Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Rabu / 5 April 2010

Analisis Organoleptik Dosen : Dewi Sarastani, Ir., Msi




UJI PENERIMAAN
UJI HEDONIK DAN UJI MUTU HEDONIK

SJMP / B / P2 / 3
Dyanika M. Br. Karo Sekali J3E109036
Firenda J3E109010
Tri Purwanti J3E109049







SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Uji Penerimaan (Acceptance Test, Preference Test) adalah uji sensori
dimana panelis mengungkapkan tanggapan pribadi yaitu kesan yang
berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang tidaknya sifat sensori
dari produk yang dinilai. Karena sifatnya yang sangat subyektif tersebut,
maka panelis yang ekstrim senang atau ekstrim benci terhadap suatu komoditi
yang dinilai, tidak dapat digunakan dalam uji penerimaan ini.
Panelis yang digunakan pada uji penerimaan adalah panelis yang
belum berpengalaman pada uji ini tidak ada contoh uji pembanding atau tidak
ada contoh baku yang mesti diingat lebih dulu oleh panlis seperti pada uji
pembedaan. Pada uji ini justru panelis dilarang mengingat atau
membandingkan dengan contoh yang diuji sebelumnya. Tanggapan harus
diberikan segera dan spontan. Tanggapan yang sudah diberikan tidak boleh
ditarik kembali meskipun kemudian timbul keragu-raguan.
Tujuan uji penerimaan adalah untuk mengetahui apakah suatu
komoditi atau sifat sensorik tertentu dapat diterima oleh masyrakat. Oleh
karena itu, tanggapan senang atau suka harus pula diperoleh dari sekelompok
orang yang dapat mewakili suatu populasi suatu masyarakat tertentu.
Yang termasuk uji penerimaan ysang dibahas dalam praktikum kali ini
adalah Uji Hedonik dan Uji Mutu Hedonik.
1. Uji Hedonik
Dalam uji hedonik, panelis diminta tanggapan pribadinya
tentang kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap komoditi yang
dinilai. Penilaian kesukaan-ketidaksukaan dinyatakan dalam bentuk
skala hedonik :
Amat sangat suka [8]
Sangat suka [7]
Suka [6]
Agak suka [5]
Agak tidak suka [4]
Tidak suka [3]
Sangat tidakSuka [2]
Amat sangattidak suka [1]
Analisis respon uji hedonik yaitu setelah di lakukan uji data
yang didapat dengan skala hedonik di bandingkan dengan sekala
numeriknya setelah itu dilakukan uji statistik. Sifat indrawi yang dapat
dinilai yaitu sifat indrawi umum (rasa, aroma, penampakan, warna).
2. Uji Mutu hedonik
Pada uji mutu hedonik, kesan mutu hedonik lebih spesifik, yaitu
tidak sekedar suka atau tidak suka tapi bersifat kesan spesifik dari sifat
khas produk, misal kesan sepet atau tidaknya teh, pulen keras nasi,
empuk keras daging. Sedangkan cara analisis dari uji mutu hedonik
sama seperti analisis uji hedonik.

B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini yaitu untuk memperkenalkan dan sekaligus
ajang berlatih bagi mahasiswa tentang tata cara penyelenggaraan uji
penerimaan dan analisis respon ujinya serta sebagai ajang latihan terus
menerus mengenal sifat inderawi berbagai contoh uji roti dan teh.

BAB II
METODOLOGI
A. Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah roti tawar dengan
tiga jenis merk yaitu merk Michelle Bakery, Holand Bakery, dan Jumbo
Bakery. Serbuk kasar teh dari tiga jenis merk yaitu merk teh Gopek, teh
Tjatoer, dan teh Cap Botol dan satu gallon air minum.
Alat yang digunakan adalah dua lusin gelas sloki, satu lusin gelas
besar, sendok kecil, dispenser, tujuh gelas volume, tiga pengaduk panjang,
penyaring teh dan dua lusin piring melamin.

B. Prosedur Kerja
1. Uji Hedonik




Keterangan :
Kode 123 : Roti Michelle Bakery
Kode 456 : Roti Holand Bakery
Kode 789 : Roti Jumbo Bakery
Roti dipotong menjadi 2 bagian
Dipotong kecil-kecil dengan ukuran yang
sama
Disajikan seperti dibawah ini
123 789 456
2. Uji Mutu Hedonik












Keterangan:
Kode 321 : Teh Gopek
Kode 654 : Teh Tjatoet
Kode 987 : Teh Cap Botol

C. Penyajian Contoh Uji

1. Uji Hedonik
Penyiapan contoh uji dilakukan dengan memotong-motong roti
tawar dari tiga merke dengan ukuran seragam yang berbentuk kotak.
Kemudian potongan-potongan roti dari tiga merek tersebut diletakkan
pada piring melamin terpisah dan diberi kode. Contoh uji siap disajikan.




250 ml air
panas +
2 sendok
makan (Teh
Tjatoer)

Berkode



Masak air 750ml
Tuangkan ke dalam
3 gelas
250 ml air
panas +
2 sendok
makan (Teh
Gopek)
250 ml air
panas +
2 sendok
makan (Teh
Cap Botol)

750
ml
321
654 987
2. Uji Mutu Hedonik
Minuman teh disiapkan dengan cara menyeduh dua sendok makan
serbuk teh ke dalam 250 ml air minum panas, dibiarkan terendam selama
sepuluh sampai lima belas menit. Setiap contoh minuman teh disajikan
dengan gelas sloki berbeda, sehingga dalam uji mutu hedonik ini panelis
menghadapi tiga gelas sloki miniman teh dari tiga merk berbeda, dan
masing-masing disajikan bersama secara acak.


Berkode
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Percobaan dilakukan dengan menguji aroma, penampakan, dan rasa contoh uji yang dari beberapa merek roti dan teh dengan hasil pada
Tabel 1.

Tabel 1. Tabel rekapitulasi data uji hedonik roti dan uji mutu hedonik teh
No Panelis
Uji Hedonik Uji Mutu Hedonik
Aroma Rasa Penampakan Rasa Sepet
123
(Michelle)
456
(Holland)
789
(Jumbo)
123
(Michelle)
456
(Holland)
789
(Jumbo)
123
(Michelle)
456
(Holland)
789
(Jumbo)
321
(Gopek)
654
(Tjatoet)
987
(Teh Botol)
1 Astari S. 7 3 6 7 4 6 7 3 6 2 1 2
2 Aulia P. 4 4 4 6 4 4 6 4 4 3 3 3
3 Cahya 6 5 5 6 6 6 6 5 5 3 2 4
4 Desi Ria 7 5 6 7 6 6 7 6 5 2 1 3
5 Dewi A 7 5 6 7 5 6 7 5 6 5 2 6
6 Dewi P. 6 4 4 6 2 4 4 4 4 5 1 6
7 Dhea Y. 7 6 5 7 6 5 7 4 2 1 1 1
8 Dina Y. 2 5 4 4 6 3 4 2 5 1 1 2
9 Dyanika 7 5 6 7 5 6 7 5 6 2 3 1
10 Feni N. 7 6 7 7 6 7 6 5 6 1 2 1
11 Fenny S. 6 4 6 6 4 7 6 4 7 1 1 2
No Panelis
Uji Hedonik Uji Mutu Hedonik
Aroma Rasa Penampakan Rasa Sepet
123
(Michelle)
456
(Holland)
789
(Jumbo)
123
(Michelle)
456
(Holland)
789
(Jumbo)
123
(Michelle)
456
(Holland)
789
(Jumbo)
321
(Gopek)
654
(Tjatoet)
987
(Teh Botol)
12 Firenda 6 5 4 4 5 6 3 5 7 5 4 6
13 Hayun 7 6 6 7 6 6 7 6 6 4 6 7
14 Indira J. 5 6 6 5 6 6 5 6 6 4 2 1
15 Khusnul 7 4 6 7 4 6 7 3 6 1 5 2
16 Laela T. 6 6 6 7 5 5 7 6 6 2 2 2
17 M. Fajar 7 6 6 7 6 6 6 6 6 2 2 3
18 Nova M. 7 4 6 6 3 4 7 3 6 2 1 2
19 Novia 7 5 6 7 5 6 7 5 6 2 1 3
20 Novia T. 3 2 4 3 2 4 3 2 4 1 1 1
21 Novita 7 5 4 6 7 5 5 6 7 6 3 4
22 Oki Dwi 6 5 3 5 6 3 6 5 3 1 1 1
23 Putri E. 3 6 4 3 6 6 3 6 5 6 1 2
24 Rizka S. 6 5 4 7 3 5 7 3 5 2 1 3
25 Sohail 7 3 4 6 5 7 7 2 6 2 1 1
26 Tri P. 7 4 4 6 6 5 5 6 5 2 2 1
27 Wulan 7 5 6 7 4 6 7 4 6 2 1 6
28
Yulia H. 2 5 6 3 5 6 4 3 6 1 1 1
Jumlah
166 134 144 166 138 152 163 124 152 71 53 77
Dari data-data pada Tabel 1 diperoleh jumlah nilai per panelis, nilai
per sampel, nilai dari keseluruhan data, dan rata-rata nilai tiap sampel pada
parameter mutu aroma ketiga merek roti tawar yang disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 2. Tabulasi uji skala terhadap tingkat aroma tiga jenis roti tawar
No Panelis
Aroma
123
(Michelle)
456
(Holland)
789
(Jumbo)

1
Astari S. 7 3 6 16
2
Aulia P. 4 4 4 12
3
Cahya Nur 6 5 5 16
4
Desi Ria S. 7 5 6 18
5
Dewi A. 7 5 6 18
6
Dewi P. 6 4 4 14
7
Dhea Y. 7 6 5 18
8
Dina Y. 2 5 4 11
9
Dyanika 7 5 6 18
10
Feni N. 7 6 7 20
11
Fenny S. 6 4 6 16
12
Firenda 6 5 4 15
13
Hayun S. 7 6 6 19
14
Indira J. 5 6 6 17
15
Khusnul H. 7 4 6 17
16
Laela T. 6 6 6 18
17
M. Fajar 7 6 6 19
18
Nova M. 7 4 6 17
19
Novia A. 7 5 6 18
20
Novia T. 3 2 4 9
21
Novita A. 7 5 4 16
22
Oki Dwi L. 6 5 3 14
23
Putri Era L. 3 6 4 13
24
Rizka S. 6 5 4 15
25
Sohail A. 7 3 4 14
26
Tri P. 7 4 4 15
27
Wulan A. 7 5 6 18
28
Yulia Haqqu 2 5 6 13
Jumlah
166 134 144 444
Rata-rata 5,93 4,79 5,14 -
Dari data-data pada Tabel 2 kemudian dilakukan analisis sidik ragam
untuk mengetahui nyata atau tidaknya perbedaan antar perlakuan yang dijelaskan
pada perhitungan berikut.
FK


JK Total =

) FK
= 2496 2346,86
= 149,14
JK Sampel =


= 2366 2346,86
= 19,14
JK Panelis =
(


= 2409,33 2346,86
= 62,48
JK Galat = JK Total JK Sampel JK Panelis
= 149,14 19,14 62,48
= 67,52
*FK : Faktor Koreksi
JK : Jumlah Kuadrat
Tabel 3. Daftar analisis sidik ragam uji skala tingkat aroma roti tawar
SK db JK KT F Hitung
F Tabel
5% 1%
Sampel 2 19,14 9,57 7,65** 3,15 4,98
Panelis 27 62,48 2,31 1,85* 1,59 2,03
Galat 54 67,52 1,25 - - -
Total 83 149,14 - - - -
**) sangat berbeda nyata
*) berbeda nyata
Dari analisis sidik ragam nampak bahwa sampel (tiga merek roti tawar)
berbeda sangat nyata pada tingkat aroma roti tawar untuk tingkat beda nyata
1%.
Pehitunganan parameter SE (Standar Error rata-rata)
SE =

= 0,21
Nilai rata-rata sampel diurutkan dari terbesar sampai yang terkecil.
Dari Lampiran 6 pada range tingkat nyata 5% dengan db galat = 54~60
diperoleh range dan LSR (range X SE) sehingga diperoleh hasil sebagai
berikut.
Perlakuan Teh A Teh B Teh C
Rata-rata 5,93 5,14 4,79
Range P 3,76 3,92
LSR P 0,79 0,82
A -B = 0,79 = 0,79 A = B
A -C = 1,14 > 0,82 A C
Perlakuan Teh B Teh C
Rata-rata 5,14 4,79
Range P 3,76
LSR P 0,79
B -C = 0,36 < 0,79 B = C
Kesimpulan
Teh A Teh B Teh C


Selanjutnya dari data-data pada Tabel 1 diperoleh pula jumlah nilai
per panelis, nilai per sampel, nilai dari keseluruhan data, dan rata-rata nilai
tiap sampel pada parameter mutu rasa ketiga merek roti tawar yang disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 4. Tabulasi uji skala terhadap tingkat rasa tiga merek roti tawar
No Panelis
Rasa
123
(Michelle)
456
(Holland)
789
(Jumbo)

1
Astari S. 7 4 6 17
2
Aulia P. 6 4 4 14
3
Cahya Nur 6 6 6 18
No Panelis
Rasa
123
(Michelle)
456
(Holland)
789
(Jumbo)

4
Desi Ria S. 7 6 6 19
5
Dewi A. 7 5 6 18
6
Dewi P. 6 2 4 12
7
Dhea Y. 7 6 5 18
8
Dina Y. 4 6 3 13
9
Dyanika 7 5 6 18
10
Feni N. 7 6 7 20
11
Fenny S. 6 4 7 17
12
Firenda 4 5 6 15
13
Hayun S. 7 6 6 19
14
Indira J. 5 6 6 17
15
Khusnul H. 7 4 6 17
16
Laela T. 7 5 5 17
17
M. Fajar 7 6 6 19
18
Nova M. 6 3 4 13
19
Novia A. 7 5 6 18
20
Novia T. 3 2 4 9
21
Novita A. 6 7 5 18
22
Oki Dwi L. 5 6 3 14
23
Putri Era L. 3 6 6 15
24
Rizka S. 7 3 5 15
25
Sohail A. 6 5 7 18
26
Tri P. 6 6 5 17
27
Wulan A. 7 4 6 17
28
Yulia Haqqu 3 5 6 14
Jumlah
166 138 152 456
Rata-rata 5,93 4,93 5,43 -
Dari data-data pada Tabel 4 kemudian dilakukan analisis sidik ragam
untuk mengetahui nyata atau tidaknya perbedaan antar perlakuan yang
dijelaskan pada perhitungan berikut.
FK


JK Total =

) FK
= 2618 2475,43
= 142,57
JK Sampel =


= 2489,43 2475,43
= 14,00
JK Panelis =
(


= 2533,33 2475,43
= 57,90
JK Galat = JK Total JK Sampel JK Panelis
= 142,57 14,00 57,90 = 70,67
Tabel 5. Daftar analisis sidik ragam uji skala tingkat rasa roti tawar
Sumber
Keragaman
db JK KT F hit
F tabel
5% 1%
Sampel 2 14,00 7,00 5,35** 3,15 4,98
Panelis 27 57,90 2,14 1,64* 1,59 2,03
Galat 54 70,67 1,31 - - -
Total 83 142,57 - - - -
**) sangat berbeda nyata
*) berbeda nyata
Dari analisis sidik ragam nampak bahwa sampel (tiga merek roti
tawar) berbeda sangat nyata pada tingkat rasa roti tawar untuk tingkat beda
nyata 1%. Untuk mengetahui mana saja yang berbeda satu dengan lainnya,
maka dilakukan uji Duncan sebagai berikut.
Pehitunganan parameter SE (Standar Error rata-rata)
SE =

= 0,22
Nilai rata-rata sampel diurutkan dari terbesar sampai yang terkecil.
Dari Lampiran 6 pada range tingkat nyata 5% dengan db galat = 54~60
diperoleh range dan LSR (range X SE) sehingga diperoleh hasil sebagai
berikut.
Perlakuan Teh A Teh B Teh C
Rata-rata 5,93 5,43 4,93
Range P 3,76 3,92
LSR P 0,82 0,86
A-B = 0,50 < 0,82 A = B
A-C = 1,00 > 0,86 A C
Perlakuan Teh B Teh C
Rata-rata 5,43 4,93
Range P 3,76
LSR P 0,82
B-C = 0,50 < 0,82 B = C
Kesimpulan
teh A teh B teh C


Selanjutnya dari data-data pada Tabel 1 diperoleh pula jumlah nilai
per panelis, nilai per sampel, nilai dari keseluruhan data, dan rata-rata nilai
tiap sampel pada parameter mutu penampakan ketiga merek roti tawar yang
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 6. Tabulasi uji terhadap tingkat penampakan tiga merek roti tawar
No Panelis
Penampakan

123
(Michelle)
456
(Holland)
789
(Jumbo)
1 Astari S. 7 3 6 16
2 Aulia P. 6 4 4 14
3 Cahya Nur 6 5 5 16
4 Desi Ria S. 7 6 5 18
5 Dewi A. 7 5 6 18
6 Dewi P. 4 4 4 12
7 Dhea Y. 7 4 2 13
8 Dina Y. 4 2 5 11
9 Dyanika 7 5 6 18
10 Feni N. 6 5 6 17
11 Fenny S. 6 4 7 17
12 Firenda 3 5 7 15
13 Hayun S. 7 6 6 19
14 Indira J. 5 6 6 17
15 Khusnul H. 7 3 6 16
16 Laela T. 7 6 6 19
17 M. Fajar 6 6 6 18
18 Nova M. 7 3 6 16
19 Novia A. 7 5 6 18
No Panelis
Penampakan

123
(Michelle)
456
(Holland)
789
(Jumbo)
20 Novia T. 3 2 4 9
21 Novita A. 5 6 7 18
22 Oki Dwi L. 6 5 3 14
23 Putri Era L. 3 6 5 14
24 Rizka S. 7 3 5 15
25 Sohail A. 7 2 6 15
26 Tri P. 5 6 5 16
27 Wulan A. 7 4 6 17
28 Yulia Haqqu 4 3 6 13
Jumlah 163 124 152 439
Rata-rata 5,82 4,43 5,43 -
Dari data-data pada Tabel 6 kemudian dilakukan analisis sidik ragam
untuk mengetahui nyata atau tidaknya perbedaan antar perlakuan yang
dijelaskan pada perhitungan berikut.
FK


JK Total =

) FK
= 2465 2294,30
= 170,70
JK Sampel =


= 2323,18 2294,30
= 28,88
JK Panelis =
(


= 2349,67 2294,30
= 55,37
JK Galat = JK Total JK Sampel JK Panelis
= 170,70 28,88 55,37 = 86,45
Tabel 7. Daftar analisis sidik ragam uji skala tingkat penampakan roti tawar
Sumber
Keragaman
db JK KT F hit
F tabel
5% 1%
Sampel 2 28,88 14,44 9,02** 3,15 4,98
Panelis 27 55,37 2,05 1,28 1,59 2,03
Sumber
Keragaman
db JK KT F hit
F tabel
5% 1%
Galat 54 86,45 1,60 - - -
Total 83 170,70 - - - -
**) sangat berbeda nyata
Dari analisis sidik ragam nampak bahwa sampel (tiga merek roti
tawar) berbeda sangat nyata pada tingkat rasa roti tawar untuk tingkat beda
nyata 1%. Untuk mengetahui mana saja yang berbeda satu dengan lainnya,
maka dilakukan uji Duncan sebagai berikut.
Pehitunganan parameter SE (Standar Error rata-rata)
SE =

= 0,24
Nilai rata-rata sampel diurutkan dari terbesar sampai yang terkecil.
Dari Lampiran 6 pada range tingkat nyata 5% dengan db galat = 54~60
diperoleh range dan LSR (range X SE) sehingga diperoleh hasil sebagai
berikut.
Perlakuan Teh A Teh B Teh C
Rata-rata 5,82 5,43 4,43
Range P 3,76 3,92
LSR P 0,90 0,94
A-B = 0,39 < 0,90 A = B
A-C = 1,39 > 0,94 A C
Perlakuan Teh B Teh C
Rata-rata 5,43 4,43
Range P 3,76
LSR P 0,90
B-C = 1,00 > 0,90 B C
Kesimpulan
teh A teh B teh C

Kemudian data-data pada Tabel 1 diperoleh jumlah nilai per panelis,
nilai per sampel, nilai dari keseluruhan data, dan rata-rata nilai tiap sampel
pada parameter kesepatan dari ketiga merek teh pada uji mutu hedonik yang
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 8. Tabulasi uji skala terhadap tingkat rasa sepet tiga merek teh
No Panelis
Uji Mutu Hedonik
321
(Gopek)
654
(Tjatoet)
987
(Teh Botol)

1 Astari S. 2 1 2 5
2 Aulia P. 3 3 3 9
3 Cahya Nur 3 2 4 9
4 Desi Ria S. 2 1 3 6
5 Dewi A. 5 2 6 13
6 Dewi P. 5 1 6 12
7 Dhea Y. 1 1 1 3
8 Dina Y. 1 1 2 4
9 Dyanika 2 3 1 6
10 Feni N. 1 2 1 4
11 Fenny S. 1 1 2 4
12 Firenda 5 4 6 15
13 Hayun S. 4 6 7 17
14 Indira J. 4 2 1 7
15 Khusnul H. 1 5 2 8
16 Laela T. 2 2 2 6
17 M. Fajar 2 2 3 7
18 Nova M. 2 1 2 5
19 Novia A. 2 1 3 6
20 Novia T. 1 1 1 3
21 Novita A. 6 3 4 13
22 Oki Dwi L. 1 1 1 3
23 Putri Era L. 6 1 2 9
24 Rizka S. 2 1 3 6
25 Sohail A. 2 1 1 4
26 Tri P. 2 2 1 5
27 Wulan A. 2 1 6 9
28 Yulia Haqqu 1 1 1 3
Jumlah 71 53 77 201
Rata-rata 2,54 1,89 2,75 -
Dari data-data pada Tabel 8 kemudian dilakukan analisis sidik ragam
untuk mengetahui nyata atau tidaknya perbedaan antar perlakuan yang
dijelaskan pada perhitungan berikut.
FK


JK Total =

) FK
= 703 480,96
= 222,04
JK Sampel =


= 492,11 480,96
= 11,15
JK Panelis =
(


= 612,33 480,96
= 131,37
JK Galat = JK Total JK Sampel JK Panelis
= 222,04 11,15 131,37 = 79,53
Tabel 9. Daftar analisis sidik ragam uji skala tingkat rasa sepet teh
Sumber
Keragaman
db JK KT F hit
F tabel
5% 1%
Sampel 2 11,14 5,57 3,78* 3,15 4,98
Panelis 27 131,37 4,87 3,30** 1,59 2,03
Galat 54 79,53 1,47 - - -
Total 83 222,04 - - - -
Dari analisis sidik ragam nampak bahwa sampel (tiga merek teh)
berbeda nyata pada tingkat rasa roti tawar untuk tingkat beda nyata 5%
karena F hitung sampel lebih besar dari F tabel 5% namun lebih kecil dari
Ftabel 1% sehingga tidak diperlu dilakukan uji Duncan.


B. Pembahasan
Uji hedonik dengan 28 panelis kali ini dilakukan pada tiga jenis roti
tawar dengan tiga merek yang berbeda yaitu roti Michelle bakery dengan
kode 123, roti Holland bakery dengan kode 456 dan roti Jumbo bakery
dengan kode 789. Pada uji hedonik panelis diminta merespon tentang tingkat
kesukaan dan tidak kesukaan pada parameter mutu aroma, rasa, dan
penampakan dari ketiga merek roti tawar tersebut. Sedangkan pada uji mutu
hedonik dilakukan pada produk teh dengan merespon tingkat kesukaan dan
ketidaksukaan pada parameter rasa sepet.

1. Uji Hedonik
a. Roti tawar dengan parameter mutu aroma
Uji hedonik dengan atribut aroma, panelis lebih menyukai roti
tawar yang bermerk Michelle Bakery dengan jumlah nilai kesukaan
166 dengan rata-rata 5,93, dibanding dengan roti tawar yang bermerk
Jumbo Bakery dengan jumlah nilai kesukaan 144 dengan rata-rata
4,79. Sementara roti tawar yang bermerk Holland Bakery memiliki
jumlah nilai kesukaan paling kecil yaitu 134 dengan rata-rata 5,14.
Hasil tersebut menunjukan bahwa dari segi parameter mutu aroma roti
Michelle lebih disukai dibanding roti Holland dan roti Jumbo. Hal ini
dikarenakan roti michelle mempunyai aroma yang khas sehingga lebih
disukai panelis.
Setelah mengetahui jumlah respon, didapatkan skala numerik
analisis sidik ragam dengan jumlah data ketiga jenis roti tawar dari 28
panelis. untuk skala hedoniknya yaitu sebesar 444 dengan faktor
koreksi 2346,86 serta jumlah kuadrat total 149,14; jumlah kuadrat
sampel 19,14; jumlah kuadrat panelis 62,48; dan jumlah kuadrat galat
65,52. Hasil penilaian 28 panelis pada Tabel 3 untuk analisis sidik
ragam pada aroma roti tawar F
hitung
sampel memiliki nilai 7,65. Jika
dibandingkan dengan F
tabel
, maka F
hitung
sampel mempunyai bintang 2
(**) karena melewati F
tabel
1% yaitu 4,98, sedangkan untuk F
hitung
panelis memiliki nilai 1,85. Jika dibandingkan dengan F
tabel
5 maka
F
hitung
sampel mempunyai satu bintang (*) karena F
hitung
berada
diantara F
tabel
5% yaitu 1,59 dan F
tabel
1% yaitu 2,03. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga roti tersebut berbeda sangat
nyata.
Dari analisa sidik ragam belum diketahui produk mana yang
paling berbeda nyata sehingga harus diuji lebih lanjut dengan Duncan
test. Dari Uji Duncan didapat hasil bahwa urutan nilai rata-rata dari
yang tertinggi ke terendah yaitu roti A (Michelle) sebesar 5,93,
selanjutnya roti B (Jumbo) sebesar 5,14 dan terakhir roti C (Holland)
4,79. Setelah dibandingkan jumlah galat 54 dengan tabel harga
terendah untuk uji kurun ganda duncan serta roti A (Michelle) sebagai
pembanding, diperoleh data bahwa pada tingkat 1% didapat nilai rp
roti B (Jumbo) sebesar 3,76 dengan nilai LSR sebesar 0,79 sedangkan
roti C (Holland) sebesar 3,92 dengan nilai LSR sebesar 0,82. Dari
hasil perhitungan ketiga roti dapat disimpulkan bahwa aroma roti
Michelle tidak berbeda dengan aroma roti Jumbo, tetapi aroma roti
Michelle berbeda nyata dengan aroma roti Holland, serta aroma roti
Jumbo tidak berbeda nyata dengan aroma roti Holland.

b. Parameter Mutu Rasa
Uji hedonic roti untuk parameter mutu rasa, panelis lebih
menyukai roti tawar yang bermerk Michelle Bakery dengan jumlah
nilai kesukaan 166 dengan rata-rata 5,93, dibanding dengan roti tawar
yang bermerk Jumbo Bakery dengan jumlah nilai kesukaan 152
dengan rata-rata 5,43. Sementara roti tawar dengan merek Holland
Bakery hanya mempunyai jumlah keseluruhan respon 138 dengan
rata-rata 4,93. Hasil tersebut menunjukan bahwa dari segi parameter
mutu rasa roti Michelle lebih disukai dibanding roti Holland dan roti
Jumbo. Hal ini dikarenakan roti michelle mempunyai rasa yang khas
sehingga lebih disukai panelis.
Dalam uji penerimaan setelah mengetahui jumlah respon
didapatkan skala numerik analisis sidik ragam dengan jumlah data
ketiga jenis roti. Besarnya jumlah kuadrat skala hedonik yaitu sebesar
456 dengan faktor koreksi 2475,43 serta jumlah kuadrat total 142,57;
jumlah kuadrat sampel 14,00; jumlah kuadrat panelis 57,90; dan
jumlah kuadrat galat 70,67. Hasil penilaian 28 panelis pada Tabel 5
untuk analisis sidik ragam pada rasa roti tawar F
hitung
sampel memiliki
nilai 5,35. Jika dibandingkan dengan F
tabel
, maka F
hitung
sampel diberi
tanda bintang dua (**) karena melewati F
tabel
1% yaitu 4,98.
Sedangkan F
hitung
panelis memiliki nilai 1,64. Dimana jika
dibandingkan dengan F
tabel
5% maka F
hitung
sampel diberi tanda satu
bintang (*) karena F
hitung
berada diantara F
tabel
5% yaitu 1,59 dan F
tabel

1% yaitu 2,03. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rasa
ketiga roti tersebut berbeda sangat nyata.
Dari analisa sidik ragam belum diketahui produk mana yang
paling berbeda nyata sehingga harus diuji lebih lanjut dengan Duncan
test. Dari uji duncan didapat hasil sebagai berikut rata-rata dari yang
tertinggi kerendah yaitu roti A (Michelle Bakery) sebesar 5,93,
selanjutnya roti B (Holland Bakery) sebesar 5,43 dan terakhir roti C
(Jumbo Bakery) sebesar 4,93. Setelah dibandingkan jumlah db galat
54 dengan tabel harga terendah untuk uji kurun ganda duncan serta
roti A (Michelle) sebagai pembanding, diperoleh data bahwa pada
tingkat 1% didapat nilai rp roti B (Jumbo) sebesar 3,76 dengan nilai
LSR sebesar 0,82. Sedangkan roti C (Holland) sebesar 3,92 dengan
nilai LSR sebesar 0,86. Dari hasil perhitungan ketiga roti dapat
disimpulkan bahwa rasa roti Michelle tidak berbeda dengan roti
Jumbo, tetapi rasa roti Michelle berbeda nyata dengan rasa roti
Holland, serta rasa roti Jumbo tidak berbeda nyata dengan rasa
Holland.

c. Parameter Mutu Penampakan
Uji hedonik roti untuk parameter mutu penampakan, panelis
lebih menyukai roti tawar yang bermerk Michelle Bakery dengan
jumlah nilai kesukaan 163 dengan rata-rata 5,82, dibanding dengan
roti tawar yang bermerk Jumbo Bakery dengan jumlah nilai kesukaan
152 dengan rata-rata 5,43. Sementara roti tawar dengan merek
Holland Bakery hanya mempunyai jumlah keseluruhan respon 124
dengan rata-rata 4,43. Hasil tersebut menunjukan bahwa dari segi
parameter mutu penampakan roti Michelle lebih disukai dibanding roti
Holland dan roti Jumbo. Hal ini dikarenakan roti michelle mempunyai
tekstur yang lembut dan pori-pori permukaan yang kecil dan seragam
sehingga lebih disukai panelis.
Dalam uji penerimaan setelah mengetahui jumlah respon
didapatkan skala numerik analisis sidik ragam dengan jumlah data
ketiga jenis roti. Besarnya jumlah kuadrat skala hedonik yaitu sebesar
439 dengan faktor koreksi 2294,30 serta jumlah kuadrat total 170,70;
jumlah kuadrat sampel 28,88; jumlah kuadrat panelis 55,37; dan
jumlah kuadrat galat 86,45. Hasil penilaian 28 panelis pada Tabel 7
untuk analisis sidik ragam pada penampakan roti tawar F
hitung
sampel
memiliki nilai 9,02. Jika dibandingkan dengan F
tabel
, maka F
hitung
sampel diberi tanda bintang dua (**) karena melewati F
tabel
1% yaitu
4,98. Sedangkan F
hitung
panelis memiliki nilai 1,28. Dimana jika
dibandingkan dengan F
tabel
5% maka F
hitung
tidak mendapatkan tanda
bintang (*) karena F
hitung
berada dibawah F
tabel
5% maupun 1%. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga merek roti tawar
berbeda sangat nyata.
Dari analisa sidik ragam belum diketahui produk mana yang
paling berbeda nyata sehingga harus diuji lebih lanjut dengan Duncan
test. Dari uji duncan didapat hasil sebagai berikut rata-rata dari yang
tertinggi kerendah yaitu roti A (Michelle) sebesar 5,82, selanjutnya
roti B (Holland Bakery) sebesar 5,43 dan terakhir roti C (Jumbo
Bakery) sebesar 4,43. Setelah dibandingkan jumlah db galat 54
dengan tabel harga terendah untuk uji kurun ganda duncan serta roti A
(Michelle) sebagai pembanding, diperoleh data bahwa pada tingkat
1% didapat nilai rp roti B (Jumbo) sebesar 3,76 dengan nilai LSR
sebesar 0,90. Sedangkan roti C (Holland) sebesar 3,94 dengan nilai
LSR sebesar 3,92. Dari hasil perhitungan uji duncan ketiga roti dapat
disimpulkan bahwa penampakan roti Michelle tidak berbeda dengan
roti Jumbo, tetapi penampakan roti Michelle berbeda nyata dengan roti
Holland dan roti Jumbo.

2. Uji Mutu Hedonik
Uji mutu hedonik teh untuk parameter rasa sepet, panelis lebih
menyukai teh yang bermerk Teh Botol dengan jumlah nilai kesukaan 77
dengan rata-rata 2,75, dibanding dengan teh yang bermerk Gopek dengan
jumlah nilai kesukaan 71 dengan rata-rata 2,54. Sementara teh dengan
merek Tjatoet hanya mempunyai jumlah keseluruhan respon 53 dengan
rata-rata 1,90. Hasil tersebut menunjukan bahwa dari segi parameter rasa
sepet teh merek Teh Botol lebih disukai dibanding teh Golek dan teh
Tjatoet. Sebenarnya dalam uji rasa sepat ini panelis lebih merasakan rasa
pahit dari teh tersebut, sehingga banyak panelis tidak suka.
Dalam uji penerimaan setelah mengetahui jumlah respon
didapatkan skala numerik analisis sidik ragam dengan jumlah data ketiga
jenis teh. Besarnya jumlah kuadrat skala hedonik yaitu sebesar 201 dengan
faktor koreksi 280,90 serta jumlah kuadrat total 220,04; jumlah kuadrat
sampel 11,15; jumlah kuadrat panelis 131,37; dan jumlah kuadrat galat
79,53. Hasil penilaian 28 panelis pada Tabel 9 untuk analisis sidik ragam
pada penampakan roti tawar F
hitung
sampel memiliki nilai 3,78. Jika
dibandingkan dengan F
tabel
, maka F
hitung
sampel diberi tanda satu bintang (*)
karena melewati F
tabel
5% yaitu 3,15 namun kurang dari 1% yaitu 4,98.
Sedangkan F
hitung
panelis memiliki nilai 3,30, dimana jika dibandingkan
dengan F
tabel
maka F
hitung
mendapatkan tanda dua bintang (**) karena F
hitung

berada diatas F
tabel
5% maupun 1%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa ketiga merek teh berbeda nyata pada tingkat rasa sepet sehingga
tidak diperlukan uji lanjutan Duncan Test karena F
hitung
sampel hanya
mendapat satu bintang (*).
BAB IV
KESIMPULAN
Pada uji hedonik dapat disimpulkan bahwa roti Michelle merupakan roti
yang paling disukai dibanding roti yang lain, pada parameter mutu aroma, rasa,
dan penampakan. Roti Michelle memiliki aroma dan rasa yang sama dengan roti
Jumbo, dan roti Jumbo memiliki aroma dan rasa yang sama dengan roti Holland.
Roti Michelle memiliki penampakan yang sama dengan roti Jumbo. Pada uji
mutu hedonik, Teh Botol merupakan teh yang paling disukai tingkat rasa sepet
dibanding teh Tjatoet dan teh Golek.


DAFTAR PUSTAKA
Sarastani, Dewi. 2008. Modul Praktikum Analisis Organoleptik. Bogor:
Supervisor Jaminan Mutu Pangan. Direktorat Program Diploma IPB.
Soekarto. 1985. Penilaian Organoleptik. Jakarta: Bharatara Karya Aksara.
Rahayu, P. 2001. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
FTP Unisri. 2008. Uji Sensoris. http://ftpunisri.blogspot.com/2008/07/uji-
sensoris.html [08 April 2010]

Anda mungkin juga menyukai