Anda di halaman 1dari 12

ALEXANDER THE GREAT

dilihat dari kacamata

PSIKODINAMIKA
MAY

GALANG
SAKTIARI

CINDY
GRACE

Jadi film Alexander The Great itu menceritakan tentang


kekuatan dari Alexander seorang raja dari Macedonia yang pada
usia 20 tahun sudah menjadi raja karena ayahnya dibunuh.
Alexander kemudian menguasai beberapa kawasan di persia, asia,
india, dan hanpir seluruh kawasan eropa. Alexander
adalah sosok pemimpin yang mengayomi dan mampu
memotivasi pasukannya. Ia menikah dengan Roxanne
Beatrix waupun tidak disetujui oleh sahabat-sahabat dan orang
terdekatnya.

Pada suatu saat Hephaestion meninggal, membuat Alexander


sangat berduka. Setelah sahabatnya pergi, Alexander sangat
tertekan. Mentalnya jatuh. Dia makin kecanduan minuman keras,
dan Alex pun pun ikut sakit-sakitan. Hingga akhirnya dalam
sebuah acara minum-minum, Alexander yang habis meneguk
anggur dalam jumlah banyak jatuh, dan keadaannya
langsung memburuk. Singkat cerita, Alexander
meninggal dunia dalam usia muda, 32 tahun, delapan bulan
setelah meninggalnya sang sahabat, Hephaestion.

Pendekatan psikodinamik dalam kepemimpinan dibangun


berdasarkan dua asumsi dasar :
Karakteristik personal individu sesungguhnya telah tertanam jauh
di dalam kepribadiannya
Invididu memiliki sejumlah motif dan perasaan
yang berada di bawah alam sadarnya.

Carl Gustav Jung kemudian mengembangkan alat ukur yang


menjadi dasar pengukuran Kepemimpinan Psikodinamik. Alat
ukur tersebut dikembangkan berdasarkan 4 dimensi.
Pertama, menekankan pada kemana individu mencurahkan
energinya (internal ataupun eksternal).
Kedua, melibatkan cara orang mengumpulkan informasi
Ketiga, cara individu membuat keputusan (apakah
rasional-faktual ataukah subyektif-personal).
Keempat, menekankan pada perbedaan antarindividu,
antara yang terencana dengan yang spontan.

Berdasarkan keempat dimensi tersebut, Jung kemudian membuat


empat klasifikasi yang menjadi dasar kategorisasi kepemimpinan
psikodinamik yaitu:
Ekstraversi versus introversi
Sensing versus intuiting
Thinking versus feeling
Judging versus perceiving
Berdasarkan keempat modelnya ini
Jung mampu membuat 16 kombinasi.

Berdasarkan teori, Alexander adalah pemimpin yang


mengayomi. Ia mampu memotivasi pasukannya hingga mencapai
tujuan yang diinginkan. Berdasarkan klasifikasi Carl Gustav Jung,
Alex merupakan pemimpin yang Introvert, ia cenderung
menggunakan gagasan dan pemikirannya sendiri dalam
mengumpulkan informasi tanpa terlalu membutuhkan rangsangan
eksternal. Ia kurang dapat menerima saran dari orang
lain dan cendurung mengambil keputusan
berdasarkan gagasannya sendiri. Terbukti dalam mengambil
keputusan sewaktu perang ataupun keputusan penting dalam
hidupnya yakni menikah dengan Roxanne, ia tidak mendengarkan
nasihat dari teman-temannya.

Ia juga mengumpulkan informasi berdasarkan lewat perasa


(sensing), dan pemikiran mereka berkisar di sekitar masalah
praktis dan faktual. Alex lebih memperhatikan segala apa yang
bisa ia lihat, dengar, sentuh, bau, dan rasakan. Ia tidak percaya
dengan teori-teori Aristoteles, gurunya dan lebih mempercayai apa
yang ia lihat.
Dalam membuat keputusan, ia memutuskannya berdasarkan
thingking , Ia cenderung menggunakan logika,
menjaga obyektivitas, dan berpikir secara analitis.

Alex merupakan orang yang Perceiver, ia cenderung lebih


fleksibel, adaptif, tentatif, dan terbuka. Ia cenderung lebih spontan.
Ia bisa mengubah pikiran ataupun keputusannya sendiri hampir
tanpa kesulitan.
Gaya kepemimpinan Alex bukan sekedar merencanakan,
mengorganisir, memerintah, dan mengawasi, namun lebih ke arah
memberikan VISI dan MEMBERDAYAKAN.

Jadi dalam memimpin Alex tidak lagi melakukan kontrol


yang sangat ketat berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh
tim kerjanya seperti paradigma lama. Ia memberikan motivasi dan
menanamkan visi kepada seluruh pasukan yang dipimpinnya agar
mereka memiliki kekuatan untuk bertempur dan memberikan
esensi pertempuran tersebut kepada pasukannya.

Bateman, Thomas S. 2009. Manajemen Kepemimpinan


dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif. Jakarta:
Salemba Empat.
Hodson, Christine. 2001. Psychology and Work. New
York: Routledge.
Richard, L. 2008. Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai