Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1

Sistem Pengendalian Manajemen


Prof. Arief Suadi
Cisco Systems (A)












Kelompok 6:
Richard Raymond 11/315663/EK/18474
Stefani Ria 12/xxxxxx/EK/xxxxx

Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta

Cisco system (A)
Pembahasan kasus.
Dalam strategi tingkat perusahaan, Cisco sangat berkomitmen untuk satu industri yaitu
industri jaringan komputer. Core Competence Cisco adalah jaringan komputer know-how.
Dulu, kompetensi ini hanya mampu menghasilkan jaringan sederhana dan router. Namun
saat ini, perusahaan telah menggembangkan kompetensi ini untuk menyediakan berbagai
produk seperti optical switches, software, bahkan sebagai penyedia jasa. Cisco juga mampu
menyediakan sistem yang dapat berbagi informasi antar jaringan yang berbeda. Contoh,
Cisco mampu mengelola informasi menjadi solusi bisnis dengan bantuan teknologi
informasi. Cisco juga menerapkan teknologi yang inovatif untuk layanan pelanggan dan
mampu merampingkan proses bisnis pelanggannya dengan efektif dan efisien. Karena itu,
Cisco mencapai tingkat pertumbuhan rata-rata lebih dari 40 persen per tahun, mengakuisisi
lebih dari 70 perusahaan untuk mengembangkan serta memperluas pasarnya. Hal lainnya
adalah Cisco dapat menghemat lebih dari 800 juta dolar amerika per tahunnya dari re-
investing dalam e-bisnis.
Berdasarkan Boston Consulting Groups the portfolio matrix modell, Cisco termasuk ke
dalam kategori Winner dengan high level industry attractiveness serta string business
strength. Industri teknologi informasi berada dalam industri yang menarik. Dengan
meningkat serta meluasnya penggunaan internet, permintaan jaringan hardware dan
software meningkat pesat. Cisco juga termasuk dalam kategori strong business strength.
Berdasarkan Porters five forces model, Cisco termasuk kedalam golongan force weak. Cisco
merupakan pemain utama di pasarnya. Cisco menerapkan standar tinggi pada hardware dan
software, sehingga pesaing ataupun barang subtitusi akan kesulitan masuk ke pasar. Karena
pesaing pada pasar teknologi informasi sedikit, baik pemasok maupun pelanggan akan
memiliki power yang lemah.
Cisco mengambil inisiatif dalam e-business bertujuan memaksimalkan kepuasan pelanggan
serta meminimalkan biaya. Pada awalnya, informasi dibutuhkan oleh perusahaan untuk
menyampaikan informasi produk kepada pelanggan. Sekarang, ketika informasi
diintegrasikan ke dalam sistem ERP yang canggih dan membutuhkan biaya yang mahal,
pelanggan dapat mengakses informasi seperti petunjuk manual, FAQ (pertanyaan yang
sering diajukan), dan informasi yang terkini. Hal tersebut membuat kepuasan pelanggan
meningkat dan membentuk loyalitas pelanggan. Untuk meminimalisir biaya, mengintegrasi
sistemnya dengan sistem pemasok merupakan langkah yang sempurna. Hal tersebut
memungkinkan Cisco melakukan proses Just-In-Time yang sangat menghemat biaya juga
waktu. Karyawan cisco juga akan secara penuh bekerja untuk tujuan meningkatkan
kepuasan pelanggan. Cisco memiliki sejarah yang panjang dalam memaksimalkan kepuasan
pelanggan. Dimulai dari memperpanjang jam kerja customer service, mengembangkan
teknologi informasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan, serta program
pelatihan costumer service.
Cisco sadar bahwa dengan pangsa pasar yang besar, akan membutuhkan biaya yang besar
pula untuk melayani serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Penyampaian informasi
produk dengan bantuan teknologi informasi lah cara Cisco meringankan biaya tersebut.
Dengan langkah tersebut maka kepuasan serta loyalitas dari pelanggan akan terbangun.
Pertanyaan kasus
1. Can other corporations benefit from investing in e-business functionality to the same
extent that Cisco has?
Ya, perusahaan lain yang berinvestasi dalam e-business bisa saja mencapai keuntungan yang
setara dengan yang didapatkan Cisco.
Saat ini, teknologi informasi merupakan salah satu industri bisnis yang menarik. Dunia E-
business akan berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi dan internet, oleh karena itu
bisnis ini sungguh menjanjikan. Justas Cisco telah membuktikan ia mampu membawa Cisco
tumbuh hingga mendapatkan keuntungan yang besar. Menurut Justas Cisco, ada beberapa
hal yang perlu dipenuhi olehnya untuk membawa Cisco besar seperti saat ini. Hal tersebut
adalah:
1. Perusahaan harus memiliki budaya yang berorientasi web (internet).
2. Perusahaan harus memiliki sistem yang terintegrasi dengan baik, dengan
menyesuaikan strategi internet dengan strategi bisnis.
3. Perusahaan harus menyediakan jaringan yang mendukung bagi perusahaan lain
(fleksibel).
4. Manajemen tingkat atas harus menerapkan strategi internet di seluruh bidang.
5. Perusahaan harus menerapkan strategi internet yang efektif dan efisien.
6. Perusahaan harus mendorong karyawan untuk membangun proses yang inovatif
dengan bantuan internet agar produktivitas juga meningkat.
7. Perusahaan harus melakukan evaluasi kinerja serta menentukan standar mutu yang
pantas agar proses yang berjalan semakin efisien namun tujuan perusahaan tetap
tercapai.
Fleksibilitas merupakan salah satu fungsi penting Cisco dalam bisnis teknologi informasi.
Konsumen dapat memilih serta merancang produk yang paling sesuai dengan
kebutuhannya. Tidak ada sistem yang memadai bagi perusahaan. Seiring perkembangan
perusahaan, pastinya aka nada perbaikan, adaptasi, dan juga perubahan sistem yang
dibutuhkan.
Cisco juga menggunakan faktor fleksibilitas di dalam proses pengambilan keputusan. Tiap-
tiap unit bisnis memiliki posisi yang independen untuk mengambil keputusan, baik
keputusan stratejik maupun masalah biaya. Kebijakan ini muncul karena tiap unit memiliki
lingkungan bisnis yang berbeda, maka dari itu Cisco beranggapan tiap unit lebih paham cara
menghadapi lingkungannya.
Sumber daya manusia juga merupakan faktor penting. Perusahaan lain dapat belajar dari
Cisco bagaimana memperlakukan karyawan. Dengan bantuan teknologi, Cisco
mengembangkan sistem yang memudahkan karyawan bekerja dan membuat proses bisnis
yang efektif dan efisien.
2. What can other corporation learn from Ciscos approach to guiding the e-business
transformation?
Pada 1991, Cisco meluncurkan situs resmi yang didedikasikan untuk perusahaan dan
informasi produk. Cisco juga berusaha untuk meningkatkan dukungan konsumen non-
Internet dengan cara:
1. Mempekerjakan teknisi sebanyak mungkin, menumbuhkan staff teknisi sebesar
160% per tahun
2. Memperpanjang telepon pendukung mulai dari 06.00 sampai 18.00
3. Membangun sistem internal yang diprioritaskan untuk panggilan masuk
4. Memadukan jaringan diagnostik ke dalam paket dukungan
5. Melakukan percobaan dengan konsumen berbeda, termasuk SMARTnet, sebuah
paket yang populer dan meningkatkan akses pada jasa informasi
6. Melatih konsumen, menawarkan 21 kelas jaringan dan mengajarkan hampir 400
orang bagaimana memberikan pelayanan pada jaringan mereka di tahun 1991
Perjalanan Cisco tidaklah mudah. Cisco juga mengalami beberapa masalah dan kendala.
Namun Cisco berhasil mengatasinya dengan baik. Sehingga hal-hal yang dapat dipelajari dari
Cisco adalah sebagai berikut:
1. Cisco mampu melihat setiap kendala sebagai peluang.
2. Cisco mempekerjakan karyawan-karyawan yang kompeten.
3. Cisco menggunakan ERP system dari Oracle yang menyediakan sumber informasi
yang tersentralisasi
4. Cisco menyadari kebutuhan konsumennya yang semakin berkembang dengan
meluncurkan Cisco Information Online/Cisco Connection Online serta menambahkan
Technical Assistant Center (TAC) yang memposting buletin sehingga konsumen dapat
menyelesaikan masalah teknikal yang dihadapinya.
5. Cisco melakukan partnership dengan Ariba and Commerce One untuk memperluas
bidang usahanya dan membuat produk Cisco sesuai dengan standar RosettaNet.
6. Selain menyadari kebutuhan konsume, Cisco juga memperhatikan kebutuhan
karyawannya dengan mengembangkan Cisco Employee Connection (CEC). CEC ini
didesain untuk menyimpan informasi perusahaan dan berperan sebagai buletin
internal
7. Cisco memiliki fungsi e-bisnis yang fleksibel. Hal ini memudahkan perusahaan ketika
ingin mendesain atau mengatur kembali departemen penelitian dan pengembangan
serta departemen marketing yang memakan waktu kurang dari 60 hari dan biaya
kurang dari US$1juta.

Anda mungkin juga menyukai