Desain Konstruksi Sumur Obi
Desain Konstruksi Sumur Obi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dari perencanaan pemboran :
Mencari metoda yang tepat dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan
efektif.
Meminimalkan kemiringan sumur pada waktu konstruksi yang dihasilkan.
Adapun tahapan-tahapan perencanaan pemboran hidrogeologi adalah :
Persiapan pemboran
Pelaksanaan pemboran
Konstruksi sumur
Perencanaan pengembangan
berperan sebagai media transmisi air yang berasal dari satu akuifer ke akuifer
lainnya
Contoh : Batulanau, Batulempung pasiran
3. Akuiklud , Yaitu kemampuann suatu batuan atau regolith yang termasuk kategori
kedap air (Immpermeable) , tetapi masih mampu menyimpan air dalam jumlah
yang tidak banyak dan tidak mampu untuk meluluskannya.
Contoh : Batulempung
4. Akuifug, Yaitu kemampuan suatu batuan atau regolith yang sama sekali kedap air
serta tidak dapat mengandung air dan mempunyai harga permeabelitas nol.
Contoh : Granit yang kompak keras.
Berdasarkan posisi stratigrafinya , variasi posisi dari akuifer, akuitar, aluiklud, dan akuifug
ditunjang pula dari sifat fisik lainya maka dapat ditentukan berbagai jenis akuifer (
Kruseman, 1994), yaitu :
1. Akuifer bebas
Akuifer ini hanya sebagian yang terisi air dan terletak pada suatu dasar yang
kedap. Pada akuifer demikian, permukaan air didalam sumur merupakan
permukaan bebas atau permukaan phreatik. Untuk mudahnya , dianggap tubuh
batuan ini tidak mempunyai rumbai rumbai kapiler , dimana sebenarnya tebal
tubuh air tanah bervariasi dari satu titik ke titik lainnya.
2. Akuifer tertekan
Sepenuhnya jenuh dengan air, bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan
yang kedap air (k=0). Permukaan air terletak diatas lapisan kedap air bagian
atas. Air didalam akuifer ini disebut Artesis.
3. Akuifer Semi tertekan
Akuifer ini biasa disebut akuifer setengah tertekan yaitu akuifer yang
sepenuhnya jenuh air yang pada bagian atasnya dibatasi oleh lapisan setengah
kedap air dan terletak pada dasar yang kedap air.
Untuk lapisan setengah kedap air biasanya berupa lapisan batuan yang
mempunyai harga kelulusan lebih rendah daripada akuifer.
Dengan demikian apabila dilakukan pemompaan maka terjadilah penurunan
permukaan pizometrik didalam akuifer. Sebagai akibatnya timbullah aliran
tegak yang menembus dari lapisan penutup atas yang stengah kedap air tersebut
kedalam akuifer, inilah sebabnya akuifer ini dikenal sebagai akuifer bocor.
4. Akuifer setengah bebas
Akuifer jenis ini mempunyai jenis lapisan penutup dengan nilai kelululsan
sedemikian besar akan tetapi masih lebih kecil dari kelulusan akuifer
dibawahnya. Dengan demikian aliran mendatar dalam lapisan akuifer itu
senditidak dapat diabaikan sehingga akuifer ini disebut juga dengan akuifer
setengah bebas.
Pemahaman kondisi hidrologi lokasi pemboran dan sekitarnya diperlukan guna
untuk memahami:
Jarak serta debit pemompaan sumur dalam, didaerah sekitar lokasi pemboran
Dari pemahaman aspek-aspek hidrogeologi tersebut
diatas, diharapkan
kontruksi sumur yang lebih baik perlu tersedianya beberapa informasi data pemboran
antara lain:
Hal-hal tsb dapat diperoleh dari data yang direkam selama pemboran, berupa :
Catatan jumlah pemakaian campuran lumpur (poly meric) dan rekaman data
pemantauan viskositas dan densitas lumpur bor
Kerikil pembalut tidak harus mengandung material yang dapat larut atau
mempengaruhi kualitas air.
Penentuan interval kedalaman pemasangan kerikil pambalut, terutama didasarkan
atas kekentalan serta kondisi akuifer-akuifer yang akan disadap. Pada daerah dimana
terdapat lapisan akuifer yang mangandung asin. Interval ini akan ditutup dengan casing.
Namun jika keseluruhan akuifer yang ditembus mengandung air tawar, biasanya seluruh
akuifer dibawah akuifer bebas diisi kerikil pembalut. Sedangkan perhitungan volume
kerikil pembalut tersebut didasarkan pada anggapan bahwa diameter lubang lurus.
Beberapa hal yang diperhatikan di dalam mendesain sumur adalah :
Bukaan Slot (Slot Openings)
Merupakan ukuran lubang/bukaan pada saringan penentuan besarnya didasarkan
atas hasil analisa besar butir dari contoh lapisan akuifer yang akan disadap
menggunakan seperangkat ayakan.
Luas Bukaan (Open Area) Saringan
Parameter kapasitas jenis sumur sangat dipengaruhi oleh open area saringan yang
dipasang guna menyadap akuifer, dimana makin besar open area semakin besar
pula kapasitas jenis sumurnya.
Diameter Saringan
Penentuannya pada umumnya dilakukan setelah panjang dan ukuran bukaan
saringan ditentukan yang mempengaruhi produktivitas sumur.
Prosedur Konstruksi
Tahapan konstruksi dan penyempurnaan sumur biasanya dilaksanakan berurutan
secara langsung (tanpa selang waktu) dengan urutan :
Pemasangan pipa jambang dan atau pipa naik, berikut pemasangan saringan
Pemasangan kerikil pembalut
Pengujian kelulusan sumur
Grouting casting
BAB II
PEMBAHASAN
II.
1 Deskripsi Sumur
Sumur telitian yang saya teliti terletak di Desa Pringgolayan. Pada sumur
Desa Pringgolayan ini terdapat beberapa litologi yaitu batupasir , batugamping ,
batulanau dan batulempung . Setelah melakukan penelitian pada litologi , terdapat 7
akuifer dan mendapatkan 3 jenis akuifer yaitu akuifer bebas , akuifer semi tertekan
dan tertekan .Akuifer bebas terdapat pada kedalaman 16 meter tetapi karena diatas
reducer maka tidak dipasangi screen. Akuifer semi tertekan terdapat pada
kedalaman 38,6 , 51,7 , 112,1 meter dan 144,5 meter tetapi screen tidak dipasang
pada kedalaman 38,6 karena terletak di atas reducer dan masih terhitung sumur
warga . Akuifer tertekan terdapat pada kedalaman 51,7 meter , 78,3 meter dan 105
meter tetapi pada kedalaman 51,7 tidak dipasangi screen karena tepat di bawah
reducer. Pada tiap2 akuifer yang terletak di bawah reducer ini terdapat 4 screen ,
yang penempatannya berdasarkan jenis akuifer . Pada akuifer semi tertekan ,
diambil 1/3 dari tebal akuifer . Pada akuifer tertekan diambil 75% - 90 % dari tebal
akuifer .
Reducer pada sumur ini saya tempatkan pada kedalaman 41,7 meter , pada litologi
batulempung . Penempatan reducer pada batulempung untuk memperkecil tekanan ,
karena jika diletakkan pada batupasir akan membuat tekanan menjadi lebih besar .
BAB III
REKAPITULASI ANGGARAN BIAYA
1. Pipa Jambang
Panjang pipa jambang 50 meter
Harga/satuan : Rp 650.000,Harga total : 50 m x Rp 290.000,- = Rp 32.500.000,2. Reducer 10 ke 8
Yang dibutuhkan satu buah
Harga / satuan : Rp 895.000,Harga total : Rp 900.000,3. Casing/pipa black stell 8 tebal 5,84mm + centralizer
Panjang casing total : 62 m
Harga/ satuan : Rp 550.000,Harga total :62 x Rp 550.000,- = Rp 34.100.000,4. Screen
Panjang screen 48 m
Harga/satuan Rp 1.000.000,Harga total : 48 x Rp 1.200.000,- =Rp 57.600.000,5. Volume Gravel pack
D1 = 10 inchi = 0,254 m
Nama : Gilang Jondi S
Nim : 111 090 042
Plug : 5
D2 = 8 inchi = 0,212 m
V= x 3,14 x D1 x t x 3,14 x D2 x t
= x 3,14 x (0,254)2 x 62 m x 3,14x (0,212)2 x 62 m
= 3,140
2,187
= 0,953 m3
0.228
0.159
= 0.0069 m3
Harga /m3 = Rp 375.500,Harga total =0.0069 x Rp 375.500,- =Rp 25.909.5,-
3,627
2,532
= 1,095 m3
Harga /m3
= Rp 450.000,-
0,725
0,506
= 0,219m3
Harga /m3 = Rp 450.5000,Harga total = 0,219 x Rp 450.000 = Rp 98.550,-
7. Bottom cone 8
Yang dibutuhkan satu buah
Harga / satuan : Rp 400.000,Harga total : Rp 400.000,-
9. Pompa submersible
Yang dibutuhkan satu buah
Harga / satuan : Rp 88.000.000,Harga total : Rp 88.000.000,-
Pipa Jambang
Rp 4.350.000,-
Reducer 10 ke 8
Rp 895.000,-
Rp 30.616.000,-
Screen
Rp 30.750.000,-
Gravel pack
Rp 407.907.5,-
Volume growting
Rp 25.909.5,-
Rp 123.164,-
Rp 82.234,-
Bottom cone 8
Rp 596.000,-
Rp 2.805.000,-
Pompa submersible
Rp70.000.000,-
Total
Rp 140.651.214,-
KESIMPULAN
Pada perencanaan pemboran ini terdapat tiga jenis akuifer yaitu akuifer tertekan
dan akuifer semi tertekan pada lithologi batupasir. Dengan konstruksi sumur
sedemikian rupa membutuhkan biaya Rp 263.708.275 Terdiri dari : pipa jambang,
reducer, screen, bottom cone, pipa coloum, casing, pompa submersible, gravel
pack dan grouting. Lithologi yang dipakai sebagai akuifer berupa batugamping
ukuran rudit dan batupasir karena ukuran butirnya kasar sehingga dapat
menyimpan dan meloloskan air dengan baik.
Grouting dilakukan pada lapisan tanah yang menyimpan air tanah yang tidak
diinginkan yaitu air asin. Dengan menggunakan grouting tersebut maka air asin
tersebut tidak akan diloloskan sehingga tidak akan masuk dan bercampur dengan
air .
Penggunaan gravel pack dilakukan untuk menyaring air sehingga air yang
diambil dapat tersaring dan cepat masuk kedalam pipa pemboran.
DAFTAR PUSTAKA
Nama : Gilang Jondi S
Nim : 111 090 042
Plug : 5