Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN

TUTORIAL B BLOK 8

DISUSUN OLEH

: KELOMPOK 3

TUTOR

: dr. H. Safyudin, M. Biomed, CGA

Gerry Armando
Reinecke Ribka Halim
Ayub
Virdhanitya Vialetha
Dwina Yunita Marsya
Rabiatul Adawiyah
Chyntia Tiara Putri
Alind Praditya Racha Chintya
Rismitha Andini
M. Rasyid Ridho
Tri Kurniati
Nigasot Nur Nadya
Abdiaman Putra Dawolo

04011281320029
04011281320031
04011281320051
04011381320045
04011381320051
04011181320045
04011181320047
04011181320053
04011181320055
04011181320057
04011181320065
04011181320073
04011181320075

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2013
1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Illahi Robbi, karena berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nya lah penyusun bisa menyelesaikan tugas laporan tutorial ini dengan baik tanpa
aral yang memberatkan.
Laporan ini disusun sebagai bentuk dari pemenuhan tugas laporan tutorial skenario B
yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) di
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, khususnya pada Blok Dinamika Biokimia Sistem
Tubuh.
Terima kasih tak lupa pula kami sampaikan kepada dr. H. Safyudin, M. Biomed, CGA
yang telah membimbing dalam proses tutorial ini, beserta pihak-pihak lain yang terlibat, baik
dalam memberikan saran, arahan, dan dukungan materil maupun inmateril dalam penyusunan
tugas laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik yang membangun sangat kami harapkan sebagai bahan pembelajaran yang baru bagi
penyusun dan perbaikan di masa yang akan datang.

Palembang, 2 Mei 2014


Penyusun

Kelompok Tutorial III

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
PETUGAS KELOMPOK........................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 6
SKENARIO B........................................................................................................ 6
I. KLARIFIKASI ISTILAH............................................................................. 6
II. IDENTIFIKASI MASALAH...................................................................... 8
III. ANALISIS MASALAH............................................................................. 10
IV. KETERKAITAN ANTAR MASALAH DAN KERANGKA KONSEP...41
IV.1. KETERKAITAN ANTAR MASALAH....................................... 41
IV.2. KERANGKA KONSEP................................................................ 42
V. IDENTIFIKASI TOPIK PEMBELAJARAN (LEARNING ISSUE).......... 43
V.1. MATRIKS IDENTIFIKASI............................................................ 43
V.2. SINTESIS MASALAH................................................................... 43
V.2.1. Sistem Pencernaan.............................................................. 43
V.2.2. Integumentum..................................................................... 49
V.2.3. Asam amino dan protein..................................................... 52
V.2.4. Keseimbangan asam basa................................................... 55
V.2.5. Vitamin............................................................................... 57
V.2.6. KEP..................................................................................... 58
V.2.7. Kwashiorkor........................................................................ 65
V.2.8. Rabun Senja........................................................................ 68
V.2.9. Mata.................................................................................... 69
VI. KESIMPULAN.......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 72

PETUGAS KELOMPOK

Tutor
Moderator
Sekretaris

Peserta
1. Gerry Armando
2. Reinecke Ribka Halim
3. Ayub
4. Virdhanitya Vialetha
5. Rabiatul Adawiyah
6. Alind Praditya Racha
7. Nigasot Nur Nadya
8. M. Rasyid Ridho
9. Tri Kurniati
10. Abdiaman Putra Dawolo

: dr. H. Safyudin, M. Biomed, CGA


: Chyntia Tiara Putri
: 1. Dwina Yunita Marsya
2. Rismitha Andini

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Blok Dinamika Biokimia Sistem Tubuh dalah blok kedelapan semester II dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan
pembelajaran untuk menghadapi kasus yang sebenarnya pada waktu yang akan datang.
B. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II
PEMBAHASAN

SKENARIO B
5

Mardan, umur 8 tahun, 15 kg bertempat tinggal di pinggir rel kereta api. Mardan
berasal dari keluarga tidak mampu sehingga jarang makan sayuran dan lauk serta sumber air
minum berasal dari air tadah hujan. Ibunya membawa Mardan ke puskesmas karena
mengalami kaki bengkak, perut buncit, tampak acuh tak acuh, geraknya kurang stabil dan
seluruh tubuh gatal-gatal. Ibunya juga mengatakan bahwa ada noda putih di mata Mardan dan
menjelang maghrib penglihatan Mardan kabur sehingga kalau berjalan nabrak-nabrak.
Mardan sehari-hari juga sering mencret.
Pemeriksaan fisik:
Wajah apatis, edema anasarka, rambut kemerahan mudah rontok, dan keilosis pada ujung
bibir.
Pemeriksaan laboratorium:
Gula darah puasa 70 mg/dL, Hb 7 g/dL, albumin 2,5 g/dL, Na+ 110 mEq/L, K+ 3 mEq/L,
Ferritin normal.
Dokter juga menyatakan Mardan menderita KEP (kekurangan energi protein/jenis
kwshiorkor), gangguan keseimbangan asam basa, rabun senja, dan defisiensi vitamin B
terutama vitamin B6.

I.

KLARIFIKASI ISTILAH
No.
1

Istilah
Air tadah hujan

Definisi
Air yang di dapat dari menampung air hujan

Perut buncit

Besar perut, perutnya semakin hari semakin


membesar

3
4

Kaki bengkak

Bagian kaki yang menjadi besar karena pengarub

Gatal-gatal

sesuatu
sebuah sensasi tidak nyaman pada kulit yang
terasa seolah-olah ada sesuatu yang merayap di
kulit, dan membuat orang ini menggaruk daerah
yang terkena.

Noda putih di mata

endapan atau kondensasi di dalam mata seperti


6

kaca dimana dilukiskan dengan adanya nodanoda

yang

mengambang

di

dalam

Penglihatan kabur

penglihatannya.
Tidak dapat melihat sesuatu dengan jelas.

Wajah apatis

Raut wajah yang menunjukan sifat acuh tak acuh,


tidak peduli, dan juga masa bodoh.

Edema anasarka

Pembengkakan

umum

pada

tubuh,

yang

merupakan gejala pada orang sakit parah.


9
10
11

Keilosis

Radang dangkal pada sudut bibir yang ditandai

Ferritin

dengan kulip yang mengelupas atau pecah-pecah


Kompleks besi apoferritin, yang merupakan

Albumin

bentuk utama penyimpanan besi di dalam tubuh.


Protein yang larut di dalam air, mengendap pada
pemanasan, terdapat di dalam air tawar, air laut,
otot, darah, cairan jernih telur, susu, dan sebagian

12

Gula darah puasa

binatang lainnya.
Tingkat glukosa darah seseorang yang diukur
setelah orang tersebut tidak makan setelah 8

13

KEP

sampai 12 jam.
Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi

14

Kwashiorkor

angka kecukupan gizi (AKG)


Bentuk
malnutrisi
protein-energi

yang

disebabkan oleh defisiensi protein yang berat,


asupan

kalori

biasanya

juga

mengalami

defisiensi.
15

Rabun senja

Suatu

penyakit

mata

yang

menyebabkan

penderitanya kesulitan melihat jika kekurangan


sumber cahaya (abnormal).

II. IDENTIFIKASI MASALAH


Tabel identifikasi masalah
7

No.
1.

Identifikasi Masalah

Problem

Concern

Mardan, umur 8 tahun, berat badan 15 kg bertempat


tinggal di pinggir rel kereta api, berasal dari keluarga
tidak mampu sehingga jarang makan sayuran dan lauk,

*******

serta sumber air minum berasal dari air tadah hujan.


2.

Mardan sehari-hari juga sering mencret.


******

3.

Mardan mengalami kaki bengkak, perut buncit, tampak


acuh tak acuh, gerakannya kurang stabil, dan seluruh

*****

tubuh gatal-gatal.
4.

Ada noda putih di mata Mardan dan menjelang maghrib


penglihatan Mardan kabur sehingga kalau berjalan

****

nabrak-nabrak.
5.

Pemeriksaan fisik:
Wajah apatis, edema anasarka, rambut kemerahan

***

mudah rontok, dan keilosis pada ujung bibir.


6.

Pemeriksaan laboratorium:
Gula darah puasa 70 mg/dL, Hb 7 g/dL, albumin 2,5

**

g/dL, Na+ 110 mEq/L, K+ 3 mEq/L, Ferritin normal.


7.

Mardan menderita KEP (kekurangan energi protein/jenis


kwashiorkor), gangguan keseimbangan asam basa,

rabun senja, defisiensi vitamin B terutama vitamin B6.

Main Problem:
Mardan, umur 8 tahun, berat badan 15 kg bertempat tinggal di pinggir rel kereta api,
berasal dari keluarga tidak mampu sehingga jarang makan sayuran dan lauk, serta sumber air
minum berasal dari air tadah hujan.

Problem:
- Mardan sehari-hari juga sering mencret.
- Mardan mengalami kaki bengkak, perut buncit, tampak acuh tak acuh, gerakannya
kurang stabil, dan seluruh tubuh gatal-gatal.
- Ada noda putih di mata Mardan dan menjelang maghrib penglihatan Mardan kabur
sehingga kalau berjalan nabrak-nabrak.
-Pemeriksaan fisik:
Wajah apatis, edema anasarka, rambut kemerahan mudah rontok, dan keilosis pada
ujung bibir.
- Pemeriksaan laboratorium:
Gula darah puasa 70 mg/dL, Hb 7 g/dL, albumin 2,5 g/dL, Na+ 110 mEq/L, K+ 3
mEq/L, Ferritin normal.
- Mardan menderita KEP (kekurangan energi protein/jenis kwashiorkor), gangguan
keseimbangan asam basa, rabun senja, defisiensi vitamin B terutama vitamin B6.
Hipotesis
Mardan mengalami kwashiorkor karena malnutrisi dan dia mengalami gangguan
keseimbangan asam basa yang membuat dia mencret.
III. ANALISIS MASALAH
1. Mardan, umur 8 tahun, berat badan 15 kg bertempat tinggal di pinggir rel
kereta api, berasal dari keluarga tidak mampu sehingga jarang makan
sayuran dan lauk, serta sumber air minum berasal dari air tadah hujan.
a. Apa saja sistem organ yang terlibat dalam kasus ini?
Sistem Pencernaan
Sistem Penglihatan (mata)
b. Bagaimana anatomi, histologi dari sistem organ tersebut?
Seacara anatomi :
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
A. Mulut
9

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat
di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin
dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit,
terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan
(incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagianbagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim
pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari
bahasa yunani yaitu Pharynk.Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel )
yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan
jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan
ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung,
dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan
rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak
terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian
media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang
sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring
bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian
media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian
inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
C. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan
melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga
disebut esofagus(dari bahasa Yunani: i, oeso membawa, dan ,
phagus memakan). Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang
belakang. Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
10

bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)


bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
Kardia.
Fundus.
Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung
berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
* Lendir :Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
* Asam klorida (HCl) :Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam,
yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein.
* Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
E. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan
sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan
11

organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.


pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua
belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua
belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke
dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh
usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong
berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas
jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit
untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti lapar dalam bahasa
Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti
kosong.
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
F. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :

12

*Kolon asendens (kanan)


* Kolon transversum
* Kolon desendens (kiri)
* Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus
besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini
penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya
terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah
diare.
G. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, buta) dalam istilah anatomi
adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon
menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan
beberapa jenis reptil.
H. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi
pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang
parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga
abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam anatomi manusia,
umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya
appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa,
Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.
Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda
bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di
peritoneum. Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ
vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi
dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
I. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah ruangan
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.
13

Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya


rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,
maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding
rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf
yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak
terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan
air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama,
konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Secara histologi :
Rongga Mulut
Rongga mulut (pipi) dibatasi oleh epitel gepeng berlapis tanpa tanduk.
Atap mulut tersusun
keduanya

atas palatum keras (durum) dan lunak (molle),

diliputi oleh epitel gepeng berlapis. Uvula palatina merupakan

tonjolan konis yang menuju ke bawah dari batas tengah palatum lunak.
Lidah merupakan suatu massa otot lutik yang diliputi oleh membran
mukosa. Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3
bidang, berkelompok dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan
penyambung. Pada permukaan bawah lidah, membran mukosanya halus,
sedangkan permukaan dorsalnya
tonjolan

ireguler,

diliputi oleh banyak tonjolan-

kecil yang dinamakan papilae. Papilae lidah merupakan tonjolan-

tonjolan epitel mulut dan lamina propria yang diduga bentuk dan fungsinya
berbeda.
Pharynx
Pharynx merupakan peralihan ruang antara rongga mulut dan sistem
pernapasan dan pencernaan. Ia membentuk hubungan antara daerah hidung
dan larynx. Pharynx dibatasi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa,
kecuali pada daerah-daerah bagian pernapasan yang tidak mengalami abrasi.
Pada daerah-daerah yang terakhir ini, epitelnya toraks bertingkat bersilia dan
bersel goblet.

14

Oesofagus
Bagian

saluran

berfungsi menyalurkan

pencernaan
makanan

ini

merupakan

dari mulut

tabung

otot

ke lambung.

yang

Oesofagus

diselaputi oleh epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Pada lapisan submukosa
terdapat kelompokan kelenjar-kelenjar oesofagea yang mensekresikan mukus.
Pada bagian ujung distal oesofagus, lapisan otot hanya terdiri sel-sel otot
polos, pada bagian tengah, campuran sel-sel otot lurik dan polos, dan pada
ujung proksimal, hanya sel-sel otot lurik.
Lambung
Lambung

merupakan

segmen

saluran

pencernaan

yang

melebar,

yang fungsi utamanya adalah menampung makanan yang telah dimakan,


mengubahnya menjadi bubur yang liat yang dinamakan kimus (chyme).
Permukaan lambung ditandai oleh adanya peninggian atau lipatan yang
dinamakan

rugae.

Invaginasi epitel pembatas lipatan-lipatan tersebut

menembus lamina propria, membentuk alur mikroskopik

yang

dinamakan

gastric pits atau foveolae gastricae. Sejumlah kelenjar-kelenjar kecil, yang


terletak di dalam lamina propria, bermuara ke dalam dasar gastric pits ini.
Epitel pembatas ketiga bagian ini terdiri dari sel-sel toraks yang mensekresi
mukus. Lambung secara struktur histologis dapat dibedakan menjadi: kardia,
korpus, fundus, dan pylorus.
Usus Halus
Usus halus relatif panjang kira-kira 6 m dan ini memungkinkan
kontak yang lama antara makanan dan enzim-enzim pencernaan serta antara
hasil-hasil pencernaan dan sel-sel absorptif epitel pembatas. Usus halus terdiri
atas 3 segmen: duodenum, jejunum, dan ileum.
Membran mukosa usus halus menunjukkan sederetan lipatan permanen
yang disebut plika sirkularis atau valvula Kerkringi.

Pada membran

mukosa terdapat lubang kecil yang merupakan muara kelenjar tubulosa simpleks
yang dinamakan

kelenjar

intestinal (kriptus

atau kelenjar

Lieberkuhn).

Kelenjar- kelenjar intestinal mempunyai epitel pembatas usus halus dan sel-sel
goblet (bagian atas).

15

Usus Besar
Usus besar terdiri atas membran mukosa tanpa lipatan kecuali pada bagian
distalnya (rektum) dan tidak terdapat vili usus. Epitel yang membatasi
adalah toraks dan mempunyai daerah kutikula tipis. Fungsi utama usus besar
adalah:
- untuk absorpsi air dan
- pembentukan massa feses,
- pemberian mukus dan pelumasan permukaan mukosa, dengan demikian
banyak sel goblet.
Lamina propria kaya akan sel-sel limfoid dan nodulus limfatikus. Nodulus
sering menyebar ke dalam dan menginvasi submukosa. Pada bagian bebas kolon,
lapisan serosa ditandai oleh suatu tonjolan pedunkulosa yang terdiri atas
jaringan adiposa appendices epiploidices (usus buntu).
Pada

daerah

anus,

membran

mukosa

mempunyai

sekelompok

lipatan longitudinal, collum rectails Morgagni. Sekitar 2 cm di atas lubang


anus mukosa usus diganti oleh epitel berlapis gepeng. Pada daerah ini,
lamina

propria mengandung pleksus vena-vena besar yang bila melebar

berlebihan dan mengalami varikosa mengakibtakan hemoroid.


Secara fisiologi :

MULUT, TENGGOROKAN & KERONGKONGAN


Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem
pernafasan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Saluran dari
kelenjar liur di pipi, dibawah lidah dan dibawah rahang mengalirkan isinya ke
dalam mulut. Di dasar mulut terdapat lidah, yang berfungsi untuk merasakan dan
mencampur makanan. Di belakang dan dibawah mulut terdapat tenggorokan
(faring).
Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan
lidah. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung. Pengecapan relatif
sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman lebih rumit, terdiri
dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus)
16

dan dikunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil
yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagianbagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa
menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ludah juga mengandung
antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang
bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis. Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara
(trakea) dan ke paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang
(palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam
hidung. Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding
tipis dan dilapisi oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan
dengan lambung. Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik
bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut
dengan peristaltik.
LAMBUNG
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk
seperti kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal,
sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.

USUS HALUS
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),
yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam
duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus
halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan. Duodenum menerima enzim pankreatik dari
pankreas dan empedu dari hati. Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum
melalui lubang yang disebut sfingter Oddi) merupakan bagian yang penting dari
17

proses pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu


pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan
zat yang dihasilkan oleh usus. Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum
adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili)
dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). Vili dan mikrovili menyebabkan
bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat
gizi yang diserap. Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri
dari jejunum dan ileum. Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan
lemak dan zat gizi lainnya. Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang
luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena
porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus
juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya
melalui usus halus. Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi
usus untuk melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian
bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzimenzim pankreatik.
PANKREAS
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:
- Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
- Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh
sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus.
Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter Oddi,
dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum. Enzim yang dilepaskan oleh
pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik
memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai
saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium

18

bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan


asam lambung. 3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:
-

Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah

Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah

Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya


(insulin dan glukagon).
HATI
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi,

beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.Zat-zat gizi dari makanan


diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil
(kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan
vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana
darah yang masuk diolah. Darah diolah dalam 2 cara:
-

Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang

Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat
digunakan oleh tubuh.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah

diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati
menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal
dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk
membuat empedu. Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam
kandung empedu.
KANDUNG EMPEDU & SALURAN EMPEDU
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang
selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum.Saluran ini kemudian
bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus
sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum. Duktus pankreatikus
bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam duodenum.
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu
dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum
memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu
19

berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan


bercampur dengan makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting:
-

Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama


hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan
kolesterol.

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:


-

Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang


larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan

Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu
menggerakkan isinya

Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai


limbah dari sel darah merah yang dihancurkan

Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang
dari tubuh

Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam


empedu.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati

dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi
enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi
sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu
masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam
empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap
kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.
USUS BESAR
Usus besar terdiri dari:
-

Kolon asendens (kanan)

Kolon transversum

Kolon desendens (kiri)

Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).

Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung,
yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus
halus.
20

Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit
dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika
mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di
dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan
zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa
penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di
dalam

usus

besar. Akibatnya

terjadi

iritasi

yang

bisa

menyebabkan

dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

REKTUM & ANUS


Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk
buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan
ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar. Anus merupakan
lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari
usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
c. Bagaimana pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap pola intake nutrisi?
Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan pada masing-masing
orang per hari bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan
fisiologis individu tersebut. Pada anak usia 0-6 bulan, kecukupan energi dan
proteinnya masing-masing sebesar 550 Kalori dan 10 gram. Semakin bertambah
umur, kecukupan gizi makro berupa energi dan protein serta zat gizi mikro juga
bertambah.
Pada anak usia 7-9 tahun, kecukupan energinya meningkat menjadi 1800
Kalori dan kecukupan proteinnya sebesar 45 gram. Remaja dan dewasa pria
21

memiliki angka kecukupan gizi yang lebih besar dibandingkan dengan wanita.
Selain itu, keadaan fisologis juga sangat berpengaruh terhadap angka kecukupan
gizi individu. Pada wanita hamil, kecukupan energinya bertambah 180 Kalori pada
saat trimester 1, dan pada trimester 2 serta 3 bertambah 300 Kalori dari kecukupan
energi wanita yang tidak hamil pada usia yang sama. Kecukupan protein pada
wanita hamil juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 17 gram dari kecukupan
protein wanita normal (Atmarita & Tatang 2004).
d. Bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal dan pengaruhnya terhadap kondisi
keadaaan Mardan?
Menurut Wardhana (1995) kebisingan antara 61-80 dB dapat menyebabkan
kerusakan alat pendengaran bila kontak terjadi dalam waktu lama. Selain itu
kebisingan juga dapat berdampak terhadap kesehatan jiwa seseorang, seperti stress
yang pada akhirnya dapat menurunkan kesehatan fisik.
Semakin tinggi intensitas kebisingan akan semakin besar dampaknya dalam
menimbulkan gangguan kesehatan. Gangguan ini dapat berdampak physiologis
(denyut jantung, tekanan darah, metabolism, gangguan tidur dan penyempitan
pembuluh darah) dan dampak pshycologis seperti rasa khawatir, jengkel, takut
(Soeripto, 1996). Hal ini didukung penelitian Wicaksono (2002) yang menyatakan
bahwa tenaga kerja yang bekerja pada ruangan dengan intensitas kebisingan tinggi
akan mengalami stress kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja
yang berada dalam intensitas kebisingan lebih rendah. Ciri-ciri fisiologis dari
reaksi stress, muncul dari orang yang terkena kebisingan dengan intensitas tinggi.
Sehingga, keadaan tersebut membuat penduduk disana tidak lebih baik dengan
adanya polusi suara yang dihasilkan dari bunyi kereta api di dekat rumah, air
minum yang tidak bersih, keadaan kumuh membuat tubuh kita rentan terhadap
berbagai penyakit yang akan menyerang.
e. Berapa berat ideal untuk orang berusia 8 tahun?
BBIuntuk anak (1-10 tahun)
BBI = (umur (thn) x 2 ) + 8
= (8th x 2) + 8
=16+8
=24 kg
f. apa kandungan gizi yang terdapat di dalam sayuran dan lauk?
Sayuran :
Nilai Gizi Sayuran Daun
22

Beberapa tanaman sayuran yang umum kita makan daunnya adalah bayam, kubis,
lobak, dll Sayuran jenis ini kaya akan protein, serat, dan mineral seperti zat besi
dan kalsium. Sayuran berdaun hijau juga memberi kita fitonutrien seperti
karotenoid, vitamin C, K, dan asam folat. Kandungan lemak dalam sayuran jenis
ini sangat rendah.
Gizi Sayuran bunga
Sayuran bunga termasuk brokoli, bungkul, dsb. Jenis sayuran ini kaya akan
vitamin C, serat, kalsium, dll. Sayuran jenis ini memberikan kita dengan senyawa
yang disebut sulforaphane, yang merupakan senyawa antikanker dan anti diabetes.
Kandungan lemak dalam sayuran jenis ini juga rendah. Kandungan kalsium yang
terdapat dalam brokoli adalah setara dengan yang terdapat dalam susu. Bunga kol
juga padat akan gizi, termasuk mengandung folat atau Vitamin B9.
Gizi Kacang-kacangan
Kacang polong, buncis, kacang panjang, dll, adalah termasuk kacang-kacangan.
Kacang-kacangan mengandung semua nutrisi penting seperti protein, karbohidrat,
vitamin, dan mineral seperti zat besi, kalium, kalsium, dll. Sayuran jenis ini
umumnya juga memiliki kandungan serat yang sangat tinggi. Protein dari kacangkacangan mirip dengan protein yang terdapat dalam daging. Kandungan vitamin
lain yang tinggi pada kacang-kacangan adalah Vitamin A dan Vitamin B1.
Gizi Sayuran berwarna Oranye atau merah
Beberapa contoh sayuran berwarna oranye atau merah adalah tomat, wortel,
bit, labu, dll. Sayuran ini umumnya menyediakan antioksidan, fitokimia, serat, dan
berbagai macam mineral yang berguna untuk tubuh kita.Wortel berwarna orange
karena mengandung betakaroten. Beta karoten dalam tubuh akan diubah menjadi
vitamin A, yang membantu untuk mencegah berbagai masalah penglihatan.
Senyawa penting dari tomat adalah lycopene, yang bekerja sebagai antioksidan.
Tomat baik untuk kesehatan jantung, serta kaya akan vitamin A dan C.
Lauk :
Lauk pauk merupakan makanan pendamping dan banyak memiliki zat
pembangun juga penunjang untuk tubuh seperti protein, lemak, zat besi, mineral,
dan masih banyak lagi. Lauk pauk di antaranya tempe, tahu, ikan, telur, daging
merah, daging ayam, daging bebek, kacang-kacangan, biji-bijian, dan masih
banyak lagi.
g. Apa dampak jarang makan sayuran dan lauk?
Seseorang yang jarang mengkonsumsi sayuran dan lauk akan lemah fisiknya. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya mengkonsumsi vitamin B, C, E, seng, zat besi,
23

magnesium, dan protein. Hal ini akan mengakibatkan berbagai macam gangguan
metabolisme di dalam tubuh.
h. Apa saja kandungan yang terdapat dalam berbagai sumber air?
1. Air Laut Air yang dijumpai di dalam alam berupa air laut sebanyak 80%,
sedangkan sisanyaberupa air tanah/daratan, es, salju, dan hujan. Air laut
mempunyai sifat asin, karenamengandung garam NaCl. Kadar NaCl dalam air
laut 3%. Dengan keadaan ini,maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum.
2. Air Atmosfir Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya
pengotoran udara yangdisebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu dan lain
sebagainya.

Maka

untukmenjadikan air hujan sebagai sumber air minum

hendaknya pada waktu menampungair hujan jangan dimulai pada saat hujan
mulai turun, karena masih mengandungbanyak kotoran. 3. Air Permukaan Air
permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnyaair
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya
olehlumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya.
Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu saat air permukaan itu akan
mengalami suatuproses pembersihan sendiri. Udara yang mengandung oksigen
atau gas O2 akanmembantu mengalami proses pembusukan yang terjadi pada air
permukaan yang telahmengalami pengotoran, karena selama dalam perjalanan, O2
akan meresap ke dalamair permukaan. Air permukaan ada dua macam yakni:
a. Air sungai
Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu
pengolahanyang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya
mempunyai derajatpengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan akanair minum pada umumnya dapat mencukupi.
b. Air rawa/danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat
organik yangtelah membusuk, misalnya asamm humus yang larut dalam air yang
menyebabkanwarna kuning coklat.
4. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berasal dari permukaan yang merembes ke dalam
tanah,yang terdapat di dalam ruang-ruang butir antara butir-butir tanah di dalam
lapisanbumi. Suatu saat air ini akan memenuhi lapisan tanah yang keras dan kuat,
maka airini akan keluar permukaan sebagai mata air.
Air tanah terbagi antara:
a. Air tanah dangkal
24

Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan
tanah.Lumpur akan bertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga
air tanahakan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam
yang larut)karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia
tertentu untukmasing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah ini berfungsi
sebagai saringan.Disamping penyaringan, pengotoran juga masih terus
berlangsung, terutama padamuka air yang dekat dengan muka tanah, setelah
lapisan rapat air, air yang terkumpulmerupakan air tanah dangkal dimana air
tanah ini dimanfaatkan sebagai air minummelalui sumur-sumur dangkal.
b. Air tanah dalam Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air
tanah dalam, tidaksemudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus
digunakan bor dan memasukkanpipa ke dalamnya sehingga dalam suatu
kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akandidapatkan suatu lapis air. Kualitas
air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari airdangkal, karena
penyaringanya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. Susunan dariunsur-unsur
kimia tergantung pada lapis-lapis tanah yang dilalui. Jika melalui tanahkapur,
maka air itu akan menjadi sadah, karena mengandung Ca(HCO3)2
danMg(HCO3)2.
c. Mata air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah. Mata airyang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh
musim dan kualitasnyasama dengan keadaan air tanah dalam.
i. Bagaimana ciri-ciri sumber air yang layak untuk dikonsumsi?
Ciri air yang dapat diminum dapat dilihat dari kadar TDS-nya ( total dissolved
solids) ataukkandungan unsru mineral non-organik dalam air. World Health
Organization (WHO) mengatakan bahwa standar air minum sehat yang
layakdikonsumsi harus memiliki kadar TDS dibawah 100 ppm. Apabila lebih dari
kadar tersebutberarti tidak layak minum.Berkaitan dengan TDS ini, ada empat
kategori air:
TDS lebih dari 100 ppm : air tidak layak minum
TDS antara 10 100 ppm : air layak minum
TDS antara 1- 10 ppm : air murniTDS 0 ppm : air organic
j. Apa dampak minum dari sumber air tadah hujan?
Kandungan air hujan berasal dari reaksi zat-zat yang ada diatmosfer dengan
butiran air yang melewatinya. Selain ituair ini juga bereaksi dengan gas yang ada
di atmosfer. Zat-zat yang ikut bercampur dengan air hujan berupa zatpadat
25

yang mudah larut dan gas. Kandungan air hujanberbeda-beda dan tergantung
pada tempatnya karena airhujan juga dapat dipengaruhi oleh sisa-sisa polusi
udara.Akibatnya, apabila berada di tempat yang rawanpencemaran seperti rel
kereta dan lainya, maka akanmengakibatkan hasil pengeluaran pembakaran
bahanbakar kereta ( diesel) mengakibatkan

air hujan di tempatitu akan

mengandung zat-zat dari polusi dan udara kotoryang berada di tempat tersebut.
Besar

kemungkinankotoran

dan

sampah

yang

dapat

mengakibatkan

polusiudara dan menimbulkan hujan asam dan korosif.


2. Mardan sehari-hari juga sering mencret.
a. Apa yang menjadi penyebab mencret secara umum?
Keracunan makanan. Bakteri seperti clostridium botulinum, e.coli dan
salmonella gastro pada makanan yang terkontaminasi dapat mengeluarkan
racun yang menyerang saluran pencernaan. Beberapa jam setelah masuk, racun

mereka akan terasa efeknya.


Obat-obatan: beberapa orang mengalami diare setelah mengonsumsi obatobatan tertentu, terutama jenis antibiotik , yang dapat menyerang dan merusak

flora usus.
Intoleransi makanan, seperti intoleransi laktosa pada orang yang kekurangan
enzim laktase yang membantu pencernaan produk susu. Bahan-bahan susu

yang tidak tercerna dapat menyebabkan diare


Pada kasus yang menyebabkan mardan mencret adalah dari penyakit yang di
deritanya yaitu kwashiorkor dimana kwashiorkor ini kekurangan protein

b. Bagaimana mekanisme mencret pada kasus ini?


Menurut Hidayat (2006), proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai
kemungkinan faktor diantaranya:
1. Faktor infeksi
Faktor ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk
dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak
sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya
terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi
usus dalam absorbs cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin

26

bakteri akan menyebabkan system transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa
mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
2. Faktor malabsorbsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan
tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.
3. Faktor makanan
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik.
Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan
kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.
4. Faktor psikologis
Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan pristaltik usus yang akhirnya
mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare.
c. Apa hubungan mencret dengan homeostatis tubuh?
Diare, tumor kolon dan pemakaian pencahar menyebabkan kalium keluar
bersama bikarbonat pada saluran cerna bagian bawah (asidosis metabolik). Hal ini
menyebabkan hipokalemia. Kehilangan natrium klorida pada cairan ekstrasel atau
penambahan air yang berlebihan pada cairan ekstrasel akan menyebabkan
penurunan konsentrasi natrium plasma. Kehilangan natrium klorida primer
biasanya terjadi pada dehidrasi hipoosmotik seperti pada keadaan berkeringat
selama aktivitas berat yang berkepanjangan, berhubungan dengan penurunan
volume cairan ekstrasel seperti diare, muntah-muntah dan penggunaan diuretic
secara berlebihan. Drainase lambung atau usus pada diare menyebabkan ekskresi
klorida mencapai 100 mEq perhari. Kepustakaan lain menyebutkan bahwa
hipernatremia dapat terjadi bila ada deficit cairan tubuh akibat ekskresi air
melebihi ekskresi natrium atau asupan air yang kurang. Misalnya pada
pengeluaran air tanpa elektrolit melalui insensible water loss, dan diare osmotic
akibat pemberian laktulose atau sorbitol.
d. Apa dampak yang ditimbulkan jika sering mencret?

27

Akibat diare dan kehilangan cairan serta elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat,Hipotonik,isotonic,atau hipertonik )
2. Syok hypovolemik
3. Hipokalemia (gejala : meteorismus, Hipotoni, Otot lemah, dan Bradikardi )
4. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus dan defisiensi enzim
lactose.
5. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik
6. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik )
7. Hipoglikemia
3. Mardan mengalami kaki bengkak, perut buncit, tampak acuh tak acuh,
gerakannya kurang stabil, dan seluruh tubuh gatal-gatal.
a. Bagaimana etiologi masing-masing gejala dan tanda di atas?
a. Edema bisa disebabkan karena hipoalbuminemia,

gangguan

dindingkapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.


Berkurangnya

asam

amino

dalam

serum

merupakan

penyebabnya

kurangpembentukan albumin oleh hepar, sehingga kemudian timbul edema.


b.
Gejala
gastrointestinal
merupakan
gejala
yang
penting.
Anoreksiakadang-kadang demikian hebatnya,

sehingga segala pemberian

makananditolak dan makanan hanya dapat diberikan dengan sonde lambung.


c. Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garisgariskulityang

lebih

mendalam

dan

lebar.

Sering

ditemukan

hiperpigmentasikarena habisnya cadangan energi maupun protein. Pada


sebagian besarpenderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk
penyakitkwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosis yang merupakan
bercak-bercak putih ataumerah muda dengan tepi hitam ditemukan pada
bagian tubuh yang seringmendapat tekanan. Terutama bila tekanan itu terusmenerus dan disertaikelembapan oleh keringat atau ekskreta. Kurangnya
nicotinamide dantryptophan menyebabkan mudah terjadi radang pada kulit.
b. Bagaimana mekanisme masing-masing gejala dan tanda di atas?
Tanda khas pada penderita kwashiorkor adalah pitting edema.Pitting
edema adalah edema yang jika ditekan, sulit kembaliseperti semula. Pitting
edema

disebabkan

oleh

kurangnyaprotein, sehingga tekanan onkotik

intravaskular menurun. Jikahal ini terjadi, maka terjadi ekstravasasi plasma ke


intertisial.Plasma masuk

ke
28

intertisial,

tidak

ke

intrasel,

karena

padapenderita

kwashiorkor

tidak

ada

kompensansi

dari

ginjaluntuk

reabsorpsi natrium. Padahal natrium berfungsi menjagakeseimbangan cairan


tubuh. Pada penderita kwashiorkor,selain defisiensi protein juga defisiensi
multinutrien.

Ketikaditekan,

daerahsekitarnya

karena

maka
tidak

plasma
terfiksasi

pada

intertisial

oleh

lari

membran

danmengembalikannya membutuhkan waktu yang lama karenaposisi

ke
sel
sel

yang rapat. Edema biasanya terjadi padaekstremitas bawah karena pengaruh


gaya gravitasi, tekananhidrostatik dan onkotik. Perlemakkan

hati terjadi

karena kekurangan protein. Jikaterjadi kekurangan protein, maka terjadi


penurunanpembentukan lipoprotein. Hal ini membuat penurunan HDLdan
LDL. Karena penurunan HDL dan LDL, maka lemak yangada di hepar sulit
ditransport ke jaringan-jaringan, padaakhirnya penumpukan lemak di hepar.
c. Apa saja dampak dari masing-masing gejala dan tanda di atas apabila tidak
segera ditatalaksana?
Tanda-tanda diatas adalah ciri dari anak yang mengalami kwashiorkor
sehinngga jika tidak segera diobati makan akan terjadi komplikasi penyakit
penyerta seperti infeksi, anemia, dehidrasi dan defiseiensi vitamin diberikan
secara bersamaan. Jenis anemia pada pasien kwashiorkor yang terbanyak
normositik normokrom, jumlah sel sistim eritropoietik berkurang dalam
sumsum tulang. Hypoplasia atau aplasia sumsum tulang ini disebabkan oleh
defisiensi protein dan infeksi yang menahun, defisiensi zat besi, kerusakan
hati, insufisiensi hormon, dan sebagainya.
4. Ada noda putih di mata Mardan dan menjelang maghrib penglihatan
Mardan kabur sehingga kalau berjalan nabrak-nabrak.
a. Bagaimana etiologi masing-masing gejala dan tanda di atas?
Rabun senja terjadi karena defisiensi vitamin A dan protein.Pada retina
ada sel batang dan sel kerucut. Sel batang lebihhanya bisa membedakan
cahaya terang dan gelap. Selbatang atau rodopsin ini terbentuk dari vitamin
A dan suatuprotein. Jika cahaya terang mengenai sel rodopsin, maka
seltersebut akan terurai. Sel tersebut akan mengumpul lagi padacahaya yang
gelap. Inilah yang disebut adaptasi rodopsin. Adaptasi ini butuh waktu.
Jadi,

rabun

senja

terjadi

karenakegagalan atau kemunduran adaptasi

rodopsinn.
b. Bagaimana mekanisme masing-masing gejala dan tanda di atas?
29

Proses melihat dibantu oleh vitamin a yang akan merangsang opsin


bekerja (rhodopsin) . Mata bekerja dengan menangkap cahaya melalui fotoreceptor yang adadi

mata, barulah

stimulus

tersebut

disampaikan

danakhirnya kita dapat melihatVitamin a didapat dari luar dan di ikat oleh
protein RBC, Dalam scenario

diketahui

terjadi

KEP

,maka

jumlah

RBCpun akan berkurang, hal ini mengakibatkan jumlah vitaminA yang diikat
dan dibawa ke mata menjadi berkurang ,akibatnya proses penglihatan pun
terganggu ,dalam hal inireceptor mata hanya dapat menangkap cahaya
denganintensitas tinggi saja ( rabun senja).
c. Apa saja dampak dari masing-masing gejala dan tanda di atas apabila tidak
segera ditatalaksana?
Pada konjungtiva penderita juga ditemukan adanya bintik bitot. Bintik
bitot ini terjadi sebagai kelanjutan dari rabun senja yang sudah diderita.
Selanjutnya bercak bergaris pada konjungtiva bulbi tersebut akan terlihat
sebagai bercak putih mengkilat yang lebih besar dan berbentuk segitiga.
5. Hasil pemeriksaan fisik:
Wajah apatis, edema anasarka, rambut kemerahan mudah rontok, dan
keilosis pada ujung bibir.
a. Bagaimana etiologi masing-masing gejala dan tanda di atas?
a. Wajah apatis
Wajah apatis disebabkan terganggunya perkembngan sel-sel saraf di otak
dikarenakandefisiensi protein yang sangat berguna bagi perkembangan
otak dan sel-sel sarafdidalamnya.
b. Edema anasarka
Obstruksi Drainase Vena (dan Limfatik) pada Ekstremitas Pada keadaan
obstruksi, tekanan hidrostatik dalam anyaman kapiler bagianhulu dari
obstruksi

meningkat,

sehingga

cairan

dalam

jumlah

abnormal

berpindahdari vaskuler ke ruang interstitial. Karena rute alternatif (yaitu


limfatik) dapat jugamengalami obstruksi, maka terjadi peningkatan
volume cairan interstital diekstremitas (terdapat cairan terjebak dalam
ekstremitas) yang menyebabkan edemalokal. Keadaan tersebut akan
mengurangi volume darah efektif arteri. Apabila obstruksi vena dan
limfatik terjadi pada sebelah ekstremitas, cairanakan terakumulasi dalam
interstitial, sehingga mengurangi volume plasma. Volumeplasma yang
berkurang akan merangsang retensi garam dan air sampai defisistvolume
30

plasma terkoreksi.

Pada ekstremitas yang terkena akan terjadi

reganganjaringan sampai keseimbangan hukum Starling dapat dicapai, di


mana tidak terjadilagi akumulasi cairan. Efek yang terjadi adalah
peningkatan volume cairaninterstitial lokal. Keadaan yang sama terjadi
pada asites dan hidrotoraks, di manacairan terjebak atau terakumulasi di
dalam

kavitas,

mengurangi

volumeintravaskuler, dan menyebabkan

retensi garam dan air sekunder.


Gagal Jantung Kongestif
Pada kelainan ini, gangguan pengosongan pada saat sistolik dan/atau
gangguanrelaksasi ventrikel menyebabkan akumulasi darah dalam
jantung dan sirkulasivena, sehingga menurunkan volume arteri, dan
mencetuskan berbagai keadaanyang telah disebutkan di atas. Pada
gagal jantung ringan, sedikit peningkatanvolume darah total dapat
memperbaiki defisit volume arteri dan membentukkeadaan yang stabil.
Melalui kerja hukum Starling di jantung, peningkatan volumedarah dalam
ruang jantung menyebabkan kontraksi jantung yang lebih kuat
dengandemikian dapat meningkatkan curah jantung. Namun, aapabila
gangguan jantungyang terjadi lebih berat, retensi cairan tidak dapat
memperbaiki

defisit

volumedarah arteri. Volume darah akan

terakumulasi di sirkulasi vena, dan peningkatantekanan hidrostatik di


kapiler dan limfatik menyebabkan pembentukan edema.Pada gagal
jantung,

reduksi

terjadi

akibat

penghambatan

pusat

vasomotor

yangdiperantarai oleh barorefleks. Hal ini akan menyebabkan aktivasi


saraf vasokonstriktor ginjal dan sistem RAA sehingga terjadi retensi
natrium dan air. Pengosongan ventrikel

yang tidak

komplit

(gagal

jantung sistolik) dan/ataurelaksasi ventrikel yang tidak adekuat (gagal


jantung diastolik), keduanya akanmenyebabkan peningkatan tekanan
diastolik ventrikel. Jika gangguan jantungmelibatkan ventrikel kanan,
tekanan dalam vena sistemik dan kapiler dapatmeningkat, akibatnya
akan mendorong transudasi cairan ke dalam ruang interstitialdan
memperburuk edema perifer. Peningkatan tekanan vena sistemik
diteruskan keduktus torasikus dengan konsekuensi terjadinya penurunan
drainase limfatik danakhirnya meningkatkan akumulasi edema.
Sindroma Nefrotik dan Keadaan Hipoalbuminemia lainnya

31

Perubahan primer pada kelainan ini adalah menurunya tekanan


onkotikkoloid yang disebabkan oleh hilangnya protein secara masif
melalui urin. Hal inimendorong perpindahan cairan ke dalam interstitial,
menyebabkan hipovolemia,dan mencetuskan pembentukan edema sebagai
konsekuensi dari berbagai peristiwadi atas, termasuk aktivasi sistem RAA.
Dengan adanya hipoalbuminemia berat danpenurunan tekanan onkotik
koloid, maka retensi garam dan air dalam kompartemenvaskuler tidak
dapat dipertahankan, akibatnya terjadi penurunan colume daraharteri
total dan efektif, sehingga stimulus untuk terjadinya retensi garam dan
airtidak dapat dikurangi. Peristiwa serupa terjadi pada keadaan lain
yangmenyebabkan hipoalbuminemia berat, termasuk defisiensi nutrisi
berat, enteropati yang disertai kehilangan protein, hipoalbuminemia
kongenital, dan penyakit hatikronis yang berat. Namun, pada sindroma
nefrotik, yang berperan dalampembentukan edema adalah gangguan
ekskresi natrium di ginjal, walaupun tidakterjadi hipoalbuminemia berat.
Sirosis
Kelaianan ini ditandai dengan adanya hambatan aliran vena hepatik,
yangselanjutnya menyebabkan ekspansi volume darah splanknik dan
meningkatkanpembentukan limf hepatik. Hipertensi intrahepatik yang
terjadi bekerja sebagaistimulus poten terhadap retensi natrium dalam
ginjal dan mungkin terhadapvasodilatasi sistemik serta penurunan
volume

darah arteri

disertai

komplikasi

efektif.

Perubahan-perubahan

ini seringkali

hipoalbuminemia

sekunderuntuk

berupa

mengurangi sintesis di hepar, yang akan menurunakan volumedarah


arteriefektif lebih jauh lagi. Akibatnya terjadiaktivasi sistem RAA oleh
saraf simpatisrenal dan mekanisme retensi garam dan air lainnya.
Konsentrasi aldosteron dalam sirkulasi meningkat akibat kegagalan fungsi
hati dalam metabolisme hormon ini.Pada mulanya, kelebihan cairan
interstitial terlokalisir di bagian hulu dari kongestisistem vena porta dan
sumbatan limfatik hati, yaitu di rongga peritoneum. Padatingkat lanjut,
khususnya jika telah terjadi hipoalbuminemia berat, dapat terbentukedema
perifer.

Produksi

prostaglandin

yang

berlebihan

pada

sirosis

akanmengurangi retensi natrium. Apabila sintesis prostaglandin tersebut

32

dihambat olehagen antiinflamasi nonsteroid, akan terrjadi penurunan


fungsi ginjal sehinggaretensi natrium akan meningkat (Sumantri, 2013).
c. Rambut kemerahan mudah rontok
Rambut mudah rontok dikarenakan kekurangan protein, vitamin A, vitamin
C dan vitamin E
d. Keilosis pada ujung bibir
Defisiensi riboflavin, piridoksin dan asam pantotenat .
b. Bagaimana mekanisme masing-masing gejala dan tanda di atas?
Edema :
Karena kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan
berbagai asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah kurang
tersebut akan disalurkan ke jaringan otot, makin kurangnya asam amino dalam
serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang
mengganggu keseimbangan tekanan osmotic koloid, kemudian berakibat
timbulnya odema.
e.

f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Rambut kemerahan dan mudah rontok :
Terjadi karena kurangnya protein menyebabkandegenerasi pada rambut
dan kutikula rambut yang rusak. Rambut terdiri darikeratin (senyawa protein)
sehingga kurangnya protein akan menyebabkan kelainan pada rambut. Warna

33

rambut yang merah (seperti jagung) dapatdiakibatkan karena kekurangan


vitamin A, C, E.

Wajah apatis:
Gizi buruk dapat mempengaruhi perkembangan mental anak. Terdapat
dua hipotesis yangmenjelaskan hal tersebut: karakteristik perilaku anak yang
gizinya kurang menyebabkan penurunan interaksi dengan lingkungannya dan
keadaan iniselanjutnya akan menimbulkan outcome perkembangan yang
buruk, hipotesis lain mengatakan bahwa keadaan gizi buruk mengakibatkan
perubahan struktural dan fungsional pada otak.
Keilosis pada ujung bibir :
Keilosis terjadi akibat kekurangan zat besi karena kurangnya
mengonsumsi sayuran.
c. Apa saja dampak dari masing-masing gejala dan tanda di atas apabila tidak
segera ditatalaksana?
Jelas saja tidak baik, karena itu akan menghambat pertumbuhan sang anak, dan
tingkat kecerdasannya pun akan ikut menurun seiring terhambatnya
perkembangan yang seharusnya terjadi pada sang anak.
6. Pemeriksaan Laboratorium:
Gula darah puasa 70 mg/dL, Hb 7 g/dL, albumin 2,5 g/dL, Na+ 110 mEq/L,
K+ 3 mEq/L, Ferritin normal.
a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan di atas?
a. Gula darah puasa
Nilai normal : 7 tahun : 70 - 100 mg/dL SI unit : 3,89 - 5,55 mmol/L12
bulan - 6 tahun: 60-100 mg/dL SI unit : 3,33 - 5,55 mmol/LPemeriksaan
gula darah puasa Mardan 70 mg/dL (Normal)
b. Hemoglobin (Hb)
Nilai normal : Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/LWanita: 12 16 g/dL SI unit : 7,4 9,9 mmol/LI
mplikasi klinik :
Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia
karenakekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan,
peningkatan asupancairan dan kehamilan.
Peningkatan nilai Hb dapat terjadi pada hemokonsentrasi
(polisitemia, lukabakar), penyakit paru-paru kronik, gagal jantung
kongestif dan pada orang yanghidup di daerah dataran tinggi.
34

Konsentrasi Hb berfl uktuasi pada pasien yang mengalami perdarahan


dan lukabakar.
Konsentrasi Hb dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan
anemia,respons terhadap terapi anemia, atau perkembangan penyakit yang
berhubungandengan anemia.
Hal yang harus diwaspadai
Implikasi klinik akibat kombinasi dari penurunan Hb, Hct dan sel darah
merah.Kondisi gangguan produksi eritrosit dapat menyebabkan
penurunan nilaiketiganya.
Nilai Hb <5,0g/dL adalah kondisi yang dapat memicu gagal
jantung dankematian. Nilai >20g/dL memicu kapiler clogging
sebagai akibathemokonsenstrasi.Pemeriksaan Hb Mardan 7 g/dL
(Anemia)
c. AlbuminNilai normal : 3,5-5 g/dL
Pemeriksaan albumin Mardan 2,5 g/dL (Hipoalbuminemia)
d. Natrium (Na+)
Nilai normal : 135 144 mEq/L SI unit : 135 144 mmol/L
Implikasi klinik :
Hiponatremia dapat terjadi pada kondisi hipovolemia (kekurangan
cairantubuh), euvolemia atau hipervolemia (kelebihan cairan tubuh).
Hipovolemia terjadi pada penggunaan diuretik, defi siensi mineral
okortikoid, hipoaldosteronism, luka bakar, muntah, diare, pankreatitis.
Euvolemia terjadi pada defi siensi gluko-kortikoid, SIADH, hipotirodism,
dan penggunaan manitol.
Sedangkan hypervolemia merupakan kondisi yang sering terjadi pada
gagaljantung, penurunan fungsi ginjal, sirosis, sindrom nefrotik.Hal yang
harus diwaspadai (Nilai kritis untuk Natrium): <120 mEq/L lemah,
dehidrasi 90-105 mEq/L gejala neurologi parah, penyebab vascular 155
mEq/L

gejala

kardiovaskular

dan

ginjal

160

mEg/L

gagal

jantungPemeriksaan Na+ Mardan 110 mEq/L (Hiponatremia)e. Kalium


(K+)Nilai normal: 0 - 17 tahun : 3,6 - 5,2 mEq/L SI unit : 3,6 - 5,2 mmol/L
18 tahun : 3,6 4,8 mEq/L SI unit :3,6 4,8 mmol/L
Implikasi klinik:
Hiperkalemia.
Faktor yang mempengaruhi penurunan ekskresi kalium yaitu:
gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis, penyakit
Addison,diabetes yang tidak terkontrol dan transfusi sel darah merah.
Hipokalemia,

35

adalah konsentrasi kalium dalam serum darah kurang dari 3,5mmol/L.


Jika

dari

beberapa

tes

ditemukan

kecenderungan

(Sosialine,

2011).Pemeriksaan K+ Mardan 3 mEq/L (Hipokalemia).

b. Bagaimana mekanisme pada hasil yang abnormal pada pemeriksaan


laboratorium?
Penyebab hemoglobin rendah adalah kekurangan zat besi di dalam
tubuh, karena zat besi bertanggung jawab untuk produksi hemoglobin. Orang
yang tidak mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi ketika diet salah satu
penyebab kekurangan zat besi. Selain itu kekurangan gizi juga dapat menjadi
penyebab rendahnya kadar Hb akibat kurangnya protein globin yang
mengganggu proses produksi hemoglobin.
Penyebab Na+ rendah adalah akibat mencret yang menyebabkan
hiponatremia akibat banyaknya cairan yang keluar dari dalam tubuh.
Penyebab rendahnya kadar albumin akibat penurunan produksi
albumin, sintesis yang tidak efektif karena kerusakan sel hati dan kekurangan
intake protein akibat kurangnya asupan nutrisi, hal ini dapat mengakibatkan
albumin tidak dapat lagi menjaga tekanan osmotic koloid sehingga akan
terjadi ketidakseimbangan tekanan hidrostatik yang akan menyebabkan
terjadinya edema.

7. Mardan menderita KEP (kekurangan energi protein/ jenis kwashiorkor),


gangguan keseimbangan asam basa, rabun senja, defisiensi vitamin B
terutama vitamin B6.
a. Apa saja seluk beluk KEP?
Malnutrisi energi protein (MEP) merupakan salah satu dari empat
masalahgizi utama diIndonesia. Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak di
bawah umurlima tahun (balita) sertapada ibu hamil dan menyusui.
Berdasarkan Riskesdas2007, 13% balita menderita gizi kurangdan 5,4% balita
menderita gizi buruk.Pada Risdesdas 2010, 13% balita menderita gizi
kurangsedangkan angka giziburuk turun menjadi 4,9%.Berdasarkan lama dan
36

beratnya kekuranganenergi protein, MEPdiklasifikasikan menjadi MEP derajat


ringan-sedang (gizi kurang) danMEPderajat berat (gizi buruk). Gizi kurang
belum menunjukkan

gejala

klinis

yangkhas,hanya dijumpai gangguan

pertumbuhan dan anak tampak kurus. Pada giziburuk, di sampinggejala klinis


didapatkan kelainan biokimia sesuai denganbentuk klinis. Pada gizi buruk
didapatkan 3 bentuk klinis yaitu kwashiorkor,marasmus, dan marasmik
kwashiorkor,walaupun

demikian

penatalaksanaannya

sama.Kwashiorkor

adalah sindrom klinis yangdiakibatkan dari defisiensiprotein berat dan


asupan kalori yang tidak adekuat. Penyebabterjadinyakwashiorkor adalah
inadekuatnya

intake

protein

yang berlangsung kronis.

Anakpenderita

kwashiorkor secara umum mempunyai ciri-ciri pucat, kurus, atrofi


padaekstremitas,adanya edema pedis dan pretibial

serta asites.Pentingnya

memperhatikan asupan makananbagi anak harus disadari olehsemua orang


tua agar tidak terjadi defisit kronis yangmenyebabkan kwashiorkor.Di sisi
lain

orang

tua

tidak

semua

paham

akan

nutrisi

yangdiperlukan

bagipertumbuhan anak. Orang tua juga perlu mengetahui ciri-ciri bila


anakmenderitakwashorkor dan memerlukan tindakan kuratif.
Klasifikasi MEP berdasarkan WHO-NCHS
Menurut pengukuran berat badan:
MEP Ringan : (BB/U) 70-80% atau (BB/TB) 80-90%b.
MEP Sedang: (BB/U) 60-70% atau (BB/TB) 70-80%
MEP Berat: (BB/U) <60% atau (BB/TB) <70%
b. Apa saja seluk-beluk dari gangguan keseimbangan asam basa?
Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:
1.Asidosis respiratori, disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi.
Pembentukan H2CO3meningkat, dan disosiasi asam ini akan meningkatkan
konsentrasi ion H.
2.Alkalosis respiratori, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan
akibat hiperventilasi.Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukan
ion H menurun.
3.Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi
paru. Diare akut,diabetes

mellitus,

olahraga

yang

terlalu

berat,

dan

asidosis uremia akibat gagal ginjal akanmenyebabkan penurunan kadar


bikarbonat sehingga kadar ion H bebas meningkat.
c. Apa seluk beluk rabun senja?
Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina.

37

Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang yang
remang-remang setelah lama berada di cahaya terang
Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tak dapat melihat di
lingkungan yang kurang cahaya, sehingga disebut buta senja.Untuk
mendeteksi apakah anak menderita buta senja dengan cara :
a) Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/ menabrak
benda didepannya, karena tidak dapat melihat.
b) Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak tersebut
buta senja. Dalam keadaan ini biasanya anak diam memojok bila di dudukkan
ditempat kurang cahaya karena tidak dapat melihat benda atau makanan di
depannya.

d. Apa saja seluk-beluk dari defisiensi vitamin B?


Vitamin B yang penting bagi nutrisi manusia adalah :
-Tiamin ( vitamin B 1 ).
-Riboflavin ( vitamin B2 ).
-Niasin (asam nikotinat ,nikotinamida, vitamin B3 )
-Asam pantotenat ( vitamin B5 ).
-Vitamin B6 ( piridoksin ,pridoksal ,piridoksamin ).
-Biotin.
Defisiensi vitamin B antara lain :
penyakit beri-beri (defisiensi tiamin ).
- Keilosis, glositis,sebore, dan fotofobia (defisiensi riboflavin)
- Pellagra (defisiensi niasin).

IV. KETERKAITAN ANTAR MASALAH DAN KERANGKA KONSEP


IV.1. KETERKAITAN ANTAR MASALAH

38

Mardan 8 tahun/
15 Kg

Jarang makan
sayuran dan lauk

Tinggal di
pinggir rel KA

Minum air tadah


hujan

Defisiensi

AA esensial

Defisiensi Zn

Vitamin

Lemak

Mineral

Mencret
A

B6

Rabun senja

Defisiensi
metabolisme
AA

IV.2. KERANGKA KONSEP

39

Mardan 8 tahun,
15 kg

Minum air tadah hujan

Defisiensi
mineral

Jarang makan sayur dan lauk

Defisiensi
zat besi

Protein
globulin

Keilosis

Defisiensi protein

Sistem
imun

Infeksi
saluran
cerna

Hb

Kurang
keratin

Defisiensi vit. B6

Defisiensi
vit. A
Tekanan
Osmotik

Rambut
kemerahan
dan rontok

Rabun
senja

Gangguan
metabolisme
asam amino

Albumin

Defigmentasi
Sistem
Buffer

Mencret
Edema

Gangguan asam basa

Kwashiorkor

40

Gatal

V.

IDENTIFIKASI TOPIK PEMBELAJARAN (LEARNING ISSUE)


V.1. Matriks Identifikasi

What I

Topik

What I dont know

Sistem Pencernaan

know
Definisi

Anatomi, histologi,

Integumentum

Definisi

fisiologi
Klasifikasi

What I have to

How I will

prove
-

learn

Kerusakan sistem
pencernaan secara

Mekanisme,

histologi
Defisiensi yang

protein

kegunaan,

terjadi pada
Mardan

Keseimbangan asam

Definisi

abnormalitas
Mekanisme,

Definisi
Definisi
Definisi

homeostatis tubuh
Fungsi dan manfaat
Mekanisme
Mekanisme

Penatalaksanaan

terjadinya,

yang terlambat

Asam amino dan

basa
Vitamin A dan B (B6)
KEP
Kwashiorkor

Definisi

Textbook,
Internet,
Jurnal

klasifikasi, tanda dan


Rabun senja

Mata

V.2.

Definisi,

gejala
Mekanisme, tanda

Organ yang

dan gejala

berperan
Definisi,

Mekanisme,

organ yang

anatomi, histologi,

berperan

fisiologi

Penatalaksanaan
yang terlambat
-

Sintesis Masalah
V.2.1. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut :

menerima makanan (Mulut)

memecah makanan menjadi zat-zat gizi (Mulut, Tenggorokan, Kerongkongan &


Lambung)

41

menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah (Usus)

membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh


Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus

halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
MULUT, TENGGOROKAN & KERONGKONGAN
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem pernafasan.
Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Saluran dari kelenjar liur di pipi,
dibawah lidah dan dibawah rahang mengalirkan isinya ke dalam mulut. Di dasar mulut
terdapat lidah, yang berfungsi untuk merasakan dan mencampur makanan. Di belakang dan
dibawah mulut terdapat tenggorokan (faring).
Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung. Pengecapan relatif sederhana, terdiri
dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah
dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzimenzim pencernaan dan mulai mencernanya. Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan
bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ludah juga
mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang
bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis. Epiglotis akan
tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan ke paru-paru, sedangkan
bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar
makanan tidak masuk ke dalam hidung.
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi
oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung. Makanan
didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi
dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.
LAMBUNG
42

Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim.

USUS HALUS
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. Duodenum
menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati.
Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter
Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan. Gerakan
peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan
mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.
Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki
lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). Vili
dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga
menambah jumlah zat gizi yang diserap.
Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.
Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.
Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan,
vili dan mikrovili.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati
melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Kepadatan dari isi
usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus.

43

Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan
keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair
karena mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik.
PANKREAS
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:
-

Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

Pulau pankreas, menghasilkan hormon.

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke


dalam darah. Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui
berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus.
Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana
keduanya akan masuk ke dalam duodenum.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. 3 hormon yang dihasilkan
oleh pankreas adalah:
-

Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah

Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah

Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan
glukagon).

HATI
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa
diantaranya berhubungan dengan pencernaan.Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam
dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler).
Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih
besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi
pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Darah diolah
dalam 2 cara:
-

Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang
44

Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan
oleh tubuh.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan

zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.


Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal
dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat
empedu. Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.
KANDUNG EMPEDU & SALURAN EMPEDU
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya
bergabung membentuk duktus hepatikus umum.Saluran ini kemudian bergabung dengan
sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran
empedu umum. Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke
dalam duodenum.
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya
sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian
sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya,
empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting:
-

Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:

Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam
lemak untuk membantu proses penyerapan

Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu
menggerakkan isinya

Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel
darah merah yang dihancurkan

Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh

Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.

Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali
ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.

45

Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari.
Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di
dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari
unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.
USUS BESAR
Usus besar terdiri dari:
-

Kolon asendens (kanan)

Kolon transversum

Kolon desendens (kiri)

Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).

Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang
terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus.
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.
Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum
bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi
yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
REKTUM & ANUS
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan
keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus.
Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

46

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN


Apendikitis
Diare

Radang usus buntu.


Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu

Kontipasi (Sembelit)
Maldigesti

cepat.
Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang

Parotitis
Tukak Lambung/Maag

merangsang lambung.
Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
"Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan

Xerostomia

infeksi Helicobacter pylori


Produksi air liur yang sangat sedikit

V.2.2. Integumentum
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik,
kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa
Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
A. Kulit
Kulit manusia terdiri atas epidermis, dermis, dan hipodermis. Kulit berfungsi sebagai
alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan
dermis.

Struktur anatomi
1. Epidermis, epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan
Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan
digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan
47

lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar.


Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan
lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin
yang memberi warna pada kulit.Lapisan Malpighi juga berfungsi sebagai pelindung
dari bahaya sinar matahari terutama sinar ultraviolet.
2. Dermis, lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar
keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya
keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada
kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea.
Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung
terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu
tubuh.
Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan
pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan
proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya

kelenjar keringat

mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan.


Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak
merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak
aktif dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak
membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga
suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat
dikontrol oleh hipotalamus.Hipotalamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari
sejumlah nukleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid dan
glukokortikoid, glukosa dan suhu.
3. Hipodermis, lapisan ini terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung
lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap
benturan, dan menahan panas tubuh.
Fungsi Kulit
Kulit memiliki beberapa fungsi:

Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.

Sebagai alat peraba.

Sebagai pelindung organ dibawahnya.

48

Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.

Pengatur dan penyeimbang suhu tubuh.

Tempat menimbun lemak.

B. Kelenjar Keringat
Kulit memiliki 2 jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan
merokrin. Kedua jenis kelenjar ini tersusun atas sel mioepitel (dari bahasa Latin: myo-,
"otot"), sel epitel khusus yang terletak antara sel kelenjar dan lamina basalis di bawahnya.
Kontraksi sel mioepitel memeras kelenjar dan melepaskan sekret yang sudah menumpuk.
Aktivitas sekretorik sel kelenjar dan kontraksi sel mioepitel dikendalikan oleh sistem saraf
otonom dan hormon yang beredar dalam tubuh.
C. Kelenjar Minyak
Kelenjar minyak (bahasa Inggris: sebaceous glands) adalah kelenjar mikroskopik
yang berada tepat di bawah kulit yang mengeluarkan minyak yang disebut sebum.
Kelenjar minyak, sebagaimana jaringan lainnya, memiliki peran tersendiri, yaitu
mencegah kulit kering. Kelenjar minyak ditempatkan bersama kelenjar keringat untuk
tujuan ini. Pada kenyataannya, kelenjar-kelenjar ini tidak berbahaya, dan bahkan memiliki
kegunaan yang penting.
D. Kuku
Kuku adalah bagian tubuh yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh
dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh
dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi
utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta
mempertinggi daya sentuh. Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler
yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti
tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya
sangat sedikit. Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm,
empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga
dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku.
Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku
sangat lamban dan rapuh (Wikipedia, 2014).
V.2.3. Asam amino dan protein
Protein yang membangun tubuh disebut Protein Struktural sedangkan protein yang
berfungsi sebagai enzim,antibodi atau hormon dikenal sebagai Protein Fungsional.
49

Protein struktural pada umumnya bersenyawa dengan zat lain di dalam tubuh
makhluk hidupContoh protein struktural antara lain nukleoprotein yang terdapat di dalam inti
sel dan lipoprotein yang terdapat di dalam membran sel.Ada juga protein yang tidak
bersenyawa dengan komponen struktur tubuh,tetapi terdapat sebagai cadangan zat di dalam
sel-sel makhluk hidup.Contoh protein seperti ini adalah protein pada sel telur
ayam,burung,kura-kura dan penyu.
Semua jenis protein yang kita makan akan dicerna di dalam saluran pencernaan menjadi
zat yang siap diserap di usus halus,yaitu berupa asam amino-asamamino.Asam amino-asam
amino yang dihasilkan dari proses pencernaan makanan berperan sangat penting di dalam
tubuh,untuk:

Bahan dalam sintesis subtansi penting seperti hormon,zat antibodi,dan organel sel
lainnya

Perbaikan,pertumbuhan dan pemeliharaan struktur sel,jaringan dan organ tubuh

Sebagai sumber energi,setiap gramnya akan menghasilkan 4,1 kalori.

Mengatur dan melaksakan metabolisme tubuh,misalnya sebagai enzim(protein


mengaktifkan dan berpartisipasi pada reaksi kimia kehidupan)

Menjaga keseimbangan asam basa dan keseimbangan cairan tubuh.Sebagai senyawa


penahan/bufer,protein

berperan

besar

dalam

menjaga

stabilitas

pH

cairan

tubuh.Sebagai zat larut dalam cairan tubuh,protein membantu dalam pemeliharaan


tekanan osmotik di dalam sekat-sekat rongga tubuh.

Membantu tubuh dalam menghancurkan atau menetralkan zat-zat asing yang masuk
ke dalam tubuh.

Kekurangan protein di dalam tubuh dapat mengakibatkan beberapa penyakit.Seperti


kwashiorkor,anemia,radang kulit,dan busung lapar yang disebut juga hongeroedem.Karena
terjadinya edema(pembengkakan organ karena kandungan cairan yang berlebihan) pada
tubuh.
FUNGSI ASAM AMINO

50

Asam amino merupakan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (COOH) dan amina (biasanya -NH2). Gugus karboksil memberikan sifat asam, sedangkan
gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik:
cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini
terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino berfungsi membentuk
komponen protein yang nantinya diserap oleh tubuh. Asam Amino sendiri terbagi kepada dua
jenis :

Asam Amino non esensial, yaitu asam amino yang mampu diproduksi dan dihasilkan

oleh tubuh manusia. Yang termasuk golongan ini ialah alanin (alanine), asparagin
(asparagine), asam aspartat (aspartatic acid), sistein (cysteine), asam glutamat (glutamaic
acid), glutamin (glutamine), glisin (glycine), prolin (proline), serin (serine), tirosin (tyrosine).

Asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak mampu disintesis oleh tubuh dan

harus didatangkan dari dari asupan makanan. Yang termasuk golongan ini ialah arginin
(sebagian arginin diproduksi oleh tubuh secara alami), isoleusin (isoleucine), histidin
(histidine), leusin (leucine), metionin (methionine), lisin (lisin), fenilalanin (phenylalanine),
triptofan (trptophan), treonin (threonine), valin (valine). Asam amino esensial bisa diperoleh
dari aneka makanan yang kita makan sehari-hari.
Berikut daftar makanan yang banyak mengandung asam amino:
-

Daging - Ayam, domba, ikan, hati, kalkun, daging sapi, daging merah, kerang, udang

Sayur Bunga kol, peterseli, bit, tomat, persik, jamur, rumput laut, kentang, biji labu,

labu kuning, seledri, apricot.


-

Buah Pisang, alpukat, manga, papaya, apel, pir, semangka.


Kacang Kacang polong, kacang kenari, kedelai, kacang mete, almond, hazelnut,

gandum, wijen, kecambah, kacang tanah.


Susu Susu kedelai, yogurt, keju
Telur

Manfaat Asam Amino untuk Kesehatan

51

Asam amino berfungsi sebagai penyusun protein, termasuk enzim, dan juga
merupakan kerangka dasar terhadap sejumlah senyawa dalam proses metabolisme (terutama
vitamin, hormon dan asam nukleat). Dari fungsi tersebut, terdapat sejumlah manfaat yang
bisa kita ambil bila kebutuhan terhadap asam amino tercukupi:

Meningkatkan Massa Otot Asam amino dapat membantu meningkatkan berat badan,

dan massa otot. Hal ini dikarenakan otot terbentuk dari protein yang terdiri dari bermacam
asam amino baik esensial maupun non-esensial. Semakin banyak otot terbentuk, semakin
sedikit ruang berlemak dalam tubuh, dan ini sangat baik untuk kesehatan.

Menjaga Keseimbangan Enzim dan Hormon - Kekurangan asam amino dapat

menyebabkan ketidakseimbangan enzim dan hormone dalam tubuh, terutama hormone


pertumbuhan. Asam amino berfungsi memicu pelepasan insulin sehingga dengan demikian
akan dapat membantu menjaga tingkat keseimbangan gula darah. Sedangkan hormon
pertumbuhan dapat meningkatkan perkembangan massa otot dan membantu proses
pembakaran lemak menjadi energy. Asam amino juga berperan merangsang produksi hormon
pertumbuhan dan memperkuat tulang serta kolagen.
-

Mencegah Kerontokan Rambut Makanan yang banyak mengandung asam amino


dapat membantu mencegah kerontokan pada rambut dan sekaligus dapat menghambat
pertumbuhan sel kanker. Selain itu, asam amino juga sangat penting untuk menjaga
kesehatan kuku dan kulit.
-

Menjaga Kesehatan Jantung Asam amino yang terdapat dalam makanan dapat
membantu menjaga kesehatan jantung, membantu menghindari depresi, dan
meningkatkan daya ingat. Mengkonsumsi sayur dan buah yang kaya asam amino
sangat baik untuk meredakan stress sebagai penyebab penyakit jantung.
V.2.4. Keseimbangan asam basa

Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan pengaturan konsentrasi ion H bebas


dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35.
Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H
terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu
akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:
52

1. pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan bikarbonat
2. katabolisme zat organik
3. disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolism lemak
terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi melepaskan ion
H.
Fluktuasi konsentrasi ion h dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal sel, antara lain:
1. perubahan eksitabilitas saraf dan otot; pada asidosis terjadi depresi susunan saraf pusat,
sebalikny pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas.
2. mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh.
3. mempengaruhi konsentrasi ion K
Bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha mempertahankan ion H seperti
nilai semula dengan cara:
1. mengaktifkan sistem dapar kimia
2. mekanisme pengontrolan pH oleh sistem pernapasan
3. mekanisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan
Ada 4 sistem dapar kimia, yaitu:
1. Dapar bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel teutama untuk perubahan
yang disebabkan oleh non-bikarbonat.
2. Dapar protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel.
3. Dapar hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam
karbonat.
4. Dapar fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.
Sistem dapar kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementera. Jika dengan
dapar kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH akan
dilanjutkan oleh paru-paru yang berespons secara cepat terhadap perubahan kadar ion H
dalam
darah

akibat

rangsangan

pada

kemoreseptor

dan

pusat

pernapasan,

kemudian

mempertahankan
kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu
meregulasi
ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan mensekresikan ion H dan menambahkan
bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan ammonia.
Ketidakseimbangan asam-basa
53

Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:


1. Asidosis respiratori, disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi. Pembentukan
H2CO3 meningkat, dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H.
2. Alkalosis respiratori, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan akibat
hiperventilasi. Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukan ion H menurun.
3. Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru. Diare
akut, diabetes mellitus, olahraga yang terlalu berat, dan asidosis uremia akibat gagal ginjal
akan menyebabkan penurunan kadar bikarbonat sehingga kadar ion H bebas meningkat.
4. Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena defisiensi asam
non-karbonat. Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal ini terjadi karena kehilangan
ion H karena muntah-muntah dan minum obat-obat alkalis. Hilangnya ion H akan
menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk menetralisir bikarbonat, sehingga kadar
bikarbonat plasma meningkat. Untuk mengkompensasi gangguan keseimbangan asam-basa
tersebut, fungsi pernapasan dan ginjal sangat penting.

V.2.5. Vitamin
Vitamin B6 Vitamin B6 terdiri dari 3 bentuk yaitu: Piridoksin, Piridoksal dan
Piridoksamina. Bentuk aktif yaitu piridoksal dan piridoksamin sebagai komponen dari
koenzim. Memiliki rumus molekul C8H11NO3, vitamin ini juga memiliki berat olekul 169,
18 gram / molekulnya. Di dalam tubuh, vitamin B6 memiliki fungsi yang sangat penting
yakni : untuk membuat protein; membantu keseimbangan hormon seks; anti-depresi dan
diuretic alami ; membantu mengendalikan reaksi alergi; berperan dalam metabolisme
asam amino dan asam lemak ;membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial.
Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah.
Kekurangan vit B6 akan menyebabkan akibat yang bisa sangat fatal seperti kulit yang
pecah - pecah bahkan bisa rusak; syaraf motorik terganggu; kelainan pada darah.; retensi
terhadap air (water retention) ;tangan kesemutan (tingling hands) ; iritabilitas; kejang otot
atau kram otot; kurang energi; bahkan mempengaruhi psikologis seperti mimpi hal yang sama
berulangkali dengan frekuensi yang tak menentu (infrequent dream recall); dan depresi atau
ketegangan (nervousness) Piridoksin akan berubah menjadi racun bila konsumsinya lebih dari
200 mg per hari. Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan
syaraf, yang kadangkadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa pada
54

kaki; selanjutnya, perasaan hilang pada tangan dan mulut yang mungkin menjadi mati rasa.
Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika
konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya.
Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam metabolisme asam amino, sehingga konsumsi
sehari-hari harus sebanding dengan konsumsi protein, karena protein dibuat dari asam amino.
Dosis harian yang diperbolehkan (RDA) untuk vitamin B6 adalah 0,16 mg/g protein. Ratarata konsumsi adalah 2 mg/hari untuk pria dan 1,6 mg/hari untuk wanita. Disarankan juga
untuktidak menggunakan vitamin ini dalam jangka waktuyang lama dengan dosis yang tinggi
(25- 50 mg pe hari ) Untuk keadaan-keadaan tertentu dibutuhkan dosis yang lebih banyak,
misalnya 2.5 mg/hari (mengandung dan ibu yang menyusukan anak). Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut, diperlukan asupan vitamin B6 yang cukup ke dalam tubuh. Sumber
makanan yang mengandung vitamin B6 yakni : daging, unggas, ikan, biji2an utuh, kentang,
ubi jalar, sayuran.
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis
vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu
mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari.
Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila
terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering
dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung,
dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi
banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan
inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.
V.2.6. KEP
KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Disebut KEP apabila berat badannya kurang dari
80 % indeks berat badan menurut (BB/U) baku WHO-NCHS (Depkes RI, 1997).
Penyakit akibat KEP ini dikenal dengan Kwashiorkor, Marasmus, dan Marasmic
Kwashiorkor. Kwashiorkor disebabkan karena kurang protein. Marasmus disebabkan karena
kurang energi dan Manismic Kwashiorkor disebabkan karena kurang energi dan protein. KEP
umumnya diderita oleh balita dengan gejala hepatomegali (hati membesar). Tanda-tanda anak
yang mengalami Kwashiorkor adalah badan gemuk berisi cairan, depigmentasi kulit, rambut
55

jagung dan muka bulan (moon face). Tanda-tanda anak yang mengalami Marasmus adalah
badan kurus kering, rambut rontok dan flek hitam pada kulit.
Dari berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa KEP merupakan salah satu bentuk kurang
gizi yang mempunyai dampak menurunkan mutu fisik dan intelektual, serta menurunkan daya
tahan tubuh yang berakibat meningkatnya resiko kesakitan dan kematian terutama pada
kelompok rentan biologis.

anak penderita Kwashiorkor


DEFINISI
Kwashiorkor atau busung lapar merupakan suatu istilah untuk menyebutkan gangguan gizi
akibat kekurangan protein. Kwashiorkor berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang
berarti "kekurangan kasih sayang ibu". Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Cicely D.
Williams pada rangkaian saintifik internasional melalui artikelnya Lancet 1935 . Beliau pada
tahun 1933 melukiskan suatu sindrom tersebut berhubungan dengan defisiensi dari nutrien
apa. Akhirnya baru diketahui defisiensi protein menjadi penyebabnya .Walaupun sebab utama
penyakit ini ialah defisiensi protein, tetapi karena biasanya bahan makanan yang dimakan itu
juga kurang mengandung nutrien lainnya, maka defisiensi protein disertai defisiensi kalori
sehingga sering penderita menunjukkan baik gejala kwashiorkor maupun marasmus .
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake
protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi. Tanda yang khas
adalah adanya edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga tampak gemuk, wajah anak
membulat dan sembab (moon face) terutama pada bagian wajah, bengkak terutama pada
punggung kaki dan bila ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang, otot mengecil dan
56

menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran Lingkar Lengan Atas LILA-nya kurang dari
14 cm, timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan terkelupas, tidak bernafsu makan atau kurang, rambutnya menipis
berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit,
sering disertai infeksi, anemia dan diare, anak menjadi rewel dan apatis perut yang membesar
juga sering ditemukan akibat dari timbunan cairan pada rongga perut salah salah gejala
kemungkinan menderita "busung lapar".

ETIOLOGI
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis.
Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara lain : Protein (dan asam amino)
adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake
makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam
amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI
yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dAri sumber-sumber
lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu
mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor,
terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI. Hidup di negara dengan
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun
adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun
dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor. Kemiskinan keluarga/
penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada
keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi
kebutuhan proteinnya. Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan
infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP,
walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi. Selain oleh
pengaruh negatif faktor sosio-ekonomi-budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi
umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik,
malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih (sindrom nefrotik), infeksi
menahun, luka bakar, penyakit hati.

57

PATOFISIOLOGI
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan
karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang
mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang disebabkan edema dan
perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan berbagai
asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah kurang tersebut akan disalurkan ke
jaringan otot, makin kurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya
produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat timbulnya odema. Perlemakan hati
terjadi karena gangguan pembentukan beta liprotein, sehingga transport lemak dari hati ke
depot terganggu dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.

EPIDEMIOLOGI
Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat
pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan
berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju
sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka. Berdasarkan SUSENAS
(2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk
(marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor).

GEJALA KLINIS
Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein berat Kwashiorkor,
antara lain : - Gagal untuk menambah berat badan. - Pertumbuhan linear terhenti. - Edema
gerenal (muka sembab, punggung kaki, perut yang membuncit). - Diare yang tidak membaik.
- perubahan pigmen kulit (deskuamasi dan vitiligo). - Perubahan warna rambut menjadi
kemerahan dan mudah dicabut. - Penurunan masa otot. - Perubahan mental seperti lethargia,
iritabilitas dan apatis dapat terjadi. - Perubahan lain yang dapat terjadi adala perlemakan hati,
gangguan fungsi ginjal, dan anemia. - Pada keadaan berat/ akhir (final stages) dapat
mengakibatkan shock, coma dan berakhir dengan kematian.

58

MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi dini pada kwashiorkor cukup samar-samar mencakup letargi,apati, dan
iritabilitas. Manifestasi lanjut yang berkembang dapat berupa pertumbuhan yang tidak
memadai, kurangnya stamina, hilangnya jaringan otot, menjadi lebih peka terhadap serangan
infeksi dan edema. Nafsu makan berkurang ,jaringan bawah kulit mengendor dan lembek
serta ketegangan otot menghilang. Pembesaran hati dapat terjadi secra dini atau kalau sudah
lanjut, infiltrasi lemak lazim ditemukan. Edema biasanya terjadi secara dini,kegagalan
mencapai penambahan BB ini dapat terselubungi oleh edema yang terjadi ,yang kerap kali
telah terdapat pada organ-organ dalam,sebelum ia dapat terlihat pada muka dan anggota
gerak.
Wujud Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada ekstremitas, adanya
edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada tanda moon face dari akibat
terjadinya edema .
Retardasi Pertumbuhan
Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi badan juga
kurang dibandingkan dengan anak sehat .
Perubahan Mental
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut bisa menjadi
apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif .
Edema
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat. Edemanya
bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia, gangguan dinding kapiler,
dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH .
Kelainan Rambut
Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture), maupun warnanya.
Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang mudah tercabut tanpa rasa

59

sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak kusam, halus, kering, jarang
dan berubah warna menjadi putih. Sering bulu mata menjadi panjang .
Kelainan Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam
dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada sebagian besar
penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor, yaitu crazy
pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi
hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan . Terutama bila tekanan
itu terus-menerus dan disertai kelembapan oleh keringat atau ekskreta, seperti pada bokong,
fosa politea, lutut, buku kaki, paha, lipat paha, dan sebagainya. Perubahan kulit demikian
dimulai dengan bercak-bercak kecil merah yang dalam waktu singkat bertambah dan berpadu
untuk menjadi hitam. Pada suatu saat mengelupas dan memperlihatkan bagian-bagian yang
tidak mengandung pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh hiperpigmentasi .
Kelainan Gigi dan Tulang
Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi, osteoporosis, dan hambatan
pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita .
Kelainan Hati
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang hampir semua
sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga ditemukan tanda fibrosis, nekrosis, da
infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan hati terjadi akibat defisiensi faktor lipotropik .
Kelainan Darah dan Sumsum Tulang
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai penyakit lain,
terutama infestasi parasit ( ankilostomiasis, amoebiasis) maka dapat dijumpai anemia berat.
Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang penting untuk pembentukan darah
seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat, B6) . Kelainan dari pembentukan darah dari
hipoplasia atau aplasia sumsum tulang disebabkan defisiensi protein dan infeksi menahun.
Defisiensi protein juga menyebabkan gangguan pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Akibatnya terjadi defek umunitas seluler, dan gangguan sistem komplimen.
Kelainan Pankreas dan Kelenjar Lain
60

Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva dan usus halus
terjadi perlemakan.
Kelainan Jantung
Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung disebabkan hipokalemi dan
hipmagnesemia.
Kelainan Gastrointestinal
Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-kadang demikian
hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan makanan hanya dapat diberikan
dengan sonde lambung. Diare terdapat pada sebagian besar penderita. Hal ini terjadi karena 3
masalah utama yaitu berupa infeksi atau infestasi usus, intoleransi laktosa, dan malabsorbsi
lemak. Intoleransi laktosa disebabkan defisiensi laktase. Malabsorbsi lemak terjadi akibat
defisiensi garam empedu, konyugasi hati, defisiensi lipase pankreas, dan atrofi villi mukosa
usus halus.

Dermatitis juga lazim ditemukan.Penggelapan kulit terjadi pada tempat-tempat yang


mengalami iritasi,namun tidak pada daerah-daerah yang terkena sinar matahari.. Rambutnya
biasanya jarang dan halu-halus serta kehilangan elastisitasnya. Pada anak-anak yang
berambut gelap dapat terlihat jalur-jalur rambut berwarna merah atau abu-abu.Otot-otonya
tampak lemah dan atrofi,tetapi sesekali dapat ditemukan lemak dibawah kulit yang
berlebihan.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 1.
Anamesis Keluhan yanga sering ditemukan adalah pertumbuhan anak yang kurang, seperti
berat badan yang kurang dibandingkan anak lain (yang sehat). Bisa juga didapatkan keluhan
anak yang tidak mau makan (anoreksia), anak tampak lemas serta menjadi lebih pendiam,
dan sering menderita sakit yang berulang. 2. Pemeriksaan Fisik Yang dapat dijumpai pada
pemeriksaan fisik antara lain : - Perubahan mental sampai apatis - Edema (terutama pada
muka, punggung kaki dan perut) - Atrofi otot - Ganguan sistem gastrointestinal - Perubahan
rambut (warna menjadi kemerahan dan mudah dicabut) - Perubahan kulit (perubahan
pigmentasi kulit) - Pembesaran hati - Tanda-tanda anemia 3. Pemeriksaan penunjang Darah
61

lengkap, urin lengkap, feses lengkap, protein serum (albumin, globulin), elektrolit serum,
transferin, feritin, profil lemak. Foto thorak, dan EKG.
KOMPLIKASI
Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya
sistem imun. Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat
dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa
kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ
secara permanen.Komplikasi lainnya bisa terjadi shock dan cacat permanen.
DIAGNOSA BANDING
1. Marasmus
2. Kwashiokor
3. Marasmus- Kwashiokor
4. Defisiensi asam lemak bebas & karboksilase multiple
5. Sindroma imunodefisiensi.
6. Cytic fibrosis
V.2.7. Kwashiorkor
Istilah kwashiorkor sendiri berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti
"kekurangan kasih sayang ibu". Tanda yang khas adalah adanya edema (bengkak) pada
seluruh tubuh sehingga tampak gemuk, wajah anak membulat dan sembab (moon face)
terutama pada bagian wajah, bengkak terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan
meninggalkan bekas seperti lubang, otot mengecil dan menyebabkan lengan atas kurus
sehingga ukuran Lingkar lengan atas (LILA)-nya kurang dari 14 cm, timbulnya ruam
berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan
terkelupas, tidak bernafsu makan atau kurang, rambutnya menipis berwarna merah seperti
rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit, sering disertai infeksi,
anemia dan diare, anak menjadi rewel dan apatis perut yang membesar juga sering ditemukan
akibat dari timbunan cairan pada rongga perut salah salah gejala kemungkinan menderita
"busung lapar" (Wikipedia, 2013).
62

Tanda khas pada penderita kwashiorkor adalah pitting edema. Pitting edema adalah
edema yang jika ditekan, sulit kembali seperti semula. Pitting edema disebabkan oleh
kurangnya protein, sehingga tekanan onkotik intravaskular menurun. Jika hal ini terjadi,
maka terjadi ekstravasasi plasma ke intertisial. Plasma masuk ke intertisial, tidak ke intrasel,
karena pada penderita kwashiorkor tidak ada kompensansi dari ginjal untuk reabsorpsi
natrium. Padahal natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh. Pada penderita
kwashiorkor, selain defisiensi protein juga defisiensi multinutrien. Ketika ditekan, maka
plasma pada intertisial lari ke daerah sekitarnya karena tidak terfiksasi oleh membran sel dan
mengembalikannya membutuhkan waktu yang lama karena posisi sel yang rapat. Edema
biasanya terjadi pada ekstremitas bawah karena pengaruh gaya gravitasi, tekanan hidrostatik
dan onkotik.
Etiologi
Walaupun defisiensi kalori dan nutrient lain mempersulit gambaran klinik dan kimia,
gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak cukup bernilai
biologic yang baik. Dapat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada diare
kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi, perdarahan atau luka
bakar, dan gagal mensintesis protein, seperti pada penyakit hati kronik (Jainuddin, 2013).
Patologi Kwashiorkor
Pada kwashiorkor yang klasik, gangguan metaboik dan perubahan sel menyebabkan
edema dan perlemakan hati. Pada penderita defisiensi protein, tidak terjadi katabolisme
jaringan yang sangat berlebihan, karena persediaan energy dapat dipenuhi oleh jumlah kalori
yang cukup dalam dietnya.
Namun kekurangan protein dalam diet akan menimbulkan kekurangan berbagai asam
amino esensial yang dibutuhkan untuk sintesis. Oleh karena dalam diet terdapat cukup
karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dari dalam
serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke otot. Berkurangnya asam
amino dalam serum merupakan penyebab kurangnya pembentukan albumin oleh hepar,
sehingga kemudian timbul edema.
Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan lipoprotein-beta sehingga
transport lemak dari hati ke depot lemak juga terganggu dan akibatnya terjadi akumulasi
lemak dalam hepar.
Gejala Kwashiorkor
63

1. Gejala terpenting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan juga tinggi
badan kurang dibandingkan dengan anak sehat.
2. Perubahan mental. Biasanya penderita cengeng dann pada stadium lanjut menjadi
apatis.
3. Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun yang berat.
4. Gejala gastrointestinal berupa anoreksia yang hebat, sehingga segala pemberian
makanan ditolak dan makanan hanya dapat diberikan dengan sonde lambung.
Adakalanya tiap makanan yang diberikan dimuntahkan lagi. Diare juga terdapat pada
sebagian besar penderita. Hal ini mungkin karena gangguan fungsi hati, pancreas dan
usus. Intoleransi laktosa kadang-kadang ditemukan, sehingga pemberian susu sapi
dapat memperhebat diare.
5. Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunannya, maupun warnanya.
Sangat khas untuk penderita kwashiorkor adalah rambut kepala yang mudah dicabut,
tanpa reaksi penderita. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut pendarita akan
tampak kusam, kering, halus, jarang dan berubah warnanya menjadi putih.
Perubahan bangun rambut kelopak mata tidak begitu nyata, bahkan sering bulu mata
menjadi lebih panjang.
6. Kulit penderita biasanya kering dan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih
mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada
sebagian penderita ditemukan perubahan kulit yang khas untuk kwashiorkor, yaitu
crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda
dengan tepi hitam dan ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan,
terutama bila tekanan tersebut terus-menerus dan disertai kelembaban oleh keringat
atau ekskreta, seperti pada bokong, fossa poplitea, lutut, dan sebagainya. Kadangkadang dijumpai pendarahan kulit (petekie) yang merupakan tanda prognosis buruk.
7. Pembesaran hati juga sering ditemukan. Kadang-kadang batas hati terdapat setinggi
pusat. Biasanya pada hati yang membesar ini terdapat perlemakan hebat .
8. Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita. Berkurangnya jumlah sel sistim
eritropoetik dalam sumsum tulang merupakan suatu keadaan yang paling sering
dijumpai dan merupakan

sebab yang terpenting. Akan tetapi faktor lain pun

mempengaruhi anemia pada penderita , misalnya defiiensi besi, defisiensi factor hati,
kerusakan hati, defisiensi vitamin B kompleks dan insufisiensi hormone.
9. Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang rendah.
10. Pada biopsy hati ditemukan perlemakan yang kadang-kadang demikian hebatnya
sehingga hampir semua sel hati mengandung vakuol lemak besar.
11. Hasil autopsy penderita kwashiorkor yang berat menunjukkan bahwa hampir semua
organ mengalami perubahan.
64

Penyakit Penyerta
Penyakit yang sering menyertai kwashiorkor ialah defisiensi vitamin A noma,
tuberculosis paru bronkopneumonia, askariasis, dan sebagainya (Hassan, 2007).
V.2.8. Rabun Senja
(nyctalopia) adalah gangguan penglihatan kala senja atau malam hari, atau padakeadaan
cahaya remang-remang. Banyak juga menyebutnya sebagai rabun ayam, mungkindidasari
fenomena dimana ayam tidak dapat melihat jelas di senja atau malam hari.Rabun senja terjadi
karena kerusakan sel retina yang semestinya bekerja saat melihat benda pada lingkungan
minim cahaya
. Banyak hal yang dapat menyebabkan kerusakan sel tersebut, tetapiyang paling sering akibat
dari kekurangan vitamin A. Penyebab lain adalah mata minus, katarak,retinitis pigmentosa,
obat-obatan, bawaan sejak lahir, dll. Untuk mengetahui penyebabnya,biasanya dokter mata
melakukan serangkaian pemeriksaan, baik fisik maupun laboratorium.
Di Indonesia, rabun senja atau rabun ayam merupakan penyakit mata yang sangat
wajar.Kasus rabun senja diakibatkan kekurangan vitamin A dan tidak boleh dianggap
enteng.Namun, kebanyakan masyarakat Indonesia, apalagi yang memiliki pendidikan
rendah,menganggap

bahwa

rabun

senja

adalah

sebuah

kewajaran

yang

tidak

perluditindaklanjuti dan akan sembuh sendirinya.Pada mata normal terdapat pigmen yang
dikenal bernama rodopsinatau visual puple
.Pigmen tersebut mengandung vitamin A yang terikat pada protein. Jika mata
menerimacahaya, maka akan terjadi konversi rhodopsin menjadi visual yellow dan kemudian
visual white. Pada konversi tersebut, dibutuhkan vitamin A.Sementara regenerasi visual purple
hanya akan terjadi bila tersedia vitamin A. Tanparegenerasi, maka penglihatan pada cahaya
remang setelah mata menerima cahaya akanterganggu. Jika terjadi kekurangan vitamin A,
maka gejala awal adalah terjadinya rabunsenja. Artinya, mata akan mengalami gangguan
ketika berpindah dari tempat banyakcahaya ke tempat gelap.Itulah yang membuat rabun senja
hanya terjadi ketika matahari mulai terbenam. Sesuaidengan namanya, penyakit ini tidak bisa
dikoreksi dengan kacamata dan terjadi jika sel-sel saraf pembeda terang-gelap di retina mata
terganggu.
Dr Iwan Sitompul SpM mengatakan, vitamin A sangat penting bagi mata. Vitamin A pada makanan
awalnya berada dalam bentuk retinol ester dan sebelum diserap dalampencernaan diubah

65

menjadi retinol. Dari mukosa sel retinol tersebut diesterfikasi kembali,kemudian diangkut
oleh khilomikron, dibawa ke hati untuk disimpan, sebutnya.
Bentuk aktif vitamin A sebagian berupa asam retinoat yang akan berperan dalam ekspresigen.
Di retina mata, retinol ini diubah menjadi 11cis retinal-dehida yang mampuberkonyugasi
dengan opsin membentuk rhodopsin yang berperan dalam prosespenglihatan. Maka, mata
memang sangat membutuhkan kehadiran vitamin A.

V.2.9. Mata
Fisiologi Mata
Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang memungkinkan
analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan objek. Mata
terletak dalam struktur bertulang yang protektif di tengkorak, yaitu rongga orbita. Setiap mata
terdiri atas sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya, suatu
sistem lensa untuk memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif, dan suatu sistem sel dan
saraf yang berfungsi mengumpulkan, memproses, dan meneruskan informasi visual ke otak
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka cahaya karena
adanya iris, suatu otot polos tipis berpigmen yang membentuk struktur seperti cincin di dalam
aqueous humour. Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya cahaya ke bagian
dalam mata adalah pupil. Iris mengandung dua kelompok jaringan otot polos, satu sirkuler
dan yang lain radial. Karena serat-serat otot memendek jika berkontraksi, pupil mengecil
apabila otot sirkuler berkontraksi yang terjadi pada cahaya terang untuk mengurangi jumlah
cahaya yang masuk ke mata. Apabila otot radialis memendek, ukuran pupil meningkat yang
terjadi pada cahaya temaram untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk
Untuk membawa sumber cahaya jauh dan dekat terfokus di retina, harus dipergunakan lensa
yang lebih kuat untuk sumber dekat. Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga
baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina dikenal sebagai
akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris. Otot
siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah anterior.
Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi
otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih kuat
untuk penglihatan dekat. Serat-serat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk
66

penglihatan jauh, sementara sistem saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk
penglihatan dekat.

Proses Visual Mata


Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan menghasilkan
sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya
sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter
pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang
terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel epitelial kontraktil
yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells
Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan melebarkan pupil sehingga
lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi
dimana intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke
benda atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki
mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata
Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humour (n=1.33), dan lensa
(n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi
untuk menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan
jauh. Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina, tahap terakhir
dalam proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial yang dapat
diteruskan ke korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada retina
Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan sensory retina. Pada
pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin yang bersama-sama
dengan pigmen pada koroid membentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan
dengan mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor yang ada.
Pada sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan fotoreseptor, bipolar dan
ganglionic. Badan sel dari setiap neuron ini dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron
dari berbagai lapisan bersatu. Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel bipolar dan
ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan
ganglionic
67

Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang terbentuk akan
diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral geniculate dari thalamus,
superior colliculi, dan korteks serebri (Seeley, 2006). Gambaran jaras penglihatan yang telah
dijelaskan sebelumnya dapat dilihat pada gambar berikut:

VI.

KESIMPULAN
Mardan menderita kwashiorkor karena kurangnya asupan gizi dari sayuran dan
lauk, tinggal di pinggir rel kereta dan kumuh.

68

DAFTAR PUSTAKA
Campbell AK, Waud JP, Matthews SB. 2005. The molecular basis of lactose
intolerance. Sci. Prog.
Dwi R, Imbang. a/n. KLASIFIKASI, FUNGSI DAN METABOLISME VITAMIN.
UMM : Malang .
Guyton, Arthur C. ; Hall, John E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta :
EGC.
Hassan, Rusepno. 2007. Buku Kuliah 1, Ilmu Kesehatan Anak 1985. Jakarta:
INFOMEDIKA
Jainuddin,

Nahla

Zaimah.

2013.

Kwashiorkor

dalam

http://id.scribd.com/doc/128425705/ Kwashiorkor diakses pada 29 April 2014.


Murray, Robert K, dkk. 2003. Biokimia Harper, Edisi 25. Jakarta: EGC.
Rumus Hitung. 2012. Rumus Hitung Berat Badan Ideal dal http://rumushitung.com/
2012/12/08/rumus-menghitung-berat-badan-ideal/ diakses pada 29 Aprl 2014.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem. Jakarta : EGC.
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian
Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
Sumantri,

Agung.

2013.

Bengkak

Tubuh

(Edema)

dalam

http://www.dragung.com/2013/02/ bengkak-tubuh-edema.html diakses pada 29 April 2014.


Wikipedia. 2013. Busung Lapar dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Busung_lapar
diakses pada 29 April 2014.
Wikipedia.

2014.

Sistem

Integumen

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_integumen diakses pada 29 April 2014.

69

dalam

Ward, Jeremy P. T. ; Clarke, Robert W. 2007. At a Glance Fisiologi. Jakarta :


Erlangga.

70

Anda mungkin juga menyukai