Haccp Ikan Asin
Haccp Ikan Asin
PENDAHULUAN
JENIS PRODUK
:Ikan asin
NAMA PABRIK
:-
ALAMAT
KONTAK PERSON
: Bpk. Dalam
BAGIAN PERIZINAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak
dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun
ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu, pengawetan
ikan perlu dilakukan untuk mengurangi kadar air dalm tubuh ikan,
sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang
biak. Salah satu cara pengawetan yang dapat dilakukan adalah dengan
cara penggaraman.
Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan
yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode
pengawetan ini ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat
disimpan disuhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun
biasanya harus ditutup rapat.
B. Tujuan HACCP
1. Dapat memberikan informasi yang dapat digunakan untuk menentukkan
bagaimana cara terbaik untuk mengendalikan bahaya yang masih ada.
telah
dilaksanakan
dan
pertimbangan
matang
telah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Produk
1. Ikan laut (ikan tawar)
Ikan yang biasa digunakan untuk dijadikan ikan asin adalah ikan
layang, ikan teri, tongkol, jambal hingga cumi.
2. Garam
Garam dapur terkandung unsur sodium dan chlor (NaCl). Unsur
sodium penting untuk mengatur keseimbangan cairan di dalam tubuh,
selain
bertugas
dalam
transmisi
saraf
dan
kerja
otot.Tubuh
membutuhkan kurang dari tujuh gram garam dapur sehari atau setara
dengan 3.000 mg sodium.
3. Formalin
Formalin digunakan sebagai pengawet tambahan untuk mencegah
pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang
berlebihan akibat menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.
4. Khitosan
Bahan pengawet tambahan yang aman dan terbuat dari cangkang
kulit udang dan kepiiting. Khitosan belum populer dan belum
diproduksi secara masal di Indonesia.
LIMBAH
Disiangi
IKAN BUSUK
Formalin
Dicuci
Air
Wadah
Disimpan ( 3 hari)
Dijemur sampai kering
IKAN ASIN
C. PROSES PENGAWETAN PADA IKAN ASIN
1. Ikan direndam dan ditaburi garam, sebelumnya dipotong-potong
terlebih dahulu agar garam meresap ke dalam daging ikan.
2. Lalu dijemur, agar kristal-kristal garam menarik cairan sel dalam
daging ikan keluar dari tubuhnya, sementara itu partikel-partikel
garam meresap ke dalam daging ikan. Proses ini berlangsung
hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di
dalam daging, konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya
cairan seakan menghentikan proses autolisis dan menghambat
pertumbuhan bakteri, kemudian ikan-ikan ini dijemur, direbus, atau
difermentasikan untuk meningkatkan keawetan.
sulfat),
sehingga
ikan-ikan
besar
biasanya
dibelah-belah,
Ya (+)
Keterangan
Bahaya
A
Tidak (-)
-
kimia berbahaya
Tidak ada tahap tahap pengolahan dalam proses
pembuatan ikan asin yng dapat menghilangkan
cara
memasaknya
dengan
menggunakan
jelantah)
Jika produk ikan asin masih mengandung bahan
kimia berbahaya, konsumen tidak dapat mendeteksi
Jumlah
Bahaya
5+
Bahan Baku /
Kelompok
Jenis
Cara
Ingredien / Bahan
Bahaya
Bahaya
Pencegahannya
1.
Tambahan
Ikan
Laut a. Biologi
Bakteri, belatung
(Tawar)
Memenuhi
spesifikasi/dibawah batas
b. Kimia
cemaran mikroba/belatung
Memenuhi
Pestisida
spesifikasi/dibawah batas
c. Fisik
cemaran pestisida
pasir, Memenuhi
Debu,
rambut,
2. Garam Dapur
a. Kimia
kotoran lain
Logam berat
cemaran fisika
Memenuhi
spesifikasi/dibawah batas
b. Fisik
Kerikil,
a. Biologi
logam, dll
garam
E. coli, Shigella, Memenuhi persyaratan air
dll
b. Kimia
c. Fisik
Logam
untuk
a. Kimia
pengolahan
ikan
asin
berat, Memenuhi persyaratan air
obat-obat
untuk
pertanian
Pasir, kotoran, air
asin
Memenuhi persyaratan air
untuk
4. Formalin
larutan
Formaldehida
asin
Tidak
pengolahan
pengolahan
ikan
ikan
menggunakan
pengolahan
ikan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Makanan ) ?
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
FORMULIR CHECKLIST
KUNJUNGAN LAPANGAN PADA PABRIK IKAN ASIN
2008
DATA UMUM
1. Nama Pabrik
2. Nama Pemilik
3. Alamat Pabrik
a. Jalan
b. RT/RW
c. Kelurahan
d. Kecamatan :
e. Kotamadya :
f. Propinsi
DATA KHUSUS
No
URAIAN
1
Faktor Tempat
A. Letaknya :
a. Di daerah perumahan atau pemukiman kumuh
b. Di daerah industri kimia
c. Di daerah pembuangan sampah umum
d. Di daerah banjir/sawah/rawa
e. Bebas pencemaran, semak belukar dan
genangan air
B. Bangunan
a. Halaman
b. Saluran got
c. Tempat pengumpulan sampah
C. Penataan ruang
a. Dapur
b. Tempat pengeringan ikan
c. Sarana atau fasilitas sanitasi
D. Dapur
a. Penataan ruang tertata rapi
b. Kran air
c. Ventilasi dapur
d. Bebas dari serangga pengganggu
e. Lantai dapur terbuat dari bahan yang kedap air
f. Konstruksi bangunan kokoh
g. Pintu terbuat dari bahan yang tidak mudah
rusak
h. Pencahayaan pada dapur cukup
E. Peralatan
a. Peralatan terpelihara dengan baik
b. Disimpan rapi, bersih, aman dari jangkauan
binatang pengganggu
YA
TIDAK
c.
d.
2.
3.
4.