otal P 5
E. Perhatikan bahwa setiap persilangan menghasilkan . +igot sesuai dengan segregasi
Mendel, keuali untuk persilangan yang melibatkan tetua aa. Karena tujuan
perobaan ini mensimulasikan seleksi /-1 terhadap genotipe aa, setiap persilangan
dengan tetua aa akan diseleksi , +igot; %% K aa menghasilkan W(. +igot %a)7 %a K aa
menghasilkan W(, +igot %a L , +igot aa)7 dan aa K aa menghasilkan W(. +igot aa).
(Pada tabel, perhatikan koefisien yang dietak tebal untuk persilangan yang
melibatkan genotipe aa).
4. !itunglah frekuensi genotipe; %% P ,,B/- P -,..-7 ,%a P '5B/- P -,9H-7 aa P 5B/- P
-,'H- dan frekuensi alel % P %% L W(,%a) P ,, L W('5) P -,E9-
%% L ,%a L aa /-
*rekuensi alel a P aa L W(,%a) P 5 L W('5) P -,94-
%% L ,%a L aa /-
>ntuk melihat dengan epat benar atau tidaknya perhitungan tersebut, ingatlah bahwa
jumlah frekuensi genotipe dan frekuensi alel selalu sama dengan '.
H. #ari tabel tersebut, pergunakanlah sebaran populasi baru yaitu ,,%%;'5%a;5aa untuk
memulai generasi kedua. Pada generasi kedua ini ulangi langkah ,04.
5. Sebaran populasi yang diperoleh dari generasi kedua digunakan untuk memulai
generasi ketiga.
'-. (anjutkan perobaan ini sampai generasi kelima.
Tugas
'. (engkapi tabel sehingga diperoleh frekuensi genotipe dan frekuensi alel mulai dari
generasi pertama sampai dengan generasi kelima. 2ngatlah bahwa frekuensi genotipe
generasi pertama; -,,/%%;-,/-%a;-,,/aa dan frekuensi alel p% P :a P -,/.
,. Susun frekuensi genotipe dan frekuensi alel tersebut dalam bentuk tabel, lalu
gambarkan grafik masing0masing untuk perubahan frekuensi genotipe dan frekuensi
alel pada kertas grafik.
Peruba$an 2re)uensi genoti0e 'an 2re)uensi a#e# 0e'a se#e)si tota# ter$a'a0 aa
,. Pada generasi pertama, sebaran genotipe pada populasi p
,
%% L ,p:%a L :
,
aa P '
ditetapkan berdasarkan p% P :a P -,/. #engan demikian sebaran frekuensi genotipe
adalah 'E%%;9,%a;'Eaa.
9. Sebaran frekuensi genotipe seperti itu disusun dari 'E kaning merah0merah, 9,
kaning merah0putih, dan 'E kaning putih0putih, dimasukkan ke dalam polibag
sebagai wahana populasi berkawin silang.
.. Polibag digunang beberapa kali, ambillah dua buah pasangan kaning, lalu atatlah
hasil pengambilan tersebut misalnya; merah0merah merah0putih, merah0putih putih0
putih, .... , dan seterusnya dalam kombinasi genotipenya; %% K %a, %a K aa, ... , dan
seterusnya. Karena perobaan ini melakukan seleksi total terhadap genotipe aa,
seluruh persilangan dengan aa; %% K aa, %a K aa, dan aa K aa ditiadakan. 6ila
terambil pasangan dengan kaning putih0putih, kembalikan ke dalam polibag.
/. Masukkan kembali kedua pasangan kaning ke dalam polibag. >langi langkah '0.
sebanyak 'E kali.
E. 3atat hasil ambilan tersebut dalam bentuk tabel, ontoh;
Persilangan *rekuensi *rekuensi "enotipe
%% %a aa
%% K %% / / K > P ,- 0 0
%% K %a 4 4 K 2 P '. 4 K 2 P '. 0
%a K %a . . K 8 P . L . K 2 P H L . K 8 P . L
)otal P 'E )otal P 9H )otal P ,, )otal P .
4. Perhatikan bahwa setiap persilangan menghasilkan . +igot sesuai dengan segregasi
Mendel; %% K %% menghasilkan . +igot %%7 %% K %a menghasilkan , +igot %% L ,
+igot %a7 dan %a K %a menghasilkan ' +igot %% L , +igot %a L ' +igot aa). (Pada
tabel, perhatikan koefisien yang dietak tebal).
H. !itunglah frekuensi genotipe; %% P 9HBE. P -,/5.7 ,%a P ,,BE. P -,9..7 aa P .BE. P
-,-E, dan frekuensi alel % P %% L W(,%a) P 9H L W(,,) P -,4EE
%% L ,%a L aa E.
*rekuensi alel a P aa L W(,%a) P . L W(,,) P -,,9.
%% L ,%a L aa E.
>ntuk melihat dengan epat benar atau tidaknya perhitungan tersebut, ingatlah bahwa
jumlah frekuensi genotipe dan frekuensi alel selalu sama dengan '.
5. #ari tabel tersebut, pergunakanlah sebaran populasi baru yaitu 9H%%;,,%a;.aa untuk
memulai generasi kedua. Pada generasi kedua ini ulangi langkah ,04.
'-. Sebaran populasi yang diperoleh dari generasi kedua digunakan untuk memulai
generasi ketiga.
''. (anjutkan perobaan ini sampai generasi kelima.
Tugas
'. (engkapi tabel sehingga diperoleh frekuensi genotipe dan frekuensi alel mulai dari
generasi pertama sampai dengan generasi kelima. 2ngatlah bahwa frekuensi genotipe
generasi pertama; -,,/%%;-,/-%a;-,,/aa dan frekuensi alel p% P :a P -,/.
,. Susun frekuensi genotipe dan frekuensi alel tersebut dalam bentuk tabel, lalu
gambarkan grafik masing0masing untuk perubahan frekuensi genotipe dan frekuensi
alel pada kertas grafik.
9. %pakah frekuensi alel a, benar0benar menurun dan frekuensi genotipe aa, benar0benar
dapat dihilangkan dengan terjadinya seleksi tersebut< ?elaskan makna fluktuasi pada
grafik frekuensi genotipe dan frekuensi alel tersebut.
.. Mengapa genotipe aa tidak dapat dilenyapkan dari populasi tersebut< %pa yang
terjadi bila seandainya perobaan dilakukan untuk melenyapkan genotipe dan alel
dominan< 6erapa generasi diperlukan untuk melenyapkan kedominanan tersebut<
%pa maknanya dalam kewajiban manusia untuk mempertahankan plasma nutfah di
alam ini<
ligan adalah molekul sederhana yang dalam senyawa kompleks bertindak sebagai
donor pasangan elektron (basa (ewis). ligan akan memberikan pasangan elektronnya
kepada atom pusat yang menyediakan orbital kosong. interaksi antara ligan dan atom
pusat menghasilkan ikatan koordinasi. jenis0jenis ligan ialah monodentat, bidentat
dan polidentat.
Ba3ang /era$ atau Bra/bang (Allium ascalonicum (.) adalah nama tanaman dari
familia %lliaeae dan nama dari umbi yang dihasilkan. >mbi dari tanaman bawang merah
merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan 2ndonesia.
Da2tar isi
^sembunyikan`
' #eskripsi
, Manfaat
9 Pranala luar
. (ihat pula
[sunting] Des)ri0si
6awang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. )anaman
mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. >mbi terbentuk dari
pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi,
membesar dan membentuk umbi berlapis. >mbi bawang merah terbentuk dari lapisan0
lapisan daun yang membesar dan bersatu. >mbi bawang merah bukan merupakan umbi
sejati seperti kentang atau talas.
Ba3ang Mera$
Allium cepa var& aggregatum (. $ama umum
2ndonesia; 6awang merah, bawang beureum, brambang
2nggris; Shallots, golden shallots
Melayu; 6awang merah
=ietnam; !anh u, hanh ta
)hailand; !orm daeng, horm dang
3ina; !uo ong
?epang; 8sharetto
6awang Merah
Klasifikasi
Kingdom; Plantae ()umbuhan)
Subkingdom; )raheobionta ()umbuhan berpembuluh)
Super #i&isi; Spermatophyta (Menghasilkan biji)
#i&isi; Magnoliophyta ()umbuhan berbunga)
Kelas; (iliopsida (berkeping satu B monokotil)
Sub Kelas; (iliidae
Drdo; (iliales
*amili; (iliaeae (suku bawang0bawangan)
"enus; %llium
Spesies; Allium cepa &ar. aggregatum (.
Kerabat #ekat
6awang #aun, Kuai, 6awang Prey, 6awang Putih, 6awang Kuai
6uku
Khasiat dan Manfaat 6awang Putih @aja %ntibiotik %lami (#ra. 2yam Siti Syamsiah, %pt
A )ajudin, S.Si)
6awang Merah (8stu @ahayu)
6udi #aya 6awang Putih, Merah, dan 6ombay (Singgih Gibowo)

Anda mungkin juga menyukai