Anda di halaman 1dari 6

1

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A
MATCH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Oleh:
Ridwan Eka Saputra, Dadang Kurnia, Saur Tampubolon

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan secara kolaboratif dan
dua siklus. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran Matematika pada siswa kelas IV melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
Make A Match. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri Bojonggede
03 yang terdiri dari 32 siswa, dengan komposisi perempuan 16 siswa dan laki-laki 16 siswa.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I pertemuan pertama
memperoleh nilai 64,7 dengan persentase 65%, pertemuan kedua 75 dengan presentase 71% dan
siklus kedua memperoleh nilai 84,1 dengan persentase 86% begitu pula dengan hasil observasi
perilaku siswa menunjukkan adanya peningkatan pada keaktifan, kerjasama, dan motivasi dengan
memperoleh nilai pada siklus pertama yaitu 74, sedangkan siklus kedua memperoleh nilai 87.
Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif make a match dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika pada siswa kelas IV C di Sekolah Dasar
Negeri Bojonggede 03 Kecamatan Bojonggede Kab.Bogor. Selain itu, penerapan model
pembelajaran ini dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas serta
meningkatkan keaktifan, kerjasama, dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.

Kata Kunci: Model Make a Match, Matematika, Hasil belajar







1. Mahasiswa Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan
2. Staf Pengajar Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan
3. Staf Pengajar Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan


2

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013


PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang sebagian besar dianggap sulit
oleh siswa. Hal seperti ini tentu saja menjadi
masalah yang perlu dibenahi, dan ini
merupakan tugas kita sebagai seorang guru
(pendidik) dalam mengatasi hal tersebut.
Dengan anggapan yang telah tertanam pada
diri siswa tersebut, dapat menyebabkan
kurangnya minat mereka untuk mempelajari
mata pelajaran matematika, sehingga hasil
belajar siswa kurang baik. Seperti juga
dialami oleh siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri Bojonggede 03 Kecamatan
Bojonggede, mata pelajaran matematika
merupakan mata pelajaran yang tingkat daya
serapnya paling rendah dibandingkan mata
pelajaran lain yang mereka pelajari.
Rendahnya penguasaan materi pada mata
pelajaran matematika diperkuat masalah
yang dihadapi peneliti yaitu dari hasil test
formatif tentang operasi hitung bilangan
bulat pada siswa kelas IV, masih banyak
siswa yang memperoleh nilai di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
60 dengan rata-rata siswa mendapatkan nilai
58,8 dan 53,1% hasil belajar siswa tuntas.
Berdasarkan latar belakang di atas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Make a Match
Pada Mata Pelajaran Matematika untuk
meningkatkan Hasil Belajar.
Penulis mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab terjadinya masalah rendahnya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika siswa kelas IV C semester II
Sekolah Dasar Negeri Bojonggede 03
Kecamatan Bojonggede, antara lain:
1. Apakah guru kurang menguasai media
pembelajaran yang ada ?
2. Apakah guru hanya berceramah saja
selama proses pembelajaran?
3. Apakah media pembelajaran yang
digunakan guru kurang tepat untuk
materi yang diajarkan ?
Beberapa ahli mengungkapkan teori
mengenai hasil belajar, di antaranya yaitu
Sudjana (2006: 22) menjelaskan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki peserta didik setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.
Kemudian Thobroni (2011: 22) hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
dan keterampilan.
Pendapat serupa disampaikan
Abdurrahman (2009: 38) bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disintesiskan bahwa hasil belajar adalah
suatu kemampuan yang dimiliki oleh peserta
didik setelah menyelesaikan kegiatan belajar
mengajar melalui tes hasil penilaian/evaluasi
berupa perubahan tingkah laku, pola pikir
peserta didik mencakup aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
Untuk mencapai hasil belajar yang
efektif maka diperlukan penerapan model
pembelajaran kooperatif. Menurut Eggen
dan Kauchak dalam Trianto (2007: 42)
model pembelajaran kooperatif merupakan
sebuah kelompok strategi pembelajaran
yang melibatkan siswa bekerja secara
berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama. Kemudian Suyatno (2009: 51)
menjelaskan bahwa model pembelajaran
kooperatif adalah kegiatan pembelajaran
dengan cara berkelompok untuk bekerja
sama saling membantu mengkonstruksi
konsep, menyelesaikan persoalan, atau
inkuiri.
Lie (2008: 55) menjelaskan bahwa
model pembelajaran kooperatif make a
match atau mencari pasangan dikembangkan
oleh Curran pada tahun 1994. Salah satu
keunggulan teknik ini adalah siswa mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu
konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Model pembelajaran ini bisa
digunakan dalam semua mata pelajaran dan
untuk semua tingkatan usia anak didik. Dari
uraian di atas maka dapat disintesiskan
bahwa model pembelajaran kooperatif make
a match adalah mencari pasangan antara
kelompok soal dengan kelompok jawaban
sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana belajar yang
menyenangkan.
Mata pelajaran yang diteliti dalam
skripsi ini adalah Matematika. Kata
matematika berasal dari perkataan Latin
mathematika yang mulanya diambil dari
perkataan Yunani mathematike yang berarti
mempelajari. Perkataan ini mempunyai asal
3

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013

katanya Mathema yang berarti pengetahuan
atau ilmu (Knowledge, science).













Kata mathematike berhubungan pula
dengan kata lainnya yang hampir sama,
yaitu Mathein atau Mathenein yang artinya
belajar (berpikir), jadi berdasarkan asal
katanya, maka perkataan matematika berarti
ilmu pengetahuan yang didapat dengan
berfikir (bernalar) (dalam UPI Press,
2005:3) Jujun Suria sumantri (2007:190),
Matematika adalah bahasa yang
melambangkan serangkaian makna dari
pernyataan yang ingin kita sampaikan.
Lambang-lambang matematika bersifat
artifisial yang baru mempunyai arti
setelah sebuah makna diberikan padanya.

METODE PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui penerapan model pembelajaran
kooperatif make a match dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika tentang operasi hitung
bilangan bulat dan sebagai pengembangan
pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
Negeri Bojonggede 03 Kecamatan
Bojonggede kelas IV C semester II tahun
pelajaran 2012/2013.
Penelitian dilaksanakan di Sekolah
Dasar Negeri Bojonggede 03 Kecamatan
Bojonggede Kab.Bogor pada semester II
tahun pelajaran 2012/2013, yaitu pada
tanggal 7-14 Januari 2013. Subjek penelitian
adalah siswa kelas IV C Sekolah Dasar
Negeri Bojonggede 03 dengan jumlah siswa
32 orang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan
16 siswa perempuan.
Adapun desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:










Gambar 1
Bagan Siklus PTK modifikasi Depdiknas (2010) dari Model Kemmis dan Taggart (1988)






HASIL PENELITIAN
Temuan penelitian dimulai pada prasiklus, kemudian dilanjutkan ke siklus I pertemuan 1 &
2 dan siklus II hingga mencapai nilai ketuntasan hasil belajar.
Deskripsi hasil penelitian tes awal (Pra Siklus) tergambar dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1
Ketuntasan Hasil Belajar Tes Awal (Pra Siklus)

No Keterangan Frekuensi Persentase
1. Tuntas 8 25%
2. Belum Tuntas 24 75%
Jumlah 32 100%

4

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013

Tabel 1 menunjukkan bahwa yang mencapai ketuntasan belajar ada 8 orang atau 25%, sedangkan
siswa yang belum tuntas berjumlah 25 orang atau 75%.
Deskripsi data hasil penelitian siklus I disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 2
Ketuntasan Hasil Belajar siklus I Pertemuan pertama


Dari tabel 2 dapat diketahui dari 32 siswa terdapat 21 siswa atau 65% yang sudah mencapai
ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 60. Sedangkan siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM ada 11 siswa atau sebanyak 35%.
Deskripsi data hasil penelitian siklus I disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Tabel 3
Ketuntasan Hasil Belajar siklus I Pertemuan kedua

Dari tabel 3 dapat diketahui dari 32 siswa terdapat 23 siswa atau 71% yang sudah mencapai
ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 60. Sedangkan siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM ada 9 siswa atau sebanyak 29%.






Deskripsi data siklus II tergambar dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Tabel 4 menjelaskan bahwa dari 32 siswa terdapat 27 siswa atau 86% yang sudah mencapai
ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 60. Sedangkan siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 5 siswa atau 14%.

PEMBAHASAN
No Keterangan Frekuensi Persentase
1. Tuntas 21 65%
2. Belum Tuntas 11 35%
Jumlah 32 100%
No Keterangan Frekuensi Persentase
1. Tuntas
23 71%
2. Belum Tuntas
9 29%
Jumlah 32 100%
No Keterangan Frekuensi Persentase
1. Tuntas 27 86%
2. Belum Tuntas 5 14%
Jumlah 32 100%
5

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013

Hasil Penelitian dibahas pada setiap siklus, agar lebih jelas maka disajikan dalam tabel di
bawah ini.

Tabel 5
Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan II
Aspek yang diteliti
Siklus
K
at
eg
ori
Makna
I
1 2
II
Penilaian Pelaksanaan
Pembelajaran
70,2 75,5
8
0,
5
A
Sangat Baik
Observasi perubahan aktivitas
siswa
62 70
8
7 A
Sangat Baik
Tes Hasil Belajar 65 75
8
4 A
Sangat Baik


Berdasarkan tabel 5, maka dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I
Hasil dari pelaksanaan penelitian pada
siklus I yaitu penilaian pelaksanaan
pembelajaran mendapatkan nilai 75,5
dengan kategori sangat baik, observasi
perilaku siswa mencapai nilai rata-rata 70
dengan kategori sangat baik, nilai rata-rata
tes hasil belajar 84 dan telah mencapai
ketuntasan. Akan tetapi, hasil belajar siklus I
secara klasikal belum tuntas karena baru
mencapai 65% indikator penelitian.
Sedangkan indikator penelitian minimalnya
75% dari jumlah siswa mencapai ketuntasan
hasil belajar.

Hasil belajar siswa pada 32 siswa
sudah mendekati ketuntasan belajar siswa,
akan tetapi hasil belajar secara klasikal
belum mencapai ketuntasan 75%. Sehingga
harus dilakukan perbaikan-perbaikan dalam
pembelajaran selanjutnya, agar hasil
belajarnya semakin meningkat dan menjadi
sangat baik.
Setelah dilakukan analisis dan diskusi
dengan tim kolaborator, peneliti
mendapatkan masukan bahwa pada
pelaksanaan pembelajaran perlu
ditingkatkan terutama pada penguasaan
kelas, dan pada saat pembagian kelompok
agar lebih tegas. Selain itu, harus lebih
banyak melibatkan siswa dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan materi melalui media kartu
yang disediakan oleh peneliti ketika
pembelajaran sehingga perhatian akan
terpusat pada pembelajaran. Setelah
mendapatkan masukan ketika diskusi maka
peneliti membuat rencana perbaikan pada
siklus II.
Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II
Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan
seperti yang direncakan pada siklus
sebelumnya, maka terjadi peningkatan. Pada
pelaksanaan siklus II mengalami
peningkatan, antara lain; peningkatan
kualitas pelaksanaan pembelajaran yaitu
pada siklus I mendapat nilai 75,5 dengan
kategori baik meningkat menjadi 87 dengan
kategori sangat baik pada siklus II. Nilai
rata-rata observasi perilaku siswa (keaktifan,
kerjasama, dan motivasi) pada siklus I yaitu
70 meningkat menjadi 87 dengan kategori
sangat baik. Kemudian nilai rata-rata hasil
belajar siklus I yaitu 75 menjadi 84. Dari
persentase ketuntasan belajar siswa 71%
meningkat menjadi 86% dan telah tuntas
mencapai indikator penelitian secara klasikal
75%.
Pada siklus II terjadi peningkatan hasil
belajar siswa. Jumlah siswa yang
mendapakan nilai pada tanda kelas 90 dan
99 adalah 27 siswa, kemudian pada pada
tanda kelas 72 dan 81 berjumlah 5 siswa.
Hasil belajar tersebut telah memenuhi
kriteria ketuntasan secara individual maupun
secara klasikal.

KESIMPULAN
6

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013

Berdasarkan pembahasan hasil
penelitian, dapat ditarik simpulan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif
make a match dapat meningkatkan hasil
belajar, kualitas pelaksanaan pembelajaran
di kelas, dan perubahan perilaku siswa pada
mata pelajaran Matematika tentang adaptasi
operasi hitung bilangan bulat, di kelas IV C
Sekolah Dasar Negeri Bojonggede 03
Kab.Bogor pada semester II Tahun Pelajaran
2012/2013.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan
Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning.
Jakarta: Gramedia

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan
Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran
Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka

Thobroni, Muhammad. 2011. Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz
Media.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.

Winataputra, Udin S. 2001. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka.

BIODATA PENULIS
Ridwan Eka Saputra Lahir di Jakarta pada
tanggal 12 Juni 1988, agama Islam anak
pertama dari tiga bersaudara dari pasangan
Ibu Amsah S.Pd, Bapak Agus Udjiantoro
S.Sos dan istri Maya Tri Susanti. Tempat
tinggal Jl. Swadaya I warinigin jaya tengah
RT/RW 03/14 Bojonggede Kabupaten
Bogor. Pendidikan formal yang pernah
ditempuh di Sekolah Dasar Negeri
Bojonggede 03 tahun 1994-2000, Sekolah
Menengah Pertama SMPN 1 Cijeruk tahun
2000-2003, Sekolah Menengah Atas SMA
Al-Azhar Plus Bogor 2003-2006, kemudian
tahun 2008 melanjutkan pendidikan S1 di
Unversitas Pakuan Bogor, Fakultas
Keguruan dan Ilmu pendidikan jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Anda mungkin juga menyukai