Fisiologi Serangga
Fisiologi Serangga
PENDAHULUAN
Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi.
Dalam jumlah, mereka melebihi semua hewan melata daratan lainnya dan praktis
mereka terdapat dimana-mana.
Banyak sekali serangga yang bermanfaat bagi manusia , tanpa mereka
manusia tidak akan berada dalam bentuk sekarang ini. Bermanfaat mulai dari
proses penyerbukan, sebagai makanan, hingga sebagai bahan dalam bidang
penelitian dan kedokteran. Dan yang sangat pentingnya adalah serangga sebagai
pemakan bahan organik yang membusuk, sehingga membantu merubah tumbuhan
dan hewan yang mati menjadi zat-zat yang lebih sederhana dan dikembalikan ke
tanah.
Sebaliknya, banyak serangga adalah berbahaya atau sebagai perusak.
Mereka menyerang berbagai tumbuh-tumbuhan yang sedang tumbuh, termasuk
tanaman yang bernilai bagi manusia dan makan tumbuh-tumbuhan tersebut.
Serangga menyerang harta benda manusia, termasuk rumah-rumah, pakaian,
persediaan makanan, menghancurkan, merusak dan mencemarinya. Mereka
menyerang manusia dan hewan, banyak serangga adalah agen-agen dalam
penularan berbagai penyakit.
Berdasarkan dua kepentingan yang saling bertolak belakang tersebut di
atas maka sudah menjadi kewajiban kita untuk memikirkan bagaimana
mengendalikan mahluk yang bernama serangga ini agar fungsinya tetap dapat
dirasakan sedangkan kerugian karena kehadiran mereka dapat dihindarkan. Oleh
karena itu ilmu mengenai serangga khususnya fisiologi serangga dapat digunakan
sebagai dasar pengetahuan bagaimana serangga dapat dikendalikan. Khusus untuk
itu dalam tulisan ini disajikan bagian dari fisiologi serangga yaitu sistem
pencernaan serangga.
Stuktur Umum
Saluran pencernaan pada serangga dibagi menjadi tiga bagian
utama yaitu: saluran pencernaan depan (Stomodeum), saluran pencernaan
tengah (Mesenteron), saluran pencernaan belakang (Proktodeum).
Saluran-saluran pencernaan tersebut berasal dari turunan yang berbeda,
saluran pencernaan depan dan belakang berasal dari jaringan ektodermal
dan saluran pencernaan tengah berasal dari jaringan endodermal. Bentuk
saluran pencernaan ini dipengaruhi oleh cara makan dan makanan
serangga, sehingga hal ini akan menyebabkan adanya perbedaanperbedaan
(penyesuaian-penyesuaian)
diantara
bentuk
pencernaan
serangga.
Pada banyak serangga bagian-bagian utama ini terbagi menjadi
bagian lain dengan berbagai fungsi yaitu faring, esofagus, crop dan
proventrikulus pada saluran pencernaan bagian depan, ventrikulus pada
bagian pencernaan tengah, dan pirolus, illeum serta rektum pada
pencernaan bagian belakang. Beberapa sistem yang mendukung fungsi
sistem pencernaan adalah sistem syaraf pusat, sistem syaraf stomatogastik,
sistem endokrin dan sistem pernapasan. Serangga dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok yaitu: Fitophagus, yaitu serangga pemakan
tumbuhan, segala sesuatu yang berasal atau dihasilkan oleh tumbuhan.
pencernaan
belakang
berfungsi
sebagai
tempat
terdapat
kantung-kantung
tempat
organisme
lain
bersimbiosis
(Chapman, 1982)
1. Pencernaan
Di
Luar
Saluran
Usus
(Ekstrainstestinal
Digestion)
Jenis pencernaan dimana makanan sebelum masuk ke dalam
perut
terlebih
sebelumnya.
dahulu
Karena
telah
air
liur
mendapat
perlakuan
mengandung
enzim,
pencernaan
seringkali
pH
pH pencernaan bagian depan sangat dipengaruhi oleh
Suhu
Aktivitas Enzim akan meningkat dengan naiknya suhu,
tetapi hal ini terjadi untuk periode yang singkat karena pada suhu
tinggi enzim mengalami denaturasi dan suhu tinggi dalam waktu
yang lama akan mengakibatkan enzim rusak.
g) Penyerapan
Kebanyakan pencernaan terjadi di dalam usus tengah tempat
dimana enzim disekresikan, tetapi karena cairan-cairan usus bagian tengah
dimuntahkan kembali, sejumlah pencernaan dapat terjadi juga di
tembolok. Enzim yang berkaitan dengan pencernaan terdapat dalam air
liur dan sekresi usus bagian tengah. Enzim yang terdapat di bagian usus
tengah disesuaikan dengan makanan. Bila suatu serangga utamanya
memakn protein maka protease menjadi penting, sedangkan serangga yang
makan madu tidak terdapat protease. Serangga yang memakan bagian
floem yang tidak mengandung polisakarida atau protein tidak terdapat
amilase dan protease, tetapi invertase.
ventilasi
dan
pada
saat
moulting,
tekanan
haemolymph
khas
haemolymph
serangga
yang
mungking
berhubungan
dengan
10
11
adalah
serangga
yang
tersebar
di
berbagai
lingkungan.
2. Perlekaan otot
Pada vertebrata, otot-otot bertumpu pada skeleton internal,
tetapi sebaliknya pada serangga otot-otot melekat dan bertumpu pada
permukaan dalam dari skeleton luar. Otot bersambung dengan adanya
tonofibrillae. Skeleton luar tonofibrillae merupakan serabut-serabut
penghubung yang halus berfungsi untuk:
- menghubungkan ujung otot ke lapisan epidermal.
12
3. Pergerakan Serangga
Larvae dengan tubuh lunak bergerak dengan cara merayap.
Pergerakan ini dimungkinkan karena adanya skeleton hidrostatik
untuk perlekatan otot. Otot turgor berkontraksi dan relaksasi
secara berurutan dari kepala ke ekor sehingga membentuk
gelombang. Tumpuan pada substrat terjadi karena adanya kait
mulut (mouth hook, misalnya pada larva diptera) dan kaki lengket
(adhesive
foot).
Beberapa
serangga
air
bergerak
dengan
13
14
Terbang
Kemampuan terbang memungkinkan serangga untuk mempunyai
15
otot terbang atau secara pasif atau melayang relatif terhadap angin.
Naik dan turun dalam gerakan melayang dilakukan dengan mengatur
sudut sisi depan sayap yaitu antara 30 dan 50. Kemampuan
manuver serangga ini lebih baik dari pada pesawat terbang yang
hanya kurang dari 20. Frekuensi pergerakan sayap berbeda dari
spesies ke spesies, misalnya pada kupu-kupu 5 Hz (5 kali/detik)
sedangkan pada lebah 10 Hz. Untuk berbelok, serangga merubah
amplitudo gerakan pada salah satu sisi sayap.
16
http://bioteaching.files.wordpress.com
Jaringan saraf dapat dibagi ke dalam saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat
terdiri dari sepasang rantai saraf rantai yang terdapat di sepanjang tubuh bagian
ventral. Sistem saraf serangga berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang
yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Sistem saraf yang terdiri dari
serangkaian ganglia, dihubungkan dengan tali saraf ventral terdiri dari dua paralel
connectives
ganglion pada setiap sisi, meskipun beberapa ganglia yang melebur untuk
membentuk otak dan ganglia besar lainnya. Segmen kepala berisi otak, juga
dikenal sebagai ganglion supraesophageal. Dalam sistem saraf serangga, otak
anatomis dibagi ke dalam protocerebrum yang mencakup mata majemuk dan
oselli, deutocerebrum yang mencakup antenna, dan tritocerebrum yang mencakup
labrum dan usus depan. Segera di belakang otak adalah subesophageal ganglion,
yang terdiri dari tiga pasang ganglia menyatu. Ini mengendalikan mulut, kelenjar
ludah dan otot-otot tertentu.
17
Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali
yang disebut ganglia .Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian
berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
Pada belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf yang
disebut ganglia (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan pusat peogolah
rangsang.
Ada 3 macam ganglion :
(1) Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.
(2) Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan
motoris rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah
(labium).
(3) Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruasruas dada, perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan.
Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas badan terletak
dibawah saluran pencernaan. Pada serangga terdapat 2 benang saraf yang
membentang sejajar sepanjang tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu
dengan ganglion yang lain.
http://www.earthlife.net
Sedangkan sel saraf tepi terdiri dari 3 macam sel saraf, yaitu :
sel saraf indera: membawa impuls dari salat indera.
sel perantara (internuncial): mrmbawa impuls antara sel saraf.
18
19
peraba
dibagi
atas
photoreceptor,
chemoreceptor
dan
mechanoreceptor. Organ yang terlihat dalam photoreceptor adalah mata dan mata
serangga terbagi dalam dua bentuk, yaitu mata majemuk dan mata sederhana pada
chemoreceptor, syaraf pengecap dan syaraf pembau bekerja untuk menghasilkan
impuls. Bentuk mechanoreceptor dapat berupa trichoid, campaniform atau
placoid. Receptor lain yang juga berperan dalam kehidupan serangga adalah
hygroreceptor dan geomagneticreceptor. Siatem syaraf serangga terbagi menjadi
sistem syaraf pusat dan sistem syaraf visceral. Sistem syaraf pusat dibagi lagi
menjadi supraesophaged ganglion dan subesophageal ganglion. Komponen utama
dari sistem syaraf visceral adalah stomodeal nervous system. Unit dasar dari
sistem geuron motor, dan interneuron. Acetylcholine adalah transmiter kimia yang
penting dalam membawa impuls melewati synapse.
20
http://sarwoedi.files.wordpress.com/2008/11/09-serangga.jpg
21
http://www.kidsbutterfly.org
Organ Perkembangbiakan Betina
Ovarium terdiri dari beberapa tabung ovariol, yang pada bagian ujungnya
menggulunh dan diselaputi oleh jaringan ikat sehingga tampak dari luar sebagai
bulatan. Lalat tsetse hanya mempunyai satu ovariol, sedangkan rayap mempunyai
2000 buah ovariol. Bagian-bagian ovariol adalah sebagai berikut:
1. Filamen terminal: jaringan ikat yang meletakkan ovariol ke dinding tubuh.
2. Germarium: sekumpulan sel uang belum terdeferensiasi. Sel ini tumbuh
menjadi bakal sel telur atau oogonium dan sel pembantu (nurse cell).
3. Vitelarium : bagian terbesar ovariol, berisi suatu urutan oosit (bakal telur).
Tiap oosit dibungkus oleh satu lapis epitelium yang disebut lapisan folikel.
Makin ke bawah, perkembangan telur makin lanjut.
4. Tangkai ovariol: suatu saluran pendek yang kemudian bergabung dengan
pasangannya menjadi satu saluran telur yang disebut oviduct.
Berdasarkan susunan sel pembantu pada sel telur, ovariol dapat dibagi ke
dalam beberapa golongan:
1. Panoistik: ovariol tidak mempunyai sel pembantu, sel telur diberi
makan secara langsung oleh sel folikel.
2. Meroistik : ovariol mempunyai sel pembantu yang juga turut memberi
makan sel telur. Ovariol jenis ini masih di bagi lagi dalam:
22
merupakan
daerah
terujung
yang
mengandyng
sel
23
b)
c)
24
http://1.bp.blogspot.com
VII. SISTEM RESPIRASI SERANGGA
Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem
terbuka dan sistem tertutup. Digunakan alat/organ yang disebut spirakulum
(spiracle), juga tabung-tabung trakhea dan trakheola.
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga
dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di
kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh
silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen
tubuh.
Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka
dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka
selama
serangga
terbang,
dan
tertutup
saat
serangga
beristirahat.
25
26
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi
menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus
serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui
pembuluh trakea
VIII. SISTEM EKSKRESI SERANGGA
Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat
pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi
berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya
melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga
juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang
berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara
konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi
bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal
yang tidak larut.
27
secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan
sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus
bersama dengan feses.
28
DAFTAR PUSTAKA
Reproduction
male
.http://insectspedia.blogspot.com/2010/08
Reproduction
female.
http://insectspedia.blogspot.com
29