1 Konsep Dasar Analisis Aliran Daya
1 Konsep Dasar Analisis Aliran Daya
\
|
|
|
|
|
|
.
|
\
|
|
|
|
|
|
.
|
\
|
=
4
3
2
1
44 43 42 41
34 33 32 31
24 23 22 21
14 13 12 11
4
3
2
1
I
I
I
I
Z Z Z Z
Z Z Z Z
Z Z Z Z
Z Z Z Z
E
E
E
E
....... (2.9)
- Untuk persamaan (2.8)
|
|
|
|
|
.
|
\
|
|
|
|
|
|
.
|
\
|
=
|
|
|
|
|
.
|
\
|
4
3
2
1
44 43 42 41
34 33 32 31
24 23 22 21
14 13 12 11
4
3
2
1
E
E
E
E
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
I
I
I
I
....... (2.10)
Untuk memudahkan notasi pada solusi, maka dari persamaan-persamaan
(2.9) dan (2.10) matrik tersebut dapat diwakili menjadi :
|
|
|
|
|
.
|
\
|
|
|
|
|
|
.
|
\
|
= =
4
3
2
1
4
3
2
1
E
E
E
E
E
I
I
I
I
I dan ....... (2.11)
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 13
1.3.4. Metode perhitungan
1.3.4.1. Persamaan Aliran Daya
Gambaran mengenai aliran daya yang terjadi dalam sistem beserta profil
tegangan sangat diperlukan untuk keperluan analisa situasi sistem. Untuk
mendapatkan gambaran mengenai aliran daya ini, diperlukan suatu perhitungan
yang biasa disebut sebagai perhitungan aliran daya. Perhitungan aliran daya ini
perlu dilakukan karena yang diketahui adalah beban daya aktif dan beban daya
reaktif yang ada pada setiap GI atau simpul dalam sistem. .........
|
.
|
\
|
+
=
=
=
i
ij
Cos
ij
Y
j
V
n i
i j
i
V
i
P ....... (3.10)
|
.
|
\
|
+
=
=
=
i
ij
Sin
ij
Y
j
V
n i
i j
i
V
i
Q ....... (3.11)
dengan n , 3, 2, 1, i =
Dalam membentuk perumusan ini diperlukan suatu teknik pemecahan solusi
aliran daya. Sedangkan untuk menghitung aliran daya dapat dipergunakan beberapa
metode antara lain :
1. Metode iterasi Gauss dengan menggunakan matrik admitansi bus atau
matrik impedansi bus.
2. Metode iterasi Gauss Sheidel yang merupakan pengembangan dari
metode iterasi Gauss.
3. Metode Newton Raphson dengan menggunakan matrik admitansi
bus.
4. Metode Fast Decoupled yang merupakan penyederhanaan dari metode
Newton Raphson.
Dalam pembahasan selanjutnya teknik penyelesaian pengaturan daya reaktif
adalah dengan menggunakan metode Newton Raphson yang merupakan pokok dari
permasalahan dari studi ini.
1.3.4.2. Metode Newton - Raphson
Dasar matematis yang digunakan dalam metode Newton Rhapson adalah
dengan menggunakan deret Taylor. Apabila ada n buah persamaan non linier dengan n
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 14
variabel seperti halnya persamaan (3.10) atau persamaan (3.11) untuk sistem dengan n
buah simpul, yang dapat ditulis sebagai :
K )
n
, ,
2
,
1
(
1
f = ....... (3.12)
dimana K
merupakan suatu konstanta. Untuk memecahkan persamaan (3.12)
dicoba suatu nilai terlebih dahulu misalnya
0
n
0
2
0
1
, , , . Selisih antara nilai
yang sebenarnya dengan nilai yang dicoba adalah
n 2 1
, , , .
Hubungan matematisnya adalah sebagai berikut :
n
0
n
n
, ,
2
0
2
2
,
1
0
1
1
+ = + = + = ....... (3.13)
Melihat persamaan (3.12), maka didapat pula :
| | 0
n
0
n
, ,
2
0
2
,
1
0
1
1
f K = + + + ....... (3.14)
Persamaan (3.14) diekspansikan ke dalam teorema deret Taylor akan menjadi :
| | + +
(
c
c
+
(
c
c
+
0
2
1
2
0
1
1
1
0
n
0
2
0
1 1 1
f
, , , f K 0
1
0
n
1
n
= +
(
c
c
................................. ....... (3.15)
+ +
(
c
c
+
(
c
c
0
2
1
2
0
1
1
f
0
n
1
n
c
c
adalah turunan dari
1
f terhadap
n
, ,
2
,
1
dan diberi nilai
0
n
, ,
0
2
,
0
1
,
1
adalah fungsi pangkat lebih
tinggi, dan bila
1
diabaikan , maka persamaan (3.15) dalam bentuk matrik
menjadi :
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
-
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
=
0
n
0
2
0
1
0
n
n
f
0
2
n
f
0
1
n
f
0
n
2
f
0
2
2
f
0
1
2
f
0
n
1
f
0
2
1
f
0
1
1
f
0
n
f K
0
2
f K
0
1
f K
....... (3.16)
atau :
0
J
0
f K = ....... (3.17)
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 15
dengan :
0
f = matrik nilai fungsi
0
J = matrik Jacobian
= matrik perubahan nilai X (vektor koreksi)
Dalam alogaritma perhitungan aliran daya dengan menggunakan metode
Newton - Raphson, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Menghitung nilai-nilai P dan Q yang mengalir ke dalam sistem.
b. Menghitung nilai P pada setiap rel.
c. Menghitung nilai-nilai untuk Jacobian.
d. Mencari invers matrik Jacobian dan mencari nilai nilai koreksi dan
V .
e. Menghitung nilai-nilai baru dengan menambahkan dan V
dengan nilai sebelumnya.
f. Kembali ke langkah a.
Dengan melihat persamaan (3.17) maka uraian pada butir a sampai dengan
butir b dapat dinyatakan sebagai berikut :
i
f untuk daya nyata ditulis sebagai
iP
f
dan
i
f untuk daya reaktif ditulis sebagai
iQ
f , selanjutnya diperoleh :
i i i iP
P (dihitung) P ) (diketahui P f = = ....... (3.18)
i
Q (dihitung) Q ) (diketahui Q f
i i iQ
= = ....... (3.19)
disebut nilai residu.
dimana :
P
i
didapat melalui persamaan (3.10)
Q
i
didapat melalui persamaan (3.11)
Sedangkan vektor koreksi pada persamaan (3.17) yaitu x dengan bentuk
: A |V
i
|, o
I
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 16
Nilai residu = Matrik Jacobian nilai koreksi
(
=
(
i
i
4 3
2 1
i
i
V
J J
J J
Q
P
....... (3.20)
Sedangkan unsur - unsur matrik Jacobian tersebut adalah didapatkan
dengan membuat turunan parsial sebagai berikut :
(
(
(
(
(
(
(
c
c
c
c
c
c
c
c
=
n
n
1
n
n
1
1
1
1
P
J
(
(
(
(
(
(
(
c
c
c
c
c
c
c
c
=
n
n
1
n
n
1
1
1
2
V
P
V
P
V
P
V
P
J
(
(
(
(
(
(
(
c
c
c
c
c
c
c
c
=
n
n
1
n
n
1
1
1
3
Q
J
(
(
(
(
(
(
(
c
c
c
c
c
c
c
c
=
n
n
1
n
n
1
1
1
4
V
Q
V
Q
V
Q
V
Q
J
Proses iterasi dilakukan dengan jalan menentukan invers dari matrik
Jacobian untuk menentukan nilai koreksi. Selanjutnya setelah nilai koreksi di
dapat, maka proses iterasi dilakukan dengan mencoba nilai baru dari V dan o
yang besarnya = nilai percobaan pertama ditambah nilai koreksi yang didapat
Untuk simpul referensi besar sudut dan tegangan sudah ditentukan, nilai daya
aktif dan daya reaktif dihitung setelah semua proses untuk metode optimasi pada
setiap simpul selesai.
1.3.5. Hasil Analisa Aliran Daya
Pada prinsipnya, studi aliran daya menghasilkan suatu kondisi sistem yang biasa
diperlukan yaitu :
1. Tingkat Pembebanan
2. Mutu tegangan
3. Rugi rugi
1.3.5.1. Tingkat Pembebanan
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 17
Merepresentasikan aliran daya pada seluruh cabang, beban pada seluruh
busbar serta pembangkitan pada masing masing mesin pembangkit. Dapat juga
diketahui keseluruhan daya yang dibangkitkan.
1.3.5.2. Tingkat Tegangan
Tegangan hasil perhitungan pada seluruh gardu induk dapat dibaca. Dengan
mengamati besarnya tegangan maka dapat diidentifikasi tegangan yang kurang atau
tidak memenuhi syarat. Dalam hal seperti ini, siswa bisa memainkan perannya dengan
cara mencari alternatif dengan mengatur pembangkitan pada titik terdekat,
memasukkan kapasitor dll.
1.3.5.3. Rugi rugi
Seluruh rugi transmisi pada setiap cabang bisa dilihat, dan demikian pula secara total
sistem. Siswa bisa membuat percobaan dengan mengubah komposisi pembangkit atau
konfigurasi jaringan untuk menurunkan rugi rugi transmisi.