Anda di halaman 1dari 9

Cara Membuat Latar Belakang Masalah

OPINI | 13 December 2012 | 10:26 Dibaca: 19285 Komentar: 1 0


Ade Suyitno
Latar Belakang masalah aalah in!ormasi "ang ters#s#n sistematis berkenaan engan !enomena
an masalah $roblematik "ang menarik #nt#k i teliti% &asalah ter'ai saat hara$an iela akan
ses#at# hal tiak sama engan realita "ang ter'ai% (iak sem#a masalah aalah !enomena an
menarik% &asalah "ang !enomenal aalah saat mena'i $erhatian ban"ak orang an i bicirakan
i berbagai kalangan i mas"arakat%
Latar belakang imaks#kan #nt#k men'elaskan alasan menga$a masalah alam $enelitian ingin
iteliti) $entingn"a $ermasalahan an $enekatan "ang ig#nakan #nt#kan #nt#k men"elesaikan
masalah terseb#t baik ari sisi teoritis an $raktis%
Latar belakang $enelitian berisi :
*lasana rasional an esensial "ang memb#at $eneliti tertarik #nt#k melak#kan $enelitian
berasarkan !akta+!akta) ata) re!erensi an tem#an $enelitian sebel#mn"a%
,e'ala+ge'ala kesen'angan "ang tera$at ila$angan sebagai asar $emikiran #nt#k
mem#nc#lkan $ermasalahan an bagaimana $enelitian mengisi ketim$angan "ang aa
berkaitan engan to$ik "ang iteliti%
Kom$leksitas masalah 'ika masalah it# ibiarkan an akan menimb#lkan am$ak "ang
men"#litkan) menghambat) menggangg# bahkan mengancam%
Penekatan #nt#k mengatasi masalah ari sisi kebi'akan an teoritis
Pen'elasan singkat tentang ke##kan ata# $osisi masalah "ang iteliti alam r#ang
lingk#$ biang st#i "ang itek#ni $eneliti%
-ara memb#at latar belakang masalah engan langkah sebagai beik#t :
Paa bagian a.al latar belakang aalah gambaran #m#m tentang masalah "ang akan i
angkat% Dengan moel $irami terbalik b#at gambaran #m#m tentang masalah m#lai ari
hal global sam$ai menger#c#t !ok#s $aa masalah inti) ob'ek serta r#ang lingk#$ "ang
akan i teliti%
Paa bagian tengah #nka$kan !akta) !enomena) ata+ata an $ena$at ahli berkenaan
engan $entingn"a masalah an e!ek negati!n"a 'ika tiak segera i atasi engan i
#k#ng '#ga teori an $enelitian terah#l#%
Bagian akhir i isi engan alternati! sol#si "ang bisa i ta.arkan /teoritis an $raktis0 an
akhirn"a m#nc#lah '##l%
XXXXXXXXXXX
TEKNIK PENULISAN LATAR BELAKANG PADA PENDAHULUAN
KARYA TULIS ILMIAH
Dr. Suparyanto, M.Kes
TEKNIK PENULISAN LATAR BELAKANG PADA PENDAHULUAN KARYA TULIS ILMIAH
Latar Bea!an" pa#a Ba$ Pen#a%uuan KTI, $er&s& e'pat po!o! p&!&ran,
#en"an urutan se$a"a& $er&!ut(
A&nea perta'a( $er&s& tentan" 'asaa% pene&t&an, 'asaa% a#aa%
!esen)an"an antara %arapan #an !enyataan !ea#aan yan" a!an #&te&t& atau
!esen)an"an antara *a!upan #an tar"et pro"ra', atau !esen)an"an antara
yan" se%arusnya #en"an !enyataan, atau !esen)an"an antara !e$utu%an
#en"an !eterse#&aan. +Intro#u*t&on,
A&nea !e#ua( $er&s& #ata yan" 'en#u!un" tentan" !e$enaran 'asaa%
pene&t&an yan" a!an #&te&t&, #&'ua& #ar& -&aya% yan" $esar, '&sanya
t&n"!at #un&a, t&n"!at nas&ona, t&n"!at pro.&ns&, t&n"!at !a$upaten, t&n"!at
!e*a'atan sa'pa& t&n"!at #esa. +/ust&0*at&on,
A&nea !et&"a( $er&s& tentan" !ronoo"&s 'asaa% yan" a!an #&te&t&, #apat
#&*er&ta!an tentan" 1a!tor yan" yan" 'enye$a$!an 'asaa% serta #a'pa!
a!&$at 'asaa%. +2ronoo"&s,
A&nea !ee'pat( $er&s& tentan" sous& untu! 'enyeesa&!an 'asaa%, 'asaa%
#apat #&seesa&!an !aau #&te'u!an penye$a$ 'asaa%, untu! 'en*ar&
penye$a$ 'asaa% peru pene&t&an. +Sout&on,
XXXXXXXXXXX
M&n""u, 34 Maret 3567
CARA MEMBUAT DAN KRITERIA RUMUSAN MASALAH
Cara membuat dan kriteria rumusan masalah. Jika kita sudah mendapatkan dan memilih
permasalahan untuk penelitian, langkah berikutnya adalah merumuskan masalah. Menurut
Sugiyono, rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data, bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini
berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi[1].
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian
yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. anpa perumusan
masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan
hasil apa-apa.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut!
6. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain
ber"ungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
3. Sebagai pedoman, penentu arah atau "okus dari suatu penelitian. #erumusan masalah
ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti
sampai di lapangan.
7. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh
peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti.
$eputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat
dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai
data yang bagaimana yang rele%an dan data yang bagaimana yang tidak rele%an bagi
kegiatan penelitiannya.
4. &engan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat
dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel
penelitian['].
Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan
melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan
pada akhirnya menjadi masalah yang spesi"ik dan siap untuk diteliti[(].
D. Kriteria Perumusan Masalah
Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan
penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan
melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri. #ada
bagian ini akan dipaparkan beberapa kriteria perumusan masalah.
)da setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan
masalah penelitian yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud
kalimat tanya atau yang bersi"at kalimat interogati", baik pertanyaan yang memerlukan
jawaban deskripti", maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang
menghubungkan dua atau lebih "enomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
$riteria $edua dari suatu masalah penelitian adalah berman"aat atau berhubungan
dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas,
diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta
teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
$riteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya
dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga
pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang rele%an pula, dan dapat diterapkan
secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.[*]
)da beberapa kondisi yang bisa di lakukan untuk membuat rumusan masalah, yaitu
sebagai berikut!
1. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
'. +umusan masalah hendaknya jelas dan padat
(. +umusan masalah berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
*. +umusan masalah merupakan dasar membuat hipotesis
,. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian[,]
Selain itu, terdapat bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian, yaitu rumusan
masalah deskripti", rumusan masalah komparati" dan rumusan masalah asosiati".[-]
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan %ariabel mandiri baik hanya pada satu %ariabel atau lebih
.%ariabel yang berdiri sendiri/. Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan
%ariabel itu pada sampel yang lain dan mencari hubungan %ariabel itu dengan %ariabel yang
lain.
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu %ariabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersi"at
menanyakan hubungan antara dua %ariabel atau lebih. erdapat tiga bentuk hubungan yaitu!
hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif
0ara untuk mem"ormulasikan masalah!
1. &engan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian
eksperimental.
'. &ari obser%asi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi. Jika
masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga menghubungkan masalah tersebut dengan
teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut di"ormulasikan. 1ni bukan berarti
bahwa dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna sama
sekali. $arena ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat
membentuk sebuah teori.[2].
[1] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (andung! "#$ %lfabeta, &''() *lm$ +,
[&] %rul, Pengertian Rumusan Masalah (-nline! htt.!//makalahbarataan.ba$blogs.ot$0om/)
[1] Puna2i Setyosari, o.$ 0it$, hlm$ +3
[4] %hmad Kurnia, Perumusan Masalah Penelitian (-nline! htt.!//skri.simahasis5a$blogs.ot$0om)
[+] Moh$ 6a7ir, Metode Penelitian (8akarta! 9halia :ndonesia, &''+) hlm$ 11(
[,] %lgebra, Masalah Dalam Penelitian (-nline! htt.!//algebra;5anini$blogs.ot$0om)
[3] Prabo5o Setyobudi, Permasalahan Penelitian (-nline! htt.!//.rabo5osetiyobudi$files$
5ord.ress$0om)
XXXXXXXXXXXXXX
Jenis-Jenis Hipotesis
6. H&potes&s No +Ho,
H&potes&s no +H5, a#aa% %&potes&s yan" 'enyata!an t&#a! a#anya %u$un"an
antara .ar&a$e &n#epen#en +X, #an .ar&a$e #epen#en +Y,. Art&nya, #aa' ru'usan
%&potes&s, yan" #&u)& a#aa% !et&#a!$enaran .ar&a$e +X, 'e'pen"aru%& +Y,. E8(
9t&#a! a#a %u$un"an antara -arna $a)u #en"an !e*er#asan 'a%as&s-a:.
3. H&potes&s Ker)a +H6,
H&potes&s Ker)a +H6, a#aa% %&potes&s yan" 'enyata!an a#anya %u$un"an antara
.ar&a$e &n#epen#en +X, #an .ar&a$e #epen#en +Y, yan" #&te&t&. Has& per%&tun"an
H6 terse$ut, a!an #&"una!an se$a"a& #asar pen*ar&an #ata pene&t&an.
Jenis-jenis Hipotesis :
6. H&potes&s #&&%at #ar& !ate"or& ru'usannya
D&$a"& 'en)a#& #ua $a"&an ya&tu +6, %&potes&s n&%& yan" $&asa #&s&n"!at
#en"an Ho +3, %&potes&s aternat&1 $&asanya #&se$ut %&potes&s !er)a atau #&s&n"!at
Ha.
H&potes&s n&%& +Ho, ya&tu %&potes&s yan" 'enyata!an t&#a! a#a %u$un"annya
atau pen"aru% antara .ar&a$e #en"an .ar&a$e a&n. 2onto%nya( T&#a! a#a
%u$un"an antara t&n"!at pen#&#&!an oran" tua #en"an prestas& $ea)ar s&s-a SD.
H&potes&s aternat&1 +Ha, a#aa% %&potes&s yan" 'enyata!an a#anya %u$un"an
atau pen"aru% antara .ar&a$e #en"an .ar&a$e a&n. 2onto%nya( A#a %u$un"an
antara t&n"!at pen#&#&!an oran" tua #en"an prestas& $ea)ar s&s-a SD.
H&potes&s aternat&1 a#a #ua 'a*a', ya&tu diretion!" H#pot$eses d!n non
diretion!" H#pot$eses +;raen!e an# <aen, 6==5(43 > Su%ars&'& Ar&!unto,
6=?=(@A,.
Hipotesis ter!r!$ a#aa% %&potes&s yan" #&a)u!an oe% pene&t&, #&'ana
pene&t& su#a% 'eru'us!an #en"an te"as yan" 'enyata!an $a%-a .ar&a$e
&n#epen#en 'e'an" su#a% #&pre#&!s& $erpen"aru% ter%a#ap .ar&a$e #epen#en.
M&sanya( S&s-a yan" #&a)ar #en"an 'eto#e &n!u&r& e$&% t&n""& prestas& $ea)arnya,
#&$an#&n"!an #en"an s&s-a yan" #&a)ar #en"an 'en""una!an 'eto#e *ura%
pen#apat.
H&potes&s ta! terara% a#aa% %&potes&s yan" #&a)u!an #an #&ru'us!an oe%
pene&t& ta'pa! $eu' te"as $a%-a .ar&a$e &n#epen#en $erpen"aru% ter%a#ap
.ar&a$e #epen#en. ;raen!e #an <aen +6==5(43, 'enyata!an $a%-a %&potes&s ta!
terara% &tu 'en""a'$ar!an $a%-a pene&t& t&#a! 'enyusun pre#&!s& se*ara spes&0!
tentan" ara% %as& pene&t&an yan" a!an #&a!u!an.
2onto%( A#a per$e#aan pen"aru% pen""unaan 'eto#e 'en"a)ar &n!u&r& #an
*ura% pen#apat ter%a#ap prestas& $ea)ar s&s-a.
3. H&potes&s #&&%at #ar& s&1at .ar&a$e yan" a!an #&u)&.
D&&%at #ar& s&1at yan" a!an #&u)&, %&potes&s pene&t&an #apat #&$e#a!an 'en)a#&
#ua 'a*a', ya&tu +6, %&potes&s tentan" %u$un"an #an +3, %&potes&s tentan"
per$e#aan.
H&potes&s tentan" %u$un"an ya&tu %&potes&s yan" 'enyata!an tentan" sa&n"
%u$un"an antara #ua .ar&a$e atau e$&%, 'en"a*u !e pene&t&an !oreas&ona.
Hu$un"an antara .ar&a$e terse$ut #apat #&$e#a!an 'en)a#& t&"a, ya&tu( +a,
%u$un"an yan" s&1atnya se)a)ar t&#a! t&'$a $a&!, +$, %u$un"an yan" s&1atnya
se)a)ar t&'$a $a&!, +*, %u$un"an yan" 'enun)u! pa#a se$a$ a!&$at tetap& t&'$a
$a&!.
a, Hu$un"an yan" s&1atnya se)a)ar t&#a! t&'$a $a&!, *onto%nya( Hu$un"an antara
!e'a'puan 0s&!a #en"an !&'&a.
N&a& 0s&!a 'e'punya& %u$un"an se)a)ar #en"an n&a& !&'&a, tetap& t&#a! 'erupa!an
se$a$ a!&$at #an t&'$a $a&!. N&a& 0s&!a yan" t&n""& t&#a! 'enye$a$!an n&a& !&'&a
yan" t&n""&, #an se$a&!nya. Ke#uanya 'e'&&!& %u$un"an 'un"!&n #&se$a$!an
!arena 1a!tor a&n, 'un"!&n !e$&asaan $erp&!&r o"&! +tentan" !e IPABan, se%&n""a
'en"a!&$at!an a#anya %u$un"an antara !e#uanya.
$, Hu$un"an yan" s&1atnya se)a)ar t&'$a $a&!. 2onto%nya( Hu$un"an antara t&n"!at
!e!ayaan #en"an !ean*aran $erusa%a. Se'a!&n t&n""& t&n"!at !e!ayaan, se'a!&n
t&n""& t&n"!at !ean*aran usa%anya, #an se$a&!nya.
*, Hu$un"an yan" 'enun)u! pa#a se$a$Ba!&$at, tetap& t&#a! t&'$a $a&!. 2onto%nya
%u$un"an antara -a!tu PBM, #en"an !e)enu%an s&s-a. Se'a!&n a'a -a!tu PBM
$eran"sun", s&s-a se'a!&n )enu% ter%a#ap pea)aran yan" #&sa'pa&!an.
Se#an"!an %&potes&s tentan" per$e#aan, ya&tu %&potes&s yan" 'enyata!an
per$e#aan #aa' .ar&a$e tertentu pa#a !eo'po! yan" $er$e#a. H&potes&s tentan"
per$e#aan &n& 'en#asar& $er$a"a& pene&t&an !o'parat&1 #an e!sper&'en.
2onto% +6,( A#a per$e#aan pretas& $ea)ar s&s-a SMA antara yan" #&a)ar #en"an
'eto#e *era'a% C tanya )a-a$ +2T, #an 'eto#e #&s!us& +pene&t&an e!sper&'en,.
2onto% +3,( A#a per$e#aan prestas& $ea)ar s&s-a SMA antara yan" $era#a #& !ota #an
#& #esa +pene&t&an !o'parat&1,.
7. /en&s H&potes&s yan" #&&%at #ar& !euasan atau &n"!up .ar&a$e yan" #&u)&.
D&t&n)au #ar& !euasan #an &n"!upnya, %&potes&s #apat #&$e#a!an 'en)a#&
%&potes&s 'ayor #an %&potes&s '&nor. H&potes&s 'ayor a#aa% %&potes&s yan"
'en*a!up !a&tan seuru% .ar&a$e #an seuru% o$)e! pene&t&an, se#an"!an %&potes&s
'&nor a#aa% %&potes&s yan" ter#&r& #ar& $a"&anB$a"&an atau su$Bsu$ #ar& %&potes&s
'ayor +)a$aran #ar& %&potes&s 'ayor,.
2onto%( H&potes&s Mayor
9A#a %u$un"an antara !ea#aan sos&a e!ono'& +KSE, oran" tua #en"an
prestas& $ea)ar s&s-a SMP:.
2onto%( H&potes&s M&nor.
6. A#a %u$un"an antara t&n"!at pen#&#&!an oran" tua #en"an prestas& $ea)ar s&s-a
SMP.
3. A#a %u$un"an antara pen#apatan oran" tua #en"an prestas& $ea)ar s&s-a SMP.
7. A#a %u$un"an antara !e!ayaan oran" tua #en"an prestas& $ea)ar s&s-a SMP.

Anda mungkin juga menyukai