Anda di halaman 1dari 13

BAB 3

OBJEK PENELITIAN

3.1.

Objek Penelitian
3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. MJPF Farma Indonesia

merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang industri farmasi obat hewan atau ternak, didirikan


berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.2 tanggal 11 Juni
2004, yang dibuat di Jakarta dihadapan Notaris Ny. Pipik Avianti, SH
dan sudah disahkan menurut Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor : C25539 HT.01.01.TH.2004 tanggal 13 Oktober 2004. Perusahaan ini
merupakan anak perusahaan dari Sujaya Group, yang didirikan untuk
menjadi kelompok perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri.
Sejak tahun 2001, perdagangan produknya dilakukan melalui
kontrak produksi (Toll Manufacturing) dengan PT. Sierad Biotek dan
PT. Sumber Multivita. Seiring berjalannya waktu, perusahaan telah
memiliki pabrik dan izin usaha produsen merangkap distributor obat
hewan yang dikeluarkan Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal
Bina Produksi Peternakan No.9533/Kpts/HK.340/F/12/04 yang
ditetapkan di Jakarta tanggal 9 Desember 2004. Mulai saat itu
perusahaan telah memproduksi produk kesehatan hewan atau ternak
di pabrik yang terletak di daerah Desa Setu, Kecamatan Cisauk,

30

Kabupaten Tangerang dengan alamat Kawasan Industri Dan Gudang


Taman Tekno, BSD Sektor XI, Blok H1 No.18 Tangerang.
Sampai saat ini produk kesehatan hewan atau ternak
perusahaan sudah digunakan di perusahaan-perusahaan besar seperti
PT. Prima Karya Persada, PT. Super Unggas Jaya, PT. Sierad
Produce, Tbk., PT. Cipendewa Agroindustri, PT. Ciomas Adisatwa,
dsb. Hal ini membuktikan bahwa kualitas produk perusahaan sudah
dapat diterima di pasaran.
Perusahaan sangat optimis untuk meningkatkan omset
penjualan karena peluang pasar yang masih terbuka lebar dengan
banyaknya daerah yang belum terjangkau. Selain itu, kebutuhan obat
juga semakin meningkat setiap tahunnya. Perusahaan berupaya dalam
peningkatan

kualitas

dan

penambahan

produk

baru

serta

mengoptimalkan pelayanannya.

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan


3.1.2.1.

Visi Perusahaan
Visi perusahaan adalah memberikan konstribusi terhadap
kesehatan dengan menghasilkan produk-produk obat hewan yang
menggunakan teknologi canggih dan bahan-bahan farmasi terbaik
sehingga mampu menciptakan hewan yang berkualitas.

3.1.2.2.

Misi Perusahaan
Misi perusahaan adalah mengutamakan kepuasan konsumen akan
obat hewan yang berkualitas dengan harga yang kompetitif,
memasarkan produk-produk baru dan meningkatkan penelitian
31

obat yang berkualitas dan bermutu tinggi sehingga mampu


bersaing di pasar global serta memperhatikan masalah-masalah
yang ada di lingkungan sekitar.

3.1.3. Bidang Usaha


PT. MJPF Farma Indonesia adalah perusahaan industri farmasi obat
hewan atau ternak. Perusahaan ini mempunyai kegiatan usaha berupa
pengembangan,

pembuatan, penyempurnaan serta pemasaran produk

kesehatan yang dibutuhkan oleh hewan ternak.

3.1.4. Produk-Produk
Produk kesehatan hewan atau ternak perusahaan ini telah mendapat
sertifikasi mutu produk dari Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat
Hewan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian.
Produk-produk yang dihasilkan mempunyai 2 bentuk yaitu bubuk dan
cair. Selain itu, produk-produk ini juga dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3.1. Produk Perusahaan
Keterangan
Jenis

No.

Fungsi
1.

Bentuk

Vitamin
1) Catalyst

Katalisator metabolisme

Serbuk

2) Egg Stimulator

Promotan

Serbuk

3) Amino Acid Plus

Suplemen harian asam amino

Cair

32

2.

3.

4.

Anticocci dan Anthelmintik


1) Prima Albens-10

Obat cacing dewasa, telur & larva

Cair

2) Prima Piperal

Obat cacing

Cair

3) Prima Vam-200

Obat cacing

Serbuk

1) Prima Quinol-F

Atasi Salmonellosis & Kolibasilosis

Serbuk

2) Stovanol-SF

Atasi infeksi bakterial

Serbuk

3) Enteritic -C

Tuntaskan enteritis

Cair

1) Primacide-200

Biosekuriti

Cair

2) Primacuats-30

Desinfektan harian

Cair

Antibiotik

Desinfektan

3.1.5. Struktur Organisasi


Struktur organisasi merupakan gambaran organisasi suatu perusahaan
dalam bentuk bagan atau skema yang memperlihatkan bagian-bagian dalam
perusahaan, posisi atau jabatan dalam perusahaan tersebut.
Struktur dan bentuk organisasi yang tepat bagi perusahaan yang satu
belum tentu tepat bagi perusahaan yang lain. Hal ini disebabkan antara lain
oleh perbedaan jenis, luas, jumlah cabang, dan sebagainya. Dengan struktur
organisasi yang baik dan sesuai bagi perusahaan akan mempermudah
pelaksanaan koordinasi, komunikasi, dan pengawasan semua aktivitas
perusahaan.
Dalam suatu organisasi terdapat pembagian fungsi dan tugas antara
bagian yang satu dengan bagian lainnya, sehingga setiap anggota organisasi
mengetahui dengan jelas wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing.
33

Dengan demikian pembagian fungsi dan tugas di dalam organisasi diharapkan


aktivitas dari bagian-bagian yang ada di dalam organisasi tersebut dapat
terlihat dengan jelas pada struktur organisasi. Struktur organisasi PT. MJPF
Farma Indonesia digambarkan dengan jelas pada bagan di bawah ini.

34

Gambar 3.1. Bagan Struktur Organisasi PT. MJPF FARMA INDONESIA

Komisaris

Direktur
Utama
Wakil
Direktur

Quality
Control

Processing

Material
Quality
Control
Finished
Good
Quality
Control

Manajer
Keuangan

Manajer
Pembelian

Manajer
Produksi

Gudang

Pembelian

Akuntansi

Keuangan

Manajer
HRD

Penagihan

Umum

Personalia

Manajer
Pemasaran

Penjualan

Cabang

Produk

Gudang
Bahan Baku

Technical
Service

Gudang
Bahan Jadi

Administration
& Expedition

Gudang
Bahan
Pengemas
Pengelolaan
Limbah

35

3.1.6. Uraian Tugas


1.

Komisaris
Menetapkan kebijakan umum dan menilai pengendalian internal dalam
perusahaan serta mengawasi tindakan-tindakan direksi, khususnya
mengenai kepengurusan harta kekayaan milik perusahaan.

2.

Direktur dan Wakil Direktur


Direktur utama dan wakil direktur utama mempunyai kedudukan yang
sama di dalam perusahaan, tetapi pengendalian kegiatan perusahaan
sehari-hari berada di bawah tanggung jawab wakil direktur.
Tugasnya adalah:
a) Memimpin dan mengelola seluruh kegiatan perusahaan seperti
kegiatan-kegiatan pemasaran, manufaktur, umum dan HRD serta
keuangan perusahaan dengan efektif dan efisien.
b) Memonitor kinerja tahunan dan memerintahkan untuk melakukan
koreksi terhadap penyimpangan.
c) Memberikan motivasi kerja kepada seluruh bawahannya dengan
memberikan penghargaan bagi yang berprestasi dan penalti bagi
yang melakukan kesalahan.

3.

Manajer Produksi
Melaksanakan dan mengawasi kegiatan produksi agar berjalan lancar
serta mencapai target yang ditetapkan dengan menghasilkan produkproduk yang berkualitas
a) Bagian Quality Control
Bertanggungjawab dalam menentukan standar kualitas bahan baku
yang akan digunakan dalam proses produksi dengan menyetujui
36

atau menolak hasil uji kimia maupun mikrobiologi atas bahan baku
dan produk obat jadi serta menyampaikan laporan tertulis tentang
hasil analisa.
1) Bagian Material Quality Control
Bekerja sama dengan bagian gudang untuk bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan standar kualitas atas bahan baku yang
diterima.
2) Bagian Finished Good Quality Control
Bekerja sama dengan bagian produksi dalam mengatur dan
mengawasi kesesuaian kualitas atas hasil produksi barang jadi.
b) Bagian Gudang
Bertanggung jawab atas penerimaan, penyimpanan dan pemeliharaan
barang di gudang sesuai dengan persyaratan kualitas dan
pendistribusian barang ke bagian lain.
1) Gudang bahan baku
Bertanggungjawab terhadap bahan baku misalnya menyimpan,
menghitung, serta membuat laporan yang akan diserahkan
kepada Manajer Produksi.
2) Gudang bahan pengemas
Mengendalikan seluruh kegiatan pengemasan mulai dari
menyiapkan sampai mengecek stok bahan pengemas.
3) Gudang barang jadi
Bertanggung

jawab

terhadap

barang

jadi

dengan

cara

menyimpan, mengeluarkan, mengecek dan menjaga barang jadi


pada tempat yang telah tersedia.
37

4) Pengelolaan limbah
Menyusun dan mengkoordinasi program perusahaan terhadap
pengendalian lingkungan dengan melakukan

evaluasi secara

periodik.
4.

Manajer Pembelian
Bertanggungjawab terhadap kegiatan pembelian sesuai dengan prosedur
pembelian yang telah ditetapkan guna mendukung kelancaran operasi
perusahaan.

5. Manajer Keuangan
Mempertanggungjawabkan, mencatat dan melaporkan seluruh kegiatan
administrasi keuangan yang terjadi di perusahaan kepada direktur.
a) Bagian Keuangan
Membuat dan mengatur analisis keuangan, anggaran operasional,
perhitungan dan pembayaran gaji karyawan serta masalah pajak
untuk efisiensi dan efektivitas perusahaan.
b) Bagian Akuntansi
Menyusun dan menganalisis laporan keuangan perusahaan seperti
neraca laporan laba rugi, dan laporan operasional perusahaan
berdasarkan pencatatan yang telah dilakukan.
c) Bagian Penagihan
Mengecek data dan mempersiapkan surat pengantar penagihan serta
menyetorkannya ke bagian keuangan.
6.

Manajer HRD
Memimpin dan bertanggungjawab dalam membantu menyelesaikan
semua persoalan ketenagakerjaan yang timbul di lingkungan perusahaan.
38

a) Bagian Umum
Menyelenggarakan
administrasi,

dan

mengendalikan

kepegawaian/personalia,

kegiatan

di

bidang

kesekretariatan,

serta

peralatan kantor dan teknik.


b) Bagian Personalia
Bertanggungjawab atas kegiatan di bidang kepegawaian dan
pembinaan karyawan.
7. Manajer Pemasaran
Mengendalikan

dan

mengawasi

kegiatan

pemasaran

meliputi

memperoleh pesanan, negosiasi dengan pelanggan, penentuan harga jual,


serta penyampaian pesanan ke bagian produksi.
a) Bagian Penjualan
Bertanggungjawab melaksanakan kegiatan operasional penjualan
dan strategi pemasaran produk.
b) Bagian Cabang
Membuat dan mengendalikan kegiatan promosi penjualan di cabang
dan mempertanggungjawabkannya kepada Manajer Pemasaran.
1) Technical Service
Berusaha mencapai sasaran penjualan dengan mendatangi
peternak untuk menawarkan dan menjual produk serta mencari
pelanggan baru yang potensial.
2) Administration and expedition
Mencatat dan memeriksa dengan teliti barang yang keluar serta
membuat surat jalan yang diserahkan kepada bagian ekspedisi.

39

c) Bagian Produk
Mengenal, memahami dan bertanggungjawab atas pemasaran produk
yang dihasilkan perusahaan.

3.1.7. Prosedur Operasional Fungsi Persediaan PT. MJPF Farma Indonesia


Persediaan merupakan langkah awal yang dilakukan perusahaan
sebelum melakukan kegiatan lain di dalamnya. Fungsi persediaan mempunyai
keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Sebelum melakukan kegiatan
pembelian, perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu berapa jumlah
persediaan bahan baku yang masih ada. Oleh karena itu, pengendalian yang
efektif perlu dilakukan untuk fungsi persediaan.
PT. MJPF Farma Indonesia mempunyai prosedur-prosedur yang
terkait dengan fungsi persediaan bahan baku. Pertama bagian gudang
menerima bahan baku yang sudah datang beserta Surat Jalan (SJ) 3 rangkap.
Kemudian bagian ini akan mengecek jumlah, kondisi atau kualitas bahan
baku, kecocokan spesifikasi serta hal lainnya. Setelah cocok maka bagian
gudang menandatangani Surat Jalan (SJ) dan dikembalikan ke supplier
tersebut (SJ rangkap 1 dan 3).
Jika terdapat kerusakan atau bahan baku yang diterima tidak sesuai
permintaan maka akan dilakukan retur. Bagian gudang akan mengkonfirmasi
ketidakcocokan kepada bagian pembelian. Kemudian bagian pembelian akan
menghubungi supplier via telepon dan mengirim kembali bahan baku
tersebut.
Apabila seluruh proses tersebut telah selesai maka bahan baku siap
digunakan. Bagian gudang akan membuat Bukti

Penerimaan

Barang
40

(BPnB) 4 rangkap lalu didistribusikan ke beberapa bagian. Rangkap 1


(lembar putih) diberikan pada Supplier, rangkap 2 (lembar merah) diberikan
pada Bagian Akuntansi, rangkap 3 (lembar kuning) disimpan oleh Bagian
Gudang dan rangkap 4 (lembar biru) diberikan ke Bagian Pembelian. Bukti
Penerimaan Barang (BPnB) tersebut dilampiri PO yang telah dibuat dan PO
tersebut diberi keterangan tutup (menandakan bahwa barang telah diterima).
Setelah

semua

prosedur

administrasi

selesai, bahan baku

dimasukkan ke gudang dan dilakukan pencatatan persediaan bahan baku.


Kemudian berdasarkan BPnB rangkap 4, bagian pembelian membuat
laporan

pembelian

setiap bulannya. Ketika

akan

melakukan

proses

produksi, bagian produksi akan menghubungi bagian gudang untuk


memberitahukan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk produksi.
Kemudian

Bagian

gudang

akan mengirimkan bahan baku ke bagian

produksi.
Berdasarkan pencatatan bahan baku

yang masuk (data tersebut

didapat dari BPnB rangkap 2) dikurangi bahan baku yang terpakai, bagian
gudang membuat

Laporan Persediaan

per

hari

dan

per

bulan

di

Microsoft Excel sebagai rincian sisa pemakaian persediaan.


Kemudian invoice/faktur 3 rangkap, Surat Jalan rangkap 1 serta
BPnB rangkap 1 yang telah ditanda tangani oleh supplier beserta PO
rangkap

1 akan

diterima

bagian

keuangan. Setelah

menerima

invoice/faktur dari supplier, bagian keuangan membuat tanda terima 2


rangkap sebagai bukti penerimaan faktur dari pelanggan. Rangkap 1
(lembar putih) akan dikirim ke supplier beserta Invoice rangkap 1 dan 3.
Kemudian rangkap 2 (lembar merah) diarsip oleh Bagian Keuangan.
41

Bagian keuangan akan membuat Form Pembayaran sebanyak 2


rangkap. Form tersebut dibuat berdasarkan dokumen-dokumen yang sudah
ada seperti Tanda Terima rangkap 2, Purchase Order (PO) rangkap 1,
Bukti Penerimaan Batang (BPnB) rangkap 1, Invoice rangkap 1 dan Surat
Jalan rangkap 1. Kemudian Form Pembayaran rangkap 1 (lembar putih)
diberikan ke supplier dan rangkap 2 (lembar merah) disimpan oleh Bagian
Keuangan.
Pada saat jatuh tempo bagian akuntansi akan membuat Bukti
Pengeluaran Bank (BPBk). Bukti tersebut dibuat berdasarkan dokumendokumen yang sudah ada seperti: PO rangkap 1, BPnB rangkap 1, SJ
rangkap 1 dan Faktur rangkap 1 dari bagian keuangan. Kemudian Bukti
Pengeluaran Bank (BPBk) tersebut akan dicetak 2 rangkap. Rangkap 1 (
lembar putih) akan diberikan pada Supplier beserta bukti pembayaran
berupa struk maupun uang tunai. Sedangkan Rangkap 2 (lembar merah)
dijadikan sebagai arsip Bagian Akuntansi. Selain itu, dokumen-dokumen
tersebut akan digunakan sebagai bukti pembuatan jurnal pembelian setiap
bulannya dan disimpan oleh bagian akuntansi.

42

Anda mungkin juga menyukai