Disusun Oleh:
AYU NING DIAH
3215071858
Pendidikan Fisika Reguler 2007
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2011
a. Mark up pricing (cost plus pricing) : adalah penetapan harga jual dengan
menambah tingkat keuntungan pada biaya-biaya yang telah dibebankan
pada barang.
b. Target profit pricing : adalah penetapan harga jual yang didasarkan atas
permintaan.
2. Buyer based pricing : adalah penetapan harga jual berdasarkan nilai / citra
yang dirasakan konsumen terhadap produk.
3. Competition based pricing
1. Going rate pricing : adalah penetapan harga jual berdasarkan harga yang
ditetapkan oleh pesaing.
2. Sealed bid pricing : adalah penetapan harga jual dalam situasi dimana
perusahaan bersaing dengan cara menetapkan harga jual yang lebih rendah
dari harga yang ditetapkan pesaing.
Alwi (1994:234) menyatakan bahwa harga jual suatu produk pada umumnya
adalah kumpulan dari biaya produksi, biaya penjualan dan biaya lain-lain di
tambah dengan sejumlah keuntungan yang diinginkan produsen yang ditawarkan
kepada konsumen. Sedang masing-masing biaya tersebut mempunyai berbagai
karakter yang berbeda antara biaya yang satu dengan yang lain. Seperti halnya
biaya tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan biaya variabel.
Biaya
Menurut Alwi (1994:44) menyatakan biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomis. Sumber ekonomis yang dimaksudkan adalah suatu sumber yang
memiliki adanya sifat kelangkaan (scarcity).
Klasifikasi biaya
Masing-masing biaya mempunyai perbedaan antara biaya yang satu
dengan biaya lainnya. Masing-masing perbedaan tersebut juga tergantung dari
sudut pandangnya masing-masing. Namun terkait dengan Break Even Point
klasifikasi dari biaya yang dimaksudkan yaitu berdasarkan sifatnya. Halim
(1995:52) menyatakan bahwa: Biaya berdasarkan sifatnya terdiri dari biaya
tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel.
1. Biaya tetap
Menurut Alwi (1994:110) menyatakan bahwa biaya tetap adalah biaya
yang dikeluarkan yang tidak terpengaruh dengan volume produksi. Atau
dengan kata lain, turun naiknya volume produksi tidak mempengaruhi
besarnya biaya yang dimaksudkan. Untuk itu karakteristik biaya tetap
adalah sebagai berikut:
a. Jumlahnya tetap dalam suatu periode
cara
untuk
Cx Bx A Cx Bx A (C B) x A
Keterangan:
A
CB
Dengan demikian, rumus Break Even Point yang didapatkan dari berbagai
persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
BEP unit
Biaya Unit
Harga Jual per Unit Biaya Variabel per Unit
Sedang rumus Break Even Point dalam rupiah menurut Alwi (1994:274)
adalah sebagai berikut:
BEP rupiah
Biaya Tetap
Biaya Variabel
1
Total Penjualan
2. Pendekatan Grafik
Alwi (1994:276) menyatakan bahwa: selain dengan teknik persamaan
dapat juga digunakan pendekatan secara grafik, yaitu dengan penentuan titik
pertemuan antara garis penghasilan dengan garis biaya di dalam suatu grafik.
Titik pertemuan antara garis penghasilan dengan garis biaya tersebut
merupakan titik Break Even Point. Untuk dapat menentukan titik break even
harus dibuat grafik dengan sumbu datar menunjukkan volume penjualan,
sedangkan sumbu tegak menunjukkan biaya dan penghasilan.
E. Margin of safety
Alwi (1994:278) menyatakan:Margin of safety yaitu untuk menentukan
seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian.
Atau dengan kata lain Margin of safety memberikan informasi sampai seberapa jauh
volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun agar supaya perusahaan
tidak menderita rugi.
M/S
a. Analisa Break Even Point dapat dipakai sebagai alat pemberi informasi kepada
management secara sederhana dan singkat.
b. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai alat pedoman dalam
mengambil keputusan terutama yang menyangkut biaya, pendapatan, dan
perencanaan laba.
c. Analisa Break Even Point dapat pula memberikan gambaran tentang biaya dan
hasil produknya yang diharapkan secara menyeluruh di dalam aktivitas utama
perusahaan di masa mendatang.
d. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai landasan untuk
mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan, yaitu sebagai sarana
untuk membandingkan antara realisasi dengan perhitungan berdasarkan
analisa break even sebagai alat pengendalian atau controlling.
e. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil-hasil perhitungan menurut
analisa break even dan laba yang ditargetkan.
SOAL
1. Perusahaan BM Jaya bergerak dalam bidang produksi kain batik dan
stagen merencanakan perluasan daerah pemasarannya.
Penjualan kain batik direncanakan sebesar 25.000 unit @ Rp 3.500 dan
Produk
Total
Kain Batik
Stagen
Penjualan
Rp. 87.500.000,-
Rp. 15.000.000,-
Rp. 102.500.000,-
Rp. 28.275.000,-
Rp. 50.00.000,-
Rp. 9.000.000,-
Rp. 59.000.000,-
BEP rupiah
2. Income Statement
Penjualan 8000 unit @ Rp 5000
HARGA POKOK PENJUALAN :
Biaya Tetap Biaya Variabel
Bahan Langsung
Rp 7.200.000
Rp 40.000.000
Tenaga Langsung
Rp 6.800.000
BOP
Rp 2.500.000 Rp 4.000.000
Jumlah
Rp 2.500.000 Rp 18.000.000
Rp 20.500.000
Biaya Usaha :
Biaya Penjualan
Rp 2.400.000 Rp 3.600.000
Biaya Adm
Rp 2.600.000 Rp 2.400.000
Jumlah
Rp 5.000.000 Rp 6.000.000
Rp 11.000.000
Total Biaya
Rp 7.500.000 Rp 24.000.000
Rp 31.500.000
LABA USAHA ..Rp 8.500.000
Tentukan Break Even Point dalam Unit dan dalam Rupiah!
Biaya Tetap
Harga Jual per unit Biaya Variabel per Unit
Rp. 7.500.000
Rp.7.500.000
Rp.24.000.000
1Rp. 40.000.000
Rp. 18.750.000
STUDI KASUS
CALVERT TOYOTA
1. LATAR BELAKANG
Mike Calvert adalah seorang general manager pada Dealer Metro Toyota di
Housten, Texas selama beberapa tahun. Pemilik Metro Toyota saat ini, Tom
Gray , tertarik untuk menjual hak penjualan atas Toyota tersebut. Calvert
berniat ingin membeli hak penjualan tersebut.
2. INPUT
Mike Calvert tidak dapat membeli hak penjualan tersebut karena tidak
mempunyai dana pribadi yang cukup. Aset pribadi satu-satunya adalah saham
yang telah dia miliki sebelumnya pada mobil tersebut dan beberapa saham
dalam hak penjualan Chervolet tempat dia bekerja sebelumnya.
3. PROSES
Mike Calvert mendatangi sejumlah banker untuk meminjam uang agar ia
dapat membayar hak penjualan tersebut. Ia membawa beberapa item sebagai
berikut:
Perjanjian antara penjual dan pembeli antara Calvert dengan Tom Gray
Laporan keuangan proforma untuk tahun pertama operasional
perusahaan jika dia mendapatkan bisnis tersebut.
4. OUTPUT
Mike Calvert tidak dapat membeli hak penjualan hak penjualan tersebut
karena permohonan permohonan Calvert meminjam uang untuk membeli hak
penjualan perusahaan karena dalam laporan pendanaan yang diserahkan tidak
memenuhi beberapa hal.
5. FEEDBACK
Terdapat dua entitas: dealer mobil dan per sekutuan real estate. Dealer
tersebut entitas yang terpisahkan yang akan memiliki tanah dan gedung
yang berhubungan dengan bisnis. Sehingga, biaya sewa dalam laporan
rugi-laba dealer mobil tersebut. Sebaliknya penghasilan sewa yang
diterima oleh pereskutuan akan digunakan untuk membayar utang pada
bank.
Calvert juga akan membeli agen asuransi, yang tidak termasuk dalam
laporan keuangan. Agen ini akan memberikan sejumlah jaminan
DAFTAR PUSTAKA
1. Longenecker, G. Justin, Carlos W. Moore, J. William Petty. 2001. Kewirausahaan:
Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba empat.