Anda di halaman 1dari 10

Analisis Kasus Penyiaran

MAY 19
Posted by oneofmyway
Contoh acara televisi yang melanggar Undang Undang No 32 Tahun 2002
TEMPO.CO, Semarang Komisi Penyiaran Indonesia mengeluarkan surat penghentian
program acara Pesbukers yang ditayangkan stasiun televisi swasta ANTV. Penghentian itu
merupakan imbas dari pelecehan agama yang dilakukan host acara tersebut, Olga Syahputra.
Hari ini KPI secara resmi mengirimkan surat penghentian acara ke stasiun ANTV, kata Ketua
Komisioner Penyiaran Indonesia (KPI), Mohamad Riyanto, di sela-sela rapat pimpinan nasional
KPI se-Indonesia di Semarang, Rabu, 4 Juli 2012.
Keputusan penghentian acara Pesbukers itu diambil melalui rapat komisioner yang digelar pada
30 Juni kemarin.
Riyanto menyatakan surat permintaan penghentian tersebut dilayangkan kepada
stasiun ANTV,bukan kepada Olga yang melecehkan salah satu agama. Sebab, kata Riyanto,
yang bertanggung-jawab terhadap acara televisi adalah stasiun televisinya.
Acara Pesbukers dianggap melakukan pencemaran agama pada siaran langsungnya
di ANTV pada episode 19 Juni 2012 silam. Saat itu ada pemirsa yang menelepon ke studio dan
diterima Julia Perez, salah satu pemain di acara itu, yang mengucapkan
salam, Assalamualaikum.
Perkataan itu langsung disambut Olga dengan mengatakan Lu assalamualaikum terus, ah,
kayak pengemis.
Riyanto mengatakan, acara Pesbukers telah terbukti melanggar Pasal 36 ayat 6 Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Dalam pasal itu ditegaskan bahwa isi siaran dilarang
memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat
manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional. Dalam aturan itu disebutkan sanksi
penghentiannya antara lima sampai tujuh hari.
Akan tetapi, Riyanto menambahkan, KPI belum memutuskan sampai kapan
acara Pesbukers akan distop. Sebab, kata dia, setelah ada surat penghentian itu, KPI akan
memberi kesempatan ANTVuntuk memberi penjelasan.
Sejak ada tayangan Olga yang melecehkan kata salam orang Islam itu, KPI menerima banyak
pengaduan dari masyarakat


KASUS IKLAN ON CLINIC YANG MELANGGAR PERATURAN PENYIARAN RI

Undang Undang 32 Tahun 2002 berkaitan dengan penyiaran menyebutkan pasal 1 siaran iklan
niaga adalah siaran iklan komersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan
tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan barang atau jasa kepada
khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan.
Perusahaan menggunakan iklan sebagai media untuk promosi produknya, tetapi masih banyak
perusahaan yang melanggar peraturan yang telah ada.
Seperti yang dilanggar oleh perusahaan dalam melayani bidang jasa yaitu On Clinic. On Clinic
Indonesia adalah jaringan klinik Internasional yang mengkhususkan diri dalam konsultasi serta
pengobatan Impotensi & Ejakulasi Dini, yang ditangani oleh dokter-dokter berpengalaman. Selama
11 tahun kehadirannya, On Clinic telah berhasil berperan serta dalam mengobati masalah
Impotensi & Ejakulasi Dini dan telah mengobati lebih 120.000 pasien di seluruh Indonesia.
Pengobatan di On Clinic seluruhnya menggunakan obat-obat medis kedokteran dengan tingkat
keberhasilan diatas 90%. Pengobatan di On Clinic juga sangat efektif untuk pasien yang disertai
penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hypertensi, kolsterol tinggi, dll. Dengan Visi
Membantu Kebahagian Keluarga,On Clinic Indonesia memberikan pelayanan secara profesional
dengan menjaga kerahasiaan dan mendukung privacy pasien. (onclinic.co.id)
KPI Pusat melayangkan surat teguran kedua pada Trans 7 dan SCTV terkait adanya pelanggaran
pada penayangan program siaran iklan On Clinic di kedua stasiun televisi tersebut. Pelanggaran
yang dilakukan SCTV adalah penayangan materi dewasa berupa pengobatan vitalitas seksual pada
jam anak dan remaja. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran atas perlindungan
anak dan remaja, penggolongan program siaran, dan siaran iklan. Selain pelanggaran di atas,
hasil pemantauan kami juga menemukan materi pelanggaran yang sama pada tanggal 8 Februari
2011 pukul 11.40 WIB, 29 Maret 2011 pukul 11.41 WIB, 31 Maret 2011 pukul 11.49 WIB, 5 April
2011 mulai pukul 11.50 WIB dan 7 April 2011 mulai pukul 11.37 WIB.
Dalam waktu yang bersamaan KPI Pusat juga memberikan teguran kepada Trans7 dalam
pelanggaran program yang sama. Pelanggaran yang dilakukan adalah penayangan materi pada 16
Februari 2011 pukul 12.09 WIB,17 Februari 2011 pukul 12.14 WIB, 1 April 2011 pukul 17.04 WIB,
6 April 2011 mulai pukul 12.28 WIB dan 9 April 2011 mulai pukul 12.13 WIB. (kpi.co.id)
Yang menjadi dari target iklan On Clinic adalah masyarat yang sudah berkeluarga baik suami dan
istrri dapat dikatakan orang yang dewasa dalam umurnya. Cara menentukan target dari iklan
tersebut adalah orang yang sudah dewasa, berkeluarga, secara perilaku memiliki permasalahan
dengan seks. Positioning dari on clinic adalah mengatasi ejakulasi dini.
KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan penayangan materi iklan tersebut telah melanggar
Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Pasal 10 dan Pasal 29 ayat (1) serta
Standar Program Siaran Pasal 13 ayat (1), Pasal 38 ayat (4) huruf f, Pasal 39 ayat (5) huruf e,
Pasal 49 ayat (1), dan Pasal 50 ayat (2) penjelesan ayat dan pasal tersebut sebagai berikut:
Pasal 10 ayat (1). Program dikatakan mengandung muatan kekerasan secara dominan apabila
sepanjang tayangan sejak awal sampai akhir, unsur kekerasan muncul mendominasi program
dibandingkan unsur-unsur yang lain, antara lain yang menampilkan secara terus menerus
sepanjang acara adegan tembak-menembak, perkelahian dengan menggunakan senjata tajam,
darah, korban dalam kondisi mengenaskan, penganiayaan, pemukulan, baik untuk tujuan hiburan
maupun kepentingan pemberitaan (informasi).
Pasal 13 ayat (1). Lembaga penyiaran wajib melakukan pembatasan adegan seksual, sesuai
dengan penggolongan program siaran.
Pasal 38 ayat (4) huruf f. Program siaran klasifikasi A dilarang menampilkan: obat-obatan untuk
meningkatkan kemampuan seksual, iklan produk rokok, iklan pakaian dalam yang menampilkan
visualiasi pakaian dalam, iklan kondom dan/atau alat pencegah kehamilan lain, iklan film yang
diperuntukkan bagi penonton dewasa, iklan majalah dan tabloid yang ditujukan bagi pembaca
dewasa, dan iklan alat pembesar payudara dan alat vital.
Pasal 39 ayat (5) huruf e. Program siaran klasifikasi R dilarang menampilkan: obat-obatan untuk
meningkatkan kemampuan seksual, iklan produk rokok, iklan pakaian dalam yang menampilkan
visualiasi pakaian dalam, iklan kondom dan/atau alat pencegah kehamilan lain, iklan film yang
diperuntukkan bagi penonton dewasa, iklan majalah dan tabloid yang ditujukan bagi pembaca
dewasa, dan iklan alat pembesar payudara dan alat vital.
Pasal 49 ayat (1) Program siaran iklan wajib berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia.
Pasal 50 ayat (2) Program siaran iklan produk dan jasa untuk dewasa yang berkaitan dengan obat
dan alat kontrasepsi, serta vitalitas seksual hanya dapat disiarkan pada 22.00 03.00 waktu
setempat.


Ini Lembaga Penyiaran yang Telah
Melanggar UU Pers dalam Pemilu 2014
OPINI | 21 March 2014 | 10:11 Dibaca: 234 Komentar: 0 0
Pers menurut Undang-Undang Pers adalah lembaga sosial dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara
dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran
yang tersedia. Sedangkan orang yang bekerja di dalam pers disebut
dengan wartawan.
pelaksanaan kampanye di hari pertama, Senin (16/3), menurut Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat telah terjadi pelanggaran mengenai
ketentuan penayangan iklan kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) yang
telah dilakukan oleh sejumlah stasiun televisi nasional dan berpotensi
melanggar pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran (P3 &
SPS),
Menurut data dari KPI pelanggaran yang telah dilakukan sejumlah televisi
itu berupa
RCTI: menayangkan 13 spot iklan partai Hanura Wiranto &Hary
Tanoesudibjo;
MNC TV: menayangkan 13 spot iklan partai Hanura Wiranto & Hary
Tanoesudibjo;
Global TV: menayangkan 13 spot iklan partai Hanura Wiranto & Hary
Tanoesudibjo;
TV One : menayangkan 14 spot iklan Golkar Aburizal Bakrie;
ANTV: menayangkan 15 spot iklan Golkar Aburizal Bakrie; Indosiar:
menayangkan 16 spot iklan Golkar Aburizal Bakrie;
Metro TV : menayangkan 12 spot iklan Partai Nasional Demokrat
(Nasdem);
Trans TV : menayangkan 14 spot iklan Partai Gerindra Prabowo
Berdasarkan pengamatan penulis, pemberitaan mengenai kampanye yang
dilakukan oleh stasiun televisi yang paling banyak dan sering adalah Partai
PKS, Partai PDIP, Partai Hanura dan Partai Gerindra.
Potensi atas pelanggaran yang dilakukan stasiun televisi itu berpotensi
telah melanggar UU Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, Pasal 14
Ayat (1) dan Pasal 36 Ayat (4) tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan
Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI Tahun 2012, terutama P3
Pasal 11 dan Pasal 22 Ayat (1), (2), dan (3), serta SPS Pasal 11 Ayat (1)
dan Pasal 40 huruf (a). Pelanggaran yang dilakukan lembaga penyiaran
adalah penayangan isi siaran yang tidak berpegang pada prinsip-prinsip
jurnalistik, yakni prinsip keberimbangan dan tidak memihak, juga tidak
berpegang pada azas perlindungan kepentingan publik yang bersifat
independen dan netral.
Masyarakat mempunyai hak akan informasi dan pers berkewajiban
memenuhi hak masyarakat dengan pemberitaan yang sesuai dengan
standar dan prinsip-prinsip serta kode etik jurnalistik, salah satunya adalah
asas keberimbangan dan penentuan kelayakan berita.


Peringatan Program Siaran "Sentil" Trans TV


Diterbitkan pada Rabu, 01 Oktober 2014 22:54
Ditulis oleh ST
Dilihat: 963

Tgl Surat 1 Oktober 2014
No. Surat 2296/K/KPI/10/14
Status Peringatan
Stasiun TV Trans TV
Program Siaran "Sentil"
Deskripsi Pelanggaran


Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat
berdasarkan tugas dan kewajiban yang diatur
dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran (UU Penyiaran), pengaduan
masyarakat, pemantauan dan hasil analisis
menilai Program Siaran Sentil yang
ditayangkan oleh stasiun Trans TV pada
tanggal 13 September 2014 pada pukul 14.44
WIB tidak memperhatikan ketentuan tentang
perlindungan anak-anak dan remaja, norma
kesopanan dan kesusilaan serta penggolongan
program siaran yang telah diatur dalam
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar
Program Siaran (P3 dan SPS).

Program Siaran tersebut menayangkan adegan
Raffi Ahmad menyemprotkan foam ke rambut
Kartika Putri. KPI menilai adegan tersebut tidak
santun dan rentan untuk ditiru.

Sebelumnya KPI Pusat juga telah
mengingatkan kepada seluruh stasiun televisi
untuk tidak lagi menggunakan alat/bahan-bahan
seperti tepung, foam dan sejenisnya yang
disemprotkan ke wajah atau anggota tubuh
lainnya karena dinilai berbahaya jika ditiru oleh
anak-anak dan remaja.

Berdasarkan hal tersebut, KPI Pusat
memutuskan untuk memberikan peringatan
agar melakukan evaluasi internal agar tidak
terulang lagi, baik pada program yang sama
maupun lainnya serta memperhatikan
ketentuan tentang perlindungan anak-anak dan
remaja serta norma kesopanan dan kesusilaan.


Penghentian Sementara Program Acara "Ganteng-
Ganteng Serigala" SCTV


Diterbitkan pada Rabu, 01 Oktober 2014 20:59
Ditulis oleh RG
Dilihat: 1401

Tgl Surat 1 Oktober 2014
No. Surat 2286a/K/KPI/10/14
Status Penghentian Sementara
Stasiun TV SCTV
Program Siaran Sinetron "Ganteng-Ganteng Serigala"
Deskripsi Pelanggaran


Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat
berdasarkan kewenangan menurut Undang-
Undang No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran
(UU Penyiaran), pengaduan masyarakat,
pemantauan, dan hasil analisis telah
menemukan pelanggaran Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan
SPS) KPI tahun 2012 pada Program Sinetron
Ganteng Ganteng Serigala yang ditayangkan
oleh stasiun SCTV pada tanggal 16 Agustus
2014 pukul 20.12 WIB.
Pada program tersebut menayangkan adegan
seorang remaja perempuan melompat ke dalam
api serta adegan remaja laki-laki dan remaja
perempuam yang mengenakan seragam
sekolah berpelukan di lingkungan sekolah.
Perlu diketahui bahwa KPI Pusat telah menegur
adegan bermesraan dan berpelukan tersebut
sebelumnya, namun tetap saja adegan tersebut
kembali ditayangkan. KPI Pusat menilai bahwa
inti cerita program sinetron tersebut tidak
mengandung nilai-nilai pendidikan dan ilmu
pengetahuan, budi pekerti dan tampilan yang
sesuai dengan perkembangan psikologis
remaja serta bertentangan dengan etika yang
ada di lingkungan pendidikan sebagaimana
diatur dalam Pasal 16 ayat (2) huruf b dan
Pasal 37 ayat (1) dan (2) SPS.
KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan
penayangan adegan tersebut telah melanggar
Standar Program Siaran Komisi Penyiaran
Indonesia tahun 2012 Pasal 15 Ayat (1), Pasal
16 ayat (2) huruf b dan Pasal 37 Ayat (4) huruf
a.
Program ini telah mendapat sanksi administratif
sebanyak 2 (dua) kali yaitu Surat Keputusan
KPI Pusat Tentang Sanksi Administratif
Teguran No. 1094/K/KPI/05/14 tertanggal 20
Mei 2014 dan Surat Keputusan KPI Pusat
Tentang Sanksi Administratif Teguran No.
1392/K/KPI/06/14 tertanggal 16 Juni 2014.
Atas pelanggaran yang terjadi pada tanggal 16
Agustus 2014, kami juga telah mendengarkan
klarifikasi dari pihak yang mewakili Saudari
pada tanggal 25 September 2014 yang hadir di
Kantor KPI Pusat. Berdasarkan pelanggaran-
pelanggaran yang terjadi dan hasil klarifikasi
dari pihak saudari, sesuai dengan ketentuan
Pasal 79 ayat (3) jo Pasal 75 ayat (2) huruf b
Standar Program Siaran dan Hasil Rapat Pleno
Anggota KPI Pusat tertanggal 29 September
2014, oleh karena itu KPI Pusat memutuskan
menjatuhkan sanksi administratif sebagai
berikut :

1. Sanksi Penghentian Sementara pada
Program Ganteng Ganteng Serigala mulai
tanggal 4 Oktober 2014 sampai dengan 6
Oktober 2014;

2. Tidak menyiarkan program dengan format
sejenis pada waktu siar yang sama sesuai
dengan Pasal 80 Ayat (2) SPS; dan

3. Pihak SCTV wajib memperbaiki
keseluruhan alur cerita program sinetron
Ganteng Ganteng Serigala yang sesuai dengan
tujuan, arah dan fungsi dari penyiaran sesuai
dengan Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4 SPS.
Demikian sanksi administratif penghentian
sementara ini agar dipatuhi. Terima kasih.



Teguran Tertulis Program "Janji Suci Raffi dan Nagita"
Trans TV


Diterbitkan pada Jum'at, 17 Oktober 2014 16:34
Ditulis oleh RG
Dilihat: 1847

Tgl Surat 17 Oktober 2014
No. Surat 2415/K/KPI/10/14
Status Teguran Tertulis
Stasiun TV Trans TV
Program Siaran Siaran "Janji Suci Raffi dan Nagita"
Deskripsi Pelanggaran


Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat
berdasarkan kewenangan menurut Undang-
Undang No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran
(UU Penyiaran), pengaduan masyarakat,
pemantauan dan hasil analisis telah
menemukan pelanggaran Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan
SPS) KPI tahun 2012 pada Program Siaran
Janji Suci Raffi dan Nagita yang ditayangkan
oleh stasiun Trans TV pada tanggal 16 dan 17
Oktober 2014.
Program tersebut menayangkan seluruh prosesi
pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina
selama 2 (dua) hari berturut-turut. KPI Pusat
menilai siaran tersebut telah dimanfaatkan
bukan untuk kepentingan publik. Program
tersebut disiarkan dalam durasi waktu siar yang
tidak wajar serta tidak memberikan manfaat
kepada publik sebagai pemilik utuh frekuensi.
Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai
pelanggaran atas perlindungan kepentingan
publik.
KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan
penayangan tersebut telah melanggar
Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran
Indonesia Tahun 2012 Pasal 11 ayat (1) serta
Standar Program Siaran Komisi Penyiaran
Indonesia Tahun 2012 Pasal 11 ayat (1).
Berdasarkan pelanggaran di atas, KPI Pusat
memutuskan menjatuhkan sanksi administrasi
Teguran Tertulis.
Saudari diminta untuk tidak menayangkan
kembali (Re Run) serta tidak mengulangi
kesalahan yang sama untuk program sejenis
atau program sejenis lainnya. Perlu diingat
bahwa frekuensi adalah milik publik yang harus
dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kemaslahatan masyarakat banyak.
Lembaga Penyiaran wajib menjadikan P3 dan
SPS KPI Tahun 2012 sebagai acuan utama
dalam penayangan sebuah program siaran.
Demikian agar sanksi administratif teguran
tertulis ini diperhatikan dan dipatuhi. Terima
kasih.



Teguran Tertulis Program "Sinema Siang: Julia vs Dewi"
RCTI


Diterbitkan pada Selasa, 23 September 2014 20:18
Ditulis oleh RG
Dilihat: 2938

Tgl Surat 23 September 2014
No. Surat 2213/K/KPI/09/14
Status Teguran Tertulis
Stasiun TV RCTI
Program Siaran Sinema Siang: Julia vs Dewi
Deskripsi Pelanggaran


Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat
berdasarkan tugas dan kewajiban yang diatur
dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran (UU Penyiaran), pengaduan
masyarakat, pemantauan dan hasil analisis
telah menemukan pelanggaran Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran
Indonesia Tahun 2012 pada Program Siaran
Sinema Siang: Julia vs Dewi yang
ditayangkan oleh stasiun RCTI pada tanggal 1
September 2014 pukul 11.58 WIB.
Program Siaran tersebut secara eksplisit
menayangkan adegan murid-murid perempuan
berseragam sekolah saling memukul dan
menendang. Jenis pelanggaran ini
dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap
perlindungan kepada anak-anak dan remaja,
larangan dan pembatasan adegan kekerasan
serta penggolongan program siaran.
KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan
penayangan tersebut telah melanggar
Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran
Indonesia Tahun 2012 Pasal 14, Pasal 17 dan
Pasal 21 ayat (1) serta Standar Program Siaran
Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal
15 ayat (1), Pasal 16 ayat (2) huruf b dan Pasal
37 ayat 4 huruf (a). Berdasarkan pelanggaran
di atas KPI Pusat memutuskan menjatuhkan
sanksi administratif Teguran Tertulis.
KPI Pusat meminta kepada Saudara agar
menjadikan P3 dan SPS KPI Tahun 2012
sebagai acuan utama dalam penayangan
sebuah program siaran. Demikian agar sanksi
administratif teguran tertulis ini diperhatikan dan
dipatuhi. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai