SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2014/2015
KAJIAN KOMUNITAS
Disusun oleh :
SYIFA RIZKA YOLANDA
140410120015
YUNISAH NIDANINGRUM
140410120028
140410120030
140410120037
FITRI RIZKIA
140410120062
TONI NUARI
140410120071
140410120072
140410120075
KELOMPOK 10
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Taman gedung D2 Biologi adalah taman buatan yang disengaja dibuat oleh manusia
untuk memperindah estetika gedung Biologi. Di taman tersebut terdapat vegetasi tumbuhan
yang sangat bervariasi mulai dari semak, perdu, herba, liana dan bahkan ada juga pohon.
Komunitas tumbuhan adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan
bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun
komunitas itu sendiri, dengan organisme lain maupun dengan faktor lingkungannya.
Interaksi yang terjadi memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu
komunitas maupun organisme hidup lain yang ada di taman D2 ini. Interaksi tumbuhan
dengan organisme hidup penyusun komunitas itu sendiri membentuk suatu sistem yang hidup
dan tumbuh serta dinamis seperti rantai makanan dan jaring-jaring makanan sedangkan
interaksi tumbuhan dengan faktor lingkungannya seperti iklim, topografi, dan tanah dapat
membuat ciri khas tempat tersebut, komunitas tumbuhan di taman D2 akan berbeda dengan
komunitas di tempat lain karena perbedaan faktor lingkungannya.
Oleh karena itu, pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan pada komunitas
tumbuhan, organisme lain dan faktor abiotik yang ada di taman D2, yang bertujuan untuk
melihat komponen-komponen penyusun komunitas di taman D2 dan melihat pula bagaimana
interaksinya dengan organisme lain dan faktor lingkungannya sebagai deskripsi umum
komunitas taman D2.
1.2.
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kajian komunitas ini adalah mengetahui deskripsi umum suatu
Departemen Biologi Universitas Padjadjaran. Pengamatan dilakukan pada hari Selasa tanggal
23 September 2014 mulai pukul 07.00 - 10.00 WIB.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1.
kamera. Buku catatan berfungsi untuk mencatat spesies yang ditemukan serta keterangan
lainnya yang dibutuhkan, alat tulis berfungsi sebagai alat untuk mencatat, dan kamera
berfungsi untuk mengambil gambar dari spesies yang ditemukan.
2.2.
lokasi pengamatan. Area jelajah dibagi empat plot agar mudah dan cepat dalam pengumpulan
data. Setiap anggota kelompok melihat satu per satu tanaman yang ada di area pengamatan
dan mencatatnya dalam lembar kerja.
2.3.
Prosedur
Penelitian dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat data /parameter biotik
tumbuhan dan hewan. Data parameter biotik tumbuhan terdiri dari nama spesies, fisiognomi,
fenologi, periodisitas, stratifikasi, dan kelimpahan. Sedangkan parameter biotik hewan terdiri
dari nama spesies, jumlah, aktivitas, dan habitat. Dalam melakukan pencatatan di lapangan,
pengamat terbagi ke dalam 3 kelompok. Kelompok 1 melakukan pengamatan di taman depan
gedung D2 hingga laboratorium bioetanol. Kelompok 2 melakukan pengamatan di taman
belakang gedung D2 hingga lahan parkir. Kelompok 3 melakukan pengamatan di taman dekat
laboratorium bioetanol hingga taman sebelah rumah kaca.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil
Tabel 3.1 Jenis jenis Tumbuhan yang Ditemukan di Taman Gedung D2 Biologi
no Spesies
1 Carica papaya
2 Canna indica
Codieum
3 variegatum
Bauhinia
4 purpurea
Mangifera
5 indica
6 Calathea lutea
7 Mimosa pudica
8 Salacca zalacca
Bambusa
9 vulgaris
Fisiognomi
Herba
Herba
Fenologi
Dewasa
Anakan
Periodisitas Stratifikasi
Dewasa
D
Muda
E
Kelimpahan
jarang
sangat jarang
Perdu
Dewasa
Dewasa
Sangat jarang
Perdu
Anakan
Muda
Banyak
Pohon
Dewasa
Dewasa
Dewasa
Dewasa
Berbunga
Berbunga
dewasa
Dewasa
tidak
berbunga
C
D
D
Jarang
Jarang
Banyak
sangat jarang
sangat jarang
10 Plantago mayor
semak
tidak
berbunga
Banyak
tidak
berbunga
Banyak
tidak
berbunga
Banyak
Jarang
banyak
banyak
banyak
C
E
banyak
banyak
semak
pohon
Oxalis
11 corniculata
semak
Centella
12 asiatica
semak
Canophullum
13 inophyllum
Monstera
14 deliciosa`
Syngonium
15 podophyllum
Pyrrosia
16 piloselloides
Cynamomum
17 sp.
18 Rhoeo discolor
pohon
liana
herba
liana
pohon
semak
anakan
dewasa
dan
anakan
dewasa
dan
anakan
dewasa
dan
anakan
dewasa
dan
anakan
dewasa
dewasa
dan
anakan
dewasa
dewasa
dan
anakan
dewasa
berbunga
tidak
berbunga
tidak
berbunga
tidak
berbunga
tidak
berbunga
tidak
berbunga
Heliconia
19 rostrata
Arachis
20 hypogea
Pennisetum
21 purpureum
Neomarica
22 longifolia
Adiantum
23 tenerum
Leucaena
24 leucepalla
Pachysthacis
25 lutea
Jasminum
26 sambac
Aleurites
27 molucanna
Pachira
28 aquatica
Musa
29 paradisiaca
semak
dewasa
dan
anakan
dewasa
dan
anakan
semak
dewasa
berbunga
tidak
berbunga
herba
berbunga
tidak
berbunga
dan berbuah
jarang
herba
dewasa
dewasa
dan
anakan
banyak
pohon
dewasa
berbuah
sangat jarang
perdu
dewasa
berbunga
sangat jarang
perdu
dewasa
sangat jarang
pohon
dewasa
sangat jarang
perdu
dewasa
berbunga
tidak
berbunga
dan berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
sangat jarang
pohon
dewasa
dewasa
dan
anakan
berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
sangat jarang
sangat jarang
jarang
berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
jarang
jarang
berbuah
berbunga
tidak
berbunga
dan berbuah
tidak
berbunga
C
C
banyak
jarang
D
E
jarang
jarang
herba
Pitirograma
30 calomelanes
herba
Araucaria
31 cunninghamii
pohon
Passiflora
32 coccinea
Liana
Artocarpus
33 heterophyllus
pohon
34 Areca catechu
35 salacca zalacca
pohon
perdu
Dracaena
36 angustifolia
37 agave
americana
perdu
herba
dewasa
dewasa
dan
anakan
dewasa
dewasa
dan
anakan
dewasa
dewasa
dewasa
dan
tidak
berbunga
banyak
banyak
banyak
38 Aloe vera
herba
39 Piper ornatum
liana
Capsicum
40 annum
herba
anakan
dewasa
dan
anakan
dewasa
dan
anakan
herba
dewasa
dewasa
dan
anakan
herba
dewasa
Solanum
43 melongana
herba
dewasa
44 Ficus elastica
pohon
dewasa
Pandanus
45 tectorius
perdu
46 Ipomoea alba
herba
perdu
dewasa
dewasa
dan
anakan
dewasa
dan
anakan
herba
dewasa
Zingiber
41 officinale
Sonchus
42 arvensis
47
48
49
50
51
Alstonia
scholaris
Solanum
nigrum
Eichornia
crassipes
Lasia spinosa
Terminalia
catappa
Acalypha
52 siamensis
53
54
55
56
Chlorophytum
comosum
Cinamommum
zeylanicum
Alternanthera
ficoidea (jukut
jatinangor)
Aristolochia
dan berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
jarang
E
jarang
banyak
berbunga
tidak
berbunga
dan berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
jarang
sangat jarang
jarang
jarang
berbunga
jarang
berbuah
sangat jarang
berbunga
sangat jarang
herba
herba
pohon
jarang
jarang
jarang
berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
jarang
banyak
semak
dewasa
dewasa
dan
anakan
dewasa
dan
anakan
banyak
pohon
dewasa
berbuah
jarang
semak
liana
dewasa
anakan
dewasa
berbunga
tidak
E
E
jarang
jarang
semak
ringens
Calliandra
57 portoricensis
Alternanthera
ficoidea
58 (kriminil)
Lycopodium
59 cernuum
Perdu
dewasa
dan
anakan
berbunga
dan berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
tidak
berbunga
dan berbuah
herba
dewasa
pohon
dewasa
perdu
dewasa
Alternantehera
62 sp.
perdu
dewasa
Fragraria
63 fragran
perdu
dewasa
Lagerstroemia
64 speciosa
perdu
dewasa
Ischaemum
65 timorense
perdu
dewasa
Euphorbia
66 longana
pohon
dewasa
Codiaeum
67 variegatum
Perdu
dewasa
Perdu
Herba
dewasa
dewasa
berbunga
tidak
berbunga
dan tidak
berbuah
tidak
berbunga
dan tidak
berbuah
tidak
berbunga
dan tidak
berbuah
tidak
berbunga
dan tidak
berbuah
tidak
berbunga
dan tidak
berbuah
tidak
berbunga
dan tidak
berbuah
tidak
berbunga
dan tidak
berbuah
berbunga
Herba
pohon
dewasa
anakan
berbunga
Muda
60 Agathis damara
Solanum
pseudocapsicu
61 m
68 Agatis sp.
69 Desmodium sp.
Elephanthopus
70 scabes
71 Swietenia
jarang
banyak
jarang
sangat jarang
jarang
sangat jarang
jarang
jarang
sangat jarang
jarang
D
E
jarang
banyak
E
E
jarang
jarang
mahagoni
Equisetum
72 debile
Lagerstroemia
73 sp.
74 Ficus sp.
(pakupakuan)
dewasa
Dewasa
banyak
Herba
pohon
dewasa
anakan
E
E
banyak
jarang
semak
dewasa
Dewasa
Muda
tidak
berbunga
dan tidak
berbuah
banyak
Herba
dewasa
jarang
77 Pteris sp.
semak
jarang
78 Anthurium sp.
semak
dewasa
dewasa
dan
anakan
berbuah
tidak
berbunga
berbunga
jarang
Cuphea
75 hisofifolia
Capsicum
76 frutescens
Tabel 3.2 Jenis jenis Hewan yang Ditemukan di Taman Gedung D2 Biologi
No
Nama
1 Passer montanus
2 Semut hitam sedang
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
banyak
Laba-laba
Belalang coklat
Lebah
Ngengat putih hitam
Semut hitam besar kepala merah
Kupu-kupu coklat
Ulat bulu, kepompong
lalat
Colocalia esculenta
Bufo melanostictus
Cyprinus carpio
belalang hijau
Apis indica
banyak
banyak
banyak
Aktivitas
1 mencari makan
berjalan
3 bersarang
5 loncat
2 terbang
kawin
1 jalan
hinggap di buah
2 palm
diam
1 hinggap
1 terbang
1 diem
berenang
5 hinggap di daun
1 menghisap nektar
Lokasi
depan komabi
bangku U
pohon nyamplung, kandang
mencit
tanah
pohon nyampung
pohon
tanah
pohon palm
daun pohon palm
daun
pohon nyamplung
tangga belakang D2
kolam sebelah kandang mencit
taman depan D2
taman depan D2
Dari data diatas dari berbagai aspek yang diamatai, dapat disimpulkan bahwa struktur dan
komposisi tanaman yang paling mendominasi di taman D2 ini, yaitu:
ASPEK
Fisiognomi
TANAMAN
Pohon dan herba
Fenologi
Dewasa
Periodisitas
Stratifikasi
3.2.
Pembahasaan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan untuk mengetahui deskripsi umum
suatu komunitas melalui identifikasi faktor-faktor biotik dan abiotik. Pengamatan dilakukan
pada hari Selasa tanggal 23 September 2014 di gedung Biologi (D2). Lokasi pengamatan
berada disekitar gedung perkuliahan sehingga dekat dengan aktivitas manusia. Pengamatan
dimulai pagi hari dengan kondisi cuaca yang cerah dan udara yang sejuk.
Taman gedung Biologi (D2) merupakan taman buatan, dapat dikatakan pula
ekosistem di taman ini adalah ekosistem buatan, yang sengaja dibuat oleh manusia. Hal ini
dapat dilihat dari tanaman yang dijumpai di sekitar taman, tanaman-tanaman tersebut berupa
tanaman hias dan tanaman obat. Tanaman hias yang ada di taman berfungsi untuk
meningkatkan aspek estetika di lokasi tersebut. Tanaman hias yang sering berbunga seperti
Neomarica longifolia, Pachysthacis lutea, dan Jasminum sambac biasa disinggahi oleh kupu
kupu yang akan mengambil nektar dari bunga tersebut, kupu kupu itu juga berperan
dalam penyerbukan bunga tersebut. Tajuk / kanopinya cukup rapat dari berbagai pohon di
taman yang berperan dalam menahan air hujan yang jatuh sehingga dapat mengurangi air
larian. Dengan adanya air hujan tersebut, kelembaban tanah akan tetap terjaga dan dapat
berpengaruh positif bagi makhluk hidup yang tinggal di dalam atau permukaan tanah.
Misalnya, kelembaban mempengaruhi penguapan cairan tubuh dan pemilihan habitat
yang cocok bagi serangga tanah (Haneda et. al., 2013). Taman Gedung D2 Biologi memiliki
permukaan yang sebagian daerahnya datar, sedangkan sebagian daerah lainnya landai.
Permukaan tanahnya ditutupi oleh berbagai jenis rumput.
Dilihat dari fisiognominya, taman D2 biologi ini, terdiri dari pohon, herba, semak,
dan perdu. Tanaman semak dan herba dapat menjadi habitat dari serangga permukaan tanah,
laba laba, dan serangga loncat atau serangga dengan daya terbang rendah seperti belalang
sedangkan tanaman perdu dan pohon menjadi habitat hewan yang mempunyai daya terbang
tinggi, misalnya burung gereja (Passer montanus) dan walet sapi (Collocalia esculenta).
Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah spesies tumbuhan sebanyak 78. Tumbuhan
dengan fisiognomi semak terdapat paling banyak yaitu Mimosa pudica, Plantago mayor,
Oxalis corniculata, Centella asiatica, Rhoeo discolor, Arachis hypognea, Pennisetum
purpureum, Acalypha siamensis, Chlorophytum comosum, Alternanthera ficiodea (jukut
jatinangor), Altenanthera ficiodea (kriminil), Salacca zalazza, Cuphea hisofifolia, Pteris sp.,
Anthurium sp. Sedangkan tumbuhan dengan fisiognomi yang paling sedikit yaitu perdu
diantaranya Codieum variegatum, Bauhinia purpurea, Paschysthacis lutea, Jasminum
sambac, Pachira aquatic, Pandanus tectorius, Alstonia scholaris, Caliandra portoricensis,
Solanum pseudocapsicum, Alternanthera sp., Fragraria fragran, Lagerstroemia speciosa,
Ischaemum timorense, Agatis sp.
Secara umum, tumbuhan selain berfungsi sebagai penghasil oksigen yang membuat
keadaan sekitar menjadi sejuk, tumbuhan ini memiliki beberapa fungsi lain dari setiap
bagiannya. Akar dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan misalnya dari famili
Zingiberaceae yaitu Zingiber officinale, menyerap air dan mineral tanah, menahan erosi
dengan cara menahan kecepatan aliran air di permukaan dan menahan tanah agar tidak terjadi
longsor. Cara kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam menembus lapisan
tekstur tanah dan pada saat yang sama menahan partikel-partikel tanah dengan akar
serabutnya. Batang tumbuhan yang memiliki kambium dapat digunakan sebagai bahan papan
dan bahan furniture. Buah karena mengandung banyak vitamin digunakan untuk bahan
pangan. Bunga dapat digunakan sebagai hiasan. Dilingkungan kebun D2 banyak terdapat
berbagai jenis tumbuhan karena untuk menyeimbangkan dengan aktivitas manusia yang
membutuhkan banyak oksigen. Tumbuhan berukuran tinggi yang mempunyai banyak daun
menjadi tumbuhan peneduh, sedangkan tumbuhan berukuran berfungsi sebagai groundcover
(tanaman yang tumbuh di atas tanah yang digunakan untuk memberikan perlindungan dari
erosi dan kekeringan, dan untuk memperbaiki penampilan estetika). Selain itu dikarenakan
terpenuhinya zat unsur hara di dalam tanah, tekstur tanah yang sesuai untuk tumbuhan
tersebut, tercukupinya kebutuhan cahaya matahari dan air.
Fisiognomi tanaman yang ditemukan di taman gedung D2 kebanyakan pohon dan
herba yang kebanyakan fenologi dari tanaman tanaman tersebut sudah dewasa, hal tersebut
diperkirakan karena tanaman-tanaman itu sudah ada sejak lama di lokasi D2. Bahkan
sebagian lainnya ditemukan dengan fenologi sudah dewasa dan memiliki anakan, hal ini
menandakan bahwa regenerasi tumbuhan-tumbuhan tersebut berjalan dengan baik.
Periodisitas pada lokasi ini kebanyakan sedang tidak berbuah dan berbunga karena belum
memasuki musim berbunga dan berbuah.
Stratifikasi adalah pengelompokkan tanaman berdasarkan ukuran tinggi tanaman.
Menurut Indriyanto (2006), stratifikasi adalah distribusi tetumbuhan dalam ruangan vertikal.
Semua spesies tetumbuhan dalam komunitas tidak sama ukurannya, serta secara vertikal tidak
menempati ruang yang sama. Mempelajari profil (stratifikasi) sangat penting, untuk
mengetahui dimensi (bentuk) atau struktur vertikal dan horizontal suatu vegetasi di lokasi
yang dipelajari, dengan melihat bentuk profilnya akan dapat diketahui proses dari masingmasing pohon dan kemungkinan peranannya dalam komunitas tersebut, serta dapat diperoleh
informasi mengenai dinamika pohon dan kondisi ekologinya.
Untuk mengetahui tumbuhan yang ada di taman D2 termasuk stratifikasi jenis apa,
dapat dilihat berdasarkan tinggi tumbuhannya. Pada pengamatan stratifikasi, jenis tumbuhan
yang diamati ada 78 jenis tumbuhan yang berbeda, kebanyakan tumbuhan diatas termasuk
dalam kategori semai atau berada pada stratifikasi E. Hal ini didasarkan oleh ketentuan
sebagai berikut :
-
Karena tumbuhan di D2 ini kebanyakan berupa tanaman hias yang berfisiognomi semak
dan herba sehingga masuk ke dalam kelompok stratifikasi E. Stratifikasi E merupakan
tumbuhan penutup tanah. Tumbuhan dewasa dan anakannya tidak jauh berbeda, masih samasama terdapat pada kelompok stratifikasi E meski ukuran tingginya berbeda. Dewasa dari
tumbuhan-tumbuhan ini tidak akan melebihi ukuran dari stratifikasi E. Dari stratifikasi sudah
terlihat bahwa lokasi dari taman ini sudah terjamah oleh manusia, berada di tengah kehidupan
manusia dan di tengah aktivitas manusia.
Dilokasi ini juga ditemukan 14 jenis hewan yaitu, Passer montanus, Bufo sp.,
Prenolepis impairs, Apis indica, Calocalia esculenta, Cyprinus caprio, kupu-kupu coklat,
ulat bulu, lalat, laba-laba, belalang hijau, belalang coklat, dan ngengat. Hewan tersebut dapat
Tumbuhan -> serangga herbivore (belalang) -> laba-laba -> burung pemakan serangga
(Calocalia esculenta), mati -> pengurai
Tumbuhan -> serangga herbivore (belalang) -> laba-laba -> kodok, mati -> pengurai
Tumbuhan pada lokasi ini berperan sebagai produsen yaitu organisme yang dapat
menghasilkan zat makanan sendiri. Sedangkan hewan berperan sebagai konsumen.
Konsumen I (konsumen primer) biasanya diduduki oleh hewan herbivore. Konsumen II
(konsumen sekunder) diduduki hewan pemakan daging (karnivora) dan seterusnya.
Organisme yang menduduki tingkat tropic tertinggi disebut konsumen puncak. Konsumen I
pada rantai diatas yaitu burung
(belalang), konsumen II laba-laba serta konsumen III (konsumen puncak) yaitu burung
pemakan serangga (Calocalia esculenta) dan kodok.
Di dalam suatu ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis makanan
saja dan juga dapat dimakan oleh beberapa jenis pemangsanya. Oleh karena itu terjadi
beberapa rantai makanan yang saling berhubungan. Sekumpulan beberapa rantai makanan
yang saling berhubungan disebut dengan jaring-jaring makanan (Kurniawan, 2008). Berikut
jaring-jaring makanan yang terbentuk pada lokasi D2
Tumbuhan
belalang
laba-laba
Calocalia esculenta
kodok
Passer montanus
pengurai
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pengamatan pada praktikum kajian komunitas, diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Di taman Gedung D2 Biologi Unpad yang merupakan vegetasi buatan ditemukan 78
spesies tumbuhan dan 15 spesies hewan meliputi spesies yang telah teridentifikasi dan
belum teridentifikasi yang membentuk komunitas dalam ekosistem dan berinteraksi
dengan faktor biotik dan abiotik.
2. Interaksi dengan biotik yaitu antara tumbuhan dan hewan yang ditemukan membentuk
rantai makanan serta jaring-jaring makanan, sehingga terdapat produsen, konsumen 1,
konsumen 2 dan pengurai
3. Interaksi dengan abiotik berupa keadaan lingkungan seperti cuaca cerah, kanopi
cukup rapat dan permukaan tanah yang datar dan landai yang mempengaruhi
kehidupan tumbuhan dan hewan di lokasi tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati, H. Umar, S. Ramlah. 2013. Komposisi Jenis Dan Penguasaan Ekologi Di Wilayah
Desa Pangi Kawasan Cagar Alam Pangi Binangga Kabupaten Parigi Moutong. Warta
Rimba Volume 1, Nomor 1 Desember 2013.
Haneda, N. F. , Cecep K., Fitria D. K. (2013). Keanekaragaman Serangga di Ekosistem
Mangrove. JURNAL SILVIKULTUR TROPIKA. Vol. 04 No. 01, Hal. 42 46
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
Kurniawan, Arif. 2008. Biology Insight Mengkaji Kehidupan, Memupuk Keimanan.
Hamudha Prima Media Publishing. Jawa Barat.
Maria., Malik, A., Hasby, Muh., dan Fikri. 2009. Rantai Makanan Pada Ekosistem
Mangrove. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Nursal, Suwondo dan Irma Novita Sirait . 2013. Karakteristik Komposisi Dan Stratifikasi
Vegetasi Strata Pohon Komunitas Riparian Di Kawasan Hutan Wisata Rimbo Tujuh
Danau Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Biogenesis, Vol. 9, Nomor 2,
Februari 2013.