Makalah Posyandu
Makalah Posyandu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagaimana tercantum pada
pasal 3 Undang Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Dalam
pelaksanaannya pembangunan kesehatan lebih diarahkan pada upaya untuk
menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran,
sedangkan tingginya agka kematian ibu sangat erat kaitannya dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan
pemeriksaan kesehatan selama kehamilan. Upaya menurunkan tingkat
kematian ibu dan anak secara operasional didesa/kelurahan dilakukan
melalui pos pelayanan terpadu atau posyandu yaitu suatu pelayanan yang
penyelenggaraan dan pelaksanaan dilakukan oleh masyarakat dan dibina
oleh puskesmas. Sejak dicanangkan pada tahun 1984, pertumbuhan jumlah
posyandu di Indonesia hingga tahun 1996 berjumlah 244.107 buah.
Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan untuk
memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan
terurama untuk ibu dan anak balita. Pos Pelayanan terpadu atau posyandu
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan merupakan bagian dari
pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang
bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi (infant
mortality rate), angka kelahiran bayi (birth rate), dan angka kematian ibu
(maternal mortality rate), serta dalam rangka mempercepat terwujudnya
Norma Keluarga Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Depkes RI, 1998).
Desa Petir merupakan desa yang berada di kecamatan Kalibagor
Kabupaten Banyumas. Terdapat 5 Posyandu balita dan 2 Posyandu lansia di
desa Petir. Posyandu merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak
dapat dilaksanakan hanya oleh pemerintah, melainkan perlu peran serta
masyarakat (Dinkes RI, 1998). Untuk mempercepat angka penurunan
tesebut, diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memafaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat dan
ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan
oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk
mewujudkan tujuan Posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu
pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader posyandu. Banyak faktor
yang mempengaruhi keaktifan kader diantaranya pengetahuan kader
tentang Posyandu, pengetahuan kader tentang Posyandu akan berpengaruh
terhadap kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifakan kegiatan
Posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja
Posyandu. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka
didapatkan rumusan masalah Bagaimana kegiatan Posyandu yang
dilaksanakan di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir Kecamatan
Kalibagor?.
C. Tujuan
1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan Posyandu di Posyandu Mugi Rahayu
IV Desa Petir Kecamatan Kalibagor.
2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan
Posyandu di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir Kecamatan
Kalibagor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain
melalui kader-kader yang terlatih dibidang kesehatan menyelenggarakan 5
(lima) program prioritas secara terpadu pada suatu tempat dan waktu yang
telah ditentukan dengan bantuan pelayanan dari petugas Puskesmas, bagi
jenis pelayanan dimana msayrakat tidak mampu memberikan sendiri
(Depkes RI, 1986).
B. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan tehnis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini. Yang dimaksud dengan nilai strategi untuk pengembangan sumber
daya manusia sejak dini yaitu dalam meningkatkan mutu manusia dimasa
mendatang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia ada 3 (tiga) intervensi (Sembiring, N. 2004), yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan
untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan
ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan
untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik
maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.
Agar kegiatan posyandu merupakan kegiatan warga masyarakat
setempat maka kader dan pemuka masyarakat berperan untuk
menumbuhkan kesadaran semua warga agar menyadari bahwa Posyandu
adalah milik warga. Pemerintah khususnya petugas kesehatan hanya
berperan membantu (Azwar, 2002).
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu
secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu : (1)
Posyangu Pratama; (2) Posyandu Madya; (3) Posyandu Purnama dan (4).
Posyandu Mandiri (Depkes RI, 2006).
1. Posyandu Pratama (Warna Merah)
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang
ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin
serta jumlah kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab
tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah
kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya (Warna Kuning)
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima
kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50%. %. Ini berarti, kelestarian
kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sudah baik tetapi masih
rendah cakupannya. Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan masyarakat
secara intensif, serta penambahan program yang sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh
masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam
mengelola kegiatan Posyandu. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta
mampu menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja
Posyandu.
3. Posyandu Purnama (Warna Hijau)
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) pada tingkat purnama adalah
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang frekuensinya lebih dari 8 kali
per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah
ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang
masih sederhana. Intervensi pada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di
tingkat ini adalah :
a) Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan
masyarakat menentukan sendiri pengembangan program di Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu).
b) Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana
Sehat yang kuat, dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau
lebih. Untuk kegiatan ini dapat mengacu pada buku Pedoman
Penyelenggaraan Dana Sehat dan Pedoman Pembinaan Dana
Sehat yang diterbitkan oleh Dit Bina Peran Serta Masyarakat Depkes.
4. Posyandu Mandiri (Warna Biru)
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader
sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya >
50%, mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola
masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan
termasuk pembinaan dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.
Untuk Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) tingkat ini, intervensinya
adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat
tersebut menggunakan prinsip JPKM (Depkes, 1999). Adapun tahapan
pelayanan yang dilakukan dalam kegiatan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) oleh para kadernya antara lain :
a. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dasar adalah pos pelayanan
terpadu yang tenaga pelayanannya hanya dilakukan oleh kader
kesehatan tanpa bantuan pihak puskesmas.
b. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lengkap adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat oleh petugas
kesehatan bersama kadernya, dalam memberikan pelayanan KB,
kesehatan ibu dan anak, imunisasi, perbaikan gizi dan
penaggulangan diare.
c. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) pengembangan adalah
pelayanan terpadu yang tugas sepenuhnya ditangani oleh kader yang
telah diberikan pendidikan dalam bidang tertentu, misalnya tentang
gizi anak balita.
Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu dapat
diuraikan sebagai berikut :
Sumber: Depkes RI (2006)
C. Tujuan Penyelenggara Posyandu
Secara umum tujuan penyelenggara posyandu adalah sebagai
berikut (Depkes RI, 2006) :
1. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan
angka kelahiran
2. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu ), ibu hamil dan ibu
nifas
3. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
4. (NKKBS)
5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan
6. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.
D. Sasaran Posyandu
Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia
kurang dari 1 tahun) anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui
dan wanita PUS (pasangan usia subur).
E. Manfaat Posyandu
Adapun manfaat dari Posyandu adalah sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat
Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
2. Bagi Kader
Pengurus posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi
terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI
dan AKB.
3. Bagi Puskesmas
Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
kesehatan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
4. Bagi Sektor Lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya
penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat
b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu
sesuai dengan terpoksi masing-masing sektor (Wikipedia, 2007).
F. Program Posyandu
Program kegiatan yang dilakukan di Posyandu, yang sekaligus
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan antara lain mencakup:
keluarga berencana (KB), kesehatan ibu dan anak, imunisasi, peningkatan
gizi dan penanggulangan diare (Sembiring, 2004).
1. Keluarga Berencana (KB)
Pemerintah dalam rangka mengupayakan kesejahteraan
masyarakat selain melalui pembangunan dalam bidang ekonomi,
pembangunan fisik maka upaya yang tidak kalah penting adalah melalui
pertumbuhan penduduk supaya tidak berlebihan. Upaya yang
menyangkut pertumbuhan penduduk tersebut adalah melalui program
keluarga berencana (Depkes RI, 2006).
Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga
kehamilan terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran
diperjarang untuk membina kesehatan bagi keluarga. Keberhasilan KB
harus diikuti dengan penurunan angka kematian bayi dan anak balita atau
ibu keluarga atau sebaliknya, untuk itu maka perlu adanya upaya
peningkatan pelestarian pemakaian alat kontrasepsi yang efektif serta
pengayoman medis terhadap penderita. Dalam pelayanan Keluarga
berencana di posyandu antara lain : pembagian pil KB atau kondom,
suntikan KB, konsultasi KB, alat kontrasepsi dalam rahim dan imflan
(susuk) (Depkes RI, 2006).
2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Bahwa salah satu hal yang penting untuk mendukung
keberhasilan melahirkan bayi yang sehat adalah seorang ibu yang sehat
di waktu kehamilannya. Bayi yang akan lahir dari seorang ibu
ditumbuhkan oleh gizi di dalam rahim. Zat gizi tersebut diambil dari
bagian lain tubuh ibu melalui tali pusat. Bila ibu hamil kurang makan,
maka bayi yang akan dilahirkan kecil dan lemah karena itu kesehatan ibu
amatlah penting. Didalam program posyandu dalam pelayanan kesehatan
ibu dan anak yaitu pemberian pil tambah darah (ibu hamil), pemberian
imunisasi tetanus toxoid (TT), Imunisasi, penimbangan balita, pemberian
oralit dan pemberian makanan tambahan (PMT) (Depkes RI, 2006).
Kesehatan ibu hamil yang harus diperhatikan meliputi sebagai
berikut :
a) Ibu hamil harus makan lebih banyak dibandingkan dengan sebelum
hamil
b) 1-2 piring nasi lebih banyak dari biasa dalam satu hari, ditambah
dengan sayur dan buah
c) Ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilan secara teratur kepada
petugas kesehatan minimal 4 kali selama hamil
d) Mendapatkan imunisasi tetanus toxoid (TT) sebanyak 2 kali
e) Sedangkan yang perlu diperhatikan untuk ibu menyusui dan nifas
mencakup :
1) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, untuk ibu nifas perawatan
kebersihan jalan lahir (vagina).
2) Pemberian vitamin A dosis tinggi dan tablet besi
3) Perawatan payudara
4) Senam ibu nifas
5) Jika ada tenaga kesehatan dan tersedia ruangan dilakukan
pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara
6) Pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ada
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
3. Pelayanan Gizi
Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan
angka Kurang Kalori Protein (KKP) dan kebutaan karena kekurangn
vitamin A pada balita, serta anemia gizi pada ibu hamil. Tujuan ini dapat
dicapai secara lebih efektif dan efisien dengan jalan memadukan
kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi, pelayanan kesehatan dasar dan
keluarga berencana di posyandu. Dengan demikian sasaran pelayanan
gizi di posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui dan
pasangan usia subur (PUS). Pelayanan gizi di Posyandu meliputi :
pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan balita,
pendistribusian kapsul vitamin A, zat besi (Fe), pemberian larutan oralit,
penyuluhan gizi dan pemberian makanan tambahan (Depkes RI, 1990).
4. Imunisasi
Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau
resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu
penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap penyakit tertentu belum
tentu kebal terhadap penyakit lain (Notoatmodjo, 1997).
Imunisasi didapatkan oleh anak melalui pemberian vaksin secara
sengaja. Imunisasi yang diberikan terdiri dari imunisasi BCG untuk
mencegah penyakit TBC (Tubercolosis), imunisasi DPT untuk mencegah
penyakit difteri, pertusis dan tetanus, imunisasi Polio untuk mencegah
penyakit kelumpuhan, imunisasi Campak untuk mencegah penyakit
campak dan imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis
(Depkes RI, 1999).
Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan imunisasi
lengkap. Imunisasi yang diberikan pada waktu kegiatan di Posyandu
antara lain BCG, DPT I, II, III, Polio I, II, III,IV, Campak pada umur 9 bulan
dan Hepatitis B (Depkes RI, 1990).
Menurut program Departemen Kesehatan RI (1990), pemberian
imunisasi lengkap kepada balita yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga kali,
Polio empat kali, Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Menurut Depkes RI (2002), diare (mencret) adalah buang air
besar dengan frekuensi yang tidak normal dan konsistensinya lebih
lembek atau cair. Diare dapat terjadi secara perlahan-lahan, bertahap,
tiba-tiba dan perkembangannya cepat sekali. Diare adalah penyebab
utama kematian balita. Penanggulangan diare dapat dilakukan dengan :
memberikan oralit, bila oralit tidak ada membuat larutan gula garam, asi
dan makanan terus diberikan kepada anak seperti biasa.
G. Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu
Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos
imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru.
Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau
disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, geografis,
jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan
sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah
didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan
posyandu dapat dilaksanakan dipos pelayanan yang sudah ada, rumah
penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau ditempat khusus
dibangun masyarakat.
Kegiatan Posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih dan diadakan
setiap bulan sekali penyelenggaraan dilakukan dengan pola lima meja
sebagaimana diuraikan antara lain (Depkes RI, 2000):
1. Meja 1: pendaftaran balita, ibu hamil dan menyusui
2. Meja 2: penimbangan bayi dan anak balita
3. Meja 3: pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)
4. Meja 4: peyuluhan program mengenai
a) Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui
pertumbuhan balita. Balita yang di bawah garis merah (BGM) harus
dirujuk ke tenaga kesehatan.
b) Pentingnya ASI eksklusif sampai anak berumur 6 bulan.
c) Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak
berumur > 6 bulan.
d) Pentingnya ibu memberiakan ASI sampai anak berumur 2 tahun.
e) Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada
balita.
f) Pentingnya pemberian vitamin A untuk mencegah kebutaan dan daya
tahan tubuh anak. Setiap bulan Februari dan Agustus, bayi 6-13
bulan dan balita 1-5 tahun diberi satu kapsul vitamin A.
g) Pentingnya latihan /stimulasi perkembangan balita di rumah.
h) Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti biasa
walaupun anak sedang diare.
i) Tentang bahaya infeksi saluran pernapasa akut (ISPA), balita batuk
pilek dengan napas sesak atau sukar bernapas harus dirujuk ke
tenaga kesehatan.
j) Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda malaria,
campak, demam berdarah, dapat membahayakan jiwa anak.
k) Ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi.
Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan
pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.
5. Meja 5: Pelayanan kesehatan dan KB.
Memberikan pelayanan kesehatan lainnya dan KB bersama dengan
petugas kesehatan, seperti imunisasi, pemberian tablet besi, dan
pelayanan KB.
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
Keberhasilan Posyandu berdasarkan :
1.