Peran Komite Etik Komite Etik PPNI Teori Etik Jenis Etik
Peran Komite Etik Komite Etik PPNI Teori Etik Jenis Etik
ETIKA KEPERAWATAN
Kode Etik, Keputusan Moral dan Teori Moral Keperawatan
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Keperawatan
Di susun oleh :
Kelompok 03
Dicky Yunanta
(P27820112109)
Elistia Kumala
(P27820112022)
(P27820112030)
Fitri Sudarirawati
(P27820112041)
(P27820112040)
(P27820112018)
(P27820112052)
(P27820112025)
(P27820112019)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1
1.2
1.3
1.4
Latar Belakang......................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................... 2
Tujuan...................................................................................... 2
Manfaat.................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
cepat dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan
masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan
dalam mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan
yang berkualitas.
Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan
komitmen yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin
dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan
yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu
pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta
penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar
dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nilai-nilai pasen
selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.
Ketika menghadapi pasien perawat juga memerlukan etika
sebagai aturan berperilaku maupun bertingkah laku. Di dalam etika
keperawatan membahas dua jenis prinsip yaitu etika dan moral. di
dalam moral kita ditentukan tentang sifat baik atau buruk, benar atau
salah dan juga layak atau tidak layak. Ketika mengambil keputusan
secara etis kita harus menentukan kerangka membuat keputusan,
langkah-langkah
membuat
keputusan,
dan
faktor-faktor
yang
Tujuan Umum
Adapun penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan tentang kode etik keperawatan,
keputusan moral dan teori moral dalam keperawatan.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan mampu menjelaskan peran komite etik.
2. Mengetahui dan mampu menjelaskan komite etik PPNI.
3. Mengetahui dan mampu menjelaskan teori etik.
4. Mengetahui dan mampu menjelaskan jenis etik.
1.4 Manfaat
Diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan
pengetahuan serta wawasan kepada pembaca tentang etika
keperawatan, dan dapat di gunakan sebagai penunjang proses
belajar mengajar khususnya untuk mahasiswa jurusan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
dan
pengembangan
pengembangan
sumber
daya
etik
profesi
keperawatan
keperawatan,
dan
penelitian
keperawatan.
2.2 Peran Komite Etik
Tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab anggota komite
keperawatan.
1. Ketua Komite Keperawatan
Ketua komite keperawatan adalah seorang staf perawat
fungsional yang diberi hak, tugas, tanggung jawab dan
kewenangan mengola asuhan keperawatan.
(1)
keperawatan
dan
memantau
pelaksanaannya.
b. Mengkoordinasi pengurus komite keperawatan, yang
dimaksud
pengurus
komite
keperawatan
adalah
program
pengembangan
SDM
dan
membina
pengurus
komite
keperawatan.
e. Mendelegasikan tugas kepada komisi I, komisi II atau III
bila berhalangan.
(2)
(3)
2. KOMISI I
Komisi I adalah staf perawat staf perawat fungsional
yang diberi hak, tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam
mengelola asuhan keperawatan melalui audit keperawatan
(SOP, SAK, lisensi dan penyelia).
(1)
(2)
Fungsi Komisi I
Melaksanakan urusan audit keperawatan.
(3)
ketua
komite
dalam
membuat
SOP,
SAK,
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
Wewenang Komisi I
a. Mengkoordinasi panitia SOP, SAK, lisensi
b. Membina ketua dan anggota panitia
c. Mengatur kewenangan audit keperawatan agar sesuai
dengan SOP, SAK, dan memiliki lisensi praktek
keperawatan
d. Memberikan lisensi praktek keperawatan baik di dalam
maupun di luar rumah sakit
e. Melakukan supervisi keperawatan pagi, sore dan malam
hari
f. Melakukan
supervisi
sarana,
prasarana
serta
pengambilan keputusan
g. Membuat SOP, SAK, sesuai dengan ilmu pengetahuan
dan masukan dari surveyor akreditasi
h. Melaksanakan bimbingan dan pengawasan sesuai
dengan pendidikan, keahlian dan kinerjanya
i.
3. KOMISI II
Komisi II adalah staf keperawatan fungsional yang
diberi hak, tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam
mengelola asuhan keperawatan melalui etik keperawatan
(kridensial dan kehormatan) serta urusan reward perawat.
(1)
ketua
komite
dalam
pembinaan
etik
keperawatan
Fungsi Komisi II
a. Melaksanakan urusan pembinaan etik keperawatan
b. Melaksanakan urusan reward perawat
(3)
pembinaan
atas
pelanggaran
etik
keperawatan
g. Mengusulkan pengembalian nama baik bagi perawat
yang telah selesai mmenjalani proses penbinaan etik
kepada ketua komite keperawatan
h. Membuat laporan kegiatan secara tertulis kepada ketua
komite setiap tahun
i.
(4)
Wewenang Komisi II
a. Mengkoordinasi
panitia
kredensial
dan
panitia
kehormatan perawat
b. Membina ketua dan anggota panitia
c. Mengatur kewenangan etik keperawatan
d. Memberikan advokasi bagi perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan
keperawatan
melalui
pengembangan
keperawatan
ketua
komite
panitia
SDM,
dalam
pengembangan
keperawatan
b. Membantu
peralatan
askep,
dan
pendokumentasian asskep
(2)
(3)
perencanaan
dan
evaluasi
program
evaluasi
program
perencanaan
dan
10
Membuat
standar
pendokumentasian
asuhan
keperawatan
j.
Menetapkan
lingkungan
praktek,
kompetensi
dan
Merumuskan
norma-norma:
harapan
dan
pedoman
perilaku.
(3)
(4)
Memelihara
dan
meningkatkan
kompetensi
untuk
11
(5)
(6)
(7)
(2)
(3)
Untuk
menyakinkan
bahwa
kebijakan
tersebut
di
sumber-sumber
untuk
melaksanakan
12
Teori Utilitarisme
Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan,
meminimalkan ketidaksenangan.
13
(2)
Teori Deontology
Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila
bertindak baik. Contoh bila berjanji ditepati, bila pinjam hrus
dikembalikan.
(3)
Teori Hedonisme
Menurut Aristippos , sesui kodratnya, setiap
manusia
Teori Eudemonisme
Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap
kegiatannya
manusia
mengejar
suatu
tujuan,
ingin
moral
yang
mungkin
membantu
atau
bahkan
dan
nyeri,
yang
meliputi
semua
tindakan
yang
dalam
dunia
kesehatan/medis
(pelayanan
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komite etik atau komite
dan
pengembangan
pengembangan
sumber
daya
etik
profesi
keperawatan
keperawatan,
dan
penelitian
3.2 Saran
1. Kode etik di Indonesia yang sudah ada, perlu didukung dengan
adanya aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik
dilapangan.
2. Keputusan dilema etik perlu diambil dengan hati-hati dan saling
memuaskan, maka perlu dibentuknya komite etik disetiap Rumah
Sakit dan dilakukan pengawasan dan pengontrolan pelaksanaan
etik dalam praktek keperawatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bee, F. 2013. Makalah Kode Etik Keperawatan dan PPNI, (online),
(http://fafabee.blogspot.com/2013/01/makalah-kode-etik-keperawatandan-ppni.html) diakses 23 April 2013
Itachi,
U.
2013.
Makalah
Etika
Keperawatan,
(online),
T.
2012.
Uraian
Tugas
Komite
Keperawatan,
(online),
17