Anda di halaman 1dari 9

61

STASE ILMU RADIOLOGI


LAPORAN REFLEKSI KASUS
VESIKOLITIASIS










Disusun oleh :
Septiana Widyasari
12712305

dr. Pembimbing: dr. Kurnia Ekawati Sp.Rad




FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2014




62

FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
______________________________________________________________________________
Nama Dokter Muda : Septiana Widyasari NIM: 12712305
Stase : Radiologi

Identitas Pasien
Nama / Inisial : Tn. S No RM: 195546
Umur : 59 tahun Jenis kelamin : Laki-laki
Diagnosis/ kasus : vesikolithiasis
Pengambilan kasus pada minggu ke: 1 (satu)
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang
diambil ).
Keluhan Utama : BAK terasa nyeri

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IGD RSUD Pacitan dengan diantar
keluarganya dengan keluhan nyeri saat BAK yang mulai dirasakan sejak 4 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit. Sejak beberapa hari yang lalu sebelum masuk ke RS nyeri
dirasakan semakin memberat selain itu saat pasien buang air kecil pasien merasakan
terasa panas. Pada saaat buang air kecil pancarannya lancar namun setelah buang air
kecil pasien merasa tidak puas dan anyang-anyangen, masih ada yang tersisa sehingga
terkadang pasien merasakan celananya basah tanpa disadari akibat tetesan air kencing
yang keluar. Hal ini juga menyebabkan pasien sering bolak balik ke kamar mandi
hingga lebih dari 8 kali dalam sehari. Pasien juga sering terbangun pada malam hari
hanya untuk buang air kecil. Pasien merasa warna air kencingnya berwarna kekuningan.
63

Sudah 10 hari pasien mengelukan nyeri punggung bagian kanan bawah yang menetap
sehingga menggangu aktifitas pasien. Pasien tidak pernah mengalami trauma pada
daerah kemaluan. Saat ini pasien tidak merasakan badannya demam maupun nyeri di
bagian perut.
Sebelum dibawa ke rumah sakit pasien berobat di dokter swasta kemudian dirujuk ke
RSUD Pacitan. Karena pasien mengeluhnya nyeri dibangian punggung kanan bawah.
Pasien pergi kedukun pijat namun keluhan belum membaik.
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat serupa pernah dialami oleh pasien. Sekitar 9 tahun
yang lalu pasien pernah mengeluhkan hal yang sama dan menurut pasien lebih parah
sebab pasien saat buang air kecil berwana seperti air teh dan seperti ada darahnya.
Kemudian di bawa ke RSUD pacitan dan menurut pasien, ada batu di kantung
kencingnya, kemudian dilakukan tindakan operasi. Riwayat hipertensi dan DM
disangkal oleh pasien
Aktivitas dan Kebiasaan : Pasien jarang sekali minum air putih, dalam satu hari pasien
mengaku hanya minum setegah gelas air putih dan kurang lebih 3 gelas air teh. Pasien
lebih menyukai minum dengan air teh, bila pasien minum air putih maka pasien akan
merasakan perutnya kembung dan pilek. Selain itu pada saat pasien bekerja pasien
sering menahan buang air kecil

Pemeriksaan Fisik:
GCS : E4 V5 M6
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Suhu : 36.7 C
Respirasi : 23 kali/menit
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketok ginjal kanan, pada foto polos abdomen
didapatkan gambaran bayangan radioopaque didaerah VL 2-3 sisi kiri dan cavum pelvis.
Pada pemeriksaan USG : Hydronephrosis sedang disertai dilatasi ureter bagian
proksimal dextra dan Vesicolithiasis disertai cystitis

Diagnosis : Vesikolithiasis
64

Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus
Penyakit batu saluran kemih dapat menyerang penduduk di seluruh dunia dan
tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di
berbagai belahan bumi. Di Indonesia penyakit batu saluran kemih masih menempati
porsi terbesar dari jumlah pasien di klinik urologi.
Gejala yang sering dirasakan oleh penderita vesikolithiasis adalah :
a. Rasa nyeri waktu miksi (disuria, stranguria), dirasakan refered pain pada ujung
penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki Hematuria diserta urine yang
keruh
b. Pancaran urine tiba-tiba berhenti dan keluar lagi pada perubahan posisi
c. Polakisuria (sering miksi)
d. Pada anak nyeri miksi ditandai oleh kesakitan, menangis, menarik-narik penis,
miksi mengedan sering diikuti defekasi atau prolapsus ani.
e. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri ketok ginjal.

Dalam pemeriksann foto polos abdomen berdasarkan opasitasnya batu pada
traktus urinarius dibagi menjadi tiga : batu opak (batu kalsium), batu semiopak (batu
magnesium-amonium-fosfat atau MAP), dan batu radiolusen (batu asam urat dan batu
sistin). Batu radiolusen adalah batu dengan kandungan kalsium yang minimal sehingga
tidak dapat dilihat pada foto polos abdomen yang biasanya mengandung komponen
asam urat.
Sebagai dokter muda, kasus ini menyadarkan saya untuk lebih memandang pasien
tidak hanya dari sisi medis namun juga dari berbagai aspek kehidupan. Banyak hal yang
bisa saya petik bahwa ternyata sebagai dokter terutama dokter umum, betapa pentingnya
menerapkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dengan cara promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Pada kasus ini saya mengambil dari sisi aspek sosial ekonomi,
medikolegal pasien dan dari sisi ke-Islaman.




2. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence
/ referensi yang sesuai *
65

*pilihan minimal satu

- Medikolegal
1. Autonomy. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang
mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk
berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy bermaksud
menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi
dirinya sendiri (bioetik kedokteran).
Seorang pasien memiliki hak dan kewajiban yang harus dijalaninya, yang sudah
diatur di dalam UU kesehatan. Hak pasien dalam UU No.44/ 2009 tentang rumah sakit
(pasal 32 UU 44/2009) menyebutkan bahwa setiap pasien mempunyai hak sebagai
berikut, diantaranya:
Memperoleh informasi tentang hak dan kewajinban pasien
Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
(second opinion) yan mempunyai surat izin praktek (SIP) baik didalam maupun
di luar Rumah sakit
Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya
Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan
Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
Sementara itu kewajiban pasien diatur diantaranya dalam UU No 29 tahun 2004 tentang
praktik Kedokteran, terutama pasal 53 UU, yang meliputi:
Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatanya
Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi
Mematuhi ketentuan yang berlaku di saryankes
66

Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
2. Justice. Inti dari prinsip ini adalah keadilan, berlaku adil pada setiap pasien,
setiap pasien berhak mendapatkan tindakan yang sama. Tindakan yang sama tidak selalu
identik, maksudnya setiap pasien diberikan konstribusi yang relatif sama untuk kebaikan
kehidupannya. Justice mempunyai ciri-ciri:
Memberlakukan segala sesuatu secara universal
Menghargai hak sehat pasien
Menghargai hak hukum pasien
3. Beneficence. Inti dari prinsip ini adalah tanggung jawab untuk melakukan
kebaikan yang menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yang merugikan atau
membahayakan pasien. Kewajiban seorang dokter adalah mengutamakan kepentingan
pasiennya. Ciri-ciri prinsip ini yaitu:
Mengutamakan Altruisme, yaitu perhatian terhadap kesejahteraan orang lain
tanpa memperhatikan diri sendiri.
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan
dengan suatu keburukannya.
Memaksimalkan pelayanan yang baik terhadap pasien
Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
4. Non Maleficence. Dalam hal ini dokter tidak berbuat hal-hal yang
memperburuk keadaan pasien. Terutama sekali pada waktu-waktu emergency atau gawat
darurat. Kaidah ini bermaksud tidak menimbulkan bahaya atau kecederaan kepada
pasien dari segi fisik maupun psikologis. Prinsip non-maleficence ini boleh digambarkan
dengan kata ini yaitu primum non nocere yaitu pertama jangan menyakiti. Non-
Maleficence mempunyai ciri-ciri:
Menolong pasien emergency
Mengobati pasien yang luka
Tidak mencelakai pasien
Tidak memandang pasien sebagai objek

- Sosial ekonomi
Dari segi sosial ekonomi pasien termasuk kedalam golongan menengah kebawah.
Sehari-hari pasien bekerja sebagai buruh tani dan pekerjaan yang berganti-ganti. Pasien
67

menggunakan kartu jaminan kesehatan yang didapatkan pemerintah untuk biaya berobat.
Saat ini pasien adalah tulang punggung keluarga, karena pasien sakit jadi saat ini pasien
dan keluarganya tidak mendapatkan pendapatan. Untuk biaya dirumah sakit pasien di
tanggung oleh pihak BPJS, namun tidak untuk biaya penunggu pasien serta transportasi
sebab jarak rumah sakit dan rumah sakit cukup jauh. Harapan pasien untuk cepat sembuh
sangatlah besar, karena pasien harus segera bekerja kembali untuk menafkahi istri dan
anak-anaknya.

3. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai

Bila dipandang dari segi agama Islam, tentu yang diperlukan dalam pengobatan terhadap
suatu penyakit adalah usaha, doa serta tawakal. Pada pasien ini perlu diingatkan bahwa apa
yang sedang dialami semata-mata hanya ujian dalam kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT.
Dan yang perlu diingatkan kepada pasien adalah Allah SWT tidak akan membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Agar sakit itu berbuah kebahagiaan, bukan keluh
kesah, hendaknya seorang muslim mengetahui janji-janji yang Allah SWT berikan, baik dalam
Al Quran maupun yang diriwayatkan dalam hadis.
Allah Taala berfirman (yang artinya), Katakanlah (Muhammad), Tidak akan menimpa
kami kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya
kepada Allah orang-orang beriman harus bertawakal. (QS. At Taubah: 51).
Hal lain yang sebaiknya diketahui oleh seorang muslim adalah tidaklah Allah SWT
menciptakan suatu penyakit kecuali Dia juga menciptakan penawarnya. Hal ini sebagaimana
yang disabdakan Rasulullah :


Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya. (HR
Bukhari).
Tentu usaha untuk mendapatkan kesembuhan itu, selama usaha-usaha itu sehat, sangat
diperlukan, karena ini merupakan bagian dari tawakal. Maka obat dan dokter hanyalah cara
kesembuhan, sedangkan kesembuhan hanya datang dari Allah. Semujarab apapun obat dan
sesepesialis dokter itu, namun jika Allah tidak menghendaki kesembuhan, kesembuhan itu juga
tidak akan didapat. Bahkan jika meyakini bahwa kesembuhan itu datang dari selain-Nya, berarti
68

ia telah rela keluar dari agama dan neraka sebagai tempat tinggalnya kelak jika tidak juga
bertaubat. Seperti yang dijelaskan pada QS Asy Syuara: 80 :


Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. [QS Asy Syuara: 80]
Pasien Ny. K ini setiap harinya di rawat dan ditunggui oleh istri dan anak. Sebagai
seorang anak sudah menjadi kewajiban untuk merawat orang tuanya, selain itu doa anak yang
sholeh maupun sholehah akan senantiasa dikabulkan oleh Allah SAW. Kewajiban berbakti dan
mendoakan untuk kedua orang tua telah disebutkan dalam QS Al- israa : 17-24 :



69

Umpan balik dari pembimbing






.,...
TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda


(dr. Kurnia Ekawati Sp.Rad) (Septiana Widyasari)

Anda mungkin juga menyukai