Anda di halaman 1dari 24

Perkembangan Nasyid

Barangkali, banyak yang menganggap Islam dan seni suara adalah dua hal yang sama sekali tidak
memiliki keterkaitan. Padahal, jika ditarik sejarahnya ke belakang, sesungguhnya upaya kreatif
menghadirkan ruh Islam pada dunia seni suara telah telah berlangsung lama, bahkan sejak masa
Rasulullah. Sebagai contoh, syair "thola'al badru 'alaina" (telah muncul rembulan di tengah kami) -- yang
kini kerap dinyanyikan tim kasidah dan majelis taklim -- adalah syair yang dinyanyikan kaum muslimin
saat menyambut kedatangan Rasulullah SAW. untuk pertama kali ke Madinah.


Perjalanan kreatif tersebut terus berlangsung hingga kini. Pada perkembangannya, seni yang kemudian
lebih dikenal dengan sebutan nasyid tersebut, baik warna musik maupun temanya terus mengalami
pergerakan, sesuai dengan situasi dan kondisi zaman yang juga terus berkembang.

Di Indonesia, fenomena perkembangan nasyid mulai telihat sejak era 1980-an. Bisa dikatakan, gaungnya
banyak dibantu oleh perkembangan nasyid di Negeri Jiran, Malaysia. Awalnya, para penggiat nasyid di
Negeri Jiran, Malaysia. Awalnya, para penggiat nasyid di tanah air lebih banyak membawakan nasyid
berbahasa Arab yang lahir dari Timur Tengah atau nasyid Malaysia. Berikutnya, mereka mulai
menciptakan lagu sendiri, yang sebagian besar tentunya berlirik Indonesia.

Jika diamati, tema-tema yang dihadirkan oleh nasyid tanah air itu sangat beragam. Tak hanya masalah
seperti jihad, misalnya, tetapi juga masalah-masalah lain, dari mulai masalah sosial, persoalan
pernikahan atau rumah tangga, dan banyak lagi. Yang pasti tak sedikit nasyid yang mencoba merespons
berbagai peristiwa aktual yang terjadi, baik di Indonesia maupun dunia (Islam) secara lebih umum.

Hasilnya, nasyid makin mengemuka. Kelompok baru pengusung nasyid terus bermunculan. Nama-nama
grup seperti Snada, Suara Persaudaraan, Izzatul Islam, As Syabab, Harmoni Voice, Sam Abdullah, Bijak,
Brothers, dan masih banyak lagi, cukup dikenal di kalangan penikmat nasyid. Belum lagi grup-grup yang
lebih bersifat lokal, seperti yang hadir di kalangan Remaja Masjid, Rohis sekolah (SMP/SMU), atau
kampus.

Kendati perkembangan nasyid di tanah air masih terbilang belia, terbukti mampu menunjukkan gairah
besar. Boleh jadi, sambutan antusias tersebut seiring dengan makin meningkatnya kesadaran sebagian
remaja di kalangan sebagian remaja dan pemuda. Semangat keberislaman di kalangan sebagian remaja
dan pemuda. Semangat keberislaman itulah yang didalam dunia seni antara lain diejawantahkan ke
dalam nasyid, baik itu yang hanya mengapresiasi maupun yang sekaligus berkreasi.

Kontribusi Bandung

Berbicara perkembangan nasyid di tanah air, kontribusi Bandung tak bisa di kesampingkan. Sejak dulu,
Bandung memang telah dikenal sebagai salah satu kiblat musik Indonesia. Sebagai contoh, pada era
tahun 1970-an majalah musik pertama di Indonesia, yakni Aktuil lahir di Kota Bandung. Ternyata,
kontribusi Bandung terhadap perkembangan musik nasyid pun sangat besar.

Grup nasyid yang lahir di Bandung terbilang sangat banyak, terutama sejak pertengahan tahun 1990-an.
Mereka tumbuh dan berkembang dalam berbagai acara pentas dan festival atau perlombaan. Tidak
sedikit diantaranya yang kemudian sukses mencetak album, meskipun lingkup pemasarannya masih
terbilang terbatas dan dikelola secara independen. Hal lain yang sangat membantu mereka adalah
kehadiran radio-radio yang memberikan ruang cukup bagi kehadiran nasyid. Bahkan, ada radio yang
mengkhusukan diri untuk musik nasyid, seperti MQ FM.

Seperti halnya nasyid di daerah lainnya di Indonesia, nasyid di Bandung juga secara umum banyak
dipengaruhi nasyid dari Timur Tengah dan Malaysia. Menurut Ass. Program Director Radio MQ FM,
Nugraha Al Afghani Nur Musthofa, jenis nasyid yang berasal dari Timur Tengah lebih bernafaskan
perjuangan. Tujuannya untuk meningkatkan semangat jihad di kalangan umat Islam. Sementara itu,
nasyid yang berasal dari Malaysia, umumnya lebih luas cakupannya. Nasyid menjadi sarana penyeru
kebaikan dengan pemaknaan yang lebih lapang.

Rupanya, kehadiran nasyid-nasyid dari luar negeri ikut memacu penggiat nasyid di Kota Bandung untuk
melahirkan karya-karya sendiri. Kelompok nasyid Harmoni merupakan salah satu pelopornya dengan
karya-karya mereka yang bergaya acapella. Sayangnya, kelompok ini sekarang sudah bubar. Kendati
demikian, tidak berarti nasyid di Bandung lantas tenggelam. Bahkan, nama-nama baru makin banyak
bermunculan, seperti Mupla, The Fikr, Hawari, dan banyak lagi.

Belakangan, perkembangan nasyid di Bandung tambah pesat saja. Hal itu tidak lepas dari keberadaan
media, khususnya radio-radio yang memberikan ruang yang lebar untuk kehadiran nasyid. Bahkan, sejak
1999, berdiri Radio Ummat Daarut-Tauhiid yang saat itu menjadi satu-satunya radio yang memilih nasyid
sebagai basic musik dari jenis aliran musik yang mereka suguhkan.

Pada perkembangan berikutnya, karena tuntutan kebutuhan teknologinya, Radio Ummat yang bergerak
di jalur AM pindah ke gelombang FM dengan nama yang berganti menjadi Radio MQ 102,65 FM.
Perpindahan ini menyebabkan jangkauan pendengar lebih mendukung perkembangan nasyid.

Seiring dengan perkembangan nasyid, disamping adanya penggarapan tema yang makin dalam dan luas,
balutan musik yang disajikan pun makin variatif. Jika pada awal perkembangannya nasyid lebih
cenderung pada komposisi sederhana dengan alat-alat perkusi saja, kini jauh lebih variatif. Jadi, jangan
heran jika sekarang ada nasyid yang berirama pop, rock atau bahkan R&B.

Salah satu contohnya adalah Nanda Nasyid. Kelompok nasyid yang terdir dari enam personel ini
mengusung aliran musik pop progressif dengan sedikit sentuhan R&B. Meski baru muncul pada April
2003, kelompok ini mendapat sambutan luar biasa dari pencintanya. Salah satunya terbukti dari
kemampuan mereka menjadi "jawara" tiga pekan berturut-turut di acara Top Ten Request MQ FM.

Dengan segala perkembangannya, nasyid telah membawa fenomena yang menarik. Keberadaanya di
Malaysia yang telah sejajar bahkan mengungguli musik pop merupakan sebuah pencapaian yang sangat
bagus, apalagi untuk musik yang membawa spirit khusus seperti nasyid. Di Indonesia, tampaknya,
perkembangan nasyid belum sepesat itu. Namun, adanya radio yang khusus memutar nasyid, album-
album nasyid makin banyak dipasarkan meski sebagian masih besar indie label, gaung nasyid yang tak
hanya terasa pada bulan Ramadhan, televisi yang tak segan-segan lagi memutar nasyid, adalah
beberapa fakta yang menunjukkan bahwa nasyid mengalami perkembangan yang cukup positif.

Lantas, bagaimana dengan nasib nasyid selanjutnya ? Tentunya hal ini sangat bergantung pada
kreativitas para seniman nasyid dan barangkali juga semangat religi dari para penikmat musik. (ahmad
furqon)
http://www.infodanevent.com/2009/09/perkembangan-nasyid.html


















Meredupnya Gema Nasyid
Republika/Edi Yusuf

Festival Nasyid dan Lomba Cipta Lagu Islam 2013
REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Nasyid merupakan salah satu kesenian Umat Islam dalam tarik suara. Seni
berupa lagu-lagu yang syairnya mengandung Pujian kepada Allah SWT, Kisah 25 Nabi, nasihat-nasihat,
dan perjuangan jihad.
Nasyid masuk ke Indonesia sekitar tahun 80-an. Pada awalnya, nasyid dikembangkan oleh aktivis-aktivis
kajian Islam di kampus. Saat itu, syair-syairnya masih asli dalam berbahasa Arab. Tetapi, ada
perkembangan nasyid dengan syair berbahasa Indonesia.
Alamsyah Agus, mantan personil Snada mengungkapkan, nasyid terbagi dalam 4 genre yaitu Harakah
(Nasyid Perjuangan), Pop, Senandung (kedaerahan), dan puji-pujian. Musisi-musisi nasyid ke-4 genre
tersebut hingga kini masih aktif. Seperti Izzatul Islam yang mewakili genre harakah.
Alamsyah Agus yang kini menjabat Ketua Asosia Nasyid Nusantara (ANN) ini, mengungkapkan, secara
produk nasyid hingga kini tetap ada. Contohnya, iHAQi Nasyid besutan Erick Yusuf yang baru saja
meluncurkan album pada Ramadhan ini. Tetapi, tidak ada media yang mengusung penampilan para
munsyid-pembawa nasyid.
"Sangat jarang sekali nasyid bisa muncul di sebuah media. Beberapa tahun lalu, kita masih punya
kesempatan untuk tampil di media" ungkap Agus saat ditemui RoL di Depok, Kamis (25/7).
Ia juga mengungkapkan, beberapa tahun lalu musik nasyid terbantukan dengan adanya ring back tone
(RBT). Hanya, dengan adanya peraturan pemerintah soal RBT, Nasyid pun harus tenggelam kembali.
Hingga kini, media sebagai wadah hanya mengandalkan online seperti youtube. Sedangkan penjualan
kaset dan CD tidak bisa diandalkan.
Tidak hanya karena media, perkembangan tim nasyid pun menjadi masalah. Saat 4 atau 5 tahun yang
lalu, pertumbuhan tim nasyid di kampus, sekolah ataupun di sebuah daerah masih tinggi.
"Lima tahun yang lalu, satu daerah kecil bisa memiliki 5 atau 6 tim nasyid. Bahkan, setiap sekolah pasti
punya sebuah tim nasyid" ungkap Agus.
Adapun, tim nasyid yang baru muncul ataupun yang masih ada, kualitasnya menurun. Kemampuan
mereka tidak seperti tim-tim nasyid yang meraih kejayaan pada era 90-an, bahkan untuk lima tahun lalu,
kemampuan mereka pun, nilai Agus, tidak sepadan.
Apresiasi masyarakat yang sedikit juga menjadi faktor redupnya industri seni ini. Masyarakat pecinta
nasyid tidak seperti 10 atau 5 tahun yang lalu. "Mereka banyak yang teralihkan ke jenis-jenis musik lain,
seperti pop, Korea" ungkap Agus.
Laki-laki yang sejak 6 tahun lalu keluar dari grup nasyid Snada ini menjelaskan, seharusnya, tim nasyid
meraih kejayaan kembali pada era ini. Menurutnya, hal tersebut merujuk pada pola yang terjadi pada
sepuluh tahun belakangan.
Pada tahun 2000, nasyid meningkat, kemudian menurun pada tahun 2005. Sayangnya, hingga sekarang
tak juga muncul tim dengan kualitas selevel tim nasyid dahulu, meski banyak tim nasyid yang baru
terbentuk.
Ia juga menjelaskan, masyarakat masih menganggap nasyid sebagai musik yang eksklusif. Musik yang
berkiblat ke timur tengah. Musik yang hanya bisa didengarkan di Ramadhan. Hal ini yang mengakibatkan
pecinta nasyid tidak bisa leluasa mendengarkan nasyid.
Agus pun mengaku, berupaya untuk memunculkan kembali seni musik ini. Salah satunya adalah
berkoordinasi untuk distribusi produknya sehingga penyebarannya luas. ANN juga menerima para musisi
berkonsultasi mengenai hal yang berkaitan dengan manajemen, penampilan dan kemampuan
bermusik.
Secara eksternal, ANN juga bertugas untuk berhubungan dengan "Label Record". Bagian ini juga yang
menjadi kesulitan tersendiri. Pasalnya, sekarang kebanyak dari "Label Record" tidak bisa menerima
musik nasyid.
"Label Record menganggap zaman untuk musik nasyid sudah selesai. Meskipun, kita sudah coba tetapi
levelnya masih di lokal tetapi untuk nasional sangat sulit. Hal ini disebabkan dukungan lembaga
pemerintah dan sponsor yang sulit didapatkan" ungkap Agus, Kamis (25/7).
Agus juga mengungkapkan, kesempatan musik nasyid yang mulai menghilang juga disebabkan oleh
musik-musik pop yang berganti baju di bulan Ramadhan. Musik pop berganti baju menjadi musik religi
yang hanya ada di bulan Ramadhan.
Dia berpendapat, masyarakat Indonesia masih "import-minded". Artinya, masyarakat Indonesia masih
menganggap yang datang dari luar negeri itu lebih baik dari pada dalam negeri. Contohnya Raihan dan
Maher Zain. Hingga sekarang kedua musisi tersebut masih disukai masyarakat Indonesia.
Masalah para musisi nasyid ini adalah dukungan yang kurang besar serta dukungannya yang kurang
ditampakkan. "Nasyid berada di posisi yang dibilang dilematis tetapi masih tetap berjuang" ungkap
Agus.
http://www.republika.co.id/berita/ramadhan/ibrah/13/07/27/mql3pq-meredupnya-gema-nasyid




















Sejarah Nasyid Dan Perkembangannya
Selamat pagi semua, kembali lagi di Seputar Pengetahuan, Kali ini adnin mau ngasih info menarik
mengenai Nasyid. Nasyid merupakan kependekan dari Nada Syiar Dan Dakwah, dan tujuan utamanya
adalah untuk berdakwah dengan cara melntunkan solawat dengan cara terbaru. Langsung saja lihat
atikel di bawah ini

Definisi Nasyid

Nasyid adalah salah satu seni Islam dalam bidang seni suara.Biasanya merupakan nyanyian yang
bercorak Islam dan mengandungi kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan yang sejenisnya.
Biasanya nasyid dinyanyikan secara acappela dengan hanya diiringi gendang. Metode ini muncul karena
banyak ulama Islam yang melarang penggunaan alat musik kecuali alat musik perkusi.




Sejarah Nasyid

Nasyid dipercaya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad.Syair thola'al badru 'alaina (yang artinya
telah muncul rembulan di tengah kami)yang kini kerap dinyanyikan oleh tim qosidah dan majelis ta'lim,
adalah syair yang dinyanyikan kaum muslimin saat menyambut kedatangan Rasulullah SAW ketika
pertama kali hijrah ke Madinah. Nasyid kemudian berkembang seiring dengan situasi dan kondisi saat
itu. Misalnya nasyid di Timur Tengah yang banyak mengumandangkan pesan jihad maupun perlawanan
terhadap imperialisme Israel lebih banyak dipengaruhi oleh situasi politik yang ada saat itu


Nasyid di Indonesia

Nasyid mulai masuk ke Indonesia sekitar era tahun 80-an. Perkembangannya pada awalnya dipelopori
oleh aktivis-aktivis kajian Islam yang mulai tumbuh di kampus-kampus pada masa itu. Pada awalnya
yang dinyanyikan adalah syair-syair asli berbahasa Arab. Namun akhirnya berkembang dengan adanya
nasyid berbahasa Indonesia dan dengan tema yang semakin luas (tidak hanya tema syahid dan jihad).
Biasanya nasyid dinyanyikan dalam pernikahan, maupun perayaan hari besar umat Islam.


Kelompok Nasyid Di Indonesia :
Snada
Opick
Hadad Alwi
Sulis
Izzatul Islam
Qatrunnada
Fatih
Gradasi
AL Veoli
Ed Coustic
Shafix
Shoutul Harokah
Arruhul Jadid
Justice Voice
Suara Persaudaraan
Sobaya
Syifa'
Cermin
Harum
Serumpun
Shoutul Khilafah
Embun
Dll


Kelompok nasyid dari luar negeri :
Sami yusuf
Native Deen dari Amerika Serikat
Zain Bhikha dari Afrika Selatan
Dawud Wharnsby Ali dari Kanada
Soldier of Allah dari Amerika Serikat
Raihan (kelompok nasyid ini berasal dari Malaysia namun cukup di kenal di Indonesia)
Rabbani dari Malaysia
Brothers dari Malaysia
Al-Afasy dari Kuwait
Dll
Nasyid Dan Perkembangannya

Perkembangan Nasyid saat ini mengalami peningkatan yang pesat, terlebih di Indonesia nasyid menjadi
suatu yang nge-trand dalam bahasa gaul, hampir di setiap sekolah yang memiliki organisasi Rohis atau
Rohani Islam ada Team Nasyid nya masing-masing, terutama di kalangan pelajar SMU.

Perkembangan Nasyid saat ini mengalami peningkatan yang pesat, terlebih di Indonesia nasyid menjadi
suatu yang nge-trand dalam bahasa gaul, hampir di setiap sekolah yang memiliki organisasi Rohis atau
Rohani Islam ada Team Nasyid nya masing-masing, terutama di kalangan pelajar SMU.
http://cirebonku-jaya.blogspot.com/2013/04/sejarah-nasyid-dan-perkembangannya.html




1. Pengertian Nasyid
Nasyid adalah salah satu seni Islam dalam bidang seni suara.Biasanya merupakan nyanyian yang
bercorak Islam dan mengandungi kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan yang sejenisnya.
Biasanya nasyid dinyanyikan secara acappela dengan hanya diiringi gendang. Metode ini muncul karena
banyak ulama Islam yang melarang penggunaan alat musik kecuali alat musik perkusi.
2. Sejarah Nasyid
Nasyid berasal dari bahasa Arab, ansyada-yunsyidu, artinya bersenandung. Definisi nasyid sebagai
format kesenian adalah senandung yang berisi syair-syair keagamaan. Kata ini mengalami penyempitan
makna dari senandung secara umum, menjadi senandung yang bernafaskan Islam. Nasyid dipercaya
sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad. Syair thola'al badru 'alaina (yang artinya telah muncul
rembulan di tengah kami) yang kini kerap dinyanyikan oleh tim qosidah dan majelis ta'lim, adalah syair
yang dinyanyikan kaum muslimin saat menyambut kedatangan Rasulullah SAW ketika pertama kali
hijrah ke Madinah. Nasyid kemudian berkembang seiring dengan situasi dan kondisi saat itu. Misalnya
nasyid di Timur Tengah yang banyak mengumandangkan pesan jihad maupun perlawanan terhadap
imperialisme Israel lebih banyak dipengaruhi oleh situasi politik yang ada saat itu.
3. Sejarah Nasyid di Indonesia
Nasyid mulai masuk ke Indonesia sekitar era tahun 80-an. Perkembangannya pada awalnya dipelopori
oleh aktivis-aktivis kajian Islam yang mulai tumbuh di kampus-kampus pada masa itu. Pada awalnya
yang dinyanyikan adalah syair-syair asli berbahasa Arab. Namun akhirnya berkembang dengan adanya
nasyid berbahasa Indonesia dan dengan tema yang semakin luas (tidak hanya tema syahid dan jihad).
Biasanya nasyid dinyanyikan dalam pernikahan, maupun perayaan hari besar umat Islam.
4. Pengenalan Alat Musik Nasyid
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Nasyid
Nasyid - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nasyid adalah salah satu seni Islam dalam bidang seni suara.Biasanya merupakan nyanyian yang
bercorak Islam dan mengandungi kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan yang sejenisnya.
Biasanya nasyid dinyanyikan secara acappela dengan hanya diiringi gendang. Metode ini muncul karena
banya...
id.wikipedia.org
https://id-id.facebook.com/KomunitasNasyidLovers/posts/512441648785879





Pengertian Nasyid
Nasyid
Nasyid adalah salah satu seni Islam
dalam bidang seni suara.Biasanya
merupakan nyanyian yang bercorak Islam
dan mengandungi kata-kata nasihat,
kisah para nabi , memuji Allah, dan yang
sejenisnya. Biasanya nasyid dinyanyikan
secara acappela dengan hanya diiringi
gendang. Metode ini muncul karena
banyak ulama Islam yang melarang
penggunaan alat musik kecuali alat musik
perkusi.

pengertian Nasyid
Nasyid atau anasyid (jamak) artinya bacaan atau lantunan. Ansyadahu asy syira artinya dia membacakan
syairnya kepada seseorang. Munsyid artinya orang yang membacakan syairnya kepada seseorang.
Munsyid artinya orang yang membacakan dan melantunkan syairnya. Pembacaan syair merupakan
aktivitas yang telah lama sekali dilakukan manusia. Sebelum Rasulullah SAW di utus bangsa Arab telah
hidup dengan tradisi syair. Syair digunakan sebagai ungkapan kondisi jiwa dan keinginan-keinginan
manusia. Bahkan pemujaan terhadap sesorang biasanya diungkap dalam syair. Dalam masyarakat
Quraisy terdapat tukang-tukang syair yang mencari kehidupan dengan membuat ungkapan pemujaan
kepada para pembesar mereka.

Al Qur-an menggambarkan aktivitas para penyair yang mengobral kata-kata dari lembah ke lembah.
Mereka suka mengatakan apa - apa yang tidak mereka kerjakan. Al Qur'an mengecualikan para penyair
yang mau menerima Islam dan mengerjakan amal saleh dalam hidupnya ( lihat surat Asy-Syuara ayat
224 - 226 ).

Dalam kehidupan kaum muslimin tradisi syair tidak lenyap. Rasulullah SAW tidak melarang kaum
muslimin bersyair. Bahkan beliau membenarkan adanya satu dua ungkapan penyair jahiliyah yang masih
bisa dibenarkan oleh nilai-nilai Islam. Rasulullah sendiri mengangkat seorang sahabat ahli syair bernama
HASAN bin TSABIT sebagai penyemangat dalam pertempuran. IBN HISYAM dalam tarikhnya mengutip
beberapa syair yang digubah Hasan bin Tsabit dalam berbagai medan pertempuran.

Antara Syair dan Ghina

Al-Ghina

Al-Ghina artinya nyanyian. Taghanna asy syi ra artinya menyanyikan syair. Dalam Al-Ghina terdapat
upaya untuk memperindah suara dengan memendekkan atau memanjangkan, merendahkan dan
meninggikan ucapan. Keahlian ini kemudian berkembang menjadi sebuah kajian tersendiri yang
menyangkut ilmu tentang nada. Ada suara yang berukuran satu nada, setengah nada, seperempat nada,
dan seterusnya. Ketika diperdengarkan ukuran-ukuran ini berbeda-beda dari kombinasi yang sederhana
sampai yang rumit-rumit. Semua itu dilakukan untuk mencapai harmoni yang diinginkan. Menurut IBN
KHALDUN dalam dalam Muqaddimahnya : Begitu senandung telah diaplikasikan pada syair, jadilah ia
sebuah nyanyian.

Tradisi nyanyian telah hidup dikalangan bangsa Arab sebagai sebuah ungkapan kejiwaan masyarakat
Badawi yang penuh kesederhanaan. Kadangkala mereka menyelipkan suara rebana dan seruling sebagai
pelengkap bagi suara-suara yang keluar dari mulut-mulut mereka. Sebaliknya pada kerajaan - kerajaan
non arab sebelum Islam nyanyian nyanyian telah berkembang dengan pesat. Mereka telah melengkapi
nyanyian dengan berbagai alat bunyi-bunyian (musik), pakaian, dan tari - tarian. Nyanyian dan tarian
menjadi tradisi hiburan para raja-raja maupun dalam penyambutan tamu-tamu negara. Ketika Islam dan
kaum muslimin berkembang menguasai berbagai wilayah bangsa-bangsa, kehidupan asli mereka tetap
dipertahankan. Sampai beberapa derajat mereka tetap menjauh dari musik-musik yang berkembang di
wilayah Romawi atau Persia. Orang-orang Islam dengan keras menolak untuk berhubungan dengan
semua aktivitas-aktivitas kosong untuk bersenang-senang belaka dan hal-hal yang tak ada manfaatnya
dalam agama dan penghidupan. Menurut mereka hal yang menyenangkan adalah mengulang-ulang
bacaan Al Qur'an dan melantunkan syair-syair yang telah menjadi cara hidup dan kebiasaan mereka.

Perubahan yang drastis terjadi pada masa Bani Umayyah. Ketika kemewahan telah begitu melimpah dan
tradisi lama mulai terkikis, berdatanganlah penyanyi-penyanyi dari Romawi dan bekas wilayah Persia.
Profesi menyanyi mencapai puncaknya pada masa Bani Abbasiyah ditangan Ibrahim Al Mahdi, Ibrahim
Al Maushili serta putranya Ishaq dan putranya Hammad. Pada era ini nyanyian telah berkembang
dengan diiringi tarian yang melibatkan wanita dan pria.

Profesi menyanyi adalah profesi paling akhir yang dicapai di dalam peradaban, karena profesi ini
merupakan perkembangan terakhir kemewahan sehubungan dengan tidak adanya tuga selain
membuang waktu senggang dan bersenang-senang. Profesi ini juga merupakan hal pertama yang hilang
lenyap dari peradaban pada waktu kehancuran dan kemundurannya, demikian IBN KHALDUN dalam
muqaddimahnya.

Hukum Menyanyi

Para ulama telah membahas pandangan syar'i tentang nyanyian. Sebagian dari mereka cenderung
mengharamkannya secara umum kecuali pada beberapa tempat seperti Hari Raya dan Walimah
pernikahan. Salah satu dalil yang dikemukakannya adalah Firman Allah SWT : "Diantara manusia ada
yang membeli omongan yang dapat melalaikan (Lahwal hadits) untuk menyesatkan (orang) dari jalan
Allah tanpa disadari, dan dijadikannya sebagai permainan. Mereka itu kelak mendapat siksaan yang
hina". (QS. Lukman : 6 ) " Imam Suyuthi dalam kitab Asbabun Nuzul-nya meriwatkan beberapa hadits
yang terkait dengan ayat tersebut. Konon ayat ini turun berkenaan dengan An Nadlr bin Al Harts yang
membeli seorang (budak) penyanyi. Ia kemudian diperintahkan untuk mendendangkan suaranya kepada
orang-orang agar mengalihkan perhatian dari Dakwah yang tengah dilancarkan Nabi Muhammad SAW.
Dalam kitab tafsirnya Imam Thabary meriwatkan beberapa pendapat terkait dengan makna lahwal
hadits. Sebagian pendapat, termasuk dua penafsir besar yakni Ibn Abbas dan Ibn Mas'ud, mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan kalimat itu adalah Al ghinaa wal istima u lahu (memperdengarkan
nyanyian). Selain dua sahabat tersebut beberapa tabi'in juga berpendapat sama. Sebagian lagi
berpendapat maknanya adalah asy syirik sebagaimana adl Dlahak dan Ibn Zayd.

Ath Thabary sendiri menyatakan : ( Lahwal hadits adalah : ) perkataan apasaja yang menyebabkan
kelalaian dari jalan Allah, yang mencegah orang dari mendengar perintah Allah dan Rasulnya. Sebab
perkataan Alloh tersebut bersifat umum dan tidak mengkhususkan sesuatu dari lainnya. Kemudian
datang pengkhususannya seperti Alghina, As syirk.

Ibn Hazm berkata : Ayat tersebut menyebutkan suatu sifat yang barangsiapa mengerjakannya bisa
menjadi kafir tanpa disperselisihkan lagi, yaitu apabila dia menjadikan agama Allah sebagai permainan.
Oleh karena itu jika ia membeli sebuah Al Qur'an untuk dijadikan ayat guna menyesatkan orang banyak
dan dijadikannya sebagai permainan, maka jelas ia adalah kafir. Inilah yang dicela Allah SWT. Sama sekali
Allah tidak mencela orang-orang yang membeli lahwal hadits itu sendiri dan menggembirakan hati,
bukan untuk menyesatkan orang dari jalan Allah.

Hiburan Pada Masa Nabi

Apakah hiburan (Lahwun) diharamkan dalam kehidupan ummat Islam ? Sejarah membuktikan bahwa
Rasullullah SAW tidak melarang ummatnya untuk sesekali menghibur dirinya. Lebih-lebih kadangkala
ditemukan bahwa hiburan itu merupakan salah satu karakter suatu kelompok masyarakat. Dari Aisyah
RA bahwa ketika dia mengantar perempuan ke tempat laki-laki Anshar, maka Nabi bertanya : Hai Aisyah
! Apakah mereka ini disertai dengan suatu hiburan (Lahwan) ? Sesungguhnya orang-orang Anshar itu
suka terhadap hiburan itu. (HR Bukhary).

Diantara hiburan yang pernah diperagakan dihadapan Nabi Muhammad SAW sendiri adalah Al Ghinaa
(nyanyian) disertai dengan musik gendang. Dalam riwayat Bukhory dan Muslim, Aisyah menceritakan
suatu hari Abu Bakar Ash Shiddiq RA (Ayahnya) pernah masuk kerumahnya. Saat itu disampaing Aisyah
ada dua orang gadis yang sedang menabuh gendang (tadribani). Nabi Muhammad SAW menutup wajah
dengan pakaiannya. Melihat pemandangan tersebut Abubakar mengusir dua gadis itu. Lantas Nabi
Muhammad SAW membuka wajahnya dan berkata kepada Abubakar : Biarkanlah mereka wahai
Abubakar, sebab hari ini adalah hari raya.

Imam Al Ghazali menyatakan dalam Kimyatus Sa adah bahwa mendengarkan musik hanyalah sebagai
hiburan belaka, hukumnya mubah. Karena sekedar kenyataan bahwa musik itu menyenangkan tidak
lantas membuatnya haram, sebagaimana mendengarkan seekor burung berbunyi atau melihat rumput
hijau dan air mengalir tidak diharamkan. Watak tak berdosa dari musik sebagai hiburan juga dibenarkan
oleh hadits - hadits sohih yang datang dari Aisyah RA. Tentu saja hal itu terlepas dari kasus-kasus yang
melibatkan musik dan tarian yang membangunkan nafsu-nafsu syetan yang telah tidur didalam hati.

Ghuluw dan Talbis

Islam melarang ummatnya untuk bersikap berlebih-lebihan (Ghuluw) dalam sesuatu perbuatan yang
dihalalkan atau bahkan diwajibkan oleh syariat. Waktu dan kesempatan manusia terbatas, sehingga jika
ia melebih-lebihkan satu pekerjaan saja pasti ia akan meninggalkan pekerjaan lainnya. Padahal
kewajiban yang harus dipenuhi oleh manusia baik sebagai diri, keluarga, anggota masyarakat maupun
hamba Alloh SWT tidklah sedikit. Dan kesemuanya harus dipenuhi.

Allah menghendaki keringanan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (QS. Albaqarah :
185) Rasulullah SAW bersabda : Celakalah orang yang berlebih-lebihan dalam agama. (Muslim) dalam
sabda beliau SAW pula : "Sesungguhnya agama ini mudah dan tiada seorang yang mencoba untuk
memberat-beratkan dalam agama, melainkan dapat dipastikan ia akan kalah. Oleh karena itu
bersedang-sedanglah kamu dan berdekat-dekatlah, buka harapan dan minta pertolongan pada waktu
pagi dan petang dan sedikit waktu malam". (Bukhary). Oleh karena itulah para ulama menekankan
pentingnya mengukur kada hiburan yang masih diperkenankan boleh dinikmati oleh seorang muslim.
Jika dalam shalat atau shaum saja Rasulullah SAW melarang untuk berlebihan, apa lagi dalam
mendengarkan nasyid, nyanyian atau musik. Beliau sendiri mengisyaratkan waktu-waktu yang layak
untuk itu seperti pada hari raya atau walimah suatu pernikahan. Selain nyanyian diantara penafsir Al
Qur-an ada yang mengartikan lahwul hadits yang dapat menyesatkan kehidupan manusia dengan apa
saja yang dapat melalaikan melingkupi hikayat, dongeng, lawakan, omongan ngalor ngidul (fudhul
kalam). Talbis (pencampuradukkan) antara haq dan batil sangat terlarang dalam Islam. Suatu kebaikan
yang didalamnya mengandung keburukan adalah suatu hal tercela.

Janganlah kamu mencampuradukan antara yang Haq dan Bathil dan kamu sembunyikan yang Haq
padahal kamu mengetahui. (QS. Albaqarah : 42) Nyanyian dan musik mungkin menjadi sebuah atraksi
yang mendatangkan kemanfaatan bila dikaitkan dengan upaya menggembirakan para undangan yang
datang dalam walimah pernikahan. Bahkan Rasulullah SAW menganjurkan hal tersebut kepada Aisyah
tatkala mereka berada di kota Madinah.
Namun bila dalam nyanyian, musik atau tarian itu dicampur dengan hal-hal yang haram, seperti ocehan-
ocehan kotor, mabuk-mabukkan, atau pergaulan bebas antara wanita dan pria maka haramlah atraksi
tersebut. Sejarah membuktikan, bahkan dapat dilihat pada era sekarang ini, trend seperti ini dapat
terjadi. Pembatasan dan kesederhanaan dalam nyanyian, musik dan tari yang diperagakan dalam masa
Rasulullah SAW kemudian berubah total. Diantara para pemimpin negara pada masa dinasti-dinasti
Umayyah dan Abasiyah ada yang menjadikannya sebagai sebuah pameran kemewahan, kekuasaan dan
kesewenang-wenangan. Tentu saja hal itu tersosialisasikan ke lapisan rakyatnya.

Rasulullah SAW bersabda : "Sungguh akan ada beberapa orang dari ummatku yang minum arak, mereka
menamakan dengan nama lain. Kepala mereka itu biasa dilalaikan dengan bunyi-bunyian dan nyanyian.
Maka Allah akan tenggelamkan mereka itu kedalam bumi dan akan menjadikan mereka kera dan babi". (
Riwayat Ibnu Majah )


Nasyid adalah salah satu seni Islam dalam bidang seni suara.Biasanya merupakan nyanyian yang
bercorak Islam dan mengandungi kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan yang sejenisnya.
Biasanya nasyid dinyanyikan secara acappela dengan hanya diiringi gendang. Metode ini muncul karena
banyak ulama Islam yang melarang penggunaan alat musik kecuali alat musik perkusi.
Sejarah Nasyid
Nasyid dipercaya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad.Syair tholaal badru alaina (yang artinya
telah muncul rembulan di tengah kami)yang kini kerap dinyanyikan oleh tim qosidah dan majelis talim,
adalah syair yang dinyanyikan kaum muslimin saat menyambut kedatangan Rasulullah SAW ketika
pertama kali hijrah ke Madinah. Nasyid kemudian berkembang seiring dengan situasi dan kondisi saat
itu. Misalnya nasyid di Timur Tengah yang banyak mengumandangkan pesan jihad maupun perlawanan
terhadap imperialisme Israel lebih banyak dipengaruhi oleh situasi politik yang ada saat itu.

http://dahliaafinah.blogspot.com/2013/05/pengertian-nasyid.html












NASYID (Arti & Sejarah)
Nasyid (Arab: ) merupakan nyanyian yang biasanya bercorak keagamaan Islam dan mengandung
kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah dsb. Nasheed (Arabic: kata akar/tunggal , kata
jamak ; juga disebut Nasyid di Indonesia & Malaysia. Pada awalnya, Nasyid dinyanyikan secara a
cappella, yaitu nyanyian tanpa menggunakan alat musik. Hal ini dikarenakan ada paham yang
menyatakan bahwa menggunakan alat musik dalam hal bernasyid adalah bid'ah. Namun pada
perkembangannya sekarang ini para munsyid (pelaku nasyid) menggunakan alat musik sebagai pengiring
& menganggap hal tersebut sebagai penambah warna musik / genre sehingga musik nasyid dapat
diterima oleh semua kalangan.

Istilah nasyid menurut masyarakat Indonesia, adalah ganti dari kata qasidah sebagaimana yang
dimaklumi di daerah Sumatera dan Kalimantan. Bahkan di daerah-daerah lain ada yang menyebutnya
sebagai Tagoni, Samrahan dan sebagainya. Namun jika ditinjau dari bahasa Arab nasyid berasal dari kata
nasyada yang bermaksud membangkitkan, memberikan semangat, meneriakkan dan lain-lain.

Sesungguhnya istilah Nasyid telah muncul dalam kebudayaan Arab Islam sejak abad 3H/9M dan terus
berkembang dari masa ke semasa.

Sejarah Perkembangan Nasyid di Indonesia
Kedatangan Agama Islam ke Nusantara membawa bersama Seni dan Kebudayaan Arab yang menarik
hati masyarakat Islam khususnya pada keindahan lagu-lagu Arab yang didengar dan diterima melalui
bacaan Al-Quran dan alunan lagu Qasidah Tawasyih, Ibtihal dan nasyid serta selawat dari nuzum syair
marhaban dalam memuji dan mengucapkan selawat kepada Nabi Muhammad s.a.w.

Lagu Arab tersebut dibawa secara langsung oleh pendakwah Arab yang datang ke Nusantara untuk
mengembangkan Islam . Masyarakat Islam di Tanah Melayu telah menjadikan nasyid Tawasyih, Qasidah
Majrur dan bacaan Rawi berzanji dan Marhaban sebagai satu kesenian dalam setiap Majlis Perkahwinan,
Majlis Khatam al-Quran, Majlis Berkhatan , Majlis Menyambut Kelahiran Bayi dan Majlis Menyambut
Maulidur Rasul S.A.W.

Di Indonesia Qasidah Rebana telah mula berkembang di sekitar Pulau Jawa khususnya di Jakarta dan
sekitarnya selepas tumbangnnya Parti Komunis Indonesia sekitar tahun 1966/1967, dikatakan hampir
seluruh lingkungan wilayah dan kampung mempunyai kumpulan Qasidah Rebana. Pada kebiasaanya
Qasidah Rebana hanya diiringi dengan alat rebana dan tamborin.

Pada awal tahun 1970-an Qasidah Gambus mula berkembang seiring dengan Qasidah Rebana. Qasidah
Gambus diiringi dengan alat muzik yang biasanya terdiri dari Gambus, Biola, Seruling, Gendang, Tabla
dan sebagainya dan biasanya mereka membawakan lagu-lagu dakwah atau lagu yang bertemakan
keagamaan, dengan melodi dan irama ala Timur Tengah. Pada masa yang sama juga wujud Orkes
Gambus yang biasanya membawakan lagu-lagu asli Timur Tengah. [10]

Diantara Orkes Gambus yang amat terkenal pada awal tahun 70- an ialah Orkes Gambus El-Surayya di
bawah pimpinan Almarhum Prof Ahmad Baqi yang terus mengembangkan sayap seni nasyid di sekitar
Indonesia. Allahyarham Prof Ahmad Baqi yang dilahirkan pada tahun 1920 adalah tokoh terkenal yang
membangunkan seni nasyid bukan sahaja di Indonesia tetapi di Malaysia, Singapura dan Brunei
Darussalam.

Orkes Gambus El-Suraya yang amat terkenal dengan lagu Selimut Putih yang telah dinyayikan oleh Ibu
Atikah Rahman [12] terus mendapat tempat hingga ke hari ini kerana liriknya yang amat menyentuh hati
dan mampu menitiskan airmata bagi yang mengamatinya.

Sekitar tahun 70-an juga wujudnya kumpulan Qasidah Pop, namun ia hanya diminati oleh golongan elit.
Sementara pada pertengahan tahun 80-an perkembangan Qasidah Indonesia turut menyaksikan
Qasidah Dangdut yang telah diperkenalkan oleh kumpulan Nasidaria dari Samarang dan pada tahun
1990 Qasidah Rebana Plus turut menyajikan lagu-lagu nasyid dengan diiringi alat muzik seperti gitar,
piano dan sebagainya disamping wujud juga Qasidah Salawatan iaitu lagu yang berintikan selawat yang
diiringi dengan instrumen muzik yang lembut seperti nasyid yang dipopularkan oleh Hadad Alawi dan
Sulis.

Muzik dan Irama nasyid terus berkembang di Indonesia dengan wujudnya Festivel Nasyid Indonesia
(FNI), Festivel Nasyid Nusantara (FNN) dan gerakkan kebangkitan nasyid Indonesia yang digiatkan oleh
Fatahillah Manajemen Indonesia(FMI)


Nasyid Sebagai Media Dakwah
Kecenderungan masyarakat pada hari ini yang gemarkan kepada hiburan perlu dipandu dengan
pengisian yang betul dan tepat dalam mengharungi arus hedonism yang terus berleluasa.

Meneliti perkara ini, nasyid dilihat amat signifikan berperanan sebagai hiburan alternatif yang juga boleh
mengajak manusia kepada kebaikan. Prof Dr Ismail al-Faruqi mengatakan, tidak ramai umat Islam yang
menyedari akan betapa pentingnya seni suara dan muzik sebagai suatu bentuk seni yang
mengungkapkan pandangan alam (world view) Islam dan tentang kemesraan yang terdapat diantara
seni tampak dan seni dengar (visual and aural arts) di dalam kebudayaan Islam. Begitu juga tidak ramai
yang sedar tentang pentingnya seni dengar digunakan untuk tujuan-tujuan sosial dan dakwah.

Sehubungan dengan itu nasyid yang merupakan salah satu cabang ilmu handasat al-Aswat (seni suara)
dan seni dengar yang telah berkembang dengan pesatnya di Nusantara telah menjadi medium dakwah
khususnya dalam penghasilan lirik lagu yang mengandungi nilai dalam mendidik masyarakat agar
memperteguhkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, ketaatan kepada Rasulullah S.A.W,
menginsafi kebesaran Allah, mengajak manusia menjadikan Sunnah sebagai panduan dan meletakkan
kebenaran sebagai pedoman serta kebaikan dan keindahan wasilah dalam mencapai matlamat
keredhaan Allah S.W.T.

Nasyid juga telah menjadi medium melestarikan dakwah secara berhikmah, ini selaras dengan maksud
Firman Allah dalam Surah an-Nahl ayat 135:
Serulah kepada jalan Tuhan-Mu dengan penuh hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah dengan
cara yang baik.

Hikmah boleh ditafsirkan dengan kata-kata yang lembut, tidak dilakukan secara paksaan dan tidak
terkecuali daripada menggunakan kata-kata berseni dan lagu yang meruntun jiwa, yang boleh
memberikan kesan mendalam kepada jiwa manusia. Malahan, bantahan dan kritikan sekalipun boleh
disampaikan dalam bentuk seni, ini amat sinonim dengan kehidupan masyarakat Melayu yang turut
menghasilkan syair dan pantun bagi tujuan kritikan tajam.

Nasyid juga turut mengajak manusia untuk berzikir kepada Allah S.W.T di mana unsur-unsur zikir dan
doa turut menghiasi seni nasyid, disamping dijadikan sebagai kaedah yang boleh membantu
memudahkan hafalan Asmaul Husna, nama-nama nabi, sifat-sifat Allah dan Rasul-Nya, dan nama-nama
surah yang terdapat dalam Al-Quran. Seni ini juga telah dijadikan sebagai alat bantu dalam proses
pengajaran dan pembelajaran.

Nasyid dan Marhaban, telah menjadi aktiviti alternatif sebahagian remaja Islam masa kini, khususnya
dalam mengimarahkan masjid dan surau serta mengisi pelbagai aktiviti hidup dengan perkara yang
bermanfaat. Ini dapatkan mengelakkan remaja dari terjebak ke dalam aktiviti gejala sosial yang kian
berleluasa.

Nasyid juga telah menjadi medium penyebaran dakwah dalam dunia penyiaran, di mana lagu nasyid
telah menjadi salah satu bentuk seni hiburan yang disiarkan di kaca televisyen dan radio, Rancangan
Nasyid Minggu (NMI) ini yang diterbitkan oleh Bahagian Media Elektronik dan Penyiaran JAKIM sejak
Mac 2004 menjadi satu pendekatan kepada muda-mudi untuk memilih hiburan yang lebih baik dan
bermanfaat. Selain daripada hiburan, rancangan ini juga banyak memaparkan petikan ayat-ayat al-
Quran dan Hadith sesuai dengan tema siaran. [16]

Perjalanan seni nasyid nusantara tidak terlepas dari tuntutan dan tanggungjawab berdakwah pada jalan
Allah adalah menjadi tanggungjawab ahli seni untuk terus mengajak manusia kepada kebaikan dengan
tidak melupakan etika dan akhlak Islam yang perlu menjadi pakaian diri sepanjang masa agar nasyid
mampu menjadi agen yang mengajak manusia kepada amar maruf dan nahi mungkar.
http://farathan.blogspot.com/2012/11/nasyid-arti-sejarah.html



























Sejarah Unik Awal Lagu Nasyid
Sejarah nasyid :
Nasyid dipercaya sudah ada sejak jaman Nabi Muhammad.Syair thola'al badru 'alaina (yang artinya
telah muncul rembulan di tengah kami) yang kini kerap dinyanyikan oleh tim qosidah dan majelis ta'lim,
adalah syair yang dinyanyikan kaum muslimin saat menyambut kedatangan Rasulullah SAW ketika
pertama kali hijrah ke Madinah.
Nasyid kemudian berkembang seiring dengan situasi dan kondisi saat itu. Misalnya nasyid di Timur
Tengah yang banyak mengumandangkan pesan jihad maupun perlawanan terhadap imperialisme Israel
lebih banyak dipengaruhi oleh situasi politik yang ada saat itu.
Pengertian nasyid :
Nasyid (Arab: ) merupakan senandung yang biasanya bercorak Islam dan mengandungi kata-
kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan yang berkaitan dengan dengan islam lainnya.
Biasanya nasyid dinyanyikan secara acappela Atau dengan diiringi gendang. Metode ini muncul
karena banyak ulama Islam yang melarang penggunaan alat musik kecuali alat musik perkusi.

(D'sultan Palembang)
Pesan Penulis :
Yah.. begitulah sejarah singkat tenteng nasyid. tapi jangan salah lho..
sekarang paran MUNSYID (Penyanyi Nasyid) sudah memadukan kemajuan Zaman dengan lagu lagu
nasyid dan menjadi inovasi tersendiri bagi musik Nasyid.
Lagu Nasyid pun bukan hanya Accapella dan perkusi..
tetapi sekarang Nasyid sudah ada BeatBoxnya Lho.. Bukan hanya BeatBox, Harmoni suara para Munsyid
pun jauh lebih menggetarkan Jiwa sob..
http://nasyidmu.blogspot.com/2012/07/sejarah-awal-lagu-nasyid.html

Sejarah Nasyid di Indonesia
Musik nasyid sendiri mulai hadir di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Saatitu nasyid hanya dilantunkan
diforum-forum terbatas, oleh aktivis muslim di beberapa kampus dan sekolah. Olehmereka, nasyid
digunakan untukmengobarkan semangat kelompoknya, dengan syair-syair yang bernuansa
perjuanganfisabilillah (di jalan Allah SWT.) yang menggelora. Lalu, memasuki era tahun1990-an,
nasyid mulai dikenalmasyarakat luas dengan syair yang berisi nasihat, kisah-kisah para nabi, dan
pujiankepada Allah SWT.
Geliat dunia musik nasyid juga melahirkan grup-grupdomestik, seperti Qatrunnada, Senandung Nasyid,
dan Snada. Lirik-liriknya tetapreligius namun dibawakan dengan nuansa pop yang membuat nasyid kian
berkibar.
Pada Ramadhan tahun 2005, musik nasyid semakin akrab di telingamasyarakat Indonesia. Salah satu
stasiun televisi swasta menyelenggarakanFestival Nasyid Indonesia dan Festival NTQ (Nasyid, Tausyiah,
dan Qiroah), layaknyaperhelatan Indonesian Idol atau Akademi Fantasi yang tengah
digandrungimasyarakat. Sayang, komposisi peserta festival tetap didominasi kaum Adam.
Samasekali tidak terlihat oleh kita peserta dari kaum perempuan dalam acaratersebut..
Nasyid, MusikIslam kah?
Dalam hukum Islam, para ulama berbeda pendapattentang musik. Ulama Mutaakhirin mengharamkan
alat musik, sedangkanUlama Salaf dari kalangan sahabat dan tabiin menghalalkan alatmusik. Menurut
mereka tidak ada dalil baik dari Alquran maupun hadis yang jelasmengharamkannya. Karena ada dua
pendapat inilah, maka ulama bersepakat untukmengembalikan musik kepada hukum asalnya yaitu
mubah.
Apabila ditelisik, makna kata nasyid berasal dari bahasa Arab yang artinya senandungatau lantunan.
Melihat perkembangan musik era pra-Islam, pada bangsa Arab terutamasuku Badawi, aktivitas bersyair
dan bersenandung merupakan kegiatan yang sangatpenting. Dengan bersenandung mereka
mengungkapkan kondisi jiwa, keinginan,serta memberikan penghargaan atau bukti penghormatan
kepada kepala suku dantamu-tamu kehormatan. Di sini mereka hanya menggunakan Rebana dan
seruling.
Begitu juga seperti yang digambarkan seorang ulama terkenal Yusuf Qardhawi.Bahwasanya saat
Rasulullah membangun Masjid Nabawi bersama sahabat, Nabibersenandung untuk menceriakan
suasana. Sambil memanggul batu di bahu,syair-syair lagu yang dibawakan oleh para sahabat ini juga
diiringi dengan alatmusik serupa dengan nasyid.
http://dodiunindra.wordpress.com/2012/01/19/sejarah-nasyid-di-indonesia/

Suloh Bangsa Nasyid Spentig, salah satu wadah penyaluran bakat dan minat seni Islam

A. Nasyid di SMP Negeri 3 Banda Aceh
Dibidang seni musik dan suara selain memiliki group Paduan Suara, Vocal Group Smp Negeri 3 Banda
aceh juga memiliki wadah Group Nasyid. Berawal dari tahun 2009 saat menerima Undangan untuk suatu
kompetisiNasyid di salah satu sekolah di aceh besar , maka dibentuklah group Nasyid Spentig
Nasyid adalah salah satu bidang seni suara dalam kebudayaan Islam.Biasanya merupakan nyanyian yang
mengandungi kata-kata nasihat, kisah para nabi memuji Allah, dan yang sejenisnya. Di masa sekarang ini
nasyid banyak dinyanyikan secara Acapela
Aceh Sebagai Daerah yang menerapkan Syariat Islam sudah sepantasnya mengembangkan seni yang
satu ini untuk penyaluran bakat dan minat siswa dibidang seni. Akan tetapi fakta menunjukkan banyak
generasi muda umumnya dan siswa SMP negeri 3 Banda Aceh khususnya yang kurang mengenal dan
mencintai seni bernyanyi ini. Dari mulai tidak berbangga hati , menganggap tidak gaul dan tidak keren
sampai gengsi tingkat tinggi adalah fenomena dan persepsi salah yang banyak kita temukan di kalangan
siswa.
Tugas para guru seni dan guru agama untuk bahu membahu mengubah persepsi salah tentang nasyid.
Tak Kenal Maka Tak Sayang ungkapan ini yg mungkin terjadi di kalangan generasi muda Aceh, sehingga
menjadi tugas pemerintah dan masyarakat untuk sedapat mungkin memperkenalkan dan mencintai seni
bernyanyi Islam. Hal ini dapat di lakukan dengan melakukan event-event perlombaan-perlombaan
nasyid dan pementasan-pementasan group- group yang telah terbntuk baik di sekolah maupun di
masyarakat,sehingga praktisi dan penikmat seni ini dapat terpenuhi. Beberapa tahun belakangan ini
sudah menjadi hal biasa menampilkan group nasyid sebagai hiburan di sebuah acara resepsi pernikahan.
ini merupakan kontribusi besar dari masyarakat aceh untuk pergembangan Nasyid.
Dalam perjalanannya group nasyid SMP Negeri 3 banda aceh telah menunjukkan prestasi yang
membanggakan. pada tahun 2009 menjadi juara 3 lomba nasyid se- Kota Banda Aceh dan Aceh Besar
dan di tahun 2011 menjadi juara pertama Lomba Nasyid tingkat SMP se Provinsi Aceh yang diadakan
oleh SMU Modal Bangsa.
Sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengajak generasi muda islam mencintai seni
bernuansa Islam ini. sebenarnya hal ini tidaklah sulit karena lagu-lagu nasyid sekarang di kemas dalam
nuansa yang lebih modern, populer tanpa meninggalkan nilai-nilai ke-Islamannya. Agar hal ini berjalan
baik di butuhkan kemauan kita untuk mengembangkan dan mempopulerkan nasyid. Di sekolah misalnya
kita menampilkan seni budaya islam ini dalam peringatan hari-hari besar Islam.

Doc By Intan Nirmala S.Si
http://smp3bandaaceh.wordpress.com/2011/08/07/suloh-bangsa-nasyid-spentig-salah-satu-wadah-
penyaluran-bakat-dan-minat-seni-islam/

Anda mungkin juga menyukai