Anda di halaman 1dari 21

1

MAKALAH
BANGUNAN DAN PERALATAN KANDANG

Fungsi dan Cara Kerja Lemari Pendingin dalam Menjaga Kestabilan
Kualitas Susu Setelah Pemerahan

Diajukan sebagai tugas dengan tujuan memenuhi nilai mata kuliah Bangunan dan
Peralatan Kandang
Oleh :
Kelompok 4
Kelas B

PRELLY AUGUSTIRA 200110120061
DOLVINO MAULIDI 200110120068
DINASTY GUSTI 2001101200
DIAN RIZQI H 200110120114








FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2014


2

ABSTRAK
Abstrak

Abstract


















3

KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas
kasih dan sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan
kepada kami sehingga mampu meyelesaikan penyusunan makalah ini. makalah ini
ditulis sebagai tugas mata kuliah Bangunan dan Peralata Kandang dengan judul
makalah yaitu Fungsi dan Cara Kerja Lemari Pendingin dalam Menjaga
Kestabilan Kualitas Susu Setelah Pemerahan. Kami meyadari, dalam penulisan
makalah ini masih ada kemukinan kekurangan-kekurangan, untuk itu masukan
yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin
membebenih kekuragannya.
Ucapkan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing
mata kuliah ini untuk teman teman dan semua pihak yang telah membantu,kami
ucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat berguna, sebagai karya dari kita
dan untuk semua pihak.



Jatinangor, 10 September 2014

Penyusun







4

DAFTAR ISI
JUDUL.ii
KATA PENGANTAR....iii
DAFTAR ISI ..iv
DAFTAR TABELv
DAFTAR GAMBAR..vi
BAB I PENDAHULUAN ..1
1.1. Latar Belakang.....1
1.2. Identifikasi Masalah.3
1.3. Tujuan......5
1.4. Kegunaan.5
1.5. Waktu dan Tempat......5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA6
2.1. Kesegaran dan Kualitas Susu 6
2.2. Lemari Pendingin ......6
BAB III METODE PELAKSANAAN.....10
3.1. Sarana yang digunakan..10
3.2. Cara kerja ..10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...11
4.1. Cara Kerja Lemari dan Fungsi Pendingin dalam Menjaga Kualitas Susu
4.2. Kondisi Susu dalam Lemari Pendingin
BAB V KESIMPULAN...15
5.1. Kesimpulan ...16
5

DAFTAR PUSTAKA...17
LAMPIRAN..20
























6

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Penggolongan.1


















7

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Cooling Cycles Pada Lemari Pendingin
Gambar 2. Pengaruh Suhu Pendinginan dan Waktu Pendinginan Susu Segar
Terhadap Total Bakteri
Gambar 3. Pengaruh Suhu Pendinginan dan Waktu Pendinginan Susu Segar
Terhadap Rata-rata Kadar Protein





















8




I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Susu merupakan bahan makanan yang memiliki kualitas protein yang
dibutuhkan oleh tubuh, oleh karena itu masyarakat menjadikan susu sebagai bahan
pangan yang dapat diandalkan. Namun dalam kehidupan sehari hari tidak semua
orang Indonesia meminum susu yang belum diolah. Hal ini karena tidak terbiasa
mencium aroma susu segar atau mentah, atau sama sekali tidak suka rasa susu
segar atau mentah. Susu hasil olahan sangat diminati oleh masyarakat umum,
karena rasa dan baunya lebih dapat diterima oleh masyarakat. Agar masyarakat
dapat dengan mudah menerima hasil susu olahan tersebut, dan rasanya dapat
disenangi, maka penggunaan teknologi dalam memproduksinya akan sangat
membantu. Selain susu hasil olahan tekhnologi ada juga susu murni yang dapat di
konsumsi oleh masyarakat. Susu murni sendiri merupakan hasil dari proses
pemerahan dan belum mendapat perlakuan apapun. Proses yang akan dilalui susu
murni menjadi susu olahan harus sangat diperhatikan dengan baik, karena susu
merupakan bahan higienis yang bernilai gizi tinggi dan apabila berada di luar
dalam jangka waktu yang lama akan menjadikan kualitas susu menurun.
Susu mudah sekali tercemar oleh bakteri karena susu mengandung bahan-
bahan yang diperlukan bakteri untuk hidup seperti protein, mineral, karbohidrat,
lemak, dan vitamin dan apabila telah tercemar oleh bakteri maka secara otomatis
susunan serta keadaan susu tersebut dapat berubah. Untuk itu susu dapat
perlakuan untuk mempertahankan kualitasnya seperti dengan melakukan
pendinginan di lemari pendingin, pasteurisasi, kombinasi pemanasan dan
pendinginan yang bertujuan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh
bakteri tersebut.
9





1.2. Identifikasi Masalah
Bagaimana Cara Kerja dan fungsi Lemari Pendingin dalam menjaga
Kualitas Susu?
Bagaimana Kondisi Susu dalam Lemari Pendingin?
1.3. Tujuan
Mengetahui Cara Kerja dan fungsi Lemari Pendingin dalam Menjaga
Kualitas Susu.
Mengetahui Kondisi Susu dalam Lemari Pendingin.
1.4. Kegunaan
Sebagai Sumber informasi mengenai cara kerja lemari pendingin dan
informasi mengenai penyimpanan susu agar bertahan lama dalam menjaga
kesegaran susu dalam lemari pendingin.
1.5. Waktu dan Tempat
Waktu :
Tempat :











10






II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kesegaran dan Kualitas Susu
Susu segar, adalah cairan dari ambing sapi, kuda, kerbau, kambing, atau
domba atau dari hewan ternak penghasil susu lainnya yang sehat dan bebas dari
kolostrum, serta kandungan alaminya tidak dikurangi atau di tambah sesuatu
apapun dan belum dapat perlakuan apapun kecuali pendinginan. Ciri susu jenis
ini kadar lemak susunya tidak kurang dari 3 %, sedangkan total padatan bukan
lemak tidak kurang dari 8%. Warna susu segar berkisar dari putih kebiruan
sampai kuning keemasan bergantung jenis hewan, pakan, dan jumlah lemak/
padatan dalam susu. Dalam jumlah besar, susu tampak keruh (opaque). Dalam
bentuk lapisan tipis, susu tampak sedikit transparan. Susu dengan kadar lemak
rendah atau susu yang sudah dipisahkan lemaknya berwarna kebiru biruan.
Warna putih susu lemak, kalsium kaseinat, dan koloid fosfat. Air susu segar
umumnya mempunyai nilai pH 6.5 sampai 6.7 dan bila terjadi banyak
pengasaman oleh aktivitas bakteri maka nilai pH akan menurun secara nyata.
Pengasaman menyebabkan kehilangan Co
2
yang dapat menurunkan keasaman
dan kenaikan nilai pH (Jaser, S. 1982).
Mutu susu segar juga harus didukung oleh cara pemerahan yang benar
termasuk didalamnya adalah pencegahan kontaminasi fisik dan mikrobiologis
dengan sanitasi alat pemerahan dan sanitasi pekerja. Susu mengandung protein
rata-rata 3,5%. Protein merupakan gabungan dua atau lebih asam-asam amino,
yang penyusun utamanya adalah atom karbon, atom hidrogen, dan atom nitrogen.
(Sudono, 1985).
11

Susu yang berkualitas baik harus memperhatikan kebersihan dan
kesehatan ternak,kandang dan alat-alat pemerahan serta penyimpanan yang baik .
Susu yang bersih adalah susu yang telah mengalami penyaringan terlebih dahulu
sehingga memperoleh hasil yang maksimal dan bersih. Sehingga kotoran-kotoran
yang terdapat di dalamnya akan terbuang. (Jaser, 1982).

2.2. Lemari Pendingin
Lemari pendingin adalah "alat pendingin yang terdiri dari kompartemen
termal terisolasi dan pompa panas untuk mentransfer panas dari ke lingkungan
eksternal, pendinginan suhu (Arora, 2006; Domkundwar, Kothandaraman &
Domkundwar, 1997). Hal ini digunakan untuk mengurangi tingkat pembusukan
bahan makanan dengan menurunkan tingkat reproduksi bakteri dan kuman
lainnya. Sebuah lemari pendingin mempertahankan suhu beberapa derajat di atas
titik beku air (Vieira, 1996).
Sistem kerja lemari pendingin dimulai dari bagian kompresor sebagai
jantung kulkas yang berfungsi sebagai tenaga penggerak. Pada saat dialiri listrik,
motor kompresor akan berputar dan memberikan tekanan pada bahan pendingin.
Bahan pendingin yang berwujud gas apabila diberi tekanan akan menjadi gas yang
bertekanan dan bersuhu tinggi. Dengan wujud seperti itu, memungkinkan
refrigerant mengalir menuju kondensor. Pada titik kondensasi, gas tersebut akan
mengembun dan kembali menjadi wujud cair, Refrigerant cair bertekanan tinggi
akan terdorong menuju pipa kapiler. Dengan begitu refrigerant akan naik ke
evaporator akibat tekanan kapilaritas yang dimiliki oleh pipa kapiler.
Saat berada di dalam evaporator, refrigerant cair akan menguap dan
wujudnya kembali menjadi gas yang memiliki tekanan dan suhu yang sangat
rendah. Akibatnya, udara yang terjebak di antara evaporator menjadi bersuhu
rendah dan akhirnya terkondensasi menjadi wujud cair. Pada kondisi yang
berulang memungkinkan udara tersebut membeku menjadi butiran-butiran es. Hal
tersebut terjadi pada benda atau air yang sengaja diletakkan di dalam evapora
Kompresor.
12


Gambar 1. Skema Cooling Cycles Pada Lemari Pendingin
Bagian-bagian dari lemari pendingin yaitu(Anderson, Edwin P. 1976):
1. Kompresor
Kompresor merupakan bagian terpenting di dalam kulkas . Apabila di
analogikan dengan tubuh manusia, kompresor sama dengan jantung yang
berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh begitu juga dengan kompresor.
Kompresor berfungsi memompa bahan pendingin keseluruh bagian kulkas .
2. Kondensor
Kondensor adalah alat penukar kalor untuk mengubah wujud gas bahan
pendingin pada suhu dan tekanan tinggi menjadi wujud cair. Jenis kondensor yang
banyak digunakan pada teknologi kulkas saat ini adalah kondensor dengan
pendingin udara. Yang digunakan pada sistem refrigrasi kulkas kecil maupun
sedang. kondensor seperti ini memiliki bentuk yang sederhana dan tidak
memerlukan perawatan khusus .saat lemari es bekerja kondensor akan terasa
hangat bila dipegang.
3. Filter
Filter ( saringan ) berguna menyaring kotoran yang mungkin terbawa aliran
bahan pendingin yang keluar setelah melakukan serkulasi agar tidak masuk
kedalam konpresor dan pipa kapiler. Selain itu , bahan pendingan yang akan
13

disalurkan pada proses berikutnya lebih bersih sehingga dapat menyerap kalor
lebih maksimal.
4. Evaporator
Evaporator berfungsi menyerap panas dari benda yang di masukkan kedalam
kulkas, kemudian evaporator menguapkan bahan pendingin untuk melawan panas
dan mendinginkannya. Sesuai fungsinya evaporator adalah alat penguap bahan
pendingin agar efektif dalam menyerap panas dan menguapkan bahan pendingin,
evaporator di buat dari bahan logam anti karat, yaitu tembaga dan almunium.
5. Thermostat
Thermostat memiliki banyak sebutan antara lain temperatur kontrol dan cool
control. Apapun sebutannya, thermostat berfungsi mengatur kerja kompresor
secara otomatis bedasarkan batasan suhu pada setiap bagian kulkas. Bisa
dikatakan, thermostat adalah saklar otomatis berdasarkan pengaturan suhu. Jika
suhau evaperator sesuai dengan pengatur suhu thermostat, secara otomatis
thermostat akan memutuskan listrik ke kompresor.
6. Heater
Hampir keseluruan kulkas nofrost dan sebagian kecil kulkas defrost dilengkapi
dengan pemanas ( heater ). Pemanas berfungsi mencairkan bunga es yang terdapat
di evapurator . selain itu pemanas dapat mencegah terjadinya penimbunan bunga
es pada bagian rak es dan rak penyimpan buah di bawah rak es.
7. Fan motor
Fan motor atau kipas angin berguna untuk menghembuskan angin . pada kulkas
ada dua jenis fan
1. fan motor evaporator
Berfungsi menghembuskan udara dingin dari evaporator keseluruh bagian rak
( rak es , sayur ,dan buah ).
2. fan motor kondensor
kipas angin ini diletakkan pada bagian bawah kulkas yang memiliki kondensor
yang berukuran kecil yang berfungsi mengisap atau mendorong udara melalui
kondensor dan kompresor . selain itu berfungsi mendinginkan kompresor.

14

3. Overload motor protector
Overload motor protector Adalah komponen pengaman yang letaknya
menyatu dengan terminal kompresor. Cara kerjanya serupa dengan sekering yang
dapat menyambung dan memutus arus listrik. Alat ini dapat melindungi
komponen kelistrikan dari kerusakan arus akibat arus yang dihasilkan kompresor
melebihi arus acuan normal.
4. Bahan Pendingin (Refrigerant)
Refrigerant adalah zat yang mudah diubah wujudnya dari gas menjadi cair,
ataupun sebaliknya. Jenis bahan pendingin sangat beragam. Setiap jenis bahan
pendingin memiliki karakteristik yang berbedator.




















15

III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Sarana yang Digunakan
Sarana dan metode pelaksanaan yang digunakan dalam pembuatan makalah
yaitu dengan mencari jurnal-jurnal mengenai cara kerja lemari pendingin dan
pendinginan susu diinternet lalu membandingkan hasil dari jurnal-jurnal yang
digunakan.
3.2. Cara Kerja Lemari Pendingin
Cara Kerja dari lemari pendingin yaitu( Althouse,dkk, 1975):
1. Sistem kerja lemari es dimulai dari bagian kompresor sebagai jantung kulkas
yang berfungsi sebagai tenaga penggerak. Pada saat dialiri listrik, motor
kompresor akan berputar dan memberikan tekanan pada bahan pendingin.
2. Selanjutnya, bahan pendingin yang berwujud gas apabila diberi tekanan akan
menjadi gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi. Dengan wujud seperti itu,
memungkinkan refrigerant mengalir menuju kondensor. Dan disaring oleh
Dryer / Filter.
3. Pada titik kondensasi, gas tersebut akan mengembun dan kembali menjadi
wujud cair, Refrigerant cair bertekanan tinggi akan terdorong menuju pipa
kapiler. Dengan begitu refrigerant akan naik ke evaporator akibat tekanan
kapilaritas yang dimiliki oleh pipa kapiler.
4. Saat berada di dalam evaporator, refrigerant cair akan menguap dan
wujudnya akan kembali menjadi gas yang memiliki tekanan dan suhu yang
sangat rendah. Akibat dari proses tersebut, udara yang berada di sekitar
evaporator akan menjadi bersuhu rendah dan akhirnya terkondensasi menjadi
wujud cair. Pada kondisi yang berulang akan memungkinkan udara tersebut
akan membeku dan akan menjadi butiran-butiran es. Hal tersebut terjadi pada
benda ataupun air yang dengan sengaja diletakkan pada sekitar evaporator.

16

IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Cara Kerja Lemari dan Fungsi Pendingin dalam Menjaga Kualitas Susu
Susu yang baru diperah ( baru keluar dari ambing) sapi perah, suhunya
berkisar 37
0
C. Namun beberapa proses pada pasca pemerahan bisa mengakibatkan
kontaminasi bakteri sehingga membuat susu cepat rusak. Susu yang baru diperah
sebaiknya dimasukan kedalam lemari pendingin agar menghambat mikroba-
mikroba yang ada pada susu tidak berkembang sehingga susu tidak mudah rusak.
Dalam lemari pendingin, suhu dapat dicapai jauh lebih rendah daripada
menyimpan dengan es, juga dapat digunakan untuk menyimpan berbagai bahan
pangan seperti buah, sayuran, daging, telur dan susu dalam waktu terbatas.
Perubahan yang disebabkan oleh enzim dari mikroba dapat dipertahankan
walaupun tidak seluruhnya dapat dicegah.
Lemari pendingin memiliki refrigan sebagai bahan pendingin dalam
mempertahankan kesegaran susu. Saat refrigeran mengalir melalui evaporator,
perpindahan panas dari ruangan yang didinginkan menyebabkan refrigeran
menguap Refrigeran meninggalkan evaporator kemudian masuk ke compressor.
Selanjutnya refrigeran dikompresi hingga tekanan dan temperaturnya bertambah
tinggi. Kemudian, refrigeran mengalir melalui kondensor, dimana refrigerant
mengembun dan memberikan panas ke udara sekitar yang lebih rendah
temperaturn Akhirnya, refrigeran masuk alat ekspansi dan berekspansi ke tekanan
evaporator. Tekanan refrigerant turun dalam ekspansi yang ireversibel dan
dibarengi dengan adanya kenaikan entropy. Pada kondisi yang berulang
memungkinkan udara tersebut membeku menjadi butiran-butiran es. Hal tersebut
terjadi pada benda atau air yang sengaja diletakkan di dalam evapora.
Gas yang bersuhu rendah yang diakibatkan oleh cairan refrigant tersebut
yang dapat menyebabkan pertumbuha mikroba pada susu terhambat. Aktivitas
bakteri pada susu dipengarahi oleh suhu, pada suhu kurang dari 10C bakteri tidak
aktif, pada suhu 10 sampai 43C bakteri berkembang dengan cepat., dengan dasar
ini maka suhu 15,5 sampai 21C digunakan untuk perkembangan kultur atau bibit
mikroba untuk produksi susu fermentasi. Pada suhu lebih dari 43C menghambat
17

perkembangan bakteri dan pemanasan pada 62,8C selama 30 menit, 99% bakteri
patogen musnah. Perkembangan bakteri menjadi dua kali lipat selama satu sampai
dua jam pada suhu 26,7C, selama empat jam pada suhu 15,6C, selama delapan
jam pada suhu 10C dan selama kurang dari 39 jam pada suhu 4,4C. Semakin
tinggi suhu perkembangan bakteri semakin cepat dan pada suhu yang rendah
perkembangan bakteri lambat.
4.2. Kondisi Susu dalam Lemari Pendingin
Pendinginan merupakan perlakuan yang sangat umum diterapkan pada susu
segar untuk menjaga kualitas fisik maupun kimianya (Lingaturai, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Dwi Agus Sutrisno, Sri Kumalaningsih, Arie
Febrianto Mulyadi yang berjudul STUDI STABILITAS PENGANGKUTAN
SUSU SEGAR PADA SUHU RENDAH YANG LAYAK SECARA TEKNIS
DAN FINANSIAL (Kajian Suhu dan Lama Waktu Pendinginan) Hasil analisa
kadar total bakteri pada susu segar akibat pengaruh suhu pendinginan dan waktu
pendinginan berkisar antara 19.550cfu/ml sampai 31.250cfu/ml. Garis waktu pen-
dinginan 30 menit cenderung dibawah garis pendinginan 60 menit dan 90 menit
yang terlihat pada Gambar 2. Hal tersebut terjadi dikarenakan mikroorganisme
me-merlukan waktu dalam perkem-bangbiakan, semakin lama waktu pendinginan
akan mengakibatkan semakin banyak pula bakteri yang ada di dalam susu segar.
Namun pertumbuhan bakteri dapat dihambat pada suhu rendah (Kokarev, 2006).
Pertumbuhan bakteri hanya pada rentang log 4 atau 104 cfu/ml saja .

Gambar 2. Pengaruh Suhu Pendinginan dan Waktu Pendinginan Susu Segar
Terhadap Total Bakteri
18


Pertumbuhan bakteri hanya mampu pada level 104 cfu/ml dikarenakan pada
penelitian ini menggunakan suhu perlakuan maksimal 10
0
C dan waktu maksimal
yang sangat singkat yaitu 90 menit, sehingga bakteri terhambat dan berada pada
log 4 cfu/ml atau 104 cfu/ml. Hal ini sesuai dengan pendapat Milukova (2009)
yang menyatakan bahwa pertumbuhan mikroorganisme pada susu segar yang
disimpan pada suhu dibawah 4
0
C dapat dihambat pertumbuhannya hingga 48 jam
penyimpanan.
Pada pendinginan selama 60 menit total bakteri terendah pada suhu
pendinginan 0 C, sedangkan total bakteri tertinggi pada suhu pendinginan 10C.
pada pendinginan selama 90 menit total bakteri terendah pada suhu pendinginan
0 C, sedangkan total bakteri tertinggi pada suhu pendinginan 10C. Semakin
tinggi suhu pendinginan yang digunakan maka total bakteri juga cenderung tinggi.
Hal tersebut dikarenakan mikroorganisme dapat berkembang biak serta
pertumbuhannya m-ningkat pada suhu yang mendekati suhu inkubasi (37
0
C).
Sebaliknya suhu yang mendekati beku akan mengakibatkan per-lambatan per-
tumbuhan bakteri. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Adam
(2000) yang menyatakan suhu rendah digunakan untuk mencegah atau
menghambat pertumbuhan mikro-organisme perusak susu. Menurut Suwito
(2010) bakteri yang banyak terdapat pada susu segar adalah jenis bakteri
pembusuk antara lain adalah Micrococcus sp., Pseudomonas sp., dan Bacillus sp
yang tumbuh optimal pada suhu 20
0
C dan beberapa bakteri pathogen. Oleh karena
itu untuk mencegah pembusukan pada susu segar diperlukan pengangkutan.
Pada suhu rendah kadar protein didapatkan nilai rata-rata kadar protein
berkisar antara 1,6278% hingga 2.0291%. Pada pendinginan susu segar selama 30
menit total protein tertingi terdapat pada suhu penyimpanan 00C dan total protein
terendah pada suhu penyimpanan 50C. Pada penyimpanan 60 menit total protein
tertinggi terdapat pada suhu penyimpanan 00C dan total protein terendah terdapat
pada suhu penyimpanan 100C. Pada penyimpanan selama 90 menit total protein
tertinggi terdapat pada suhu penyimpanan 50C dan total protein terendah pada
penyimpanan 100C.
19


Gambar 3. Pengaruh Suhu Pendinginan dan Waktu Pendinginan Susu Segar
Terhadap Rata-rata Kadar Protein
Terdapat kecenderungan penurunan kadar protein akibat dari perlakuan
suhu pendinginan susu segar yang ditunjukkan pada Gambar 3. Seiring dengan
kenaikan suhu maka kadar protein cenderung menurun. Penurunan kadar protein
pada susu segar diduga karena adanya bakteri proteolitik yang mampu mencerna
protein, terutama kasein dalam susu, sehingga protein yang terkandung di dalam
susu mengalami kerusakan.








20

V
KESIMPULAN
5.1. Lemari pendingin memiliki refrigan sebagai bahan pendingin . Tekanan
refrigerant turun dalam ekspansi yang ireversibel dan dibarengi dengan
adanya kenaikan entropy. Gas yang bersuhu rendah yang diakibatkan oleh
cairan refrigant tersebut yang dapat menyebabkan pertumbuhan mikroba
pada susu terhambat dan berfungsi sehingga susu tidak mudah rusak.
5.2. Semakin tinggi suhu pendinginan yang digunakan maka total bakteri pada
susu juga cenderung tinggi. dan seiring dengan kenaikan suhu maka kadar
protein cenderung menurun














21

DAFTAR PUSTAKA
Adams, M. R. 2000. Food Microbiology. Royal Society of chemistry. Cambridge
Althouse, Andrew D., Turnquist, Carl H.,Bracciano, Alfred F. 1975. Modern
Refrigeration and air conditioning. Illionis. The Goodheart-Willcox
Company, Inc. Publishers yang di kutip dari jurnal Pelatihan Dasar Teknik
Refrijerasi (Kulkas) Untuk Sdm Pencari Kerja yang di tulis oleh Ricky
Gunawan
Anderson, Edwin P. 1976. Audel, Home refrigeration and air conditioning.
Bombay. D. B. Taraporevala Sons &Co PVT. LTD yang di kutip dari jurnal
Pelatihan Dasar Teknik Refrijerasi (Kulkas) Untuk Sdm Pencari Kerja
yang di tulis oleh Ricky Gunawan
CP Arora (2006), "Pendinginan dan AC", 2 nd edition, Tata McGraw Bukit
Pendidikan, New Delhi.
ER Vieira (1996), Elementary Food Science, 4 th edition, Internasional
Thompson Penerbitan Asia, Singapura
Jaser, S. 1982. Teknik Uji Mutu Susu dan Olahannya .Liberty. Yogyakarta.
Potter, Norman N. 1976. Food science (2
nd
ed.). United Stated America. The Avi
Publishing Compani Inc.
Sudono, 1985. komposisi susu. Gramedia Pustaka. Yogyakarta.
Sumoprastowo., 2000. Memilih dan Menyimpan Sayur Mayur, Buah Buahan dan
Bahan Makanan, Bumi Aksara. Jakarta
Sutrisno A Dwi, Sri Kumalaningsih, Arief Febrianto Mulyadi. 2013. Studi
Stabilitas Pengangkutan Susu Segar Pada Suhu Rendah Yang Layak
Secara Teknis Dan Finansial (Kajian Suhu Dan Lama Waktu
Pendinginan). Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi
Pertnian.Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai