Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagaimana tercantum pada
pasal 3 Undang Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Dalam
pelaksanaannya pembangunan kesehatan lebih diarahkan pada upaya untuk
menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran,
sedangkan tingginya agka kematian ibu sangat erat kaitannya dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan
pemeriksaan kesehatan selama kehamilan. Upaya menurunkan tingkat
kematian ibu dan anak secara operasional didesa/kelurahan dilakukan
melalui pos pelayanan terpadu atau posyandu yaitu suatu pelayanan yang
penyelenggaraan dan pelaksanaan dilakukan oleh masyarakat dan dibina
oleh puskesmas. Sejak dicanangkan pada tahun 1984, pertumbuhan jumlah
posyandu di Indonesia hingga tahun 1996 berjumlah 244.107 buah.
Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan untuk
memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan
terurama untuk ibu dan anak balita. Pos Pelayanan terpadu atau posyandu
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan merupakan bagian dari
pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang
bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi (infant
mortality rate), angka kelahiran bayi (birth rate), dan angka kematian ibu
(maternal mortality rate), serta dalam rangka mempercepat terwujudnya
Norma Keluarga Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Depkes RI, 1998).
Desa Petir merupakan desa yang berada di kecamatan Kalibagor
Kabupaten Banyumas. Terdapat 5 Posyandu balita dan 2 Posyandu lansia di
desa Petir. Posyandu merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak
dapat dilaksanakan hanya oleh pemerintah, melainkan perlu peran serta
masyarakat (Dinkes RI, 1998). Untuk mempercepat angka penurunan
tesebut, diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memafaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat dan
ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan
oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk
mewujudkan tujuan Posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu
pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader posyandu. Banyak faktor
yang mempengaruhi keaktifan kader diantaranya pengetahuan kader
tentang Posyandu, pengetahuan kader tentang Posyandu akan berpengaruh
terhadap kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifakan kegiatan
Posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja
Posyandu. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka
didapatkan rumusan masalah Bagaimana kegiatan Posyandu yang
dilaksanakan di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir Kecamatan
Kalibagor?.
C. Tujuan
1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan Posyandu di Posyandu Mugi Rahayu
IV Desa Petir Kecamatan Kalibagor.
2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan
Posyandu di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir Kecamatan
Kalibagor.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain
melalui kader-kader yang terlatih dibidang kesehatan menyelenggarakan 5
(lima) program prioritas secara terpadu pada suatu tempat dan waktu yang
telah ditentukan dengan bantuan pelayanan dari petugas Puskesmas, bagi
jenis pelayanan dimana msayrakat tidak mampu memberikan sendiri
(Depkes RI, 1986).
B. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan tehnis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini. Yang dimaksud dengan nilai strategi untuk pengembangan sumber
daya manusia sejak dini yaitu dalam meningkatkan mutu manusia dimasa
mendatang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia ada 3 (tiga) intervensi (Sembiring, N. 2004), yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan
untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan
ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan
untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik
maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.
Agar kegiatan posyandu merupakan kegiatan warga masyarakat
setempat maka kader dan pemuka masyarakat berperan untuk
menumbuhkan kesadaran semua warga agar menyadari bahwa Posyandu
adalah milik warga. Pemerintah khususnya petugas kesehatan hanya
berperan membantu (Azwar, 2002).
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu
secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu : (1)
Posyangu Pratama; (2) Posyandu Madya; (3) Posyandu Purnama dan (4).
Posyandu Mandiri (Depkes RI, 2006).
1. Posyandu Pratama (Warna Merah)
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang
ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin
serta jumlah kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab
tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah
kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya (Warna Kuning)
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima
kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50%. %. Ini berarti, kelestarian
kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sudah baik tetapi masih
rendah cakupannya. Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan masyarakat
secara intensif, serta penambahan program yang sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh
masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam
mengelola kegiatan Posyandu. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta
mampu menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja
Posyandu.
3. Posyandu Purnama (Warna Hijau)
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) pada tingkat purnama adalah
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang frekuensinya lebih dari 8 kali
per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah
ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang
masih sederhana. Intervensi pada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di
tingkat ini adalah :
a) Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan
masyarakat menentukan sendiri pengembangan program di Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu).
b) Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana
Sehat yang kuat, dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau
lebih. Untuk kegiatan ini dapat mengacu pada buku Pedoman
Penyelenggaraan Dana Sehat dan Pedoman Pembinaan Dana
Sehat yang diterbitkan oleh Dit Bina Peran Serta Masyarakat Depkes.
4. Posyandu Mandiri (Warna Biru)
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader
sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya >
50%, mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola
masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan
termasuk pembinaan dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.
Untuk Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) tingkat ini, intervensinya
adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat
tersebut menggunakan prinsip JPKM (Depkes, 1999). Adapun tahapan
pelayanan yang dilakukan dalam kegiatan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) oleh para kadernya antara lain :
a. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dasar adalah pos pelayanan
terpadu yang tenaga pelayanannya hanya dilakukan oleh kader
kesehatan tanpa bantuan pihak puskesmas.
b. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lengkap adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat oleh petugas
kesehatan bersama kadernya, dalam memberikan pelayanan KB,
kesehatan ibu dan anak, imunisasi, perbaikan gizi dan
penaggulangan diare.
c. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) pengembangan adalah
pelayanan terpadu yang tugas sepenuhnya ditangani oleh kader yang
telah diberikan pendidikan dalam bidang tertentu, misalnya tentang
gizi anak balita.
Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu dapat
diuraikan sebagai berikut :

Sumber: Depkes RI (2006)
C. Tujuan Penyelenggara Posyandu
Secara umum tujuan penyelenggara posyandu adalah sebagai
berikut (Depkes RI, 2006) :
1. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan
angka kelahiran
2. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu ), ibu hamil dan ibu
nifas
3. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
4. (NKKBS)
5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan
6. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.
D. Sasaran Posyandu
Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia
kurang dari 1 tahun) anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui
dan wanita PUS (pasangan usia subur).
E. Manfaat Posyandu
Adapun manfaat dari Posyandu adalah sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat
Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
2. Bagi Kader
Pengurus posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi
terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI
dan AKB.
3. Bagi Puskesmas
Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
kesehatan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
4. Bagi Sektor Lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya
penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat
b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu
sesuai dengan terpoksi masing-masing sektor (Wikipedia, 2007).
F. Program Posyandu
Program kegiatan yang dilakukan di Posyandu, yang sekaligus
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan antara lain mencakup:
keluarga berencana (KB), kesehatan ibu dan anak, imunisasi, peningkatan
gizi dan penanggulangan diare (Sembiring, 2004).
1. Keluarga Berencana (KB)
Pemerintah dalam rangka mengupayakan kesejahteraan
masyarakat selain melalui pembangunan dalam bidang ekonomi,
pembangunan fisik maka upaya yang tidak kalah penting adalah melalui
pertumbuhan penduduk supaya tidak berlebihan. Upaya yang
menyangkut pertumbuhan penduduk tersebut adalah melalui program
keluarga berencana (Depkes RI, 2006).
Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga
kehamilan terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran
diperjarang untuk membina kesehatan bagi keluarga. Keberhasilan KB
harus diikuti dengan penurunan angka kematian bayi dan anak balita atau
ibu keluarga atau sebaliknya, untuk itu maka perlu adanya upaya
peningkatan pelestarian pemakaian alat kontrasepsi yang efektif serta
pengayoman medis terhadap penderita. Dalam pelayanan Keluarga
berencana di posyandu antara lain : pembagian pil KB atau kondom,
suntikan KB, konsultasi KB, alat kontrasepsi dalam rahim dan imflan
(susuk) (Depkes RI, 2006).
2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Bahwa salah satu hal yang penting untuk mendukung
keberhasilan melahirkan bayi yang sehat adalah seorang ibu yang sehat
di waktu kehamilannya. Bayi yang akan lahir dari seorang ibu
ditumbuhkan oleh gizi di dalam rahim. Zat gizi tersebut diambil dari
bagian lain tubuh ibu melalui tali pusat. Bila ibu hamil kurang makan,
maka bayi yang akan dilahirkan kecil dan lemah karena itu kesehatan ibu
amatlah penting. Didalam program posyandu dalam pelayanan kesehatan
ibu dan anak yaitu pemberian pil tambah darah (ibu hamil), pemberian
imunisasi tetanus toxoid (TT), Imunisasi, penimbangan balita, pemberian
oralit dan pemberian makanan tambahan (PMT) (Depkes RI, 2006).
Kesehatan ibu hamil yang harus diperhatikan meliputi sebagai
berikut :
a) Ibu hamil harus makan lebih banyak dibandingkan dengan sebelum
hamil
b) 1-2 piring nasi lebih banyak dari biasa dalam satu hari, ditambah
dengan sayur dan buah
c) Ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilan secara teratur kepada
petugas kesehatan minimal 4 kali selama hamil
d) Mendapatkan imunisasi tetanus toxoid (TT) sebanyak 2 kali
e) Sedangkan yang perlu diperhatikan untuk ibu menyusui dan nifas
mencakup :
1) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, untuk ibu nifas perawatan
kebersihan jalan lahir (vagina).
2) Pemberian vitamin A dosis tinggi dan tablet besi
3) Perawatan payudara
4) Senam ibu nifas
5) Jika ada tenaga kesehatan dan tersedia ruangan dilakukan
pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara
6) Pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ada
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
3. Pelayanan Gizi
Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan
angka Kurang Kalori Protein (KKP) dan kebutaan karena kekurangn
vitamin A pada balita, serta anemia gizi pada ibu hamil. Tujuan ini dapat
dicapai secara lebih efektif dan efisien dengan jalan memadukan
kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi, pelayanan kesehatan dasar dan
keluarga berencana di posyandu. Dengan demikian sasaran pelayanan
gizi di posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui dan
pasangan usia subur (PUS). Pelayanan gizi di Posyandu meliputi :
pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan balita,
pendistribusian kapsul vitamin A, zat besi (Fe), pemberian larutan oralit,
penyuluhan gizi dan pemberian makanan tambahan (Depkes RI, 1990).
4. Imunisasi
Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau
resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu
penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap penyakit tertentu belum
tentu kebal terhadap penyakit lain (Notoatmodjo, 1997).
Imunisasi didapatkan oleh anak melalui pemberian vaksin secara
sengaja. Imunisasi yang diberikan terdiri dari imunisasi BCG untuk
mencegah penyakit TBC (Tubercolosis), imunisasi DPT untuk mencegah
penyakit difteri, pertusis dan tetanus, imunisasi Polio untuk mencegah
penyakit kelumpuhan, imunisasi Campak untuk mencegah penyakit
campak dan imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis
(Depkes RI, 1999).
Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan imunisasi
lengkap. Imunisasi yang diberikan pada waktu kegiatan di Posyandu
antara lain BCG, DPT I, II, III, Polio I, II, III,IV, Campak pada umur 9 bulan
dan Hepatitis B (Depkes RI, 1990).
Menurut program Departemen Kesehatan RI (1990), pemberian
imunisasi lengkap kepada balita yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga kali,
Polio empat kali, Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Menurut Depkes RI (2002), diare (mencret) adalah buang air
besar dengan frekuensi yang tidak normal dan konsistensinya lebih
lembek atau cair. Diare dapat terjadi secara perlahan-lahan, bertahap,
tiba-tiba dan perkembangannya cepat sekali. Diare adalah penyebab
utama kematian balita. Penanggulangan diare dapat dilakukan dengan :
memberikan oralit, bila oralit tidak ada membuat larutan gula garam, asi
dan makanan terus diberikan kepada anak seperti biasa.
G. Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu
Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos
imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru.
Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau
disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, geografis,
jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan
sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah
didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan
posyandu dapat dilaksanakan dipos pelayanan yang sudah ada, rumah
penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau ditempat khusus
dibangun masyarakat.
Kegiatan Posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih dan diadakan
setiap bulan sekali penyelenggaraan dilakukan dengan pola lima meja
sebagaimana diuraikan antara lain (Depkes RI, 2000):
1. Meja 1: pendaftaran balita, ibu hamil dan menyusui
2. Meja 2: penimbangan bayi dan anak balita
3. Meja 3: pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)
4. Meja 4: peyuluhan program mengenai
a) Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui
pertumbuhan balita. Balita yang di bawah garis merah (BGM) harus
dirujuk ke tenaga kesehatan.
b) Pentingnya ASI eksklusif sampai anak berumur 6 bulan.
c) Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak
berumur > 6 bulan.
d) Pentingnya ibu memberiakan ASI sampai anak berumur 2 tahun.
e) Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada
balita.
f) Pentingnya pemberian vitamin A untuk mencegah kebutaan dan daya
tahan tubuh anak. Setiap bulan Februari dan Agustus, bayi 6-13
bulan dan balita 1-5 tahun diberi satu kapsul vitamin A.
g) Pentingnya latihan /stimulasi perkembangan balita di rumah.
h) Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti biasa
walaupun anak sedang diare.
i) Tentang bahaya infeksi saluran pernapasa akut (ISPA), balita batuk
pilek dengan napas sesak atau sukar bernapas harus dirujuk ke
tenaga kesehatan.
j) Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda malaria,
campak, demam berdarah, dapat membahayakan jiwa anak.
k) Ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi.
Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan
pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.
5. Meja 5: Pelayanan kesehatan dan KB.
Memberikan pelayanan kesehatan lainnya dan KB bersama dengan
petugas kesehatan, seperti imunisasi, pemberian tablet besi, dan
pelayanan KB.
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
Keberhasilan Posyandu berdasarkan :
1.

Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan


2.

Berhasil tidaknya Program posyandu


3.

Cakupan kegiatan penimbangan (K/S)


4.

Kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu (D/K),



H. Struktur Posyandu
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah
masyaarakat pada saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi
tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumber daya. Struktur
organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara dan kader
Posyandu yang merangkap sebagai anggota.
Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah
(kelurahan/desa), selayaknya dikelola oleh suatu unit/ kelompok Pengelola
Posyandu yang keanggotaannya dipilih darikalangan masyarakat setempat.
Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih
dari para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas
dan tanggung jawab masing-masing unsur Pengelola Posyandu disepakati
dalam unit/kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat.
I. Pengelola Posyandu
Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat
musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-
kurangnya terrdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang
bendahara. Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:
1. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh mayarakat setempat.
2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyarakat.
3. Bersedia bekerja secara suakrela bersama masyarakat.
J. Kader Posyandu
Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota
masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk
menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan
kegiatan Posyandu secara sukarela. Ktriteria kader Posyandu antara lain
sebagai berikut (Zulkifli, 2003):
1. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.
2. Dapat membaca dan menulis huruf latin.
3. Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat.
4. Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemapuan dan waktu luang.
Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan, karena
kesibukan yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang
bersedia aktif secara sukarela sebagai kader Posyandu. Untuk
mengatasinya kedudukan dan peranan kader Posyandu dapat digantikan
oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja secara purna/paruh waktu
sebagai kader Posyandu dengan mendapat imbalan khusus dari dana yang
dikumpulkan oleh dan dari masyarakat. Kriteria tenaga profesional antara
lain sebagai berikut:
1. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.
2. Berpendidikan sekurang-kurangnya SPM.
3. Bersedia dan mau bekerja secara purna/paruh waktu uantuk mengelola
Posyandu.
K. Tugas kegiatan kader
Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada
umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu
dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas
yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Adapun
kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak
dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut
didalam maupun diluar Posyandu antara lain (Zulkifli, 2003):
1. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah:
a) Melaksanan pendaftaran.
b) Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.
c) Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan.
d) Memberikan penyuluhan.
e) Memberi dan membantu pelayanan.
f) Merujuk.
2. Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan
adalah:
a) Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan
penanggulan diare.
b) Mengajak ibi-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu.
c) Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai
dengan permasalahan yang ada:
1) pemberantasan penyakit menular.
2) Penyehatan rumah.
3) Pembersihan sarang nyamuk.
4) Pembuangan sampah.
5) Penyediaan sarana air bersih.
6) Menyediakan sarana jamban keluarga.
7) Pembuatan sarana pembuangan air limbah.
8) Pemberian pertolongan pertama pada penyakit.
9) P3K
10) Dana sehat.
11) Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan
kesehatan.
3. Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan:
a) Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan
survei mawas diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMd,
menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa,
menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama
masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.
b) Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka
(kunjungan), alat peraga dan percontohan.
c) Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotng
ronyong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan
kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain.
d) Memberikan pelayanan yaitu, :
1) Membagi obat
2) Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan
3) Mengawasi pendatang didesanya dan melapor
4) Memberikan pertolongan pemantauan penyakit
5) Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya
e) Melakukan pencatatan, yaitu:
1) KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb
2) KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya
3) Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan
balita yang diimunisasikan
4) Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang
dan yang naik timbangan
5) Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan
dirujuk
f) Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-
kesehatan dan upanya kesehatan lainnya.
g) Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-
20KK atau diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan
dengan memberikan informasi tentang upanya kesehatan
dilaksanakan.
h) Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga
binaan.
i) Melakukan pertemuan kelompok.
































BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran Umum Desa Petir
a) Keadaan Geografis
Desa Petir adalah suatu desa yang berada diwilayah
kecamatan Kalibagor dengan luas 155.925 ha. Secara administratif
Desa Petir memiliki batas-batas:
- Sebelah utara : Desa Kalicupak
- sebelah selatan : Desa Pajerukan
- sebelah timur : Sungai Klawing
- sebelah barat : Kecamatan Sokaraja Wetan
Desa Petir terdiri dari 4 RW dengan 17 RT, dengan distribusi
RW 1 sebanyak 5 RT, RW 2 sebanyak 3 RT, RW 3 sebanyak 3 RT,
dan RW 4 sebanyak 6 RT.
b) Keadaan Demografis
Jumlah penduduk Desa Petir berdasarkan data demografi Desa
Petir dapat diketahui jumlah penduduk pada tahun 2009 sejumlah
3.223 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah 1645 jiwa dan
penduduk perempuan sejumlah 1578 jiwa dengan jumlah KK sebanyak
845 KK.
c) Sarana Kesehatan
Desa petir memiliki sarana kesehatan berupa Poliklinik
Kesehatan Desa (PKD) dengan satu tenaga bidan, Posyandu lansia,
dan Posyandu balita yang terdiri dari lima kelompok posyandu yang
dilaksanakan secara rutin setiap bulan.
d) Kader Posyandu
Tabel 3.1 Jumlah Posyandu di Desa Petir
No Posyandu Tempat
1 Mugi Rahayu I RW 1
2 Mugi Rahayu II RW 2
3 Mugi Rahayu III RW 3
4 Mugi Rahayu IV RW 3
5 Mugi Rahayu V RW 4
Sumber: Buku Posyandu Desa Petir
Desa Petir memiliki lima posyandu yang tersebar di 4 RW yang
bernama Posyandu Mugi Rahayu. Kegiatan Posyandu dilakukan
sebulan sekali. Semua posyandu yang ada di Desa Petir termasuk ke
dalam Posyandu Purnama (kegiatan lebih teratur dan jumlah kader 5
orang).
Tabel 3.2 Kader Posyandu desa Petir
No. Wilayah Pelaksanaan Nama Kader
1. Mugi Rahayu I (RW 1) Tanggal 10 Murniah
Mujiatin
Ugi Ainawati
Asti Setiarini
Tri Wahyuni
2. Mugi Rahayu II (RW 2) Tanggal 12 Alyaumah Bariyani
Rumini
Tri Haryanti
Riati
Maelina
3. Mugi Rahayu III (RW 3) Tanggal 15 Supriyati
Liarti
Siti Istiqamah
Umu Kulsum
4. Mugi Rahayu IV (RW 3) Tanggal 17 Suhirah
Astiah
Tri Haryani
Marlina
Jumiati
5. Mugi Rahayu V (RW 4) Tanggal 18 Puji Whayuni
Hadiyati
Murtini
Suparni
Waginem





e) Hasil Kegiatan Posyandu

Gambar 3.1 grafik jumlah balita di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir


Gambar 3.2 Grafik SKDN Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir





0
5
10
15
20
25
S
K
D
N
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
K/S
D/S
N/S
N/D
Gambar 3.3 grafik cakupan KB Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir



B. Pembahasan
1. Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, Posyandu
Mugi Rahayu IV desa Petir tergolong dalam Posyandu Madya, hal ini
dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
No. Indikator
Standar Posyandu
Purnama
Posyandu Mugi
Rahayu IV Desa
Petir
1.
Frekuensi
penimbangan
>8 12
2.
Rerata tugas
kader
5 5
3.
Rerata cakupan
D/S
50 % 100 %
4.
Cakupan kululatif
KIA
50 % 78,1 %
5.
Cakupan kumulatif
KB
50 % 80,57 %
6.
Cakupan kumulatif
imunisasi
50 % 95 %
7.
Program
tambahan
- +
8.
Cakupan dana
sehat
< 50 % < 50 %
76.00%
77.00%
78.00%
79.00%
80.00%
81.00%
82.00%
83.00%
Cakupan KB
Cakupan KB
Semua indikator Posyandu Purnama telah dipenuhi oleh
Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir. Frekuensi penimbangan sudah
teratur setiap bulan, memiliki jumlah kader 5 yang sangat aktif dan
tanggap pada permasalahan kesehatan warga sekitar. Seluruh ibu yang
memiliki balita rutin untuk membawa anaknya ke posyandu setiap
bulannya, sehingga rerata cakupan D/S di Posyandu Mugi Rahayu IV
Desa Petir ini mencapai 100%.
Hampir seluruh ibu hamil dan ibu yang memiliki batita maupun
balita di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir selalu memeriksakan diri
saat kegiatan Posyandu dilaksanakan (78,1%). Begitu juga dengan
cakupan kumulatif KB yaitu sebesar 80,57%, masyarakat sekitar
Posyandu Mugi Rahayu IV sukses melakukan KB. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah seluruh balita di Posyandu Mugi Rahayu IV yang berjumlah hanya
20 balita saja. Meskipun jumlah balita di Posyandu Mugi Rahayu IV ini
sedikit, namun para kader dan ibu balita semangat untuk melaksanakan
kegiatan Posyandu. Selain cakupan KIA dan KB, cakupan kumulatif
imunisasi di Posyandu Mugi Rahayu IV ini tergolong baik karena
mencapai 95%.
Indikator lain yang terpenuhi oleh Posyandu Mugi Rahayu IV untuk
menjadi Posyandu Pratama menurut Depskes RI (2006) yaitu adanya
program tambahan yang dilakukan seperti penyuluhan dan adanya
cakupan dana sehat dari PNPM maupun dari warga sendiri yang
meskipun belum mencapai < 50%.
Cakupan SKDN di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir selama
satu tahun (2010) sudah baik. Cakupan kegiatan penimbangan (K/S)
sudah mencapai 100%, tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan
(D/S) sudah mencapai 100%, kecenderungan status gizi (N/D) mencapai
75, 22%, serta efektifitas kegiatan (N/S) mencapai 75,22%.
2. Kegiatan Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir
Kegiatan Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir rutin diadakan,
tidak hanya dilakukan oleh para kader dan ibu yang memiliki balita saja.
Di Desa Petir semua kegiatan Posyandu dibantu dan dipantau oleh
seorang bidan desa. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,
kegiatan yang dilakukan di Posyandu Mugi Rahayu IV desa Petir
Kecamatan Kalibagor antara lain:
a) Pendaftaran balita, ibu hamil dan menyusui
Sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu balita didaftarkan
dan dicatat namanya oleh kader.
b) Penimbangan bayi dan anak balita
Setelah mendaftar, kemudian balita ditimbang dan dicatat hasil
timbangannya lalu dibandingkan dengan catatan bulan lalu, hasil
timbangan naik atau turun.
c) Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)
Pengisian KMS oleh kader bertujuan untuk memantau pertumbuhan
anak sesuai dengan usianya atau tidak.
d) Peyuluhan program
Penyuluhan di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa petir dilakukan oleh
bidan desa dan para kader yaitu penyuluhan tentang pentingnya
menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan balita.
Balita yang di bawah garis merah (BGM) harus dirujuk ke tenaga
kesehatan, ASI eksklusif, dan MP ASI serta pentingnya imunisasi.
e) Pemeriksaan kesehatan dan KB
Pemeriksaan kesehatan yang ada di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa
Petir dilakukan oleh bidan desa. Pemeriksaan kesehatan tidak hanya
untuk balita saja, di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir ini banyak
lansia dan ibu hamil yang ikut memeriksakan dirinya. Selain itu,
tersedia pelayanan KB untuk Wanita Usia Subur (WUS).
f) Pembagian PMT dan MP ASI
PMT dan MP ASI tidak hanya ada pada penyuluhan, setelah balita
ditimbang akan memperoleh PMT ataupun MP ASI secara gratis,
serta pemberian tablet tambah darah, vitamin A, oralit.
3. Hambatan hambatan Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Kelurahan
Sekaran
Dalam pelaksanaannya kegiatan Posyandu pada Posyandu Mugi
Rahayu IV di Desa Petir tidak selalu berjalan lancar atau tanpa
hambatan. Kesibukan warga (terutama kaum ibu) dalam mengurus
rumah tangganya sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan Posyandu.
Tidak semua warga dapat tepat waktu atau rutin mengikuti kegiatan
Posyandu yang akan dilaksanakan. Rutinitas ibu dengan kegiatan di
dalam rumah atau kegiatan kerjanya membuat mereka terkadang jarang
atau enggan untuk datang ke Posyandu (Zulkifli, 2003). Hambatan dalam
pelaksanaan posyandu di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa petir yaitu
kegiatan ibu sebagai pedagang di pasar membuat balita tidak ada yang
mengantar untuk pergi ke Posyandu.
Hambatan lain dalam pelaksanaan kegiatan di Posyandu Mugi
Rahayu IV Desa Petir yaitu adanya gengsi yang tinggi dari orang tua
balita dan kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan balita. Pada
Posyandu Mugi Rahayu IV terdapat balita yang memiliki berat badan
Bawah Garis Normal (BGM). Ibu balita malu membawa anaknya untuk
memeriksakan balita ke posyandu. Hal ini membuat balita tidak medapat
pelayanan kesehatan, penanganan, dan rujukan dari tenaga kesehatan.
Selain itu Posyandu Mugi Rahayu IV tidak dapat memantau keadaan dari
balita tersebut.























BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir Kecamatan Kalibagor sudah
temasuk dalam Posyandu Pratama karena sudah memenuhi semua
ikdikator Posyandu Pratama sesuai dengan indikator yang disyaratkan
oleh Depkes RI (2006).
2. Kegiatan yang dilaksanakan di Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir
antara lain pendaftaran balita, ibu hamil dan menyusui, penimbangan bayi
dan anak balita, pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat), peyuluhan
program, pemeriksaan kesehatan dan KB, pembagian PMT dan MP ASI.
3. Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan Posyandu di
Posyandu Mugi Rahayu IV Desa Petir Kecamatan Kalibagor antara lain
kegiatan ibu sebagai pedagang di pasar membuat balita tidak ada yang
mengantar untuk pergi ke Posyandu dan gengsi yang tinggi dari orang tua
balita dan kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan balita pada
balita BGM.
B. Saran
1. Para kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) hendaknya mampu
mempertahankan kegiatan kegiatan yang sudah ada untuk mewujudkan
masyarakat yang sehat.
2. Pentingnya aktifitas atau kegiatan kader posyandu dalam peningkatan
keehatan maka perlu pemberdayaan kader posyandu melalui peatihan-
pelatihan bagi kader.
3. Meningkatkan kesadaran para ibu tentang pentingnya kesehatan balita
dan amsa pertumbuhan balit agar para ibu mau membawa anaknya untuk
memeriksakan diri di Posyandu.
4. Mensosialisakan pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada semua warga
agar warga tahu kapan kegiatan Posyandu dilaksanakan.





DAFTAR PUSTAKA
Azwar dan Tanjung. 2003. Manajemen Motivasi. PT. Grasindo, Jakarta.
Depkes RI. 1986. Posyandu, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Depkes RI. 1990. Anak Tumbuh Sehat Berkat Imunisasi, Jakarta.
Depkes RI. 1998. Hasil Pemetaan GAKY di 21 Propinsi. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Ditjen Binkesmas, Jakarta.
Depkes RI. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat
2010. Jakarta.
Depkes RI. 2002. Pedoman Pemberantasan Diare 2010. Dirjen PPM & PLP,
Jakarta.
Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Rineka
Cipta, Jakarta.
Sembiring, N. 2004. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam
Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Bagian Kependudukan dan
Biostatistik. FKM-USU, Medan.
Zulkifli. 2003. Posyandu dan kader Kesehatan.
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli1.pdf. Diakses 20
November 2010

Anda mungkin juga menyukai