Dosen Pengampu:
Prof. Dr. BAHARUDDIN, M.Pd.I
Oleh:
Amir Fahmi Amrulloh
(13110020)
(13110248)
Siti Rahmah
(13110)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ................................................................................................................ i
A. PENDAHULUAN ........................................................................................... ii
B. PEMBAHASAN ............................................................................................ 1
1. Pengertian Psikologi perkembangan ................................................. 1
2. Hukum perkembangan ..................................................................... 2
a) Hukum konvergerensi ................................................................. 2
b) Hukum tempo perkembangan ..................................................... 4
c) Hukum masa peka ....................................................................... 4
d) Hukum rekapitulasi ..................................................................... 5
e) Hukum bertahan dan mengembangkan diri ................................ 6
f) Hukum irama ( ritme ) perkembangan ........................................ 7
3.
C. Kesimpulan ................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20
KATA PENGANTAR
Assalamualaikumwr.wb
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
kelimpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapa tmenyelesaikan tugas
Makalah
ini
untuk
memenuhi
salah
satu
matakuliah
PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
akhir zaman, manusia terbaik yang di turunkan Allah kemuka bumi, satu-satunya
nabi dan rosul yang berhak memberi safaat, sang permata di antara batu karang,
yakni nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Semoga
kita termasuk umat beliau dan berhak memperoleh safaatnya nanti di hari akhir,
amin..
Tak ada gading yang takretak, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun selalu kami nantikan, untuk perbaikan pembuat makalah selanjutnya.
Wassalamualaikumwr.wb
Malang ,
September 2014
Penyusun
BAB IV
HUKUM DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
mempelajaarinya
kita
akan
dapat
mengetahui
hukum
Tak ada gading yang tak retak. Kritik dan saran kami tunggu untuk
perubahan makalah kami ke arah yang lebih baik. Psikologi perkembangan
kadang-kadang disebut juga psikologi anak atau psikologi genetik. Yang
dibahas ialah perkembangan rohani sejak manusia lahir sampai ia dewas.
Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan
perkembangan dari mulai lahir sampai meninggal dunia.
2. Rumusan masalah
a.
b.
c.
3. Tujuan masalah
a. Untuk mengetahui apa itu psikologi perkembangan
b. Untuk mengetahui Hukum-hukum didalam psikologi
perkembangan
c. Untuk mengetahui metode dalam psikologi perkembangan
B. PEMBAHASAN
yaitu psychology. Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa
Yunani yaitu psyche, berarti, jiwa atau daya hidup, sedangkan logos berarti
ilmu. Jadi secara harafiah, psychology berarti ilmu yang memepelajari tentang
kejiwaan atau Ilmu Jiwa .
Sedangkan perkembangan, Chaplin mengartikan perkembangan sebagai
(1)Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir
hingga mati, (2)Pertumbuhan, (3)Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi
dari bagian-bagian jasmaniah ke bagian-bagian fungsional., (4)Kedewasaan atau
kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari. Sementara itu,
Reni Akbar Hawadi
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil
dalam kausalitas kemampuan ,sifat dan ciri-ciri yang baru.
Perkembangan itu menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang
menunjukkan kedepan dan tidak dapat diulangi kembali.dalam perkembangan
manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak
dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan perubahan dalam
suatu arah yang bersifat maju. Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan
factor-faktor umum yang memepengaruhi proses perkembangan yang terjadi di
dalam diri seseorang. Titik berat yang diberikan oleh para psikolog perkembangan
adalah relasi antara kepribadian dan perkembangan.
Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa psikologi
perkembangan adalah Ilmu yang lebih mempersoalkan factor-faktor umum yang
mempengaruhi proses perkembangan ( perubahan )dalam diri seseorang yang
menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan (Pendapat
Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P dan Prof. Dr. Siti Rahayu dalam bukunya
Psikologi Perkembangan).
Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang mulai periode masa bayi,
remaja, dewasa hingga lanjut usia (Pendapat Kartini Kartono dalam bukunya
Psikologi Anak)1
2.
HUKUM PERKEMBANGAN
Perkembangan merupakan perubahan yang terus menerus di alami, tetapi
hukum-hukum
Hukum konvergerensi
Pandangan pendidikan di masa lalu berpendapat bahwa hasil pendidikan
empirisme
yang dipelopori
oleh Jhon
Locke. Ia
Muhammad Solehan dkk. Pendekatan Dan Metode Dalam Psikologi Perkembangan, Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN )Salatiga, 2012
2
Sugeng Sholehudin, Psikologi Perkembangan dalam perspektif Pengantar, (Pekalongan: Gama
Media, 2008), hlm. 56
bawaan dan lingkungan bisa sama kuatnya, atau salah satu dari unsur itu lebih
kuat pengaruhnya terhadap perkembangan dibandingkan unsur yang lainnya. 3
1a
Hasil
Pendidikan
X
Gambar 1.
Hasil
pendidikan
X
Gambar 2
Dari gambar di atas menunjukkan jika faktor pembawaan (sumbu Y) lebih
kuat dari pengaruh lingkungan (sumbu X) , maka pendidikannya cenderung
kearah pembawaan.
3
Sholeh Munawar, Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005 hlm
24
Y
hasil
pendidikan
X
Gambar 3
berjalan bagi seorang anak itu pada awal tahun kedua dan untuk berbicara
sekitar akhir tahun pertama. Hal ini kalau kita cermati hamper mirip dengan
hokum ritme perkembangan.
d. Hukum rekapitulasi
Hukum ini mencoba menguraikan dan menjelasakan bahwa psikis anak
adalah pengulangan dari sejarah singkat perkembangan manusia. Seluruh
umat manusia mengalami pengulangan sejarah dalam beberapa tahun saja dan
terjadi secara singkat dalam perkembangan anak.
Mengutip pendapat Zulkifli yang merumuskan pendapat Heckel (seorang ahli
biologi) bahwa asal mula hukum rekapitulasi ini diperkenalkan olehnya, dan
Heckel juga mengenalkan hukum biogenetis sebagaimana dalam kutipan
pendapatnya Zulkifli Ontogenesa dalah rekapitulasi dari Phylogenese adalah
kehidupan nenek moyang suatu bangsa. 6
Hukum rekapitulasi ini menerangkan bahwa perilaku anak merupakan
pengulangan sejarah secara singkat yang dilakukan oleh kehidupan suatu
bangsa yang berlangsung dengan lambat dan berabad-abad.
Jika rekapitulasi di alihkan dalam ilmu psikologi perkembangan, dapat
dikatakan bahwa perkembnagan jiwa anak mengalami pengulangan sejarah
kehidupan manusia secara singkat mulai dari bangsa-bangsa primitif sampai
pada masa dewasa ini.
Hukum ini kelanjutan dari teori rekapitulasi yakni, perkembangan jiwa
anak adalah ulangan kembali secara singkat dari perkembangan manusia di
dunia dari masa dulu sampai sekarang.
Stanley Hall mengungkapkan bahwa perkembangan yang dialami seorang
anak merupakan ulangan (secara cepat) sejarah kehidupan suatu bangsa yang
berlangsung dengan lambat selama berabad-abad. Seperti masa memburu dan
menyamun, masa ini dialami ketika anak berusia 8 tahun, yaitu anak senang
menangkap binatang, senang bermain kejar-kejaran, perang-perangan. Masa
menggembala, masa ini dialami anak berusia sekitar 10 tahun, misalnya anak
senang memelihara binatang. Masa bercocok tanam, masa ini dialami anak
berusia sekitar 12 tahun, misalnya senang berkebun, menyiram tanaman.
6
Masa berdagang, masa ini dialami anak ketika berusia sekitar 14 tahun,
misalnya senang bertukar perangko, berkirim foto.7
Para psikolog membagi kehidupan anak dalam hukum rekapituasi sebagai
berikut :
1. Masa memburu dan menyamun
Masa-masa ini biasanya dilakukan oleh anak yang masih berusia 8 tahun,
tanda-tandanya : anak sering menangkap-nangkap permainanya, panahpanahan dan menembaki binatang, bermain kejar-kejaran dan perangperangan.
2. Masa mengembala.
Masa ini dialami ketika anak berusia 10 tahun, tanda-tandanya : anak
sering memelihara binatang seperti ayam, kambing, kelinci, merpati, itik,
angsa dan lain-lain
3. Masa bercocok tanam
Masa ini dialami anak saat berusia 12 tahun, tandanya : senang berkebun,
menyiram bunga, menoleksi tanaman hias
4. Masa berdagang
Masa ini dialami anak ketika ia berusia 14 tahun, tandanya : anak senang
tukar menukar perangko kirim foto kesahabat dan lain-lain.8
5. Hukum bertahan dan mengembangkan diri
Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian
disusul dengan dorongan mengembangkan diri. Dorongan mempertahankan
diri
misalnya
mengembangkan
dorongan
diri
untuk
nampak
makan
pada
bila
hasrat
lapar,
anak
dan
dorongan
untuk
mengenal
Sholeh Munawar, Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005 hlm
27
8
Gambar 4
a) Pendekatan Cross-sectional
Pendekatan Cross-sectional adalah suatu pendekatan yang digunakan
untuk melakukan penelitian terhadap beberapa kelompok anak dalam jangka
waktu yang relative singkat. Dalam pendekatan ini penelitian dilakukan
terhadap orang-orang atau kelompok orang dari tingkat umur yang berbedabeda. Suatu studi Cross-sectional yang umum dapat mencakup sekelompok
anak berusia 5 tahun, 8 tahun, 11 tahun; kelompok lain dapat mencakup
kelompok anak remaja dan orang dewasa, berusia 15 tahun, 25 tahun, dan 45
tahun. Kelompok-kelompok yang berbeda tersebut dapat dibandingkan dalam
hal keberagaman variable terikat, seperti IQ, memori, relasi teman sebaya,
kedekatan dengan orang tua, perubahan hormone, dan lain-lain. Semua ini
dapat dilakukan dalam waktu yang relative singkat. Dengan mengambil
kelompok orang dari tingkat umur yang berbeda ini akhirnya dapat ditemukan
mengetahui
perbedaan-perbedaan
atau
persamaan-persamaan
urutan-urutan
dalam
perkembangan
pentahapan
dalam
maksudnya
dalam
melakukan
observasi
hendaknya
priode
berikutnya,
sehingga
data
yang
diperoleh
ada
keterkaitannya.
4. Sistematis, maksudnya beberapa hal yang terkait dengan data yang
diobservasi harus tersusun secara teratur, sehingga tidak sekedar catatan
atau hasil rekaman terhadap obyek yang diobservasi, namun perlu ditindak
lanjutinya dalam pembuatan laporan.
Sebagai hasil kesimpulan dalam menggunakan metode observasi, maka
pendidik, peneliti maupun personil lainnya hendaknya
berupaya
2. Observasi Terkontrol
Dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada diubah
sedemikian rupa sesuai dengan tujuan peneliti, sehingga bermacammacam reaksi tingkah laku anak diharapkan akan timbul. Misalnya
seorang anak yang ingin diketahui reaksi dan sikapnya terhadap
lingkungan pergaulannya, akan diobservasi pada lingkungan social yang
sudah direncanakan. Demikian juga untuk mengetahui sebab-sebab
seorang anak yang agresif, ia dimasukkan ke dalam ruangan main yang
sudah disusun sedemikian rupa (misalnya ruangan yang ada berbagai
macam boneka dan mainan) sehingga reaksi-reaksi dan perubahanperubahan yang akan diperlihatkan anak timbul karena rangsangan khusus
dari lingkungannya. Dengan demikian dalam observasi terkontrol ini bias
dilakukan terhadap sekelompok anak yang sama umurnya atau sama jenis
kelaminnya dan pada waktu tertentu.
Kedua jenis observasi ini bisa dilakukan dengan alat-alat modern
serta dengan kuantifikasi secara statistic dan pengolahan-pengolahan
dengan computer. Jenis observasi yang kedua dianggap lebih objektif dan
hasilnya lebih akurat dari pada yang pertama. Karena itu observasi
terkontrol dapat dilakukan untuk tujuan-tujuan eksperimental dengan
pendekatan dan metode yang sesuai dengan lapangan psikologi
eksperimental. Misalnya untuk menyelidiki phobia anak-anak terhadap
anjing dapat dilakukan dengan observasi terkontrol dan dengan metodemetode yang ditinjau dari sudut eksperimental, seperti dengan membagi
sekelompok anak sebagai kelompok pengontrol.10
b) Metode Eksperimen
Eksperimen merupakan serangkaian percobaan yang dilakukan
oleh eksperimenter (peneliti
sebuah
laboratorium atau ruangan yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, apa
saja yang akan atau telah dilakukan oleh seorang eksperimen pasti ada
unsur kesengajaan untuk diciptakan situasi buatan dalam pendidikan.
10
atau
percobaan
dapat
dilakukan.
Dengan
demikian,
11
yang lebih luas dan mendalam. Sedangkan instrumen atau alat pengumpul data
yang digunakan dapat berbagai macam, terutama yang dapat mengungkapkan
variabel yang sukar ditentukan dalam satuan jumlah tertentu. Selanjutnya, hasil
yang diperolehnya dianalisa dan disimpulkan. Sebaliknya, apabila kesimpulan
yang diperolehnya terjadi kesulitan untuk dujadiakan sebagai tolak ukur yang
berlaku secara umum, maka investigasi dan survei atau penelitian lain yang
berskala lebih besar dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
Untuk itu, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para
peneliti dalam menggunakan metode studi kasus, antara lain:
1. Fenomena dan kejadian yang diselidiki hendaknya terus-menerus diikuti
perkembangannya selama kurun waktu yang sudah ditentukan.
2. Dalam
memanfaatkan
waktu
tersebut,
hendaknya
melakukan
DAFTAR PUSTAKA
Solehan Muhammad dkk., Pendekatan Dan Metode Dalam Psikologi
Perkembangan,Salatiga., Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN )Salatiga,
2012.
Sholehudin Sugeng, Psikologi Perkembangan dalam perspektif Pengantar,
(Pekalongan: Gama Media, 2008).
Munawar Sholeh, Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2005.
Zulkifli, psikologi perkembangan. Remaja rosdakarya. Bandung 2005.
Sri Purnami . Psilogi perkembangan. Teras. Yogyakarta. 2008.
Romlah, Psikologi Pendidikan, Malang, UMM Press, 2010
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung, Rosdakarya, 2010