Anda di halaman 1dari 1

Mungkin sudah banyak juga yang tahu, maaf kalau jadi bosan.

Buat yang belum


tahu saya hanya sekedar sharing saja?
Ragi sangat familiar dikalangan masyarakat kita, baik untuk bikin roti atau tape
atau tapai kalau org padang bilang.
Apa sih sebenarnya ragi itu? Ragi adalah makhluk hidup, bahasa umum
ilmiahnya adalah yeast. Untuk ragi roti biasanya adalah Sachharomyces
cereviciae. Aturan nulis nama latinnya harus miring suku kata pertama huruf
besar dan suku kata ke dua huruf kecil.
Jadi ragi bukanlah sesuatu yang bisa di buat dari item bahan makanan. Ia
adalah makhluk Allah tingkat rendah, yang berukuran micro. Ragi suka akan
bahan makanan yg manis, bila mengembangkan di lab dia butuh banyak
glukosa, sehingga guyon kami kalau org yg suka manis adalah yeast, kalau suka
asin Escherichia coli (daichokin atau bakteri perut bila di bahasa Ina-kan). Ragi
butuh makanan seperti layaknya manusia, butuh protein, glukosa, dan mineral.
Kebetulan S2 saya dulu mempelajari ikatan dishulfida pada struktur protein
pada S. Cereviciae. Ragi bisa berbelah menjadi banyak untuk
perkembangbiakannya, sebagaimana mikroba lainnya juga. Jadi kalau ada
makanan ia akan berbiak terus. Dalam industri bir misalnya akhir fermentasi
jumlah ragi atau yeast itu sangat banyak sekali, karena kecepatan
pembelahannya atau penggandaanya yg singkat. Jangan itu dalam skala lab
saja jumlahgnya sangat banyak bila dilakukan fermentasi sesuatu menggunakan
mikroba. Jadi bila di Jepang ragi roti itu berasal dari limbah(baca ragi yang
dipakai untuk proses pembuatan bir) adalah suatu hal yang tak aneh beritanya
bagi kaum microbiologist. Karena memang dia masih bisa dimanfaatkan. Hanya
saja tentu melalui proses pemurnian lagi sehingga kontamin tidak ada, ragi tak
tercemar.
Kenapa ragi komersil di temui dalam bentuk tepung?
Ya itu untuk granulasinya saja, pengemasannya, agar ia terperangkap. Ini
adalah suatu cara yg lazim untuk mengkomersialisasikan makhluk halus (baca
mikroba).
Terus mungkin ada yg tanya kok bisa hidup walau dah di suhu -20 derajat, ya
itulah kelebihannya. Jangan di suhu itu di lab saja bahkan disimpan di -80
derajat (emang dalam stock gliserol). Kalau mau membiakkannya lagi ya kita
harus bikin makan baru untuknya. Subhanallah kebesaran Allah.
Ohya kalau nyimpan ragi roti di retoku (freezer) ya, agar ia tak rusak atau
mati, sebab di suhu ruang aktivitas biologisnya kan jalan, kalau makanan tak
ada, akan muncullah ragi yg memproduksi zat toksin (kemungkinan begitu ada)
untuk mempertahankan diri tetap hidup, ataupun juga akan mati karena
makanannya tak ada lagi.

Anda mungkin juga menyukai