Anda di halaman 1dari 8

GAMBAR 2.

4 CONTOH LAPORAN SIM

Laporan ini menunjukan rangkuman data penjualan tahunan yang dihasilkan oleh SIM pada Gambar
2.3

Beberapa jenis system intelijen bisis mendukung lebih banyak pengambilan keputusan
tanpa mengubah (non-routime) . Sistem Pendukung Keputusan (decision support system-DSS)
berfokus pada masalah-masalah yang unik dan cepat berubah, yang prosedur dalam mencapai
atau menghasilkan suatu solusi belum ditentukan sebelumnya secara keseluruhan.

Contoh Dss : PT. Telkom membuat suatu aplikasi yang dapat dipergunakan untuk mempermudah
perusahaan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan akurat yang diambil berdasarkan data dan fakta
yang berada di lapangan. Aplikasi yang menggunakan Telkom e-service akan dapat membantu evaluasi
pemilihan pengembangan suatu jaringan akses yang tepat yang akan dikembangkan PT. Telkom, karena
Telkom e- service berfungsi juga agar hubungan antara PT. Telkom dan customer terjalin.

Meskipun DSS menggunakan informasi internal dari TPS dan SIM, sering kali DSS
menperoleh informasi dari sumber-sumber eksternal, seperti harga saham terkini, atau harga
barang pesaing. Sistem ini digunakan oleh "super-user" manajer.

DSS yang kecil, tetapi tangguh adalah sistem pengestimasi-pelayanan yang melayani
pengangkutan batu-bara, minyak, lambang, serta barang jadi dalam skala besar Perusahaan
memiliki beberapa kapal, dll. Sistem pengestimasi pclayaran (voyage-estimating system)
mempcrhitungkan keuangan dan teknis perincian pelayaran yang dilakukan. Perhitungan
keuangan diantaranya, biaya/waktu pengiriman (bahan bakar, tenaga kerja, dan modal yang
digunakan).

Sistem pengestimasi pelayaran dapat menjawab pertanyaan-pertanyan seperti Memberilkan


jadwal pengiriman barang kepada pelanggan, biaya angkut, kapal mana yang harus dijalankan.
Pola pemuatan barang seperti apa yang perlu dilakuken Gambar 2.5 mengilustrasikan sistem DSS
yang dibangun oleh suatu perusahaan.
GAMBAR 2.5 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGESTIMASIAN
PELAYARAN

Sementara pengestimasi pelayaran yang baru saja kita jelaskan menitikberatkan pada model
model. Sementara sistem intelijen bisnis lainnya lebih mengarah pada pengelolaan data. Sebagai
contoh, Intrawest—operator ski tersebar di Amerika Uara-mengumpulkan dan menyimpan sejumlah
besar data pelanggan dari silus web. Operitor tersebut menggunakan perangkat lunak khusus untuk
menganalisis data ini guna menentukan loyaltas pelanggan selinga manajemenya dapat membuat
keputusan yang lebih baik tentang program pemasaran yang akan dilakukan

Sisten inteljen bisnis juga ditujulkan bagi pemenuhan kebutuhan manaiemen senior dalam
mengambi keputusan jangka panjang. Sistem-sistem tersebut berifokus pada pertanya- pertanyan
seperti: Seperti apa tingkat pekerjan dalam 5 tahun dan Produk seperti apa yang harus dibuat
dalam 5 tahun.

Sistean pendukung eksekutif (executive support systen-ESS) membantu manajemen senior


dalam menghujudkan keputusan yang telah dibuat. Sistem tersebut ditujuakan untuk mendukung
pengambilan keputusan tanpa routine yang membutuhkan pertimbangan, evaluasi dan wawasan
untuk menciptakan solusi. ESS menyediakan grafik. dan data dari banyak sumber . Informasi
sering dikirimkan kepada eksekutif senior melalui portal, yang menggunakan tampilan web untuk
menimpilken konten personal organisasi bisnis yang terintegrasi.

ESS dirancang untuk menggabungkan data kejadian-kejadian dari luar perusahan, seperti
perubahan peraturan pajak ataupun kondisi pesaing, serta merangkum informasi dari lingkungar
dalam perusahaan melalui SIM dan DSS. Sistem tersebut menyaring, meringkas, dan nemantau
data-data penting.

Scbagai contoh CEO Leiner Health Products, mcnggunakan ESS pada PC desktop untuk
menampilkan kinerja keuangan perusahaan setiap menit. Kemudian informasi tersebut dimapilkan padą
layar penampil digital (digital dushiboard), yang ditampilkan dalam bentuk grafik dan diagram mengenai
indikator penting dalam pengelolan perusahaan, Layar penampil digital menjadi perangkat populer bagi
para pengambil keputusan di kalangan manajemen.

Intelijen bisnis dan teknologi analitis terkini telah dilengkapi dengan pengelolaan berbasis
data, di mana para pengambil keputusan dapat menggantungkan kepercayaannya pada penggunan
perangkat analitis dar.
SISTEM UNTUK MEMBUAT PERUSAHAAN SALING TERHUBUNG

Aplikasi Perusahaan
Menjalankan secara bersama-sama bcrbagai macam sistem yang berbeda-beda telah
menjadi tantangan utama bagi suatu perusahaan. Umumnya, perusahaan menggunakan dua cara,
yaitu membiarkan sistem tumbuh secara alami dalam perusahaan atau menggunakan jasa
perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan selalu berakhir dengan kumpulan sistem yang sebagian
besar merupakan system lama dan memiliki tantangan dalam berkomunikasi antar satu sistem
dengan sistem lainnya. Ada beberapa solusi untuk masalah ini.

Salah satu solusinya adaiah dengan mengimplementasikan aplikasi perusahaan (enterprise


applicaton) . Aplikasi perusahaan membantu perusahaan lebih fleksibel dun prodisktif, dengani
cara mengkoordinasikan proses-proses bisnis menjadi lebih singkat.

Terdapat empat kategori utama aplikasi perusahaan: sistein perusahaan, sistem pengepolaan
rantai pasokan, sistem pengelolaan hubungan pelanggan, serta sistem manajemen pengetahuan.
Setiap kalegori aplikasi perusahaan ini, mengintegrasikan serangkaian fungsi dan proses bisnis
untuk meningkatkan kinerja organisasi secara kescluruhan. Pada Gambar 2.6 menunjukkan
arsitektur dari aplikasi perusahaan, yang meliputi seluruh proses dalam organisasi dan dalam
beberapa kasus, mengembangkan aspek-aspek utama dalam bisnis kepada pelanggan, pemasok,
ataupun rekanan bisnis lainnya

Sistem perusahaan . Sistem perusahaan (enterprise system) yang digunakan oleh perusahaan,
sering disebut sebagai perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning-ERP)
untuk mengintegrasikan proses bisnis pada area manufaktur dan produksi, keuangan dan sumber
daya manusia ke dalam sebuah sisten perangkat lunak tunggal. yang dapat digunakan oleh banyak
bisnis yang berbeda-beda.

Sebagai contoh, ketika pelanggan melakukan pemesaran, data pesanan tersebut berpindah secara
otonnatis ke divisi perusahaan yang berkepentingan terhadap Jata tersebut. Transaks pemesanan teisebut
memicu divisi gudang untuk mengeluarkan barang dan menjadwalkan pengiriman. Kemudian divisi
gudang mengirim informasi kepada pabrik antuk mengisi ulang apa saja yang sudah habis. Divisi
akuntansi diberitahukan untuk mengirim tagihan kepada pelanggan.

GAMABAR 2.6 ARSITEKTUR APLIKASI PERUSAHAAN


STUDI KASUS
P&G merupakan perusahaan penyedia barang kebutuhan konsumsi terbesar di dunia dengan
127.000 karyawan di 180 negara, 300 merek dan pendapatan sebesar $82 miliar pada 2011.

Faktor utama kesuksesan P&G adalah teknologi informasinya yang kuat serta keinginan
kuat mengejar inovasi teknologi informasi yang baru untuk memelihara keunggulan kompetetif di
bidang industrinya. Akhirnya, P&G berhasil mewujudkan tujuannya untuk mendigitalisasi
keseluruhan proses bisnisnya, serta secara fundamental mengubah cara dalam mengumpulkan,
melaporkan dan menginterpresentasikan data.

Selain itu, P&G memangkas biaya pada area bisnis yang lain, divisi pelayanan bisnis
globalnya membangun sistem pakar analisis baru seperti Bussiness Sufficiency, Busniss Sphere,
dan Decision Cockpit.

Solusi tersebut menghilangkan pemborosan waktu dalam berdebat mengenai perbedaan


rangkaian data, dan sebagai gantinya menyediakan sistem yang memungkinkan para pemimpin
berfokus pada pengambilan keputusan bisnis sesegera mungkin berdasarkan data paling akurat
dan terkini. Di perusahaan P&G, business sphere kebanyakan digunakan manager kelas atas dan
kalangan eksekutif, tetapi perusahaan memperluas prinsip yang sama secara lebih mendalam
kebidang bisnisnya. sehingga muncullah decision cockpit.

Perusahaan P&G mulai membuka akses yang lebih luas terhadap sumber data kepada
karyawannya, sekarang lebih dari 58.000 karyawannya menggunakan teknologi tersebut. tujuan
utama dari decision cockpit adalah untuk menghilangkan pemborosan waktu akibat perdebatan
antar karyawan mengenai validitas dan perbedaan jenis data yang terdapat pada surel, lembar
kerja, surat, serta laporan-laporan

PERTANYAAN STUDI KASUS


1. Dengan pengimplementasian Business Sufficiency, Busness Sphere, dan Decision Cockpit
masalah- masalah manajemen. Organisasi dan teknologi apa yang harus di pecahkan

Jawab :
 Manajemen
 Melakukan pelatihan guna melatih karyawan yang ada untuk mengadopsi dan
menggunakan metode baru.
 Benar-benar memilih karyawan yang terampil
 Mempertahankan karyawan yang berkopenten
 Memikirkan strategi dan memastikan data-data yang digunakan tidak bocor ke
pihak pesaing

 Organisasi
 Adaptasi teknologi baru sesuai tren terkini yang memungkinkan untuk
memperoleh data lebih cepat dan efisien
 Penyusunan struktur yang tepat dan tidak boleh double job
 Mempunyai struktur spesialis fungsional yang terdapat di departemen teknologi
informasi
 Peraturan baru yang memungkinkan karyawan dapat membiasakan diri dengan
perubahan

 Teknologi
• Sistem memvisualisasikan data perubahan dan pangsa pasar
• Komputer yang canggih
• Pembaharuan software
• Teknologi pengelola data untuk menyimpan data besar
• Jaringan teknologi atau internet yang memadahi

2. Bagaimana Perangkat pendukung pengambilan keputusan mengubah cara perusahhaan


menjalankan bisnis? Seberapa efektif perangkar tersebut? Mengapa atau mengapa tidak?

Jawab :
Pada awalnya perusahaan P&G dalam melakukan pengambilan keputusan dengan model
lama dimana perusahaan menampilkan laporan yang diinginkan orang, menerima data, kemudian
mengirim informasi tersebut beberapa hari atau minggu kemudian kepada para pengamil
keputusan penting. Selanjutnya, karena dirasa kurang efektif akhirnya perusahaan membuat
keseluruhan proses bisnisnya menjadi digital dan membangun sistem pakar analisis dan
mengerjakan analisis baru seperti Business Sufficiency, Business Sphere, dan Decision Cockpits

Perangkat pengambilan keputusan ini tentunya membantu manajer dan karyawan membuat
keputusan yang lebih cepat dan lebih baik. . Didalam sistem tersebut juga memungkinkan
perpesanan dan video dengan kualitas yang baik untuk mengambil keputusan serta memungkinkan
untuk mengantisipasi kejadian di masa depan yang bisa mempengaruhi bisnis dan lebih cepat
merespon rangsangan pasar.

3. Bagaimana Hubungan Sistem-sistem ini dengan strategi bisnis yang dijalankan P&G?
Jawab :
Sistem-sistem ini mendukung perusahaan P&G dalam mencapai strategi bisnisnya untuk
memindahkan ke digitalisasi. Proses perubahan mendasar seperti pengumpulan data-data yang
selanjutnya dicetak dan dibuat sebuah dokumen yang nantinya akan dipresentasikan. Hal ini
tentunya banyak membuang waktu serta biaya.
Teknologi digital seperti videoconferencing berkualitas tinggi dan pengiriman pesan serta analais
data secara real time membantu karyawan melibatkan orang-orang yang diperlukan untuk
membuat keputusan secara tepat.
Dengan adanya sistem pengambilan keputusan ini tentunya dapat memberikan kemudahan
manajemen dan eksekutif dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat dan lebih baik.
Keuntungan disamping pengambilan keputusan yang lebih cepat dan lebih baik dari sebelumnya,
sistem ini juga mengurangi kerumitan terkait penyusunan laporan statistik dan penghematan biaya
pemeliharaan data terstandarisasi pada seluruh perusahaan untuk menghindari kesalahan duplikasi
dan penggandaan data.

Sistem Manajemen Rantai Pasokan Perusahan menggunakan sistem manajemen rantai


pasokan (supplychain management-SCM) untuk mengelola hubungannya dengan pemasok.
Sementara itu, tujuannya adalah untuk menghasilkan produk menggunakan sumber daya yang
dalam jumlah tepat, sesuai dengan jumlah konsumsi pelanggan dengan biaya rendah dengan
cepat. Sistem ini meningkatkan keuntungan dengan cara menurunkan biaya pembuatan dan
penindahan produk.
Sistem manajemen rantai pasokan adalah salah saiu jenis sistem antar-organisasi
(interorganizational systen) karena sistem ini mengotomatisasi alur informasi antar-organisas
yang berbeda, perusanaan saling terhubung sccara elektronis kepada pelarggan maupun
perusahaan rekanan mereka.

Sistem Manajcmen Hubungan Pelanggan Perusahaan menggunakan sistem manajemen


hubungan pelanggan (customer relationship managerent systen-CRM) untuk mengelola
hubungan mereka dengan pelanggan. CRM menyediakan infomasi guna mengkoordinasikan
seluruh proses bisnis yang berhubungan dengan pelanggan. Informasi yang disediakan oleh CRM
membantu perusahaan dalam ngidentifikasi, menarik minat, dan mempertahankan konsumen
yang paling memberikan keuntungan; menyediakan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan
yang sudah ada; serta meningkatkan penjualan.

Sistem Manajemen Pengetahuan Beberapa perusahaan memiliki kinerja yang lebih baik
daripada perusahaanlainnya, hal tersebut disebabkan mereka meliliki pengetahuan yang lebih
baik dalam menciptakan, memproduksi, serta mengirimkan barang dan jasa.

Intranet dan Ekstranet


intranet dan ekstranet pantas disebut sebagai perangkat alternatif untuk meningkatkan
integrasi dan kelancaran arus informasi antar perusahaan, dengan pelanggannya beserta
pemasoknya.
Secara sederhana, intranet adalah situs web internal perusahaan yang hanya dapat diakses
oleh karyawannya saja. Istilah "intranet" mengacu pada jaringan internal, merupakan wilayah
akses pribadi/khusus kalangan karyawan saja pafa web perusahaan. Ekstranet adalah situs web
perusahaan yang dapat diakses oleh vendor dan pemasok dan biasanya digunakan untuk
mengoordinasikan pengiriman persediaan ke fasilitas produksi perusahaan tersebut.
Sebagai contoh, Six Flags yang mengoperasikan 19 taman pertunjukan di seluruh Amerika,
menggunakan intranet bagi 2500 karyawan, yang menyediakan seluruh informasi tentang perusahaan,
meliputi ramalan cuaca, jadwal pertunjukan. Perusahaan juga menggunakan ekstranet untuk
menyebarluaskan informasi tentang perubahan jadwal dan hiburan yang diadakan di taman bagi 30.000
karyawan.

E-BUSINESS, E-COMMERCE, DAN E-GOVERNMENT

 Bisnis elektronik (electronic business atau e-business), mengacu pada penggunaan


teknologi digital dan internet untuk menjalankan proses bisnis dalam suatu perusahaan.
E-business melíputi aktivitas pengelolaan internal dalam suatu perusahaan serta kegiatan
koordinasi dengan pemasok dan rekan bisnis lainnya. E-business juga meliputi
perdagangan elektronik (electronic commcrce atau e-commerce).

 E-commerce adalah bagian dari e-business yang berhubungan dengan kegiatan jual-beli
barang/ jasa melalui internet. Seperti contoh : Shopee, Lazada, Tokopedia, Bukalapak.

 E-government mengacu pada penggunaan teknologi aplikasi jaringan dan internet untuk
memungkinkan pemerintah berhubungan dengan masyarakat, organisasi bisnis, sektor
swasta, dan instansi pemerintah terkait lainnya secara digital.
e-government meningkatkan efisiensi kegiatan operasional pemerintah dengan cara
memberikar akses informasi secara lebih mudah dan kemampuan saling berhubungan
antar-masyarakat lewat jaringan elektronis.
Sebagai contoh, penduduk di suatu negara bagian dapat memperbarui surat izin mengemudi
(SIM) mereka atau mengajukan tunjangan pengangguran secara online.

2.3 SISTEM UNTUK KOLABORASI DAN BISNIS JEJARING SOSIAL

APA YANG DIMAKSUD DENGAN KOLABORASI?


Kolaborasi (collaboration) adalah kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tuiuan
bersama yang jelas. Kolaborasi berfokus pada penyelesaian tugas ataupun misi. Contohnya : Anda
berkolaborasi dengan banyak rekanan dalam memublikasikan blog perusahaan.
Kolaborasi dapat berlangsung singkat, atau dalam jangka waktu yang lebih lama,.
Kolaborasi dapat bersifat satu orang dengan satu orang atau banyak orang dengan banyak orang.
Karyawan dapat berkolaborasi dalam bentuk kelompok-kelompok . Tim (team) memiliki
sebuah misi khusus. Anggota tim perlu berkolaborasi dalam penyelesaian tugas khusus yang
dlberikan dan secara bersama-sama mencapai tujuan bersarna.
Saat ini, kolaborasi dan kerja sama tim inenjadi lebih penting dibandingkan sebelumnya
kaiena berbagat alasan.
 Mengubah sifat pekerjaan. Sifát pekerjan telah berubah dari perusahaan pabrikan dan
kantor tanpa komputer di mana setiap tahapan dalam proses produksi dilakukan secara
terpisah secara sendiri-sendir dan manual. Laporan terkini dari perusahaan konsultan
McKinsey& Company menyatakan bahya 41% tenaga keria Amerika Serikat saat ini
bekserja pada pekerjan di mana kegiatan interaksi, pekerja sering bekerja pada kelompok-
kelompok produksi.

 Pertumbudan bidang pekerjaan profesional. Bidang pekerjuan yang memerlukan


banyak "interaksi", cenderung menjadi bidang pekerjaan para professional di bidang jasa.
Bidang pekeriaan profesional memerlukan pergetahuan tambahan serta pendistribusian
informasi guna menyelesaikan pekerjaan dan setiap pelaku yang berperan harus saling
bekerja sama dalam menyelesailkan pekerjaan.

 Mengubah siruktur organisasi perusahaan. Pada era industri, manager


mengorganisasikan pekerjaan melalui model hierarki, perintah kerja turun secara hierarki.
dan direspons kembali ke atasan secara hicrarki. Pada masa sekarang, pekerjaan
dionganisasi berdasarkan kelompok dan tim kerja. Manajer senior mengawasi dan menilai
hasil yang dicapai, sekaligus menginformasikan peincian perintah kcrja. Ini di sebabkan
wewenang pengambilan keputusan telah didelegasikan ke bagian lini bawah organisasi.

 Mengubah ruang lingkup perusahaan. Pekerjaan dalam perusahaan telal berubah dari
lokasi tuanggal meniadi banyak lokasi-kantor dan pabrik dalam suatu wilayah, negara
ataupun seluruh dunia. Sebagai contoh, Henry Ford, pertama kali mendirikan satu pabrik mobil
dengan kapasilas produksi massal di Dearborn, Michigan. Pada 2012, mempekeriakan lebih dari
156.000 karyawan di 90 pabrik dan fasilitasnya di seluruh dunia. Perusahain besar berskala global
memerlukan team kerja yang bekeria secara global

 Menitiberatkan pada inovasi. Inovasi merupakan proses kelompok dan sosial serta
sebagian besar inovasi di peroleh dari kolaborasi antar-individu, organisasi bisnis, ataupun
instansi. Sebagai Contoh : Stev Jobs memperkuat kerjasama tim dan mendukung inovasi
perusahaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai