Anda di halaman 1dari 71

BAGIAN ILMU ANESTESI, PERAWATAN INTENSIF DAN MANAJEMEN NYERI

FAKULTAS KEDOKTERAN Journal Reading


UNIVERSITAS HASANUDDIN Januari 2014


HAL TERBARU PADA TRANSFUSI MASIF
(Pham HP, Shaz BH. Update on massive transfusion. Br J Anaesth 2013; 111 (Suppl. 1): i71-i82)











OLEH:
Yuritsa Leonard
C 111 09 267
PEMBIMBING:
dr. Hermawan
KONSULEN ANESTESI:
dr. Syafruddin Gaus, Ph.D, Sp.An-KMN-KNA

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA
BAGIAN ILMU ANESTESI, PERAWATAN INTENSIF DAN MANAJEMEN NYERI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR



Pendahuluan
Manajemen pasien yg membutuhkan transfusi
masif (TM) sangat menantang.
Di samping manajemen klinik & asuhan
keperawatan yg baik, diperlukan kolaborasi
serta komunikasi yg efektif antara tim klinik &
pelayan medis transfusi.
Pendahuluan
Strategi optimal untuk mencapai tujuan:
protokol TM (PTM), melatih potensi klinisi &
pengembangan pelayanan laboratorium
sehingga siap saat pasien membutuhkan TM
Tinjauan ini berfokus pada manajemen
transfusi darah dgn menggunakan PTM.
Diskusi membahas pasien trauma, manajemen
perdarahan masif dari berbagai etiolgi.
Definisi
Transfusi masif (TM) adalah transfusi produk
darah dengan volume yg banyak pada suatu
periode singkat pada pasien yg mengalami
perdarahan berat atau perdarahan yg tidak
terkontrol
Definisi
Tiga definisi TM yang umum digunakan pada
pasien dewasa meliputi:
1. Transfusi 10 unit sel darah merah (RBC), yg
mendekati volume total darah (TBV) (Tabel 1)
2. Transfusi > 4 unit RBC dalam 1 jam dgn
pengawasan ketat akan kebutuhan dukungan
produk darah, dan
3. Penggantian > 50 % dari TBV oleh produk
darah kurang dari 3 jam
Definisi
Pasien Gemuk Kurus Normal Muscular
Laki-laki 60 65 70 75
Wanita 55 60 65 70
Tabel 1. Estimasi TBV: TBV untuk dewasa menggunakan Gilchers
rule of five dalam volume darah (ml kg
-1
BB)
Definisi
Diab dkk menunjukkan definisi TM dalam
populasi pediatrik:
1. Transfusi >100% TBV dalam 24 jam
2. Diperlukan transfusi untuk menggantikan
perdarahan yg sedang berlangsung >10% TBV
min
-1
, dan
3. Penggantian >50% TBV dgn produk darah
dalam 3 jam

Definisi
Pasien Estimasi TBV (ml kg
-1
BB)
Neonatus (0-4 kg) 85
Infant (5-9 kg) 85
Anak muda (10-24 kg) 75
Anak tua (25-49 kg) 70
Dewasa ( 50 kg) Menggunakan Gilchers rule of five pada tabel 1
Tabel 2. Estimasi TBV: TBV untuk pediatrik (ml kg
-1
BB)
Epidemiologi TM
Kebutuhan TM muncul dlm berbagai keadaan
klinik: trauma, obstetri & operasi mayor
Trauma: penyebab kematian keempat di USA
Menurut Center for Disease Control and
Prevention, luka akibat trauma berjumlah
lebih dari 120.000 kematian tahun 2010.
40% trauma yg menyebabkan kematian
dikarenakan perdarahan yg tdk terkontrol.
Epidemiologi TM
Menurut trauma center akibat luka trauma,
sekitar 10% pasien dari kalangan militer & 5%
pasien sipil membutuhkan TM.
Sembilan puluh sembilan persen pasien
menerima <10 unit RBC dlm 24 jam pertama,
sekitar 60% pasien yg mendapat >10 unit RBC
dlm 24 jam pertama.
Epidemiologi TM
Pada pasien obstetri, perdarahan masif:
penyebab paling sering untuk terjadinya syok
dan penyebab nomor satu kematian maternal
di dunia.
Pemberian TM: perdarahan GI, operasi mayor;
seperti operasi jantung, tulang belakang,
hepar dan transplantasi multiviseral.

Perubahan Patofisiologi Karena
Perdarahan Masif & Transfusi
Gangguan hemostatik berhubungan dgn
trauma yg menginduksi awal terjadinya
koagulopati/ early trauma-induced of trauma
(ETIC, juga disebut trauma koagulopati akut),
produksi transfusi darah, dan infus kristaloid.
ETIC dihubungkan dgn antikoagulan sistemik
dan hiperfibrinolisis.

Perubahan Patofisiologi Karena
Perdarahan Masif Dan Transfusi
Kerusakan jaringan (trauma/pembedahan)
mengaktifkan sistem faktor jaringan & lokal
mengaktifkan jalur koagulopati koagulopati
masif memicu penyebaran sindrom
koagulopati intravaskuler.
Hipoperfusi dari perdarahan masif
mengekspresikan trombomodulin pd sel
endothelial
Perubahan Patofisiologi Karena
Perdarahan Masif Dan Transfusi
Thrombin-trombomodulin mengaktifkan
protein C, mengurangi koagulopati dgn
menghambat aktivasi faktor V dan VIII
serta meningkatkan fibrinolisis dgn
mengurangi plasminogen activator
inhibitor-1 (PAI-1) & mempercepat
formasi plasmin
Perubahan Patofisiologi Karena
Perdarahan Masif Dan Transfusi
Pengalihan thrombin dari pembelahan
plasmin (untuk formasi bekuan) menjadi
ikatan trombomodulin juga mengurangi
aktifasi thrombin-activatable fibrinolysis
inhibitor (TAFI) hiperfibrinolisis
Hasil akhir dari kompleks ini : koagulopati akut
dan hiperfibrinolisis
Perubahan Patofisiologi Karena
Perdarahan Masif & Transfusi
ETIC dan hiperfibrinolisis koagulopati yg
merupakan hasil dari cairan infus kristaloid,
produksi darah, dan anemia berat.
Pemberian unit RBC tanpa faktor pembekuan
atau platelet selama TM kerusakan
haemostasis dari hemodilusi & gangguan
metabolik (asidosis, hipokalemia dan
hipotermia).
Perubahan Patofisiologi Karena
Perdarahan Masif & Transfusi










Gambar 1. Patogenesis abnormalitas hemostatis pada TM. Dilusi koagulopati, aktifasi
mediator inflamasi, hiperfibrinolisis, trombositopati, dan abnormalitas metabolik
(hipotermi, hipokalemi, dan asidosis), semua berkontribusi dalam patogenesis
abnormalitas hemostatis pada perdarahan masif.
Koagulopati
Asidosis
Trauma berat Perdarahan Hipoksia Jaringan
Hipotermi
Infus koloid
& kristaloid
Transfusi RBC
masif
Dilusi faktor
koagulasi & platelet
Prediksi TM
1. hemoglobin
2. keletihan
3. tekanan arteri sistol
4. heart rate

5. adanya cairan bebas
intra-abdominal
6. fraktur kompleks
7. jenis kelamin
Trauma Associated Severe Hemorrhage (TASH)-
mengunakan tujuh skor

untuk memprediksi kebutuhan TM (penelitian
menggunakan 10 atau lebih unit RBC dalam 24 jam).

Prediksi TM
Nunez dkk menunjukkan parameter:
1. adanya trauma penetrasi
2. tekanan arteri sistolik <90 mmHg
3. heart rate >120x/menit
4. fokus positif USG abdominal untuk trauma
Dua dari empat parameter bernilai positif,
membutuhkan pemberian TM.

Manajemen Klinik TM
Pasien yg mendapat TM penting untuk
mempertahankan aliran darah yg adekuat utk
oksigenasi jaringan organ vital.
Produksi darah diberikan setelah 2 L cairan
resusitasi, biasanya merujuk pada hasil
laboratorium hemoglobin >10 g/dl, platelet
>50.000/l, dan INR 1.5.
Manajemen Klinik TM
Komponen terapi di USA menyarankan
menggunakan RBC, plasma & platelet dgn
perbandingan 1:1:1, 645 ml dapat
menghasilkan HCT 29%, aktivitas faktor
koagulopati 65%, dan PLT 90.000/l.

Manajemen Klinik TM
RBC: plasma : platelet dgn perbandingan 1:1:1
usulan pertama pada pasien militer
Amerika
Rasio 1:1:1 menyerupai darah lengkap, yg
membantu pencegahan ETIC.
Penelitian pada pasien yg menerima TM di RS
Amerikapengurangan mortalitas 66%19 %
ketika rasio RBC:plasma diturunkan 8:1 2:1
Manajemen Klinik TM
Penelitian Prospective Observational
Multicenter Major Trauma Transfusion
(PROMMT) menunjukkan perbaikan mortalitas
di rumah sakit dgn memberikan RBC: plasma
dan RBC: platelet dgn rasio <2:1 dalam 6 jam
pertama
Protokol Transfusi Masif (PTM)
PTM memfasilitasi komunikasi antara
pelayanan yang berbeda (trauma, perawatan,
transfusi medis, dan laboratorium), mencegah
keterlambatan klinik, tes laboratorium dan
hasil produk darah transfusi.
PTM memperbaiki kelangsungan hidup pasien,
mengurangi angka kerusakan organ serta
komplikasi post trauma.
Protokol Transfusi Masif (PTM)
Komponen pemantauan PTM:
Kapan & kepada siapa inisiasi PTM diberikan
Pemberitahuan pelayanan transfusi, mengenai lab
mulai & berhentinya PTM
Algoritma tes lab (PT, aPTT, level fibrinogen, gas
darah, pemeriksaan darah lengkap) & TEG
Persiapan dan pengiriman produksi darah (contoh:
pengemasan transfusi)
Kebutuhan pasien yg lain (seperti darah hangat,
perhatian perawatan)

Protokol Transfusi Masif (PTM)
Penelitian Paket 1 Paket 2 Paket 3 Pendapat
Cotton dkk 10 unit RBC
4 unit plasma
AB
2 unit SDP
6 unit RBC
4 unit plasma
2 unit SDP
Ulangan paket 2 Kryo akan diberikan
jika ada permintaan
dokter
Dente dkk 6 unit RBC
6 unit plasma
AB
6 unit RBC
6 unit plasma
1 unit SDP
6 unit RBC
6 unit plasma
10 unit kryo
rFVIIa akan
dipertimbangkan
jika ada permintaan
dokter
Tabel 3. Contoh PTM orang dewasa. Modifikasi dari tabel 2 pada Chusing dan Shaz dgn izin dari
Minerva Anestesi Ologica, Edizioni Minerva Medica S.p.A. RBC, sel darah merah, SDP, single donor
platelet , Kryo, kryopresipitat, rFVIIa, rekombinan aktiVasi faktor VII, darah tipe AB

Protokol Transfusi Masif (PTM)
Penelitian Paket 1 Paket 2 Paket 3 Pendapat
OKeeffe
dkk
5 unit RBC
2 unit plasma AB
5 unit RBC
2 unit plasma
1 unit SDP
5 unit RBC
2 unit plasma
10 unit kryo
rFVIIa
Nunez dkk 10 unit RBC
6 unit plasma AB
2 unit SDP
Ulangan paket 1 Ulangan paket 1
Riskin dkk 6 unit RBC
4 unit plasma
1 unit SDP
Ulangan paket 1 Ulangan paket 1 rFVIIa akan
dipertimbangkan
setelah 2 kali
pemberian produk
darah
Protokol Transfusi Masif (PTM)
Pasien obstetri dg perdarahan harus dipantau
level fibrinogennya, krn jika fibrinogen >400
mg/dl tdk dpt mengatasi perdarahan post
partum.
Data dari neurology and cardiac surgery :
peningkatan kecenderungan perdarahan jika
level fibrinogen <150-200 mg/dl.
Protokol Transfusi Masif (PTM)
Monitoring level fibrinogen, transfusi awal
konsentrasi fibrinogen atau kryopresipitat dpt
memberikan potensi perbaikan.
Penelitian terbaru pd pasien militer di Iraq &
Afganistan, transfusi darah lengkap
dibandingkan dg RBC, plasma, dan platelet
mengurangi udem paru & jaringan, terjadi
penurunan waktu ventilasi yg baik.


Protokol Transfusi Masif (PTM)
Analisis retrospektif: pasien yg menerima
darah lengkap segar sekaligus komponen
terapi memiliki outcome yg lebih baik
dibandingkan dgn yg menerima hanya satu
komponen terapi
Hal yg perlu diperhatikan: transmisi infeksi
transfusi & hubungan transfusi yg diberikan
dgn penyakit pada host.
PTM Pediatrik
Dua penelitian PTM pediatrik tdk
menunjukkan perbaikan mortalitas pd grup yg
menerima produk darah menurut institusi
PTM .
Hasil kedua penelitian ini mungkin krn jumlah
sampel yg kecil, pelaksanaan PTM yg
meningkatkan rasio plasma: RBC dpt
dikerjakan dgn mudah pd pasien pediatrik.



PTM Pediatrik
Paket RBC Plasma Platelet Kryo
Neonatus (0-4 kg)
Rilis darurat
2
3
4
5

unit
unit
unit
unit
unit



unit
unit
unit
unit



2 unit (3 unit*)

2 unit (3 unit*)




2 unit (1 unit*)

2 unit (1 unit*)

Bayi (5-9 kg)
Rilis darurat
2
3
4
5


1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit



1 unit
1 unit
1 unit
1 unit



3 unit

3 unit




3 unit (2 unit*)

3 unit (2 unit*)

Tabel 4. Contoh PTM pada pediatrik. Modifikasi dari Tabel 2 pada Diab et al, dengan izin dari British
Journal of Haemotology,John Wiley dan Sons.
*Perbedaan dari protokol Diab dkk dibandingkan dengan protokol dari Hendrickson dkk. Protokol
Hendrickson dkk tidak berisi paket rilis darurat. RBC,sel darah merah; Kryo, kryopresipitat

PTM Pediatrik
Paket RBC Plasma Platelet Kryo
Anak lebih muda (10-
24 kg)
Rilis darurat
2
3
4
5


2 unit
2 unit
2 unit
2 unit
2 unit



2 unit
2 unit
2 unit
2 unit



4 unit (6 unit)

4 unit (6 unit)





4 unit

4 unit
Anak lebih tua (25-49
kg)
Rilis darurat
2
3
4
5


3 unit
3 unit
3 unit
3 unit
3 unit



3 unit
3 unit
3 unit
3 unit



6 unit

6 unit





6 unit

6 unit
Remaja
Rilis darurat
2
3
4
5

5 unit
5 unit
5 unit
5 unit
5 unit


5 unit
5 unit
5 unit
5 unit



6 unit

6 unit



8 unit

8 unit
Pertimbangan Untuk Pengembangan
PTM
Pengembangan PTM merupakan hal penting
untuk mengatasi kedaruratan dan pegiriman
produk darah.
Protokol untuk pemberian sel darah merah D-
positif kpd pasien D-negatif atau pasien yang
tidak diketahui, pemberian plasma ABO-
kompatibel dan administrasi antigen positif
atau sel darah merah yg belum diuji pd pasien
dgn alloantibody sel darah merah .

Pertimbangan Untuk Pengembangan
PTM
Penting untuk mengikuti protokol identifikasi
pasien untuk menghindari kesalahan transfusi
ABO inkompatibel.
Pada saat trauma, kehilangan darah yg
berlebihan diperlukan transfusi sebelum
dilakukan tes pre-transfusi .
Sel darah merah O & plasma AB harus
diberikan sampai golongan darah pasien dpt
ditentukan.
Pertimbangan Untuk Pengembangan
PTM
Penggunaan plasma A pd pasien trauma yg
membutuhkan transfusi plasma darurat tdk
menimbulkan peningkatan terjadinya
mortalitas atau komplikasi (reaksi hemolitik).
Penting untuk memeriksa sampel pasien
sesegera mungkin setelah pasien masuk
sehingga produk - jenis tertentu dpt diberikan
bila tersedia .

Pertimbangan Untuk Pengembangan
PTM
Hal ini membantu dlm mempersiapkan sel
darah merah O, plasma AB & meminimalkan
potensi kesalahan pengetikan.
Namun, jika produk-tipe tertentu diberikan ,
langkah-langkah identifikasi pasien yg adekuat
harus dilakukan untuk memastikan kesalahan
transfusi ABO tidak terjadi .

Pertimbangan Untuk Pengembangan
PTM
Frekuensi pembentukan anti-D setelah transfusi
produk darah D-positif kpd pasien D-negatif
adalah 20 % untuk sel darah merah & < 4 % untuk
trombosit.
Penting mencegah formasi anti-D pada wanita
subur krn potensi anti-D dpt menyebabkan
penyakit hemolitik pada janin & bayi baru lahir di
masa kehamilan .
Wanita usia subur harus menerima sel darah
merah D-negatif .
Pertimbangan Untuk Pengembangan
PTM
Institusi harus memiliki kebijakan dlm
menentukan penggunaan produk D-positif
pada pasien D-negatif, termasuk penggunaan
produk D-positif untuk pria & wanita setelah
usia subur (biasanya >50 tahun) & setelah
beberapa set RBC unit D-negatif .
Imunglobulin Rh (RhIG) dianggap dpt
mencegah anti-D alloimunisasi pd pasien D
negatif yg menerima darah Dpositif.
Pertimbangan Untuk Pengembangan
PTM
Praktek pemberian RhIG jadi lebih umum
ketika trombosit D-positif yg diberikan
kepada pasien D-negatif.
Risiko hemolisis harus dipertimbangkan
terhadap manfaat untuk mencegah
alloimmunisasi, terutama ketika RhIG
diberikan kpd pasien yg menerima > 1
atau 2 unit RBC D-positif .

Pertimbangan Untuk Pengembangan
PTM
Pertimbangan penting lainnya adalah
ketersediaan unit plasma yang dicairkan untuk
pasien yang memerlukan TM .
Dibutuhkan sekitar 20 menit untuk
mencairkan plasma beku .
Kelancaran transfusi plasma pada pasien yg
membutuhkan TM berkurangnya kebutuhan
transfusi dan kematian .
Pertimbangan Untuk Pengembangan
PTM
Dlm rangka memfasilitasi transfusi plasma sbg
proses awal resusitasi, bnyk institusi
menyimpan beberapa unit plasma yg dicairkan
utk digunakan .
Banyak pasien trauma dengan golongan darah
yang tidak diketahui plasma AB harus siap
(donor universal).

Pertimbangan Untuk Pengembangan
PTM
Plasma AB langka krn hanya 4 % dari populasi
adalah kelompok AB. Plasma yg dicairkan ,
hanya dpt disimpan selama 5 hari .
Beberapa institusi menggunakan grup plasma
A (beberapa dengan titer anti-B < 100 ) selama
awal transfusi plasma sambil menunggu jenis
ABO pasien serta plasma B & O yg dicairkan
untuk permintaan plasma berikutnya.
Pertimbangan Untuk Pengembangan
PTM
Plasma AB cair yg diawetkan dlm sitrat - fosfat
dekstrosa dpt bertahan selama 26 hari.
Kelemahan dlm menggunakan plasma cair:
adanya limfosit dan RBC pd setiap unit &
tingkat faktor rendah mengarah ke risiko
yang berhubungan dengan transfusi graft vs
host disease & mungkin sensitisasi D jika
transfusi D yang tidak kompatibel diberikan .
Pertimbangan Untuk Pengembangan
PTM
Goodnough dkk menyarankan menggunakan
iradiasi plasma cair sbg bagian dari PTM untuk
memungkinkan ketersediaan plasma bagi
pasien yg membutuhkan TM .
Pilihan berapa banyak plasma , jenis darah yg
dicampur & jenis plasma yg mana tergantung
pd kemampuan institusi & kebutuhan
transfusi.
Pengobatan Alternatif dalam PTM
Rekombinan faktor VII yang teraktivasi (rFVIIa)
untuk mengobati perdarahan pada pasien
dengan defisiensi faktor VII kongential &
pasien dgn hemofilia A atau B.
Penelitian pada pasien trauma atau yg akan
dioperasi, rFVIIa tidak menunjukkan perbaikan
pada hasil akhir.
Pengobatan Alternatif dalam PTM
rFVIIa telah dihubungkan dengan resiko
trombotik.
rFVIIa sebagai terapi adjuvan, harus diberikan
sesegera mungkin pada saat hemostasis
belum banyak mengalami kompensasi.

Pengobatan Alternatif dalam PTM
Prothrombin complex concentrate (PCC) untuk
mengobati penyakit koagulasi kongenital &
untuk pasien dgn perdarahan aktif atau yg
sedang menjalani prosedur urgensi.
PCC mengandung faktor II, VII, IX ,X, protein C
dan S, dgn variasi beberapa fraktor.
Pengobatan Alternatif dalam PTM
Belum ada penelitian acak terkontrol untuk
mengevaluasi efek & keamanan PCC pd
pasien dgn perdarahan masif.
PCC mungkin berhubungan dgn resiko
thromboembolik seperti terlihat pada
percobaan hewan.
Konsentrasi fibrinogen dpt mengurangi
perdarahan peri-operatif & kebutuhan
transfusi.
Pengobatan Alternatif dalam PTM
Konsentrasi fibrinogen dikombinasikan dgn
PCC menunjukkan penurunan kebutuhan
transfusi & kematian pada pasien trauma.
Agen antifibrinolitik, seperti asam
traneksamat (TXA), mengurangi mortalitas,
terutama jika diberikan pada awal proses
resusitasi (< 3jam sejak kecelakaan hingga
pengobatan, lebih baik < 1 jam sejak
kecelakaan)
Pengobatan Alternatif dalam PTM
Penelitan MATTER: pasien luka berat yg
menggunakan TXA, angka mortalitas pada
kelompok pasien dgn TXA lebih rendah dari
pada kelompok yg tdk menggunakan TXA
TXA juga mengurangi perdarahan pada saat
sectio caesaria & resiko progresi dari
perdarahan postpartum
Pengobatan Alternatif dalam PTM
TXA mengurangi perdarahan pada pasien
pediatrik saat operasi jantung & skoliosis.
Oleh karena itu, direkomendasikan TXA untuk
menjadi bagian dari proses awal resusitasi.

Pengamatan Laboratorium Selama
PTM
PTM memerlukan bantuan adekuat dari lab untuk
kapasitas penyuplai oksigen, hemostasis dan
status metabolik untuk mengoreksi abnormalitas.
Hasil laboratorium dpt digunakan untuk
menangani kebutuhan PTM.
Contoh: jika pasien memiliki angka fibrinogen
yang rendah selama perawatan intensif,
peningkatan kryopresipitat atau penggunaan
konsentrat fibrinogen: indikasi selama PTM.
Pengamatan Laboratorium Selama
PTM
Panel metabolik harus digunakan untuk
mengawasi abnormalitas metabolik selama
TM, seperti hiperkalemia & hipokalemia.
Penelusuran analisa gas darah juga membantu
untuk mengawasi oksigenasi.
Tidak ada pengujian koagulasi tervalidasi yg
dpt mendeteksi secara akurat koagulopati
pasien dgn perdarahan masif pada waktu yg
tepat.
Pengamatan Laboratorium Selama
PTM
Pemeriksaan koagulasi konvensional,seperti
PT, APTT & level fibrinogen, tidak tersedia
pada waktu yg sesungguhnya.
Tes ini tidak dapat mendeteksi beberapa
abnormlitas hemostasis, seperti disfungsi
platelet, hiperfibrinolisis, dan defisiensi faktor
XIII.

Pengamatan Laboratorium Selama
PTM
Tes ini juga tidak mengukur kontribusi relatif
dari faktor pro-koagulan dan anti-koagulan.
Tes ini harus ditinjau kembali untuk
membantu dlm memperbaiki abnormalitas yg
terjadi selama resusitasi dan untuk
mengembangkan institusi PTM.

Pengamatan Laboratorium Selama
PTM
Tes hemostasis, seperti thromboembolastografy
(TEG) dan rotasional thromboelastometri
(ROTEM), lebih baik dlm menangani koagulopati
pada pasien TM. Tes ini memperlihatkan klinisi
representasi grafis dari proses koagulasi.
Parameter yg diperoleh dari TEG /ROTEM dapat
menyediakan ukuran kuantitatif masing-masing
komponen dari proses hemostatik pasien dewasa
.
Pengamatan Laboratorium Selama
PTM
Penggunaan TEG/ROTEM memberikan
informasi untuk memandu terapi komponen
darah di waktu yg tepat.
Keuntungan menggunakan TEG/ROTEM:
pertama perputaran waktu untuk tes ini lebih
pendek dibandingkan dg tes konvensional (15-
30 menit), tes ini dpt dikombinasi dgn
penilaian klinis untuk proses pengambilan
keputusan.
Pengamatan Laboratorium Selama
PTM
Kedua , tes ini dpt mendeteksi
hiperfibrinolisis, komponen penting dari
kelainan hemostatik pada pasien dgn TM yg
tdk dpt dideteksi oleh tes PT & aPTT.
Ketiga, tes darah menilai semua fase
koagulasi, seperti kontribusi trombosit untuk
hemostasis primer & faktor XIII untuk cross-
linking bekuan fibrin .
Pengamatan Laboratorium Selama
PTM
Keempat, TEG / ROTEM dapat dilakukan pada
suhu pasien yg sebenarnya, membuatnya
lebih sensitif untuk mendeteksi koagulopati
krn hipotermia .
TEG/ROTEM telah terbukti mengurangi
kebutuhan TM pada pasien yg menjalani
operasi transplantasi jantung dan hati.

Komplikasi dari TM
Pasien anak-anak, pasien dgn gangguan
jantung, hati, dan ginjal, pasien yg lebih tua
lebih berisiko untuk mengalami komplikasi.
Potensi risiko lain adalah penggunaan sel
darah merah yang disimpan.
Penelitian meta-analisis baru-baru ini efek dari
penggunaa unit RBC yang lebih lama disimpan
berhubungan dengan peningkatan mortalitas
Komplikasi dari TM
Tabel 6. Komplikasi dari TM. Modifikasi dari tabel 1 dalam Diab dkk, dengan izin dari
British Journal of Haemotology,John Wiley dan Sons.

Efek Samping Komentar dan pengobatan potensial
Reaksi transfusi
Alergi



Reaksi transfusi hemolitik
(akut dan tertunda)


Reaksi demam transfusi
non hemolitik

Dari urtikari simpel hingga anafilaksis. Steroid
dan dipenhidramin dapat diberikan pada
pasien alergi transfusi

Dapat dikurangi dengan memberikan RBC
grup O dan plasma AB untuk keadaan darurat
pada produk darah.

Diagnosis terpisah
Komplikasi dari TM
Efek Samping Komentar dan pengobatan potensial
Reaksi imunologis
Transfusi berkaitan dengan
penyakit paru akut (TRALI)

Transfusi berhubungan
dengan immunomodulasi
(TRIM)

Transfusi berkaitan dengan
penyakit graft vs host (Ta-
GVHD)

Purpura post transfusi (PTP)

Insiden dapat dikurangi dengan transfusi
plasma.

Dapat disebabkan oleh peningkatan resiko oleh
infeksi bakteri.


Iradiasi dari produk sel darah pada pasien
dengan resiko (neonatus dan pasien
immunosupresi) untuk mencegah Ta-GVHD.

Dapat diobati dengan infuse IVIg, steroid, atau
penggantian plasma.
Komplikasi dari TM
Efek Samping Komentar dan pengobatan potensial
Komplikasi metabolik
Hipokalsemia




Hipomagnesemia



Hiperkalemia

Karena kelebihan sitrat dari transfusi produk darah yang
berdekatan. Neonatus dan pasien dengan penyakit liver
beresiko untuk hipokalsemi. Pengawasan kalsium terionisasi
dan dikoreksi jika dibutuhkan.

Karena volume magnesium yang kurang dan kelebihan sitrat.
Pengawasan magnesium terionisasi dan dikoreksi jika
dibutuhkan.

Karena hemolisis dari penyimpanan RBC, iradiasi atau
keduanya. Neonatus dan pasien dengan penyakit jantung dan
ginjal beresiko untuk hiperkalemia. Pengawasan level
potassium dan dikoreksi jika diperlukan. RBC segar (<5-10
hari), iradiasi < 24 jam sebelum transfusi atau pencucian dapat
menurunkan resiko
Komplikasi dari TM
Efek Samping Komentar dan pengobatan potensial
Komplikasi metabolik
Hipokalemia



Alkalosis metabolik


Asidosis


Hipotermia

Karena transfusi kembali RBC, melepaskan hormon stress,
atau alkalosis metabolik. Pengawasan dan koreksi level
potasium jika dibutuhkan

Karena sitrat yang berlebihan. Pengawasan status asam
basal.

Karena hipoperfusi, disfungsi hepar dan sitrat yang
berlebihan. Pengawasan status asam basal.

Karena infus cairan dan produk darah yang dingin, post
operasi, menurunnya produksi panas, dan kontrol suhu
rusak. Neonatus dan bayi yang beresiko tinggi. Penghangat
darah harus digunakan
Komplikasi dari MT
Efek Samping Komentar dan pengobatan potensial
Efek Samping lainnya
Defek Hemostatik*


Infeksi


Transfusi- berkaitan
dengan overload
sirkulasi (TACO)*

Emboli udara

Hasil dari mekanisme kompleks (dibahas pada
bagian patofisiologi)

Dapat disebabkan dari produk darah atau prosedur
resusitasi lainnya, seperti pembedahan.

Harus dibedakan dari TRALI. Bayi dan pasien
dengan penyakit jantung adalah resiko tinggi.
Oksigen dan diuresis dpt digunakan

Komplikasi yg jarang terjadi. Instruksi dan protokol
bagaimana mentransfusi secara cepat harus diikuti.
*Kejadian buruk terjadi, sehubungan dengan pemasukan jumlah darah yang banyak
dalam periode yang singkat
Kesimpulan
Manajemen optimal untuk pasien perdarahan
masif: komunikasi yg efektif antara petugas
transfusi dan petugas laboratorium serta tim
klinis sangat penting.
Penting untuk petugas pelayanan transfusi
untuk mempersiapkan kebutuhan darah saat
mengatur inventaris darah.
Kesimpulan
PTM adalah pedoman yg berharga untuk
institusi, terutama pada institusi yg aktif
terjadi trauma, resiko tinggi kehamilan,
operasi jantung atau pelayanan transplantasi
PTM menetapkan alogaritme laboran untuk
menggunakan pedoman transfusi &
menfasilitasi komunikasi antara petugas
transfusi & tim klinis.

Kesimpulan
Instruksi asuhan perawat dan tugas petugas
kesehatan harus sesuai protokol.
Transfusi awal berupa platelet, plasma dan
RBC untuk pasien trauma dengan rasio 1:1:1
bermanfaat dalam mengurangi mortalitas dan
memberikan hasil akhir yg bagus pada pasien;
meskipun penelitian kedepannya diperlukan
untuk menentukan rasio yg optimal.
Kesimpulan
TXA meningkatkan kelangsungan hidup pada
penelitian acak yang dilakukan pada beberapa
orang pada pasien dengan TM, dan demikian ,
harus digunakan selama proses resusitasi.
Terdapat juga fakta: intervensi medis lainnya
atau produk-produk seperti TEG/ROTEM dan
PCC, dapat memperbaiki hasil akhir pasien jika
dikombinasikan dgn PTM.
Kesimpulan
Pedoman PTM sudah diubah dalam beberapa
tahun terakhir & tampaknya akan dilanjutkan
untuk perkembangan penelitian ke depannya
selesai.
Dibutuhkan klasifikasi ke depannya untuk rasio
ideal dari produk darah, modifikasi untuk
pasien spesifik & pencarian lainnya yg harus
dilakukan pada pasien dg perdarahan masif.

Anda mungkin juga menyukai