Anda di halaman 1dari 21

KEANEKARAGAMAN HAMA ANGGREK di TAMAN

ANGGREK INDONESIA PERMAI

NOVRIYANTI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
2

ABSTRAK

NOVRIYANTI. Keanekaragaman Hama Anggrek di Taman Anggrek Indonesia


Permai. Dibimbing oleh DJOKO WALUYO dan YOS SUTIYOSO.
Hama sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anggrek, sehingga diperlukan
identifikasi hama untuk penanggulangannya. Pada penelitian ini hama diambil
dari 18 kavling di Taman Anggrek Indonesia Permai, kemudian diawetkan
menggunakan alkohol 70% untuk keperluan identifikasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keanekaragaman, gejala serangan, serta intensitas serangan
hama pada tanaman anggrek. Hama yang didapat terbagi atas: dua jenis tungau
yaitu Tenuipalpus orchidarum dan Dolichotetranychus vandergooti; tiga jenis
serangga yaitu Orchidophilus aterrimus, Dichromothrips simithi, dan Ferrisia
virgata, dan dua jenis moluska yaitu Parmarion pupillaris, dan Lamellaxis
gracilis. Hama yang memiliki intensitas serangan tertinggi ialah T. orchidarum,
dan serangan terendah ialah D. simithi. Serangan hama yang meningkat pada
musim kemarau ialah T. orchidarum, D. vandergooti dan D. simithi, dan pada
musim hujan tanaman anggrek banyak diserang oleh F. virgata, P. pupillaris, L.
gracilis, dan O. aterrimus.

ABSTRACT

NOVRIYANTI. The Diversity of Orchid Pests in Taman Anggrek Indonesia


Permai. Supervised by DJOKO WALUYO and YOS SUTIYOSO
Orchid pests attack on every growth stages of plant, so it’s necessary to
identify the pests and to make pest control to be done. Samples were taken from
18 plots in Taman Anggrek Indonesia Permai, and specimens were preserved in
alcohol (70%). The aim of the research is to identify and to know the symptoms of
pests and their intensities of attack on orchid plants. The identified pests were two
species of mites: Tenuipalpus orchidarum and Dolichotetranychus vandergooti;
three species of insects: Orchidophilus aterrimus, Dichromothrips simithi, and
Ferrisia virgata and two species of molluscas: Parmarion pupillaris, and
Lamellaxis gracilis. The highest attack intensity is by T. orchidarum, and D.
simithi is the lowest. The attack by the pests T. orchidarum, D. vandergooti and
D. simithi, increased in the dry season; and in the wet season were F. virgata, P.
pupillaris, L. gracilis, and O. aterrimus.
3

KEANEKARAGAMAN HAMA ANGGREK di TAMAN


ANGGREK INDONESIA PERMAI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi

Oleh:
Novriyanti
G34102001

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
4

Judul : Keanekaragaman Hama Anggrek di Taman Anggrek


Indonesia Permai
Nama : Novriyanti
NIM : G34102001

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drh. Djoko Waluyo, M.S. Ir. Yos Sutiyoso


NIP. 130350056 NIP.

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Institut Pertanian Bogor,

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S.


NIP. 131473999

Tanggal Lulus:
5

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Sang Pemilik Cinta
yang memberikan kemudahan, inspirasi untuk berkarya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Anggrek
Indonesia Permai yang berlokasi di Jalan Raya Taman Mini Indonesia Indah,
Kelurahan Pinang ranti, Jakarta Timur. Judul yang penulis pilih ialah
Keanekaragaman Hama Anggrek di Taman Anggrek Indonesia Permai.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak drh. Djoko Waluyo, M.S. dan Bapak Ir. Yos
Sutiyoso sebagai pembimbing, serta Ibu Dra. Taruni Sri Prawasti yang telah banyak memberikan
masukan dan saran. Terimakasih kepada Bapak Ir. Tri Heru Widarto, M.Sc. yang telah membantu
mengidentifikasi moluska; Bapak Djoni dari staf Departemen Biologi; sahabat-sahabat: Noni,
Iqbal, Bian, Gema, Angga, Warman, dan seluruh mahasiswa biologi angkatan 39.
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih terbesar kepada Nyanyak, Ayah, Kak Serli, Yuli,
Kak Fifi, dan Bang Eril yang selalu memberi semangat, doa dan kasih sayangnya yang tiada henti.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Jakarta, Juli 2007

Novriyanti
6

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jambi pada tanggal 10 Nopember 1984 dari ayah Drs.
Samsuar Syam dan ibu Tjut Saflina. Penulis merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMA Negri 04 Banda Aceh dan pada tahun yang
sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis
memilih Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan teater Garis
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Tahun 2004 penulis menjabat
sebagai ketua teater. Penulis juga aktif menjadi anggota Orientasi Alam Biologi
(OWA), dan anggota Bioworld divisi Anggrek dan Tanaman Hias. Tahun 2005
penulis berhasil menyelesaikan praktek lapangannya dengan judul ”Budidaya
Tanaman Anggrek Dendrobium white light pink di Taman Anggrek Indonesia
Permai” di Taman Anggrek Indonesia Permai.
7

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 1
Waktu dan Tempat 1

BAHAN DAN METODE 1


Bahan dan Alat 1
Metode 1
Pengambilan sampel 1
Pengamatan 1
Identifikasi 2
Analisis data 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 2


Hasil 2
Identifikasi hama 2
Gejala serangan hama 4
Intensitas serangan hama 5
Pembahasan 6
Taksonomi Hama 6
Gejala dan Intensitas Serangan Hama 6

SIMPULAN DAN SARAN 7


Simpulan 7
Saran 7

DAFTAR PUSTAKA 7

LAMPIRAN 9
8

DAFTAR TABEL

Halaman
1 Nilai kriteria kerusakan ditentukan berdasarkan proporsi bagian 2
tanaman yang rusak (Yi).

2 Hama tanaman anggrek dan bagian tanaman yang diserang, di Taman 5


Anggrek Indonesia Permai.
9

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 Tungau T. orchidarum (a) Bagian-bagian tubuh (tampak dorsal) 2
perbesaran 10x10, (b) seta pada bagian posterior, (c) Bagian anterior.
Perbesaran 10x40 (b, c).

2 Tungau D. vandergooti (a) tungau dewasa, perbesaran 10x10, (b) 3


bagian anterior, perbesaran 10x40.

3 Kumbang O. aterrimus: (a) kumbang dewasa, (b) tungkai, (c) probosis, 3


(d) funikulus. Perbesaran 10x40 (b, c, d).

4 Serangga D. simithi: tungkai, sayap. 3

5 Kutu F. virgata dewasa (a) Bagian dorsal, (b) Bagian ventral. 3


Perbesaran 10x10 (a & b).

6 Siput P. pupillaris 4

7 Keong L. gracilis. 4

8 Gejala serangan hama pada Dendrobium sp. (a) serangan O. aterrimus, 4


(b) serangan D. vandergooti.

9 Luas Serangan Hama. 5


10 Intensitas Serangan Tungau. 5
10

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1 Peta Taman Anggrek Indonesia Permai. 10

2 Gambar siklus hidup O. aterrimus (a) larva pada pseudobulb , (b) 11


larva, (c) kumbang muda, (d) kumbang dewasa.
PENDAHULUAN Hama yang menyerang tanaman
anggrek menimbulkan kerusakan dan keru-
Latar belakang gian yang sangat tinggi. Oleh sebab itu
Anggrek (Famili Orchidaceae) ialah dibutuhkan informasi mengenai keanekraga-
karya alam yang unik, indah dan eksotis. man hama, sehingga memudahkan dalam
Anggrek merupakan salah satu tanaman asli pengendaliannya.
Indonesia yang dapat dijadikan devisa
potensial bagi negara. Tanaman anggrek Tujuan
memiliki warna dan bentuk yang menarik, Penelitian ini bertujuan untuk
dan bunga anggrek juga dapat mekar jauh mengetahui keanekaragaman, gejala serang-
lebih lama dibandingkan tanaman lain. an, serta intensitas serangan hama pada
Tanaman anggrek Indonesia memiliki tanaman anggrek.
nilai ekonomi yang tinggi, sehingga dapat
dijadikan komoditi ekspor. Hongkong, Waktu dan Tempat
Singapura, dan Amerika Serikat merupakan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
contoh beberapa negara yang banyak Januari sampai dengan Mei 2007. Peng-
mengimpor anggrek yang berasal dari amatan dan pengambilan sampel dilakukan
Indonesia, karena memiliki keragaman serta di Taman Anggrek Indonesia Permai
ciri khas sebagai bunga tropis (Litbang
Deptan 2006).
Dibandingkan dengan ekspor anggrek BAHAN DAN METODE
negara lain, ekspor anggrek yang berasal
dari Indonesia masih sangat rendah Bahan dan Alat
mutunya. Salah satu kendala terbesar dari Bahan yang digunakan ialah tanaman
rendahnya mutu anggrek Indonesia ialah anggrek dari berbagai usia pertumbuhan dan
adanya serangan hama. Hama ialah semua alkohol 70%.
binatang yang merugikan tanaman terutama Alat-alat yang digunakan dalam
yang berguna dan dibudidayakan manusia penelitian ini ialah botol film, pinset,
(Pracaya 1992). mikroskop stereo, mikroskop cahaya, kertas
Pengendalian hama tanaman anggrek ini label, gelas objek, kaca penutup, dan kamera
merupakan kunci penting dalam budidaya digital Canon Power Shot A430.
anggrek. Anggrek tidak akan tampil prima
dan memiliki daya jual yang tinggi apabila Metode
tanaman rusak akibat serangan hama. Data yang didapat ialah data primer dan
Kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya data sekunder. Data primer diperoleh dari
menyebabkan luka pada tanaman, namun pengamatan langsung di lapang dan
berdampak besar pada populasi tanaman. pengamatan serta identifikasi menggunakan
Hama yang menyerang anggrek terdiri mikroskop di laboratorium. Sedangkan data
atas: tungau, serangga, dan moluska. Tungau sekunder berasal dari wawancara dengan
Tenuipalpus sp., Tetranychus sp., dan pekerja kebun di Taman Anggrek Indonesia
Brevipalpus sp. dilaporkan sebagai hama Permai.
umum pada anggrek di Florida (Childers & Pengambilan sampel. Pada penelitian
Rodrigues 2005). Kondo et al. (2003) ini hama diambil dari 18 kavling di Taman
menyatakan hal yang serupa, bahwa Anggrek Indonesia Permai (Lampiran 1).
Brevipalpus sp. menjadi hama yang penting Hama diambil dari bagian tanaman seperti
pada tanaman anggrek. Gutierrez & Schicha bunga, helai daun, pelepah daun, pseudo-
(1982) menemukan jenis tungau bulb, akar tanaman, dan media tanaman.
Tenuipalpus banksiae dan Tenuipalpus Sampel diambil dengan pinset, kemudian
grevilleae banyak menyerang perkebunan disimpan di dalam botol yang berisi alkohol
anggrek di Australia. Pada perkebunan 70 % (Borror et al. 1996) untuk keperluan
anggrek di desa Bojongsari Baru, Kabupaten identifikasi.
Bogor, Jawa Barat dilaporkan terserang Pengamatan. Pengamatan dilakukan
hama tungau Tenuipalpus orchidarum; pada bagian tanaman yang terserang hama.
serangga Vinsenia sp., Dichromothrips Serangan hama ditandai dari luka akibat
simithi, Furcaspis sp., Parlatoria sp., tusukan, gigitan, lendir, dan feses.
Diaxenes sp., Lema sp.; keong Inozonites Identifikasi. Tungau diletakkan pada
sp., dan Parmarion sp. (Nurhayati 1990). gelas objek yang telah diberi sedikit air,
kemudian ditutup dengan kaca penutup.
2

Selanjutnya diamati dengan mikroskop HASIL DAN PEMBAHASAN


untuk diidentifikasi. Serangga dan moluska
yang telah diawetkan diamati dengan
Hasil
mikroskop stereo untuk keperluan Identifikasi hama. Dari pengamatan di
identifikasi, kemudian difoto menggunakan lapangan dan identifikasi di laboratorium,
foto mikroskop. Pada pengamatan langsung didapatkan 7 jenis hama yang menyerang
di lapangan digunakan kamera digital Canon tanaman anggrek di Taman Anggrek
Power Shot A430. Hama diidentifikasi Indonesia Permai. Hama yang ditemukan
hingga tingkat spesies. Identifikasi tungau ialah: dua jenis tungau yaitu Tenuipalpus
menggunakan pustaka Kalshoven (1981), orchidarum dan Dolichotetranychus vander-
Krantz (1978), Helle & Sabelis (1985), dan gooti; tiga jenis serangga yaitu Orchido-
Tjoa (1964). Identifikasi serangga philus aterrimus, Dichromothrips simithi,
menggunakan pustaka Borror et al. (1996), dan Ferrisia virgata, dan dua jenis moluska
Tjoa (1964), Kalshoven (1981), William yaitu Parmarion pupillaris, dan Lamellaxis
dan Watson (1988). Moluska diidentifikasi gracilis.
menggunakan pustaka Tjoa (1964),
Kalshoven (1981) dan Dharma (1988).
Analisis data. Intensitas serangan hama
dihitung menggunakan rumus Townsend Gnathosoma
dan Heuberger (diacu dalam Unthersten-
hofer 1963):

I = ∑ niYi x 100% Podosoma


9N

I = Intensitas serangan, ni = jumlah


pohon yang diserang, Yi = nilai kriteria
untuk klasifikasi tertentu (Tabel 1), N =
jumlah pohon yang diamati, 9 = nilai
tertinggi dalam klasifikasi. Opisthosoma
Tabel 1 Nilai kriteria kerusakan ditentukan
Garis yang (a)
berdasarkan proporsi bagian tana-
membagi tubuh
man yang rusak (Yi).
palpus celicera
Tingkat serangan Nilai numerik
(%)
Yi ≤ 10 0
10 < Yi ≤ 20 1
20 < Yi ≤ 30 2
30 < Yi ≤ 40 3
40 < Yi ≤ 50 4
50 < Yi ≤ 60 5 (b) (c)
60 < Yi ≤ 70 6
70 < Yi ≤ 80 7 Gambar 1 Tungau T. orchidarum (a)
80 < Yi ≤ 90 8 Bagian-bagian tubuh (tampak
Yi > 90 9 dorsal) perbesaran 10x10, (b)
seta pada bagian posterior, (c)
Luas serangan untuk semua hama Bagian anterior. Perbesaran
dihitung dengan rumus Tarr (1972): 10x40 (b, c).

L = n x 100% Tungau T. orchidarum dewasa memiliki 4


N pasang tungkai dengan panjang tubuh 0.2
mm, terdapat garis yang membagi tubuh di
L = luas serangan (%), n = jumlah tanaman bagian abdomen. Tubuh tungau berwarna
yang diserang, dan N= jumlah tanaman yang merah dan secara umum terbagi menjadi 3
diamati. bagian: gnathosoma, podosoma, dan opis-
thosoma yang terlihat jelas (Gambar 1a).
3

bagian posterior (Gambar 2a,b). Panjang


tubuh 0.33 mm. Tungau D. vandergooti
tidak memiliki garis yang membagi tubuh di
bagian abdomen.

Sayap tungkai

Tungkai palpus
(a) (b)

Gambar 2 Tungau D. vandergooti (a)


tungau dewasa, perbesaran Gambar 4 Serangga D. simithi: tungkai,
10x10, (b) bagian anterior, sayap.
perbesaran 10x40.

(a)

tungkai kuku
tungkai
(a) (b)

(b)

Probosis funikulus
Gambar 5 Kutu F. virgata dewasa (a)
(c) (d) Bagian dorsal, (b) Bagian
ventral. Perbesaran 10x10 (a &
b).
Gambar 3 Kumbang O. aterrimus: (a) kum-
bang dewasa, (b) tungkai, (c) Kumbang O. aterrimus tubuh berwarna
probosis, (d) funikulus. Perbe- hitam dengan panjang tubuh 5 mm (Gambar
saran 10x40 (b, c, d). 3a). Memiliki probosis yang panjang
(Gambar 3c) dan sepasang funikulus yang
Bagian anterior disebut gnathosoma, terdiri membengkok, masing-masing memiliki
dari palpus dan celicera (Gambar 1c). tujuh ruas (Gambar 3d). Terdapat tiga
Podosoma ialah bagian tubuh yang terdiri pasang tungkai yang dilengkapi dengan
dari tungkai dan opisthosoma ialah bagian kuku-kuku tarsus sederhana dengan sebuah
tubuh dibelakang tungkai. Memiliki seta kuku tunggal (Gambar 3b). Serangga D.
pada bagian posterior dan tungkai (Gambar simithi berbentuk panjang, ramping, dan
1b). Tungau D. vandergooti berbentuk berwarna hitam. Memiliki tiga pasang
lonjong, berwarna jingga. Tungau dewasa tungkai, dan panjang tubuh 1.2 mm (Gambar
memiliki empat pasang tungkai, dua pasang 4). Terdapat rambut-rambut halus pada
di bagian anterior dan dua pasang lagi di bagian tepi sayap, tungkai, abdomen, dan
4

toraks yang tersusun tidak teratur. Terdapat tua disebabkan karena pada daun tua lebih
dua pasang sayap yang melekat pada bagian terlindungi dari hujan dibandingkan pada
toraks. bagian pucuk daun. Luka akibat tusukan
Kutu F. virgata mensekresikan malam tungau ini ditandai dari perubahan warna
yang menutupi tubuhnya (Gambar 5a). daun. Daun yang terserang berubah warna
Terdapat cairan tubuh yang berwarna seperti perunggu kemudian menghitam.
kemerahan. Tubuh bulat telur memanjang Tungau D. vandergooti menyerang bagian
dan beruas dengan 3 pasang tungkai, dan helai daun hingga ke pelepah daun (Gambar
sepasang antena dengan delapan ruas 8b).
(Gambar 5b). Tubuh tertutup sekresi tipis Kumbang O. aterrimus banyak menye-
berwarna putih, sehingga segmen tubuh rang daun muda dan pseudobulb. Kerusakan
masih jelas terlihat. Terdapat duri-duri pada daun menyebabkan daun berlubang
diseluruh tepi tubuh. Duri tegang dan mudah (Gambar 8a), serangan tertinggi pada jenis
patah. Apikal seta pada bagian posterior Dendrobium sp.. Pada daun dan bunga yang
panjang. Panjang tubuh 5 mm. terserang serangga D. simithi (Thrips)
terdapat bintik-bintik hitam dan feses thrips
yang telah mengering. Thrips tidak mampu
terbang jauh karena tubuhnya yang kecil.
Mudah terbawa angin dan berpindah ke
tanaman lain, sehingga dapat menjadi vektor
penyebar virus. Bunga dan daun juga dapat
terserang kutu F. virgata. Serangan kutu ini
mudah dikenali karena kutu hidup dalam
koloni dan mudah terlihat dengan jelas.
Koloni berwarna putih.

Gambar 6 Siput P. pupillaris.

Gambar 7 Keong L. gracilis. (a) (b)


Siput P. pupillaris mempunyai tonjolan
yang ditutupi cangkang pipih rudimenter di
bagian punggung (Gambar 6). Tubuh Gambar 8 Gejala serangan hama pada
berwarna coklat keabu-abuan dengan Dendrobium sp. (a) serangan
panjang tubuh 4 cm. Keong L. gracilis O. aterrimus, (b) serangan D.
berukuran kecil dengan cangkang yang vandergooti.
berbentuk silindris, panjang tubuh 11 mm
(Gambar 7). Cangkang berwarna coklat
keabu-abuan dan tubuh bagian dalam Siput P. pupillaris dan keong L. gracilis
berwarna kuning pucat. menyerang anggrek yang tumbuh pada
Gejala serangan hama. Berdasarkan media yang lembab. Tanda serangannya
hasil pengamatan pada bagian yang dapat mudah dikenali dari lendir dan feses
terserang hama, didapatkan tungau T. yang mengering. Hama ini menyerang daun,
orchidarum dan D. vandergooti menyerang bunga, dan akar anggrek (Tabel 2).
bagian daun, terutama pada daun tua.
Serangan tungau banyak tejadi pada daun
5

Tabel 2 Hama tanaman anggrek dan bagian tanaman yang diserang, di Taman Anggrek Indonesia
Permai.

Bagian tanaman yang terserang hama


No Hama Bunga Pseudobulb Helai Pelepah Akar
daun daun
1 Tenuipalpus orchidarum - - + - -
2 Dolichotetranychus - - + + -
vandergooti
3 Orchidophilus aterrimus - + + + -
4 Dichromothrips simithi + - + - -
5 Ferrisia virgata + - + + -
6 Parmarion pupillaris + - + + +
7 Lamellaxis gracilis + - + + +

Intensitas serangan hama. Intensitas Thrips hanya ditemukan pada kavling 1


serangan hama berbeda-beda, tergantung dengan intensitas serangan yang sangat
musim dan jenis hama yang menyerang. rendah.
Beberapa jenis hama yang banyak Kutu F. virgata berkembang biak pada
menyerang tanaman anggrek pada musim musim hujan sehingga intensitas serangan
kemarau, musim hujan, bahkan ada beberapa sangat meningkat pada musim hujan.
jenis yang dapat menyerang sepanjang Penyebaran kutu ini terutama oleh angin dan
tahun. Luas serangan hama pada tiap kavling hujan. Hama ini hanya ditemukan pada
sangat berbeda (Gambar 9). kavling 1 dengan intensitas serangan yang
Tungau T. orchidarum dan D. sangat rendah. Siput P. pupillaris dan keong
vandergooti menyerang seluruh kavling, L. gracilis banyak menyerang tanaman
namun dengan intensitas serangan yang anggrek pada malam hari, karena jenis hama
berbeda-beda (Gambar 10). Tungau banyak ini menyukai kelembapan yang tinggi untuk
menyerang Dendrobium sp.. Kumbang O. mengurangi dehidrasi. Pada musim hujan
aterrimus dapat menyerang sepanjang tahun. hama ini juga banyak ditemukan pada siang
Serangan O. aterrimus meningkat pada awal hari, karena memiliki kelembapan tinggi.
musim hujan. Serangga thrips banyak Serangan tertinggi terjadi pada musim hujan.
menyerang anggrek pada musim kemarau. Jenis hama ini ditemukan di semua kavling
dengan intensitas serangan yang merata.
80
70
luasserangan

60
50
40
30
20
10
0
g

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
lin
av
K

Gambar 9 Luas Serangan Hama


50
45
40
intensitasserangan

35
30
25
20
15
10
5
0
g

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20
lin

9
av
K

Gambar 10 Intensitas Serangan Tungau


6

Pembahasan tanaman. Keong ini termasuk anggota:


Taksonomi Hama. Tungau T. orchi- Filum Mollusca, Kelas Gastropoda,
darum dan D. vandergooti di temukan pada Subkelas Pulmonata, Ordo Mesurethra,
bagian daun anggrek. Tungau D. Vander- Superfamili Achatinacea, Famili Subulidae
gooti di temukan pada bagian pelepah dan (Dharma 1998).
pangkal daun. Tungau T. orchidarum dan D. Gejala dan Intensitas Serangan
vandergooti termasuk anggota: Filum Ar- Hama. Tungau T. orchidarum dan D.
thropoda, Subfilum Chelicerata, Kelas vandergooti banyak menyerang Dendro-
Arachnida, Subkelas Acari, Ordo Acari- bium sp., disebabkan karena Dendrobium sp.
formes, Subordo Actinedida, Supercohort tidak terlindung oleh naungan. Ini sesuai
Promatides, Cohort Eleutherengonina, Sub- dengan Tjoa (1964) yang menyatakan bahwa
cohort Raphignathae, Superfamili Tetrany- tungau mudah berkembang biak pada
choidea, Famili Tenuipalpidae (Krantz keadaan kering dan panas serta pada
1978). tanaman yang tidak terlindung dari sinar
Pada Famili Tenuipalpus bagian matahari. Tungau menyerang tanaman
gnathosoma memiliki cheliceral berbentuk dengan cara menusuk dinding sel dan
stilet, palpus dengan lima segmen, tibia menghisap cairan tanaman, tusukan tungau
pendek, stigmata dan peritremes. Cheliceral juga dapat menjadi vektor penularan virus
dan palpus berfungsi sebagai alat mulut, antar tanaman (Jhonson 2006). Serangan
cheliceral digunakan untuk menusuk dan tungau merata disemua kavling. Penularan
menghisap cairan tanaman. Stigmata dan tungau disebabkan karena ukuran tungau
peritremes berfungsi sebagai alat perna- yang kecil sehingga mudah terbawa air pada
pasan. Pada bagian podosoma, tungkai saat penyiraman (Tjoa 1964).
dilengkapi kuku dan empodial dengan tenent Serangan larva dan kumbang O.
hair (rambut yang berfungsi sebagai alat aterrimus dewasa menyebabkan kerusakan
pelekat pada inang). Phytophagous (pema- pada daun dan pseudobulb. Kerusakan yang
kan jaringan tumbuhan) spesies (Krantz terjadi mengakibatkan terhambatnya aliran
1978). air dan hara dari akar terputus sehingga
Kumbang O. aterrimus di temukan pada tanaman menjadi layu. Anonim (2001)
bagian daun muda dan di dalam pseudobulb. menyatakan bahwa perkembangan larva
Taksonomi O. Aterrimus ialah: Filum terjadi di dalam pseudobulb. Serangga
Arthropoda, Subfilum Atelocerata, Kelas In- dewasa memasukkan telurnya. Larva yang
secta, Ordo Coleoptera, Superfamili Curcu- berada di dalam lubang berkembang menjadi
lionoidea, Famili Curculionidae, Subfilum pupa lalu menjadi serangga dewasa, yang
Barinae, (Borror et al 1996, Kalshoven kemudian muncul ke permukaan tanaman
1981). untuk menyerang daun muda
Bagian mulut anggota Famili Curcu- Serangan serangga D. simithi pada
lionidae mengalami modifikasi menjadi bunga, banyak terjadi musim kemarau. Hal
probosis, dan memiliki funikulus yang ini sesuai dengan penelitian Hollingsworth
membengkok seperti siku (Borror et al et al. (2001) dimana serangan thrips tinggi
1996). karena produksi bunga anggrek, meningkat
Serangga D. simithi di temukan pada pada musim kemarau. Serangan thrips dapat
bagian bunga. Taksonomi dari D. Simithi mengakibatkan penurunan produksi bunga.
ialah: Filum Arthropoda, Subfilum Atelo- Kutu F. virgata menyerang tanaman dengan
cerata, Kelas Insekta, Ordo Thysanoptera, cara menusukkan stilet pada jaringan
Subordo Terebrantia, Famili Thripidae tanaman dan menghisap cairan. William dan
(Borror et al 1996, Kalshoven 1981). Watson (1988) menyatakan bahwa kutu F.
F. virgata merupakan anggota: Filum virgata menusuk jaringan tanaman, sehingga
Arthropoda, Subfilum Atelocerata, Kelas menyebabkan klorosis dan gugur daun. Jika
Insecta, Ordo Homoptera, Sobordo Ste- seluruh cairan tanaman dihisap, maka dapat
norrhyncha, Superfamili Coccoidae, Famili menyebabkan kerusakan yang berat pada
Pseudococcidae (Borror et al 1996, tanaman.
Williams & Watson 1988). Siput P. pupillaris dan keong L. gracilis
Siput P. Pupillaris adalah anggota: banyak ditemukan pada berbagai usia
Filum Mollusca, Kelas Gastropoda, Ordo pertumbuhan anggrek, namun keong P.
Stylommathophora, Famili Ariophantidae, pupillaris lebih banyak ditemukan pada
(Dharma 1988). Keong L. gracilis di anggrek dewasa. Ini sesuai dengan pendapat
temuakan pada bagian daun dan akar Apriyanto (2003) yang menyatakan P.
7

pupillaris cendrung lebih banyak ditemukan State. J Florida Entomol 88(4): 408-
pada tanaman tua dibandingkan pada 414.
tanaman muda. Populasi P. pupillaris Dharma B. 1988. Siput dan Kerang
meningkat mengikuti umur tanaman. Indonesia (Indonesian Shell). Jakarta:
` PT Sarana Graha.
Gutierrez J, Schicha E. 1982. Two New
SIMPULAN DAN SARAN Species of Tenuipalpus Donnadieu from
New South Wales (Acari:
Simpulan Tenuipalpidae). J. Aust. Ent. Soc 21:
Hama yang ditemukan pada lokasi 137-141.
pengamatan ialah T. orchidarum (Acari: Helle W, Sabelis MW. 1985. Spider Mites
Tetranychidae), D. vandergooti (Acari: Te- their Biologi Natural Enemis &
tranychidae), O. aterrimus (Coleoptera: Cur- Control. Amsterdam: Elsevier.
culionidae), D. simithi (Thysanoptera: Thri- Hollingsworth RG, Hara AH, Sewake KT.
pidae), F. virgata (Homoptera: Pseudococ- 2001. Scouting for Thrips in Orchids
cidae), P. pupillaris (Stylommathophora: Flowers. J Insect Pest 8:1-4
Ariophantidae), L. gracilis (Mesurethra: Jhonson PJ. 2006. Mites on Cultivated
Subulidae). Intensitas serangan hama Orchids. Insect Research Collection,
tertinggi ialah T. orchidarum. Serangan South Dakota State University,
terendah ialah D. simithi. Serangan T. Brookings, SD 57007
orchidarum, D. vandergooti dan D. simithi Kalshoven LGE. 1981. Pest of Crop in
meningkat pada musim kemarau, sedangkan Indonesia. Laan PA van der,
pada musim hujan tanaman anggrek banyak penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baru- Van
diserang oleh F. virgata, P. pupillaris, L. Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van
gracilis, dan O. aterrimus. Perbedaan de Cultuurgewassen ini Indonesie.
musim pada pola serangan hama disebabkan Kondo H, Maeda T, Tamada T. 2003.
karena perbedaan siklus hidup dan Orchid Fleck Virus: Brevipalpus
kebutuhan makan pada setiap jenis hama. californicus Mite Transmisson, Biologi
Properties and Genome Structure. Exp.
Saran Appl. Acarol 30: 215-223.
Penelitian lebih lanjut diperlukan Krantz GW. 1978. A Manual of Acarology.
adanya informasi mengenai macam-macam Second Edition. Corvallis: Oregon Univ
pestisida, agar diketahui efektivitasnya Book Store.
dalam pengendalian hama. Selain itu [Litbang Deptan] Penelitian dan Pengem-
diperlukan juga pengetahuan mengenai bangan Departemen Pertanian. 2006.
siklus hidup hama untuk mengetahui pola Prospek dan Arah Pengembangan
serangannya. Agribisnis Anggrek. 0104.
Nurhayati A. 1990. Pengamatan Hama-hama
Tanaman Anggrek di Desa Bojongsari
DAFTAR PUSTAKA Baru, Kecamatan Sawangan, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor:
[Anonim]. 2001. Orchid Weevil Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Orchidophilus aterrimus Outbreak Bogor.
Reported. Plant Protection Service Pracaya. 1992. Hama dan Penyakit
Secretariat of the Pacific Community 20 Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Apriyanto D. 2003. Koisidensi Dua Spesies Tarr SAJ. 1972. The Principles of Plant
Respo di Sentra Produksi Sayur Rejang Pathology. The Macmillan Press.
Lebong, Bengkulu. Ilmu-ilmu Pertanian London Bastoke, New York. 632p
Indonesia 5: 7-11. Tjoa Tjien Mo. 1964. Memberantas Hama-
Borror DJ, Triplehorn CA, Jhonson NF. hama dan Penjakit-penjakit Anggerik.
1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Jakarta: PT Kinta.
Ed. Ke-6. Yogyakarta: Gadjah Mada Untherstenhofer G. 1963. The Basic
Univ Pr. Terjemahan dari: An Principles of Crops Protection Field
Introduction to the Study of Insects. Trials. Bayer Pflanzenschutz- Le-
Childers CC, Rodrigues JCV. 2005. Verkusen. 83 p.
Potential Pest Mite Species Collected Williams DJ, Watson GW. 1988. The Scale
on Ornamental Plants From Central Insects of the Tropical South Pacific
America at Port of Entry to the United Region. Part 2. The Mealybugs
8

(Pseudococcidae). CAB International


Institut of Entomology.
9

LAMPIRAN
10

Lampiran 1 Peta Taman Anggrek Indonesia Permai.


11

Lampiran 2 Gambar O. aterrimus (a) kerusakan pada pseudobulb , (b) larva, (c) kumbang muda,
(d) kumbang dewasa.

(a) (b)

(c) (d)

Anda mungkin juga menyukai