Anda di halaman 1dari 40

PERUBAHAN

DAN
PENCABUTAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN



Fitriani Ahlan Sjarif




PERUBAHAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN



smarticle-fhui/ldt-kemkeu/2010


Syarat
2
dalam melakukan perubahan atas suatu perat.
per-uu-an adalah:

dilakukan oleh pejabat yang berwenang
membentuk, berdasarkan tata cara yang berlaku,
dan dengan perat. per-uu-an yang sejenis; dan

dilakukan tanpa mengubah sistematika bagian
batang tubuh dari perat. per-uu-an yang diubah.
Lampiran UU no.12 Tahun 2011

Perubahan Peraturan Perundang-undangan
dilakukan dengan:

menyisipkan atau menambah materi ke dalam
Peraturan Perundang-undangan; atau

menghapus atau mengganti sebagian materi
Peraturan Perundang-undangan.
Biasanya di awali
Beberapa ketentuan dalam Undang-
Undang Nomor .. Tahun . Tentang .
(lembaran negara Republik Indonesia
Nomor Tambahan Lembaran Negara
.) diubah sebagai berikut :
1.
2
3..
MENYISIPKAN
6. Di antara Pasal 38 dan Pasal 39 ditambahkan 3 (tiga)
pasal baru yakni Pasal 38 A, Pasal 38 B, dan Pasal 38 C
yang seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Pasal 38 A
Pembuktian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B
ayat (1) dilakukan pada saat pemeriksaan di sidang
pengadilan.
Menghapus/
Menggantikan sebagian

2. Ketentuan Pasal 11 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 11
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) pegawai negeri
ataupenyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji
padahalatau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan
jabatannya,atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah
atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.
Perubahan Peraturan Perundang-undangan dapat
dilakukan terhadap:
1. seluruh atau sebagian buku, bab, bagian,
paragraf, pasal, dan/atau ayat; atau
2. kata, istilah, kalimat, angka, dan/atau
tanda baca.

Jika Pengaturan Perundang-undangan yang
diubah mempuyai nama singkat, Peraturan
Perundang-undangan perubahan dapat
menggunakan nama singkat Peraturan
Perundang-undangan yang diubah.

Bagian Judul


Setelah keterangan tentang jenis, nomor, dan
tahun pembentukan, dilanjutkan dengan
penyebutan tentang judul perat. per-uu-an yang
diubah.

Apabila telah lebih dari satu kali dilakukan
perubahan atas perat. per-uu-an tersebut, maka
disebutkan pula keterangan mengenai kali yang
keberapa perat. per-uu-an itu diubah
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2001
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999
TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI


RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN .
TENTANG
TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UU NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
Bagian Pembukaan
Di dalam konsiderans dikemukakan alasan
2

empirik dilakukannya perubahan atas suatu
perat. per-uu-an yang mendorong pembentukan
perat. per-uu-an perubahan tersebut.
Selain norma hukum atau perat. per-uu-an yang
memberikan kewenangan pembentukan, perat.
per-uu-an yang diubah dapat pula dijadikan
landasan yuridis bagi pembentukan perat. per-
uu-an perubahan tersebut.

Menimbang :
a. bahwa tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas,
tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga telah
merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi
masyarakat secara luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu
digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus
dilakukan secara luar biasa;

b.bahwa untuk lebih menjamin kepastian hukum, menghindari
keragaman penafsiran hukum dan memberikan perlindungan
terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, serta perlakuan
secara adil dalam memberantas tindak pidana korupsi, perlu
diadakan perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu membentuk Undang-undang tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (2) dan ayat (4) Undang-Undang
Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);
3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3851);
4. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3874);
Peraturan yang sudah dirubah
dan menjadi dasar hukum
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4740);

Format Peraturan Perundang-undangan
Perubahan : Batang Tubuh
Pada dasarnya batang tubuh Peraturan Perundang-
undangan perubahan terdiri atas 2 (dua) pasal yang ditulis
dengan angka Romawi yaitu sebagai berikut:

Pasal I memuat judul Peraturan Perundang-undangan yang
diubah, dengan menyebutkan Lembaran Negara Republik
Indonesia dan Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia yang diletakkan di antara tanda baca kurung
serta memuat materi atau norma yang diubah. Jika materi
perubahan lebih dari satu, setiap, materi perubahan dirinci
dengan menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dan seterusnya).

Pasal II menyatakan waktu berlakunya peraturan tersebut.
Contoh Format Peraturan Perubahan
Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang
Nomor...Tahun...tentang...(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun...Nomor..., Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor...) diubah sebagai berikut :
1. Ketentuan Pasal 6 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:...
2. Ketentuan Pasal 8 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:...
3.Pasal 10 dihapuskan...
Pasal II

Undnag-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Unda
Undang ini dengan penempatannya di Lembaran Negara Republik
Indonesia



Untuk peraturan yang telah
dirubahsebelumnya :
Peraturan Perundang-undangan telah diubah
lebih dari satu kali, pasal 1 memuat juga, tahun
dan nomor dari Peraturan Perundang-
undangan perubahan yang ada serta Lembaran
Negara Republik Indonesia dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia yang
diletakkan di antara tanda baca kurung dan
dirinci dengan huruf-huruf (abjad) kecil (a, b, c
dan seterusnya).
Keterangan :

Pasal I

Undang-undang NomorTahuntentang ... (Lembaran Negara Republik
Indonesia TahunNomor; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor) yang telah beberapa kali diubah dengan Undang-undang:
a. NomorTahun(Lembaran Negara Republik Indonesia TahunNomor
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor);
b. NomorTahun(Lembaran Negara Republik Indonesia TahunNomor
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor);
c. NomorTahun(Lembaran Negara Republik Indonesia TahunNomor
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor); diubah sebagai berikut :
1. Ketentuan Pasal 6 diubah sehingga berbunyi .
2. Ketentuan Pasal 10 dihapuskan
dst
Pasal II
Undang-Undang ini mulai berlaku pada saat diundangkan.

Note :
.Selain menyatakan keberlakukan, dalam hal tertentu, Pasal II juga dapat
memuat ketentuan peralihan dari Peraturan Perundang-undangan, perubahan,
yang maksudnya berbeda dengan ketentuan peralihan dari Peraturan
Perundang-undangan yang diubah.
Cara menyisipkan, menambahkan
materi baru :
Jika dalam Peraturan Perundang-undangan ditambahkan atau disisipkan bab, bagian, paragaf, atau pasal
baru, maka bab, bagian, paragraf, atau pasal baru tersebut dicantumkan pada tempat yang sesuai dengan
materi yang bersangkutan.

Contoh penyisipan bab:

Di antara BAB IX dan BAB X disisipkan 1 (satu) bab, yakni BAB IX A sehingga berbunyi sebagai berikut:

BAB IX A
INDIKASI GEOGRAFI DAN INDIKASI ASAL
Bagian Pertama
Indikasi Geografi
Pasal 79 A
(1)
(2) ...
(3)

Pasal 79 B
(1)
(2)
(3)
Contoh penyisipan pasal

Di antara Pasal 128 dan Pasal 129 disisipkan
1 (satu) pasal, yakni Pasal 128 A sehingga
berbunyi sebagai berikut

Pasal 128 A
Dalam hal terbukti adanya pelanggaran paten,
hakim dapat memerintahkan hasil-hasil
pelanggaran paten tersebut dirampas untuk
negara untuk dimusnahkan.

Menyisipkan ayat baru
Jika dalam I (satu) pasal yang terdiri dari beberapa ayat disisipkan
ayat baru, penulisan ayat baru tersebut diawali dengan angka
Arab sesuai dengan angka ayat yang disisipkan dan ditambah
dengan huruf kecil a, b, c, yang diletakkan di antara tanda baca
kurung.
Contoh : Di antara ayat (1) dan ayat (2) Pasal 18 disisipkan 2 (dua)
ayat, yakni ayat (1a) dan ayat (lb) sehingga Pasal 18
berbunyi sebagai berikut
Pasal 19
(1) .
(1a) .
(1b) .
(2) .

Menghapus materi peraturan
perundang-undangan
Jika dalam suatu Peraturan Perundang-undangan dilakukan
penghapusan atas suatu bab, bagian, paragraf, pasal, atau ayat,
maka urutan bab, bagian paragraf, pasal, atau ayat tersebut tetap
dicantumkan dengan diberi keterangan dihapus,

Contoh
1.Pasal 16 dihapus
2.Pasal 18 ayat (2) dihapus sehingga Pasal 18 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 18
(1)
(2) Dihapus
(3)
suatu perubahan Peraturan Perundang-undangan
mengakibatkan:
a. sistematika Peraturan Perundang-undangan
berubah;
b. materi Peraturan Perundang-undangan berubah
lebih dari 50% (lima puluh persen); atau
c. esensinya berubah,
Peraturan Perundang-undangan yang diubah tersebut
lebih baik dicabut dan disusun kembali dalam
Peraturan Perundang-undangan yang baru mengenai
masalah tersebut.





PENCABUTAN PERATURAN
2 Cara Mencabut Peraturan

Pencabutan Peraturan lama tanpa
penggantian peraturan baru

Pencabutan Peraturan lama dan
menggantikannya dengan Peraturan Baru


PENCABUTAN TANPA
PENGGANTIAN
Tidak memerlukan lagi peraturan tersebut
kembali

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 1999
TENTANG
PENCABUTAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5
TAHUN 1985
TENTANG REFERENDUM
PENAMAAN
Konsiderans menimbang

Dasar Hukum
Menimbang :

a. bahwa Pasal 37 Undang-Undang Dasar 1945 telah menetapkan prosedur
perubahan Undang-Undang Dasar yakni perubahan dapat dilakukan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan syarat sekurang-kurangnya 2/3
dari jumlah anggota Majelis harus hadir, dan putusan diambil dengan
persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Yang hadir;
b. bahwa dalam Undang-Undang Dasar 1945 tidak terdapat ketentuan tentang
Referendum;
c. bahwa Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor VIII/MPR/1998 telah mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia Nomor
IV/MPR/1983 tentang Referendum, sehingga Undang-undang Nomor 5
Tahun 1985 tentang Referendum perlu dicabut;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b,
dan c,perlu membentuk Undang-undang yang mencabut Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum;
Dasar hukum
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 10, ayat (1), dan
Pasal 37 Undang-Undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia Nomor
VIII/MPR/ 1998 tentang Pencabutan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia Nomor
IV/MPR/1983 tentang Referendum.
Pencabutan Peraturan lama tanpa
penggantian peraturan baru

Jika pencabutan Peraturan Perundangan-undangan
dilakukan dengan peraturan pecabutan tersendiri,
peraturan pencabutan itu hanya memuat 2 (dua) pasal
yang ditulis dengan angka Arab, yaitu sebagai
berikut:

Pasal 1 memuat ketentuan yang menyatakan tidak
berlakunya Peraturan Perundang-undangan yang sudah
diundangkan tetapi belum mulai berlaku.

Pasal 2 memuat ketentuan tentang saat mulai berlakunya
Peraturan Perundang-undangan pencabutan yang
bersangkutan.

Contoh Pencabutan dengan peraturan
tersendiri
Pasal 1
Undang-Undang NomorTahuntentang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun ...
NomorTambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor ...) dicabut dan di nyatakan tidak
berlaku.
Pasal 2
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Note : untuk pencabutan untuk peraturan yang
sudah diundangkan tapi belum berlaku
Pencabutan Peraturan Perundang-
undangan yang sudah diundangkan atau
diumumkan, tetapi belum mulai berlaku,
dapat dilakukan dengan peraturan
tersendiri dengan menggunakan rumusan
ditarik kembali dan dinyatakan tidak
berlaku.


Pencabutan Peraturan lama dan
menggantikannya dengan Peraturan Baru

Jika Peraturan Perundang-undangan baru
mengatur kembali suatu materi yang sudah diatur
dan sudah diberlakukan.

pencabutan Peraturan Perundang-undangan itu
dinyatakan dalam salah satu pasal dalam
ketentuan penutup dari Peraturan Perundang-
undangan yang baru, dengan menggunakan
rumusan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
PENULISAN JUDUL
UU PENCABUTAN DG PENGGANTIAN


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 1999
TENTANG
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
PENAMAAAN

PEMBUKAAN
Konsiderans menimbang

Dasar Hukum ----- Peraturan yang dicabut
TIDAK BOLEH jadi dasar hukum atas
perat yang baru
Dasar Hukum
Tidak memasukan peraturan yang dicabut
Mengingat :
1.Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1)
Undang-Undang Dasar 1945;
2.Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia Nomor
XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme;
Menimbang :
a. bahwa tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara dan menghambat pembangunan
nasional, sehingga harus diberantas dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945;
b. bahwa akibat tindak pidana korupsi yang terjadi selama ini selain
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, juga
menghambat pertumbuhan dan kelangsungan pembangunan
nasional yang menuntut efisiensi tinggi;
c. bahwa Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat, karena
itu perlu diganti dengan Undang-undang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi yang baru sehingga diharapkan lebih efektif dalam
mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, b, dan c perlu dibentuk Undang-undang yang baru tentang
Pemberantasan Tindak Pidana korupsi;
Cth : KETENTUAN PENCABUTAN DIRUMUSKAN
DALAM KETENTUAN PENUTUP

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 131
Pada saat berlakunya undang-undang ini, maka UU no.20 tahun 2001
( LNTLN) dinyatakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi:


Pasal 134
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang-
undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta
Pada tanggal 7 Mei 1999
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Ttd
BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE
Pencabutan dg penggantian
UU no 31 Tahun 1999

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 44
Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, maka
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran
Negara Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2958), dinyatakan tidak berlaku
Semoga Bermanfaat

Fitriani A Sjarif.
Bidang Administrasi Negara
Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Gedung D Lantai 2 Ruang 215
Kampus Baru UI Depok 16424
tel: 021-788 49133
fax: 021-788 49140
mobile: 08 118 74482
email: fsjarif@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai