Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIOANORGANIK

PENGGUNAAN ALUMINIUM DALAM


PENGOBATAN HIPERHIDROSIS

OLEH :
AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI

KIMIA A 2011/11030234016

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini membahas penggunaan
aluminium dalam pengobatan hiperhidrosis.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya ada banyak pihak yang turut
membantu dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Leny Yuanita, M.Kes., selaku dosen pengampu mata kuliah
Bioanorganik
2. Ibu Dr. Sari Edi Cahyaningrum, M.Si., selaku dosen pengampu mata
kuliah Bioanorganik
3. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama
pengerjaan makalah ini
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang bersifat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Surabaya, 27 Oktober 2014

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG .......................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 2
C. TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH ............................................. 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 3
A. ALUMINIUM ....................................................................................... 3
B. KERINGAT .......................................................................................... 5
C. HIPERHIDROSIS ................................................................................ 6
BAB III : PEMBAHASAN ............................................................................ 9
A. PENGOBATAN HIPERHIDROSIS ................................................... 9
B. ANTIPERSPIRAN ............................................................................... 9
C. DEFISIENSI ALUMINIUM ................................................................ 10
BAB IV : PENUTUP ...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saat beraktifitas, tubuh kita akan menghasilkan keringat. Namun,
apabila keringat yang dihasilkan berlebih, maka akan timbul
ketidaknyamanan. Hiperhidrosis merupakan istilah medis bagi
penderita dengan keringat berlebih.
Hiperhidrosis dapat diobati dengan beragam cara, salah satunya
dengan menggunakan antiperspiran. Antiperspiran adalah zat yang
dapat mengurangi keringat pada ketiak. Antiperspiran mengandung
bahan kimia yang kuat untuk menyumbat atau memblokir pori-pori.
Karena itu, ketika pori-pori yang tersumbat, akan ada keringat.
Sebagian besar antiperspiran mengandung bahan kimia seperti
aluminium untuk memblokir pori-pori.
Aluminium adalah logam yang tidak beracun dan bersifat nonmagnetik. Aluminium umumnya dikenal sebagai senyawa yang tidak
memiliki efek merugikan. Tapi tetap saja, paparan konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan masalah kesehatan. Asupan aluminium dalam
bentuk senyawanya seperti aluminium klorin bisa memicu bahaya
kesehatan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa senyawa aluminium yang
digunakan dalam antiperspiran bisa berasimilasi dalam aliran darah
dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Ion aluminium akan
membentuk penyumbatan sementara di saluran keringat, dan
menghentikan aliran keringat ke permukaan kulit. Efek samping dari
penggunaan aluminium adalah dapat menyebabkan peradangan kulit
dapat memperburuk kondisi seperti biang keringat. Penelitian
menunjukkan

bahwa

aluminium

berbasis

senyawa

mungkin

berhubungan dengan kadar aluminium tinggi dan masalah kesehatan,


termasuk kanker payudara dan Alzheimer.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka makalah ini disusun untuk


mengetahui penggunaan aluminium dalam pengobatan hiperhidrosis.
Selain itu, makalah ini disusun untuk mengetahui dampak penggunaan
aluminium.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana manfaat penggunaan aluminium dalam pengobatan
hiperhidrosis?
2. Bagaimana dampak penggunaan aluminium dalam pengobatan
hiperhidrosis?

C. TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH


1. Untuk

mengetahui

manfaat

penggunaan

aluminium

dalam

penggunaan

aluminium

dalam

pengobatan hiperhidrosis.
2. Untuk

mengetahui

dampak

pengobatan hiperhidrosis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ALUMINIUM
Nama aluminium berasal nama kuno untuk alum (tawas atau
kalium aluminium sulfat). Aluminium adalah logam lunak dan ringan
dan memiliki warna keperakan kusam karena lapisan tipis oksidasi
yang terbentuk saat unsur ini terkena udara. Aluminium adalah logam
yang tidak beracun dan bersifat non-magnetik. Unsur ini hanya
memiliki satu isotop alami, aluminium-27, yang tidak radioaktif.
Aluminium merupakan elemen berlimpah dalam kerak bumi dengan
persentase sekitar 7,5% hingga 8,1%.
Aluminium sangat jarang ditemukan dalam bentuk unsur bebasnya.
Aluminium berkontribusi besar mempengaruhi sifat-sifat tanah, yang
hadir terutama sebagai aluminium hidroksida. Aluminium merupakan
logam yang reaktif sehingga sulit untuk mengekstrak dari bijihnya
yaitu aluminium oksida (Al2O3). Aluminium adalah salah satu logam
yang paling sulit untuk dimurnikan karena teroksidasi sangat cepat.
Oksidasi aluminium membentuk senyawa yang sangat stabil, tidak
seperti karat pada besi yang rapuh.
Beberapa batu permata terbuat dari kristal jernih aluminium oksida
yang dikenal sebagai korundum. Kehadiran jejak logam lain
menciptakan berbagai warna: kobalt menciptakan batu safir biru, dan
kromium membuat batu rubi merah. Sedangkan topaz adalah
aluminium silikat berwarna kuning dengan jejak besi.
Aluminium ditemukan terutama sebagai bijih bauksit dan memiliki
ketahanan terhadap oksidasi, kuat, serta ringan. Aluminium digunakan
di banyak industri untuk membuat jutaan produk dan sangat penting
bagi perekonomian dunia. Komponen struktur yang terbuat dari
aluminium sangat penting bagi industri kedirgantaraan dan industri
lain dimana diperlukan logam dengan bobot ringan, serta memiliki
daya tahan dan kekuatan.
3

Penggunaan aluminium melebihi logam lainnya kecuali besi.


Aluminium murni dengan mudah membentuk paduan dengan banyak
unsur seperti tembaga, seng, magnesium, mangan, dan silikon.
Hampir semua cermin modern dibuat menggunakan lapisan reflektif
tipis aluminium pada permukaan belakangnya. Cermin teleskop juga
dilapisi dengan lapisan tipis aluminium. Aplikasi lain unsur ini adalah
sebagai konduktor transmisi listrik dan kemasan (kaleng, foil, dll).
Perkembangan terbaru dalam teknologi aluminium adalah produksi
busa aluminium dengan menambahkan senyawa khusus ke aluminium
cair sehingga melepaskan gas hidrogen. Aluminium cair harus
dikentalkan terlebih dahulu dengan menambahkan oksida aluminium
atau serat silikon karbida. Hasilnya adalah busa padat aluminium yang
digunakan dalam terowongan lalu lintas dan pesawat ruang angkasa.
Aluminium adalah salah satu logam yang paling banyak digunakan
dan juga merupakan salah satu senyawa yang berlimpah di kerak
bumi. Karena fakta ini, aluminium umumnya dikenal sebagai senyawa
yang tidak memiliki efek merugikan. Tapi tetap saja, paparan
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan. Asupan
aluminium dalam bentuk senyawanya seperti aluminium klorin bisa
memicu bahaya kesehatan.
Paparan aluminium dapat terjadi melalui makanan, melalui
pernapasan, dan kontak dengan kulit. Eksposur jangka panjang dan
konsentrasi tinggi aluminium dapat mengakibatkan efek kesehatan
yang serius, seperti:
Kerusakan pada sistem saraf pusat
Demensia
Kehilangan memori
Kelesuan
Gemetar parah
Aluminium menjadi faktor resiko di lingkungan kerja tertentu,
seperti pertambangan, di mana dapat ditemukan terlarut dalam air.
Orang-orang yang bekerja di pabrik yang melibatkan aluminium bisa
4

mengalami masalah paru-paru ketika menghirup debu aluminium.


Aluminium juga menyebabkan masalah bagi pasien ginjal ketika
memasuki tubuh selama proses cuci darah.

B. KERINGAT
Berkeringat adalah cara tubuh menurunkan suhu tubuh hingga
kembali normal. Setiap orang memiliki antara 2 hingga 5 juta kelenjar
keringat

yang

tersebar

di

seluruh

tubuhnya.

Walaupun bau

ketiak sering menjadi masalah, ternyata tidak ada banyak kelenjar


keringat yang berada di bagian ketiak. Tapi kita cenderung
mengeluarkan bau badan dari ketiak karena keringat lambat menguap
dari daerah tersebut.

Gambar 1. Lapisan kulit (Sumber : http://obatbauketiak.wordpress.com/)

Sebagian besar dari keringat kita dilepaskan oleh kelenjar


keringat ekrin, yang dirangsang ketika tubuh dalam kondisi panas.
Ketika dirangsang panas, kelenjar ini akan melepaskan zat berair pada
kulit. Ketika zat berair ini menguap maka tubuh akan mendingin. Jika
kita berkeringat akibat respons emosional seperti stress, keringat akan
dilepaskan dari kelenjar apokrin. Kelenjar ini dirangsang untuk
bekerja saat kita gugup atau terlalu bersemangat.
Bila anda berkeringat di saat bekerja di ruangan ber AC itu
tandanya pekerjaan anda menciptakan tekanan dan ketegangan. Stres
akan memicu kelenjar apokrin untuk menghasilkan keringat berlebih.
Untuk

mengatasinya,

cobalah
5

buat

pekerjaan

anda

lebih

menyenangkan

atau

anda

bisa

merencanakan

sesuatu

yang

menyenangkan setelah pulang kerja nanti.

C. HIPERHIDROSIS
Hiperhidrosis

atau

berkeringat

kelebihan

adalah

gangguan

berkeringat paling umum yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.


Dua sampai tiga persen penderita hiperhidrosis menderita keringat
kelebihan dari ketiak (hiperhidrosis aksilaris) atau telapak tangan dan
telapak kaki (hiperhidrosis palmoplantar).
Keringat berlebihan terjadi karena berbagai alasan. Biasanya
alasannya cukup simpel, seperti bekerja berat atau cuaca panas.
Namun pada beberapa orang berkeringat lebih dari orang normal. Jika
Anda khawatir karena keringat berlebihan menyebabkan bau ketiak,
Anda dapat memeriksakan diri ke dokter. Juga perlu diingat bahwa
obat-obatan tertentu dapat menyebabkan keringat berlebihan seperti:
Antidepresan
Obat untuk mulut kering
Beberapa suplemen mineral, seperti zinc (seng)
Penyebab hiperhidrosis yang paling umum antara lain:
Stres. Jenis keringat yang paling bau adalah keringat ketika sedang
stres. Hal ini karena ketika stres, Keringat yang dihasilkan berbeda
dengan keringat yang dihasilkan ketika berolahraga. Keringat saat
stres lebih banyak mengandung air dan elektrolit.
Keturunan. Sekitar sepuluh hingga lima persen orang memiliki
gen khusus yang membuat keringat mereka lebih mudah bau
dibandingkan orang lain. Gen tersebut membuat badan menjadi
lebih mudah berkeringat dibandingkan dengan orang biasa. Hal
inilah yang kemudian memicu bau pada ketiak. Ketiak yang sering
berada dalam keadaan lembab dan hangat menjadi tempat favorit
bagi bakteri Micrococcus sedentarius yang memproduksi bau
keringat yang menyengat.

Jarang berganti pakaian. Kadang kita memiliki pakaian favorit


yang sering digunakan atau malas mencuci pakaian. Hal ini tak
hanya menyebabkan pakaian bau tetapi juga menyebabkan bau
ketiak tetap berada dalam pakaian yang sering digunakan tersebut.
Jika Anda jarang berganti pakaian, segera hilangkan kebiasaan
buruk tersebut.
Makanan. Makanan yang mengandung bawang putih atau bawang
merah bisa menyebabkan bau mulut. Zat yang terkandung didalam
bawang juga akan mengalir dalam darah kemudian dikeluarkan lagi
dalam bentuk keringat dan air kencing. Makanan lain yang juga
dapat menyebabkan bau yaitu brokoli dan kubis brussels. Banyak
orang juga mengaku mengalami bau ketiak ketika makan banyak
daging.
Kelainan genetik. Mutasi jenis gen tertentu bisa menyebabkan
kelainan

genetik

trimethylaminuria.

Kelainan

genetik

ini

menyebabkan tubuh sukar memecah zat trymethylamine. Hal ini


dapat menyebabkan seseorang berbau seperti ikan yang dapat
membuat seseorang minder karena selalu dijauhi.
Minuman beralkohol. Alkohol dapat membuat keringat berbau
tak sedap. Ketika mabuk, alkohol akan mengalir ke seluruh tubuh
melewati aliran darah dan keluar lewat pori-pori kulit dalam bentuk
keringat.
Penyakit Kencing Manis. Diabetes tertentu yang disebut diabetic
ketoacidosis akan menyebabkan tubuh mulai membakar lemak
untuk memproduksi energi saat kekurangan insulin. Hal ini
menyebabkan berkumpulnya keton pada tubuh yang menyebabkan
bau ketiak
Secara umum, berkeringat adalah hal yang normal. Anda dapat
berkonsultasi dengan dokter Anda bila apakah berkeringat berlebihan
Anda membutuhkan perawatan medis. Untuk mencegah bau ketiak
anda dapat merubah pola makan dan menjaga kebersihan tubuh. Jika

tidak, produk antiperspiran dan pakaian longgar akan membantu Anda


untuk meminimalkan keringat yang keluar.

BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGOBATAN HIPERHIDROSIS
Melalui evaluasi sistematis dari penyebab dan pemicu keringat
kelebihan,

pendekatan

bertahap

untuk

pengobatan,

penderita

hiperhidrosis mengganggu berkeringat akan mencapai hasil baik dan


meningkatkan kualitas hidup. Pendekatan yang dilakukan untuk
mengobati hiperhidrosis pada umumnya antara lain:
1) Antiperspiran : mengandung aluminium klorida hexahydrate
2) Bedah: Simpatektomi serviks atau gangguan jalur saraf tertentu
sebagai upaya terakhir
3) Botox (botulinum toxin): Ini mengobati ketiak berkeringat
kelebihan
4) Iontophoresis: Perangkat melewati listrik langsung melalui kulit
menggunakan air keran
5) Obat-obatan oral: Kelompok obat dikenal sebagai antikolinergik
untuk mengurangi keringat

B. DEODORAN DAN ANTIPERSPIRAN


Antiperspiran adalah zat yang dapat mengurangi keringat pada
ketiak. Sedangkan deodoran adalah zat yang menghilangkan atau
menutupi aroma tidak sedap pada ketiak. Banyak sumber yang
menyatakan bahwa kita harus waspada pada penggunaan antiperspiran
dan deodoran pada ketiak karena dapat menyebabkan kanker.
Perbedaan utama antara antiperspiran dan deodoran terletak pada
kenyataan bahwa mereka memiliki mekanisme yang berbeda atau
proses kimia untuk melawan masalah keringat. Antiperspiran
mengandung bahan kimia yang kuat untuk menyumbat atau
memblokir pori-pori. Karena itu, ketika pori-pori yang tersumbat,
akan ada keringat. Sebagian besar antiperspiran mengandung bahan
kimia seperti aluminium atau zirkonium untuk memblokir pori-pori.
9

Bahan aktif aluminium klorida membentuk gel seperti plug yang


menyumbat pori-pori dan membuat produksi keringat berkurang.
Deodoran, di sisi lain, tidak mencegah keluarnya keringat, tapi
mencegah bakteri penyebab bau badan berkembang di tubuh.
Produk antiperspiran dan deodoran mengandung bahan yang
beraluminium. Bahan ini menyumbat saluran keringat secara
sementara yang dapat menghentikan aliran keringat ke permukaan
kulit.

Garam-garam aluminium akan berkumpul dalam saluran

keringat dan menghambat keluarnya keringat. Seiring waktu, keringat


akan berkurang, sehingga penggunaan antiperspiran dapat dikurangi.
Metode ini bekerja cukup baik bagi penderita hiperhidrosis atau ketiak
dengan keringat berlebih.

C. DEFISIENSI ALUMINIUM
Ketiak

memiliki

fungsi

kesehatan

yang

penting

dalam

menyingkirkan racun. Itulah mengapa kita perlu untuk menjaga poripori bagian ketiak tetap terbuka dan tidak ditutupi oleh produk
deodoran. Saat ini hampir semua jenis deodoran mengandung
beberapa senyawa aktif yang berbasis pada unsur aluminium sehingga
pengertian

yang

benar

tentang

definisi

deodoran

sering

dicampuradukkan dengan antiperspiran. Jika anda membaca bagian


belakang kemasan deodoran anti-keringat, bahan seperti aluminium
klorohidrat, aluminum klorida, dan aluminum hidroksibromid adalah
bahan yang umum digunakan.
Sediaan antiperspiran yang diperdagangkan sebagian besar
menggunakan senyawa aluminium, dan sebagian kecil menggunakan
senyawa seng sebagai astringen. Penggunaan garam aluminium saja
dianggap mempunyai efek antibakteri karena menghasilkan pH asam
dianggap merupakan pertahanan natural terhadap infeksi bakteri dan
jamur. Sediaan antiperspiran harus berdasarkan hidrolisa garam
logam, karena mempunyai efek menghambat bakteri kulit.

10

Penggunaan aluminium klorida 15% atau krim yang mengandung


aluminium klorida dan surfaktan dapat mengurangi keringat dan bau
ketiak.

Antiperspiran

yang

mengandung

garam

aluminium

mempunyai aktivitas tidak langsung pada kelenjar keringat atau


memblokade pori dengan koagulasi protein oleh ion polivalen
sehingga mengurangi keluarnya keringat. Disamping itu antiperspiran
juga dapat menyebabkan reaksi inflamasi di sekitar lapisan pembuluh
dan lubang keringat, dan adanya kontraksi dapat mengurangi
keluarnya keringat dipermukaan kulit.
Namun garam aluminium dalam antiperspiran dapat menyebabkan
masalah kesehatan. Aroma dan bahan lainnya dalam deodoran dapat
mengiritasi kulit pada beberapa orang yang memiliki kulit sensitif.
Produk deodoran yang dipasarkan sebagai produk alami akan lebih
ramah terhadap kulit. Efek samping aluminium klorida heksahidrat
utama adalah kadang-kadang iritasi, tetapi tidak selalu, diatasi dengan
mengurangi frekuensi penggunaan atau menerapkan obat antiinflamasi seperti lotion yang mengandung hidrokortison.
Pada kondisi normal, ketiak akan mengeluarkan rata-rata 400-500
mg keringat setiap 20 menit pada suhu 35 derajat Celcius.
Antiperspirant mampu mengurangi jumlah produksi keringat 20-25%
atau max 40% dari produksi normal. Hal itu dilakukan dengan
mengecilkan pori-pori kulit yang menjadi jalan keluarnya keringat.
Cairan keringat yang tertahan kemudian diserap kembali (resorpsi)
oleh jaringan kulit.
Beberapa jenis deodoran dan antiperspiran dibuat dengan
aluminium untuk menghentikan keluarnya keringat dari kelenjar
keringat. Penggunaan produk antiperspiran dapat dikatakan juga
dengan memblokir pintu keluar dan memaksa racun untuk tetap
tinggal di dalam tubuh. Beberepa penelitian menyatakan bahwa bahan
yang mengandung aluminium, yang digunakan di daerah dekat
payudara bisa diserap oleh kulit dan menyebabkan efek seperti
hormon estrogen yang dapat memproduksi hormon penerima kanker
11

payudara. Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita yang telah


terbiasa

mencukur

rambut

ketiak

dan

menggunakan

produk

antiperspiran dan deodoran sebelum berusia 16 tahun didiagnosa


menderita kanker payudara di usia yang lebih muda dibandingkan
dengan wanita yang mulai memiliki kebiasaan ini pada usia yang lebih
tua.
Para peneliti sedang mencoba untuk membangun hubungan antara
penggunaan antiperspiran dan penyakit Alzheimer. Penelitian telah
menunjukkan bahwa senyawa aluminium yang digunakan dalam
antiperspiran bisa berasimilasi dalam aliran darah dan menyebabkan
masalah kesehatan yang serius.
Ion aluminium akan membentuk penyumbatan sementara di saluran
keringat, dan menghentikan aliran keringat ke permukaan kulit. Efek
samping dari penggunaan aluminium adalah dapat menyebabkan
peradangan kulit dapat memperburuk kondisi seperti biang keringat.
Penelitian menunjukkan bahwa aluminium berbasis senyawa mungkin
berhubungan dengan kadar aluminium tinggi dan masalah kesehatan,
termasuk kanker payudara dan Alzheimer. Aluminium yang
terakumulasi dalam sistem saraf akhirnya berkontribusi terhadap
gangguan sistem saraf, seperti penyakit Alzheimer. Tak masalah jika
menggunakan antiperspiran, tapi usahakan tidak setiap hari.

12

BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka dapat simpulan yang dapat diambil adalah:
1.

Aluminium dapat digunakan dalam pengobatan hiperhidrosis, yakni


sebagai antiperspiran.

2.

Ion aluminium bekerja dengan cara menutup pori-pori tempat jalan


keluar keringat.

3.

Penggunaan antiperspiran berlebihan dapat berdampak buruk bagi


kesehatan, karena racun yang terbawa oleh keringat akan masuk
kembali ke dalam tubuh.

4.

Beberapa penyakit yang dapat muncul antara lain: iritasi kulit,


kanker, dan Alzheimer.

B. SARAN
Saran untuk penyusunan makalah selanjutnya adalah mohon dijelaskan
pembuatan antisperan atau deodoran berbahan aluminium.

13

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2011.

Deodoran/Antiperspiran.

(online),

(http://siimbeemz.blogspot.com/2012/03/deodoran-n-antiperspiranapa-itu.html, diakses pada tanggal 30 Oktober 2014).


Anonim. Aluminium (Al): Fakta, Sifat, Kegunaan & Efek Kesehatannya. (online),
(http://www.amazine.co/26472/aluminium-al-fakta-sifat-kegunaanefek-kesehatannya/, diakses pada tanggal 29 Oktober 2014)
Anonim. 2011. Perbedaan antara Deodoran dan antiperspiran. (online),
(http://www.tipswanita.net/perbedaan-antara-deodoran-danantiperspiran/, diakses pada tanggal 29 Oktober 2014).
Anonim. 2014. (online), (http://obatbauketiak.wordpress.com/, diakses pada
tanggal 27 Oktober 2014)
Nugraheni, Mutia. 2013. Wajib Tahu Beda Antiperspirant dan Deodoran.
(online),

(http://life.viva.co.id/news/read/400027-wajib-tahu-beda-

antiperspirant-dan-deodoran, diakses pada tanggal 29 Oktober 2014).


Peters, Priscilla. 2014. Hiperhidrosis: Masalah Berkeringat. (online),
(http://nasehatkesehatan.com/tag/aluminium-klorida-hexahydrate/,
diakses pada 28 Oktober 2014).
Puspita, Oktaviani Indah. 2012. Deodorant? Awas Kanker Payudara.
(online), (http://helpthisearth.blogspot.com/2012/08/deodorant-awaskanker-payudara.html, diakses pada tanggal 28 Oktober 2014).
Ruhiyati, Desti Ayu. 2013. Antiperspirant dan Deodorant Dapat
Menyebabkan

Kanker,

Mitos

atau

Fakta?.

(online),

(http://www.vemale.com/kesehatan/25678-antiperspirant-dandeodorant-dapat-menyebabkan-kanker-mitos-atau-fakta.html, diakses
pada tanggal 28 Oktober 2014)

14

Anda mungkin juga menyukai