Nama
: Erikha Anggrainy
NIM
: 2005730023
LAPORAN KASUS
STATUS
THT
IDENTITAS
Nama
: Nn.M
Umur
: 20 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
: Jl. Jatibening
Pekerjaan
: Mahasiswi
Ras / Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Tanggal MRS
: 25 September 2010
Keluhan Utama
: Hidung tersumbat
Keluhan Tambahan : Bersin-bersin lebih dari 8 kali, hidung meler dan hidung terasa gatal.
Keluhan ini sering dirasakan hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu.
Riwayat Kebiasaan:
-
Riwayat Pengobatan:
-
Pasien pernah berobat di dokter spesialis THT 1 tahun yang lalu dengan keluhan yang
sama dan di diagnosis dokter dengan alergi.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Pasien tidak tampak sakit
Kesadaran
: Komposmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/mnt
S
: 37 C
RR : 20 x/mnt
Kepala
Normochepal.
Mata
Pupil bulat 3 mm, isokor, refleks langsung dan tidak langsung +/+.
Thorax
-
:
Inspeksi : Simetris, retraksi -/-
Abdomen
-
Ekstremitas
-
STATUS THT
Telinga kanan
Telinga kiri
Aurikula
CAE
- serumen (+)
- Bulging (-)
- Bulging (-)
Membran Tympani
- Intak (+)
- hiperemis (-)
- Refleks cahaya(+)
- intak (+)
- Hiperemis (-)
Rinne
Weber
Schwabach
Schwabach pasien =
pemeriksa
Hidung
Rinoskopi Anterior
Cavum nasi
: cavum nasi kanan dan kiri tampak sempit, sekret serosa +/+
Mukosa
Concha
: hipertropi +/+
Septum
: lurus di tengah
Pharynx
Nasofaring
Mukosa faring
Dinding faring
Arkus faring
Uvula
: ditengah
Tonsil
Larynx
Sulit dilakukan
Leher
Trakhea
Tiroid
KGB
Resume
Seorang perempuan usia 20 tahun datang dengan keluhan hidung tersumbat sejak 10
hari yang lalu terutama saat pagi hari. Keluhan semakin memberat saat pasien tidur
dengan menggunaka AC sejak 7 hari yang lalu. Pasien mengatakan, mula-mula bersinbersin lebih dari 8 kali disertai hidung tersumbat dan gatal, setelah itu baru di rasakan ada
ingus yang keluar encer, jernih dan banyak, tapi tidak berbau. Keluhan ini dirasakan
semakin mengganggu. Sakit di bagian muka disangkal, sakit kepala, batuk, dan demam
disangkal.
Keluhan ini sering dirasakan hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien
mempunyai kebiasaan tidur menggunakan AC dan suka minum air dingin. Ibu dan bapak
pasien mempunyai alergi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Tampak kemerahan pada hidung, Keluar cairan encer
dan jernih. cavum nasi kanan dan kiri tampak sempit, sekret serosa +/+, Mukosa
Edema, basah dan warna pucat, Concha hipertropi +/+, Post nasal drip (+) dan sekret (+) di
mukosa faring.
Diagnosis Kerja
Rhinitis Alergi
Pengobatan
Medikamentosa :
-
Non Medikamentosa
Hindari Alergen cuaca dingin dengan memakai selimut
Hindari pemakaian AC dan minum air dingin
Prognosis
Ad vitam
: Bonam
Ad Functionam
: Bonam
PEMBIMBING
MAHASISWA
(Erikha Anggrainy)
ANALISIS KASUS
A. Dasar Diagnosis
Diagnosis pada kasus diatas adalah Rhinitis alergi. Hal ini ditegakkan berdasarkan :
Kriteria Subjektif
1. Hidung tersumbat.
2. Bersin-bersin lebih dari 8 kali
3. Hidung gatal.
4. Hidung meler
Kriteria Objektif
1. Tampak kemerahan pada hidung.
2. Keluar cairan encer dan jernih.
3. cavum nasi kanan dan kiri tampak sempit.
4. Sekret serosa +/+.
5. Mukosa Edema, basah dan warna pucat.
6. Concha hipertropi +/+.
7. Post nasal drip (+) dan sekret (+) di mukosa faring.
A. KAUSA
Etilogi : Alergen inhalan
Pencetus : AC, minum air dingin/es
Predisposisi :
o Gen : Jika kedua orang tua alergi, maka 50 % akan mengenai
keturunannya.
C.
Patofisiologi
Pasien merupakan usia 20 tahun dan mempunyai herediter pembawa alergi sehingga
ketika lingkungan disekitarnya dingin terjadi proses imunologis. Antigen di tangkap oleh
APC (makrofag atau monosit) yang menempel di permukaan mukosa hidung. Setelah
diproses, antigen akan membentuk kom-plek peptida MHC kelas II (Major Histocompatibility Complex) yang kemudian dipresentasikan pada sel T helper (Th 0). Kemudian
interleukin 1 (IL 1) yang akan mengaktifkan ThO untuk berproliferasi menjadi Th 1 dan Th
D. Komplikasi
Polip Nasi: Iritasi mukosa hidung edema terus menerus dan menjadi polip
Sinusitis : edema di komplek ostiomeatal
E. Pemeriksaan Penunjang
-
Eosinofil, IgE ( Elisa ), Tes cukit kulit (Prick Test) untuk memastikan Rhinitis
alergi
F. Penatalaksanaan
- Sasaran:
Kausa:
Etiologi:
o Alergen :
Antihistamin
Pencetus:
o AC, dan minum air dingin
Memakai selimut
Predisposisi:
o Genetik tidak dapat dihindari
o Bersin-bersin
Anti histamin
Komplikasi
o Hindari faktor pencetus dan terjadinya rinitis alergi yang berulang.
Memperbaiki prognosis
o Rhinitis alergi
Cara Penatalaksanaan
o Medikamentosa
Rhinitis Alergi
Diberikan dekongestan lokal (Efedrin HCL 0,5%) bila hidung tersumbat, atau
sistemik (Pseudoefedrin 3x30 mg), antihistamin (CTM 2x 2 mg) untuk bersinbersin.
o Non Medikamentosa (Edukasi)
o Operatif
G. Risiko Penatalaksanaan
Anti histamin : Antihistamin generasi-1 bersifat lipofilik, sehingga dapat menembus sawar
darah otak (mempunyai efek pada SSP) dan plasenta serta mempunyai efek kolinergik. efek
kardiotoksik.
H. Prognosis
1. Ad Vitam
: bonam
Pada pasien ini, perjalanan alamiah penyakit ini ada harapan untuk tetap hidup. Hal
ini dikarenakan penyakit ini tidak mengancam kehidupan bila mendapatkan terapi
yang adekuat.
2. Ad Fungtionam : Bonam
Pada pasien ini walaupun saat ini terdapat gangguan di hidung terasa berupa hidung
meler, tersumbat, dan gatal namun fungsi penghidu masih baik. Ini di karenakan
adanya proses imunologi dan pembentukan histamin. Namun bila di lakukan
pengobatan yang adekuat maka fungsi hidung akan kembali normal.