0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
134 tayangan69 halaman
Buku ini membahas tentang kiat menulis cepat dan menarik dalam waktu kurang dari 24 jam. Buku ini terdiri dari 5 bab yang membahas tentang alasan menulis, teknik menulis cepat, cara menulis yang menarik, serta cara mempublikasikan tulisan dan menjadi penulis profesional. Buku ini ditulis oleh Dudun Hamdalah untuk berbagi pengalamannya dalam dunia menulis.
Buku ini membahas tentang kiat menulis cepat dan menarik dalam waktu kurang dari 24 jam. Buku ini terdiri dari 5 bab yang membahas tentang alasan menulis, teknik menulis cepat, cara menulis yang menarik, serta cara mempublikasikan tulisan dan menjadi penulis profesional. Buku ini ditulis oleh Dudun Hamdalah untuk berbagi pengalamannya dalam dunia menulis.
Buku ini membahas tentang kiat menulis cepat dan menarik dalam waktu kurang dari 24 jam. Buku ini terdiri dari 5 bab yang membahas tentang alasan menulis, teknik menulis cepat, cara menulis yang menarik, serta cara mempublikasikan tulisan dan menjadi penulis profesional. Buku ini ditulis oleh Dudun Hamdalah untuk berbagi pengalamannya dalam dunia menulis.
Kiat Menulis Cepat dan Memikat (Buku ini selesai ditulis dalam 24 Jam)
Oleh Dudun Hamdalah
2
Daftar Isi Pengantar Penulis Persembahan Ucapan terima kasih Prolog Menulis dan Cita-Cita Bab I Kenapa Harus Menulis ? 1. Bakat atau Tidak 2. Era Superstar Telah Berlalu 3. Menulis Tidak Gampang 4. Menulis Sesuai Minat 5. Darimana mulai Menulis? 6. Tulislah Pengalaman Berkesan 7. Manfaat Menulis
Bab II Kiat Menulis Cepat 1. Lebih Cepat Lebih Baik 2. Menggali ide dan Tema 3. Mengumpulkan Bahan 4. Menulis Dalam Kepala 5. Kiat Menulis Bebas 6. Menulis dengan Outline 7. Menulis dengan direkam 8. Editing 9. Rumus 5 W + 1 H 10.Mengatasi Kemandekan atau bad Mood
3
Bab 3. Tulisan Yang Memikat 1. Aktual 2. Orisinal 3. Judul Yang Menarik 4. Lead yang Menggoda 5. Tulisan yang Mengalir 6. Fakta dan Data, itu Perlu! 7. Kosa Kata Beragam 8. Seni Memainkan Kata
Bab 4. Publikasi Naskah 1. Kiat Memenangkan Lomba 2. Kiat Dimuat di media Massa 3. Kiat Menembus Penerbit
Bab 5. Writerpreunership 1. Penulis Artikel 2. Penulis Buku 3. Blogger atau penulis di internet 4. Pengelolaan Buletin internal 5. Jasa Penulisan 6. Pembicara Penulisan Tentang Penulis Lampiran 1. Email media massa 2. Alamat Penerbit 3. Contoh Artikel di Media Massa
4
Persembahan
Untuk istriku Reni Sulistyani, dan dua bidadariku Aliya Putri Shafrida dan Nurul Ramadhani.
Foto : Harta yang Paling Berharga adalah Keluarga, si kecil belum lahir thn 2009
Jika kamu bukan anak raja, jika kamu bukan anak ulama besar, maka jadilah kamu seorang penulis. (Imam al Ghazali)
Ucapan Terima Kasih
Alhamdulillah, puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, sehingga buku Menulis Dalam Kepala, Kiat Menulis Cepat dan Memikat telah diterbitkan. Terima kasih kepada istriku tercinta Reni Sulistyani, yang dengan sabar dan setia untuk memberikan dukungan lahir batin dan kedua putriku penerus 5
generasiku, Aliya Putri Shafrida (5 tahun) dan Nurul Rahmadhani (1 tahun) semoga menjadi anak-anak yang saleha dan semoga tercapai cita-cita kalian. Ibunda Hj Solikati, Ibu kandung tercinta yang telah mengukir jiwaku Alm Bapak Soekirno, Ayah yang sekaligus guru kehidupan saya H. Supomo dan Hj Khaerani, bapak dan ibu mertua penulis Kepada Kakak, Adik dan Saudara semua yang tidak bisa kami sebutkan satu- persatu Terimakasih pada sahabatku Jonru yang telah meminjamkan bukunya berjudul : Cara Dahsyat Menjadi Menulis Hebat, karena itulah satu-satunya buku referensi yang saya baca saat menulis buku ini. Kepada rekan-rekan yang telah memberikan testimoninya, ..
Kata Pengantar Buku berjudul Menulis Dalam Kepala, Kiat Menulis Cepat dan Memikat ini alhamdulillah saya selesaikan kurang dari 24 jam non stop. Ini mungkin bukan rekor Dunia atau rekor MURI, tapi buat saya ini rekor saya pribadi. Kenapa? Karena saya ingin membuktikan apa yang saya tulis di dalam buku ini, bukan sekadar teori tapi mudah diterapkan. 6
Buku buku tentang penulisan, saya yakin sudah membanjiri pasaran. Tapi saya ingin masuk dalam tema ini, karena niat saya ingin berbagi ilmu dan pengalaman. Siapa tahu apa yang saya sampaikan ini bermanfaat bagi kita semua. Yang penting kan niatnya baik. Menulis itu tidak gampang, melainkan guampang sekali. Kenapa? karena sejak TK kita sudah diajari menulis. Ilmu menulis bahkan selalu diasah saat kita duduk di bangku S-3 (SD, SMP dan SMU). Bahkan waktu kuliah pun masih dikembangkan keahlian kita menulis plus membuat karya ilmiah. Buktinya sebelum lulus kita harus membuat skripsi, tesis dan disertasi. So, karena semua orang bisa menulis, buku ini tidak mengajari pembaca mengenai cara menulis. Lebih dari itu, buku ini akan mengupas metode menulis cepat dan memikat. Jadi tidak sekadar speed atau kecepatannya tapi juga kulitas atau daya pikatnya. Karena buat apa nulis cepet-cepet tapi hasilnya jelek dan nggak ada orang yang baca. Daripada kata orang Jawa alon alon waton kelakon (pelan-pelan yang penting sampai) mendingan cepet cepet tur slamet (biar cepat juga selamat). Selamat membaca tulisan saya yang simple ini, semoga bisa menginspirasi pembaca untuk bisa menulis dengan lancar dan menarik. Akhir kata ada gading yang tak retak, yakni Gading Marten heheh, kalau ada kesalahan dalam buku ini mohon jangan dimasukkan ke dalam hati, masukan saja ke dalam perut biar kenyang heheh... bercanda ya. Mari Pangestu jualan sirih, Cukup segitu dan terima kasih Jakarta, 27 November 2012 Dudun Hamdalah
Prolog Menulis dan Cita-Cita
Apa cita-citamu ? Begitu tanya guru saya sewaktu masih kelas 3 SD di kampung halaman saya di Solo, Jawa Tengah. Waktu itu, tahun 1980-an, saya menjawab 7
spontan Dokter. Memang sewaktu kecil, tak banyak kosa kata yang saya punya tentang arti sebuah cita-cita. Cita-cita kalau nggak dokter, pilot, insinyur, guru, atau presiden barangkali. Ya memang saya suka dengan dunia kedokteran, apalagi ayah saya seorang mantri (asisten) dokter.
Ayah saya membuka jasa pengobatan di rumah, dan banyak tetangga saya memanfaatkan jasanya. Terakhir kali, beliau bekerja sebagai tenaga medis di anak perusahaan Pertamina, Elnusa, bahkan meninggalnya pun mendadak di lokasi proyek minyak di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan tahun 1996. Waktu itu saya masih kuliah di tingkat tiga di Undip (Universitas Diponegoro) Semarang. Saya merasa syok mendengar ayah meninggal secara mendadak. Semoga Allah mengampuni dosa ayah saya dan menerima amalannya amiiin.
Kembali ke laptop. Waktu terus berjalan, dan untuk mewujudkan impian saya menjadi dokter, saat sekolah di SMA Negeri 7 Solo, saya memilih jurusan A-2 atau biologi. Waktu itu di SMA (sekarang SMU) mulai penjurusan di kelas 2, sementara kelas 1 masih umum. Setelah lulus SMA tahun 1993, saya pun mengikuti UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) sekarang namanya apa ya? Gonta ganti sih. Saya dengan percaya diri memilih ujian IPA dengan pilihan pertama Fakultas Kedokteran Undip dan pilihan kedua, Fakultas kedokteran UNS Solo. Waktu itu pemilihan ujian UMPTN adalah IPA untuk A-1 dan A-2, sedangkan Ujian IPS untuk A-3. Ujian IPC atau campuran bisa digunakan untuk jurusan IPA yang memilih jurusan IPS. Misalnya saya ingin mengambil Fakultas ekonomi, maka saya mengikuti ujian IPC.
Alhamdulillah saya tidak berhasil lolos di UMPTN 1993. Saya pun tidak melanjutkan kuliah ke swasta, karena kondisi ekonomi keluarga kami yang kurang beruntung. Lalu saya pun mencari solusi dan menformat ulang cita-cita saya. Suatu malam, saya susun cita-cita saya dengan urutan, pertama dokter, kedua wartawan, ketiga wirausaha. Rasanya dengan tiga pilihan itu, cita-cita saya menjadi lebih realistis, karena kalau tidak berhasil dengan urutan pertama masih ada alternatif kedua atau ketiga. 8
Ketika saya mengikuti UMPTN lagi tahun 1994, saya tetap konsisten dengan pilihan saya yakni pilihan satu, kedokteran UNDIP, pilihan kedua kedokteran UNS dan pilihan ketiga Sejarah Undip, sehingga saya mengambil ujian IPC. Sengaja mengambil Sejarah Undip, karena melihat persaingan di jurusan itu relatif lebih kecil sehingga potensi untuk diterima di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) kansnya cukup besar. Akhirnya, saya lulus UMPTN dan benar diterima di Jurusan Sejarah Undip. Rupanya Tuhan memilihkan saya jurusan yang lain. Saya pun menerimanya dan menjalaninya dengan ikhlas.
Life must go on. Hidup harus jalan terus. Saya pun mendelete cita-cita saya yang pertama. Menjadi seorang dokter yang merupakan impian saya dan keluarga harus kami kubur dalam-dalam. Akhirnya saya putuskan untuk mewujudkan pilihan kedua saya menjadi pekerja jurnalistik alias wartawan. Dan untuk mewujudkan profesi itu, saya pun bergabung dengan Koran Kampus Manunggal Universitas Diponegoro setahun kemudian.
Meski pun namanya Koran Kampus, namun yang mengherankan terbitnya tidak harian tapi bulanan. Hehehe. Disitulah saya menggali bakat dan kemampuan saya dalam bidang jurnalistik dan berorganisasi. Alhamdulillah, banyak hal yang saya dapatkan selama 3 tahun bergulat di koran kampus kebanggaan wong Undip tersebut. Kemampuan menulis saya semakin meningkat dan kemampuan berorganisasi mulai berkembang.
Akhirnya tahun 1995, artikel saya yang pertama pun dimuat di media massa. Waktu itu, saya menulis esay judulnya, Tahun Baru Apanya yang Baru? dan diterbitkan di harian terbesar di Jawa Tengah, Suara Merdeka, awal Januari 1995. Itulah yang menjadi pemicu dan pemacu saya untuk terus konsiten menulis. Apalagi nama saya terpampang dan tulisan saya dibaca orang se Jawa Tengah. Lebih senang lagi ketika menerima honor pertama yang saya ambil, di kantor redaksi Suara Merdeka di Jl Raya Kaligawe Semarang. Wouw rasanya bangga dan bahagia. Honornya sih nggak besar hanya Rp 30 ribu, namun kena pajak 10%, jadi hanya terima Rp 27 ribu. Uang itu pun habis untuk mentraktir kawan-kawan kos di Pleburan.
9
Kegiatan kuliah dan di Manungal tetap jalan disamping masih rajin menulis ke media massa. Memang tidak semua tulisan saya bisa dimuat, kalau saya mengirim 2 atau 3 naskah biasanya hanya 1 yang dimuat. Saya suka mengirim naskah, khususnya untuk edisi Minggu Suara Merdeka, karena disana banyak sekali rubrik yang bisa diisi oleh penulis luar atau free lance. Rubrik yang pernah saya tulis adalah esay lepas dan ngrumpi, yang sebagian naskahnya saya lampirkan dalam bagian belakang buku ini.
Tahun 1996, saya pindah kos dari Pleburan, ke Sriwijaya, disamping mencari tempat yang agak murah harganya, waktu itu saya sudah punya motor, jadi mencari kos yang agak jauh dari kampus tidak masalah. Ketika kos di Sriwijaya, teman kos saya bernama Aris, dan mas Undrizon. Kos itu kecil jadi hanya dihuni 3 orang. Ternyata, 2 orang yang angkatannya diatas saya itu juga gemar menulis. Maka kami pun bersaing, karena mereka juga suka mengirimkan naskahnya ke koran. Yah jadi ada ajang untuk bersaing secara sehat.
Akhirnya motivasi saya pun bertambah. Biasanya satu bulan kirim 1 naskah, bisa jadi dalam 1 bulan mengirim 2 naskah. Untuk variasi media, saya tidak hanya mengirim ke Suara Merdeka, tapi juga ke koran sore Wawasan, Semarang. Dan alhamdulilah setelah beberapa kali mengirim, akhirnya dimuat juga di harian Wawasan. Saya rutin mengirim ke media 1 naskah artikel setiap bulan, dan rata-rata 2 bulan sekali tulisan dimuat. Sementara Aris sekitar 3 atau 4 bulan sekali dimuat tulisannya, dan mas Undrizon kalau nggak salah dimuat 2 kali artikelnya dan setelah itu jarang menulis karena sibuk skripsi.
Saya merasa Suara Mereka sepertinya mulai jenuh dengan tulisan-tulisan saya, mungkin pembaca juga hehehe maka saya pun menulis artikel untuk media lain seperti Wawasan, Semarang dan Bernas, Yogyakarta, serta Solo Pos, Solo. Alhamdulillah semua pernah diterbitkan meski hanya sekali. Yang jelas keuntungan menulis saat kuliah, sangat banyak. Apalagi waktu sela kuliah yang longgar bisa dimanfaatkan untuk menulis, menuangkan apa yang ada di kepala. Keuntungan yang bisa dirasakan langsung adalah mendapat honor yang bisa digunakan untuk biaya hidup. Yang paling penting bisa dikenal dan dibaca banyak orang apa yang kita sampaikan melalui tulisan.
10
Menulis manfaatnya luar biasa. Saya pun dari kuliah sampai bekerja di media massa di Ibukota masih sering menyempatkan diri untuk menulis. Kalau dulu sewaktu kuliah suka menulis artikel ke media massa. Waktu bekerja di media massa, baik di majalah Gamma maupun Gatra tetap melakukan tugas jurnalistik yakni rapat redaksi, peliputan dan penulisan.
Apalagi di dalam dunia jurnalistik, ada pomeo tidak ada berita adalah berita. Di media massa tidak hanya kemampuan menulis yang dipelajari, namun juga menyalurkan ide untuk tema berita, melakukan investigative reporting (tulisan yang mendalam terhadap kasus) dan menulis. Saking senangnya bekerja di majalah mingguan, waktu di GATRA saya dipanggil Metrotv tidak mau. Kenapa? Karena nama saya Dudun masak dipanggil Metrotv. Heheheh
Bab 1. Kenapa Harus Menulis?
A. Bakat Perlu Tidak?
Saat masih di bangku SD, kita semua sudah diajari oleh pak guru dan bu guru ilmu tulis menulis. Ingat waktu Guru kita mengajariIni BudiIni Ibu BudiIni Bapak Budi itu adalah kegiatan menulis yang sudah kita bangun sejak usia dini. Sampai kita sudah menikah dan punya anak pun ternyata si Budimasih duduk di SD.. hehehe. Mirip kayak si Unyil yaaa nggak naik-naik sekolahnya.
Jadi menulis itu bukan masalah punya bakat dan tidak. Menulis itu seperti berbicara tapi lewat tulisan.Jadi kalau orang bisa berbicara banyak mestinya juga bisa menulis banyak. Masalahnya kan bicara itu gampang nggak pakai EYD, nggak pakai tata bahasa, nggak pakai aturan ini dan itu dan kalau salah bisa langsung dibenerin. Nah menulis juga hampir sama kok, nanti akan kita kupas di teknis penulisan di bab ini.
Kalau masih ada yang ngeyel menulis itu perlu bakat, okelah kalau begitu. Sing waras ngalah(yang sehat mengalah saja) Saya nggak akan keukeuh dengan 11
pendapat saya. Saya katakan bakat itu bukan harga mati, bisa dipelajari. Mari kita lihat? Apakah saya punya bakat menulis? Tidak, kan saya dari kecil pengin jadi dokter. Bakat itu biasanya lahir dari keturunan atau darah kedua orang tua. Misalnya, ada seorang seniman, maka ia akan menurunkan bakat itu ke salah satu anaknya. Banyak artis yang berbakat karena keturunan, sebut saja Nasyila Mirdad, anak pasangan artis Jamal Mirdad dan Lydia Kandauw.
Kalau pengertian bakat harus dari keturunan, kasihan bagi mereka yang lahir dari keluarga yang kurang beruntung. Misal ada anak yang orangtuanya seorang pengemis, apa bakatnya juga menjadi pengemis. Ah nggak begitulah, Tuhan kan maha Adil. Memang bakat itu pembawaan sejak lahir akan kemampuan terhadap suatu hal. Namun bakat itu jika tidak dilatih, dikembangkan dan diasah lama- lama akan hilang dan luntur ditelan waktu. Tapi ada orang yang tidak punya bakat, namun dia rajin berlatih, rajin belajar dan mengembangkan ilmunya, saya rasa dia akan sukses pada dunia yang ditekuninya.
B. Era Superstar Telah Berlalu
Jaman sekarang tidak relevan lagi membicarakan masalah bakat. Karena Era superstar telah berlalu seiring dengan meninggalkan sang legenda musik pop dunia, sang maestro Michael Jackson pada 2009 silam. Setiap orang sekarang punya bakat menjadi seorang superstar. Apalagi dengan adanya media sosial seperti internet, yang telah menyatukan seluruh ruang dan waktu. Kejadian di belahan dunia yang jauh di mato pun bisa diakses real time dengan ketersediaan infrastruktur internet.
Siapa yang tak kenal Joanne Kathleen Rowling? Dia adalah seorang ibu rumah tangga yang sedang menghadapi masalah perceraian dan perkara ekonomi yang berat ketika mulai menulis serial penyihir cilik Harry Potter. Bahkan Rowling masuk ke dalam kategori orang miskin di Inggris dan masih mendapat subsidi dari negara ketika menyusun serial pertama Harry Potter. Setelah ditolak penerbit beberapa kali, kini karyanya menjadi buah bibir di dunia sehingga menempatkannya JK Rowling menjadi salah satu wanita terkaya di dunia.
12
Era supertsar telah berlalu, benarkah? Benar sekali, media internet yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja memungkinkan orang menjadi seorang superstar dadakan atau instan. Di Indonesia sudah banyak contohnya. Misalnya aksi lipsing Sinta dan Jojo yang menyanyikan lagu Keong Racun membuat namanya terkenal. Akhirnya pundi-pundi rupiah pun mengalir deras ke kantong mereka setelah apa yang diunggahnya di internet diberitakan berbagai media, khususnya televisi. Tawaran iklan, manggung, show dan tampil di televise kian melambungkan dua gadis SMU itu.
Belum hilang demam Keong Racun, lalu muncul lagi tahun 2011, seorang polisi berpangkat Brigade Satu dengan pakaian dinasnya, berjoget dan bergaya mirip penyanyi India, Sahrul Khan. Itulah Norman Kamaru yang sukses menjadi artis secara instan, gara-gara videonya di youtube ditonton oleh jutaan orang.
Terakhir tahun 2012, ada nama Ayu Ting Ting meroket, meski ia mengaku bukan artis dadakan, namun puncak karirnya melejit setelah videonya diunggah di jejaring sosial. Akhirnya tidak hanya ketenaran namun kekayaan dan uang milyaran rupiah akan mengalir ke kocek mereka.
Jadi bila anda ingin terkenal, jaman sekarang semua lebih gampang. Bikin saja gaya atau adegan yang unik, lucu dan sensasional lalu unggah di jejaring sosial. Kalau nanti banyak yang melihat, maka bukan hal yang tidak mungkin nama anda akan melejit. Namun persiapkan dulu mental anda untuk menghadapi kejaran si kuli tinta dan paparazzi heheh.
C. Menulis itu Tidak Gampang Arswendo Atmowiloto mengatakan dalam judul bukunya Menulis itu Gampang, menurut saya menulis itu tidak gampang, tapi Gampang Sekali. Kenapa? Yah karena semua orang pada dasarnya bisa menulis. Ketika kita sekolah dari SD sampai dengan kuliah semua pasti pakai tulis menulis. Mulai dari memakai pensil, bolpoin, mesin ketik, komputer, laptop, sampai Ipad dan sebagainya. Semua terkait dengan tulis menulis atau pencet memencet.
13
Bahkan sekarang ini banyak wahana baru untuk melampiaskan syahwat menulis, yakni melalui sms, twitter, blog, facebook dan sebagainya. Jadi kita bisa narsis maupun curhat melalui tulisan. Dalam pekerjaan di kantor pun kita masih menggunakan sarana menulis dengan komputer atau laptop. Sambil bercanda seorang rekan saya mengatakan bahwa sekarang ini, orang mengetik bukan menulis, karena pemahamannya memencet tombol di keyboard itu mengetik bukan menulis. Menulis itu pakai pensil heheheh benar juga. Wah saya kan membuka jasa penulisan buku, masak saya diganti jadi jasa pengetikan buku.kan nggak lucu !
Jadi menulis itu apanya yang susah? Dasarnya setiap orang sudah punya keahlian menulis. Menurut saya, semua orang bisa menulis. Yang perlu dilakukan adalah mengasah kemampuan itu menjadi sesuatu yang produktif. Itulah yang tidak bisa dilakukan semua orang.
Bambang Trimansyah seorang penulis senior, mengatakan ia bisa menyulap kertas satu Rim seharga Rp 30 ribu menjadi uang senilai Rp 30 juta. Caranya dengan menjadikan tulisannya ke sebuah buku. Dari royalty atau pembelian naskah dari penerbit, maka uang Rp 30 juta bisa ditangan, sehingga uang kita berlipat seribu kali.
Uang sebenarnya hanya dampak dari produktifitas kita dalam menulis. Maksud menulis produktif adalah menulis sebuah karya yang konsiten dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Dampak dari karya kita kalau bisa membuat banyak orang membaca ya UUD (ujung-ujungnya Duit).
D. Menulislah sesuai Minat Terus bagaimana menjadi penulis yang produktif? Menulislah sesuai minat dan profesi anda. Karena itulah yang paling gampang ditulis. Kalau anda suka sepakbola, saya yakin anda akan suka menikmati pertandingan bola, membaca berita olahraga dan anda punya pandangan atau pemikiran tentang sepakbola. Tuangkan semua ke dalam tulisan. Begitu juga bila minat anda di bidang ekonomi, huum, sosial, kebudayaan dan sebagainya.
14
Kenapa harus sesuai minat? Pertama kita lebih mudah mengungkapkan sesuatu yang kita minati atau tekuni. Karena otak kita memiliki banyak pemikiran atau referensi terhadap minat itu. Kedua, kita punya pengetahuan atas apa yang kita minati itu dari beragam bacaan, tontonan dan referensi lainnya yang membuat kita kaya akan informasi tersebut. Artinya di otak kita isinya sudah banyak. Kalau isinya sudah banyak kan untuk menuangkan ke dalam tulisan lebih gampang. Beda kalau kita ndak tahu politik dan nggak minat disuruh nulis tentang politik, wah pasti kacau balau hasilnya.
Jadi menulis sesuai minat itu jauh lebih mudah dan menarik buat penulis apalagi penulis pemula. Kalau kita tidak punya minat dan kemampuan itu disuruh nulis bisa nggak? Bisa saja, tapi kan perlu referensi yang banyak, perlu belajar lagi, membaca lagi dan sebagainya untuk mengisi otak kita. Jadi perlu waktu yang lebih banyak lagi. Malah kadang-kadang ada juga orang yang malas jika disuruh menulis sesuatu yang tidak disenangi? Betul nggak, ayo ngaku?
E. Mulai menulis dari mana? Jawaban saya sangat sederhana, menulislah dari apa yang ada di kepala anda. Pasti ada memori atau cerita atau ide yang ada di otak kita. Curahkan, tuangkan ke dalam tulisan. Kan nggak mungkin kalau otak kita kosong? Karena otak kita itu mampu menyimpan jutaaan memori, dan menurut survey kapasitas yang ada di otak itu rata-rata belum ada 5% yang digunakan, jadi masih banyak space yang available. Ada sebuah anekdot yang mengatakan bahwa otak orang Barat harganya lebih murah dari orang Indonesia. Kok bisa? Karena otak orang Indonesia itu masih orisinal, jarang digunakan, jadi lebih mahal! heheheh bercanda lho..gitu aja marah.
Pikiran kan isinya macam-macam, apa yang mau ditulis? Yah justru itu kalau isinya banyak malah bisa menulis lebih banyak. Gini saja, cari yang paling bikin panas hati anda. Misalnya pikiran anda isinya jengkel sama Pemda DKI, karena motor anda barusan mogok terendam banjir di jalan Sudirman Jakarta. Anda merasa dongkol kaena harus mendorong motor ratusan meter, maka tulis saja pengalaman mengesankan anda itu. Ceritakan dan sampaikan curahan hati 15
anda, lalu beri masukan yang konstruktif. Terus tuangkan tulisan itu ke blog, facebook atau twitter anda. Kalau tulisan anda panjang bisa dikirim ke suara pembaca di media massa supaya dibaca banyak orang.
Kalau pemikiran anda tajam dan anda bisa mencurahkan semua ide-ide anda untuk mengatasi masalah banjir, anda bisa membuat artikel. Kalau tulisan anda dimuat di media massa, maka akan memberi nilai lebih pada anda. Semua orang akan membaca dan terkesima dengan ide brilian yang anda lontarkan. Honor yang anda dapatkan pun cukup lumayan dari tulisan itu. Dan siapa tahu setelah itu anda akan ditawari menjadi staf ahli gubernur bidang pengendalian Banjir. Siapa tahu dulu kebanjiran air sekarang kebanjiran duit heheh?
Masih bingung lagi, darimana mau menulis? Saya jawab dari mana saja bisa mulai selama ide dan bahan-bahannya sudah ada di kepala anda. Kalau kepalanya nggak ada isinya gimana? Ya nggak mungkinlah semua kepala pasti ada isinya entah otak, syaraf, darah dan sebagainya hehehe.
F. Tulis Pengalaman Berkesan Dalam setiap seminar di berbagai kota, saya sering meminta peserta untuk praktek menulis. Karena saya tidak mau terlalu banyak teori, buat saya menulis itu yang penting praktek..praktek dan praktek. Dalam praktek yang saya berikan pada peserta adalah menulis pengalaman hidup yang paling berkesan. Mungkin dalam pikiran kita dari sekian ribu kejadian sepanjang hayat ada beberapa yang paling susah dilupakan. Pasti sepanjang hidup kita ada kejadian atau peristiwa yang selalu terngiang ngiang. Itulah yang saya minta tulis. Karena saya yakin, setelah sekian puluh tahun menghirup nafas di dunia ini, setiap orang pasti punya kenangan yang tak pernah terlupakan.
Ketika saya mengisi training d PT Pos Bandung tahun 2012, yang diadakan untuk karyawan, saya pun mengadakan praktek menulis. Saya meminta peserta menuangkan pengalaman paling berkesan selama bekerja di kantor Pos. Ada yang bercerita tentang pengalaman menghadapi keluhan pelanggan karena paketnya tidak sampai. Ada juga yang bertutur mengenai suka duka dan kebanggaan menjadi kepala kantor pos di daerah. Bahkan ada yang menulis 16
begini , Saya yakin menjadi pegawai pos bukanlah harapan semua karyawan PT Pos,. Lha saya kaget membaca. Ini curhat beneran, maka ketika evaluasi tulisan itu saya keep tidak saya bacakan, kuatir nanti si penulis jadi diisolir sama karyawan lain hehehe.
Begitu juga saat mengisi pelatihan Kiat Sukses Menjadi Penulis di Timika, Papua, bulan November 2012 silam. Dalam sesi penulisan saya meminta para peserta menuliskan pengalaman mereka yang menarik. Ternyata dengan metode itu semua peserta bisa menulis dengan lancar. Tulisannya pun beragam, ada yang menuliskan pengalaman waktu naik pesawat pertama kali dengan Judul Burung Besi 1989. Ada juga yang harus tinggal di Papua karena mengikuti dinas suaminya yang mengabdi sebagai seorang tentara. Cuma pada saat mereview ada beberapa istilah lokal yang saya tak paham. Seperti bapak adik untuk menyebut paman, petatas yang artinya ubi jalar dan Frater sebutan untuk pendeta yang berkulit putih, atau orang yang magang menjadi seorang pastur atau Romo.
Foto : Bersama Jonru dan pak Marlon di Timika untuk mengisi pelatihan penulisan
Menulis pengalaman yang menarik adalah hal yang mudah dilakukan dan bisa ditulis semua orang. Karena itulah memori indah yang tak terlupakan. Baik suka maupun duka Tuangkan apa yang ada. Tak harus manis, pahit pun nggak masalah. Misalnya, cinta yang terbentur dinding, punya hutang banyak atau ditimpa masalah yang besar. Kalau kita biasa menulis buku harian atau diary maka itu lebih membantu. Karena pasti akan lebih mudah menuangkan dan mengembangkan tulisan apa bila kita pernah membuat catatan hariannya.
17
G. Manfaat Menulis -Menulis membuat lebih kreatif Anda pasti percaya bahwa penulis itu orang yang kreatif, karena kalau tidak rasanya tidak mungkin mereka bisa membuat sebuah karya. Kreatif itu tidak muncul dengan sendirinya. Tapi melalui proses, yang berlangsung secara berkesinambungan ketika mereka menulis setiap hari. Ketika awal-awal menulis, saya sering buntu, sering bingung mau menulis apa. Ketika menulis pun tiba-tiba berhenti, karena pikiran blank dan macem- macemlah. Tapi setelah saya paksa diri saya untuk menulis setiap hari, rasanya sekarang beban itu hilang dan satu lagi saya jadi lebih kreatif, bukan hanya di bidang menulis, tapi juga di bidang yang lain. Saya merasa otak kanan saya sangat aktif sehingga membantu saya dalam bidang-bidang yang lain.
-Menulis membuat rajin membaca Ketika proses menulis berjalan, sering kali tiba-tiba ada banyak pertanyaan yang muncul dalam diri saya. Mau nggak mau akhirnya saya pun ingin mencari jawaban tersebut di dalam buku, majalah, blog, koran dan lain-lain. Bukan itu saja, ketika kita sudah suka menulis, rasanya otak ini tidak mau berhenti untuk mencari-cari ide baru untuk menulis. Ketika proses pencarian ide itu, buku dan kawan-kawannya benar-benar menjadi salah satu pembantu utama, menemukan sebuah ide yang bagus dan cemerlang. Sebelum menulis saya memang suka membaca, tapi sekarang saya menjadi lebih suka lagi.
-Menulis membuat terkenal Sebelum saya menulis, saya yakin orang yang mengenal saya hanyalah orang- orang yang bisa saya jangkau, paling hanya teman kerja, teman kuliah dan sekolah dulu, tetangga, teman nongkrong dan mungkin beberapa dari media sosial. Tapi teman-teman yang diluar sana tidak mungkin mengenal saya. Tapi dengan menulis saya bisa dikenal oleh banyak orang. 18
Menjadi dikenal, benar-benar saya rasakan setelah saya menulis. Intinya, sekarang saya semakin banyak teman, banyak network, dan banyak mentor yang setiap saat bisa membimbing saya menjadi lebih baik lagi. Sekarang anda mau dikenal atau tidak. Bukan hanya dikenal sebagai nama anda saja, tapi di kenal juga sebagai orang yang punya karya yang pantas untuk dibanggakan.
-Menulis mendatangkan Hoki Hoki di sini tidak selalu dalam bentuk uang atau ketenaran, tapi mungkin sebuah kesempatan bertemu dengan orang hebat. Ini adalah hoki. Bahkan jika kita serius dalam menulis, sekarang atau suatu saat nanti peluang demi peluang akan lebih mudah kita dapat. Kita bisa menjadi penulis buku, novel bahkan diminta orang untuk menjadi pembicara penulisan. Dengan menjadi penulis best seller kita diundang dan bertemu dengan tokoh-tokoh nasional.
-Menulis membuat lebih percaya diri Siapa yang tidak percaya diri, jika tulisan kita diberi komentar olah banyak orang, dibaca oleh banyak orang, dimuat dalam majalah atau diterbitkan menjadi sebuah buku. Ini adalah aset dan alat yang akan membuat kita tampil lebih percaya diri. Kalau tidak percaya silahkan dicoba saja, jika anda menulis setiap hari, dan orang-orang mulai membaca dan suka dengan tulisan anda. Anda pun akan semakin percaya diri. Jadi kalau mau pede, nggak perlu ikut pelatihan macam-macam, menulis saja. Setuju !
-o0o-
19
Bab 2. Kiat Menulis Cepat
Ada fakta menarik yang dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI) Februari 2002 lalu. Profesor Dr. F.G. Winarno, Guru Besar IPB berusia 64 tahun, mampu menulis 50 judul buku hanya dalam waktu 4 bulan, atau per judul buku diselesaikannya rata-rata dalam 2,4 hari! Sang Guru Besar ini menumbangkan rekor sebelumnya atas nama Drs. Sunarto yang hanya mampu menulis 20 judul buku dalam waktu yang sama. Asal tahu saja, pak Winarno ini berulang kali memperoleh penghargaan dalam berbagai lomba penulisan dan penelitian. Salah satunya, Award Follow International Academy Of Food Science and Technology yang merupakan pengukuhan dirinya sebagai ahli pangan terkemuka di dunia (4 Oktober 1999). Winarno adalah orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan bergengsi tersebut. Nah, silahkan berspekulasi, apakah dalam merampungkan 20
50 judul buku tadi Winarno menggunakan metode menulis cepat, ataukah metode ilmiah yang sangat ketat? Penulis Robert L. Stevenson menulis bukunya yang sangat terkenal Dr. Jekyll and Mr. Hyde dalam waktu 72 jam. Penulis Budi Darma menulis novel yang menakjubkan Olenka dalam waktu satu minggu. Dan itu merupakan salah satu novel terbaik dalam sastra Indonesia. Berapa sih kecepatan rata-rata orang Indonesia dalam menulis? Memang belum ada survei yang meriset itu. Namun dari pengamatan saya, saat memberi tugas penulisan pada peserta, kecepatan rata-rata seorang menulis adalah 100 kata per 5 menit. Ini menulis sambil mikir yaa. Namun dengan teknik menulis Cepat dalam buku ini kecepatan anda insyaallah bisa meningkat 2 kali lipat atau lebih, yakni 200-250 kata per 5 menit.
A. Lebih Cepat Lebih Baik
Mengapa harus menulis secara cepat? Karena dengan menulis secara cepat, ritme otak menjadi lebih siaga dan itu artinya kita akan lebih mudah menuangkan gagasan dalam bentuk rangkaian kata-kata. Kalau kita mengendorkan kecepatan menulis, maka otak akan terasa lesu dan itu akan melahirkan dua kemungkinan; Satu, kita akan berhenti menulis karena tidak bergairah lagi, dan kedua, ide-ide yang tadi kita ingat lambat-laun akan memudar sehingga menjadi sulit untuk dituangkan. Berapa lama waktu yang diperlukan membuat artikel? Saya bisa membuat artikel 3 halaman dalam 1 jam. Tapi ada syaratnya? Apa itu. Bahannya sudah ada. Pokoknya asal bahannya sudah ada, kita tinggal menulis itu pasti cepet.
Saya bisa menganalogikan orang menulis dengan seorang koki. Seorang koki bisa memasak dengan cepat asal ada dua syarat yang terpenuhi. Satu, tahu caranya, kedua bahannya semua siap. Meski bahan koki sudah lengkap tapi kalau tidak tahu cara memasaknya, ya keler-keler (maksudnya nggak diapa- apain itu bahannya). Tapi kalau tahu caranya, tapi bahannya kagak ada, apa yang mau lo dimasak pasti malah Plonga plongo (bengong) hehehe. 21
Sama, ketika kita mau menulis tentang suku di Papua, kita harus siapkan bahannya, kalau perlu riset langsung ke Papua, kalau tidak punya dana ya bisa melalui eyang google, buku, artikel, perpustakaan dan sebagainya. Kalau sudah siap semua, rasanya tinggal menuangkan ke bahasa tulisan bukanlah perkara yang sulit. Caranya gimana ? ya akan kita kupas habis pada bab ini. Sabar bro.
Tahun 2003, saat itu saya masih mengelola Tabloid Haji di Jakarta. Karena media saya mengupas tentang haji, maka Departemen Agama adalah sumber berita utama saya. Suatu ketika bulan Juli 2003, waktu di Depag, Lapangan Banteng, saya melihat papan pengumuman Lomba naskah keagamaan yang diadakan oleh Badan Litbang (Penelitian dan Pengembangan) bukan Litbang (sulit berkembang) heheh. Saya tergiur melihat hadiah lomba yang disediakan, kalau nggak salah totalnya mencapai Rp 200 juta untuk 6 kategori. Menurut saya itu angka yang sangat luar biasa untuk lomba. Lalu saya pun memilih kategori anak untuk ikut lomba dengan hadiah pertama sebesar Rp 10 juta.
Masih ada waktu sekitar 1 bulan untuk memasukkan naskah itu ke panitia. Dalam kepala saya ada satu judul yang menarik, Ali yang Saleh. Ide ini saya dapatkan dari nama majalah anak waktu itu yakni Anak Saleh. Setelah mendapat judul, saya siapkan materi atau isi ceritanya. Lalu saya ingat kisah Nabi Muhammad Saw, yang pada usia 6 tahun sudah menjadi anak yatim piatu, lalu umur 2 tahun dipelihara neneknya, dan ketika berumur 8 tahun neneknya meninggal dan dipelihara pamannya. Ali yang saya tulis pun begitu. Namun dia terlahir bukan dalam keadaan yatim.
Setelah dapat ide saya temukan karakter Ali sebagai sosok bocah yang kuat, tegar dan ikhlas. Lalu saya munculkan karakter yang baik dan yang jahat, setelah itu saya buat alurnya, konfliknya sampai happy endingnya. Tak lupa, pesan-pesan moral saya tampilkan dalam naskah itu baik berupa cukilan ayat yang ada di Al Quran maupun Hadits Nabi.
Dalam waktu sebulan buku itu jadi dech, tapi masih acak-acakan, nggak apa- apa. Namun, saya merasa belum pede dengan gaya penulisan yang kadang menerabas aturan bahasa dan EYD. Saya hanya mengedit sebentar karena 22
waktunya yang mepet maka segera dikirim. Buat saya yang penting naskah jadi dan bisa ikut lomba. Karena saya tulisannya masih acak kadut jadi nggak terlalu ngarep atau mikiran menang atau nggak istilahnya nothing tulus, tanpa beban.
Singkat cerita, tiga bulan setelah penutupan lomba, saya menerima telepon dari seorang pegawai Litbang Depag. Subhanallah, naskah yang masih berserakan bahasanya itu menang lomba. Dan nggak tanggung-tanggung menjadi juara 1 lomba kategori anak. Saya merasa surprise banget, karena waktu itu salah satu dewan jurinya adalah penulis senior NH Dini.
Kalau juri menilai dari cara menulisnya, tata bahasanya, EYD nya saya nggak yakin menang. Yang saya percayai adalah naskah itu isinya bisa membuat pembaca merinding. Bahkan saya menulisnya sambil menangis ketika mengisahkan Ali yang yatim piatu itu dihina dan diperlakukan secara tak manusiawi. Itulah, pentingnya isi. Ketika sudah bicara isi, kadang tatanan EYD dan tata bahasa tidak berlaku lagi.
Tahun 2012, segala puji bagi Allah, saya telah menulis 4 buku, 1 Novel dan 3 Buku Non Fiksi. Novel saya Pengantin Laut Merah selesai penulisannya agak lama sekitar 3 bulan. Namun 3 buku Non Fiksi saya selesai dalam waktu masing- masing 1 bulan. Buku tersebut adalah Laa yahtasib, Rezeki nomplok dan Kaya harta Kaya Hati.
Dalam penulisan Buku Laa Yahtasib, saya bertindak sebagai ghost writer, atau penulis bayangan bukan penulis hantu hehehe. Maksudnya saya dibayar oleh klien saya yakni pak Umyung Mustika, dan nama saya hanya dicantumkan sebagai editor. Buku Kaya Harta Kaya Hati, insyaallah akan diterbitkan Noura Book, Mizan Grup pada tahun 2013 nanti, dan buku Rezeki Nomplok sudah diminati penerbit Serambi untuk diterbitkan. Buku saya rata-rata ketebalannya 150-200 halaman. Terus bagaimana cara menulis cepat? Yuk kita simak satu persatu.
B. Menggali Ide dan Tema Darimana datangnya ide? Ya dari mana saja. Setiap orang pasti punya. Ide itu bisa berupa pemikiran, gagasan, saran, judul novel dan sebagainya. Jadi ide itu 23
bisa diartikan gagasan. Ketika ada masalah banjir, apa ide anda? Oh kalau saya supaya nggak banjir gimana kalau dibuat situ di setiap kelurahan. Itulah ide.
Kapan munculnya ide. Ide bisa muncul kapan saja. JK Rowling penulis Harry Potter, mendapat ide menulis penyihir cilik saat perjalanan di dalam kereta api. Ide juga akan muncul pada saat kita diminta menjawab dalam sebuah diskusi. Ide bisa diperoleh melalui perenungan, shalat tahajud dan sebagainya. Bahkan tak jarang ide muncul saat kita sedang berada di bilik termenung (baca toilet).
Demikian juga ketika membuat proposal untuk mengikuti ajang penelitian sewaktu saya masih kuliah di Universitas Diponegoro tahun 1998 silam. Kadang saya jalan kaki dari tempat kos ke kampus melewati gedung wayang orang di Jl Raden Saleh, pada malam hari. Waktu itu di gedung wayang orang setiap ada pertunjukan selalu sepi penonton. Saya perhatikan penonton hanya 1-2 barisan kursi di depan.
Saya mulai berpikir kenapa sepi yah?. Akhirnya saya membuat Proposal penelitian mengenai Upaya Meningkatkan Minat Masyarakat terhadap Seni wayang Orang di Semarang. Proposal pun disetujui oleh pihak Universitas dan mendapat dana dari salah satu bank Pemerintah. Bahkan penelitian itu menjadi Finalis dalam Pekan ilmiah Mahasiswa Nasional di Semarang tahun 1999. Jadi saya yakin, kita semua punya ide yang sudah ada di kepala. Menulis tentang pengalaman kita pun sebuah ide. Sewaktu masih jadi wartawan ada istilah yang sudah umum di kalangan para jurnalis, yakni tidak ada berita adalah berita. Nah saya terapkan dalam ide Tak Punya Ide itu adalah ide. Jadi gue terus harus bilang wouuw Gitu?
Kalau sudah punya ide terus ngapain? Ya ide itu kan bisa berupa pemikiran, bahasan atau judul sebuah Novel. Bagusnya ide itu sudah mencakup tema. Gampangnya begini, saya menyukai sebuah kata Rezeki Nomplok, lalu saya pikir kenapa nggak menulis buku dengan judul itu. Kayaknya menarik. Lalu Rezeki Nomplok saya gunakan sebagai judul buku saya, terus temanya ini tulisan motivasi religius. Maksudnya isinya tentang motivasi meraih rezeki Nomplok dengan cara islami.
24
Akhirnya jadilah buku, Rezeki nomplok: Kiat Dahsyat Meraih rezeki Tak Terduga. Lalu setelah ketemu judul dan sub judul tinggal membuat babnya. Saya pun membuat outline tulisan dan isi bab nya. Saya kerjakan dalam tempo satu bulan sudah selesai, lengkap dengan kata pengantar dan testimoni orang- orang yang telah mendapat rezeki nomplok.
Bisa juga ide anda berupa tema, misalnya yang sedang aktual saat ini tentang Artis Karbitan. Anda ingin menulis fenomena Artis yang mendadak Populer. Anda bisa menulis mengenai fenomena artis yang terkenal dan cepat naik daun (ulat kali heheh). Kumpulkan sumbernya dari berbagai referensi, maka segeralah untuk menulis.
C. Mengumpulkan Bahan Kalau ide dan teman sudah ada langkah selanjutnya pengumpulan bahan. Kalau Novel, jelas permainan imajinasi sangat penting. Bahan hanya sebagai benchmark atau pembanding saja, dengan membaca novel-novel yang laris manis seperti Ayat-ayat Cinta, Laskar Pelangi dan Negeri 5 Menara. Membaca novel best seller penting untuk mengetahui tema apa yang disukai pembaca, bagaimana cara menyajikannya atau menulisnya dan bagaimana supaya novel kita bisa best seller.
Yang jelas untuk tulisan bergenre fiksi, permainan imajinasi atau daya khayal adalah penting meski bukan segalanya. Meski demikian ini bukan perkara yang mudah. Sebelum menulis Harry Potter, JK Rowling mengumpulkan bahan-bahan yang begitu banyak dari berbagai sumber. Dia mempelajari dengan detil apa itu sihir, jenis-jenis sihir, tempat-tempat sihir, macam-macam penyihir dan sebagainya. Koleksinya sangat beragam. Dari situlah dia kemas dengan imajinasinya yang menjulang tinggi sehingga bisa menulis tentang sihir dengan sangat detil.
Kebanyakan penulis malah membuat cerita fiksi atau novel dari pengalaman pribadi. Misal Habiburahan EL Shirazy adalah seorang mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo. Dua tahun kuliah di Mesir membuatnya tahu detil tentang adat, budaya, geografis, suku dan keragaman 25
yang ada di sana. Dan dia pun bisa memunculkan sosok mahasiswa Indonesia yang terlibat cinta segitiga dengan gadis Mesir. Bahkan beberapa orang menilai bahwa Fahri, tokoh sentral dalam Ayat-Ayat Cinta itu sesungguhnya adalah pengejawantahan Habiburahman dalam persona yang berbeda.
Tulisan seperti itu biasa disebut faksi. Yakni kisah nyata yang difiksikan. Saya kira apa yang dituangkan kebanyakan penulis lebih banyak bersandar dan berkaca dari pengalaman pribadi. Begitu juga dengan Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara dan kebanyakan penulis lainnya.
Saya juga demikian, ketika menulis novel Pengantin laut Merah. Apa yang saya tampilkan dalam sosok Zulfikar sebenarnya adalah pengalaman hidup saya ketika menjadi petugas haji di tanah suci. Namun kalau saya tulis apa adanya kurang menarik. Maka saya buat intrik-intriknya, ada drama percintaan, ada konflik dan benturan budaya sehingga tulisan menjadi lebih hidup, bermakna dan berwarna.
Novel Pengantin Laut Merah saya tulis dari ide saat menjadi petugas haji di Arab Saudi tahun 2004
Ya memang begitulah menulis novel. Tidak harus 100 % imajinasi, karena itu sulit sekali. Novel saya Bocah Kuat pun meski bukan pengalaman pribadi tapi saya belajar dari bacaan, literatur dan tulisan orang lain. Pengalaman orang lain 26
dan cerita orang lain. Yang terpenting adalah seorang Novelis harus suka membaca Novel.
Tulisan Novel yang baik tidak hanya bercerita belaka, namun ada pelajaran yang mengajak kepada kebaikan. Untuk Novel luar negeri, saya paling suka membaca Novel Alkhemis karangan penulis Brasil, Paolo Coelho. Tulisannya tidak sekadar bertutur tentang perjalanan seorang gembala, tapi sarat akan pelajaran yang berharga tentang bagaimana cara memaknai hidup dan kehidupan. Tentang bagaimana memahami diri sendiri, lingkungan dan memaknai pertanda alam. Paolo yang seorang Nasrani, menulis tentang Santiago, bocah dari Spanyol yang bermimpi mendapat harta karun di Mesir. Bocah itu pun menggembara ke Mesir. Yang mengherankan si penulis ternyata belum pernah ke Mesir sama sekali. Tapi dia mampu menulis tentang Mesir, tentang piramida dan tentang Islam seakan- akan dia pernah ke sana.
Penulis memang tidak harus ke lokasi untuk menggambarkan latar belakang atau setting wilayah. Sekarang kan banyak sarana untuk menggali bahan. Manfatkan literatur, buku bacaan, internet dan perpustakaan yang ada di sekitar kita. Kalau penguasaan wilayah kita semakin luas, maka kita bisa bercerita secara detil. Sehingga kesan yang ditangkap pembaca, kita pernah ke sana.
Intinya membuat Novel akan terlihat utuh dan menarik dengan menggabungkan 3 hal tadi. Pertama pengalaman pribadi, kedua pemahaman detil akan tema yang hendak ditulis, dan ketiga daya imajinasi yang tinggi.
Bagiamana cara mendapatkan imajinasi yang tinggi? Salah satu caranya dengan mengamati dunia anak-anak. Kita sering melihat cara anak-anak bermain sangat lucu, unik dan kreatif. Terkadang anak kecil membawa mobil-mobilan itu bisa terbang. Lalu orang-orangan bisa terbang dan sebagainya. Itulah bagian dari imajinasi yang sederhana.
Cara lain menggali imajinasi adalah melihat perkembangan teknologi. Kalau sekarang nonton teve hanya bisa menikmati gambar dan suara. Mungkin suatu saat nanti ada teknologi yang bisa menampilkan baunya? Jadi ketika program acara memasak ditayangkan, maka penonton bisa mencium aroma masakannya 27
hehehe. Atau suatu saat nanti ada teknologi mobil bisa berjalan hanya dengan diperintah dengan suara atau secara verbal. Misalnya si sopir bilang berhenti, maka mobil akan berhenti. Bahkan di dunia barat, terutama Amerika Serikat telah memainkan imajinasi masa lalu dan masa depan. Film-film animasi sarat akan imajinasi yang luar biasa, seperti Hulk, Superman, ET Mahluk ruang angkasa dan sebagainya.
Mengikuti ramalan juga bisa mendongkrak daya imajinasi kita. Maksudnya bukan percaya pada ramalan-ramalan dukun tentang nasib kita hehehe syirik itu bos. Doeloe di jaman kerajaan Jawa pernah kesohor seorang pujangga yang luar biasa. Dialah sang Ronggowarsito, yang mempunyai ramalan akan masa depan. Ramalan yang terkenal yang tercatat dalam kitabnya adalah adanya besi yang bisa terapung (kapal) dan besi yang bisa terbang (kapal). Nah buka lagi buku-buku Babad Tanah Jawa, mungkin anda bisa menemukan imajinasi dari ramalan para pujangga.
Bagaimana bahan untuk tulisan Non Fiksi? Menulis non fiksi seperti artikel, karya ilmiah dan buku berbeda dengan fiksi. Penulisan fiksi menitikberatkan pada kemampuan imajinasi. Sedang karya non fiksi lebih cenderung bersifat kognitif atau pengetahuan. Intinya semakin banyak kita tahu akan sesuatu, maka semakin gampang kita menuliskannya. Maka tak heran penulis yang pakar di bidangnya akan lebih dalam dan berkualitas tulisannya. Seorang dokter akan sukses menulis buku mengupas tentang kesehatan.
Bahan Non Fiksi secara umum dari dua sumber. Yakni dari pemikiran kita dan dari referensi. Dari pemikiran kita adalah gagasan, ide dan pendapat kita terhadap sesuatu. Sementara dari luar meliputi buku, bacaan, riset, pengamatan, wawancara dan sebagainya.
Ketika menulis buku Laa Yahtasib, saya mengumpulkan banyak bahan untuk referensi terutama buku-buku. Tak kurang 15 buku saya lahap sebagai referensi. Kekurangan bahan saya dapatkan dari wawancara dengan nara sumbernya. Alhasil saya bisa merangkum tulisan dengan mudah karena bahannya yang berlimpah.
28
Begitu juga ketika membuat artikel, sewaktu saya mengirim ke media massa. Saya selalu membaca dulu bentuk artikel yang akan saya tulis. Setelah ada ide, saya mengumpulkan bahan. Tulisan artikel memerlukan data dan fakta untuk memperkuat argumen. Lalu kita berikan opini, pendapat maupun pemikian kita yang bisa bersifat mendukung maupun membantah. Namun kebanyakan artikel yang dimuat adalah berisi kritikan sosial terhadap permasalahan yang sedang hangat atau aktual.
D. Menulis Dalam Kepala Banyak teman yang bertanya kepada saya bagaimana caranya menulis dengan cepat. Lalu saya jawab, bila anda ingin menulis dengan cepat, menulislah seolah-olah Anda mengobrol dengan seorang lawan bicara. Anggaplah pembaca sebagai lawan bicara Anda karena dengan begitu kata demi kata meluncur dengan deras dari otak Anda yang cerdas itu. Setiap manusia memiliki kemampuan menulis dengan cepat. Anda bisa dan saya pun pasti bisa asalkan telah terbiasa melakukannya. Sebab, menulis cepat terjadi dari gerakan alam bawah sadar kita yang membuat tulisan itu akhirnya muncul. Persoalan dibaca atau tidak, itu urusan belakangan karena yang terpenting adalah sudah melakukan proses menulis cepat. Menulis dengan cepat dapat dilakukan dengan beberapa langkah ringan saja. Kondisi anda rileks saja. Sebab, dalam keadaan rileks Anda seperti orang jenius, yaitu sebuah kondisi saat anda merasakan semua hal yang ada di kepala tersalurkan dengan deras dalam kata-kata yang mengalir begitu cepat. Secepat anda mengetik dengan menggunakan sepuluh jari tangan anda. Menulis cepat itu pada dasarnya mudah, tak perlulah dibuat susah. Sesuatu akan menjadi mudah bila sudah terbiasa mengerjakannya dan alam bawah sadar anda sudah bekerja dengan baik. Katakan dalam hati, "bisa!" maka secara otomatis alam bawah sadarmu mengatakan bisa.
Menulis dalam kepala (MDK) itulah cara menulis yang paling mudah untuk menulis cepat. Maksudnya menulis dengan cara menuangkan semua isi yang 29
ada di dalam kepala. Editing nanti belakangan supaya tidak mengganggu aliran tulisan. Ketika menulis buku ini, saya tahan duduk berjam-jam, saya tulis apa yang ada di kepala saya. Salah ketik dan lain-ain saya biarkan saja, sebelum kepala saya kosong. Kalau ada istilah atau materi yang nggak tahu saya kasih titik titik. Setelah selesai tulisan lalu saya membaca literatur, mencari di google kalau ada bahan yang kurang. Tahap akhir baru revisi atau editing. Menurut pengalaman saya MDK cocok diterapkan oleh mereka yang dituntut menulis cepat. Hal ini ditegaskan oleh pengalaman Gary Provost yang menulis buku laris berjudul 100 Ways To Improve Your Writing. Gary Provost mantan wartawan harian terkemuka di AS, kemudian menjadi wartawan lepas karena berambisi menulis buku tentang pengalamannya sebagai wartawan. Ia menegaskan, hanya orang-orang yang bisa menulis cepat dan tepat yang bisa menjadi wartawan dan penulis yang baik dan produktif. MDK Ini bisa dilakukan di mana saja, termasuk di perjalanan. Asalkan, dilakukan dengan tanpa tekanan, tanpa beban, sehingga menyenangkan (termasuk tidak menganggu konsentrasi mengemudi mobil). MDK bisa dilakukan dengan lancar apabila yang menjalankannya dengan senang, rileks dan menganggap itu suatu kebutuhan hidup. Kalau anda bisa ber MDK tanpa outline itu bagus, tapi kalau nggak anda bisa menggunakan online atau topic bahasan sebagai alat bantu. 1.Membuat/menentukan judul 2.Menentukan plot tulisan 3.Menganalisa hal-hal yang perlu ditonjolkan dalam tulisan
Setelah poin-poinnya kita tulis, maka kita tuangkan apa yang ada di kepala. Jadilah sebuah tulisan yang terkonsep dan mengalir.
E. Teknik menulis Bebas Menulis bebas maksudnya apa ini? Ini sebenarnya mirip dengan teori MDK, Menulis dalam Kepala tapi nggak pakai outline, kalau MDK boleh pakai outline atau tidak . Inilah metode yang menjadi senjata setiap pembicara penulisan di seminar. Mereka sering menyuruh peserta untuk menulis apa saja yang ada di 30
kepala, unek-unek dan ide supaya dikeluarkan semua untuk dituangkan ke dalam tulisan.
Metode ini diracik pertama kali oleh Peter Elbow, dalam bukunya Writing without Teacher. Kemudian muncul aliran-aliran turunan seperti Opening Up karya James W. Pennebaker, Hipnotic Writing karya Joe Vitale.
Inti kiat menulis bebas adalah menulis tanpa berpikir dan tanpa beban. Mengalir saja seperti air. Apa yang ada di kepala tuangkan saja. Tanpa batas-batas dan tedeng aling-aling (pembatas), maksudnya jangan dibatasi dengan aturan yang membelenggu seperti tata bahasa, Ejaan bahasa Indonesia dan sebagainya. Metode ini adalah metode otak kanan, yang berseifat spontan, penuh kebebasan dan tanpa aturan. Sedangkan otak kiri bersifat sistemik, runut dan penuh pertimbangan.
Menulis bebas mempunyai keunggulan membebaskan kita dari hambatan- hambatan yang memasung aliran tulisan dari kepala. Misalnya, mengenai tata bahasa, ejaan, dan kerangka karangan. Itulah kerja otak kanan, dengan apa adanya dan tanpa banyak pertibangan. Yang penting menulis aja, salah atau benar dan sebagainya abaikan dulu. Dalam proses ini yang dituntut adalah meuangkan ide sebebas-bebasnya .
Dalam aturan menulis bebas, ada pakem yang harus ditaati yakni dilarang mengedit atau haram mengedit ketika menulis. Jadi ketika menulis atau mengetik, kesalahan tulisan, ejaan dan sebagainya biarkan saja. Jangan langsung diedit. Editing dilakukan pada saat selesai semuanya. Kenapa? Karena pengeditan di tengah jalan akan mengganggu proses penulisan. Bisa jadi ketika mengedit kita kehilangan ide atau momen untuk menulis selanjutnya. Biarkan saja tulisan apa adanya, dan teruslah menulis sampai tidak ada lagi yang bisa ditulis. Tulisan bebas yang anda tulis itu kan baru drafting, jadi belum final.
Bagaimana kalau mandeg atau nggak ada ide lagi? Nah masalah seperti itu dialami semua penulis, ketika terjadi blocking mind atau kebuntuan pikiran. Masalah ini bisa jadi karena kita kehabisan bahan atau kehilangan konsentrasi menulis. Bila terjadi kemandekan, sebaiknya istirahatkan sejenak pikiran anda. 31
Setelah 2 jam duduk di depan laptop, anda perlu istirahat 10 menit untuk bangkit dan menghirup udara luar. Bisa jadi setelah istirahat maka mood kembali membaik dan pikiran kembali segar sehingga bisa melanjutkan menulis.
Kehabisan ide, ya gali lagi. Caranyaperbanyak bahan melalui referensi bacaan. Istirahat sebentar sambil menenangkan pikiran. Setelah ada ide dan gagasan baru kembali menulis menulis. Menulis bebas itu menurut saya, enak diterapkan kalau referensi kita sudah kuat. Bahannya sudah ada di kepala tinggal dituangkan. Namun kalau bahannya kurang maka akan mengalami stagnan.
F. Menulis dengan Outline Banyak orang yang tidak suka dengan pelajaran mengarang waktu sekolah yakni membuat kerangka. Metode membuat tulisan dengan kerangka karangan menurut saya masih relevan digunakan. Sebab tidak semua orang bisa menulis dengan mangalir deras. Kadang ada saja yang bahannya sudah ada di kepala tapi nggak bisa menuangkan.
Namun kerangka yang dimaksud disini lebih kepada outline, poin-poin yang akan ditulis atau topik bahasan atau bisa diterjemahkan sebagai bab. Ketika saya menulis buku rezeki Nomplok, pertama kali yang saya lakukan adalah outline atau poin yang akan ditulis. Misalnya saya bagi dalam dua bab yakni bab A. Jenis-jenis rezeki dan B. Kiat mendapat Rezeki Nomplok. Poin-poin inilah yang nanti akan menjadi daftar isi tulisan saya. Bab dalam buku Rezeki Nomplok sebagai berikut:
Bab I Jenis-Jenis Rezeki 1.Rezeki yang Dijamin 2.Rezeki yang Diusahakan 3.Rezeki yang Dijanjikan 4.Rezeki yang Tak Terduga atau Nomplok
Bab II Kiat Mendapat Rezeki Tak Terduga 1.Kiat Pada diri Sendiri : Visi dan Impian Berpikir Positif 32
Sabar & Tekun Usaha Bangun Pagi
2.Kiat pada Allah Tawakal Shalat Tahajud dan Dhuha Doa dan Dzikir Syukur Ikhlas
3.Kiat pada Orang Lain: Sedekah Silaturahmi Menolong Orang Berbakti pada Orangtua Setia pada Pasangan
Lampiran Kisah Nyata yang Mendapat Rezeki Nomplok
Membuat outline atau topik bahasan di depan memberikan banyak keuntungan. Pertama tulisan akan fokus dan tidak ngelantur kesana kemari. Dengan demikian outline berfungsi sebagai pagar atau pembatas agar tulisan tidak keluar dari tema sentral dan ngalor ngidul (kemana-mana).
Keuntungan kedua, adalah untuk jeda atau rehat sehingga tidak kehilangan ide ketika memulai menulis lagi. Dengan menulis outline atau topik bahasan maka kita bisa berhenti atau istirahat pada satu topik bahasan dan melanjutkan kembali pada topik bahasan yang baru. Outline atau topik bahasan ini juga masih drafting, maksudnya tulisan belum final bisa dihapus atau diedit. Kalau memang tidak sesuai dengan tema, menjadikan tulisan tidak mengalir bisa direvisi lagi.
33
Metode ini bisa disebut dengan menulis sistem puzzle. Triknya, anda menggali ide-ide sebanyak-banyaknya pada awal penulisan, lalu menyusun menjadi tulisan utuh. Adapun cara menerapkan sistem ini adalah dengan terlebih dahulu membuat kerangka berpikir atau outline.
Selanjutnya kumpulkan ide-ide yang muncul dalam benak anda terkait judul yang anda ingin susun. Kemudian tuliskan semua hal yang muncul dalam pikiran baik yang relevan maupun tidak. Anda juga bisa memasukkan berbagai kutipan dari referensi lain. Kumpulkan sebanyak-sebanyaknya.
Setelah anda memiliki bahan tulisan yang cukup, maka selanjutnya anda bisa menyusun kumpulan ide-ide, data-data, kutipan menjadi artikel yang utuh mengacu pada kerangka berpikir atau outline yang Anda susun. Begitu selesai, lihat lagi hubungan antar kalimat, alinea. Jika menemukan yang tidak relevan sebaiknya dihilangkan.
Selain itu, hasrat untuk segera menyelesaikan tulisan juga membuat seorang penulis, Nova Rianti MERASA menulis bak kesurupan. Menurut istilahnya, jika sudah disambar petir maka ide seperti tak berhenti mengalir dan menulis bisa cepat seperti lagi kesurupan.
Belajar dari pengalaman-pengalaman para penulis best seller tersebut, menulis cepat adalah teknik yang sangat penting, sangat efektif dan efisien, dan membantu kita menyelesaikan karya dengan cepat. Teknik ini benar-benar berharga bagi penulis-penulis yang produktif!
Jadi, tantangan kita adalah bagaimana menangkap aliran ide yang berharga, mempertahankan kondisi flow, menuliskannya dengan cepat sampai menjadi bab-bab yang utuh. Kita juga harus menjaga keselarasan dan konsistensi penuangan gagasan, dan kemudian menyelesaikan draft buku dengan cepat. Hal ini penting supaya buku kita sanggup menampilkan pemikiran yang komprehensif, pembahasannya tidak lompat-lompat, alur pikirnya terstruktur, sekalipun bentuk bukunya nanti adalah buku kumpulan tulisan.
34
Dalam konteks para penyibuk, cara paling efektif adalah dengan fokus sepenuhnya pada proses menulis dalam porsi waktu yang telah diluangkan. Saat ide mengalir deras, kita harus menulis dengan cepat. Tak perlu takut salah menulis, mengkoreksi kesalahan ketik, menilai tulisan terlalu dini, dan tak perlu menanggapi keragu-raguan atau gangguan-gangguan kecil yang mungkin datang. Kita harus konsentrasi penuh menuliskan bab demi bab ke dalam tulisan-tulisan pendek, sekaligus menjaga supaya tulisan tetap berada dalam cara penyajian yang utuh. Maka, untuk strategi menulis cepat ini, pilihan bentuk tulisannya adalah kolom singkat dan padat, sekaligus eksploratif. Menulis kolom dengan cepat seperti ini secara psikologis tidaklah terlalu membebani. Pijakan kita adalah outline yang bisa disikapi secara kreatif. Jika kita mampu membuat pointers yang cukup detail untuk sebuah bab, penulisannya pun akan relatif lebih mudah dan cepat. Saya berhasil menyusun bab-bab buku ini dengan cepat, pertama-tama karena outline yang saya susun cukup lengkap dengan pointers di tiap topiknya. Tidak selalu lengkap pada tahap awal. Bahkan separuh lebih dari topik-topik yang belum lengkap pointers-nya, justru ide pointers-nya saya dapat saat saya sedang menulis artikel lainnya dengan cepat.
Cara ini membuat proses menulis menjadi lebih enjoyable karena kita bebas memilih bagian mana yang perlu dirampungkan dulu. Proses menulis harus bisa dinikmati sebagai sebuah aktivitas batin yang membangun sekaligus menyenangkan. Menulis adalah aktivitas perjalanan batin yang menghanyutkan, suatu keadaan ekstasi.
Setelah satu bab rampung, kita akan merasa lebih percaya diri. Pasti! Kita akan lebih optimis melanjutkan ke bab-bab berikutnya. Bisa ke bab berikut secara kronologis, atau bisa di-clong-clong sesuai stok gagasan yang hendak dituangkan. Saya punya keyakinan, begitu setengah atau tiga perempat outline bisa kita selesaikan dengan cepat, maka kita tidak akan mau menunggu lebih lama lagi untuk menyelesaikan buku tersebut. Energi akan berlipat karena motivasi dan kepercayaan diri bertambah.
35
G. Menulis dengan Direkam
Dalam setiap sesi pelatihan penulisan, saya sering menanyakan ke peserta, gampang mana antara berbicara dengan menulis? Semuanya menjawab HANYA satu kata berbicara. Ya udah, sekarang bicara sebanyak-banyaknya dan rekam, setelah itu transkrip atau ubah ke dalam tulisan. Bereskan kan?
Sesimpel itu ya, memang. Menulis itu sangat sederhana. Metode merekam ini amat manjur, salah satu penulis yang menggunakan metode ini adalah motivator Tung Desem Waringin. Dia seorang yang ahli ngomong, dan kalau sudah ngoceh berjam-jam bahkan seharian betah namun dia nggak pandai menulis. Bukunya yang dia tulis berjudul Marketing Revolution di dalamnya terdapat CD. Ketika didengarkan CD nya ternyata isinya sama persis dengan apa yang ditulisnya di buku. Ini bukti bahwa menulis dengan direkam punya kekuatan sendiri.
Teknik merekam bisa digunakan dengan mewawancarai nara sumber yang ahli di bidangnya. Bila kita menulis buku kesehatan kita bisa mewawancarai dokter sebagai bahan untuk tulisan.
Kan bahasa verbal berbeda dengan tulisan? Ya emang sih, tapi lagi-lagi metode ini masih drafting. Jadi nggak usah kuatir, nanti masih bisa diedit lagi, kan belum final. Namun perlu diingat, justru bahasa verbal ini kalau dimasukkan ke dalam tulisan maka akan lebih hidup dan luwes. Hasilnya juga lebih enak dan terkesan santai. Berbeda dengan bahasa tulisan yang baku dan terkesan formal.
Saya meyakini suatu saat nanti ada teknologi yang bisa mengalihkan bahasa verbal ke dalam tulisan. Maskudnya ada software yang dapat mengubah rekaman atau suara menjadi huruf atau tulisan. Jadi tinggal dimasukkan rekamannya dan keluar sudah dalam bentuk tulisan di komputer, jadi kita nggak perlu nulis ulang, tinggal ngedit aja asyik kan.
H. Editing 36
Seorang pelukis perlu mundur beberapa langkah ke belakang untuk mengamati hasil lukisannya. Ketika melukis, sepertinya semua berjalan lancar dan hasilnya bagus. Namun ketika pelukis mundur sejenak, dan mencermati ternyata ada juga yang belum sempurna. Penulis juga begitu. Ketika kita sudah menulis dan selesai tulisan, maka baca lagi dan baca lagi. Kalau ada yang salah dan perlu direvisi ya edit lagi.
Begitulah proses selanjutnya setelah drafting, baik dengan metode menulis bebas, menggunakan outline ataupun direkam pasti menggunakan editing atau revisi. Saya yakin metode penulisan bebas paling banyak editingnya, disusul oleh direkam dan terakhir menggunakan outline.
Bagaimana cara mengedit? Ya edit saja semampunya, biasanya yang normal adalah kesalahan penulisan kata, tanda baca dan aliran bahasa. Ketiga poin itu harus diperhatikan baik-baik. Editing semakin banyak ya semakin bagus, namun rata-rata tiga kali edit sudah cukup untuk diproses selanjutnya.
Setelah selesai mau diapakan tulisan kita? Sebenarnya kalau sudah kita edit dan kita sudah yakin akan nilai karya tulis kita, ya segera disalurkan saja. Kalau artikel dikirim ke media yang dipilih, kalau buku ya ke penerbit. Jangan kuatir di kantor media massa atau penerbit juga ada editor yang siap menyunting atau memperbaiki tulisan anda. Persoalan EYD, dan tata bahaha lainnya serahkan saja pada ahlinya, yakni para editor.
I. Rumus 5 W + 1 H
Itulah rumus sakti yang menjadi pegangan saya ketika menjadi jurnalis di Majalah Gamma dan Majalah GATRA. Rumus macam apa itu? Sederhana sekali: W1 = What-apa W2 = Who- siapa W3 = When-kapan W4 = Where-dimana W5 = Why-mengapa H = How-bagaimana 37
WHAT adalah apa yang akan kita tulis. Tema apa yang ingin kita ungkapkan. Hal apa yang ingin kita tuangkan dalam tulisan. What ini bisa apa saja. Bisa soal Lumpur Lapindo yang tidak selesai-selesai, What yang kita tentukan ini akan menjadi dasar untuk 4W lainnya. Mari kita ambil topik mengenai Lumpur Lapindo.
WHO adalah siapa tokoh yang menjadi tokoh utama di WHAT. Dalam studi kasus Lapindo, who-nya minimal bisa tiga tokoh: Aburizal bakri, Direktur Minarak Lapindo dan Gubernur Jawa Timur
WHEN adalah waktu kejadian WHAT. Ini yang sering diabaikan oleh banyak penulis pemula. Kapan kejadiannya akan memberi tambahan informasi dan imajinasi pembacanya.
WHERE adalah tempat kejadian WHAT. Meski kelihatannya sepele, tempat kejadian ini punya makna. Ketika Jose Mourinho berkunjung ke Milan tiga hari lalu misalnya, segera merebak isu ia mau pindah ke Inter Milan. Coba kalau ia perginya ke Bali, kemungkinan besar tak akan ada isu itu.
WHY adalah mengapa terjadi WHAT. Ini yang paling menarik karena bisa dikupas dari berbagai sudut. Mengapa lumpur Lapido bisa menggenangi beberapa desa di Sidoarjo.
HOW adalah bagaimana WHAT terjadi, bagaimana prosesnya, lika-likunya, dan sejenisnya.
Yang jelas, dengan 5W+1H, tulisan kita dari segi kelengkapan informasi sekali lagi: kelengkapan informasi tidak akan mengecewakan pembaca kita. Kalau ada yang kecewa itu biasanya karena disebabkan oleh kekurangtepatan kita mengungkap WHY dan HOW-nya di mata pembaca.
J. Mengatasi Kemandekan atau Bad Mood 38
Berikut adalah beberapa tips mengatasi mood yang naik turun saat menulis. 1. Buatlah Diri Kita Santai Setiap orang pasti punya masalah, maksudnya jangan kita berpikir bahwa hanya diri kita saja yang mengalami suasana hati yang tidak enak. Percayalah bahwa di luar sana banyak orang juga mengalami hal yang sama seperti kita. Jadi kita tidak perlu kemrungsung (tergesa-gesa, bahasa Jawa). Hadapilah apa yang terjadi sebagai bagian dari perjalanan hidup. Semakin kita menganggap masalah yang muncul berat maka itu akan terasa berat, sebaliknya jika masalah itu kita anggap ringan maka semua akan terasa ringan. Sama halnya dengan menulis. Untuk bisa menulis dengan baik maka kita tidak usah berpikir tulisan yang kita buat ini sulit atau mudah. Lakukan sebuah afirmasi bahwa menulis itu mudah, menulis itu menyenangkan dan lain-lain. Dengan begitu anda akan memiliki energi yang lebih positif untuk lebih santai dalam menulis. 2. Istirahatlah yang cukup Bisa saja mood yang tidak baik disebabkan kelelahan. Dengan banyaknya aktivitas yang kita lakukan setiap hari sangat mungkin daya tahan tubuh kita melemah, kita merasa sangat lelah. Saat energi dalam diri tidak stabil maka sangat mungkin kita kehilangan konsentrasi untuk menulis. Bukan itu saja, kalau dipaksakan biasanya kita akan mudah terpancing emosi. Untuk itu jika anda ingin memiliki mood yang stabil setiap hari isrirahatlah secara cukup. Ini akan membantu anda lebih segar dan punya stamina dalam menulis. 3. Buatlah jadwal Menulis juga butuh jadwal supaya kita fokus kapan kita menulis dan kapan kita melakukan aktivitas yang lain. Dengan memiliki jadwal kita bisa menentukan berapa artikel yang kita tulis dalam sehari. Namun di sini komitmen sangat diperlukan, kanapa? Karena umumnya ketika kita yang menyusun jadwal, maka dengan mudah juga kita mengingkari jadwal tersebut. Ini tidak boleh terjadi, meskipun jadwal ini kita yang membuat, tapi harus bertanggung jawab untuk mematuhinya. Selain itu semua jadwal ini akan membuat anda lebih disiplin, lama-kelamaan mood tidak akan menjadi masalah lagi saat menulis. 4. Tentukan target 39
Apakah menulis juga membutuhkan target atu pencapaian? Kalau saya pribadi ya, setiap menulis saya selalu ingin menginginkan ada sebuah sasaran. Jadi saya tidak menulis dengan asal-asalan. Saya cukup punya tujuan, yaitu berbagi manfaat dengan teman-teman yang membacanya. Saya cukup puas jika tulisan- tulisan saya bisa bermanfaat untuk orang lain. Untuk itu anda harus memulai membuat target dalam menulis. Tujuannya supaya anda lebih terarah dan tulisan anda juga lebih fokus pada hal-hal yang anda suka. 5. Catatlah ide yang muncul kapanpun dan dimanapun Satu hal lagi yang sering membuat orang mengalami bad mood dalam menulis karena orang tersebut tidak menemukan ide terhadap apa yang ingin ditulis. Terkadang memang ada seseorang yang menggebu-gebu ingin menulis, tapi sesaat mau menulis tiba-tiba ide hilang, tak tahu kemana. Untuk menghindari hal ini anda harus mencatat ide yang anda temukan dalam sebuah buku, kalau perlu buat pengembang idenya sekalian supaya ketika anda menulis anda tinggal menulis sesuai dengan ide dan alur yang telah anda siapkan sebelumnya. Beberapa hal di atas adalah beberapa tips bagaimana mengatasi mood yang baik turun saat menulis. Apa yang saya tulis sudah saya buktikan, tapi semua kembali kepada anda semua.
Tips Menulis Cepat 1. Tuliskan apa yang ada di Kepala Anda, Inilah poin teknis dari metode menulis cepat. Tak ada metode yang lebih manjur kecuali menulis dalam kepala 2. Fokus , tidak melakukan aktifitas lain Kalau anda di depan laptop untuk mulai menulis MDK, matikan aplikasi lain seperti facebook, email dan sebagainya. Konsentrasilah. 3. Menulis di Pagi Hari , waktu emas dari jam 03.00-06.00 Dini hari adalah jam otak yang dalam kondisi fresh. Banyak ulama besar dunia dan penulis terkenal menggunakan waktu ini untuk menuangkan pemikirannya. Kalau anda tidak biasa bangun pagi, biasakanlah. Majukan 40
jam tidur anda dari jam 12 malam ke jam 9 malam. Pasti bisa, karena ala bisa karena biasa.
-o0o-
Bab 3. Tulisan yang Memikat
Gampang kan menulis? Saya katakan lagi menulis nggak gampang tapi gampang sekali. Terus yang susah apa? Nggak ada yang susah. Dulu waktu saya masih bekerja di Telkomvision, General Manager saya pernah mengatakan Di dunia ini semua itu bisa dilakukan, yang tidak bisa dilakukan itu hanya satu yakni makan kepala sendiri, heheheh.
Sebelum tulisan anda disalurkan untuk dipublikasikan sebaiknya cermati sekali lagi, apakah sudah menarik pembaca? Apakah membuat orang terpikat? Apa sudah menjadi magnet bagi pembaca?
Setelah bisa menulis dengan lancar, maka jangan berpuas diri dulu. Kalau anda ingin eksis di dunia penulisan, maka anda harus perbaiki kualitas tulisan anda. 41
Tidak sekadar bisa membuat tulisan dengan cepat tapi bagaimana membuat tulisan yang cepat tapi menarik atau memikat. Kalau cepat saja tidak memikat, maka manfaatnya kurang. Tulisan memikat adalah tulisan yang mempunyai daya tarik dan daya pikat bagi pembaca.
Maksudnya begitu pembaca melihat judul atau tema tulisan sudah menarik, apalagi membacanya, maka pembaca akan terus menyelami isi tulisan anda. Terus apa kiat-kiat membuat tulisan yang memikat.
A. Aktual Ini berlaku untuk tulisan non fiksi baik berita, artikel maupun buku. Topik yang aktual sangat digemari karena sedang menjadi ajang pembahasan di tengah masyarakat. Dari warung kopi sampai Pondok Kopi semua membicarakan hehehe. Misalnya ketika tulisan ini ditulis, di Bandung menjelang Pilgub (pemilihan gubernur) Jawa Barat. Nah topik seperti itu sedang menjadi trending topic atau pembicaraan banyak kalangan. Sosok Jokowi yang fenomenal juga masih menjadi isu yang layak dijual.
Topik yang seperti ini keunggulannya hot news atau hangat dibicarakan dan bisa menaikan rating pembaca. Namun kelemahannya adalah umurnya terbatas atau gampang basi. Kalau Pilgub Jabar sudah usai, maka tulisan tentang tema kampanye pasti menjadi basi.
Namun ada juga topik yang hangat atau aktual tapi tidak basi. Yakni dengan menyajikan tulisan dalam bentuk esay atau feature (karangan khas). Buku Biografi Jokowi adalah contohnya. Meski Jokowi sudah tidak menjabat gubernur lagi, namun biografinya tetap bisa dibaca kapan saja.
B. Orisinal Sekarang ini banyak yang karya yang dihasilkan dari meniru, menyontek atau menjiplak. Bahasa kerennya spanyol (separuh nyolong (mencuri)). Dalam industri musik dan program teve, spanyol bukan barang langka. Perhatikan lirik- lirik vocalis dari grup band domestik kita, kalau dicermati seringkali terdengar mirip dengan lirik lagu-lagu dari luar negeri. Demikian juga acara teve kita, 42
kalau tidak mengadopsi dari luar, ya pasti ada kemiripan dengan program yang pernah dibuat di sana. Minimal hasil dari ATM (amati, tiru dan modifikasi).
Dalam industri perbukuan hal yang paling mengerikan di negeri ini adalah pembajakan. Saya pernah mendapati buku karya Ipho Santosa, berjudul Keajaiban Rezeki, dijual di lampu merah jalan utama di Jakarta dengan harga hanya Rp 35 ribu. Padahal harga jual di toko Gramedia adalah Rp 65 ribu. Di Indonesia perlindungan atas hak karya atau hak cipta benar-benar telah tercabik-cabik. Kalau pun aturannya ada, namun praktek di lapangan sering tidak jalan dan tanpa ada penindakan hukum yang tegas pada pembajak.
Coba perhatikan kalau kita sedang di jasa Foto kopi. Banyak buku-buku yang diperbanyak alias difotokopi tanpa seijin penulis. Padahal di dalam buku itu dicantumkan bahwa untuk memperbanyak isi buku harus seijin penulis dan apabila dilanggar akan dikenai ancaman pidana. Tapi kenyataannya tetap saja, orang memfotokopi. Kesadaran hukum kita yang rendah, ditambah aparat penegak hukum yang tidak kredibel turut berkontribusi pada kejahatan ini.
Di Malaysia perlindungan akan hak cipta sangat kuat. Di negeri jiran, penjual jasa Foto kopi tak berani sembarangan memfotokopi buku-buku yang memiliki hak cipta. Kesadaran warga untuk taat kepada hukum juga sangat tinggi. Maka tak heran, penulis di Malaysia bisa kaya dan makmur dari royaltynya. Lalu kemana nih pemerintah kita?
C. Judul yang Menarik
Waktu saya menjadi wartawan di majalah GATRA, suatu ketika saya akan menulis artikel tentang pelarangan Bajaj yang dilakukan oleh pemda DKI. Saat itu saya memberi judul tulisan itu Bajaj Pasti Berlalu. Judul ini menjadi daya tarik, karena mirip dengan judul film yang hit tahun 1980-an yakni Badai Pasti Berlalu. Maka pemirsa yang akrab dengan film itu pun akan tergelitik dan ingin membaca lebih jauh isinya.
Bagaimana membuat Judul yang menarik? Sebaiknya judul jangan terlalu panjang kalimatnya. Saya rasa 2-3 kata sudah cukup. Bahkan ketika Soeharto 43
mundur tahun 1998, harian Kompas menulis dalam head linenya hanya satu kata Akhirnya.. Inilah kekuatan judul. Yang kedua, sebaiknya judul terkait dengan apa yang pernah popular masa lalu atau masa kini. Misal kita menulis tentang plesetan judul lagu, film, iklan yang lagi populer di masyarakat dan sebagainya. Pemilihan judul akan sangat mempengaruhi daya tarik tulisan. Jangan sampai artikel yang bagus namun judulnya kurang menarik. Jadi judul dan isi tulisan harus mampu menghipnotis orang untuk membaca.
D. Lead yang Menarik Lead adalah kalimat pembuka tulisan, bisa diartikan sebagai kalimat pemikat. Sesuai dengan namanya kalimat pemikat tujuannya untuk memikat pembaca. Lead ini biasanya diperlukan saat kita menulis artikel, opini atau berita. Biasanya panjangnya antara 2-3 kalimat. Yang penting sederhana tapi mudah dipahami.
Contoh Lead adalah sebagai berikut : Judul : Jokowi Rebut DKI 1 Wong ndheso yang merubuhkan keangkuhan sendi demokrasi. Jokowi berhasil berkoalisi dengan rakyat.
Itu adalah lead untuk sebuah artikel yang ditulis mengenai kemenangan Jokowi pada bursa Cagub DKI tahun 2012. Jadi kalimat pembuka demikian pasti akan menimbulkan penasaran.
Lead menyampaikan sesuatu yang heboh atau mengagetkan. Anda juga bisa membuat alinea pembuka seperti ini: Luar biasa!! Rahasia menggali potensi diri ternyata telah ditemukan dan Andapun bisa mengetahuinya.
Contoh lain Ini mengerikan, kata Rudiawan seorang jutawan CD. Kalau rahasia menjual online diketahui secara luas maka saya akan tersaingi. Dan hebatnya kami akan membongkarnya untuk Anda.
Tulisan di atas adalah contoh teknik dengan menyampaikan sesuai dengan cara 44
heboh. Tentu orang yang membacanya bakal penasaran. Atau Anda bisa menyajikan sebuah peristiwa yang mengejutkan atau tidak biasa
Rudi berhasil menjadi jutawan pada usia 12 tahun. Dan ini ia lakukan dengan sebuah langkah-langkah mudah.
Dengan membacanya Anda akan bertanya dalam hati Masa, sih??. Jika orang berguman demikian Anda sukses membuat si pembaca penasaran.
Lead bisa Mengangkat Masalah. Dengan teknik ini Anda bisa mengangkat masalah yang kemudian Anda beberkan solusinya. Dipastikan orang yang mengalami masalah tersebut bakal tertarik untuk membaca.
Misalnya Apakah Anda ingin meraih sukses di usia muda? Dan ini bisa Anda dapatkan dengan cara mudah? Tentu mereka akan membaca bagian selanjutnya karena yakin Anda menyampaikan cara atau triknya di bagian isi tulisan
E. Tulisan yang Mengalir Tulisan yang baik adalah yang mudah dipahami bahasanya dan cara penyajiannya nyambung dan tidak putus atau mengalir. Tulisan mengalir enak dibaca dan membuat pembaca tidak bosan membaca hingga titik terakhir. Tulisan mengalir bisa diterapkan dalam bentuk fiksi maupun non fiksi. Cerpen dan novel yang mengalir membuat pembaca tidak akan berhenti membaca sebelum ada kegiatan lain. Bila perlu satu buku bisa kelar dibaca satu hari, bila buku itu benar-benar menarik dan mampu menghipnotis pembaca.
Cara membuat tulisan mengalir adalah gunakan bahasa yang sederhana. Setiap kalimat selalu terhubung. Fokus pada tema sentral dan nggak loncat. Ketika kita menulis tentang kesehatan, ya jangan lari ke politik. Biasanya dalam proses editing atau revisi akan kita ketahui tulisan itu mengalir atau tidak. Dan kalau tulisan itu loncat, sebaiknya segera diperbaiki.
F. Data dan fakta, itu Perlu! 45
Data dan Fakta yang akurat dan dikeluarkan lembaga yang kredibel akan sangat membantu ketajaman sebuah tulisan. Coba bedakan dua kalimat ini : Jakarta adalah kota dengan penduduk terbesar di Indonesia. Jakarta memiliki jumlah penduduk 12 juta di siang hari dan 8 juta di malam hari
Mana yang menarik? Kita sepakat menjawab yang kedua, karena di situ kita menyajikan data. Dan bila perlu kita berikan dalam catatan kaki, bahwa angka itu merupakan hasil riset BPS tahun 2011. Data penting untuk penulisan artikel dan mutlak diperlukan untuk karya ilimiah, skripsi dan sejenisnya.
Disamping data, kita juga perlu menyajikan fakta atau bukti yang ada. Fakta, misalnya, ruas jalur Trans Jakarta sampai dengan November 2012 sudah mencapai 10 koridor. Itu adalah fakta atau kenyataan yang bisa dilihat dan dibuktikan kebenarannya di lapangan.
G. Kosa kata Beragam Indonesia memiliki keragaman bahasa yang luar biasa dengan jumlah ratusan bahasa daerah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari pulau Alor sampai pulau Rote. Penggunaan bahasa daerah, khususnya untuk tulisan non fiksi akan memperkaya perbendaharan kata dan membuat tulisan lebih berwarna. Misalnya menggunakan istilah bapak adik untuk mengganti kata paman yang digunakan oleh masyarakat Papua. Istilah rancak banak dalam bahasa Minang, yang artinya bagus sekali. Istilah wani piro, (berani berapa) yang diambil dari bahasa Jawa.
Yang harus dihindari dalam penggunaan bahasa daerah adalah kesalahan dalam penafsiran. Bahasa yang jamak di suatu daerah bisa memiliki arti yang berbeda di daerah lain. Misalnya kata dhahar (makan) di Jawa termasuk basa krama (halus untuk orang tua), tapi di Sunda bahasa itu kasar. Dulu pernah ada cerita, polisi dari Jawa baru ditempatkan di pedalaman Kalimantan. Suatu ketika ada orang pedalaman yang memanggilnya kamu Polisi tae yaa, polisi itu marah karena tae dalam bahasa Jawa artinya Tahi (faces). Ternyata tae di daerah itu artinya baru. Nah tuh!
46
Untuk kebakuan bahasa Indonesia dan menghindari salah tafsir, bahasa daerah harus ditulis dalam huruf miring dan diberikan artinya dalam bahasa Indonedia dengan menggunakan tanda kurung. Kalau bahasa asing sebaiknya diubah ke bahasa Indonesia, kalau tidak ada kata tersebut dibuat dalam huruf miring. Huruf miring ini berarti bukan kata baku dalam bahasa Indonesia.
H. Seni Memainkan Kata Sama seperti drama, melukis, menari dan seni lainnya, menulis termasuk karya seni. Unsur terpenting dari seni adalah keindahan, maka menulis pun harus indah. Seperti apa sih menulis indah itu?
Menulis indah adalah menulis dengan bahasa menarik dan memiliki kualitas tulisan yang berbobot. Disini penulis bisa menuangkan kata baik dalam makna konotatif atau kias, maupun makna denotatif atau makna sesuai kamus.
Untuk tulisan artikel gunakan kata lain yang lebih menarik untuk mengganti kata yang akan disebut berualng-ulang. Misalnya pesawat terbang dapat digantikan dengan kata burung besi, dan sebagainya. Untuk fiksi kita bisa memainkan dengan penggunaan gaya bahasa seperti personifikasi, metafora, hiperbola dan lain-lain. Misalnya dalam tulisan novel Pengantin Laut Merah, saya memulainya dengan menggunakan gaya bahasa Personifikasi yakni, Mendung menggantung di bibir langit.
-o0o-
47
Bab 4. Publikasi Naskah
Nah kalau tulisan sudah jadi, lantas mau dibawa kemanaaa? Ya kembali ke kita. Kalau artikel, cerpen sebaiknya kita kirim ke media massa, baik koran, tabloid atau majalah. Kalau berupa naskah buku dikirim ke penerbit. Kalau hanya sekadar koleksi pribadi, bisa diuplod ke blog masing-masing.
A. Kiat Memenangkan Lomba Akhir-akhir ini saya melihat lomba penulisan semakin semarak. Ada pihak-pihak yang tiap tahun menggelar lomba, misalnya Dewan Kesenian Jakarta yang menggelar lomba penulisan Novel, hadiahnya total mencapai hampir Rp 50 juta. Tahun 2012 ini, saya mencatat ada beberapa pihak yang mengadakan lomba seperti Penerbit Republika, Mizan dan terakhir ada lomba penulisannya skenario film yang diadakan oleh Depdikbud dengan total hadiahnya yang cukup menggiurkan Rp 200 juta ! Majalah Femina juga sedang menggelar lomba penulisan cerpen dan cerita bersambung. Ini semua lomba fiksi.
Untuk non fiksi biasanya diadakan oleh instansi atau perusahaan. Yang rutin mengadakan misalnya PT Pos Indonesia yang ajeg (rutin) membuat event lomba penulisan setiap tahun. Ada juga beberapa lomba seperti menulis surat untuk Dahlan Iskan, dan lomba menulis gokil atau lucu-lucuan yang disponsori oleh sebuah produk alat tulis.
Saya sendiri untuk lomba karya tulis, telah dua kali ikut dan mendapat hadiah. Yakni juara Harapan 1 untuk lomba karya tulis sebuah Partai Politik tahun 1999 dan sewaktu kuliah saya pernah masuk Finalis dalam lomba penelitian nasional tingkat mahasiswa.
48
Untuk fiksi, saya pernah ikut lomba naskah keagaamaan yang diadakan Litbang Departemen Agama tahun tahun 2003 lalu dengan total hadiahnya ratusan juta rupiah. Alhamdulillah saya menang menjadi juara 1 untuk kategori cerita anak dan mendapat hadiah uang tunai dan piala. Namun, sayang setelah itu, penyelenggaraan lomba penulisan di Depag sudah tidak terdengar lagi.
Ada beberapa kiat yang perlu diketahui untuk memenangkan lomba penulisan. -Pelajari naskah pemenang lomba yang pernah ada, biasanya ada file para pemenang lomba sejenis sebelumnya. Dengan membaca novel yang pernah juara kita bisa mengetahui karakter dan isi dari naskah layak juara.
-Cari tahu dan selidiki karakter jurinya. Biasanya pada setiap lomba selalu mencantumkan nama-nama Dewan juri. Sebaiknya kita pelajari karakter maisng-masing dewan juri tersebut, sehingga naskah kita bisa mengikuti gaya dan irama mereka.
-Perkuat kedalaman temanya. Rata-rata ada tema yang dilombakan. Sebaiknya tulisan kita fokus di tema dan mempertajam kedalamannnya.
-Ketahui misi yang diemban, umumnya panitia mempunyai misi-misi tertentu atas penyelenggaraan lomba, ketahuilah misi itu apa saja.
-Ikuti ketentuannya, setiap penyelenggaran lomba selalu membuat syarat ketentuan bagi peserta lomba. Ikutilah, itu masalah teknis. Jangan gara-gara salah spasi maka naskah anda masuk tong sampah.
Antar langung ke panitia. Selama masih memungkinkan, msalnya alamat panitia satu kota, sebaiknya naskah diantar langsung. Sehingga dapat dipastikan sampai di tujuan dan mintalah tanda terima. Sebenarnya itu saja kiat memenangkan lomba. Kiat tersebut sudah saya praktekan dan saya sudah mersakan hasil dan kedahsyatannya.
B. Kiat Menembus Media Massa Siapa yang tidak senang tulisannya dipublikasikan di media massa? Wah pasti senang sekali, Apalagi kalau baru pertama kali. Itu surprise. Saat ini, media 49
massa begitu banyak, sehingga ceruk untuk bisa dipublikasikan sangat lebar. Tak hanya berbasis cetak yang berbasis online pun ada.
Honor penulisan artikel sangat beragam, untuk koran daerah pada era saya tahun 1990an nilainya antara Rp 25 ribu s/d Rp 100 ribu. Saat ini honor minimal tulisan untuk daerah sekitar Rp 100 ribu dan tertinggi Rp 500 ribu. Untuk koran nasional honor termurah adalah resensi buku berkisar Rp 200 ribu, Cerpen Rp 400 ribu s/d Rp 600 ribu. Untuk artikel opini antara Rp 500 s/d 1 juta rupiah.
Wah lumayan juga kalau tiap minggu bisa tembus satu artikel, sebulan dapat empat jeti bro. Oh ya honor tersebut belum dipotong pph pribadi sebesar 5% bagi yang sudah punya NPWP.
Yang jelas semakin banyak pembaca media massa tersebut, persaingan untuk dimuat juga semakin ketat. Misalnya di Kompas dalam sehari menerima lebih dari 30 artikel opini dan hanya yang dimuat satu atau dua artikel. Artinya peluang untuk dimuat di koran nasional ini sangat kecil dibanding dengan media lainnya. Maka carilah media yang persaingannya tidak terlalu ketat terutama media yang oplahnya belum banyak.
Kiat-kiat memenembus media massa sebagai berikut ; -Cermati rubrik yang tersedia. Setiap media massa membuka ruang untuk penulis free lance untuk mengisi halaman mereka. Yang pasti ada di setiap media massa yakni rubrik artikel opini yang hadir setiap hari kerja. Yang lain beda-beda tergantung medianya, misalnya ada esay, cerpen, resensi dan sebagainya. -Amati karakter media. Setiap media massa punya ciri khas atau karakter sendiri-sendiri. Ada yang bahasanya formal, ada pula yang santai. Ada yang intelek ada pula yang provokatif. Hal ini dapat dicermati dari cara mereka menyampaikan berita. -Asli atau orisinal. Tulisan yang asli bukan kutipan atau terjemahan merupakan syarat mutlak bisa dimuat. Dalam opini jika kita punya ide yang asli dan segar akan menarik bagi redaktur media massa. 50
-Ikuti aturan mainnya. Ini jangan dilanggar, karena setiap media punya aturan jumlah halaman, ukuran huruf dan spasi yang berbeda.
Aktualitas, atau topik yang aktual atau sedang in sangat diminati media massa khususnya harian bentuknya bisa artikel atau opini. Untuk tulisan cerpen bisa juga diambil dari tema yang lagi ngetrend dibuat cerpen sebagai kritik social.
C. Kiat Menembus Penerbit Kalau naskah sudah siap maka segera cari penerbit untuk mempublikasikan karya anda ke dalam sebuah buku. Atau anda bisa menerbitkan melalui layanan self publishing atau penerbitan sendiri untuk mempublikasikan naskah anda. Namun kalau anda tidak mau keluar biaya, menerbitkan ke penerbit konvensional adalah piihan yang tepat. Disamping itu penerbitan sendiri bisa dilakukan bila naskah kita ditolak oleh penerbit umum.
Sayarat untuk diterbitkan oleh Penerbit adalah ; -Sesuai dengan karakter, visi, dan misi penerbit. Setiap penerbit mempunyai karakter yang berbeda. -Mempunyai nilai jual, maksudnya buku tersebut mempunyai target pembaca yang jelas dan dibutuhkan oleh pasar -Memiliki komunitas, seorang penulis yang mempunyai komunitas baik milis atau grup di face book akan mendapat perhatian lebih dari editor penerbit
Rata-rata penerbit melakukan penilaian dan meminta waktu untuk mereview antara 3-4 bulan. Padahal sebenarnya 2 bulan sudah cukup bagi penulis untuk mengetahui nasib naskahnya. Biasanya kalau penerbit cocok, maka mereka akan menghubungi penulis melalui telepon atau email. Setelah itu penerbit akan mengirim draft SPP (Surat Perjanjian Penerbitan). Penulis dapat mempelajari dulu isinya sebelum dikirim balik dan ditandatangani.
Jika dalam tempo 2 bulan penerbit tidak ada respon atas tulisan anda, maka sebaiknya lupakan, dan segera kirim ke penerbit yang lain. Naskah anda akan dikembalikan kalau disertai dengan prangko yang cukup, meski ada juga 51
penerbit yang mau mengembalikan naskah, walau tidak kita menyertakan prangko balasan.
Dalam SPP ada dua penawaran yakni beli putus atau system royalty. Namun saat ini banyak penerbit yang tidak mau membeli putus naskah. Biasanya beli putus hanya berlaku untuk novel atau roman. Saya pernah menjual putus novel anak saya Bocah kuat ke sebuah penerbit di Yogya dengan harga Rp 2,250 juta selama 3 tahun. Setelah masa kontrak selesai, dan mereka tidak memperpanjang, maka tahun 2012 lalu buku tersebut dterbitkan kembali oleh PT Dahara Semarang dan saya mendapat royalty 10% dari harga jual Buku.
BIODATA PENULIS
Dudun Parwanto, nama panggilannya Dudun. Lahir di Surakarta 20 Maret, anak ketiga dari pasangan H. Soekirno dan Solikati. Sejak kecil mempunyai hobi membaca dan menulis. Menghabiskan masa kecil hingga remaja di kota kelahirannya. Tahun 1981 masuk SD Negeri 86 Surakarta dan lulus tahun 1987. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 3 Surakarta dan selesai tahun 1990. Selepas itu, belajar di SMA Negeri 7 Surakarta dan lulus tahun 1993.
52
Sejak tahun 1994 masuk Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang. Di sini kegemarannya menulis mulai terasah. Pada tahun 1995 tergabung dalam pengurus Koran Kampus Manunggal Universitas Diponegoro. Artikel pertama yang berjudul Tahun Baru, Apanya yang Baru tahun 1995 adalah karya pertama yang dimuat di harian Suara Merdeka. Selanjutnya hampir setiap bulan tulisannya baik dalam bentuk esay, kolom maupun artikel menghiasi harian nomor satu di Jawa Tengah itu. Beberapa tulisannya juga pernah dimuat di harian Bernas, Solo Pos dan Wawasan.
Buku pertama yang dikerjakan bersama tim adalah Kartini-Kartini Jawa Tengah yang diterbitkan PT Cipta Sarana, Semarang tahun 1996. Pada tahun 1997, karya tulisnya berjudul Kiat Pemenangan Pemilu Partai Golkar menjadi juara Harapan I lomba Karya Tulis Golkar tingkat Jawa Tengah. Tahun 1998, tulisan ilmiahnya bertitel Upaya Melestarikan wayang Orang Ngesti Pandowo Semarang, berhasil menjadi Finalis pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 1998 di Semarang. Buku berjudul Ali Yang Shaleh menjadi Juara I Penulisan cerita fiksi anak keagamaan 2003 tingkat Nasional yang diadakan oleh Litbang Departemen Agama dan telah diterbitkan.
Memulai karirnya di Majalah GAMMA sebagai Reporter tahun 2001. Setahun kemudian GAMMA bubar dan pindah ke majalah GATRA pada awal 2002. Di Majalah Mingguan Berita tersebut hanya bertahan satu tahun. Tahun 2003 turut bergabung dalam mendirikan Tabloid Haji Indonesia sebagai staf redaksi. Pada musim haji 2004, mendapat amanat menjadi petugas haji bidang Media Center Haji PPIH Arab Saudi, Daerah Kerja Jeddah. Tahun 2005 berwiraswasta dengan mendirikan CV Bianglala Kreasi Media di Jakarta, perusahaan yang bergerak bidang penulisan buku dan bulletin internal. Pada tahun 2008-2011 bekerja sebagai Asistant Manager Program Acquisition di Telkomvision Jakarta.
Tahun 2012 Dudun total menjadi penulis, Saat ini bersama rekan-rekannya membangun usaha event Organiser, majalah perusahaan, penulisan buku biografi dan company profile. Di samping itu, Dudun juga sering di berbagai kota 53
untuk menyajikan materi tentang penulisan. Salah satu materinya adalah Kiat Menulis Cepat dan Memikat dalam buku ini.
Bila anda ingin mengundang Dudun untuk mengisi pelatihan di perusahaan atau di kota anda silakan menghubungi langsung Dudun di HP. 021-27035875. Email dudunparwanto@yahoo.co.id Facebook http://www.facebook.com/dudunparwantoo, twitter https://twitter.com/DudunHamdalah Blog http://jasapenulisanbuku.blogspot.com/
-o0o-
54
Jasa Penulisan Buku
Bianglala Publishing menyediakan jasa layanan Penulisan dalam bentuk Paket Penulisan Hingga Paket Penerbitan.
PAKET PENULISAN STANDAR Rp. 10.000.000
Spesifikasi 1. Ukuran Kertas A4 2. Huruf Times Roman 12 3. Spasi 1,5 4. Maksimal 150 Hal A4
Sudah Termasuk 1. Pencarian Bahan 2. Wawancara 3 sesi 55
3. Penulisan 4. Editing 5. Revisi 3 Kali
Belum Termasuk - Pembelian Buku-buku, jika diperlukan - Transport & Akomodasi ke Narasumber di Luar Jabodetabek - Lama Pengerjaan 2 Bulan
PAKET EKSKLUSIF Rp. 20.000.000
Spesifikasi 1. Ukuran Kertas A4 2. Huruf Times Roman 12 3. Spasi 1,5 4. Tanpa Batas Halaman
Sudah Termasuk 1. Pencarian Bahan 2. Wawancara sd 10 sesi 3. Penulisan 4. Editing 5. Revisi 3 Kali 6. Lay Out 7. Cover 8. ISBN 9. Cetak 3 Buku 10. Softcopy PDF File
PAKET CETAK DAN DISTRIBUSI KE GRAMEDIA
Spesifikasi 1. Kertas Bookpaper 65 Gr 2. Cover Arcarton 150 Gr 3. Halaman 150-200 hal 4. Ukuran A5 5. Materi siap Cetak 6. Disitribusikan di Gramedia seluruh Indonesia 7. Bagi Hasil Gramedia & Distributor & Penerbit 60%, 40 % Penulis/ Yang membiayai Buku.
Biaya Cetak 2000 Buku 2 Rp. 10.000,000 Total Rp 20.000.000,-
Asumsi Harga Buku 5 Kali biaya Cetak. Keuntungan Pembeli ; 40 % x Rp. 50.000 x 2000 eks = Rp. 40.000.000 Keuntungan Bersih Rp 40.000.000- Rp. 20.000.000 = Rp 20.000.000,- Keuntungan Non Material : Personal Branding, nama akan dikenal secara luas
Belum Termasuk - Pembelian Buku-buku, jika diperlukan - Transport & Akomodasi ke Narasumber di Luar Jabodetabek - Lama Pengerjaan 2 Bulan
Pembayaran DP 50% Informasi Hubungi : Dudun 0878-86417595 atau 0813-10054310 email dudunparwanto@yahoo.co.id
56
Portofolio Penulis : Dudun Hamdalah 1. Novel anak Ali Gesit si Bocah kuat 2. Novel dewasa Pengantin Laut Merah 3. Buku Rezeki Nomplok 4. Buku Kaya Harta Kaya Hati 5. Buku Menulis Dalam Kepala 6 Buku Biografi Umyung Mustika, Pengusaha Travel Haji 7 Buku Biografi Made Lingga, Pengusaha Bank dan Real Estat 8 Novel Misteri Rumah Hantu 9. Buku Biografi Nurmahmudi Ismail, Walikota Depok 10. Buku Biografi Karyana, Ahli Proteksi PT PLN Persero 11. Buku Biografi Sunarjito, Ahli Operasi Sistem PT PLB Persero 12. Buku Recovery Korban Narkoba di Jakarta
57
PELATIHAN PENULISAN
Seminar & Bedah Buku "Kaya Cara Nabi"
Kerjasama Event di Kota Seluruh Indonesia
Perkenalkan, saya Dudun Hamdalah , Penulis Buku Laris "Cara Kaya Nabi" yang telah beredar luas di Gramedia dan seluruh toko buku di Indonesia mulai 12 April 2013 yang lalu.
Buku terbitan Noura Mizan ini, sangat membantu bagi seorang Muslim untuk meraih jalan kesuksesan hidup dan kekayaan dengan meneladani Nabi Muhammad SAW dengan mengikuti perilaku dan aktifitas beliau.
Buku ini berisi merubah pemikiran tentang kekayaan dan bagaimana menggunakannya untuk kemaslahatan umat seperti yang dicontohkan Nabi. Karena Nabi sangat menyukai umat yang kuat secara material dan rohani daripada umat yang lemah.
Untuk itu, saya sebagai Penulis mengajak rekan-rekan EO di kota/ daerah di Indonesia untuk bekerjasama mengadakan acara Seminar dan Bedah Buku Cara Kaya Nabi di kota Anda.
Ketentuannya: 1. Fee Pembicara Gratis 58
2. EO menyediakan biaya tranport dan akomodasi 3. EO melakukan pembelian buku sejumlah 100 eksemplar ke Penulis. (Harga Buku adalah Rp 39 ribu per eksemplar plus biaya kirim) selambatnya 1 bulan sebelum pelaksanaan acara. 4. Buku tersebut nanti akan diberikan pada peserta dengan membayar tiket dengan harga yang ditentukan oleh Panitia. 5. Lama Seminar adalah 3 jam, dengan range harga jual tiket Rp 150-300 ribu. EO silakan mematok harga sesuai dengan daya beli daerah setempat. 6. Seluruh keuntungan maupun kerugiaan penyelenggaraan menjadi tanggungjawab EO. 7. Penulis akan membantu mempromosikan acara ini melalui sosial media.
Peminat: 1. Bagi EO yang minat silakan email ke doe2nparwanto@gmail.com dilengkapi nama EO atau PIC, no Telp, Kota dan waktu pelaksanaan 2. Waktu pelaksanaan paling cepat 2 bulan dari email kerjasama 3. Untuk tiket transportasi dikirim selambat seminggu sebelum hari H
59
PELATIHAN PENULISAN UNTUK PERUSAHAAN
Proposal Inhouse Training Workshop Kepenulisan
I. Konsep Workshop
Para peserta akan dipandu untuk membuat tulisan yang santai, tidak terlalu formal, fleksibel dalam penerapan kaidah-kaidah bahasa (EYD, tata bahasa, dan sebagainya). Para peserta akan dipandu untuk menerapkan KIAT MENULIS BEBAS, yakni kiat menulis yang memungkinkan mereka menulis dengan lancar tanpa hambatan apapun. Para peserta akan diberi motivasi mengenai manfaat menulis, baik bagi diri mereka sendiri secara pribadi, maupun dalam pengembangan karir di perusahaan tempat mereka bekerja. Para peserta akan diberi panduan tentang cara efektif dalam mengelola media internal, termasuk cara membangkitkan komitmen para staf yang dilibatkan di dalam tim, agar mereka selalu bersemangat dalam mengelola media internal tersebut. Follow up berupa interaksi intensif di sebuah komunitas khusus di Facebook. Ini sangat penting, sebab sebenarnya workshop 1 atau 2 hari saja tidak cukup untuk mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan penulisan, termasuk pengelolaan media internal. Masa berlaku follow up ini tidak ditentukan (bisa selamanya), dan tak ada biaya tambahan. Pada group tertutup tersebut, para pengelola media internal bisa berkonsultasi dan diskusi langsung dengan kami mengenai dunia penulisan dan pengelolaan media internal. Diadakan sesi khusus untuk praktek menulis, agar para peserta bisa mengalami langsung bagaimana mudahnya dan asyiknya menulis.
Karyawan Perusahaan sebanyak 25-100 orang
60
II. Materi Workshop
Alternatif I: Workshop Dua Hari
Hari Pertama Materi-Materi Dasar Penulisan
No Materi Tujuan Pemateri Waktu 1 Motivasi Menulis Membangkitkan motivasi dan rasa percaya diri bagi peserta, bahwa siapa saja termasuk mereka bisa membuat tulisan yang berkualitas. Jonru 09.00 10.30 Coffee Break 10.30 10.45 2 Kiat Mengembangkan Ide Tulisan & Mengatasi Writers' Block Memberikan langkah-langkah teknis bagi peserta tentang cara mengembangkan ide tulisan, dan kiat teknis tentang cara mengatasi writers block Jonru 10.45 12.15 ISHOMA 12.15 13.00 3 Kiat Dasar Penulisan Nonfiksi Memberikan wawasan kepada peserta tentang kiat- kiat dasar penulisan nonfiksi, terutama artikel, esai, penulisan laporan kegiatan, dan seterusnya Dudun 13.00 14.30 4 Praktek Menulis I & Coffee Break Peserta dapat langsung praktek menulis membuattulisan sebanyak 1 halaman dan langsung dikumpulkan. Demi efektifitas waktu, coffee breakbisa diadakan di sela-sela sesi ini. Jonru & Dudun 14.30 17.30
Hari Kedua Materi-Materi Jurnalistik (untuk tujuan pembuatan dan pengelolaan media internal)
No Materi Tujuan Pemateri Waktu 1 Couching Clinic Sesi 1 Membedah satu persatu tulisan dari peserta masing- masing selama 5 menit. Jonru & Dudun 09.00 10.30 Coffee Break 10.30 10.45 2 Couching Clinic Sesi 2 Membedah tulisan karya peserta masing-masing selama 5 menit dan memberi masukan atau review Jonru & Dudun 10.45 12.15 ISHOMA 12.15 13.00 3 Mengelola Media Internal Membekali peserta dengan keahlian mengelola penerbitan internal, sehingga dapat langsung dipraktekkan Dudun 13.00 14.30 4 Tips-Tips Menjadi Penulis Sukses dan Kiat sukses menjadi penulis artikel atau buku dan Jonru 14.30 17.30 61
Writerspreneurship mendapat penghasilan dari menulis
Alternatif II: Workshop Satu Hari
No Materi Tujuan Pemateri Waktu 1 Motivasi Menulis dan Kiat Dasar Penulisan Nonfiksi Membangkitkan motivasi dan rasa percaya diri bagi peserta, bahwa siapa saja termasuk mereka bisa membuat tulisan yang berkualitas.
Memberikan wawasan kepada peserta tentang kiat- kiat dasar penulisan nonfiksi, terutama artikel, esai, penulisan laporan kegiatan, dan seterusnya Jonru 09.00 10.15 2 Praktek Menulis II & Coffee Break Peserta dapat langsung praktek menulis. Tulisan peserta akan dibahas oleh pemateri. Demi efektifitas waktu,coffee break bisa diadakan di sela-sela sesi ini. Jonru &Dudun 10.15 10.45 3 Pengenalan Jurnalistik, Teknik Menulis Berita danartikel
Memperkenalkan dasar-dasar jurnalistik, teknik menulis berita, dan menulis artikel. Jonru 10.45 12.15 ISHOMA 12.15 13.00 4 Mengelola Media Internal Membekali peserta dengan keahlian mengelola penerbitan internal, sehingga dapat langsung dipraktekkan Dudun 13.00 14.30 5 Evaluasi Secara Umum hasil Membedah dan mereview secara global karya hasil penulisan Jonru & Dudun 14.30 17.30 62
karya peserta peserta Demi efektifitas waktu,coffee break da shalat Ashar bisa diadakan di sela-sela sesi ini.
Profil Pembicara
Jonru adalah founder PenulisLepas.com, SekolahMenulisOnline.com dan DapurBuku.com; Penulis buku Menerbitkan Buku Itu Gampang! dan Cara Dahsyat Menjadi Penulis Hebat; Trainer Kepenulisan di Berbagai Kota di Indonesia.
Dudun Parwanto adalah Penulis, mantan wartawan Gatra dan pernah mengelola beberapa media internal perusahaan , tinggal di Jakarta.
Portofolio
Pelatihan Penulisan Artikel Populer Moneter dan Perbankan, Bank Indonesia (Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat), 2006. Pelatihan Pengelolaan Web, Departemen Agama RI, 2006. Bertempat di Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta. Pelatihan Penulisan untuk Karyawan Direktorat Unit Khusus Manajemen Informasi (UKMI) Bank Indonesia Pusat, Jakarta 27 29 Agustus 2008 (pembicara sekaligus fasilitator). Pelatihan Penulisan & Penerbitan Buku Ajar Tingkat Nasional di Universitas Sebelas Maret, Solo, 7 Juli 2008. Pelatihan Penulisan di PT Citra Marga Nussaphala Persada, Jakarta, tanggal 6 Juli 2010. Pengelolaan Buletin Internal Departemen Agama 2003-2004 Pengelolaan Buletin Internal PT Telkom 2005-2006 Penulis dari berbagai buku baik fiksi maupun nonfiksi Telah menjadi pemateri untuk pelatihan penulisan (public) di berbagai kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Semarang, Tegal, Cirebon, Purwokerto, Pekanbaru, Malang, Kendari, Pontianak, dan Banjarmasin.
Tarif - Workshop 1 hari = Rp 15 juta - Workshop 2 hari = Rp 25 juta Diluar akomodasi dan pajak.
Hubungi Kami:
Pelatihan Penulisan d/a The Private - Wisma Pegadaian Jl. Raya Pasar Minggu KM 18 No. 11D Lt. 2Jakarta Selatan 12510 - Indonesia 63
Daftar alamat lengkap email media massa koran harian di ibukota dan daerah.
1.1 Email Koran Ibukota
Surat Kabar "Kompas" (Indonesia) kompas@kompas.com ; opini@kompas.com ; Surat Kabar "Koran Tempo" (Indonesia ktminggu@tempo.co.id ; koran@tempo.co.id Surat Kabar "Republika" (Indonesia) sekretariat@republika.co.id Surat Kabar "The Jakarta Post" (Indonesia) ; editorial@thejakartapost.com; opinion@thejakartapost.com; features@thejakartapost.com Surat Kabar "Suara Karya" (Indonesia) redaksi@suarakarya-online.com Surat Kabar "Media Indonesia" (Indonesia) redaksi@mediaindonesia.co.id Surat Kabar "Bisnis Indonesia" (Indonesia) bisnis@bisnis.co.id Surat Kabar "Seputar Indonesia" (Indonesia) redaksi@seputar-indonesia.co.id; Surat Kabar "Suara Pembaruan" (Indonesia) koransp@suarapembaruan.com Surat Kabar "Lampu Merah" (Indonesia) redaksi-lamer@yahoo.com Surat Kabar "Pantau" (Indonesia) pantau@isai.or.id Surat Kabar "Warta Kota" (Indonesia) warkot@indonesia.com
Email Koran Jawa
Surat Kabar "Metro Bandung" (Indonesia) metrobdg@rad.net.id Surat Kabar "Pikiran Rakyat" (Indonesia) redaksi@pikiran-rakyat.com Surat Kabar "Harian Banten" (Indonesia) hrnbtn@indo.net.id Surat Kabar "Solo Pos" (Indonesia) solopos@bumi.net.id Surat Kabar "Suara Merdeka" (Indonesia) redaksi@suaramerdeka.com Surat Kabar "Wawasan" (Indonesia) wwsp10@indosat.net.id Surat Kabar "Kedaulatan Rakyat" (Indonesia) redaksi@kr.co.id Surat Kabar "Malang Pos" (Indonesia) mpost03@yahoo.com 64
Surat Kabar "Jawa Pos" (Indonesia) editor@jawapos.co.id ; Surat Kabar "Radar Bogor" (Indonesia) radar@bogor.indo.net.id Surat Kabar "Radar Cirebon" (Indonesia) radarcbn@indosat.net.id Surat Kabar "Radar Semarang" (Indonesia) radarsemarang@jawapos.co.id
Email Media Majalah
Majalah Komputer "PC Media" (Indonesia) redaksi@pcmedia.co.id Majalah Komputer "CHIP" (Indonesia) redaksi@chip.co.id Majalah / Tabloid Komputer "Tabloid PC Plus" redaksi@tabloidpcplus.com ; Majalah HP "Sinyal" (Indonesia) redaksi@majalahsinyal.com Majalah Remaja "Hai" (Indonesia) hai_magazine@gramedia-majalah.com Majalah Remaja "Kawanku" (Indonesia) www.kawanku-online.com Majalah Remaja "Gadis" (Indonesia) info@gadis-online.com ; Majalah Cerpen Remaja "Cerita Kita" (Indonesia) ceritakita@indosat.net.id Majalah Sastra "Horison" (Indonesia) horisonpuisi@centrin.net.id ; horisoncerpen@centrin.net.id ;horisonesai@centrin.net.id ; Majalah Sepak Bola "Soccer" (Indonesia) soccer@gramedia-majalah.com Majalah Flora Fauna "Flona" (Indonesia) flona@gramedia-majalah.com Majalah Flora Fauna "Trubus" (Indonesia) redaksi@trubus-online.com Majalah Wanita "Femina" (Indonesia) kontak@femina-online.com ; redaksi@feminagroup.com Veronica.Wahyuningsi@feminagroup.com ; Majalah Wanita "Alia" (Indonesia) majalah_alia@yahoo.com Majalah Wanita "Ayah Bunda" (Indonesia) info@ayahbunda-online.com Majalah Wanita "Noor" (Indonesia) redaksi@noor.co.id Majalah Wanita "Kartini" (Indonesia) redaksi@kartinionline.com Majalah Wanita "Editor's Choice" (Indonesia) redaksi_ec@erlangga.net ; Majalah Kuliner "Sedap Sekejap" (Indonesia) sedap-sekejap@gramedia- majalah.com Majalah Berita "Tempo" (Indonesia) red@tempo.co.id Majalah Berita "Gatra" (Indonesia) redaksi@gatra.com Majalah "Readers Digest Indonesia" (Indonesia) editor.rd@feminagroup.com Majalah "Intisari" (Indonesia) intisari@gramedia-majalah.com
Email Media Tabloid 65
Tabloid Wanita "Nova" (Indonesia) nova@gramedia-majalah.com ; Tabloid Wanita "Nyata" (Indonesia) redaksi_nyata@yahoo.com Tabloid Komputer "Komputek" (Indonesia) komputek_redaksi@telkom.net Tabloid Flora Fauna "Agrobis" (Indonesia) agro_komplek@yahoo.com ;
Penerbit Erlangga Jl. H. Baping Raya No.100 Ciracas Ps. Rebo Jakarta Timur 13740 Telp. (021)8717006 E-mail : editor@erlangga.net web : http://www.erlangga.co.id
Penerbit Dian Rakyat Jl. Rawagelam I/4 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta 12930Telp. (021)4604444 Faks. (021)4609115 Web : http://www.dianrakyat.co.id
Penerbit Pustaka Utama Grafiti Jl. KH. Wahid Hasyim 166A Jakarta 10250 Telp. (021)31902906 Faks. (021)31902435
Penerbit Remaja Rosdakarya Jl. Kembang Raya No. 4 Jakarta 10420 Telp. (021)3901692 Faks.(021)3901703 E-mail : rosda@indosat.net.id , rosda_jkt@yahoo.com
Penerbit ISAI Jl. Utan Kayu N0. 68 H Jakarta Timur 13120 Telp. (021)8567502 Faks. (021)8582430
Penerbit Paramadina Pondok Indah Plaza 3 Blok F4 -F6 Jl. Maria Walanda Maramis Jakarta 12310 Telp. (021)7651611, 7651658 Faks. (021)7652015
Era Intermedia Grup Jl. Slamet Riyadi 458 H NgendroprastoPajang Laweyan Solo 57146 Telp. (0271)726283 Faks. (0271)731366
68
Penerbit Dastan Jl. Batu Ampar Tiga No.14 Condet, Jakarta timur 13520 Telp: (021) 8092269 Fax: (021) 80871671 E-mail: Layanan@dastanbooks.com Web: http://www.dastanbooks.com