Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang dan Sejarah


Borondong adalah nama salah satu jenis makanan tradisional dari Jawa

Barat khususnya dari Tatar Sunda tepatnya merupakan makanan tradisional khas
Majalaya. Borondong termasuk kedalam jenis makanan ringan atau kudapan.
Borondong dibuat dari gabah padi beras ketan yang telah kering dengan
dijemur atau diunun (dikeringkan di atas hawu) kemudian disangrai di atas
hawu atau tungku api berbahan bakar dari kayu. Menggunakan wajan yang
terbuat dari tanah liat berbentuk seperti kendi hingga kemudian butiran gabah
tersebut akan mengembang menjadi borondong kemudian dibersihkan dari
kulitnya, diberi gula merah atau putih dan dicetak bulat atau pipih seperti
mangkuk kemudian dikeringkan atau ditiriskan. Terdapat tiga ukuran untuk
borondong

yang

bulat

yaitu

ukuran

sangatbesar,

besar,

sedang

dan

kecil.Borondong yang diberi gula putih biasanya dicetak dengan ukuran yang
kecil dan juga dengan bentuk pipih kecil.
Saat ini jumlah orang yang menjadi penikmat makanan tradisional ini
dapat dikatakan cenderung menurun, kebanyakan kalangan yang masih setia
dengan jajanan ini mayoritas adalah kalangan tua sementara generasi mudanya
cenderung enggan dan kurang tertarik.Ada beberapa kemungkinan terutama
generasi muda kurang tertarik dengan borondong.Diantaranya dari segi tampilan,
pemasaran borondong cenderung biasa.Dalam penyajiannya borondong biasanya
disajikan sebagai makanan kudapan atau makanan ringan, sebagai teman minum
kopi. Selain itu karena borondong juga termasuk makanan jajanan biasanya
borondong juga ditemui di warung kecil di pedesaan dibungkus oleh plastik
mayoritas hanya dibungkus dengan plastik tanpa label yang dikarenakan hal
tersebut harga jual serta minat masyarakat untuk membeli produk ini dapat
dikatakan telah menurun untuk itu diperlukan suatu alternatif pengembangan
desain kemasan agar konsumen semakin tertarik untuk menikmati jajanan ini.
Kedua mereka lebih menyenangi produk serba instan yang pada saat ini
memang semakin marak. Apabila hal ini semakin berlanjut maka lama-kelamaan

INOVASI DESAIN KEMASAN TERHADAP DAYA TARIK KONSUMEN PADA


PRODUK KRIBO MANIS

makanan tradisional ini akan semakin ditinggalkan dan menghilang dan tidak
lagi dikenal oleh masyarakat. Untuk itu sebagai salah satu langkah
memperkenalkan serta meningkatkan minat dan ketertarikan masyarakat pada
makanan tradisional Borondong maka langkah yang dapat dilakukan adalah
dengan inovasi kemasan semenarik mungkin.
Secara umum kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah
atau tempat yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan
tujuannya.Adanya kemasan yang dapat membantu mencegah/mengurangi
kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta
gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran.Dari segi promosi kemasan
berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.Bahan kemasan yang umum
untuk pengemasan produk adalah kayu, serat goni, plastik, kertas dan gelombang
karton.
Jadi pada dasarrnya sebagai suatu wadah pelindung dari produk pangan
yang memang mudah rusak, kemasan juga dapat berfungsi sebagai sarana
promosi. Namun untuk dapat berfungsi sebagai sarana promosi yang baik suatu
kemasan harus memiliki desain yang menarik misalnya menghasilkan kemasan
dengan desain komunikasi visual dengan menambahkan identitas, logo,
gambar.Identitas merupakan suatu yang penting karena dengan identitas dapat
mengenal dan membedakan suatu hal dengan yang lainnya. Dalam desain
komunikasi visual, nama merupakan atribut identitas awal yang akan memberikan
petunjuk atau atribut lain yang dimiliki nama menjadi atribut identitas yang
membentuk brandimage awal di benak publik. Maka dari itu nama untuk produk
yang dapat terfikirkan adalah KRIBO MANIS dengan identitas ini diharapkan
dapat menggambarkan produk dari borondong itu sendiri selain itu dapat menjadi
brandimage awal yang dapat menarik minat generasi muda dan masyarakat pada
umumnya.

INOVASI DESAIN KEMASAN TERHADAP DAYA TARIK KONSUMEN PADA


PRODUK KRIBO MANIS

Gambar1. ProdukBorondongUkuran Small dan Medium

Gambar2. ProdukBorondongUkuran Large

1.2 IdentifikasiMasalah
Dari latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Jenis kemasan dan desain seperti apakah yang tepat untuk produk pangan
KriboManis agar dapat meningkatkan ketertarikan konsumen serta nilai jual?

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah merumuskan konsepjenisdan
desain

kemasanpangankribomanis

(borondong)

untukmenambahdayatarikpembelidanmeningkatkannilaijualdarikribomanismelalui
perubahandesainkonseppengemasan.

INOVASI DESAIN KEMASAN TERHADAP DAYA TARIK KONSUMEN PADA


PRODUK KRIBO MANIS

BAB II
ISI

2.1

Deskripsi Produk
Borondong merupakan salah satu proses pengolahan bahan pangan, di

mana bahan pangan yang diolah tersebut mengalami pengembangan atau ekspansi
volume sebagai akibat pengaruh perlakuan suhu dan tekanan sehingga
mengakibatkan terjadinya proses perubahan struktur bahan tersebut (Sulaeman,
1985).
Borondong beras merupakan makanan ringan (snack food) yang sangat
populer, Karena sifatnya yang renyah dan ringan. Di Jawa Barat (Indonesia),
popularitas produk tersebut diabadikan dalam tembang Borondong Garing. Di
Filipina borondong dikenal dengan namaaspaw (Villareal dan Juliano, 1987). Di
India, produk tersebut telah diproduksi berabad-abad lamanya. Pada tahun 1960,
10 persen produksi beras di India diolah menjadi borondong (Chinnaswamy dan
Bhattacharya, 1983). Di amerika Serikat, borondong beras (pop rice) dicampur
susu menjadi produk sarapan pagi/breakfast cereal product (Villareal dan Juliano,
1987).
Selain makanan ringan, tepungnya memiliki karakter yang baik sebagai
bahan campuran berbagai produk olahan. Industri pangan mengolah tepung
borondong degan pasta lemak, coklat susu dan pekatan gula yang telah
dididihkan, menjadi es krim dan permen coklat (Villareal dan Juliano, 1987).
Borondong walaupun begitu populer di beberapa dunia dan dikembangkan
menjadi makanan yang lebih bersifat komersil, namun produk ini belum begitu
banyak mengalami perkembangan di Indonesia.Teknologi pengolahan yang
dikenal masih terbatas sampai produk tradisional (kue ji-pang).Keterbatasan
informasi tentang kondisi optimal proses, varietas yang cocok dan sifat mutunya
(fisiko-kimia, nutrisi dan organoleptik), merupaka penyebab utama.
Menurut Jugenheimer (1976), ciri-ciri penting yang mempengaruhi
konsumen dari produk borondong meliputi besar elspansi, keempukan, flavor,
bentuk butir dan warna. Ekspansi borondong biasanya dinyatakan sebagai rasio
volume butiran yang telah diproses brondong terhadap yang belum

INOVASI DESAIN KEMASAN TERHADAP DAYA TARIK KONSUMEN PADA


PRODUK KRIBO MANIS

Borondong yang baik tergantung pada pencapaian suhu beras ketika pati
memperlihatkan sifat plastis di bawah kondisi tekanan.Tahap penguapan sangat
penting untuk memperbaiki kilap dan warna permukaan beras dan mengurangi
kekasaran serta lubangnya. Jika permukaan beras terlalu basah selama tahap
brondong, makan akan menghasilkan borondong beras yang jelek, bahkan tidak
mengembang dan kehilangan kilapnya. Tekanan uap panan sangat menentukan:
jika terlalu tinggi, beras akan hancur ketika alat brondong dibuka; jika terlalu
rendah, tekstur borondong beras akan kasar dan kerenyahannya hilang (Juliano
dan Sakurai, 1985).
Masalah yang sering timbul pada borondong beras yang mempengaruhi
penerimaan konsumen adalah adanya scutellum dalam beras giling yang menjadi
hitam ketika diproses brondong (Brockington dan Kelly, 1972). Penanganan
kerenyahan sangat penting, karena jika kadar airnya mencapai sekitar 6 persen,
borondong beras akan kehilangan kerenyahannya yang lezat, menjadi kaku dan
cepat lunak jika dicampur susu atau dikonsumsi langsung (Juliano dan Sakurai,
1985).
Selain dari faktor-faktor di atas, factor yang tidak kalah penting adalah
kadar air beras mentah, kadar iar yang terlibat dalam proses penguapan dalam alat
brondong dan waktu serta suhu pemanasan beras ((Brockington dan Kelly, 1972).
Proses brondong menurunkan kadar air beras antara 80-83 persen dengan
penurunan rata-rata 82 persen. Kadar air borondong antara 2,5-3,0 persen dengan
kadar air rata-rata 2,7 persen. Penyimpanan borondong dalam plastic polietilen
pada kelembaban 40-80 persen, suhu 29-33C, selama 3 bulan dapat
meningkatkan kadar air antara 81-193 persen dengan peningkatan rata-rata 6,1
persen. Borondong dengan kisaran kadar air antara 5,2-7,5 persen kehilangan
kerenyahan walaupun aromanya yang lezat masih tertinggal. Kadar air harus
dijaga di bawah 3 persen untuk menjaga kualitas borondong.Selain itu produk
harus segera dikemas dengan baik agar kerenyahannya benar-benar terjaga.

INOVASI DESAIN KEMASAN TERHADAP DAYA TARIK KONSUMEN PADA


PRODUK KRIBO MANIS

2.2

Pemilihan Jenis Kemasan


Kemasan yang di gunakan untuk mengemas kribo manis ini terdapat 2

jenis kemasan , yaitu:


1. Kemasan primer (primary package) yang terbuat dari plastik PP 0,5.
Pemilihanplastikjenisini dikarenakan plastik ini ringan, mudah dibentuk,
transparan, permeabilitas air rendah, tahan panas, dan tahan terhadap asam
kuat, basa dan minyak.
2. Kemasan sekunder (secondary package) yang terbuat dari kertas laminasi
dengan bagian depannya didesain dengan desain yang menarik. Pemilihan
kertas ini dikarenakan kertas jenis ini dilapisi dengan bahan lain seperti
plastik atau aluminium foil sehingga lebih tahan terhadap air. Selain itu kertas
ini juga mudah dibentuk.Pada kemasan sekunder ini disisipkan juga plastik
PVC agar konsumen mudah untuk melihat isi dari produk kribo manis ini.
Kemasan kribo manis ini, terdiri dari empat jenis yaitu kemasan S (small),
M (medium), L (large), dan XL (extra large). Kemasan small berisi 8 buah kribo
manis, kemasan medium berisi 4 buah kribo manis, kemasan large berisi 2 buah
kribo manis dan kemasan extra large berisi 1 buah kribo manis.
Adanya konsep ini di sebabkan semakin tingginya tingkat kepraktisan
yang di tuntut oleh konsumen dan kemudahan dalam dibuka, di tutup, serta mudah
dalam penyimpanan. Desain yang di buat ini di rancang semenarik mungkin untuk
menarik minat konsumen untuk membeli dan mengomunikasikan pesan dari
produk secara jelas.Produk ini jual dengan sasaran masyarakat ekonomi
menengah sampai ekonomi atas.

2.3

GambaranUmumDesainKemasan
Berdasarkan hasil pemilihan jenis kemasan yang akan digunakan dengan

karakteristik produk yang akan dikemas kami menggagas desain kemasan dengan
konsep kemasan yang efisien dan lebih menarik dari kemasan borondong pada
umumnya. Bentuk desain kemasan yang kami gagas yaitu seperti pada Gambar 1
di bawah ini.

INOVASI DESAIN KEMASAN TERHADAP DAYA TARIK KONSUMEN PADA


PRODUK KRIBO MANIS

Gambar 3. Konsep bentuk kemasan produk kribo manis


Seperti yang telah disebutkan pada point sebelumnya, pada desain
kemasan yang kami gagas terdapat dua bagian kemasan yaitu plastic PP 0,5 mm
sebagai kemasan primer dan kertas laminasi sebagai kemasan sekunder. Berikut
gambar pola kemasan primer dan kemasan sekunder yang dipakai. Kemasan
sekunder memiliki 2 bagian yaitu bagian depan dan bagian samping. Kemasan
sekunder bagian depan disisipkan sedikit bahan plastic PVC dengan tujuan agar
konsumen dapat melihat secara langsung produk yang dikemas.

Gambar 4. Pola kemasan sekunder bagian depan

INOVASI DESAIN KEMASAN TERHADAP DAYA TARIK KONSUMEN PADA


PRODUK KRIBO MANIS

Gambar 5. Pola kemasan sekunder bagian samping

Warna yang digunakan pada kemasan sekunder yaitu warna keemasan


pada bagian samping. Warna ini didasarkan pada waarna caramel yang terdapat
pada produk yang dikemas. Sedangkan pada bagian depan dan belang digunakan
warna putih dengan pertimbangan penyelarasan warna agar terlihat lebih menarik
seperti pola pada gambar 5 dibawah ini.

Gambar 6. Pemilihan warna kemasan


Ukuran kemasan yang digunakan dibuat sesuai dengan ukuran produk
yaitu dengan luas alas sekitar400 cm2, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 6 dibawah ini.

INOVASI DESAIN KEMASAN TERHADAP DAYA TARIK KONSUMEN PADA


PRODUK KRIBO MANIS

Gambar 7. Ukuran kemasan


Agar lebih menarik, pada kemasan sekunder di modifikasi sedemikian
rupa yaitu dengan menambahkan gambar-gambar atraktif yang berhubungan
dengan produk seperti pada gambar 7 dibawah ini.

Gambar 8. Gambar atraktif pada kemasan sekunder


Kemasan sekunder dilengkapi dengan label berupa nutrition fact,
komposisi, label halal dan logo lainnya yang bertujuan untuk memberikan
informasi yang jelas mengenai produk kepada konsumen. Logo yang disisipkan
seperti pada gambar 8 di bawah ini.

INOVASI DESAIN KEMASAN TERHADAP DAYA TARIK KONSUMEN PADA


PRODUK KRIBO MANIS

Gambar 9. Logo yang disisipkan pada kemasan

INOVASI DESAIN KEMASAN TERHADAP DAYA TARIK KONSUMEN PADA


PRODUK KRIBO MANIS

10

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Kribo Manis belum memiliki kemasan yang baik.

Untuk meningkatkan daya tarik masyarakat perlu adanya inovasi kemasan


untuk Kribo Manis.

HDPE merupakan contoh plastic yang permeabilitasnya rendah dan tegar,


cocok untuk pengemasan Kribo Manis.

Kertas laminasi merupakan kertas yang tegar dan mudah di design


sehingga cocok untuk pengemasan sekunder Kribo Manis.

Kribo Manis biasanya dijadikan sebagai oleh-oleh, maka dari itu perlu
pengemasan yang praktis dan menarik.

Belum ada labeling dalam pengemasan Kribo Manis sehingga


dimasukkan labeling pada design kemasan baru sebagai informasi kepada
konsumen.

3.2

Saran

Masyarakat lebih memperhatikan kembali makanan daerah masingmasing.

Penggunaan label dalam produk olahan pangan lebih diperhatikan


kembali.

INOVASI DESAIN KEMASAN TERHADAP DAYA TARIK KONSUMEN PADA


PRODUK KRIBO MANIS

11

DAFTAR PUSTAKA

Brockington dan Kelly. 1972. Rice Breakfast Cereals and Infant Foods. Di dalam
D. F. Houston (ed.) Rice: Chemistry and Technology. Amer. Ass. of
Cereal Chemist Inc., St. Paul, Minnesota, USA.
Chinnaswamy, R dan K. R. Bhattacharya. 1983. Studies on Expanded Rice.
Optimum Processing Conditions. J. Food Sci. 48:1600.
Chinnaswamy, R dan K. R. Bhattacharya. 1983. Studies on Expanded Rice.
Optimum Processing Conditions. J. Food Sci. 48:1604.
Juliano, B. O. dan J. Sakurai.1985.Miscellaneous Rice Products. Di dalam B. O.
Juliano (ed.) Rice: Chemistry and Technology. Amer. Ass. of Cereal
Chemist Inc., St. Paul, Minnesota, USA.
Sulaeman, A. 1985. Mempelajari Pengaruh Varietas, Kadar Air dan Penyosohan
terhadap Mutu Puffing Sorgum serta Sifat-sifat Tepungnya. Skripsi
Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, FATETA, IPB, Bogor.
Villareal, C. P. dan B. O. Juliano. 1987. Varietal Differences in Quality
Characteristics of Puffed Rice. Cereal Chem. 64:337-342.

INOVASI DESAIN KEMASAN TERHADAP DAYA TARIK KONSUMEN PADA


PRODUK KRIBO MANIS

12

Anda mungkin juga menyukai